Anda di halaman 1dari 7

BAB II

METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan


Metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifannya. Menurut Borg and Gall, yang dimaksud dengan model penelitian
dan pengembangan adalah “a process used develop and validate educational
product”. 2 Bahwa penelitian pengembangan sebagai u saha untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Asim bahwa
penelitian pengembangan dalam pembelajaran adalah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
proses pembelajaran. 3 Suhadi Ibnu memberikan pengertian tentang penelitian
pengembangan sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan suatu
produk hardware atau software melalui prosedur yang khas yang biasanya diawali
dengan need assessment, atau analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan proses
pengembangan dan diakhiri dengan evaluasi. 4 Dari berbagai pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan di bidang pendidikan
merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan menghasilkan produk-produk
untuk pembelajaran yang diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan
produk, evaluasi produk, revisi, dan penyebaran produk (disseminasi).
3.2 Prosedur Pengembangan
Model pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian yaitu Model
pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Mulyatiningsih (2016). Model
Penelitian Pengmbangan ADDIE sesuai namanya merupakan model yang
melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan lima langkah/fase
pengembangan
meliputi: Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Delivery dan Evaluations).  Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry
pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran (Mulyanitiningsih, 2016). 
Dalam langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian pengembangan
ADDIE dinilai lebih rasional dan lebih lengkap.  Mulyatiningsih (2016)
mengemukakan Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk
pengembangan produk dalam kegiatan pembelajaran seperti model, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE
1. Analysis
Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama adalah
menganalisis perlunya pengembangan produk (model, metode, media, bahan ajar)
baru dan menganalisis kelayakan serta syarat-syarat pengembangan produk.
Pengembangan suatu produk dapat diawali oleh adanya masalah dalam produk
yang sudah ada/diterapkan. Masalah dapa muncul dan terjadi karena produk yang
ada sekarang atau tersedia sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran,
lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan sebagainya. 
Selesai menganalisis masalah perlunya pengembangan produk baru, kita juga
perlu menganalisis kelayakan dan syarat pengembangan produk. Proses analisis
dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya: (1) apakah
produk baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi?, (2) apakah
produk baru mendapat dukungan fasilitas untuk diterapkan?, (3) apakah dosen
atau guru mampu menerapkan produk baru tersebut. Analisis produk baru perlu
dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila produk tersebut diterapkan.
2. Design
Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE merupakan
proses sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan konten di dalam
produk tersebut. Rancangan ditulis untuk masing-masing konten produk. Petunjuk
penerapan desain atau pembuatan produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci.
Pada tahap ini rancangan produk masih bersifat konseptual dan akan mendasari
proses pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development
Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi kegiatan
realisasi rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat. Pada tahap sebelumnya,
telah disusun kerangka konseptual penerapan produk baru. Kerangka yang masih
konseptual tersebut selanjutnya direalisasikan menjadi produk  yang siap untuk
diterapkan.  Pada tahap ini juga perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja
produk.
4. Implementation
Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE dimaksudkan
untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang dibuat/dikembangkan.
Umpan balik awal (awal evaluasi) dapat diperoleh dengan menanyakan hal-hal
yang berkaitan dengan tujuan pengembangan produk. Penerapan dilakukan
mengacu kepada rancangan produk yang telah dibuat.
5. Evaluation
Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE dilakukan untuk
memberi umpan balik kepada pengguna produk, sehingga revisi dibuat sesuai
dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk
tersebut. Tujuan akhir evaluasi yakni mengukur ketercapaian tujuan
pengembangan.
Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen
Pendapat lain mengenai tahap model penelitian pengembangan ADDIE oleh Lee
& Owen (2004). Mereka  memaparkan tahap pengembangan model ADDIE
sebagai berikut.
1. Assesment/ Analysis
“In part one we follow Dick and carrey’s model (1990) of separating analysis
phase of instructional desain into two parts: needs assesment and front-end
analysis. Needs assesment focuses on determining the current state and the
desired state and the type of business issue the need arises from. Front-end
analysis then determines how to close that gap with a result-driven solution”.
Artinya, pada bagian pertama kita mengikuti model Dick dan Carrey (1990) untuk
memisahkan tahap analisis desain instruksional menjadi dua bagian: penentuan
kebutuhan dan analisis front-end. Penentuan kebutuhan berfokus pada penentuan
keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan dan jenis masalah bisnis yang
timbul dari kebutuhan. Analisis front-end kemudian menentukan bagaimana
menyeslesaikan masalah dengan solusi berbasis hasil (Lee & Owen,
2004:XXViii).
2. Design
“When you have documented all of the information from assesmen and analysis
and made the required decisions, you are ready to enter the design phase. The
design phase is the planning phase of your multimedia project. Planning is
probably the most important factor in the success of your project”.  Artinya, bila
Anda telah mengumpulkan semua informasi dari penilaian, analisa dan membuat
keputusan yang dibutuhkan, Anda siap memasuki tahap perancangan. Tahap
desain adalah tahap perencanaan proyek multimedia Anda. Perencanaan
merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan proyek Anda (Lee & Owen,
2004:93).
3. Development & Implementation
“Within the multimedia development process, during production there are
components common to computer-based, web-based, performance support, and
interactive distance broadcast solutions. Lesson outlines and concept maps
become programmed lessons in development phase. This is an easy concept to
express, but it’s complexs in execution”. Artinya, Dalam proses pengembangan
multimedia, ada komponen yang umum digunakan selama produksi diantaranya
komponen berbasis komputer, berbasis web, dukungan kinerja, dan solusi siaran
jarak jauh yang interaktif. Garis besar pelajaran dan peta konsep menjadi
pelajaran terprogram dalam fase pengembangan. Hal ini adalah konsep yang
mudah untuk dijelaskan, tapi rumit dalam pelaksanaan (Lee & Owen, 2004:171).
4. Evaluation
“Each project needs an evaluation plan that outlines eaxctly how and to what
level the project will be evaluated. An evaluation plan should be developed at the
end of the analysis phase or at the beginning of the design phase so that all
project team members can build the evaluation into each component of the
project as it progresses”. Artinya, Setiap proyek membutuhkan rencana evaluasi
yang tepat dalam menguraikan  bagaimana dan sampai tingkat apa proyek akan
dievaluasi. Rencana evaluasi harus dikembangkan pada akhir tahap analisis atau
pada awal tahap perancangan sehingga semua anggota tim proyek dapat membuat
evaluasi ke dalam setiap bagian proyek yang sedang berlangsung (Lee & Owen,
2004:235).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan model penelitian
pengembangan ADDIE ( adalah untuk menghasilkan atau mengembangkan
sebuah produk yang teruji secara empiris. Untuk menghasilkan produk yang baru
dan teruji tersebut, maka perlu ada tahapan kegiatan yang terdokumentasi dan
terukur pada semua tahap pengembangan/pembuatan.
3.3 Uji Coba Produk
Uji coba yang diambil peneliti adalah pengembangan produk yang akan
dikembangkan saat proses pembelajaran. Yang bertujuan untuk melihat sejauh
mana produk yang dikembangkan dapat bermanfaat dalam pembelajaran. Ada
beberapa tahapan untuk uji coba produk yaitu :
3.3.1 Desain Uji Coba Produk
Langkah yang dilakukan peneliti untuk menguji produk yang telah dihasilkan
meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Uji Validasi Produk yang dilakukan oleh ahli dalam mengukur seberapa valid
dan layak produk tersebut di aplikasikan dalam pembelajaran.
b. Revisi produk awal yang dilakukan untuk memperbaiki produk sesuai dari
penilaian dan saran dari ahli media.
c. Uji kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui keefektifan produk yang
dikambangkan peneliti dengan melibatkan guru matematika dan 2-4 siswa
kelas 5 MI KH. Mohammad Said.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek pelaku adalah peneliti yang mengembangkan media pembelajaran.
Subjek uji Validasi produk produk yang terdiri dari ahli materi, ahlii media, dan
ahli bahasa dari Dosen Pendidikan Matematika Universitas Wisnuwardhana
malang. Subjek uji coba media pembelajaran ini adalah guru Mata pelajaran
Matematika dan Siswa Kelas 5 MI KH. Mohammad Said Wajak yang sedang
mengikuti pembelajaran matematika pada Materi Penumlahan Pecahan dengan
menggunakan Handphone Android. Pengambilan sampel uji coba
menggunakan ..............
3.3.3 Jenis Data
3.3.4 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti membutuhkan alat ukur
berupa instrumen. Peneliti menggunakan beberapa instrumen di bawah ini untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam pengembangan media pembelajran.
1. Instrumen Studi Lapangan
Pengembangan yang dilakukan peneliti di awal adalah pengumpulan informasi
mengenai keadaan pembelajaran di sekolah yang dilakukan melalui observasi
langsung dan wawancara.
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana pembelajara dan
medi yang digunakan guru di sekolah dalam menjelaskan pembelajaran pada
peserta didik. Wawancara kepada siswa dan guru juga dilakukan untuk
mengetahu kendala maupun masalah yang terjadi saat penyampaian
pembelajaran matematika pada materi Penjumlahan Pecahan kelas 5.
2. Instrumen Kevalidan Media
Berdasarkan media yang telah dikembangkan oleh peneliti perlu adanya
validasi dan masukkan dari beberapa ahli yaitu. Ahli Materi, Ahli Media dan
Ahli Bahsa sebagai bentuk perbaikan media yang telah dibuat.
a. Ahli Materi
Validasi yang dilakukan oleh Ahli Materi sebagai bentuk penilaian
kualitas isi materi pembeljaran yang sesuai dengan kaidah dan konsep
matematika dalam penjumlahan pecahan kelas 5. Yang mudah dipahami
dan dimengerti oleh siswa sehingga memudahkan siswa dalam
mempelajarai materi tersebut. serta memperbaiki soal evaluasi yang
terdapat dalam media.
b. Ahli Media
Validasi Media dilakukan untuk menilai kualitas media yang dihasilkan
peneliti apakah sudah sesuai antara tampilan aplikasi dengan ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran android, kemudahaan saat pengoprasian dan
kualitas media yang dihasilkan sudah baik.
c. Ahli Bahasa
Validasi dari ahli bahasa dilakukan untuk menguji apakah bahasa yang
digunakan dalam media tersebut sudah sesuai kaidah penulisan bahasa,
komunikatif, keefektifan penilisan kalimat, dan ketepatan struktur kalimat
yang digunakan, agar peserta didik mudah dalam mempelajari dan
memahami materi yang termuat dalam media pembelajaran tersebut.
3. Instrumen Kepraktisan Media
Instrumen kepraktisan media digunakan untuk mengukur seberapa praktis
media yang dikembangkan peneliti yang dilihat dari tampilan media,
gambar dan suara yang membantu siswa memhami materi, kemudahan
siswa dalam belajar dimapun mereka beradan dan tingkat kesenangan
siswa saat mempelajari materi Pecahan menggunakan media yang telah
dikembangkan peneliti dalam meningkatkan kemudaham pemaham
peserta didika dalam Meteri Penjumlahan Pecahan.
4. Instrumen Keefektifan Media
Intrumen keefektifan digunkan untuk mengukur da mengetahui tingkat
keberhasilan media saat diaplikasikan dalam pembelajaran dan tingkat
pemahaman siswa yang dihasilkan dari pembelajaran menggunakan media
yang dikembangkan peneliti.
3.3.5 Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Sigit. 2013. Metode Penelitian Pengembangan. Yogyakarta.
Hidayat, Candra. 2018. Model Penelitian Pengembangan ADDIE.
https://ranahresearch.com/model-penelitian-pengembangan-addie/ . diakses
tanggal 5 November 2021.
Mulyatiningsih, Endang. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-
model-pembelajaran.pdf . diakses tanggal 5 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai