Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.

M
KHUSUSNYA PADA Ny. M DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH

: FRISKA S

GANAY
NIM. P07120220190295

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWAN
TUAL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan berkat dan kemurahan-Nya kepada kita
semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Walaupun
hasilnya masih jauh, namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat dalam
mencari pengetahuan yang luas dilapangan, bukan sebuah kesalahan jika saya
mengucapkan kata syukur.

Terimakasih saya ucapkan kepada dosen Keperawatan Keluarga dan Komunitas yang telah
memberikan arahan terkait makalah ini. Kesalahan yang terdapat didalam jelas ada. Namun
bukanlah kesalahan yang tersengaja. Dari semua kelemahan yang ada kiranya dapat
dimaklumi.

Terimaksih pula saya ucapkan kepada rekan sejawat di Puskesmas yang telah memberikan
banyak saran dan pengetahuannya sehingga menambah hal baru bagi saya.. Demikian
harapan saya semoga hasil pengkajian ini dapat bermafaat bagi kita semua. Dan menambah
referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula.

Dobo, 02 September 2020

Penulis FRISKA S GANAY


NIM. P0712022019029
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN


KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
MANFAAT

BAB II TINJAUAN TEORI


KONSEP KELUARGA
KONSEP DASAR MEDIK HIPERTENSI

BAB III TINJAUAN KASUS


PENGKAJIAN
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN
PEMGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup
seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat ( public health problem) dan akan menjadi masalah
yang lebih besar jika tidak di tanggulangi sejak dini. Rata – rata prevelansi hipertensi di
indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi
yaitu sekitar 14,2 % dan 15% mayoritas hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di
ketahui penyebabnya ), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder (akibat suatu penyakit).
Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara farmakologis maupun
nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya penurunan secara
bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer ( pembunuh
diam –diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun –tahun
tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan
dapat membawa kematian . 70% penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa –apa
sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan
darahnya ke dokter.namun terjadi setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun (
dalimartha et al , 2008 ).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung
Sugihantono merujuk data World Health Organization (WHO) yang menyatakan terdapat 1
miliar kasus hipertensi di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia menurut catatan data
Kemenkes pada 2017, terdapat 63.309.620 kasus dan kematian sebanyak 427 ribu.
"Penyakit tidak menular seperti hipertensi ini merupakan investasi buruk yang dapat kita tuai
investasinya dalam tiga atau empat tahun ke depan,"
Disability Adjusted Life Years (DALY) yang dikeluarkan oleh WHO mengenai faktor risiko
yang yang dapat menyebabkan hipertensi. Pada laki-laki menurutnya, hal tersebut
disebabkan karena konsumsi rokok, peningkatan tekanan darah sistolik, dan
peningkatan kadar gula. Begitu juga dengan wanita faktor risiko salah satunya yakni
peningkatan tekanan darah.
"Hipertensi itu gerbang untuk penyakit lain masuk, seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke. Itu
menjadi salah satu faktor risikonya," Oleh sebab itu, setiap individu penting melakukan
kontrol pada dirinya sendiri. Mulai berhenti merokok, menjaga diet sehat, rajin bergerak, dan
pintar mengelola stres. Untuk menjaga tekanan darahnya agar tetap stabil, karena bisa saja
kita merasa tidak memiliki hipertensi tapi justru sebaliknya, pelu deteksi dini yang dilakukan
mandiri atau ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada


penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia
sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian.

Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa
sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak
minum obat serta 32,3% tidak rutin

Di Maluku, angka kejadian hipertensi tergolong hipertensi menempati urutan ke-9 di


Kota Ambon yaitu sebanyak 9.050 kasus, urutan ke-7 dengan jumlah kasus sebanyak
1.029 kasus (4,2%) di Kota Tual, urutan ke-4 dengan jumlah kasus sebanyak 669
kasus (6,8%) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), urutan ke-8 dengan jumlah
kasus sebanyak 99 kasus (2,3%) di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), urutan ke-8
dengan jumlah kasus sebanyak 1.816 kasus (4,7%) di Kabupaten Maluku Tengah,
hipertensi menempati urutan ke-9 dengan jumlah kasus sebanyak 1.182 kasus di
Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui
bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertens

C. MANFAAT
a. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan
tentang hipertensi di masyarakat.
b. Manfaat praktis.
i. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan,
khususnya mengenai pengetahuan tentang hipertensi
ii. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat tentang
hipertensi
iii. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang
kesehatan mengenai hipertensi dan bahayanya.
iv. Bagi institusi pendidikan Politekes Kemenkes Maluku
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran peng
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KONSEP KELUARGA


Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil
yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,1988).

B. STRUKTUR
a. Dominasi struktur keluarga
i. Dominasi jalur hubungan darah
1. Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah,suku-suku
di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
2. Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu.Suku-suku
padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
ii. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1. Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak suami.
2. Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak istri.
iii. Dominasi pengambilan keputusan
1. Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2. Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
b. Ciri – ciri struktur keluarga
i. Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
ii. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
iii. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
c. Elemen struktur keluarga ( Friedman )
i. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
ii. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.
iii. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua,orangtua
dan anak,diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
iv. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.
C. MACAM-MACAM STRUKTUR/TIPE/BENTUK KELUARGA
a. Tradisional
i. The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
ii. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
iii. Keluarga usila
Kelurga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
iv. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya,yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
v. The extended family ( keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-nenek),keponakan,dll.
vi. The single parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan anak.Hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian,kematian dan ditinggalkan ( menyalahi hukum
pernikahan.
vii. Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pecan ( weekend).
viii. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
ix. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.Misalnya: kamar
mandi,dapur,televise,telepon.
x. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya.
xi. The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal mati.
b. Non-tradisional
i. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa hubungan nikah.
ii. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua
tiri
iii. Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang
sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
iv. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
v. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami istri ( marital patners ).
vi. Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena beberapa alas an
tertentu.
vii. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,berbagi sesuatu,termasuk sexual
dan membesarkan anaknya.

viii. Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,pelayanan
dan bertanggungjawab membesarkan anaknya.
ix. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara dalam waktu
sementara,pada saar orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga aslinya.
x. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
xi. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,tetapi berkembang dalam kekerasan
dan criminal dalam kehidupannya.

D. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkingannya, disamping itu juga dapat berperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat perkembangannya,
baik fisik, mental, social dan spiritual.

E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis
i. Meneruskan keturunan
ii. Memelihara dan membesarkan anak
iii. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
b. Fungsi psikologis
i. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
ii. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
iii. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
c. Fungsi sosialisasi
i. Membina sosialisasi pada anak
ii. Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkrmbangan anak.
iii. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
i. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
ii. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
iii. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
e. Fungsi pendidikan
i. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
ii. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
iii. mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

F. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan ( psikologis )
keluarga masing-masing.
b. Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
c. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
d. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia
12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
e. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun
kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan keluarga
ini adalah melepas anak remaja dan memeberi tanggungjawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
f. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
g. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
h. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal
KONSEP DASAR MEDIK HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith
Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim
Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic
90 mmHg( Smeltzer,2001 ).

B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “
The Sixth Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and Treatment of
High Blood Pressure “( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :
No. Kategori Sistolik ( mmHg Diastolik ( mmHg
) )
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :


a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain ( Lany
Gunawan,2001 ).
B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi,antara lain :
a. Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1. konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2. kegemukan atau makan berlebihan
3. stress
4. merokok
5. minum alcohol
6. minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. glomerulonefritis
2. tumor
3. atherosclerosis
4. diabetes mellitus
5. stroke
6. kontrasepsi
7. kortikosteroid.
C. TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala lazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis ( Edward
K.Chung,1995 ).

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf
sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system syaraf
simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner & Suddarth,2002)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. pemeriksaan retina
3. pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5. urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6. foto dada & CT Scan.

E. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. latihan fisik
c. edukasi psikologis
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat.
3. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan.

F. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Pengumpulan data
a. struktur dan sifat anggota keluarga
b. faktor social budaya dan ekonomi
c. faktor lingkungan
d. riwayat kesehatan
e. cara pengumpulan data.
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga.Dalam menganalisa data dapat menggunakan typology masalah dalam
Family Health Care.
Permasalahan dapat dikatagorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan,atau
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang atau tidak sehat
Kegagalan dan memantapkan kesehatan.
c. Krisis
Saat-saat dimana keadaan menuntut terpantaunya banyak dari individu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

G. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan system
scoring berdasarkan typology dengan pedoman sebagai berikut :
No. Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
tidak atau kurang sehat 3
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : dengan mudah 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : tinggi 3
cukup 2

rendah 1
4. Menonjolkan masalah 1

Skala : masalah berat harus ditangani 2

ada masalah tapi tidak perlu 1

ditangani 0

masalah tidak dirasakan

H. DIAGNOSA DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN


1. Diagnose keperawatan keluarga
a. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
b. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
c. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti BPJS, dana sehat dan
tidak memahami manfaatnya
f. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
g. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
h. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam
2. Intervensi
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang telah diidentifikasikan ( Nasrul Effendi, 2008 : 54 )
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi
Kriteria hasil :
1) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet
bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi

Intervensi :

1) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bagaimana caranya menyediakan
makanan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
Tujuan :
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi
Kriteria hasil :
a) Keluarga mamapu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hipertensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi Intervensi :
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipetensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi
Kriteria hasil :
1) Klien dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi
2) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi
Intervensi :
1) Berikan pernjelasan pada klien dan keluarga cara pengolahan makana untuk
klien hipertensi
2) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang di
konsumsi oleh klien hipertensi
3) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk membuat makanan
dengan jumlah yang tepat
d. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
Tujuan :
Seluruh keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang
rendah garam.

Kriteria hasil :
1) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah
garam
2) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang dapat
mengandung garam
3) Klien dan keluarga mampu merubah kebiasaan dari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung
garam Intervensi
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garam
terhadap klien hipertensi
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang banyak
mengandung garam
3) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwa mereka mampu untuk
merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari pada niat dan
keinginan untuk merubah
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. DATA UMUM PASIEN

Nama : Ny M
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Suku : Maluku
Alamat : Jl Mutiara Kel Galay Dubui RT 01/RW 005
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Istri
Riwayat Pekerjan : Ibu Rumah Tangga

B. PENGKAJIAN
Pengkajian pada keluarga Ny. M dilakukan pada hari senin tanggal 4 Mei 2020 pukul
09.00 WIT, didapat data bahwa didalam keluarga Ny. M tidak terdapat anggota keluarganya
yang menderita penyakit hipertensi, tipe keluarga Ny. M merupakan tipe keluarga besar
dimana Ny. M mempunyai 5 anak, dimana 3 orang anak sekarang sudah memisahkan diri
karena sudah berkeluarga, 1 anak belum berkeluarga tetapi bekerja di Timika Papua,
sedangkan anak ke – 5 tinggal bersama Ny. M dan belum berkeluarga (siswa), Tidak
ada anggota keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi seperti yang dialami Ny. M,
Saat dilakukan pengkajian, Ny. M mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang
penyakitnya secara signifikan, baik penyebab, tanda dan gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan. Ny. M kadang mengeluh pusing dan lehernya terasa kaku.
Selama ini Ny. M hanya berobat ke mantri jika merasa pusing dan lehernya terasa kaku.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data: Ny. M dengan TD 160/100 mmHg, N
85x/menit, RR: 24x/menit S:36ºC.

C. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS : Ketidakmampuan Kurangnya
Ny. M mengatakan sudah menderita keluarga mengenal pengetahuan
hipertensi ± 10 tahun masalah kesehatan tentang hipertensi
Selama ini, Ny. M jarang anggota keluarga pada keluarga
memeriksakan diri ke petugas khususnya Ny. M
kesehatan.
Ny. M mengatakan tidak mengetahui
tentang pengertian
hipertensi,penyebab, tanda dan
gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
Ny. M mengeluh pusing dan kaku
pada leher saat tekanan darahnya
naik.
Ny. M biasanya hanya istirahat dan
kerikan apabila penyakitnya kambuh
dan dibawa ke petugas kesehatan
apabila penyakitnya sudah parah.
DO :
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 85x/menit
Respirasi 24x/menit
Suhu 360 C
Ny. M tampak bingung dan
menjawab sebisanya saat ditanya
tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.

2 DS : Resiko terjadinya Ketidakmampuan


Ny. M mengatakan sudah menderita komplikaasi akibat keluarga merawat
hipertensi ± 10 tahun hipertensi pada Ny. anggotanya
Ny. M mengatakan kadang pusing M yang
dan lehernya terasa kaku/cengeng sakit
Ny. M memeriksakan diri ke petugas
kesehatan apabila penyakitnya sudah
parah.
Ny. M mengatakan tidak tahu akibat
lanjut/komplikasi dari hipertensi jika
tekanan darahnya tidak bisa
dikontrol.
DO :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Respirasi 24x/menit
Suhu 360 C
Ny. M mengkonsumsi mentimun
setiap seminggu sekali.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Menentukan prioritas masalah( skoring )
No Kriteria Perhitu- Bo-bot Pembenaran Pering
Dx ngan kat
1 Sifat masalah tidak 3/3 x 1 = 1 1 Ny. M kurang mengetahui 1
/ kurang sehat tentang penyakitnya secara
Skala : actual significant

Kemungkinan 1/2x2 = 1 2
masalah yang dapat
diubah
Skala : sebagian

Potensial masalah 2/3x1 = 1 Kemungkinan masalah


untuk di cegah 2/3 dapat diubah Ny. M karena
Skala : rendah sudah ada upaya untuk
pengobatan namun belum
Menonjol-nya optimal.
masalah
Skala : masalah
berat, harus segera
2/2x1 = 1 1
ditangani
Masalah penyakit hipertensi
sudah terjadi 10 tahun.
Ny. M mengatakan suka
mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi
garam.
Keluarga Ny. M sangat
merasakan masalah
penyakit hipertensi pada Ny.
M dan harus segera
ditangani
Total 3 2/3 Aktual
2 Sifat masalah 2/3x1 = 2/3 1 Kesehatan pada Ny. M 2
ancaman kesehatan karena penyakit hipertensi
yang kronis dapat
Kemungkinan menimbulkan komplikasi
masalahdapatdiuba yang akan mengancam
h: sebagian 1/2x2 = 1 2 kesehatan
Masalah dapat diubah
sebagian karena fasilitas
kesehatan terjangkau,
perawat mempunyai
pengetahuan tentang
Potensial masalah penyakit, waktu yang cukup
untuk dicegah : untuk memberikan
cukup penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi. Ny. M
2/3x1 = 1 mau dibimbing untuk
Menonjol-nya 2/3 mengatasi masalah
masalah,
kesehatannya
masalah Ny. M kooperatif untuk
tidak direncanakan
sama – sama melakukan
pencegahan sebelum
menjadi semakin parah

2/2 x 1 = 1 1

Keluarga mengatakan selalu


mengingatkan Ny. M untuk
selalu control ke pelayanan
kesehatan.

Jumlah 2 1/3 Resiko

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi pada Ny. M

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari rabu, 6 Mei 2020 pukul 09.00 WIT
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M khususnya
Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan
diharapkan pemeliharaan kesehatan efekif
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan keluarga
mampu :
a. Mengenal masalah hipertensi :
1) Menjelaskan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan penyebab
3) Menyebutkan tanda dan gejala
b. Merawat keluarga dengan hipertensi
1) Menjelaskan cara perawatan dengan obat tradisional (menggunakan bawang
putih dicampur madu dan daun salam)
2) Mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi
c. Memodifikasi lingkungan dalam perawatan hipertensi
Intervensi:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian hipertensi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi
c. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi
d. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
e. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.

b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko


terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan
diharapkan resiko komplikasi tidak terjadi
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan keluarga
mampu :
a. Menyebutkan makanan yang boleh dikonsmsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
b. Menyebutkan dan mendemonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan
darah tinggi
c. Menyebutkan pencegahan kekambuhan dari
hipertensi Intervensi :
a. Diskusikan tentang makanan yang boleh dikonsmsi oleh penderita hipertensi
b. Diskusikan tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi
c. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita
hipertensi
d. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
e. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi.
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kunjungan pertama : hari senin 6 Mei 2020 pukul 09.00 WIT
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M
khususnya Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
Implementasi yang dilakukan :
a. Melakukan BHSP dengan keluarga Ny. M.
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
c. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny. M.
d. Melakukan penkes dengan Tn. M tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala hipertensi.
Adapun respon yang didapat : keluarga Ny. M sangat senang dengan kehadiran
perawat, keluarga Ny. M juga sangat antusias dan kooperatif, keluarga Ny. M
memahami tentang penkes yang diberikan oleh perawat
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Ny. M
Implementasi yang dilakukan :
a. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi
oleh penderita hipertensi
b. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi.
c. Memberikan reinforcement positif serta menjelaskan tentang kunjungan
berikutnya.
Adapun respon yang didapat : keluarga Ny. M sudah paham tentang makanan
yang boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
setelah diberi tahu oleh perawat.

Kunjungan kedua, hari senin 19 agustus 2019 pukul 13.00 WIB


1. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M
khususnya Ny. M. N b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga.
Implementasi yang dilakukan :
a. Mengkaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi hipertensi
b. Mendiskusikan dengan keluarga dalam mengatasi hipertensi yang diderita oleh
Ny. M
c. Memotivasi keluarga dalam mengurangi kadar garam dan kolesterol dalam
makanan
Adapun respon keluarga : Ny. M hanya istirahat cukup untuk mengatasi
hipertensinya bila kambuh, keluarga Ny. M akan mencoba mengurangi kadar garam
dalam makanan dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol
2. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M.

Implementasi yang dilakukan :


a. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengobatan tradisional bagi penderita
hipertensi
b. Menjelaskan tanaman obat unuk penderita hipertensi
Adapun respon yang didapat : selama ini Ny. M belum pernah mencoba
mengkonsumsi obat herbal/tanaman herbal yang dapat menurunkan tekanan darah
tinggi karena Ny. M tidak paham tentang khasiat dari obat tradisional. Ny. M hanya
mengkonsumsi mentimun setiap seminggu sekali. Setelah diberi penjelasan oleh
perawat keluarga Ny. M paham jenis tanaman obat tradisional untuk menurunkan
hipertensi.

Kunjungan ketiga : hari kamis 14 Mei 2020 pukul 17.00 WIT


1. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Implementasi yang dilakukan :
a. Menjelaskan tanaman obat yang ada dilingkungan sekitar untuk penderita
hipertensi
b. Mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional menggunakan daun salam serta
bawang putih dicampur madu
c. Memotivasi keluarga untuk mengulangi demonstrasi.
d. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang pencegahan
kekambuhan.
e. Mendiskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan.
f. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari
pelayanan kesehatan
Adapun respon yang didapat : anggota keluarga Ny. M dapat mendemonstrasikan
kembali cara meracik obat tradisional bawang putih dicampur dengan madu. Anggota
keluarga mengatakan akan membawa Ny. M ke petugas kesehatan apabila
penyakitnya kambuh, dan tidak menunggu hingga penyakitnya parah.
G. EVALUASI
Kunjungan pertama : hari rabu tanggal 6 Mei 2020 pukul 09.00 WIT
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M khususnya
Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
S : Ny. M mengatakan sudah menderita hipertensi ± 10 tahun
Ny. M mengetakan pendidikan terakhirnya adalah SD
Ny. M mengatakan dulu suka mengkonsumsi Ikan asin dan daging
Ny. M mengatakan telah diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
Ny. M mengatakan belum tahu mengenai pola makan yang baik bagi penderita hipertensi
O : TD : 160/100 mmHg Nadi : 85x/menit
Suhu 360 C Respirasi : 24x/menit
Keluarga Ny. M memperhatikan saat diberi pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan
keluarga dapat menjelaskan serta menyebutkan kembali
A : masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
b. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
S : Ny. M dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
Ny. M dan keluarga mengatakan belum paham tentang pengobatan tradisional dan
cara pembuatannya bagi penderita hipertensi
O : keluarga Ny. M dapat menyebutkan kembali makanan yang boleh dikonsumsi dan
makanan pantangan bagi penderita hipertensi
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita
hipertensi
b. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
c. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan kedua, hari senin tanggal 11 Mei 2020 pukul 09.00 WIT
1. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M khususnya
Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
S : Ny. M mengatakan saat tekanan darahnya naik, Ny. M segera minum obat dan
istirahat serta harus menjaga pola makannya
O : Ny. M dapat menyebutkan maanfaat dari mengurangi konsumsi garam dan makanan
yang banyak mengandung kolesterol
A : masalah kurang pengetahuan teratasi
P : hentikan intervensi
2. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
S : Ny. M mengatakan belum pernah mengkonsumsi obat tradisional untuk mengatasi
hipertensinya, selalu menggunakan obat medis
Ny. M mengaakan tidak terlalu paham cara penggunaan obat tradisional
O : Ny. M dan keluarga tampak paham setelah dijelaskan maam- macam tanaman obat
tradisional
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
a. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
b. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan ketiga : hari kamis 14 Mei 2020 pukul 09 00 WIT


1. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
S : Ny. M mengatakan sudah paham tentang cara pengobatan tradisional bagi penderia
hipertensi dan akan mencoba menggunakan obat tradisional
O : Ny. M dapat mendemonstrasikan kembali yang telah diajarkan
A : masalah resiko komplikasi teratasi
P : hentikan intervensi

1. Diet nutrisi pada pasien hipertensi


Tujuan diet, Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi.
Syarat diet

 Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

 Bentuk makanan sesuai keadaan penyakit.


 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/ atau
hipertensi.
Macam diet rendah garam

 Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)

 Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

 Diet Rendah Garam III ( 1000-1200 mg


Na) Makanan yang dianjurkan

 Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe, makanan yang diolah
dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni, mie,
bihun, roti.

 Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari.

 Semua kacang - kacangan dan hasil olahnya yang dimasak tanpa garam dapur.

 Semua sayuran dan buah segar, yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.

 Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.

 Teh dan kopi.

 Bumbu kering yang tidak mengandung


garam. Makanan yang tidak dianjurkan

 Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau
baking powder dan soda.

 Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang diawet dengan garam dapur, seperti dendeng,
abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, dan lain - lain.

 Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan
natrium lainnya.

 Sayuran dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya,
seperti asinan, acar, sawi asin, sayuran/buah kaleng.

 Margarin dan mentega biasa.

 Minuman ringan.

 Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat
ketchup, petis, dan tauco
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan tinjauan
kasus terhadap Ny. M dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” secara
umum tidak menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat kooperatif keluarga . Namun
penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan pada Ny.
M Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat
keberhasilan dan kesenjangan

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data mengkoordinasikan data
yang didapatkan dari berbagai sumber. Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan
pada keluarga Ny. M sama dengan data yang ada pada teoritis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada pasien
dengan hipertensi. Sedangkan pada Ny. M dari data pendukung objektif dan subjektif
ditemukan 2 diagnosa yaitu:
Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan
yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat
kesarana kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat melihat
keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha
pencegahan penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya
fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet
yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam
jumlah yang benar
8. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

Diagnosa yang tercantum pada teoritis dan ditemukan pada kasus,yaitu:


1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M khususnya Ny. M b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Ny. M mengatakan sudah
menderita hipertensi ± 10 tahun. Ny. M tidak mengetahui secara significant tentang
penyakitnya. Selama ini Ny. M rutin memeriksakan kesehatannya ke mantri dan diberi
saran untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang mengandung kolesterol.
Diagnosa yang tidak tercantum pada teoritis tapi ditemukan pada kasus,yaitu:
1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Ny. M mengatakan
sampai saat ini hanya mengkonsumsi obat medis belum pernah mencoba
tanaman/obat tradisiional yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ny. M
mengatakan kadang pusing dan lehernya terasa kaku, jika aktivitasnya terlalu
berlebihan atau terlalu capek nafasnya akan terasa sesak dan nyeri pada dada, Ny.
M tidak tahu akibat lanjut/komplikasi dari hipertensi jika tekanan darahnya tidak bisa
dikontrol

Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tepati tidak ditemukan
pada kasus, antara lain:
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan
tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
4. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan
tidak memahami manfaatnya
5. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
6. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
7. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari
yang mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

C. INTERVENSI
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan
yang berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan mengacu
pada teoritis dan prioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada
pada teoritis namun dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan
keadaan keluarga Ny. M

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan
diharapkan dalam tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut,
sedangkan semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga didukung dengan
sikap Keluarga Ny. M yang kooperatif.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny. M dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” pada Ny. M di Kelurahan Galay dubui RT 02/RW 005
maka dapat diambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat
dikumpulkan diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama antara keluarga Ny. M
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan
dengan menetukan rasional dari tindakan tersebut
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama yang baik antara,
keluarga, tim kesehatan yang lain guna mendapatkan tindakan keperawatan yang
berkesinambungan.

B. SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan
Institusi pendidikan
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah tercapai dengan
baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami terutama
dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.Untuk mahasiswa-
mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu dan wawasan kata
tentang Asuhan keperawatan Keluarga, serta lebih giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Atika Dhiah Anggraeni,2013.Diktat Perkuliahan Keperawatan Keluarga,Maos.


Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar.Keperawatan Medikal Bedah Volume 2.Jakarta,EGC,Buku
Kedokteran
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit

Kanisius, 2001
Kodim Nasrin.2003.Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,

Anda mungkin juga menyukai