Disusun Oleh:
NPM : A1D021044
Laporan Ke : 4 (Empat)
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
I. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita biasanya menemui berbagai jenis makhluk
hidup. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga
terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman
hayati atau biodiversitas. Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai
keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi
berbagai variasi bentuk, warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Dalam
spesies yang sama terdapat keseragaman ciri makhluk hidup, sedangkan antar
spesies yang berbeda terdapat keanekaragaman. Keanekaragaman makhluk hidup
sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok
makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang
tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah,
terdapat keanekaragaman yang rendah dan terancam punah. Dalam klasifikasi
(bagian dari taksonomi, yaitu ilmu yang mempelajari identifikasi, klasifikasi, dan
tata nama makhluk hidup) dikenal dengan urutan takson (golongan), yang dimulai
dari takson yang terbesar ke yang terkecil, dan masing-masing diberi batasan,
kedudukan, dan tingkat tertentu yaitu kingdom (kerajaan), phylum atau devisio
(divisi), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), spesies (jenis).
Makhluk hidup dapat dikelompokkan atas Protista, tumbuhan, dan hewan.
Keanekaragaman dapat terjadi akibat di pengaruhi oleh faktor genetik dan
faktorlingkungan. Faktor genetik atau faktor ketununan adalah sifat dari makhluk
hidup itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen
atau pembawa sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang
meliputi lingkungan físik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan
biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia
misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik
misalnya mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Manfaat mempelajari dan mengetahui tentang keanekaragaman makhluk
hidup ini sangat penting bagi kehidupan kita. Dengan mempelajari keanekaragaman
makhluk hidup kita jadi mengetahui apa saja keanekaragaman hayati yang sangat
indah mulai dari tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lain nya. Tujuan dilakukan
praktikum kali ini yaitu untuk mengenal beraneka ragam protista, mengenal
beraneka ragam tumbuhan, dan mengenal beraneka ragam hewan.
II. Tujuan
1. Mengenal beraneka ragam Protista
2. Mengenal beraneka ragam tumbuhan
3. Mengenal beraneka ragam hewan
Menurut Tim MGMP Kabupaten Trenggalek (2010: 23) daun adalah organ
yang paling efektif untuk menyelenggarakan proses fotosintesis dan penguapan
(transpirasi). Bentuk daun biasanyatipis melebar dan kaya akan zat hijau daun atau
klorofil. Selain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan transpirasi, daun
juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pernapasan (respirasi).bentuk-
bentuk tulang daun monokotil dan dikotil. Jika dilihat dengan irisan melintang,
urutan penyusun daun dari atas ke bawah secara umum terdiri atas epidermis daun,
mesofil, berkas pengangkut, dan jaringan tambahan. Selanjutnya di jelaskan pula
tentang bagian-bagian bunga lengkap terdiri dari: tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak bunga, mahkhota bunga, benang sari, putik. Sedangkan bunga sempurna
yaitu dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari sebagai alat perkembang
biakan. Tidak semua tumbuhan mempunyai bunga dan tidak selalu ditemukan putik
dan benang sari berada dalam satu bunga.(Tim MGMP Kabupaten Trenggalek,
2010:24)
b. Bahan
1. Alga (Sargassum sp.)
2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
3. Lumut (Marchantia polymorpha)
4. Jagung (Zea mays)
5. Suplir (Adiantum sp)
6. Melinjo (Gnetum gnemon L.)
7. Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
8. Spesimen cacing tanah (Lumbricus terretris)
9. Cangkang siput (Achantina fullicia)
10. Spesimen udang (Panaeus merguiensis)
11. Spesimen ikan: ikan mas (Cyprinus sp.)
12. Spesimen amphibia: Katak (Rana sp.)
13. Spesimen reptilia: Cecak (Cosymbotus plathyurus)
14. Spesimen burung: Merpati (Columba sp.)
15. Spesimen mamalia: Kucing (Felis catus)
16. Jamur tempe (Rhizopus oryzae)
17. Protista (Euglena viridis)
V. Langkah Kerja
a. Keanekaragaman protista
1. Diambil setetes air kolam yang sudah lama tidak diganti
2. Diletakkan di atas gelas benda dan tutup dengan gelas penutup
3. Dimati di bawah mikroskop
4. Diperhatikan bentuk sel, nukleus, kloroplas, bintik pigmen, dan flagella
5. Digambar dan di beri keterangan bagian-bagiannya
6. Ditulis klasifikasi
b. Keanekaragaman Tumbuhan
➢ Pengamatan Alga (Sargassum sp.)
1. Diperhatikan morfologi talusnya (warna, bentuk aksis dan gelembung udara
“Holdfast” tempat melekat pada habitatnya)
2. Digambar dan di beri keterangan bagian-bagiannya
3. Ditulis klasifikasinya
• Prostomim : semacam belalai yang dapat dijulurkan dan pada bagian ini
terdapat mulut
• Peristomium : Segmen pertama tubuh dan terletak setelah prostomium
• Setae : Semacam duri yang terdapat pada setiap segmen tubuh kecuali
pada segmen pertama dan terakhir (gunakan mikroskop stereo untuk
melihat bagian ini)
• Klitelium : Bagian yang menebal dari segmen tubuh dan berbentuk seperti
cincin dan berfungsi untuk memproduksi kokon
• Anus : terletak dibagian ujung posterior.
VI. Hasil
Spesies: Sargassum
sp
(Pakidi, 2017)
Alga
Coklat(Sargassum
Alga
sp.)
Coklat(Sargassum sp.)
2. 1. Pileus Divisi :
(tudung) Basidiomycota
2. Rongga hifa
Classis :
3. Annulus
Basidiomycetes
(cincin)
Jamur Tiram 4. Sterm (batang) Ordo :
5. akar Agaricales
(Pleurotus
ostreatus) Familia :
Tricholomataceae
Jamur Tiram
Genus : Pleurotus
(Pleurotus ostreatus)
Spesies : Pleurotus
ostreatus
(Moore, 1996)
3. Kingdom: Plantae
1. Sporangium
Divisi:
2. Seta
Marchantiaphyta
3. Stolon
Kelas:
4. Rizoid Marchantiopsida
Ordo: Marchantiales
Lumut (Marchantia
polymorpha) Famili:
Marchantiaccae
Genus: Marchantia
Lumut (Marchantia
Spesies: Marchantia
polymorpha)
polymorpha
(Gembong, 1989)
Genus: Zea
Sub Kelas:
Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Suplir (Adiantum
Suplir (Adiantum sp) Famili: Pteridaceae
sp)
Genus: Adiantum
Spesies: Adiantum
sp
(Large, 1993)
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum
gnemon
Melinjo (Gnetum
gnemon L)
Melinjo (Gnetum
gnemon L)
5. Mahkota Magnoliophyta
bawah Kelas:
6. Batang Magnoliopdida
7. Daun
Ordo: Fabales
Kembang merak Famili:
(Caesalpinia Kembang merak
Caesalpiniaceae
pulcherrima) (Caesalpinia
pulcherrima) Genus: Caesalpinia
Spesies: Caesalpinia
pulcherrima
(Wahdina, 2017)
8. 1. Sporangium Kingdom: Fungi
2. Apophysis
Divisi: Zygomycota
3. Sporangiofor
Jamur tempe 4. Rizoid Kelas: Zygomycetes
(Rhizopus sp.)
Ordo: Mucorales
Famili: Mucoraceae
Sub kelas:
Oligochaeta
Ordo: Haplotaxida
Family: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
pertumbuhan Ordo:
Sytromatophora
Family:Achatinidae
Genus: Achatina
Spesies: Penaeus
merguiensis
Udang (Panaeus
(Putri, 2019)
merguiensis)
Udang (Panaeus
merguiensis)
Spesies: Cyprinus sp
(Sumanta dinata,1983)
Kelas: Amphibia
Family: Ranidae
Genus: Rana
Katak (Rana sp.)
Spesies: Rana sp
(Arie, 1999)
Katak (Rana sp.)
Genus: Cosymbotus
Spesies: Cosymbotus
Cicak (Cosymbotus platyurus
plathyurus) (Schneider, 1972)
Family: Columbidae
Genus: Columba
Merpati (Columba
Spesies: Columba sp
sp.)
(Jasin, 1989)
(Linnaeus, 1758)
17. 1. Vakuola
Kontraktil
2. Sillia
3. Vakuola
Protista (Evglena
viridis)
VII. Pembahasan
1. Keanekaragaman Protista
Pada percobaan pertama kali ini, kami mengamati objek air kolom yang
didalamnya terdapat protista yaitu Euglena viridis. Setelah melakukan
pengamatan tersebut didapati bagian bagian yang terdapat pada Euglena yaitu
Flagela, bintik hitam, kloroplas, nukleus, dan vakuola kontraktil. Dimana
setiap bagian ini memilki fungsi tersediri bagi Euglena viridis, Seperti flagela
yang mana flagela ini berfungsi sebagai alat gerakan, senasi, dan transduksi.
Sedangkan bintik mata pada Euglena viridis berfungsi sebagai pengatur
gerakan cahaya, Kloroplas berfungsi sebagai fotosintesis sehingga Euglena
viridis mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan kloroplas.
Vakuola kontraktil pada euglena berfungsi untuk mengumpulkan
air(ekspansi) dan mengeluarkan air(kontraksi) sedangkan nukleus sendiri
berfungsi sebagai pengatur aktivitas sel pada Euglena viridis dan pembawa
materi genetik. Peranan pada Euglena viridis yaitu disistem perairan sebagai
fitoplankton yang berfungsi sebagai produsen.
Menurut (Firmasnyah, 2016: 6) ia menyatakan bahwa Euglenophyta
umumnya hidup di air tawar, seperti kolam atau danau dan memiliki flagela
yang berfungsi sebagai alat gerak diair.
Menurut Rohmimotarto (2007) yang menyatakan bahwa morfologi dari
Euglena yaitu memiliki tubuh yang menyerupai gelondongan dan diselimuti
oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuh Euglena sekitar 35-60 mikron
dimana ujung tubunya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini
memiliki stigma(bintik mata berwarna merah ) yang digunakan untuk
membedakan gelap dan terang.
2. Keanekaragaman Tumbuhan
a. Alga Coklat (Sargassum sp.)
Pada percobaan kali ini melakukan pengamatan alga coklat
(Sargassum Sp.) terdapat bagian-bagian yaitu, konseptakel, filoid,
cauloid, talus, dan rizoid. Alga termasuk organisme berklorofil,
tubuhnya merupakan talus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi
pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat
reproduksinya tersusun dari banyak sel.
Menurut (Lutfiawan dkk, 2015: 136) yang menyatakan bahwa
Sargassum sp. adalah rumput laut yang tergolong divisi Phaeophyta
(ganggang coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai panjang 12 meter.
Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan. Sargassum sp. memiliki
bentuk thalus gepeng, banyak percabangan yang menyerupai
pepohonan di darat, bangun daun melebar, lonjong seperti pedang.
Menurut (Pakidi, 2017) Sargassum sp. telah banyak dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam bidang industri makanan, farmasi,
kosmetika, pakan, pupuk, tekstil, kertas, dan lain sebagainya. Hasil
ekstraksi Sargassum sp. berupa alginat banyak digunakan industri
makanan untuk memperkuat tekstur atau stabilitas dari produk olahan,
seperti es krim, sari buah, pastel isi, dan kue.
b. Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Pada pengamatan menggunakan Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus) dapat dilihat bahwa Jamur Tiram memiliki tubuh buah yang
mekar membentuk corong dangkal seperti cangkang Tiram, tubuh
jamur juga cenderung berwarna putih pucat. Sedangkan tangkai jamar
bisa tumbuh panjang atau pendek tergantung kondisi lingkunganya dan
Tangkai nya tidak tepat berada dibawah tudung. Jamur tiram termasuk
jamur pangan yang memiliki manfaat beragam dalam kehidupan sehari-
hari antara lain sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan
pembuatan obat yang dapat mengobati berbagai macam penyakit
kronis.
Menurut Pasaribu et al (2002) yang menyatakan fisik jamur tiram
adalah tudung nya agak membulat lonjong melengkung seperti
cangkang tiram. Tangkai nya tidak tepat berada dibawah tudung,
tangkai jamur tiram dapat pendek atau panjang sesuai dengan
lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhan. Jamur tiram
memiliki manfaat, yaitu dalam hal pengobatan. Dalam hal pengobatan,
Jamur Tiram berguna sebagai pencegah hipertensi, mencegah kanker
dan mengandung lovastatin (penurun kolesterol).
3. Keanekaragaman Hewan
a. Spesimen cacing tanah (Lumbricus terretris)
Pada pengamatanan cacing tanah (Lumbricus terretris) terdapat
bagian-bagian tubuhnya yaitu prostamin, peristomium, satae, klitelium
dan anus. Cacing tanah memiliki struktur tubuh lunak. Cacing tanah
(Lumbricus rubellus) salah satu hewan yang masuk dalam golongan
filum Annelida karena tubuhnya tersusun atas segmen-segmen
berbentuk cincin, serta setiap bagian segmen memiliki rambut pendek
yang disebut setae. Cacing tanah ini memiliki ukuran tubuh yang kecil
dan gerakannya relatif lambat. Bagian punggung memiliki warna
cokelat cerah hingga ungu kemerahan, perut berwarna krem, dan ekor
berwarna kekuningan. Peranan cacing antara lain Sebagai dekomposer
sampah organic. Memperbaiki aerasi tanah. Dan dapat dimanfaatkan
sebagai obat diare, tipes, peradangan, dan konstipasi
Menurut (Palungkun, 1990: 5) yang menyatakan bahwa acing
tanah tergolong ke dalam hewan avertebrata (tidak bertulang belakang)
sehingga sering disebut binatang lunak.
b. Cangkang Siput (Achantina fullicia)
Pada pengamatan cangkat siput terdapat bagian-bagian yaitu
ujung Puncak, mata, cangkang, tangkai mata, lingkaran cangkang,
mulut, alat peraba tentakel, kaki dan anus. Bagian tubuhnya yang lunak
terlindung oleh cangkang dan pada waktu tertentu dapat bersembunyi
di dalamnya.
c. Udang (Panaeus merguiensis)
Pada pengamatan udang terlihat bagian-bagian yaitu
antenula,carapace (tempurung), mata, abdomen,antena, kaki renang,
kaki jalan, telson dan uropod. Secara morfologi, udang terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax)
dan bagian badan (abdomen) yang terdapat ekor di belakangnya .Udang
memiliki tubuh yang beruas-ruas dan seluruh bagian tubuhnya tertutup
kulit kitin yang tebal dan keras. Semua bagian badan beserta anggota-
anggotanya terdiri atas ruas-ruas (segmen).
Menurut Bachtiar (2017) ciri khusus udang putih ialah tubuhnya
mambungkuk, bersegmen, mempunyai lima pasang kaki renang,
warnanya putih bening. 4 pasang kaki disamping kanan dan kiri tubuh.
d. Ikan mas (Cyprinus sp.)
Pada pengamatan Ikan mas (Cyprinus sp.) terdapat bagian-bagian
yaitu celah mulut, mulut, lubang hidung, mata, tutup insang, sirip dada,
Sisi, sirip perut, sirip dorsal, anus, sirip belakang, dan ekor. Ikan mas
merupakan jenis ikan air tawar, badan berbentuk memanjang dan
sedikit pipih ke samping (compresed). Mulutnya terletak di ujung
tengah (terminal). Di bagian mulut terdapat dua pasang sungut, selain
itu di dalam mulut terdapat tiga baris gigi berbentuk geraham. Warna
tubuhnya bermacam- macamada yang merah, hijau, biru keperakan,
hitam, kuning muda, coklatkeemasan, dan berbelang-belang campuran
dari beberapa warna.
Menurut Susanto, 2000 Ikan mas ( Cyprinus sp) merupakan jenis
ikan air tawar, badan berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke
samping (compresed). Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal). di
bagian mulut terdapat dua pasang sungut, selain itu di dalam mulut
terdapat tiga baris gigi berbentuk geraham. Sirip punggung berbentuk
memanjang yang letak bagian permukaannya berseberangan dengan
permukaan sirip perut.
e. Katak (Rana sp.)
Pada pengamatan Katak (Rana sp.) terlihat terdiri dari kepala,
mulut, mata, lubang hidung, pendengaran( timpani), punggung
(punggung perut), kaki( depan dan belakang), jari, dan selaput.
Menurut Rohmimotarto (2007) yaitu Struktur tubuh katak terdiri
dari kepala (mata, hidung, telinga) bagian tubuh (punggung dan perut)
dan kaki ( jari dan selaput). Mata katak terdiri dari satu pasang dengan
bentuk menonjol keluar, berada tepat di dekat postero norsal dari nares
atau hidung. Bagian mata tersebut dilindungi oleh palebra inferior yaitu
sebuah kulit yang tidak dapat digerak-gerakan pada bagian kelopak
mata. Mulut katak memiliki fungsi sebagai alat pengambilan makanan
serta alat pernapasan. Mulut katak terletak pada bagian anterior pada
caput.
f. Cicak (Cosymbotus plathyurus)
Pada pengamatan cicak terlihat kepala, mata, telinga, mulut, kaki
depan, jari, punggung, badan, perut, kaki belakang, dan ekor. Pada
bagian kepala dengan moncong lebih panjang dari jarak mata ke lubang
telinga. Tubuhnya pipih dorsoventral dengan sisik kecil pada bagian
dorsal dan melebar di bagian kepala. Cicak memiliki pelebaran kulit
dari aksila hingga pangkal tungkai belakang. Warna tubuh pada
umumnya coklat abu-abu dengan corak marmer yang bervariasi dari
terang hingga gelap dibagian dorsal.
Menurut (Becker,2006) cicak merupakan termasuk jenis reptil,
memiliki ciri 5 jari pada masing-masing tungkai depan dan belakang.
Berukuran hampir sama besar, jatijari memipih tegak,terdapat sisik
dibawah jari dengan pelat-pelat sisik yang disebut lamella. Spesies
cicak umumnya pemakan serangga (insektivora) dan beberapa spesies
atropoda yang cukup kecil untuk dimangsa.
g. Merpati (Columba sp.)
Pada pengamatan merpati terlihat bagian-bagiannya yaitu sayap,
mata, telinga, rostrum, cervix, ekor dan kaki. Bulunya yang khas
berwarna abu-abu, cokelat atau merah muda, dengan bercakbercak
kontras berwarna lebih cerah. Kepala burung merpati memiliki batok
kepala yang relatif kecil dengan paruh berada di bagian depan, memiliki
mata berwarna kemerahan dan di kepalanya dilapisi oleh lapisan kulit,
bermata bulat, berparuh keras dan berwarna kecoklatan maupun
kehitaman tergantung jenisnya. Burung merpati termasuk ke dalam
kelas aves.
Menurut (Mukayat, 1990: 4) yang menyatakan bahwa kelas aves
adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki
bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota
gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger.
Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa,
jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi
karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
h. Kucing (Felis catus)
Pada pengamatan menggunakan objek kucing terlihat bagian
bagian tubuhnya yaitu kepala, ekor, mata, hidung, anus, kaki belakang
dan kaki depan. Kucing memiliki bentuk yang sangat beragam. Kumis
pada kucing sangat sedikit dan terdapat di bagian bawah hidung. Kaki
kucing memiliki 2 pasang, q pasang bagian depan dan 1 pasang bagian
belakang. Ekor kucing berbentuk bulat memanjang. Kucing termasuk
ke dalam kelas mamalia.
Menurut Radiopoetro (1996) yaitu adapun ciri-ciri khusus dari
kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya di liputi bulu atau rambut yang
lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar, ekornya
biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki 4 anggota kaki
(kecuali anjing laut dan singa laut) masing-masing kaki memiliki
kurang lebih lima jari yang bermacam-macam yang di sesuaikan
dengan keperluan berejalan
VIII. Penutup
a. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian dapat disimpulkan bahwasanya
➢ Protista adalah kelompok organisme yang memiliki struktur sel
eukariotik, uniseluler maupun multiseluler, tidak memiliki jaringan yang
sebenarnya dan tidak termasuk hewan, tumbuhan, dan fungi. Tetapi
anggota Protista ada yang menyerupai sifat-sifat jamur, hewan, dan
tumbuhan.
➢ Tumbuhan dibagi menjadi 3 ragam yaitu
• Pteridophyta atau tumbuhan paku telah mempunyai jaringan
pengangkut (kormus) dan organ sejati.
• Bryophyta tidak mempunyai organ sejati seperti batang, akar, atau
daun, serta tidak mempunyai pembuluh angkut xilem dan floem.
Bryophyta mempunyai suatu rhizoid kecil yang membuatnya
dapat menempel di tanah.
• Spermatophyt berasal dari bahasa Yunani yaitu “sperma” yang
berarti biji dan “phyton” yang berarti tumbuhan. \ Spermatophyta
dibagi menjadi dua subdivisi yaitu angiospermae (berbiji tertutup)
dan gymnospermae (berbiji terbuka).
➢ Hewan dibedakan menjadi dua yaitu invetebrata(yang tidak memiliki tulang
belakang) dan aveterbrata (memiliki tulang belakang). Pada invertebrata ada
beberapa jenis. Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca. Pada hewan vertebrata dibagi menjadi lima kelas, yakni.
Pisces, amfibi, mamalia, reptilia ,Aves,
b. Saran
Saran pada pengamatan kali ini semoga dapat melakukan secara langsung
pengamatannya agar dapat lebih mudah serta semoga kedepannya jurnal yang
dicari lebih mudah ditemukan agar tidak tersendat dipencarian jurnal saja,
DAFTAR PUSTAKA
Winchester M. 1958. Genetics A Survey of the Principles of Heredity Second Edition. Amerika
Serikat: The Riberside Press
Darwis, W., Mantovani, A.R., & Supriati, R. (2011). Determinasi Jamur Lycoperdales yang
Terdapat Di Desa Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Seluma
Bengkulu. Jurnal Konservasi Hayati, 07(01), 1-8.
Stern, K. R. (1991). Introduction Plant Biology Fifth Edition. America: Wm. C. Brown.
Devi Hariyani, Adeng Slamet, dan Didi Jaya Santri, Novermber 2017, Jenis-Jenis Protista di
Danau Teluk Gelam Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan, JURNAL
PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 5, NOMOR 2,
Tim MGMP Kabupaten Trenggalek, 2010. Buku Pendamping IPA. . agung Grafika Press.
Tulung Agung