BRONKOPNEUMONIA
Ruang anak
OLEH :
( ) ( )
(Ngastiyah, 2014).
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada
B. Etiologi Bronkopneumonia
terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
lain :
e) Terjadi karena kongesti paru yang lama (Nurarif dan Kusuma, 2015).
C. Klasifikasi Bronkopneumonia
berdasarkan:
a) Bronkopneumonia sangat berat: bila terjadi sianosis sentral dan
tanda seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi
antibiotik.
serius.
E. WOC Bronkopneumonia
Kuman berlebih di Bronkus Kuman Terbawa ke Saluran Cerna Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
Anoreksia Fatigue
Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Gangguan pertukaran gas
Intake Aktivitas
menurun
Defisit Nutrisi
G. Penatalaksanaan
1. Asuhan keperawatan
g) Kolaborasi pemberian O2
2. Medis
a) Farmakologi
Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin,
H. Komplikasi
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
b) Jenis kelamin.
Anak yang menderita infeksi saluran nafas paling banyak
c) Keluhan Utama
(Riyadi, 2009)
2009)
f) Riwayat Imunisasi
2009)
i) Pola eliminasi
(Riyadi, 2009)
j) Pola tidur-istirahat
2009)
k) Pola aktivitas-latihan
l) Pola kognitif-persepsi
(Riyadi, 2009)
n) Pola peran-hubungan
2009)
o) Pola seksualitas-reproduktif
2009)
q) Pola nilai-keyakinan
r) Pemeriksaan fisik:
penyebaran penyakit.
3) Tanda-tanda vital:
hipertensi
hipotalamus.
Berat badan dan tinggi badan: Kecenderungan
4) Integrumen Kulit
5) Kepala
terkena.
Perkusi: Pekak terjadi bila terisi cairan pada
resonansi.
s) Pemeriksaan penunjang
stafilokok
(Riyadi, 2009).
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
7. Implementasi keperawatan
8. Evaluasi keperawatan
Damayanti, I., & Nurhayati, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Bronkopneumonia. 161–181.