Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

“Strategi Proses”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SUKMAWATI

NIM 19012014021

KELAS : AGRIBISNIS A2.1

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM

MAKASSAR 2021
STRATEGI PROSES

Strategi proses merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam
mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa (Heizer, Render, dan Munson, 2014).
Keputusan strategis yang akan diambil oleh manajer operasional memiliki tujuan untuk
membentuk suatu proses yang dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen, menggunakan sumber daya yang tersedia atau dikelola oleh perusahaan.
Pengambilan keputusan strategi proses memiliki manfaat dalam jangka panjang, yaitu terkait
dengan efisiensi dan fleksibilitas proses produksi, hingga konistensi kualitas dan biaya produksi
dari produk yang dihasilkan.
Strategi proses didalam manajemen operasional disebut juga sebagai stategi transformasi
input faktor menjadi outputs. Strategi yaitu untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang sesui
dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah, dilakukan dengan sistem tranformasi
yang efektif dan efisien. Didalam sistem operasiaonal dikenal ada 4 stategi proses yaitu:
1. Proses Produksi Terputus-putus
Menurut Ahmad dalam buku Manajemen Mutu Terpadu (2020), proses produksi
terputus-putus (intermitten processes) adalah proses produksi yang mana pola atau urutan
pelaksanaan produksinya dilakukan sejak bahan baku sampai hingga jadi produk akhir.
Artinya proses produksi hanya dilakukan ketika perusahaan mempunyai bahan baku saja.
Sehingga proses produksinya tidak selalu terjadi atau hanya dilakukan di jangka waktu
tertentu saja.
Mengutip dari buku Studi Kelayakan Bisnis (Pedoman Memulai Bisnis Era Revolusi
Industri 4.0) (2020) karya Nasir Asman, jenis proses produksi ini dikatakan terputus-putus
karena ada perubahan proses produksi ketika jenis komoditasnya juga berubah. Dalam buku
Manajemen Perikanan (2017) karya Mochammad Fattah dan Pudji Purwanti, disebutkan
delapan sifat proses produksi terputus-putus, yaitu:
 Peralatannya disusun dengan kesamaan fungsi dan diletakkan di tempat yang sama
 Karyawan mempunyai keahlian khusus
 Penggunaan mesinnya bersifat umum serta dapat digunakan untuk mengolah berbagai
produk
 Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil atau bergantung pesanan
 Kerusakan mesin tidak berpengaruh pada proses produksi
 Butuh persediaan bahan dalam jumlah banyak
 Biasanya membutuhkan ruang penyimpanan serta pergerakan yang leluasa atau luas
 Variasi pekerjaan dapat menyulitkan pengawasan
 Kelemahan dan Kelebihan
a. Kelemahan
Kelemahan Proses produksi terputus-putus (intermittent processes) mempunyai
sejumlah kelemahan atau kerugian yang ditimbulkannya. Berikut penjelasannya yang
dikutip dari buku Pengantar Sistem Manufaktur (2017) karya Rusdi Nur dan
Muhammad Arsyad Suyuti:
 Penjadwalan atau scheduling untuk produksi komoditas sulit dilakukan. Karena
kombinasi urutan produksi yang banyak sekali untuk menghasilkan suatu
komoditas.
 Pengawasan produksi sukar dilakukan, karena sistem scheduling tidak mudah
diterapkan.
 Butuh investasi atau modal yang cukup besar dalam hal persediaan bahan mentah.
Karena prosesnya bersifat terputus-putus dan produksi komoditasnya bergantung
pada pesanan.
 Butuh biaya besar untuk tenaga kerja serta pemindahan bahan, karena dibutuhkan
tenaga ahli untuk melakukannya.
b. Kelebihan
Walau memiliki kelemahan, proses produksi terputus-putus (intermittent
processes) juga mempunyai sisi positif atau kelebihannya, yaitu:
 Punya fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi
yang cukup besar.
 Penghematan uang untuk pembelian mesin atau peralatan, karena mesin yang
digunakan sifatnya umum atau dapat digunakan untuk produksi komoditas lainnya.
 Proses produksi tidak mudah terhenti apabila terjadi kerusakan atau kemacetan
prosesnya.

2. Proses Produksi Continue/Terus-menerus


Produksi kontinu adalah suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung
secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi kontinu adalah kebalikan dari proses
produksi partaian. Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala
produksi besar. Contoh industri yang melakukan produksi secara kontinu adalah industri
gelas. Gelas dipanaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak
untuk dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara terus menerus tanpa
terhenti. Proses produksi pada umumnya dihentikan berdasarkan keperluan perawatan dan
perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses
produksi dihentikan dan dilakukan perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul)
terhadap alat-alat proses.
Produksi terus-menerus adalah salah satu jenis produksi yang banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Dalam produksi terus-menerus, perusahaan akan
memproduksi barang tanpa terikat periode atau musim. Lawan dari produksi terus-menerus
adalah produksi terputus-putus, yakni proses produksi yang dilakukan pada periode tertentu.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut merupakan pembahasan lengkap mengenai produksi
terus-menerus.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh produksi terus-menerus adalah:
 Produk yang dihasilkan umumnya berjumlah besar tetapi variasi produk tersebut
tergolong sangat kecil dan sudah distandarisasi.
 Sistem atau cara penyusunan peralatan yang digunakan dalam menghasilkan produk
didasarkan pada urutan pengerjaan.
 Mesin yang digunakan dalam proses produksi merupakan mesin yang memiliki
kekhususan tersendiri sesuai dengan produk yang dihasilkan (special purpose
machines).
 Operator yang berperan dalam pengoperasian mesin-mesin produksi tidak perlu
memiliki keahlian khusus yang cukup tinggi karena mesin-mesin khusus yang dimiliki
pabrik sudah sangat canggih dan biasanya bersifat otomatis.
 Proses produksi dapat terhenti secara total jika terdapat mesin-mesin yang mengalami
kerusakan dalam jumlah besar.
 Karena mesin yang digunakan sifatnya otomatis dan bisa bekerja menghasilkan produk
yang sudah dirancang, maka tak heran jika karyawan atau tenaga kerja di pabrik sangat
sedikit.
 Dibandingkan dengan intermitten process, persediaan bahan baku pada continuous
process lebih sedikit.
 Dibutuhkan spesialis yang dapat menangani mesin dengan baik karena tingginya
pengetahuan dan pengalamannya.
 Penggunaan konveyor atau ban berjalan untuk memindahkan bahan-bahan sangat
menonjol.
 Kelemahan dan Kelebihan
a. Kelebihan
Penggunaan sistem produksi secara terus-menerus atau berkelanjutan, tentu
dilatarbelakangi oleh adanya kelebihan dari sistem tersebut, di antaranya:
 Jika produk dan volume yang dihasilkan cukup besar serta telah distandarisasi maka
tingkat biaya produksi per unit dapat rendah.
 Penggunaan sistem pemindahan bahan menggunakan mesin canggih memungkinkan
dapat dikuranginya pemborosan penggunaan tenaga kerja manusia.
 Jumlah tenaga kerja yang sedikit serta tenaga kerja berkemampuan tinggi yang tidak
terlalu dibutuhkan dalam pengoperasian mesin menyebabkan biaya tenaga kerja yang
harus dibayarkan menjadi rendah atau sedikit.
 Pemindahan bahan dalam pabrik tidak membutuhkan biaya yang besar akibat dari
penggunaan tenaga mesin untuk pemindahan bahan yang berjarak pendek.
 Dapat menghindari kesalahan produksi karena kecerobohan tangan manusia ketika
produksi berlanjut.
 Sifatnya lebih efisien karena menghemat waktu dan tenaga.
b. Kelemahan
Ternyata selain memiliki kelebihan, produksi secara terus-menerus juga
memiliki kelemahan di antaranya:
 Jika permintaan produk yang dilakukan oleh konsumen atau pelanggan mengalami
perubahan produk, maka akan sangat sukar melakukan pergantian mesin. Hal ini
dikarenakan continuous process telah dirancang untuk menghasilkan produk yang
sama dan kira-kira permintaannya cukup stabil dengan gaya produk yang tidak
terlalu mengalami perubahan besar.
 Penggunaan sistem urutan dalam pengerjaan produk menyebabkan apabila salah satu
tahap mengalami kemacetan maka tahap yang lainnya juga akan terhenti, baik di
awal, akhir, maupun di tengah-tengah.
 Sifatnya sangat kaku karena tingkat produksi telah ditentukan sebelumnya, sehingga
akan mengalami kesulitan jika terjadi perubahan terhadap tingkat permintaan
pelanggan.
 Biasanya produksi dilakukan secara besar-besaran, sehingga sangat sulit diterapkan
untuk industri kecil.

3. Proses Produksi Berulang


Proses produksi berulang-ulang (repetitive process) yaitu proses produksi yang
merupakan penggabungan intermitten process dan continue process. Repetitive process adalah
industri dimana proses produksinya yang berlangsung secara berulang kembali. Dalam
repetitive process, produk yang dihasilkan dalam jumlah banyak dan proses biasanya
berlangsung dengan langkah pengerjaan yang berulang-ulang dan serupa.
 Kelebihan dan Kelemahan
a. Kebihan
 Produk yang dihasilkan memiliki varietas yang tinggi.
 Produk yang dihasilkan memiliki standarisasi atau kualitas yang bermacam-macam.
 Pengerjaannya dilakukan oleh mesin dan dikaitkan dengan tangan manusia
b. Kelemahan
 Proses ini hanya dilakukan dengan jumlah produk yang dihasilkan terbatas.
 Proses ini masih menggunakan system pengerjaan yang dilakukan oleh perorangan.

4. Proses Produksi Massa


Sebuah kegiatan yang dilakukan secara berulang dalam membuat suatu produk dalam
jumlah yang banyak merupakan produksi secara massal. Produsen akan melakukan kegiatan
produksi ini secara terus menerus guna menjalankan sistem produksi dan memenuhi
kebutuhan pasar. Dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan suatu barang atau produk.
Fokus dari produksi dalam jumlah banyak ini sebagai suatu cara untuk meningkatkan efisiensi
produsen dalam melakukan kegiatan produksi yang disesuaikan dengan standar serta
prosedur. Dan hal tersebut dilakukan guna menciptakan suatu barang secara banyak dalam
satu waktu.
Dalam menjalankan proses produksi, sebuah perusahaan akan melakukannya terus
menerus dengan jumlah yang banyak. Dalam pengadaan barang atau produk selain memakai
jasa pekerja juga memakai kecanggihan teknologi. Misalnya sebuah perusahaan yang
menghasilkan produk permen, maka dibutuhkan bantuan mesin untuk memperbanyak produk.
Dalam kegiatan produksinya terukur dan terarah, yaitu dalam satu hari menghasilkan jumlah
yang sama dengan sistem dan standar yang sudah ditentukan. Seperti memproduksi boneka,
maka dalam satu hari bisa menghasilkan boneka dengan sebelumnya dilakukan uji keamanan
dan kelayakan untuk anak-anak. Banyak aturan yang dilakukan dalam menghasilkan produksi
dalam jumlah banyak ini, karena perusahaan tentu mengutamakan mutu dan kualitas suatu
produk yang akan dihasilkan. Dengan memahami pengertian tersebut maka selanjutnya perlu
memahami tahapan apa saja yang dilakukan dalam proses produksi massal.
Proses produksi massal merupakan cara perusahaan untuk melakukan kegiatan
produksi, sesuai dengan standar operasional prosedur dalam menciptakan dan membuat
produk. Proses produksi biasanya dilakukan secara terus-menerus dengan hasil produksi yang
berskala besar dan menggunakan bantuan dari teknologi.
Berikut ini kelima tahapan dari produksi massa yaitu:
 Dokumentasi Persyaratan Produk
Manajer Produk bertanggung jawab untuk memimpin dan membuat dokumen ini,
tetapi mereka harus meminta masukan dan persetujuan akhir dari semua pemimpin tim
lainnya: Teknik, Penjualan, QA, Eksekutif, dan Pemasaran. Setelah revisi dokumentasi
persyaratan produk disetujui oleh semua pimpinan tim ini, hal itu menjadi landasan dan
semua keputusan produk selanjutnya harus sesuai dengan yang tertulis di dokumentasi
ini.
 Validasi dan Pengujian Teknik
Dalam tahap ini, tim teknik menggunakan segala cara untuk
mengimplementasikan setiap fitur yang diuraikan dalam dokumentasi persyaratan
produk. Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuktikan bahwa adalah mungkin secara
manusiawi, tanpa menentang hukum fisika, untuk merancang dan membangun sebuah
instance dari produk yang memenuhi persyaratan fungsional dalam PRD. Tujuan utama
dari Validasi dan Pengujian Teknik adalah untuk mengidentifikasi setiap dan semua
risiko dari persyaratan yang diuraikan dalam PRD dan menemukan cara untuk
menghilangkan atau menguranginya secara signifikan.
 Validasi dan Pengujian Desain
Pada tahap validasi dan pengujian desain atau DVT (Design Validation and
Testing), tujuannya adalah untuk terus bekerja menuju tampilan dan nuansa akhir produk.
Dalam tahap ini kamu akan memilih bahan dan desain mekanis yang memenuhi
persyaratan bentuk akhir, kesesuaian, dan estetika yang diuraikan dalam PRD. Bahan dan
komponen yang dipilih merupakan bahan yang dipakai pada versi produksi akhir.
 Validasi dan Pengujian Produksi
Tahap selanjutnya merupakan tahap validasi dan pengujian produksi atau PVT
(Production Validation and Testing) atau pre-produksi di mana kamu memastikan bahwa
produk DVT milikmu sebenarnya dapat diproduksi dengan volume dan biaya target yang
tercantum dalam PRD. Dalam tahap ini, terdapat beberapa skenario kasus terburuk yakni
kamu harus melalui perbaikan besar-besaran atau perubahan desain agar produk kamu
siap untuk produksi massa.
 Proses Produksi
Tahap terakhir dalam produksi massal adalah proses produksi. Pada tahap ini,
sebagian besar tanggung jawab ada pada produsen untuk mendapatkan suku cadang,
merakit, dan mengujinya untuk memenuhi permintaan produksi. Namun, kamu tetap
memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas dan hasil produksi tetap tinggi
sementara biaya mulai menurun.
 Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan
Saat melihat produk di pasaran terlihat laris atau diminati banyak orang. Maka
akan berpengaruh pada peningkatan produksi untuk menghasilkan barang tersebut.
Maka dari itu, dilakukan produksi secara massal, inilah beberapa kelebihannya.
 Produktifitas Perusahaan Meningkat
Pada kenyataannya dengan adanya produksi secara massal yang dilakukan
maka meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Efeknya, perusahaan mampu
memberikan pelayanan produk yang banyak di pasar dan memenuhi permintaan
konsumen dalam jumlah besar.
 Biaya Produksi Menurun
Biaya produksi dipengaruhi oleh biaya variabel atau disebut juga variable
cost dan biaya Tetap atau disebut juga fix cost. Melihat pengaruh dari kedua hal
tersebut maka bisa dilakukan pengurangan dengan adanya produksi secara massal.
 Efisiensi Waktu
Dalam produksi secara massal tentu membutuhkan mesin produksi untuk
memperlancar produktivitas. Dengan penggunaan mesin, pada satu waktu bisa
menghasilkan produk puluhan ribu dalam waktu hanya beberapa jam saja. Tentunya
hal tersebut menjadi lebih efisien serta mampu meningkatkan daya persaingan antar
perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat lebih cepat.
b. Kelemahan
Selain adanya kelebihan, maka pada produksi secara massal ada kekurangan
yang didapatkan oleh perusahaan. Inilah beberapa kekurangan dari produksi secara
massal yang ada.
 Dibutuhkan Modal Yang Besar
Untuk melakukan produksi secara massal maka akan dibutuhkan mesin-mesin
yang memperlancar produksi. Dalam mewujudkan hal tersebut tentu dibutuhkan
modal yang besar untuk mesin produksi hingga perawatan yang dilakukan.
Dibutuhkan biaya yang banyak, sehingga proses produksi secara massal ini tentunya
dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai modal besar.
 Pekerja Mengalami Penurunan Motivasi
Dalam produksi secara massal tentu efeknya terjadi tingkat produktivitas
yang tinggi. Dan pekerja diharapkan untuk melakukan penyesuaian target
perusahaan. Kejadian tersebut tentu membuat pekerjaan menjadi sangat melelahkan
dalam proses produksi yang dilakukan pekerja. Jika terjadi terus menerus dalam
kurun waktu lama maka pekerja menjadi lelah dan tidak semangat. Penurunan
motivasi ini menjadi nilai negatif dari adanya produksi massal.
 Kurang Fleksibel
Pada proses yang dilakukan produksi secara massal ini tentu harus
disesuaikan prosedur dan urutan yang ada. Jika salah satu proses atau prosedur yang
dilakukan ini terlewati maka terjadi kesalahan produksi. Sehingga dilakukan
perombakan total dari urutan awal produksi, tentunya hal ini menjadi kurang
fleksibel. Dengan memahami kekurangan yang ada pada produksi secara massal,
tentu perusahaan jadi memahami seperti apa antisipasi yang harus dilakukan.
Sehingga proses produksi suatu produk harus berjalan sesuai sistem yang ada dan
menghasilkan produk yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai