Anda di halaman 1dari 11

KEGIATAN PERTEMUAN X-XI

Analisis Design & Produk Inovasi


A.
Pengantar
Pada bab analisis produk inovasi mahasiswa dituntun untuk mencermati aspek-aspek penilaian
ide-ide dan gagasan produk inovasi yang ditinjau dari sisi kepentingan calon pengguna, tinjauan dari sisi
produk inovasi, serta dari sisi manajemen operasinya. Selanjutnya mahasiswa dituntut untuk mampu
menganalisa ide-ide dan gagasan inovasi yang direncanakan sesuai dengan kriteria yang dapat
diberlakukan terhadap produk yang akan dihasilkan. Pada ujung akhir dari proses analisa produk inovasi
mahasiswa dapat mengambil kesimpulan dan memilih gagasan inovasi yang layak untuk diwujudkan
menjadi produk inovasi pilihan. Namun sebelumnya, untuk dapatnya menganalisis sebuah produk maka
inovator harus banyak membaca, mengamati dan atau memiliki pengalaman kerja. Dengan membaca
maka akan mendapatkan informasi tentang produk inovasi tersebut, sejauh mana perkembangan
terhadap bidang tersebut, teknologi apa yang sudah dikembangkan dan apakah masih ada peluang
untuk mengembangkannya dan apakah rancangan yang akan dibuat tersebut masih berpeluang
direalisasikan. Dengan kegiatan survey maka inovator akan mendapatkan banyak informasi terkait
dengan kekuatan, kelemahan dari jenis inovasi yang akan dikembangkan tersebut. Jangan lupa bahwa
pengalaman adalah guru terbaik, maka jika inovator sudah pernah mengalami sendiri secara langsung
berkegiatan di bidang tersebut, selanjutnya akan dapat merealisasikan dan mengurangi resiko ketidak
berhasilan dengan belajar dari pengalamannya tersebut.

B. Tujuan Pembelajaran
Kajian tentang analisis produk inovasi memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
yaitu meliputi:
1) Mendiskripskan kriteria kelayakan gagasan produk inovasi yang diinginkan.
2) Menganalisa kelayakan gagasan produk inovasi yang dimilikinya.
3) Memilih dan menetapkan gagasan produk inovasi yang layak untuk direalisasikan menjadi
produk purwarupa.

C. Lingkup Materi
Lingkup materi analisis produk inovasi ditinjau dari sisi:
1) Target sasaran inovasi/pengguna (end user). Sebelum rancangan atau produk inovasi
ditetapkan dan ditentukan faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah (Nasution Arman
Hakim dkk, 2007:244). Karena setiap target sasaran/segmen memiliki perilaku tertentu dengan
pendekatan dan stretegi tertentu untuk dapat menguasainya (Nasution Arman Hakim dkk,
2006:39). Target sasaran tidak dapat menjangkau semua lini, karena adanya perbedaan pada
keinginan, daya beli, lokasi, sikap, kebiasaan pembeli/pengguna (Philip Kotler ,1997:250).
Ditinjau dari aspek target sasaran, dapat diidentifikasi melalui: aspek kebutuhan, kemampuan,
ciri demografi, ciri kultural/budaya, psikografis, dan ciri geografi. Aspek kebutuhan yang
dimaksud adalah bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda satu lainnya,
ditinjau dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lainnya. Sedangkan dari aspek
kemampuan, pertimbangannya adalah kemampuan ekonomi/daya beli. Dari aspek demografi,
pertimbangan pengguna ditinjau dari pekerjaan, pendidikan,agama, status sosial. Tinjauan dari
sisi culture/budaya pengguna dapat diidentifikasi dari kebiasaan-kebiasaan, perilaku, adat
istiadat, tradisi, kepercayaan. Dari sisi psikografis, pengguna dapat diidentifikasi melalui gaya
hidup, kepribadian. Dari sisi geografis dapat diidentifikasi dari wilayah, daerah, negara dlsb.

1
2) Produk Inovasi yang terdiri dari aspek manfa’at, kinerja, harga (nilai ekonomi), bentuk
(estetika, dimensi, konstruksi ), dan legalitas. Kinerja produk dapat diukur dari tingkat
keberlangsungan produk inovasi, posisi tawar terkait harga (nilai ekonomi), dengan
mempertimbangkan aspek estetika, dimensi/ukuran dan tata bangun. Selain itu aspek legalitas
yang berkaitan dengan hukum yang berlaku juga layak untuk menjadi pertimbangan atas
kemanfaatan sebuah produk inovasi yang direncanakan/dibuat.
3) Manajemen Operasi/proses produksi produk inovasi yang meliputi aspek material, tenaga kerja,
alat produksi, sistem produksi, biaya produksi, dan tempat produksi. Berbagai aspek ini terkait
satu dan lainnya, ketidak tersediaan /terpenuhinya salah satu diantaranya akan mengganggu
proses produksi dari produk inovasi yang diharapkan.

D. Kegiatan Mahasiswa
Pada awal perkuliahan mahasiswa distimulasi untuk menjawab beberapa pertanyaan
yang terkait dengan:
1. Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan rancangan produk inovasi dengan
keharusan mengakomodir kepentingan pengguna inovasi ?
2. Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan rancangan produk inovasi dengan
keharusan mempertimbangkan aspek kualitas?
3. Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan manajemen operasional/proses produksi?

Selanjutnya kegiatan mahasiswa yang dilakukan adalah:


1) mempelajari teori analisa produk melalui media diskusi, membaca modul, membaca
artikel, penelusuran lewat jejaring.
2) menyusun kriteria aspek kelayakan gagasan produk inovasi yang dilakukan.
3) melakukan analisa kelayakan produk inovasi berdasarkan kriteria yang relevan sesuai
dengan jenis produk yang akan dihasilkan.
4) memilih ide-ide dan gagasan inovatif yang paling layak untuk dikembangkan menjadi
purwarupa.

E. Uraian Materi
1. Pendahuluan.
Keberhasilan dalam melakukan sebuah inovasi dapat diukur dari seberapa besar produk inovasi
tersebut dapat diterima oleh penggunanya. Inovasi yang berhasil selalu ditunjukan dengan adanya
kemenangan menguasai pasar melalui berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk inovasi
tersebut. Contoh produk inovasi yang memenangkan persaingan pasar , dan bahkan mampu
mematikan produk pendahulunya adalah pesawat tilpun nir-kabel (mobile phone), juga mesin
computer yang mampu menyingkirkan mesin ketik. Produk-produk peralatan rumah tangga untuk
keperluan memasak yang sederhana seperti periuk nasi (jawa:dandang) telah dikalahkan oleh rice
cooker.

Gambar 1. Dandang Tembaga Gambar 2. Rice Cooker

2
Persaingan produk inovasi tidak hanya terbatas pada produk peralatan berbasis teknologi yang
berupa peralatan, tetapi juga produk berbasis teknologi yang berupa sistem. Sistem transaksi
keuangan yang dahulunya mempergunakan pembayaran tunai, telah mulai digeser oleh sistem
transfer elektronik. Sistem pundi-pundi telah digeser oleh ATM, dan yang selanjutnya digeser oleh
OVO ataupun bitcoint. Pada sektor pendidikan Handbook mulai digeser oleh E-book. Mungkin
dimasa depan pembelajaran tatapmuka di sekolah akan ditutup dan digantikan dengan
pembelajaran daring (sinkron /asinkron) sepenuhnya.
Tidak semua produk inovasi dapat berhasil memasuki pasar sebagaimana yang
diharapkan. Banyak diantaranya yang gagal diterima pasar, walaupun purwarupa dari
produk inovasi dapat diselesaikan sesuai dengan kriteria kelayakan yang telah ditetapkan.
Pada tahun 80-an kita pernah mengenal floppy-disc 700 kb, kemudian muncul versi 1200
kb (1.2 mb), yang kemudian digantikan external hard-disc, yg selanjutnya juga digeser
oleh flash-disc yang lebih sederhana dan kecil. Pertanyaannya kemana gerangan larinya
floppy-disc 2.0 Mb?.

2. Aspek-aspek analisa kelayakan produk


Untuk bisa menghasilkan produk inovasi yang memiliki keunggulan dan mampu
menembus pasar yang diharapkan; yaitu diterimanya produk inovasi oleh pengguna serta
dapat mendominasi terhadap produk pesaingnya, maka gagasan inovasi produk perlu
dianalisa berdasarkan kriteria kelayakan yang diperlukan. Ada tiga komponen utama yang
perlu dianalisa terkait dengan gagasan inovasi produk, yaitu yang meliputi: komponen
sasaran pengguna, komponen produk, dan komponen operasi/produksi.
Dari masing-masing komponen perlu dikembangkan aspek kriteria kelayakan yang
perlu dianalisa kesesuaiannya dengan produk inovasi yang dimaksud. Berikut ini adalah
aspek-aspek yang perlu dianalisa dari setiap komponen.

Skema analisa gagasan inovasi

Gografi Kinerja

Demografi Psikografi Manfaat Harga

Kebutuhan PENGGUNA
Budaya PRODUK
Bentuk

Kemampuan Legalitas

GAGASAN
INOVASI

Bahan Sistem produksi


MANAJEMEN
OPERASI
Tenaga kerja Biaya produksi

Alat produksi Tempat produksi


3
4
UNSUR
DIMENSI

BENTUK
PRODUKSI

UNSUR UNSUR
KONSTRUKSI ESTETIKA

Analisa Aspek Bentuk Produksi


a. Analisa komponen sasaran pengguna.
1). Aspek demografi: pada aspek ini produk inovasi perlu dianalisis kelayakannya sesuai
dengan karakteristik sasaran pengguna berdasarkan: umur, jenis kelamin, etnis,
warna kulit, golongan darah, dll-nya. Contoh: produk susu bayi untuk umur dibawah
1-3 thn.
2). Aspek kultur/budaya: aspek kultur/budaya seringkali berpengaruh terhadap tingkat
penerimaan terhadap produk inovasi. Budaya penduduk yang tinggal daerah
perkotaan yang sangat maju akan berbeda dengan budaya penduduk yang tinggal
di daerah pedesaan. Budaya orang Eropa akan berbeda dengan budaya orang-orang
Asia. Budaya bisa terlihat dari cara hidup, cara berpakaian, bahkan cara makan dan
alat-alat yang dipergunakanpun juga berbeda. Contoh: Orang Eropa pada umumnya
mempergunakan peralatan makan yang terdiri dari sendok, garpu, dan pisau,
sedangkan orang Asia timur mempergunakan sumpit (jepang, korea dan cina),
sementara orang jawa mempergunakan “suru” dan tangan.

Peralatan makan Eropa Peralatan makan Asia timur

5
3). Aspek geografi: tempat tinggal sasaran pengguna merupakan salah satu
pertimbangan penting untuk menghasilkan sebuah produk inovasi. Perbedaan cuaca
suatu daerah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap budaya manusia. Suatu
tempat yang memiliki suhu udara yang selalu rendah mempengaruhi cara
berpakaian. Contoh: di daerah tropis seperti Indonesia pada umumnya tidak pernah
diperlukan pakaian musim dingin (jacket bulu yang tebal).

pakaian musim panas


pakaian musim dingin

4). Aspek kebutuhan: berdasarkan teori kebutuhan Davis (1967:21) ada 2 (dua)
kebutuhan dasar manusia, yaitu: kebutuhan primer/physiologycal (makan, minum,
bernafas, tidur, dll), dan kebutuhan sekunder/psychological (kebutuhan batin: rasa
aman, ingin dihargai, kebanggaan, rasa hormat, rasa memiliki, dll) (lihat juga teori
kebutuhan Maslow yang meliputi 5 hirarki: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan kepemilikan dan aktivitas sosial, kebutuhan harga diri dan status, serta
kebutuhan realisasi dan pemenuhan diri). Contoh: aneka produk air mineral termasuk
menunjang pemenuhan kebutuhan fisik manusia.

Kebutuhan fisik Kebutuhan fisik

5). Aspek kemampuan: aspek kemampuan dapat meliputi: kemampuan fisik (kesehatan),
kemampuan akademik (pendidikan), kemampuan ekonomi (daya beli). Contoh:
produk-produk untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti sepeda motor dan
mobil tidak akan pernah direncanakan untuk dibeli, ketika penghasilan masih hanya
sebatas untuk mencukupi pemenuhan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Manakala
seseorang kemampuan ekonominya meningkat boleh jadi yang pada awalnya
bepergian selalu mempergunakan kendaraan umum akan beralih kepada
penggunaan kendaraan pribadi.

6
Angkutan umum Kendaraan pribadi

b. Analisa Komponen produk.


Seseorang yang mengambil keputusan untuk membeli sesuatu barang/jasa akan
mempertimbangkan berbagai aspek yang menyangkut dirinya sendiri sebagai
pengguna, juga akan mempertimbang kan kondisi barang yang akan dibelinya.
Pertimbangan yang baik terhadap kondisi barang yang akan dibeli akan berpengaruh
terhadap kepuasan batin setelahnya. Analisa komponen produk menyangkut
bagaimana kondisi produk inovatif dinilai berdasarkan: aspek manfa’at, aspek kinerja,
aspek harga, aspek bentuk dan aspek legalitas.

1). Aspek manfa’at: nilai manfa’at sebuah barang adalah nilai kepuasan yang diperoleh
pengguna untuk memenuhi hasrat kebutuhannya. Untuk barang yang sejenis yang
dibeli oleh pengguna dapat memberikan nilai kepuasan yang berbeda, sehingga nilai
manfaat yang dirasakan oleh pengguna terhadap suatu jenis barang dapat berbeda-
beda sesuai dengan tujuan pemerolehan barang yang dimaksud. Aspek manfaat
dapat meliputi tujuan untuk pemenuhan kebutuhan primer, dan atau untuk
pemenuhan kebutuhan sekunder.
Kotak kemasan hadiah yang memiliki manfaat yang sama sebagai wadah barang
tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk yang berbeda setelah dimunculkan unsur
konstruksi atau estetikanya. Contoh kotak kemasan pada gambar sebelah kiri lebih
menonjolkan unsur konstruksi yang kokoh, sebaliknya contoh gambar sebelah kanan
lebih menonjolkan unsur estetikanya.

menonjolkan unsure manfaat menonjolkan unsur estetika

Contoh lain: sepeda motor /mobil adalah barang yang tujuan utamanya adalah
sebagai sarana transportasi, akan tetapi seseorang bisa jadi akan membeli jenis
sepeda motor/mobil yang memiliki keunggulan-keunggulan khusus yang akan

7
memberikan kepuasan batin baginya (motor gede: Harly Davidson, mobil sport:
Lamborgini).

2). Aspek kinerja produk: sebuah produk selain diukur dari manfaatnya juga diukur dari
aspek kinerjanya. Kinerja merupakan kemampuan sebuah produk untuk
menyelesaikan pekerjaan atau untuk memberikan pelayanan bagi pengguna produk.
Kinerja atau pelayanan produk adalah ukuran gradasi bagaimana produk tersebut
dapat dipergunakan. Contoh adalah perbandingan kinerja antara gergaji mesin
tenaga listrik memiliki kemampuan kinerja yang lebih baik dibanding dengan gergaji
manual. Kinerja gergaji mesin tenaga listrik lebih mudah pemakaiannya dan lebih
cepat untuk menyelesaikan pekerjaan.

Gergaji manual Gergaji mesin tenaga listrik

Contoh lain adalah sepeda motor trail yang memiliki kinerja yang bagus untuk
kegiatan-kegiatan penjelajahan pada daerah yang sulit seperti daerah pegunungan
dengan jalan tidak beraspal, sementara juga enak digunakan untuk jalanan yang
beraspal, sebaliknya sepeda motor konvensional hanya akan bagus kinerjanya untuk
jalan yang beraspal saja.

3) Aspek harga produk: harga sebuah produk diperhitungkan berdasarkan sejumlah


biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ditambah dengan sejumlah biaya
keuntungan yang diinginkan oleh produsen. Namun demikian didalam menentukan
harga jual sebuah produk tidaklah semata-mata ditentukan oleh produsen, akan
tetapi secara tidak langsung juga ditentukan oleh kekuatan pasar. Untuk setiap
barang produksi yang memiliki karakteristik yang sejenis yang telah beredar
dipasaran memiliki pengaruh kuat terhadap harga barang produksi yang akan masuk
pasaran kemudian. Sehingga dalam hal ini aspek harga produk perlu dianalisis dan
dibandingkan dengan harga barang sejenis yang telah ada di pasar. Contoh: harga
sebotol air mineral merek “club” tentu tidak akan jauh berbeda dengan harga air
mineral merek “aqua” untuk ukuran kemasan yang setara.

4). Aspek bentuk produk: perwujudan sebuah produk terkait dengan estetika, konstruksi,
dan dimensi. Estetika sebuah tampilan produk tidak selalu terkait dengan produk-produk
kecantikan, busana atau lainnya. Tetapi yang dimaksud dengan aspek estetika adalah
tampilan/wujud dari produk itu sendiri. Sementara tinjauan dari sisi dimensi adalah
kesesuaian antara ukuran benda dengan fungsi. Contoh model tempat tisue yang
ditampilkan berikut adalah yang menonjolkan sisi konstruksi yang berkesan kuat dan
kaku, sedangkan contoh gambar yang satunya menunjukan model dengan
karakteristik yang lebih feminim yang menonjolkan estetikanya.

8
menonjolkan unsur konstruksi menonjolkan unsur estetika

Contoh misal penawaran melaksanakan Umroh, maka yang perlu dipikirkan adalah
kenyamanan calon jamaah sehingga brosur atau katalog yang dibuat menampilkan
hotel tempat menginap, fasilitas yang akan diberikan, bus yang akan digunakan
untuk city tour di tanah suci dlsb.
5). Aspek legalitas produk. Aspek legalitas terkait dengan masalah hukum yang berlaku di
wilayah itu. Inovator harus berpikir dan mencermati apakah dan bagaimanakah posisi
hukum dari produk inovasi tersebut secara hukum yang berlaku. Pertanyaannya, apakah
sudah memenuhi syarat yang ditentukan peraturan perundang-undangan?, legalitas
menjadi sangat penting terkait dengan jaminan keberlangsungan produk tersebut , dari
sisi transaksi, proses produksi dan lain sebagainya. Legalitas biasanya berkaitan dengan
aspek hukum pidana, dengan adanya legalitas maka produk dan pengguna akan terjamin
dan terbebas dari kemungkinan hukum yang akan menjeratnya. Contoh misal, membuat
permen yang mengandung obat tidur, tujuannya adalah menolong orang yang mengalami
kesulitan tidur/imsonia, teteapi benarkah kandungan yang ada tersebut legal untuk
diberikan. Contoh lainnya, memproduksi mainan anak anak yang menggunakan bahan
baku cat yang mengandung racun, dengan berbagai alasan misalnya warnanya bisa
menjadi lebih bagus dlsb, tentu ini melanggar peraturan penggunaan cat.

C. Analisa komponen manajemen operasi/proses produksi


Komponen operasi meliputi aspek-aspek: aspek bahan produksi, aspek tenaga kerja,
aspek peralatan, aspek sistem produksi, aspek biaya produksi, dan aspek tempat
produksi.
1).Aspek bahan produksi. Keberlangsungan sebuah produk tergantung pada ketersediaan
dan kemudahan pengadaan dari bahan-bahan yang diperlukan. Jangan sampai terjadi,
produksi terputus ditengah jalan dikarenakan masalah kelangkaan/kesulitan bahan.
Baik yang termasuk dalam bahan yang utama maupun bahan yang sifatnya pendukung
saja. Contoh misal di malang, terkenal dengan keaneka ragaman makanan olahan
berbasis buah-buahan, seperti misalnya berbahan dasar apel. Apel dapat dibuat
menjadi jenang, wingko, kripik, juice atau makanan olahan yang lain. Dengan
menggunakan apel sebagai bahan utama maka jelas harus tetap terjamin ketersediaan
dan kemudahan mendapatkan bahan utama tersebut.

9
Bahan utama seharusya berasal dari wilayah sendiri, karena jika harus didatangkan dari
wilayah lain maka akan mempengaruhi biaya, sehingga harga produk akan sangat
meningkat. Sedangkan bahan pendukung seperti gula atau lainnya juga tetap harus
dijamin mudah pengadaannya meskipun harus didatangkan dari luar wilayah. Jenang apel
yang dikemas dengan klobot/daun jagung misalnya, akan menjadi produk inovatif karena
selama ini jenang jagung dikemas memakai plastik. Namun harus diperhatikan, apakah
ketersediaan klobot/daun jagung tersebut mudah didapatkan.

2). Aspek tenaga kerja. Ketersediaan sumber daya manusia dalam satu aspek produksi
merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Tentu saja sumber daya
manusia tersebut diklasifikasikan sesuai kebutuhannya. Misalnya, untuk mendirikan klinik
kecantikan muslimah, maka tentu dibutuhkan lebih banyak tenaga wanita dibanding pria.
Pertanyaannya, apakah di wilayah/daerah tersebut mudah didapatkan? Apabila tidak,
maka bagaimana melakukan pengadaannya. Apakah mendatangkan dari luar kota? Jika
tenaga dari luar kota, tentu mereka membutuhkan biaya untuk tempat tinggal selain
makan dan transportasi, apakah gaji yang akan diberikan memadai untuk memenuhi
kebutuhan itu? Bagaimana caranya agar klinik banyak pelanggan, agar omzet besar dan
terus meningkat sehingga bisa menggaji karyawan dengan layak. Bagaimana sistem
rekruitmen karyawan, bagaimana strategi promosi yang dilakukan, bagaimana
memuaskan pengguna/pelanggan ? Bagaimana ketersediaan tenaga dengan ketrampilan
yang memadai?

3). Aspek peralatan produksi. Terkait dengan peralatan produksi maka yang harus
diperhatikan adalah produk apa yang akan kita rancang/buat nantinya. Produk jasa
maupun barang membutuhkan peralatan yang berbeda. Contoh misal, akan membuka
usaha pelayanan jasa usaha percetakan, tentu yang mendasar adalah kebutuhan akan
ketersediaan printer, perangkat Pc/ laptop, pemotong kertas, mesin foto copi, cutter,
gunting dlsb. Di era yang penuh dengan persaingan ini, apakah kualitas peralatan yang
dimiliki sudah bagus?dari sisi hasil foto copian, kecepatan pelayanan dlsb. Pertanyaannya
adalah peralatan seperti apa yang cocok agar bisa melayani pengguna dengan baik, cepat,
tepat waktu denga hasil maksimal, dan harga murah.
4). Aspek sistem produksi. Diartikan sebagai kumpulan beberapa sub sistem yang saling
berinteraksi untuk mempresentasikan input produksi menjadi output produksi. Sistem
produksi dimulai dari perencanaan, pengendalian kualitas/quality control, penentuan
standar operasi, penentuan fasilitas produksi, penentuan harga pokok produksi produksi
(HPP), penetapan harga jual produksi (HJ). sistem produksi berjalan sebagai mata rantai
yang saling terikat satu dan lainnya, ketidak sinkronan salah satu diantaranya akan
mempengaruhi tidak berjalannya sebuah proses produksi dengan baik. Sistem produksi
dibutuhkan untuk memberikan kualitas produk terbaik, biaya terendah dan jangka waktu
(lead time) produksi terpendek melalui penghapusan pemborosan-pemborosan atau waste
yang terjadi pada saat produksi. Sebagai contoh, dalam usaha jasa transportasi yang dulu
menggunakan sistem tradisional dimana penumpang harus mendatangi tempat untuk naik
kendaraan atau menelpon operator taksi untuk order. Tetapi sekarang pengguna lebih
dimudahkan dengan hanya menggunkana android, menghubungi jasa secara bebas dan
kendaraan sudah datang

10
sendiri, Meskipun melalui sistem tetapi pemberi jasa transportasi diberi kebebasan untuk
menerima atau tidak menerima order denga berbagai varian pilihan alasan, sebaliknya
pengguna jasa juga demikian. Sistem pelayanan dikuasai oleh operator yang justru bukan
pemilik kendaraan, merek hanya menjual sistem operasional saja.

5). Aspek biaya produksi. Maksudnya adalah akumulasi yang dibutuhkan dalam proses
produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Contoh
misal: menjumlah biaya untuk bahan baku, untuk menggaji karyawan, untuk sewa
tempat, untuk biaya peralatan pendukung, untuk membuat promosi dan lain sebagainya.

6). Aspek tempat produksi. Tempat produksi bisa berdampak pada kemudahan akses dari
pengguna ke tempat produksi tersebut, tempat produksi yang jauh dari keramaian dan
kesulitan dalam transportasi , sangat tidak mendukung keberlangsungan usaha. Selain itu juga
tempat produski perlu disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Contoh misal, akan
sangat tidak tepat jika membuka usaha jasa umroh dan haji, tetapi tempatnya di desa terpencil
yang transportasinya sulit dijangkau, jaringan komunikasi sulit dan lain sebagainya. Contoh
lain, usaha produksi barang-barang eksport akan sangat tida tepat kalau memilih tempat
produksi jauh dari pelabuhan.

CONTOH FORM ANALISIS PRODUK MENGGUNAKAN SKALA LINGKERT’S


Analisa kesesuaian produk dg pengguna Kriteria kelayakan
SS S TS STS
No Pertanyaan/Pernyataan
4 3 2 1
1 produk dapat digunakan oleh segala umur
2 produk dapat digunakan oleh semua latar budaya
produk dapat digunakan semua orang dari wilayah yg
3
berbeda
SS: sangat setuju; S: Setuju; TS: Tidak Setuju; STS: Sangat tidak setuju

Referensi:
Alma Buchari. 2010. Kewirausahan . Bandung: Alfabeta.
Davis, Keith (1967). Human Relation at Work. The Dynamics of Organizational
Behavior. Third.ed. New York: McGraw-Hill.
Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin Mahfud.2007. Manajemen Produksi Modern.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management, Analysis, Planning, Implementation and
Control. Ninth Edition Hall,Inc.New Jersy.
Nasution Arman Hakim, Sudarso Indung, Trisunarno Lantip. 2006. Manajemen
Pemasaran untuk Engineering. Yogyakarta:C.V. ANDI OFFSET.
_______. 2007. Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship. Yogyakarta:
C.V.ANDI OFFSET.
Palgunadi Bram.2008. Disain Produk: Analisis dan Konsep Desain. Bandung: ITB.
Permas,Achsan dkk.2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM.

11

Anda mungkin juga menyukai