Disusun Oleh :
711440119092
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. RumusanMasalah..............................................................................................................4
C. TujuanPenulisan................................................................................................................4
D. ManfaatPenulisan..............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
A. Definisi Halusinasi............................................................................................................6
B. Jenis-Jenis Halusinasi.......................................................................................................6
C. Etiologi..............................................................................................................................7
F. Mekanisme Koping.........................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................12
TINJAUAN KASUS.....................................................................................................................12
BAB IV..........................................................................................................................................34
PEMBAHASAN............................................................................................................................34
BAB V...........................................................................................................................................35
A. Kesimpulan.....................................................................................................................35
B. Saran................................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
dinegara-negara maju, modern, dan industri yaitu penyakit degeneratif, kanker,
gangguan jiwa, dan kecelakaan. Gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan
yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut
dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok
akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien
(Widiyanto dkk, 2016). Gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku yang
secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distress atau penderitaan dan
menimbulkan kendala pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah satu
yang termasuk gangguan jiwa adalah skizofrenia. (Suryenti dkk, 2017). Skizofrenia
adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau
ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi dan waham), afek
tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berfikir abstrak) serta
mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari. (Suryenti dkk, 2011).
Kesehatan jiwa adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik,
tepat dan bahagia (Menninger, 2015). Menurut Undang - Undang Kesehatan Jiwa no
18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan mampu berkontribusi untuk komunitasnya. Seseorang yang sehatjiwa
dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, merasa bebas secara
relatif dari ketegangan dan kecemasan, merasa lebih puas memberi daripada
menerima. Angka penderita gangguan jiwa mengkhawatirkan secara global, sekitar
450 juta orang yang menderita gangguan mental. Orang yang mengalami gangguan
jiwa sepertinya tinggal di negara yang berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan. Menurut World Health
Organization
(WHO) pada tahun 2016, secara global, terdapat sekitar 35 juta orang yang
mengalami depresi, 60 juta orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan
skizofrenia, dan 47,5 juta orang dengan demensia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 dilaporkan, Indonesia yang
diperkirakan sekitar50 juta atau 25% dari penduduk Indonesia mengalami gangguan
jiwa, diantaranya adalah skizofrenia. Prevalensi skizofrenia di Indonesia sendiri
adalah tiga sampai lima perseribu penduduk. Bila diperkirakan jumlah penduduk
sebanyak 220 juta orang, akan terdapat gangguan jiwa dengan skizofrenia kurang
lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Klien dengan diagnosa skizofrenia 70%
mengalami halusinasi (Sutinah, 2016). Klien dengan diagnosis medis skizofrenia
sebanyak 20% mengalamihalusinasi pendengaran dan penglihatan secara bersamaan,
70% mengalami halusinasi pendengaran, 20% mengalami halusinasi penglihatan, dan
10% mengalami halusinasi lainnya (Suryenti, 2017).
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian masalah latar belakang diatas, maka rumusan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Halusinasi
Pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi
Utara.”
C. TujuanPenulisan
1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado,
Sulawesi Utara
2. Melakukan pengkajian pada klien dengan masalah gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang
Manado, Sulawesi Utara
3. Merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
4. Menyusun perencanaan keperawatan klien dengan masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
5. Melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
6. Mengevaluasi klien dengan masalah gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran di Ruang Katrili RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado,
Sulawesi Utara
D. ManfaatPenulisan
Menambah wawasan penulis dalam hal melakukan studi kasus dan
mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah ganngguan
persepsi : halusinasi pendengaran
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi rumah
sakit dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan masalah gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
A. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi klien yang salah terhadap lingkungan tanpastimulus yang
nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang sesuatutanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan manusiauntuk membedakan
rangsangan internal pikiran dan rangsangan eksternal(Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialamioleh klien
gangguan jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,pengecapan, perabaan,
atau penghiduaan tanpa adanya stimulus yang nyata(Keliat, 2014).
Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran danpikiran
yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputisemua sistem
penginderaan (Dalami, Ermawati dkk 2014).
B. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Trimeilia (2011) jenis-jenis halusinasi adalah sebagai berikut :
C. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2010) faktor predisposisi klien dengan halusinasi :
a) Faktor perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi,
hilang percaya diri dan lebih rentah terhadap stress.
b) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi akanmerasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
c) Faktor biologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stres berkepanjanganjangan
menyebabkan teraktivitasnya neurotransmitter otak.
d) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
padapenyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebihmemilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e) Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.
2. Faktor presipitasi
a. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah, bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan yang nyata dan
tidak nyata. Menurut Rawlins dan Heacock (1993) mencoba memecahkan
masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu sebagai
makhluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spritual. Sehingga
halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu :
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang sama.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi itu terjadi, isi daari halusinasi dapat berupa
perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sangguplagi menentang
perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu
terhadap kekuatan tersebut.
3) Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi
merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan,
namun merupakan satu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat
menagmabil seluruh perhatian klien dan jarang akan mengontrol semua
perilaku klien.
4) Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dari fase awal dan comforting
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat
membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan
tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, contoh diri dan harga
diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan
ancaman, dirinya atau orang lain individu cenderung keperawatan klien
dengan mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman
interpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien tidak menyendiri
sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak
berlangsung.
5) Dimensi spritual
Secara spritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas,
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara spritual
untuk menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu, karena ia sering tidur
larut malam dan bangun sangat siang. Saat terbangun terasa hampa dan tidak
jelas tujuan hidupnya. Ia sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya
memjemput rezeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang
menyebabkan takdirnya memburuk.
F. Mekanisme Koping
Menurut Dalami dkk (2014) mekanisme koping adalah perilaku yang mewakili upaya
untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan
respon neurobiologi maladaptif meliputi:
1. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali seperti
apa perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah proses informasi
dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
2. Proyeksi, keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada orang lain
karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya untuk menjelaskan
kerancuan persepsi).
3. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis,
reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindari sumber stressor, misalnya
menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Sedangkan reaksi
psikologis individu menunjukan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Sanghie
No. RM :-
Umur : 61 Tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sanghie
Hubungan : Ibu
2. Alasan Masuk: Klien di bawa ke Rumah sakit oleh ibunya pada November 2020, karena
klien mengurung diri, bicara- bicara sendiri,dan sering mendengarkan suara-suara yang
menyebutkan namanya.
3. Keluhan saat di kaji: Saat di kaji klien tampak kontak sering mondar – mandir, tampak
Faktor Predisposisi
2) Isolasi sosial
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
a. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Klien
b. Konsep diri
bersaudara
4) Ideal diri : klien berharap ingin cepat sembuh dan di jemput oleh keluarganya
untuk pulang.
c. Hubungan sosial :
Klien mengatakan suka mengikuti kegiatan dalam rumah sakit (seperti ibadah,
Klien mengatakan awalnya hanya suka bergaul dengan ka Lanny dan oma Vera .
7. Status Mental
a. Penampilan fisik : Klien tampak bersih, tidak berbau, selalu ganti pakaian setelah
mandi.
c. Aktivitas Motorik : klien jarang di tempat tidur/ jongkok di lantai klien kebanyakan
sendiri dan mondar mandir, klien hanya melakukan pembicaraan jika diajak bicara.
d. Alam perasaan: Klien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa wujud dan
memanggilnya.
e. Afek lebih: afek klien tumpul, klien bisa berespon dengan stimulus yang kuat baru
klien berespon.
f. Interaksi selama wawancara : kontak mata klien ada dan saat selalu bicara terus
terang ketika ditanya tetapi kadang berbicara hal – hal yang aneh.
klien dimana sering terdengar di saat klien melamun dan suara itu menyuruh untuk
cukup baik.
i. Isi pikir: saat berinteraksi dengan klien tidak di temukan adanya waham, obsesi dan
fobia.
j. Tingkat kesadaran : saat wawancara klien sadar, klien tidak mengalami disorientasi:
waktu, tempat dan orang lain, klien mampu mengenal waktu saat pagi,siang, sore
dan malam di RSJ klien mengenal yang merawatnya adalah perawat yang di
ruangan.
k. Memori : klien dapat menggingat kejadian masa lalu yang menyebabkan dia stress
mana klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi, setelah di beri
penjelasan ternyata klien dapat mengambil keputusan dengan benar yaitu mandi dulu
sebelum makan.
n. Daya tilik diri : klien menyadari dirinya sakit dan di rawat di Rumah Sakit Jiwa.
8. Kebutuhan
9. Mekanisme Kopimg
b. Maladaptive: klien menggatakan jika punya masalah klien memendamnya sendiri dan
a. Masalah dengan lingkungan kelompok, spesifik: klien kurang bergaul dengan orang
pendidikan SD.
c. Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien pernah bekerja sebagai pembantu rumah
tangga.
b. Terapi medis :
Resperidon 2 x 1 tab: rute oral, warna oranye
ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1. DS : Perubahan persepsi sensori, Halusinasi
DO :
DO :
2 Harga Diri Rendah - klien dapat - Penilaian diri Promosi Harga Diri
situasional b.d berhubungan positif (I.09308)
ketidakadekuatan baik dengan meningkat - Diskusikan persepsi
pemahaman orang lain negatif diri
- klien lebih - Meremehkan - Anjurkan
DS : aktif dalam kemampuan mengidentifikasi
- klien mengatakan mengikuti mengatasi kekuatan yang dimiliki
kalau ada masalah kegiatan masalah - Latih peningkatan
lebih memilih Harga Diri menurun tanggung jawab untuk
memendamnya sendiri (L.09069) diri sendiri
DO : - perasaan tidak - Latih
- klien sering mampu pernyataan/kemampuan
menyendiri melakukan positif diri
- klien akan berbicara apapun Latih cara berfikir dan
apabila diajak bicara menurun berperilaku positif
sama orang lain. - Latih meningkatkan
- percaya diri kepercayaan pada
berbicara kemampuan dalam
meningkat. menangani situasi
HARI PERTAMA
Jumat, 26 November 2021/ Jam 09.00 – 11.30 WITA
P:
Intervensi manajemen
halusinasi dilanjutkan
Harga Diri Rendah - Diskusikan persepsi negatif S:
situasional b.d diri - klien mengatakan kalau ada
ketidakadekuatan - Anjurkan mengidentifikasi masalah lebih memilih
pemahaman kekuatan yang dimiliki memendamnya sendiri
- Latih peningkatan tanggung
jawab untuk diri sendiri O:
- Latih pernyataan/kemampuan - klien sering menyendiri
positif diri - klien akan berbicara apabila
Latih cara berfikir dan diajak bicara sama orang
berperilaku positif lain.
- Latih meningkatkan A:
kepercayaan pada kemampuan - Diskusikan persepsi negatif
dalam menangani situasi diri
- Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
- Latih peningkatan tanggung
jawab untuk diri sendiri
- Latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
- Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
P:
Intervensi Promosi Harga
Diri dilanjutkan
HARI KEDUA
Sabtu, 27 November 2021 / Jam 13.00 – 15.30 WITA
A:
- Anjurkan melakukan
distraksi (mis. melakukan
aktivitas dan teknik relaksasi)
- Ajarkan klien cara
mengontrol halusinasi
- Kolaborasi pemberian obat
antipsikotik
P:
Intervensi manajemen
halusinasi dilanjutkan
Harga Diri Rendah - Diskusikan persepsi negatif diri S:
situasional b.d - Anjurkan mengidentifikasi - Klien mengatakan sekarang
ketidakadekuatan kekuatan yang dimiliki kalau ada masalah bisa
pemahaman - Latih peningkatan tanggung bercerita kepada perawat
jawab untuk diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan O:
positif diri -Klien tampak mulai optimis
Latih cara berfikir dan dengan hidupnya
berperilaku positif
- Latih meningkatkan A:
kepercayaan pada kemampuan - Diskusikan persepsi negatif
dalam menangani situasi diri
- Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
- Latih peningkatan tanggung
jawab untuk diri sendiri
- Latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
- Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
P:
Intervensi Promosi Harga
Diri dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
26-11- SP2 S:
2021 Orientasi - Klien mengatakan “saat ini
/ - Mengucapkan salam suara-suara bisikan tidak
13.00- kepada klien saya dengar lagi”.“suara
15.00 Hasil : bisikan sudah tidak
Klien tampak merespon terdengar sejal kemarin dan
salam yang diberikan tadi malam”
ddengan gembira - Klien mengatakan klien
- Menanyakan apakah senang mengikuti cara
suara-suara itu masih kedua dan ketiga dalam
muncul mengendalikan halusinasi
Hasil: O:
Klien mengatakan sudah - Klien tampak berinteraksi
tidak muncul lagi dengan baik
- Apakah cara yang dilatih - Tampak konsetraasi klien
kemarin sudah dipakai baik
Hasil: - Tampak kontak mata klien
Klien mgatakan klien baik
massih mengingatnya - Klien dapat melakukan
- Menyampaikan topic yang Teknik kedua yaitu
akan dibahas berbincang-bincang dengan
Hasil: orang lain dengan baik
Topic yang akan dibahas - Klien tampak melakuakn
yaitu mengontrol aktifitas sehari-hari
halusinasi dengan mengatur pakaian, mencuci
bercakap-cakap dengan kamr mandi, megatur
orang lain tempat tidur, beribadah, dll
- Kontrak waktu A:
Hasil: - SP2 Tercapai
Mengotrak waktu dengan P:
klien kira-kira 10 menit Lanjutkan SP3 & SP4
Tahap Kerja
- Mengajarkan kepada klien
jika suara mulai datang
langsung mencari teman
untuk berbicang-bincang
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampak sanagt
memperhatikan jalannya
pencejalasan
- Mencontohkan cara
meminta tolong kepoada
teman untuk mengobrol
halusinasi jika datang
Hasil:
“Tolong!!, saya mulai
mendengar suara-suara.
Ayo mengobrol dengan
saya!. Saat dicontohkan
klien tampak
memperhatikan dan
mengulangi kata tersebut
Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
legah dan lebih nyaman
- Membuat jadwal Latihan
Hasil:
Klien mengatakan akan
memasukan di dalam
jadwal kegiatan klien
- Memberitahu kepada
klien bahwa ad acara
ketiga yang dapat
mengendalikan suara-
suara tersebut
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
ditempat yang sama saja
dan dilakukan hari ini
juga
SP3
Orientasi
- Mengucapkan salam
kepada klien
Hasil :
Klien tampak merespon
salam yang diberikan dan
klien tampak senang
- Menanyakan apakah
apakah 2 cara itu efektif
Hasil:
Klien mengatakan 2 cara
yang telah diajari itu
sangat membatu mengotro
dan mengahardik
halusinasi dari klien
- Apakah cara yang dilatih
kemarin sudah dipakai
Hasil:
Klien mgatakan klien
massih mengingatnya
- Menyampaikan topic yang
akan dibahas
Hasil:
Topic yang akan dibahas
yaitu mengontrol
halusinasi dengan
melaksanakan aktifitas
terjadwal
Tahap Kerja
- Menjelaskan pentingnya
aktifitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampakj memperhatikan
dengan baik
- Mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan
klien
Hasil:
Klien mengatakan klien
sudah mempunyai jadwal
sebelumnya tentang
aktifitas klien sehari-hari
- Menyusun jadwal aktitas
sehariphari sesuai dengan
aktifitas yang telah
dilatih Upayakan klien
mempunyai aktivitas dari
bangun pagi sampai tidur
malam,7 hari dalam
seminggu
Hasil :
Klien sudah mempunyai
jadwal aktifitas yang
dilakukan sehari-hari
sebelumnya
- Memantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
memberikan penguatan
terhadap perilaku klien
yang positif
Hasil:
Klien melakukan
kegiatan aktifitas sesuai
dengan jadwal yang ada,
dan saat diberikan
pyujian atas perlakuan
positif dari klien, klien
terlihat senang dan
gembira
Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
nyaman sekarang kareena
sudah mengetahui banyak
cara dalam mengontrol
halusinasi
- Menanyakan 3 cara yang
sudah diajarkan
Hasil:
Klien dapat menyebutkan
3 cara yang telah
diajarkan
- Memberiahukan kepada
klien akan dilatih
menggunakan obat secara
teratur
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
tempatnya di nurse
station saja, dan waktu
sebelum mmakan malam
27-11- SP3 S:
2021 - Klien mengatakan “saat ini
14.00- Orientasi suara-suara bisikan tidak
16.00 - Mengucapkan salam saya dengar lagi”.“suara
kepada klien bisikan sudah tidak
Hasil : terdengar sejak kemarin
Klien tampak merespon dan tadi malam”
salam yang diberikan dan - Klien mengatakan klien
klien tampak senang senang mengikuti cara
- Menanyakan apakah keempat mengendalikan
apakah 2 cara itu efektif halusinasi dengan obat
Hasil: O:
Klien mengatakan 2 cara - Klien tampak melakuakn
yang telah diajari itu aktifitas sehari-hari
sangat membatu mengotro mengatur pakaian, mencuci
dan mengahardik kamar mandi, megatur
halusinasi dari klien tempat tidur, beribadah, dll
- Apakah cara yang dilatih - Klien tampak berinteraksi
kemarin sudah dipakai dengan baik
Hasil: - Tampak konsetraasi klien
Klien mgatakan klien baik
massih mengingatnya - Tampak kontak mata klien
- Menyampaikan topic yang baik
akan dibahas - Klien memahami cara ke 4
Hasil: mengendalikan halusinasi
Topic yang akan dibahas dengan minum obat secara
yaitu mengontrol teratur
halusinasi dengan
melaksanakan aktifitas A:
terjadwal - SP 3 & SP4 Tercapai
P:
Tahap Kerja - Evaluasi Kembali SP1,
- Menjelaskan pentingnya SP2, SP3, SP4, dalam
aktifitas yang teratur mengendalikan halusinasi
untuk mengatasi - Intervensi dihentikan
halusinasi
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampakj memperhatikan
dengan baik
- Mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan
klien
Hasil:
Klien mengatakan klien
sudah mempunyai jadwal
sebelumnya tentang
aktifitas klien sehari-hari
- Menyusun jadwal aktitas
sehariphari sesuai dengan
aktifitas yang telah
dilatih Upayakan klien
mempunyai aktivitas dari
bangun pagi sampai tidur
malam,7 hari dalam
seminggu
Hasil :
Klien sudah mempunyai
jadwal aktifitas yang
dilakukan sehari-hari
sebelumnya
- Memantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
memberikan penguatan
terhadap perilaku klien
yang positif
Hasil:
Klien melakukan
kegiatan aktifitas sesuai
dengan jadwal yang ada,
dan saat diberikan
pyujian atas perlakuan
positif dari klien, klien
terlihat senang dan
gembira
Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
nyaman sekarang kareena
sudah mengetahui banyak
cara dalam mengontrol
halusinasi
- Menanyakan 3 cara yang
sudah diajarkan
Hasil:
Klien dapat menyebutkan
3 cara yang telah
diajarkan
- Memberiahukan kepada
klien akan dilatih
menggunakan obat secara
teratur
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
tempatnya di nurse
station saja, dan waktu
sebelum mmakan malam
SP4
Orientasi
- Mengucapkan salam
kepada klien
Hasil :
Klien tampak merespon
salam yang diberikan dan
klien tampak senang
- Menanyakan perasaan
klien hari ini
Hasil:
Klien mengatakan hari ini
klien sedikit sedih karena
hari ini merupakan hari
terakhir perawat praktik di
ruangan
- Menanyakan kepada klien
apakah menggunakan 3
cara yang sudah diajarkan
Hasil:
Klien mengatakan klien
sudah memasukan ke
dalam jadwalnya dan klien
tidak akan lupa
melakukannya jika suara
itu datang
- Apakah jadwal kegiatan
yan dibuat sudah
dilakukan
Hasil:
Klien mgatakan klien
sudah melakukannya
sedari kemarin
- Menanyakan kepada klien
apakah pagi tadi sudah
minum obat
Hasil:
Klien mengatakan sudah
minum obat
- Menyampaikan topic yang
akan dibahas
Hasil:
Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang
obat-obatan yang
sementara diminum
- Kontrak waktu
Hasil
20 menit
Tahap Kerja
- Menjelaskan kegunaan
obat
Hasil:
Saat penjelasan
berlangsung klien tampak
mengerti dan antusias
- Menjelaskan resiko kalau
putus obat
Hasil:
Klien tampak cemas saat
dijelaskan resiko putus
obat
- Menjelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
Hasil:
Klien tampak sudah
mnngerti cara
mendapatkan obat yaitu
melalui dokter
- Jelaskan cara
menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
(benar obat, benar klien,
benar cara, benar waktu,
benar dosis)
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampak menyimak
dengan baik dan dapat
mengulangi kembali
tentang prinsip 5 benar
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatann hendaknya mengkuti langkah-
langkah proses keperawatan sesuai dengan pelaksanaan tindakannya yang dilakukan
secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi Klien
Diharapkan klien mampu melakukan SP Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran yang telah diajarkan oleh perawat disetiap jadwal yang telah dibuat bersama
agar halusinasi tidak kambuh kembali.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil asuhan keperawatan jiwa ini dapat menjadi referensi lain serta
dapat menjadi acuan untuk dikembangkan kembali dalam asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi I. Jakarta: EGC Dalami, dkk. 2014.
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.Jakarta: CV. Trans Info Media. Direja,
A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Farida dan Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Kemenkes,
2018.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2018, badan peneliti &
pengembangan Depkes RI. Jakarta. Keliat, B.A Dkk, (2014).
Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta : EGC Manurung, S. 2011. Keperawatan
Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Muhit, A (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa
(Teori dan Aplikasi). Yogyakara: ANDI Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma (2015)
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi
jilid 3 Skizofrenia hal.137: Jogyakarta. MediAction. Rahayu, D.R. 2016. Asuhan
Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi dengan klien Ny. S di ruang Bima
Instalasi Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Universitas Muahammadiyah:
Purwokerto. Rasmun. 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. Jakarta: CV. Sagung Seto. Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan; Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumijatun. 2010. Konsep
Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Trimeilia (2011) asuhan
keperawatan klien Halusinasi Jakarta : Trans Info Media Wawan dan Dewi. 2011. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha