Program Kerja KBPII 2019-2023
Program Kerja KBPII 2019-2023
A. PENDAHULUAN
Muktamar VI Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) tahun ini merupakan
muktamar transisi organisasi Perhimpunan KBPII, dari yang semula berstatus
perhimpunan atau yayasan, berubah menjadi organisasi kemasyarakatan.
Menurut UU Nomor 16 tahun 2017 tentang Penetapan Perpu Nomor 2 tahun 2017
tentang perubahan atas UU Nomor 17 tahun 2013 tentang organisasi ke
masyarakatan, organisasi Perhimpunan Keluarga Besar PII sudah terdaftar di
Kementerian Dalam Negeri tanggal 31 Oktober 2016 dengan nomor registrasi
pendaftaran yaitu No. 01-00-00/100-/D.IV.1/X/2016. Legalitas organisasi
Keluarga Besar PII juga sudah disahkan dan diakui oleh Kementerian Hukum dan
HAM Republik Indonesia dengan Nomor AHU-00085333.AH.01.07 Tahun 2019
tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Keluarga Besar
Pelajar Islam Indonesia.
Hasil Munas ke-5 KBPII tahun 2015 dalam bidang program kerja terkait
penguatan struktur organisasi dan kelembagaan KBPII adalah sebagai berikut:
• Mendukung dan menfasilitasi kegiatan PII.
• Pembangunan kantor sekretariat Pengurus Besar KBPII.
• Membuat database anggota KBPII secara nasional.
• Pembentukan kepengurusan KBPII sampai tingkat cabang.
• Membangun kerjasama dengan multi-stakeholder yaitu pemerintah,
swasta, dalam dan luar negeri.
Pada bidang dakwah mengusulkan adanya kajian dan diskusi strategis tentang
persoalan keumatan. Sedangkan bidang pendidikan mengusulkan perlunya KBPII
memiliki unit pendidikan formal mulai tingkat PAUD sampai perguruan tinggi.
Untuk program kerja bidang ekonomi mengusulkan perlunya lembaga
pembiayaan ekonomi keumatan seperti Baitul Mal Wa Tamwil, Laziz, Badan
Usaha (PT/Perseroan Terbatas), Koperasi Syariah, badan wakaf dan lainnya di
1
tiap daerah. Sedangkan untuk bidang hukum, sudah dibentuk Lembaga Bantuan
Hukum (LBH) Catur Bhakti.
Mengevaluasi hal diatas, maka usulan program kerja lebih fokus, lebih terukur,
visible, dan sesuai bidang garap KBPII yaitu sektor internal lembaga, pendidikan,
dakwah, dan ekonomi. Selanjutnya usulan dari komisi program kerja lebih
bersifat umum dan tidak terlalu masuk dalam hal teknis. Tujuannya untuk lebih
memudahkan bagi kepengurusan terpilih KBPII periode berikutnya
menerjemahkan hasil muktamar komisi program kerja dalam bentuk kebijakan,
program dan kegiatan.
2
2) Bidang Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
a) KBPII belum memiliki institusi pendidikan formal yang menjadi ciri khas
(benchmark) KBPII. Masyarakat selama ini lebih mengenal PII dan KBPII
sebagai institusi yang fokus di bidang pendidikan non formal melalui
pelatihan. Kalaupun ada beberapa wilayah atau daerah yang memiliki
lembaga pendidikan, maka itu atas inisiatif personal pada awalnya, yang
kemudian diserahkan dan dikelola oleh kelembagaan KBPII.
b) KBPII banyak memiliki SDM yang bergerak di bidang pendidikan, pelatihan
(training), dan penelitian, tapi masih banyak yang belum tersertifikasi dan
terstandarisasi, sehingga kurang bisa terlibat secara maksimal dalam
program program pendidikan, pelatihan dan penelitian yang diadakan baik
oleh pemerintah maupun lembaga swasta, padahal dari sisi kompetensi
dan kapasitas sudah sangat memenuhi kualifikasi.
c) Banyak KBPII yang memiliki potensi untuk pengembangan SDM, namun
belum berhimpun/bersinergi untuk mengembangkan dalam wadah
kepengurusan KBPII. Dengan demikian development talenta KBPII belum
dapat secara optimal dilakukan secara sinergis dan formal melalui jalur
kelembagaan KBPII.
d) Membentuk lembaga sertifikasi pra nikah.
3
dunia setelah Cina, India dan Jepang. Dari segi perilaku pengguna internet,
pengguna Facebbok sebanyak 71,6 juta (54%), Instagram 19,9 juta (15%),
Youtube 14,5 juta (11%), google 7,9 juta (6%), tweeter 7,2 juta (5,5%) dan
linkeding 796 ribu (0,6%) Dalam era pasca kebenaran (post truth) dimana
kebenaran subyektif lebih dominan ketimbang fakta kebenaran obyektif,
peran media sosial lebih banyak digunakan untuk tujuan yang destruktif.
b) Saat ini KBPII belum memiliki bidang khusus yang menangani persoalan
dakwah secara lebih serius. Sebaliknya SDM KBPII memiliki sumber daya
yang cukup memadai dalam urusan dakwah, akan tetapi secara manajerial
dan kelembagaan, di KBPII masih belum terkelola secara lebih baik.
4
bekerjasama dengan Baznas dan perbankan syariah di tingkat wilayah dan
daerah.
b) Mensosialisasi PII Mart melalui aplikasi Hasanah Networking dikalangan
KBPII Sebagai jaringan bisnis KBPII antar daerah dan wilayah.
c) Menginisiasi terbentuknya lembaga kesejahteraan Dai.
d) Perlu adanya program pengembangan kewirausahaan (entepreneurship)
di KBPII untuk menghasilan para pengusaha yang tangguh, berdaya saing
dan memiliki keunggulan komparatif dengan memanfaatkan teknologi
digital. Untuk itu KBPII perlu membentuk sekolah kewirausahaan atau
Pusdiklat calon pengusaha dan membangun kemitraan dengan
multistakeholder terkait.
Demikian Program Kerja ini disusun untuk menjadi acuan bagi kepengurusan KBPII
pada periode 2019-2023, untuk dilaksanakan sesuai kondisi KBPII, dan lebih
berorientasi pada komitmen keumatan demi kemajuan KBPII, PII dan Umat Islam
Indonesia.