Anda di halaman 1dari 7

Rohmah Susanto1, Nur Lailatul M2, Riza Pahroni 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK


DAN NON ORGANIK PADA MASYARAKAT RW 03 SUMBERSARI MALANG

Related Knowledge of Organic Waste Management and Non-Organic Community RW 03


Sumbersari Malang

Rohmah Susanto1, Nur Lailatul M2, Riza Pahroni3


1, 2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3)
Alumni Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami 188A Malang 65145
*)
e-mail: roh_susanto@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sampah kota secara sederhana diartikan sebagai sampah-sampah organik maupun non organik yang
dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut. Sumber sampah pada umumnya berasal dari
perumahan dan pasar. Memilah sampah mulai dari rumah atau lingkungan masing-masing saat ini seharusnya
sudah menjadi bagian dari gaya hidup warga. Dengan tumbuhnya kesadaran untuk memilah sampah saja,
sebagian persoalan sampah bisa teratasi. Membiasakan masyarakat membuang sampah sesuai jenisnya
memang tidak mudah. Sebagai contoh, tong sampah organik berwarna hijau dan non organik di tong berwarna
kuning yang ada di beberapa titik di kawasan industri Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Jakarta Timur,
tetap terisi sampah yang tercampur. Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah
dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama
di kota-kota besar, seperti kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik dan non organik pada masyarakat.
Menggunakan desain penelitian cross sectional dan teknik penetapan sampel cluster random sampling.
Hasil pengumpulan data diperoleh pengetahuan baik dan pengetahuan kurang memiliki prosentase nilai
yang hampir sama yaitu 38% memiliki pengetahuan baik dan untuk yang berpengetahuan kurang sebesar
36%, sedangkan sisanya memiliki pengetahuan cukup dengan prosentase 26%. Sebesar 8% responden
sudah melakukan pengelolaan dengan baik terhadap sampah organik dan non organik, 84 % responden
tidak melakukan pengelolaan dengan baik. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan koefisien korelasi
rank sperman, menunjukkan corelation coeficient sebesar 1,000 dengan nilai signifikan. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan tentang pengelolaan sampah dengan pengelolaan sampah
organik dan non organik. Dari hasil penelitian diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat memahami
konsep pengelolaan sampah organik dan non organik, serta mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-
hari.

Kata kunci: pengetahuan, pengelolaan sampah

ABSTRACT

City rubbish simply interpreted as also non organic that throw away by society from various locations
at city. Rubbish source in general come from housing and market. Separate rubbish begins from home or
environment each in this time should be part from member life style. With grow it cognizance to separate
rubbish, a part rubbish problem can be overcome. Make society accustomed to throws away rubbish
appropriate the kind really not easy. For example, green coloured organic dustbin and non-organic at
rust coloured barrel exist in several points at industrial areas Jakarta industrial estate Pulogadung,
East of Jakarta, and permanent rubbish content that mixed. Rubbish troubleshoot is matter crucial. Even,
rubbish can be said as cultural problem because the impact is hitter in various life sides, especially at
metropolis, like Malang city. Aim from this research is to detect about the connection of society knowledge
towards management of organic rubbish and non-organic in society. This research is using design of
cross sectional and stipulating technique sample cluster random sampling. Result of data collecting is
got good knowledge and less knowledge has percentage value much the same that is 38% has good

32 Januari 2010: 32 - 38
Versi online:
Volume 1, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/394

knowledge and for the things knowledgeable less as big as 36%, while has enough knowledge with
percentage of 26%. As big as 8% respondent has done management well towards organic rubbish and
non organic, 84% respondent doesn’t do management well. From processing result by using correlation
coefficient rank spearman, show that correlation coefficient as big as 1,000 with significant value. Research
result shows there is connection of knowledge level about rubbish management with organic rubbish
management and non organic. From supposed research result with this research there is society realizes
organic rubbish management concept and non organic, with apply it in everyday life.

Keywords: knowledge, rubbish management

LATAR BELAKANG ke tahun, volume sampah yang tak terangkut


ke LPA (lahan pembuangan akhir) Supit
Sampah kota diartikan sebagai sampah- Urang makin banyak. Data pada 2006,
sampah organik maupun non organik yang sampah tak terangkut hanya 160 meter kubik.
dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi Namun, pada 2007 volume sampah tak
di kota tersebut. Sumber sampah pada terangkut meningkat sampai 3.240 meter
umumnya berasal dari perumahan dan pasar kubik. Itu belum termasuk data pada 2008
(Sudrajat, 2007). Dari hasil observasi bahwa dan Juni 2009 (Malang raya, 2009).
pengelolaan sampah organik dan non organik Perkembangan jumlah sampah
pada warga RW 03 Sumbersari Malang masih sementara ini menjadi persoalan serius di
belum dilakukan dengan baik, karena pada banyak wilayah perkotaan dan semakin berat
setiap rumah masih kurang peduli dengan lagi di kemudian hari kalau sejak sekarang
pentingnya pengelolaan yang baik, hal itu tidak dilakukan per ubahan pola
terlihat dari warga yang membuang sampah pengelolaannya. Sampah rumah tangga
organik dan non organik pada suatu tempat adalah penyumbang terbesar dari sampah
sehingga menimbulkan bau tidak sedap pada perkotaan. Kepedulian terhadap lingkungan
lingkungan tempat tinggal mereka. Begitu juga memang harus diajarkan sejak kecil. Dan itu
dengan pengetahuan warga setempat tidak cukup hanya dengan mengajarkan
mengenai cara membuang sampah terutama buang sampah pada tempatnya. Salah
pada sampah yang termasuk organik dan non satunya adalah memberi wawasan mengenai
organik masih kurang. sampah kepada mayarakat didik kita. Dimulai
Menurut Rusman (2006) bahwa, volume dengan penyediaan dua tong sampah untuk
sampah DKI saat ini mencapai 6.000 ton per sampah organik dan non organik (Sukawi,
hari tidak melonjak tajam dalam 10 tahun ke 2007). Memilah sampah mulai dari rumah
depan. Dinas keber sihan mempr ediksi atau lingkungan masing-masing saat ini
produksi sampah DKI Jakarta pada 2015 seharusnya sudah menjadi bagian dari gaya
sebanyak 6.678 ton per hari. Menurut Taufik hidup warga. Dengan tumbuhnya kesadaran
(2006), upaya untuk mengurangi pembuangan untuk memilah sampah saja, sebagian
sampah ke T PA itu seharusnya persoalan sampah bisa teratasi. Pemilahan
dikonsentrasikan di permukiman yang menjadi dan pemanfaatan sampah harus menjadi
penghasil sampah terbesar. Pengelolaan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
sampah dengan sistem kumpul, angkut, dan masyarakat, dan suasta. Setidaknya, yang
buang sudah harus ditinggalkan. Data seharusnya sudah berjalan adalah memilah
timbunan sampah DKI pada 2005 sampah organik dan non organik sejak dari
menunjukkan permukiman menyumbang sumber. Pengolahan sampah yang modern
3.178 ton (52,97%), perkantoran 1.641 ton sekalipun tetap sulit dijalankan jika sampah
(27,35), industri 538 ton (8,97%), dan sekolah tidak terpisah (Rusman, 2006). Padatnya
319 ton (5,32%). Di Kota Malang dari tahun penduduk di daerah perkotaan dan

Hubungan Pengetahuan Terhadap Pengelolaan Sampah Organik dan Non Organik pada Masyarakat RW 03 33
Sumbersari Malang
Rohmah Susanto1, Nur Lailatul M2, Riza Pahroni 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071

pertumbuhan industri di berbagai bidang serta pengetahuan tentang pengelolaan sampah


tekanan terhadap sumber daya alam organik dan non organik, dan kedua dengan
menyebabkan timbulnya permintaan, inovasi, menggunakan chek list dengan jumlah 10
dan produksi sumber daya sintesis, yang pertanyaan tentang pengelolaan sampah
sering tergolong dalam bahan berbahaya (non organik dan non organik yang dilakukan warga
organik) demikian pula dengan buangannya. sehari-hari. Kuesioner disebarkan kepada
Perubahan kualitas lingkungan yang cepat ini responden, kemudian diisi oleh responden
merupakan tantangan bagi manusia untuk dengan memberi tanda silang (X) untuk
dapat menjaga fungsi lingkungan hidup agar jawaban yang benar pada kategori tingkat
tetap normal sehingga daya dukung pengetahuan, dan memberi tanda chek (“)
kelangsungan hidup manusia di bumi ini tetap untuk kategori pengelolaan. Pengolahan data
lestari dan kesehatan masyarakat tetap dengan cara: editing, koding, tabulasi.
terjamin. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan Hasil jawaban diberi pembobotan, kemudian
strategi baru untuk dapat meningkatkan dan dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor
memelihara kesehatan masyarakat, yakni tertinggi lalu dikalikan 100%. Hasil penelitian
setiap aktivitas harus didasarkan atas ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel
kebutuhan manusia, ditujukan kepada distribusi kemudian diberi interprestasi data
kehendak masyarakat, direncanakan oleh dengan menggunakan karakteristik kualitatif
semua pihak yang berkepentingan, didasarkan (Nursalam, 2003), yaitu: pengetahuan baik:
atas dasar prinsip-prinsip ilmiah, dan 79-100%, pengetahuan cukup: 56-79%,
dilaksanakan secara manusiawi (Yuli, 2006). pengetahuan kurang: <55%. Sedangakan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menganalisa pengelolaan sampah
adalah dengan membantu dan memberikan organik dan non organik dengan jawaban “Ya”
penjelasan kepada masyarakat tentang = 1, “Tidak” = 0. Untuk kategori yang di
pentingnya pengetahuan tentang sampah, gunakan dalam lembar obser vasi
karena sampah merupakan suatu fenomena menggunakan karakteristik kualitatif yaitu:
yang terjadi setelah melakukan aktifitas pengelolaan baik: 79-100%, pengelolaan
menjalankan peran kita sebagai konsumen. cukup: 56-79%, pengelolaan kurang: <55%.
Data dihitung untuk mencari hubungan atau
METODE menguji signifikansi dengan menggunakan uji
statistik korelasi rank spearman (Hasan,
Penelitian ini merupakan deskriptif 2004).
analitik korelasional menggunakan desain
cross sectional. Pengambilan sampel dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
cara cluster random sampling melalui dua
tahap yaitu: tahap pertama menentukan Tingkat Pengetahuan
sampel daerah/tempat yaitu di RW 03
Tingkat pengetahuan Warga Sumbersari Rw 03
Sumbersari Malang, dan tahap kedua
Tentang Pengelolaan Sampah Organik Non
menentukan sampel responden sejumlah 50. Organik
Penelitian dilakukan di wilayah Desa
Kurang
Sumbersari RW 03, Malang pada 26 Juni 37% Baik
sampai dengan 6 Juli 2009. Instrumen yang 39%
digunakan adalah lembar kuisioner dan lembar
observasi (check list). Data dikumpulkan Cukup
menggunakan kuisioner dengan dua kategori, 24%

pertama pilihan ganda dengan jumlah 15 Baik Cukup Kurang


pertanyaan untuk mengukur tingkat
Gambar 1. Diagram Distribusi berdasarkan
tingkat pengetahuan warga
34 Januari 2010: 32 - 38
Versi online:
Volume 1, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/394

Sumbersari RW 03 tentang
pengelolaan sampah organik dan non Hubungan Tingkat Pengetahuan
organik Terhadap Pengelolaan Sampah Organik
Dan Non Organik
Dari diagram 1 diketahui bahwa dari 50
responden terdapat 19 orang (38%) dengan Dari tabel 1 diketahui sebanyak 2
pengetahuan baik, 18 orang (36%) dengan responden (4%) memiliki pengetahuan baik
pengetahuan kurang, dan 13 orang (26%) dengan hasil pengelolaan baik, 2 responden
dengan pengetahuan cukup. (4%) memiliki pengetahuan baik dengan hasil
cukup, dan 15 responden (30%) memiliki
Pengelolaan Sampah pengetahuan baik dengan hasil pengelolaan
Karakteristik Responden Berdasarkan kurang. Sebanyak 1 responden (2%) memiliki
pengelolaan Sampah Organik& Non Organik
pengetahuan cukup dengan hasil pengelolaan
baik, 1 responden (2%) memiliki pengetahuan
Baik Cukup cukup dengan hasil pengelolaan cukup, dan
8% 8%
11 responden (22%) memiliki pengetahuan
cukup dengan hasil pengelolaan kurang.
Sebanyak 1 responden (2%) memiliki
Kurang pengetahuan kurang dengan hasil
84%
pengetahuan baik, 2 responden (4%) memiliki
pengetahuan kurang dengan hasil pengelolaan
Baik Cukup Kurang
cukup, 15 responden (30%) memiliki
pengetahuan kurang dengan hasil pengelolaan
Gambar 2. Diagram Distribusi berdasarkan
kurang. Dari hasil penghitungan diperoleh dari
pengelolaan sampah organik dan non
menentukan jumlah selisih antara dua variabel
organik warga Sumbersari RW 03
Malang sebesar 17816 setelah dikuadratkan,
kemudian dimasukkan ke dalam rumus
Diagram 2 menunjukkan dar i 50 koefisien korelasi rank sperman dengan nilai.
responden terdapat 4 orang (8%) yang Dari table 2 diketahui hasil penghitungan
mengelola sampah dengan baik, 4 orang (8%) uji analisa data menunjukkan corelation
yang mengelola sampah dengan cukup baik, coeficient sebesar 1,000 dengan nilai
dan sebagian besar 42 orang (84%) yang signifikan. Hal ini berarti Hi diterima yaitu
mengelola sampah dengan kurang baik. ada hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang pengelolaan sampah organik dan non
organik dengan pengelolaannya
Tabel 1. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap pengelolaan sampah organik dan non organik
Pengetah Pengelolaan sampah organik dan non organik Total
uan Baik Cukup Kurang
Baik 2 (4%) 2 (4%) 15 (30%) 19 (38%)
Cukup 1 (2%) 1 (2%) 11 (22%) 13 (26%)
Kurang 1 (2%) 2 (4%) 15 (30%) 18 (34%)
Total 4 (8%) 5 (10%) 41 (82%) 50 (100%)
Tabel 2. Uji hubungan tingkat pengetahuan terhadap pengelolaan sampah organik dan non organik
Tingkat Tingkat
pengetahuan pengelolaan
Spearman’s rho Correlation coefficient 1.000
Tingkat Sig. (1-tailed)
pengetahuan N 50 0

Hubungan Pengetahuan Terhadap Pengelolaan Sampah Organik dan Non Organik pada Masyarakat RW 03 35
Sumbersari Malang
Rohmah Susanto1, Nur Lailatul M2, Riza Pahroni 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071

Tingkat Correlation coefficient


pengelolaan Sig. (1-tailed)
N 0 0

Tingkat Pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai


metode atau pendekatan untuk mengkaji
Dari hasil penelitian menunjukkan 38% objek tersebut sehingga memperoleh hasil
memiliki pengetahuan baik, pengetahuan yang disusun secara sistematis dan diakui
kurang sebesar 36%, dan pengetahuan cukup secara universal, maka terbentuklah disiplin
26%. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu (Notoatmodjo, 2005).
pengetahuan warga ber pengaruh pada
pengelolaan sampah organik dan non organik Pengelolaan Sampah
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut peneliti
responden yang memiliki pengetahuan kurang Hasil penelitian menunjukkan sebesar
disebabkan karena tingkat pendidikan yang 8% responden melakukan pengelolaan
mereka tempuh, berdasarkan data umum dengan baik terhadap sampah organik dan
bahwa pendidikan responden sebagian besar non organik di lingkungan mereka, 84%
adalah SMA sebesar 42%, SMP sebesar responden tidak melakukan pengelolaan
24%, dan SD sebesar 28%, serta S1 sebesar dengan baik, responden belum menunjukkan
6%. kepedulian terhadap pengelolaan sampah di
Seperti yang di ungkapkan oleh tempat mereka.
Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam Menurut peneliti responden belum dapat
(2003), mengatakan bahwa makin tinggi melakukan pengelolaan dengan baik dari
tingkat pendidikan seseorang makin mudah pengetahuan yang selama ini diperoleh dari
menerima informasi sehingga makin banyak informasi atau sumber informasi dan
pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan pengalaman-pengalaman dalam pengelolaan
warga dalam peneglolaan sampah organik dan sampah yang diadopsi dari tempat lain, warga
non organik merupakan hal yang harus di telah berperilaku sesuai dengan tingkatan
utamakan untuk pelaksanaan kegiatan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari- terhadap pengelolaan sampah organik dan non
hari dalam menuntaskan timbunan sampah organik. Seperti yang dijelaskan oleh
dengan kegiatan mengelola sampah organik Depdikbud (1990), pengetahuan adalah
dan non organik dari sumber sampah sampai segala sesuatu yang diketahui. Sedangkan
dengan pengelolaannya di tempat akhir menur ut Notoadmodjo (1993) adalah
pembuangan sampah. Pengetahuan tentang merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
pengelolaan sampah organik dan non organik setelah orang melakukan penginderaan
di dapat melalui pendidikan, penyuluhan oleh terhadap suatu objek tertentu. Sebagai objek
instansi kebersihan, program penyuluhan disini adalah sampah organik dan non organik
kesehatan lingkungan yang dilakukan Pusat dan tindakan yang dilakukan untuk
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mengatasinya yaitu dengan melakukan
setempat dan pengalaman warga yang pengelolaan dengan baik, pengelolaan dengan
diperoleh warga dalam pengelolaan sampah baik memerlukan perilaku yang didasari
sehari-hari. dengan pengetahuan yang baik. Seperti yang
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil di jelaskan Notoatmodjo (1993) bahwa
tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pengetahuan koognitif merupakan dominan
pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa yang sangat penting untuk terbentuknya
manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan tindakan seseorang (overt behavior) karena
apa sesuatu itu. Apabila pengetahuan itu

36 Januari 2010: 32 - 38
Versi online:
Volume 1, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/394

dari pengalaman dan penelitian ternyata merupakan sebuah modal awal untuk
perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih mengerti dan memahami pengelolaan sampah
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari organik dan non organik sebagai parameter
oleh pengetahuan. dalam pengelolaannya, maka setiap warga
Pengelolaan sampah organik dan non harus memiliki pengetahuan yang baik
organik adalah suatu proses kegiatan yang mengenai pengelolaan sampah organik dan
dilakukan dalam upaya memisahkan sampah non organik. Mayoritas responden
kering dan sampah basah mulai dari sumber mempunyai tingkat pengetahuan terhadap
sampah dengan bermacam cara sesuai pengeloaan sampah organik dan non organik
dengan Jenisnya untuk di jadikan barang layak dalam kategori baik sebesar 38% (19
pakai atau memiliki nilai ekonomi (Kastaman, responden). Sedangkan yang memiliki
2007). pengetahuan kategori kurang sebesar 34%
(18 responden) dan sisanya memiliki
Hubungan Tingkat Pengetahuan pengetahuan cukup sebesar 26%. Untuk
Terhadap Pengelolaan Sampah Organik melakukan pengelolaan sampah organik dan
Dan Non Organik non organik yang berhasil maka didukung
dengan perilaku yang berdasarkan
Hasil penghitungan teknik analisa data pengetahuan baik.
menunjukkan corelation coeficient sebesar Menurut Rogers (1994) bahwa sebelum
1.000 dengan nilai signifikan. Dapat orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri
disimpulkan berarti Hi diterima atau ada orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
hubungan antara tingkat pengetahuan yaitu: awareness (kesadaran) bahwa orang
terhadap pengelolaan sampah organik dan non tersebut menyadari dalam arti mengetahui
organik dengan pengelolaannya pada warga stimulus (objek) terlebih dahulu; interest
RW 03 Sumbesari Malang. (merasa tertarik) bahwa orang mulai tertarik
Menurut peneliti pengetahuan sangat kepada stimulus atau objek tersebut. Di sini
menetukan dalam hal pengelolaan yang sikap subjek sudah mulai timbul; evaluation
dilakukan dengan baik. Hal ini bertujuan agar (menimbang-nimbang baik dan tidaknya
kegiatan pengelolaan sampah organik maupun stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti
organik berjalan dengan maksimal, untuk sikap responden sudah lebih baik lagi;
mewujudkannya tentu saja didukung dengan adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai
pengetahuan tentang pengelolaan sampah dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
organik dan non organik tersebut oleh masing- terhadap stimulus; trial, dimana subjek mulai
masing warga. Pengetahuan warga terhadap mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
pengelolaan sampah sesuai jenisnya (organik apa yang dikehendaki oleh stimulus.
dan non organik) ini sangat penting karena Menurut soekanto (1996) ilmu
dalam upaya menanggulangi masalah sampah pengetahuan adalah pengetahuan yang
di sumber sampah (rumah tangga) dapat tersusun sitematis dengan menggunakan
memberikan perilaku yang positif dalam kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu dapat
rangka menaggulangi sampah dalam diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu oleh orang lain yang ingin mengetahuinya.
pengetahuan yang dimiliki dalam pengelolaan Pengelolaan sampah organik dan non organik
sampah organik dan non organik dalam adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
konsep pengelolaannya meliputi faktor-faktor dalam upaya memisahkan sampah kering dan
dasar pengelolaan sampah, pengelolaan sampah basah mulai dari sumber sampah
sampah organik, dan pengelolaan sampah non dengan ber macam cara sesuai dengan
organik. Dari ketiga konsep tersebut jenisnya untuk dijadikan barang layak pakai
atau memiliki nilai ekonomi (Kastaman, 2007).

Hubungan Pengetahuan Terhadap Pengelolaan Sampah Organik dan Non Organik pada Masyarakat RW 03 37
Sumbersari Malang
Rohmah Susanto1, Nur Lailatul M2, Riza Pahroni 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071

KESIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Rineka Cipta.
tingkat pengetahuan warga tentang Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
pengelolaan sampah dengan kategori baik Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
sebesar 38% (19 responden). 84% warga Cipta.
belum melakukan pengelolaan sampah Budiman, C. 2006. Pengantar Kesehatan
organik dan non organik atau termasuk dalam Lingkungan. Jakarta: EGC.
kategori kurang. Hasil analisa data dengan DepKes RI. 2000. Pedoman Operasional
rank sperman menunjukkan nilai sebesar Pelayanan Imunisasi. Jakarta.
1,000 disimpulkan bahwa Hi diterima artinya Effendi, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan
ada peningkatan pengetahuan dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
pengelolaan terhadap sampah organik dan Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan:
non organik. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Saran yang dapat diberikan bagi Kehidupan. Edisi 5. Surabaya:
pengembangan ilmu keperawatan dalam Erlangga.
Kastaman, R., Kramadibrata, A., Moetangad.
pengembangan asuhan keperawatan
2007. Sistem pengelolaan Reaktor
komunitas hendaknya menekankan
Sampah Terpadu. Bandung: Penerbit
pentingnya pengetahuan warga tentang
Humaniora.
pengelolaan sampah organik dan non organik
Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu Kesehatan
untuk menunjang perilaku hidup bersih dan
Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
sehat. Bagi peneliti selanjutnya dapat
Nursalam., Pariani, S. 2001. Pendekatan
menggunakan hasil penelitian ini sebagai
Praktis Metode Riset. Jakarta: CV,
refrensi atau data tambahan untuk penelitian
sagung seto.
yang berhubungan dengan pengetahuan Sudrajat, H.R. 2007. Mengelola Sampah
masyarakat tentang pengelolaan sampah Kota. Jakata: Penebar Swadaya.
organik dan non organik, serta dampaknya Slamet. 1999. Sosiologi Kesehatan.
bagi warga. Bagi masyarakat diharapkan Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
dengan adanya penelitian ini memahami Press.
konsep pengelolaan sampah organik dan non Sukawi. (2007). http://sukawi.blogspot.com /
organik, serta mengaplikasikannya pada 2007/01/kapan-kita-peduli-sampah.html.
kehidupan sehari-hari. Bagi dinas kesehatan Diakses pada 1 januari 2007.
diharapkan memfasilitasi masyarakat atau Malang raya. (2009). http://
warga dalam hal kelengkapan infrastruktur malangraya.web.id /2009/06/17/ribuan-
dalam pengelolaan sampah, atau melakukan meter-kubik-sampah-kota-malang-tak-
survei dan memberikan penyuluhan untuk terangkut/. Diakses pada 17 juli 2009.
menambah informasi kepada warga, karena
responden yang mempunyai kategori
pengelolaan kurang baik tidak sebanding
dengan pengetahuan yang dimiliki warga.

DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik


Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.

38 Januari 2010: 32 - 38

Anda mungkin juga menyukai