Anda di halaman 1dari 18

INVENTARISASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT UNTUK MENGATASI

PENYAKIT KELAMIN DI BUNTOK KECAMATAN DUSUN SELATAN


KABUPATEN BARITO SELATAN SEBAGAI PENUNJANG MATERI
KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA

ABSTRAK

Lisa Violetha. 2021. Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat untuk Mengatasi


Penyakit Kelamin di Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan
Sebagai Penunjang Materi Keanekaragaman Hayati di SMA. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Palangka Raya. Pembimbing: (I) Dr. Yula Miranda,
M.Pd., (II) Dra. Sri Puryaningsih, M.Pd.

Permasalahan yang sering terjadi dikalangan masyarakat yang tinggal pada


suatu daerah tertentu, yaitu hilangnya data nama tumbuhan ataupun cara penggunaan
tumbuhan yang digunakan secara turun-menurun untuk mengobati suatu penyakit
tertentu, baik itu penyakit kelamin atapun penyakit berbahaya lainnya. Berdasarkan
hal tersebut, maka inventarisasi tumbuhan obat perlu dilakukan untuk mengetahui
spesies-spesies tumbuhan obat agar dapat menjaga dan melestarikan serta
memanfaatkan peran tumbuhan obat bagi kelangsungan organisme dibumi.
Tujuan penelitian ini yaitu : mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat
untuk mengatasi penyakit kelamin, mengetahui organ tumbuhan yang digunakan
sebagai obat serta mengetahui cara pengolahan tumbuhan yang digunakan sebagai
obat untuk mengatasi penyakit kelamin oleh masyarakat di Kecamatan Dusun
Selatan. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dengan cara menjelaskan metode deskripsi pada saat mendeskripsikan
berdasarkan ciri morfologi tumbuhan berkhasiat obat seperti akar, daun, umbi, dan
rimpang.
Hasil penelitian ini yaitu : (1) Didapatkan 10 jenis tumbuhan berkhasiat obat
untuk mengatasi penyakit kelamin di Kecamatan Dusun Selatan yaitu beluntas
(Pluchea indica), jahe (Zingiber officinale), bawang dayak (Eluetherine palmifolia),
kencur (Kaempferia galanga), rumput baribit (Lophaterum gracile), sirih merah
(Piper crocatum), sirih hijau (Piper betle), alang-alang (Imperata cylindrica),
kemangi (Ocimum basilicum), dan bambu (Bambusa apus); (2) Organ-organ
tumbuhan yang digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit kelamin oleh
masyarakat di Kecamatan Dusun Selatan yaitu akar 16,66%, batang 8,33%, daun
33,33%, umbi 8,33%, dan rimpang 25%; (3) Cara pengolahan tumbuhan yang
digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit kelamin oleh masyarakat di
Kecamatan Dusun Selatan yaitu ada dua cara yaitu dibuat menjadi pupur yang
menggunakan sebanyak 33,33%, sedangkan rebusan yang menggunakan sebanyak
50%; (4) Media pembelajaran poster dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar pada materi keanekaragaman
hayati akan menggerakan perhatian khalayak ramai dan memberikan informasi atas
suatu hal yang ingin disampaikan serta sebagai media persuasif atau iklan yang pada
hasil akhirnya menarik perhatian siswa.

Kata Kunci : Inventarisasi, Tumbuhan Obat, Penyakit Kelamin

Pendahuluan masyarakat di daerah di Provinsi


Tumbuhan merupakan Kalimantan Tengah.
keanekaragaman hayati yang menjadikan Permasalahan yang sering terjadi di
Indonesia memiliki kekayaan alam kalangan masyarakat yang tinggal pada
terbesar urutan kedua di dunia. Indonesia suatu daerah tertentu, yaitu hilangnya
memiliki sekitar 90.000 spesies data nama tumbuhan ataupun cara
tumbuhan, dimana 9.600 diketahui penggunaan tumbuhan yang digunakan
berkhasiat sebagai obat dan 300 spesies secara turun-menurun untuk mengobati
telah digunakan sebagai bahan obat suatu penyakit tertentu, baik itu penyakit
tradisional oleh industri obat tradisional kelamin atapun penyakit berbahaya
(Leisha, 2017). lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
Pengobatan tradisional diolah inventarisasi tumbuhan obat perlu
secara tradisional turun-temurun dan dilakukan untuk mengetahui spesies-
mempunyai khasiat sebagai obat serta spesies tumbuhan obat agar dapat
khasiatnya diketahui dari hasil telaah menjaga dan melestarikan serta
ilmiah yang secara klinis terbukti memanfaatkan peran tumbuhan obat
bermanfaat bagi kesehatan berdasarkan bagi kelangsungan organisme dibumi.
resep nenek moyang, adat istiadat, Inventarisasi tumbuhan merupakan
kepercayaan, kebiasaan setempat dan pencatatan dan pengumpulan data dari
pengetahuan tradisional. Hal ini penelitian tentang tumbuhan, pendataan
didukung oleh Kebijakan Departemen dilakukan dengan cara mengklasifikasi
Kesehatan RI tentang pengobatan dan determinasi tumbuhan sesuai dengan
tradisional seperti yang tercantum dalam ciri morfologinya (Santoso, 2016).
UU No. 23 tahun 1992 pasal 47 tentang Hasil inventarisasi yang dilakukan
pengobatan tradisional dan dalam oleh Meytia et al. (2013) diperoleh 65
Kepmenkes No. 1076/SK/VII/2003 jenis dari 34 famili tanaman obat yang
tentang penyelenggaraan pengobatan digunakan untuk mengatasi penyakit
tradisional yang menggunakan tumbuhan tertentu oleh masyarakat di Kecamatan
obat-obatan tradisional. Salah satu etnis Jati Agung. Berbeda dengan hasil
yang masih mempertahankan tradisinya penelitian Izzuddin dan Azrianingsih
yaitu Etnis Dayak. Etnis Dayak meliputi (2015) 53 jenis tumbuhan yang
tergolong dalam 27 famili dan 5 macam
ramuan yang di ramu oleh Paraji. Pemakaian tumbuhan berkhasiat
Berdasarkan hasil inventarisasi sebagai obat untuk mengatasi penyakit
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kelamin ada pemakaian tunggal dan ada
masih banyak masyarakat yang yang berupa campuran beberapa bahan.
mengolah dan mengkonsumsi dari Tingginya minat dan kesadaran
berbagai tumbuhan obat untuk mengatasi masyarakat Buntok terhadap pengobatan
penyakit tertentu. Di Provinsi tradisional menggunakan berbagai
Kalimantan Tengah masih banyak tumbuhan obat dipengaruhi oleh unsur
tumbuhan obat yang digunakan ekonomi dan jarak yang ditempuh untuk
masyarakat untuk mengatasi penyakit melakukan pengobatan. Sejauh ini belum
tertentu yang belum di inventarisasi terdapat penelitian mengenai tumbuhan
khususnya pada salah satu kabupaten berkhasiat obat untuk mengatasi
yang memiliki potensi tumbuhan penyakit kelamin di Buntok Kecamatan
berkhasiat obat untuk mengatasi Dusun Selatan Kabupaten Barito
penyakit kelamin yaitu Kabupaten Barito Selatan.
Selatan. Kabupaten Barito Selatan Potensi tumbuhan yang berkhasiat
adalah salah satu Kabupaten di Provinsi sebagai obat untuk mengatasi penyakit
Kalimantan Tengah. Ibu kota Kabupaten kelamin di Buntok Kecamatan Dusun
ini terletak di Buntok. Kabupaten ini Selatan Kabupaten Barito Selatan
memiliki luas wilayah 8.830 km² dan menjadi rujukkan yang baik bagi
berpenduduk kurang lebih sebanyak masyarakat Buntok. Penelitian di bidang
131.987 jiwa (Tahun 2015). kajian tumbuhan obat juga semakin
Kecamatan Dusun Selatan, dengan gencar dilakukan. Berbagai informasi
luas wilayah 1.829 km² (20,71% dari terkait karakteristik dan pemanfaatan
Luas Kabupaten Barito Selatan). Secara tumbuhan obat tersebut perlu terus
geografis Kabupaten Barito Selatan dipublikasikan kepada masyarakat. Salah
terletak pada posisi membujur atau satu cara pengelolaan informasi
memanjang sungai Barito dengan letak tumbuhan obat untuk mengatasi penyakit
Astronomis 1° 20’ Lintang Utara – 2° kelamin yaitu melalui sebuah poster
35’ Lintang Selatan dan 114° – 115° ilmiah yang dapat memberikan informasi
Bujur Timur. Sebagai daerah yang atau pesan yang ada di dalam sebuah
beriklim tropis, wilayah Barito Selatan poster sifatnya persuasif atau mengajak
udaranya relatif panas yaitu siang hari orang lain. Itulah sebabnya mengapa
mencapai sekitar 34,94°C dan malam poster selalu dibuat semenarik mungkin
hari sekitar 21,95°C, rata-rata curah agar pembacanya terpengaruh dan
hujan sangat rendah pada tahun 2015 mengikuti pesan yang ada di dalam
yaitu hanya 49,78 mm dengan rata-rata poster tersebut, yang diharapkan dapat
hujan turun sebanyak 15 hari setiap menunjang materi keanekaragaman
bulannya. hayati di SMA.
Berdasarkan hal tersebut, maka 1. Mengetahui jenis-jenis tumbuhan
inventarisasi tumbuhan obat untuk berkhasiat obat untuk mengatasi
mengatasi penyakit kelamin perlu penyakit kelamin yang dapat
dilakukan untuk mengetahui spesies- ditemukan di Kecamatan Dusun
spesies tumbuhan obat yang dapat Selatan.
mengatasi penyakit kelamin yang 2. Mengetahui organ tumbuhan yang
digunakan oleh masyarakat buntok agar digunakan sebagai obat untuk
dapat menjaga dan melestarikan serta mengatasi penyakit kelamin oleh
memanfaatkan peran tumbuhan obat masyarakat di Kecamatan Dusun
tersebut bagi kelangsungan organisme Selatan.
dibumi. Sehingga judul penelitian ini, 3. Mengetahui cara pengolahan
yaitu Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat tumbuhan yang digunakan sebagai
Obat untuk Mengatasi Penyakit Kelamin obat untuk mengatasi penyakit
di Buntok Kecamatan Dusun Selatan kelamin oleh masyarakat di
Kabupaten Barito Selatan Sebagai Kecamatan Dusun Selatan.
Penunjang Materi Keanekaragaman 4. Mengetahui poster hasil penelitian
Hayati di SMA. inventarisasi tumbuhan obat dapat
dijadikan media penunjang materi
keanekaragaman hayati.
Identifikasi Masalah
Permasalahan yang sering terjadi
dikalangan masyarakat yang tinggal Pendekatan dan Jenis Penelitian
pada suatu daerah tertentu, yaitu
hilangnya data nama tumbuhan ataupun Pendekatan yang digunakan dalam
cara penggunaan tumbuhan yang penelitian ini adalah pendekatan
digunakan secara turun-menurun untuk kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian
mengobati suatu penyakit tertentu, baik yang menghasilkan data deskriptif
itu penyakit kelamin atapun penyakit berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
berbahaya lainnya. Berdasarkan hal yang dapat diamati dari orang (subyek)
tersebut, maka inventarisasi tumbuhan itu sendiri. Dengan pendekatan
obat perlu dilakukan untuk mengetahui penelitian kualitatif ini, peneliti akan
spesies-spesies tumbuhan obat agar membuat deskripsi tentang gambaran
dapat menjaga dan melestarikan serta objek yag diteliti secara sistematis, baik
memanfaatkan peran tumbuhan obat itu mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
bagi kelangsungan organisme dibumi. berbagai hal yang terkait dengan tema
penelitian. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif eksploratif,
Tujuan Penelitian yaitu suatu penelitian untuk membuat
Tujuan penelitian ini adalah : gambaran mengenai situasi atau kejadian
yang sesuai dengan fenomena-fenomena yaitu: Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak
yang ada. Adapun metode yang Bakumpai, Suku Dayak Maanyan, Suku
digunakan adalah metode survey, yang Dayak Lawangan, Suku Dayak Dusun
merupakan suatu metode untuk menarik dan Suku Dayak Bawo. Dan setiap
suatu kesimpulan tentang suatu populasi penentuan responden selanjutnya
yang sedang diteliti. Kesimpulan yang berdasarkan pemikiran yang matang oleh
didapat berdasarkan informasi ataupun responden sebelumnya. Pengambilan
data yang diperoleh dari sampel data dilakukan dengan menggunakan
penelitian yang telah ditentukan. lembar pengamatan, data yang
dikumpulkan meliputi habitat, nama
Lokasi Penelitian daerah, nama ilmiah, ciri morfologi,
Lokasi dalam penelitian ini adalah bagian tumbuhan yang digunakan
di Buntok Kecamatan Dusun Selatan sebagai obat, manfaat, dan klasifikasi.
Kabupaten Barito Selatan. Peneliti
menggunakan penelitian ini karena Analisis Data
keadaan lokasi yang mudah dijangkau Data tumbuhan berkhasiat obat
juga memperoleh data-data yang sesuai, untuk mengatasi penyakit kelamin yang
menjawab persoalan dan fenomena yang terkumpul kemudian dianalisis secara
terjadi sesuai dengan pokok fokus deskriptif yaitu penguraian apa adanya
masalah yang diajukan. Kabupaten fenomena yang terjadi (deskriptif)
Barito Selatan adalah salah disertai penafsiran terhadap arti yang
satu kabupaten di provinsi Kalimantan terkandung dibalik yang tampak
Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak (interpretif). Dalam penelitian ini
di Buntok. Kabupaten ini memiliki luas peneliti melakukan analisis interpretif
wilayah 8.830 km² dan berpenduduk dengan mengandalkan daya imajinasi,
sebanyak 136.297 jiwa (Tahun 2019). intuisi, dan daya kreasi peneliti dalam
Motto kabupaten ini adalah "Dahani proses yang disebut reflektif dalam
dahanai tuntung tulus" dan "pantang menangkap makna dari objek penelitian,
pulang sebelum tumbang". dengan mendeskripsikan ciri-ciri
morfologi tumbuhan obat untuk
Prosedur Pengumpulan Data menentukan jenis nama spesies
Teknik pengumpulan data dalam tumbuhan paku yang digunakan
penelitian ini dilakukan dengan teknik masyarakat Buntok Kecamatan Dusun
survey melalui wawancara Selatan Kabupaten Barito Selatan.
semiterstruktur. Penentuan responden
menggunakan teknik snowball sampling.
Teknik snowball sampling dipilih karena
di Buntok mayoritas masyarakat yang Hasil Penelitian
tinggal di daerah ini adalah Suku Dayak,
Hasil penelitian yang telah betle), alang-alang (Imperata
dilakukan di Kecamatan Dusun Selatan cylindrica), kemangi (Ocimum
didapatkan 10 jenis tumbuhan yang basilicum), dan bambu (Bambusa apus).
dimanfaatkan masyarakat sebagai obat Penggunaan tumbuhan obat di Desa ini
tradisional untuk mengatasi penyakit paling banyak dengan cara oral, yaitu
kelamin dan bagian yang digunakan dengan meminum air rebusan tumbuhan
antara lain daun, batang, akar, rimpang, obat. Selebihnya tumbuhan obat
dan umbi seperti beluntas (Pluchea digunakan oleh masyarakat dengan cara
indica), jahe (Zingiber officinale), topikal. Berikut histogram persentase
bawang dayak (Eluetherine palmifolia), bagian dan cara yang digunakan oleh
kencur (Kaempferia galanga), rumput masyarakat di Kecamatan Dusun Selatan
baribit (Lophaterum gracile), sirih merah :
(Piper crocatum), sirih hijau (Piper
50
Persentase (%) Responden Pengguna

40 33.33
30 25
20 16.66 16.68
10 8.33 8.33

Organ Tumbuhan

Gambar 1. Grafik Persentase Bagian-Bagian Organ Tumbuhan yang Digunakan


untuk Mengatasi Penyakit Kelamin

Hasil menunjukkan bahwa pada bagian (kujajing dan rumput baribit)


gambar 11 penggunaan daun (beluntas, 16,68%. Bagian-bagian tumbuhan
pucuk bambu, sirih merah, dan sirih tersebut diolah dan digunakan dengan
hijau) 33,33%, batang (kujajing dan cara tertentu, berikut persentase cara
rumput baribit) 8,33%, akar (kujajing, penggunaan bagian-bagian tumbuhan
dan rumput baribit) 16,66%, rimpang tersebut dalam bentuk olahan tertentu
(kencur, alang-alang, dan jahe) 25%, yaitu sebagai berikut :
umbi (bawang dayak) 8,33%, dan semua
50

Persentase (%) Responden Pengguna


50
45
40
35 33.33
30
25
20 16.67
15
10
5
0
Pupur Rebusan Pupur + Rebusan
Cara Responden untuk Mengolah Bagian tumbuhan

Gambar 2. Grafik Cara penggunaan Bagian-Bagian Tumbuhan yang Digunakan


untuk Mengatasi Penyakit Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan beluntas, alang-alang, jahe, dan kencur)


bahwa pada gambar 12 cara pengolahan yang digunakan secara oral dalam
tumbuhan (bawang dayak, kujajing, bentuk air minum sebesar 50%, dan
rumput baribit, dan pucuk bambu) yang tumbuhan (kujajing dan rumput baribit)
digunakan dalam bentuk pupur sebesar yang diolah dalam bentuk pupur dan
33,33% dan pengolahan melalui rebusan direbus sebesar oral sebesar 16,67%.
tumbuhan (sirih merah, sirih hijau,
Gambar 3. Poster Ilmiah
(Sumber : Peneliti, 2020)

Media pembelajaran poster dari kegiatan belajar mengajar pada materi


hasil penelitian ini dapat dijadikan keanekaragaman hayati akan
sebagai media pembelajaran dalam menggerakan perhatian khalayak ramai
dan memberikan informasi atas suatu mengatasi penyakit kelamin yang
hal yang ingin disampaikan serta digunakan masyarakat Kecamatan
sebagai media persuasif atau iklan yang Dusun Selatan yang ditemukan sekian
pada hasil akhirnya menarik perhatian jenis hasil budidaya 8 jenis dan 2 jenis
siswa. adalah tumbuhan liar yaitu beluntas
(Pluchea indica) termasuk ke dalam
Pembahasan suku Astereaceae, jahe (Zingiber
Kabupaten Barito Selatan adalah officinale) dan kencur (Kaempferia
salah galanga) termasuk ke dalam suku
satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Zingiberaceae, bawang dayak
Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak (Eluetherine palmifolia) termasuk ke
di Buntok. Berdasarkan hasil observasi dalam suku Iridaceae, rumput baribit
sebelumnya, diketahui bahwa (Lophaterum gracile) dan alang-alang
mayoritas masyarakat di Kecamatan (Imperata cylindrica) termasuk ke
Dusun Selatan masih mempertahankan dalam suku Poaceae, sirih merah
tradisi menggunakan tumbuhan obat (Piper crocatum) dan sirih hijau (Piper
dalam pengobatan tradisional untuk betle) termasuk ke dalam suku
mengatasi penyakit kelamin. Piperceae, kujajing (Ficus fistulosa)
Dalam penelitian ini, didapatkan termasuk ke dalam suku Moraceae, dan
2 orang informan kunci yang dianggap bambu (Bambusa apus) termasuk ke
memiliki paling banyak pengetahuan dalam suku Gramineae. Berdasarkan
tentang tumbuhan obat yang biasa jenis tumbuhan yang ditemukan pada
digunakan sebagai obat tradisional oleh penelitian ini dipengaruhi oleh berbagai
masyarakat Kecamatan Dusun Selatan faktor seperti angin, temperatur, suhu
dan 2 orang tersebut dan curah hujan. Sebagai daerah yang
merekomendasikan 10 orang informan beriklim tropis, wilayah Kabupaten
selanjutnya yang juga menggunakan Barito Selatan udaranya relatif panas,
tanaman obat sebagai pengobatan yaitu siang hari mencapai sekitar 34°C
tradisional. Masyarakat Dusun Selatan dan malam hari sekitar 20°C,
menggunakan tumbuhan obat sebagai sedangkan rata-rata curah hujan per
obat tradisional secara turun temurun tahunnya relatif tinggi yaitu mencapai
dari nenek moyang atau orang tua 228,9 mm. Sehingga dijumpai cukup
terdahulu. Namun ada pula yang banyak tumbuhan yang dapat
menggunakan tumbuhan tersebut digunakan untuk mengatasi penyakit
berdasarkan pemberitahuan dari orang- kelamin seperti beluntas, jahe, bawang
orang sekitar lingkungan tempat tinggal dayak, kencur, rumput baribit, sirih
mereka. merah, sirih hijau, alang-alang,
Hasil penelitian menemukan 10 kujajing, dan bambu.
jenis tumbuhan berkhasiat obat untuk
Tumbuhan beluntas memiliki kuning, batuk, mencret berdarah, sakit
banyak kandungan senyawa kimia, perut, disentri, radang poros usus,
yaitu mengandung flavonoid, tanin dan kanker colon, kanker payudara,
minyak atsiri. Berdasarkan beberapa perangsang muntah, dan obat bisul
penelitian diketahui tanaman beluntas (Galingging, 2009). Berdasarkan sifat
memiliki aktivitas farmakologi seperti fisiologi yang istimewa dari tanaman
anti-oksidan, anti-inflamasi, anti- inilah kemudian dilakukan penelitian
bakteri dan analgesic (Fitriansyah & yang bersifat kajian terhadap aktivitas
Indradi, 2018). antimikroba umbi bawang dayak
Jahe dimanfaatkan sebagai bahan terhadap beberapa mikroba.
obat herbal karena mengandung Kandungan senyawa yang
minyak atsiri dengan senyawa kimia terdapat didalam rimpang kencur salah
aktif, seperti: zingiberin, kamfer, satunya adalah Etil parametoksisinamat
lemonin, borneol, shogaol, sineol, (EPMS) senyawa ini merupakan
fellandren, zingiberol, gingerol, dan senyawa yang paling besar atau yang
zingeron yang berkhasiat dalam paling banyak jumlahnya yang ada
mencegah dan mengobati berbagai didalam rimpang kencur, Senyawa Etil
penyakit (Goulart, 1995; Reader’s parametoksinamat sering dipakai
Digest, 2004; Sudewo,2006; Santoso, sebagai bahan penelitian karena
2008). Senyawa kimia aktif yang juga memiliki manfaat sebagai salah satu
terkandung dalam jahe yang bersifat bahan dasar sediaan kosmetik yaitu
anti-inflamasi dan antioksidan, adalah tabir surya (pelindung kulit dari
gingerol, beta-caroten, capsaicin, asam sengatan sinar matahari) selain itu juga
cafeic, curcumin dan salicilat (Ware, terdapat beberapa penelitian yang
2017). Menurut Goulart (1995), jahe menyatakan bahwa kencur memiliki
dapat dimanfaatkan untuk mengobati aktivitas sebagai obat asma, anti jamur
penyakit vertigo, mual-mual, mabuk dan antibakteri (Hudha, et al 2017).
perjalanan, demam, batuk, gangguan Hasil skrining fitokimia Rumput
saat menstruasi, kanker, dan penyakit baribit menunjukkan adanya senyawa
jantung. metabolit sekunder seperti alkaloid,
Penapisan fitokimia bawang saponin, tannin, fenolik, flavonoid,
dayak menunjukkan bahwa bahan uji triterpenoid, steroid, dan glikosida yang
mengandung senyawa flavonoid, terkandung di dalamnya (Darwati,
polifenol, alkaloid, kuinon, tanin, 2011).
steroid, monoterpenoid dan Sirih merah memiliki kandungan
seskuiterpenoid (Puspadewi, et al., senyawa aktif seperti flavonoid,
2013). Secara empiris, umbinya alkaloid, tanin, senyawa polifenolat dan
bersifat diuretik, astringen, pencahar, minyak atsiri (Lestari ABS, 2014;
analgetik, mengobati luka, sakit Safithri et al., 2012). Senyawa aktif
yang terkandung oleh tanaman sirih luka, aktivitas sitotoksik, efek
merah menyebabkan tanaman ini neuroprotektif, efek hepatoprotektif,
memiliki banyak potensi untuk efek kardioprotektif, dan aktivitas
mengobati berbagai penyakit, penghambatan stres oksidatif
diantaranya berpotensi sebagai (Sulistyowati, 2017).
antioksidan, antihiperglikemia, Menurut pemaparan Battra
antikanker dengan meningkatkan kujajing memiliki khasiat sebagai obat
proliferasi sel kanker dan juga dapat kesuburan pria dan wanita. Menurut
sebagai antidiabetes (Safithri dan Musthapa (2004: 1) mengungkapkan
Fahma, 2008; Alfarabi et al., 2010; bahwa tumbuhan kujajing merupakan
Safithri, 2011). penghasil senyawa flavonoid, alkaloid,
Daun sirih hijau dimanfaatkan dan terpenoid.
sebagai antisariawan, antibatuk, Hasil uji kuantitatif diperoleh
astrigent, dan antiseptik. Kandungan berat Flavonoid untuk sampel daun
kimia tanaman sirih adalah saponin, bambu segar sebesar 5,5744 gram atau
flavonoid, polifenol, dan minyak astari. 5,57 % berat sampel, Alkaloid sebesar
Senyawa saponin dapat bekerja sebagai 0,1421 gram atau 2,81 % berat sampel,
antimikroba. Senyawa ini akan mersak sedangkan hasil uji kualitatif daun
membran sitoplasma dan membunuh bambu segar positif mengandung
sel. Senyawa flavonoid diduga Saponin dan Tanin (Romansyah, et al.,
memiliki mekanisme kerja 2019).
mendenaturasi protein sel bakteri dan 10 tumbuhan yang digunakan
merusak membran sel tanpa dapat masyarakat Kecamatan Dusun Selatan
diperbaiki lagi (Carolia & Noventi, berpotensi sebagai tanaman obat untuk
2016). mengatasi penyakit kelamin karena
Alang-alang merupakan salah terdeteksi memiliki senyawa metabolit
satu tanaman yang telah digunakan sekunder, serta aktivitas antiinflamasi
secara tradisional sejak zaman dahulu dan antimikroba yang berbeda-beda.
untuk mengobati berbagai indikasi. Berdasarkan hasil wawancara
Tanaman tersebut telah mengalami menunjukkan bahwa masyarakat
penyelidikan fitokimia, eksperimental Kecamatan Dusun Selatan dalam
dan klinis yang cukup luas. Konstituen memanfaatkan tumbuhan sebagai obat
aktif yang terkandung dalam tanaman tradisional menggunakan beberapa
tersebut termasuk vitamin C dan bagian dari tumbuhan tersebut. Bagian
polifenol (flavonoid, triterpenoid, tumbuhan yang digunakan yaitu daun,
saponin, dan lignan). Studi umbi, rimpang, batang, dan akar.
eksperimental telah menunjukkan Bagian-bagian tumbuhan yang
fungsinya dalam peradangan dan efek digunakan oleh masyarakat Kecamatan
antibakteri, aktivitas penyembuhan Dusun Selatan tersebut, baik secara
empiris maupun secara ilmiah telah diuraikan oleh hati sebelum akhirnya
dibuktikkan mempunyai beragam diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
variasi dari senyawa yang terkandung Selain itu, masyarakat Kecamatan
didalamnya, sehingga obat tradisional Dusun Selatan juga menggunakan
mungkin terjadi dengan adanya herbal secara topikal (penggunaan obat
interaksi antar senyawa yang herbal luar) merupakan jenis herbal
mempunyai pengaruh lebih kuat untuk yang diserap secara langsung oleh
mengatasi penyakit kelamin. Pada tata permukaan tubuh, terutama kulit.
cara pengolahan dan penggunaan Contoh herbal topikal adalah pupur
tumbuhan obat yang dilakukan oleh basah yang ditempelkan ke kulit.
masyarakat Kecamatan Dusun Selatan Menggunakan herbal dengan cara
ada 2 cara yaitu secara adat istiadat topikal memiliki keunggulan, yakni
(tradisi) dan secara modern, adapun efek herbal akan langsung terasa pada
cara pengolahan tumbuhan obat oleh bagian tubuh yang memerlukannya.
masyarakat Kecamatan Desa Selatan Risiko efek sampingnya pun lebih kecil
secara tradisi yaitu menyiapkan sesajen karena obat-obatan tidak melalui area
berupa beras, telur, dan uang koin, tubuh lainnya secara langsung.
kemudian tumbuhan tersebut dapat Pemanfaatan bahan-bahan dari
diambil dan diolah secara modern, alam merupakan pilihan yang diambil
adapun tumbuhan yang menggunakan oleh sebagian masyarakat untuk
tradisi yaitu kujajing, bambu, dan menjaga kesehatannya, dan adanya
rumput baribit. Sedangkan pengolahan gerakan kembali ke alam (back to
secara modern yaitu direbus, ditumbuk, nature) semakin meningkatkan
diremas, dan cara penggunaan yang pemanfaatan bahan-bahan yang berasal
dilakukan yaitu diminum, direndam, dari alam. Pengetahuan masyarakat
dimakan, digosok, ditempelkan, tentang pemanfaatan tanaman sebagai
dioleskan dan langsung digunakan. obat hanya sampai pada sebatas
Cara penyajian dari tumbuhan obat pemanfaatan sirih untuk penghilang
tersebut disajikan secara tunggal dan bau badan. Selain pengetahuan yang
dalam bentuk ramuan. Meminum dimiliki masyarakat saat ini hanya
herbal secara oral ini merupakan cara sebatas pengetahuan turun temurun
pemberian obat herbal yang paling sebagai bentuk interaksi antara
umum karena jauh lebih mudah, aman, masyarakat dengan lingkungannya
dan murah dibandingkan metode khususnya tumbuhan (etnobotani). Di
lainnya. Setelah diminum, obat herbal negara Indonesia, sekalipun pelayanan
akan diserap oleh dinding usus. Proses kesehatan telah berkembang, jumlah
ini dapat dipengaruhi oleh makanan masyarakat yang memanfaatkan
dan obat lain yang dikonsumsi. Obat pengobatan tradisional tetap tinggi.
herbal yang telah diserap kemudian Menurut Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun 2001, 57,7% penduduk plantae, klasifikasi dan pemanfaatan
Indonesia melakukan pengobatan makhluk hidup. Pengintegrasian
sendiri tanpa bantuan medis dengan konteks materi pembelajaran sesuai
memilih cara pengobatan tradisional isu-isu lingkungan sekitar dan metode
lainnya termasuk masyarakat di pembelajaran yang bervariasi dapat
Kecamatan Dusun Selatan. memudahkan siswa dalam
Kelompok etnik tradisional di menyelesaikan permasalahan
Indonesia khusunya di Provinsi lingkungan dan membentuk karakter
Kalimantan Tengah mempunyai ciri- peduli terhadap lingkungan sekitar.
ciri dan jati diri budaya yang sudah Pengintegrasian tumbuhan lokal
jelas terdefinisi, sehingga diduga sebagai bahan ajar merupakan langkah
kemungkinan besar persepsi dan konservasi yang sangat besar. Primack
konsepsi masyarakat terhadap (2013) menjelaskan bahwa buku teks
sumberdaya nabati di lingkungannya yang ditulis berdasarkan kondisi daerah
berbeda, termasuk dalam pemanfaatan lokal mampu menyumbang konstribusi
tumbuhan sebagai obat tradisional. konservasi biodiversitas yang tinggi.
Sudah ada penelitian tentang jenis-jenis Salah satu cara memperkenalkan
tumbuhan yang berpotensi dan diduga konservasi biodiversitas adalah
berpotensi sebagai obat. Penelitian menggunakan konten dan bahasa lokal.
tentang pengetahuan dan pemanfaatan Siswa dan peneliti dapat mempelajari
tumbuhan obat oleh masyarakat lokal materi tersebut dengan baik sekaligus
telah banyak dilakukan di Indonesia. mengembangkan potensi daerahnya.
Oleh sebab itu, data-data tersebut Hal tersebut juga didukung penelitian
digunakan sebagai sumber belajar di Ramadoss dan Moli (2011) di India
Sekolah Menengah Atas sebagai bahwa penerapan pembelajaran
penunjang materi keanekaragaman keanekaragaman hayati lokal dan
hayati. konservasi untuk pembangunan
Tumbuhan lokal juga dapat berkelanjutan memiliki potensi dampak
dimanfaatkan sebagai sumber belajar jangka panjang pada sikap siswa
biologi. Pengintegrasian konsep terhadap keanekaragaman hayati lokal
biokonservasi dalam pembelajaran dan membentuk sikap untuk masa
biologi sebagai upaya menumbuhkan depan.
literasi dan kesadaran lingkungan siswa Pendidikan keunggulan lokal
SMA dapat dilakukan dengan berbasis karakter merupakan alternatif
pendekatan kontekstual (Apriana, solusi dalam pembelajaran biologi.
2012). Bioekologi tumbuhan lokal Konstitusi pembelajaran biologi adalah
Muria dapat diterapkan dalam berbagai minds-on, hands-on dan hearts-on,
materi SMA, antara lain materi sehingga proses belajar biologi harus
keanekaragaman hayati dan konservasi, mengaktifkan ketiga aspek tersebut.
Pencapaiannya dibangun dengan pengolahan yaitu pengolahan
keterampilan berpikir dan pengalaman secara adat istiadat (tradisi)
sehingga mengarah pada pembelajaran dengan menyiapkan sesajen
dengan menemukan sendiri konsep berupa beras, telur, dan uang koin
yang dipelajari dengan pengalaman kemudian tumbuhan tersebut
langsung melalui pembelajaran dapat diambil dan diolah
kontekstual. Pengalaman langsung pembuatannya secara modern,
menggunakan potensi lokal sebagai tumbuhan yang menggunakan
sumber belajar yang ada di sekitar adat tradisi yaitu kujajing,
siswa (Mumpuni, 2013). bambu, dan rumput baribit.
Sedangkan pengolahan secara
Kesimpulan modern dibuat menjadi pupur
Kesimpulan dalam penelitian ini dengan cara sari pati organ
yaitu : tumbuhan dan beras yang telah
1) Didapatkan 10 jenis tumbuhan dihaluskan difermentasi selama 3
berkhasiat obat untuk mengatasi hari kemudian adonan dibentuk
penyakit kelamin di Kecamatan bulat-bulat dan dijemur hingga
Dusun Selatan yaitu beluntas kering. Sementara, cara yang
(Pluchea indica), jahe (Zingiber kedua yaitu tumbuhan dengan
officinale), bawang dayak konsentrasi tertentu direbus
(Eluetherine palmifolia), kencur dengan menggunakan air mineral
(Kaempferia galanga), rumput sebanyak 400 mL, setelah
baribit (Lophaterum gracile), mendidih air rebusan siap
sirih merah (Piper crocatum), dikonsumsi.
sirih hijau (Piper betle), alang- 4) Media pembelajaran poster dari
alang (Imperata cylindrica), hasil penelitian ini dapat
kemangi (Ocimum basilicum), dijadikan sebagai media
dan bambu (Bambusa apus). pembelajaran dalam kegiatan
2) Organ-organ tumbuhan yang belajar mengajar pada materi
digunakan sebagai obat untuk keanekaragaman hayati akan
mengatasi penyakit kelamin oleh menggerakan perhatian khalayak
masyarakat di Kecamatan Dusun ramai dan memberikan informasi
Selatan yaitu akar, batang, daun, atas suatu hal yang ingin
umbi, dan rimpang. disampaikan serta sebagai media
3) Cara pengolahan tumbuhan yang persuasif atau iklan yang pada
digunakan sebagai obat untuk hasil akhirnya menarik perhatian
mengatasi penyakit kelamin oleh siswa.
masyarakat di Kecamatan Dusun
Selatan yaitu ada dua cara
Saran Anonim. (2019). Kabupaten Barito
Tumbuhan lokalmenyimpan Selatan. Diakses pada Tanggal 20
potensi sangat besar untuk Oktober 2019 di
https://id.wikipedia.org/wiki/Kab
dikembangkan sebagai sumber belajar
upaten_Barito_Selatan.
biologi. Berbagai materi dapat
menggunakan tumbuhan lokal, Apriana, E. 2012. Pengintegrasian
misalnya materi keanekaragaman Konsep Biokonservasi dalam
hayati dan konservasi, plantae, Pembelajaran Biologi Sebagai
klasifikasi dan pemanfaatan makhluk Upaya Menumbuhkan Literasi
hidup. Pendidik diharapkan lebih dan Kesadaran Lingkungan di
Kalangan Siswa. Jurnal
kreatif dan inovatif dalam menyusun
Pendidikan Serambi Ilmu. 12 (1):
sumber belajar ajar dengan 1-6.
memperhatikan keunggulan lokal
sehingga dapat bermanfaat Bonay. 2013. Pemanfaatan Jenis-jenis
untukmeningkatkan literasi sains dan Tumbuhan Obat Tradisional oleh
kelangsungan kehidupan masa depan Masyarakat Suku Klabra di
siswa. Kampung Buk Distrik Klabot
Kabupaten Sorong. Skripsi.
Manokwari: Jurusan Kehutanan,
Fakultas Kehutanan-Universitas
DAFTAR PUSTAKA Negeri Papua.

Carolia, N., Noventi, W. 2016. Potensi


Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper
Abdiyani. 2008. Keanekaragaman Jenis betle L.) sebagai Alternatif Terapi
Tumbuhan Bawah Berkhasiat Acne vulgaris. Majority, 5 (1):
Obat di Dataran Tinggi Dieng. 140-145.
Jurnal Fitofarmaka, 5 (1): 79-92.
Darwati, I., Sembiring, B.S., Bermaie,
Alfarabi, M., Bintang, M., Suryani N., Sunandar, N., dan Yayab.
&Safithri, M. 2010. The 2011. Formulasi Jamu Ternak
Comparative Ability of Peningkat Fertilisasi Sapi Betina.
Antioxidant Activity of Piper Laporan Teknis Penelitian. Balai
crocatum in Inhibiting Fatty Acid Penelitian Rempah dan Obat.
Oxidation and Free Radical
Scavenging. HAYATI Journal of Fitriansyah, I. M., Indradi, B. R. 2018.
Biosciences 17(4): 201-204. Review: Profil Fitokimia dan
Aktivitas Farmakologi Baluntas
Alhamid, T., Anufia, B. 2019. Resume: (Pluchea indica L.). Farmaka
Instrumen Pengumpulan Data. Suplemen. 16 (2): 337-346.
Skripsi. Sorong: Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Galingging, R.Y. 2009. Bawang Dayak
Sebagai Tanaman Obat
Multifungsi. Warta Penelitian Kefarmasian Indonesia 12(1): 75-
dan Pengembangan, Kalimantan 79.
Tengah, 15 (3).
Meytia, D, Yulianty, Master, J.
Goulart, F.S. 1995. Super Healing Inventarisasi Tumbuhan yang
Foods. New York: Reward Digunakan Sebagai Obat oleh
Books, a member of Penguin Masyarakat di Kecamatan Jati
Putnam Inc. Agung Kabupaten Lampung
Selatan. Seminar Nasional Sains
& Teknologi V Lembaga
Khodaria P. 2013. Uji Daya Hambat Penelitian Universitas Lampung
Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea 19-20 November 2013.
indica Less) terhadap
Pertumbuhan Aeromonas Mohammad Istnaeny Hudha, Elvianto
hydrophila. Universitas Dwi Daryon, Muyassaroh. 2013.
Muhammadiyah Purwokerto ; Minyak Kencur Dari Rimpang
Purwokerto. Kencur Dengan Variabel Jumlah
Pelarut Dan Waktu Maserasi.
Izzuddin, Q. M., Azrianingsih R. Jurnal Teknik Kimia, 8 (1).
Inventarisasi Tumbuhan Obat di
Kampung Adat Urug, Desa Urug, Mumpuni, K. E. 2013. Potensi
Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Pendidikan Keunggulan Lokal
Bogor. Jurnal Natural B, Vol. 03, Berbasis Karakter dalam
No. 01, April 2015. Pembelajaran Biologi di
Indonesia. Prosiding Seminar
Leisha, A. 2017. Inventarisasi Nasional IX Biologi, Sains,
Tumbuhan Obat di Kecamatan Lingkungan dan
Lubuklinggau Timur di Kota Pembelajarannya dalam Upaya
Lubuklinggau Provinsi Sumatera Peningkatan Daya Saing Bangsa.
Selatan Sebagai Buku Referensi Surakarta: Pendidikan Biologi
di Sma. Skripsi. Lubuklinggau: UNS.
STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Musthapa, Iqbal dan Gebi Dwiyanti.
Lingga, A. D., Lestari, F., Arisandy, A. 2004. Aspek Kimia dan Biologis
D. Tanpa Tahun. Inventarisasi Senyawa Turunan Flavonoid
Tumbuhan Obat di Kecamatan Tumbuhan Ficus. Artikel Ilmiah.
Lubuk linggau Utara II. Skripsi. FMIPA Universitas Pendidikan
Lubuklinggau: STKIP-PGRI Indonesia.
Lubuklinggau.
Naemah, D. 2012. Inventarisasi
Lestari ABS, D. Y. 2014. Aktivitas Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi
antioksidan ekstrak daun sirih Masyarakat Dayak di Kecamatan
merah (Piper crocatum) hasil Hantakan Kabupaten Hulu Sungai
optimasi pelarut etanol-air. Ilmu Tengah. Laporan Penelitian
Mandiri. Banjarbaru: Jurusan
Kehutanan, Fakultas Kehutanan- Safithri, M. 2011. Mekanisme
Universitas Lambung Mangkurat antihiperglikemik minuman
Banjarbaru. fungsional campuran sirih merah
(Piper crocatum) dan kayu manis
Primack, R.B. 2013. Locally Adapted (Cinnamomum burmannii
Textbooks Can Help Blume). Vol. Doctor Bogor (ID):
Biodiversity. BioScience. Vol. 63 Institut Pertanian Bogor.
No. 12. (Online),
www.biosciencemag.org, diakses Safithri, M, Fahma, F. 2008. Potency
tanggal 20 November 2020. of Piper crocatum Decoction as
an Antihiperglycemia in Rat
Ramadoss, A. dan Moli, G. P. 2010. Strain Sprague dawley. HAYATI
Biodiversity Conservation Journal of Biosciences 15(1): 45-
through Environmental Education 48.
for Sustainable Development: A
Case Study from Puducherry, Safithri, M., Yasni, S., Bintang, M.
India. International Electronic &Setiadi Ranti, A. 2012. Toxicity
Journal of Environmental Study of Antidiabetics Functional
Education. (Online), Drink of Piper crocatum and
(www.iejeegreen.com)diakses 20 Cinnamomum burmannii.
Novemmber 2020.
Salamah, U. 2017. Inventarisasi
Raisyifa, Mangguang Dt. M, Reflita. Tumbuhan Obat di Kawasan
Faktor-Faktor yang Berhubungan Giribangun Girilayu Matesih
dengan Tindakan Pencegahan Karanganyar Jawa Tengah.
Infeksi Menular Seksual pada Skripsi. Surakarta: Universitas
Pekerja Seks Komersial Muhammadiyah Surakarta.
Dilokalisasi Teleju Pekan Baru.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Santoso, H.B. 2008. Ragam & Khasiat
September 2009-Maret 2010, Tanaman Obat. Yogyakarta: PT
Vol. 04, No. 01. Agromedia Pustaka.

Reader’s Digest. 2004. Foods that Santoso, A. E. 2016. Inventarisasi


Harm Foods that Heal. New Tumbuhan Obat di Kawasan
York: The Reader’s Digest Diklatsar Tlogodringo
Association Inc. Tawamangu Jawa Tengah
Sebagai Bahan Sosialisasi Bagi
Romansyah, E., Dewi, S. E., Suhairin, Masyarakat. Skripsi. Surakarta:
Muanah, Ridho, R. 2019. Universitas Muhammadiyah
Identifikasi Senyawa Kimia Daun Surakarta.
Bambu Segar Sebagai Bahan
Penetral Limbah Cair. Jurnal Siregar, D. 2004. Manajemen Aset.
AGROTEK, 6 (2): 77-81. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sudewo, B. 2006. Tanaman Obat
Populer. Yogyakarta: Agromedia
Pustaka.

Sulistyowati E, Hsu JH, Cheng YB,


Chang FR, Chen YF, and Yeh JL.
2017. Indonesian herbal medicine
prevents hypertension-induced
left ventricular hypertrophy by
diminishing NADPH
oxidasedependent oxidative
stress. Oncotarget, 8(49): 86784–
86798.

Tapundu, S. A., Anam S., Pitopang, R.


Studi Etnobotani Tumbuhan Obat
pada Suku Seko di Desa Tanah
Harapan, Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah. Jurnal
Biocelebes, Desember 2015, hlm
66-86, Vol. 09, No. 02. ISSN:
1978-6471.

Ware, M. 2017. Ginger: Health


Benefits and Dietary Tips.
Diakses pada Tanggal 15 Oktober
2020 di
https://www.medicalnewstoday.c
om /articles/265990.php.

Yuniarti. 2011. Inventaris Dan


Karakteristik Morfologi Tanaman
Durian (Durio Zibthinus Murr) Di
Kabupatn Tanah Datar. Skripsi.
FMIPA Biologi. Universitas
Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai