Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

By: Erni Setiyorini,S.Kep.,Ns

Peristiwa-peristiwa traumatik seperti bencana alam tsunami, gempa bumi, lumpur lapindo merupakan
hal yang dialami oleh bangsa kita. Karena peristiwa itu banyak orang yang kehilangan pekerjaan, harta
benda, keluarga bahkan nyawa. Dampak kehilangan-kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi
individu akan kemampuan dirinya, yang berakibat mengganggu harga diri seseorang.

Modul ini berisi tentang asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah baik dengan
menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.

A. KOMPETENSI
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa akan mampu :

Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah

B. KONSEP DASAR

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung
menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).

Menurut NANDA

• Self-esteem:chronic low : evaluasi diri/ perasaan yang negatif tentang diri atau kemampuan diri yang
berkepanjangan.

• Self-esteem:situational low: perkembangan persepsi negatif dari harga diri sebagai respon dari situasi
khusus (spesifik)
• Self-esteem:situational low,risk: resiko berkembanganya persepsi negatif harga diri sebagai respon
dari situasi khusus(spesifik)

Berikut ini adalah rentang respon konsep diri :

Respon adaptif Respon mal adaptif

<-----|-------------------|-------------------|-------------------|-----------------|----------->

aktualisasi diri Konsep diri (+) HDR Kerancuan identitas Depersonalisasi

Aktualisasi diri

Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.

Konsep diri positif


Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.

Harga diri rendah

Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.

Kerancunan identitas

Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang
bertentangan,perasaan hampa dan lain – lain.

Dipersonalisasi

Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain

Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :

1. Konsep diri posistif


2. Gambaran diri yang tepat dan positif

3. Ideal diri yang realistis

4. Harga diri yang tinggi

5. Penampilan diri yang memuaskan

6. Identitas yang jelas

Sedangkan menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda sebagai
berikut :

Produktivitas menurun.

Mengukur diri sendiri dan orang lain.


Destructif pada orang lain.

Gangguan dalam berhubungan.

Perasaan tidak mampu.

Rasa bersalah.

Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.

Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.

Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.

Pandangan hidup yang pesimis.

Keluhan fisik.

Pandangan hidup yang bertentangan.


Penolakan terhadap kemampuan personal.

Destruktif terhadap diri sendiri.

Menolak diri secara sosial.

Penyalahgunaan obat.

Menarik diri dan realitas.

Khawatir.

FAKTOR PENYEBAB

Teori penyebab
Situasional

Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah,
kematian anggota keluarga, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).

HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :

1. Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak spontan (mencukur pubis, pemasangan kateter).

2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau
penyakitnya, kecacatan.

3. Sikap petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.

Kronik

Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri
dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan
rasa malu yang berlebihan.

Faktor Predisposisi

Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic.
Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada
anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah

Faktor Presipitasi

Ketegangan peran

Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi, misalnya: menjadi
direktur perusahaan besar.
Konflik peran

Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan, seseorang dengan cita-cita menjadi pengacara,
akhirnya bekerja di perusahaan garment.

Peran yang tidak jelas

Kurangnya pengetahuan individu tentang peran. Seseorang yang bekerja sebagai manager, akan tetapi
tidak mengetahui job description nya.

Peran yang berlebihan

Menampilkan seperangkat peran yang kompleks. Contoh: seorang dokter wanita, menjadi pengajar,
menjadi ibu rumah tangga dan menjadi anggota legislatif.

Perkembangn transisi

Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri. Seorang bersuku Batak pindah ke daerah
Jawa.

Situasi transisi peran


Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu. Contoh: seorang anak yang ibunya
meninggal, kemudian ayahnya menikah lagi, sehingga dia harus menyesuaikan diri menjadi anak tiri.

Transisi peran sehat-sakit

Kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.

Contoh: seseorang pasca amputasi.

TANDA DAN GEJALA

Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu
dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti
kanker.

Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek
diri sendiri.
Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak
tahu apa – apa.

Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka
menyendiri.

Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.

Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri
kehidupan.

B. PENGKAJIAN

Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

• Mengkritik diri sendiri

• Perasaan tidak mampu


• Pandangan hidup yang pesimis

• Penurunan produktifitas

• Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat
dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, kontak mata
tidak ada/kurang dengan lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara
lemah.

POHON MASALAH

Isolasi sosial :MD Ggn Komunikasi verbal

^ ^ ^

| | |

Tdk efektif penatalaksanaan Ggn.Konsep diri:HDR Ggn.Proses pikir waham

regimen terapeutik ^

^ |

| Koping individu inefektif

Koping klg inefektif

Ketidakmampuan merawat anggota kel yg sakit


CONTOH ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 .Gangguan konsep diri : HDR

DS :

- Adanya ungkapan yang

menegatifkan diri.

- Mengeluh tidak mampu

melakukan peran dan fungsi

sebagaimana mestinya.

- Ungkapan mengkritik diri sendiri,


mengejek dan

menyalahgunakan diri sendiri.

DO :

- Kontak mata kurang, sering menunduk

- Mudah marah dan tersinggung.

- Menarik diri.

- Menghindar dari orang lain.

2 .Perubahan penampilan peran

DS : Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
DO : - Adanya keluhan fisik.

- Perubahan dalam tanggung

jawab.

3 .Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.

DS : - Klien menjawab

“ya” atau “tidak tahu”

DO : - Tidak adanya kontak mata,

selalu menundukkan kepala.

- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.

- Menolak diajak berbincang – bincang.

- Posisi tidur janin.


4 .Keputusasaan

DS : - Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran.

- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.

- Mengungkapkan keputusan.

- Mengatakan kata – kata pesimis.

- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain.

DO : - Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.

- Kurang berenergi.

- Pasif tampak apatis.


- Lebih banyak tidur menarik diri.

- Marah.

5.Kerusakan komunikasi

DS : - Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.

- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.

DO :- Menolak berkomunikasi

- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.

- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal

6 .Resiko tinggi intoleran aktivitas

DS : - Klien mengungkapkan menolak


aktivitas

DO :- Pasif

- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.

- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.

7 .Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi

DS : - Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang
nyata.

DO : - Klien berbicara, senyum – senyum, tertawa sendiri.

- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.

- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.


- Tidak dapat membedakan hal – hal yang nyata dan tidak nyata.

8 .Defisit perawatan diri

DS : - Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll.

DO :

- Pakaian kotor, penampilan tidak rapi.

- Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap.

- Personal hygiene yang kurang.

- Makan tak mau / menolak.

- BAB / BAK tidak terkontrol.


9 .Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain / lingkungan

DS : - Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan.

DO :

- Mudah tersinggung, jengkel, marah.

- Ekspresi wajah tegang.

- Memukul atau menyakiti orang lain.

- Merusak lingkungan sekitar.


C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan
melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai
berikut:

Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.

HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.

HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.

Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.

Keputusasaan berhubungan dengan HDR

Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.


Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.

Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.

Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.

Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan
beberapa tindakan keperawatan.

1. Tindakan keperawatan pada pasien :


a. Tujuan :

1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

b. Tindakan keperawatan :

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.


Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya ,
perawat dapat :

• Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan
pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.

• Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang
negatif.

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

• Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.

• Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien.
• Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

• Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan
yang akan pasien lakukan sehari-hari.

• Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan
yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.

4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien


Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

• Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

• Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

• Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.

5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :

• Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan

• Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan

• Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

• Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan

SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan
yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

Orientasi :

“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Nn.W hari ini ? Nn. W terlihat segar“.

”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang Nn.W miliki dan aktifitas yang Nn.W
pernah lakukan?Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat Nn.W dilakukan di rumah
sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latihkan”

”Sebaiknya dimana kita duduk ? bagaimana kalau di taman ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit ?

Kerja :

” Nn.W, menurut Nn.W apa saja kemampuan yang anda miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Nn.W lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada 4 kemampuan dan kegiatan yang
Nn.W miliki “.
” Dari 4 kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita
lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 4 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.

”Sekarang, coba Nn. W pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor
satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat
tidur sendiri”. Mari kita lihat tempat tidur Nn.W. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus !
Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita
mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut,
nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”

”Nn.W sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba Nn.W lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau Nn.W lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.

Terminasi :

“Bagaimana perasaan Nn.W setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach,
Nn.W ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah Nn.W praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Maunya Nn.W berapa kali sehari merapihkan tempat
tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Nn.W masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu
dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan
latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan

kemampuan pasien.

Orientasi :

“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan Nn.W pagi ini ? Wah, tampak cerah ”


”Bagaimana Nn.W, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah
dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu Nn.W?”

”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”

”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”

Kerja :

“ Sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., Nn.W bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa-makanan.

“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”

“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Nn.W ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran
yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Nn.W bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Nn.W bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…

“Sekarang coba Nn.W yang melakukan…”

“Bagus sekali, Nn.W dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya

Terminasi :

”Bagaimana perasaan Nn.W setelah latihan cuci piring ?”

“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari

Nn.W. Mau berapa kali Nn.W mencuci piring? Bagus sekali Nn.W mencuci piring tiga kali setelah
makan.”

”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”

”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan
yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif bagi pasien.

a. Tujuan :

1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien

2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien

3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian

atas keberhasilan pasien


4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

b. Tindakan keperawatan :

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien

3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji

pasien atas kemampuannya

4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah

5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya

7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan
memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat

Orientasi :

“Assalammu’alaikum !”

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Nn.W? Berapa lama waktu Bp/Ibu?
30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

Kerja :

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Nn.W”

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Nn.W itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan
dirinya sendiri. Misalnya pada Nn.W, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang
ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Nn.W
ini terus menerus seperti itu, Nn.W bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Nn.W jadi
malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah Nn.W dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Nn.W”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Nn.W? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau
sama dengan kemampuan yang dikatakan Nn.W)

” Nn.W itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat
jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Nn.W untuk melakukan kegiatan
tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan
pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.

”Selain itu, bila Nn.W sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau
perkembangan Nn.W. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu
dapat membawa Nn.W ke puskesmas”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Nn.W”

”Temui Nn.W dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan:
Bagus sekali Nn.W, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

Terminasi :

”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi Nn.W dan bagaimana cara
merawatnya?”

“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan
seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung
kepada Nn.W”

“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri
rendah langsung kepada pasien

Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”

” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Nn.W.”

”Waktunya 20 menit”.

”Sekarang mari kita temui Nn.W”

Kerja:

”Assalamu’alaikum Nn.W. Bagaimana perasaan Nn.W hari ini?”

”Hari ini saya datang bersama orang tua Nn.W. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang tua
Nn.W juga ingin merawat Nn.W agar Nn.W cepat pulih.”

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu,
yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan
pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan Nn.W setelah berbincang-bincang dengan Orang tua Nn.W?”

”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Nn.W ke ruang perawat dulu”

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

Terminasi:

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”

« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Nn.W »

« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »

« Assalamu’alaikum »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”

”Karena hari ini Nn.W sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama di rumah”

”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

Kerja:

”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Nn.W selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Nn.W dirawat dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Nn.W selama di
rumah. Misalnya kalau Nn.W terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap
diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera hubungi perawat K di puskemas X, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya: (0342) 562xxx

”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan Nn.W selama di rumah

Terminasi:

”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Nn.W untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk perawat K di PKM X. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala
yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

E. EVALUASI
+

1.=== Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA

DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH

Nama pasien: ...........................

Ruangan: ..................................

Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisisan:

1. Berilah tanda (V) jika pasien mampu melakuykan kemampuan dibawah ini

2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien

1 Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2 Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

3 Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

4 Melatih kemampuan yang telah dipilih


5 Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih

6 Melakukan kegiatan sesuai jadwal

B Keluarga

1 Menjelaskan pengertian serrta tanda-tanda orang dengan harga diri rendah

2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan pujian, menyediakan fasilitas
untuk pasien, dan melatih pasien melakukan kemampuan)

3 Mampu mempraktekkan cara merawat pasien

4 Melakukan follow up sesuai rujukan

2. Kemampuan perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN


DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Ruangan: .................................

Nama Perawat:..........................

Petunjuk pengisian:

Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No
04.01.01).

Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.

No
Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien

SP I p

1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien

4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih

5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien


6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP I p

SP II p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Melatih kemampuan kedua

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP II p

B Keluarga

SP I k

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses
terjadinya

Nilai SP I k

3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah

SP II k

1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

Nilai SP II k

SP III k

1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Nilai SP III k

Total nilai: SP p + SP k

Rata-rata

F. DOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN

Pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan format yang telah

dibuat.
Latihan 4 : Dokumentasikan hasil pengkajian saudara pada pasien dengan masalah Harga diri rendah
menggunakan format yang sudah disediakan

Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah :

Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien harga diri rendah
menggunakan format yang sudah disediakan

Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah :


a. Keluhan utama :……………………………………..

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan…………………..

c. Konsep diri

- Gambaran diri

- Ideal diri

- Harga diri

- Identitas

- Peran

Jelaskan :...........................................................................
Masalah keperawatan :......................................................

d. Alam perasaan

[ ] Sedih [ ] Putus asa

[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan :………………………………….

Masalah keperawatan :…………………….

e. Interaksi selama wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif

[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang


[ ] Defensif [ ] Curiga

Jelaskan :…………………………………….

Masalah keperawatan :………………………

f. Penampilan :

Jelaskan :…………………………………..

Masalah keperawatan :……………………..

G. Terapi Aktivitas Kelompok


TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK Stimulasi Persepsi yang terdiri dari:

• Sesi I: identifikasi hal positif diri

• Sesi II: melatih positif pada diri

H. Pertemuan Kelompok Keluarga

Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan pertemuan
keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan
keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat
akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Sedangkan berdasarkan NIC NOC

Untuk masalah keperawatan SELF-ESTEEM :CHRONIC LOW

Nursing Outcomes Classification (NOC):

• Depression level

• Personal autonomy

• Quality of life

• Self-esteem

NIC (nursing interventions classification):

• Body image enhancement


• Cognitive restructuring

• Counseling

• Emotional support

• Self-esteem enhancement

• Socialization enhancement

• Support system enhancement

SELF-ESTEEM:SITUATIONAL LOW

NOC
• Adaptation to physical disability

• Grief resolution

• Psychososial adjustmen: life change

• Self- esteem

NIC

• Assertiveness training

• Body image enhancement

• Coping enhancement

• Decision-making support

• Frief work facilitation


• Mood management

• Role enhancement

• Self-esteem enhancement

• Socialization enhancement

SELF-ESTEEM:SITUATIONAL LOW,RISK:

NOC:

• Abuse recovery status

• Abuse recovery :emotional


• Abuse recovery :financial

• Abuse recovery :physical

• Abuse recovery :sexual

• Adaptation to physical disability

• Body image

• Child development:adolescence

• coping

• Grief resolution

• Neglect recovery

• Psychososial adjustment:life change


• Risk control

• Risk detection

• Role performance

• Self-esteem

NIC

• Body image enhancement

• Childbirth preparation

• Counseling

• Emotional support
• Mood management

• Reproductive technology management

• Self-esteem enhancement

• Substance use prevention

• Substance use treatment:alcohol withdrawal

• Substance use treatment:drug withdrawal

• Substance use treatmentoverdose

• Support group

• Therapy group

• Weight management
Berikut ini adalah kriteria hasil dari intervensi yang dapat dilakukan untuk NIC Self-esteem enhancement
:

Range 1:never positif,2:rarely positive,3:sometimes Positive,5:consistently positive

1. Verbalisasi penerimaan diri

2. Menerima keterbatasan diri

3. Mempertahankan postur tegang

4. Mempertahankan kontak mata

5. Mendekripsikan diri

6. Menghormati yang lain


7. Komunikasi terbuka

8. Memenuhi peran pribadi yang signifikan

9. Mempertahankan kerapian/ bersih

10. Keseimbangan partisipasi dan mendengar dalam grup

11. Level kepercayaan

12. Penerimaan pujian dari yang lain

13. Mengharapkan respon dari yg lain

14. Kemauan berkonfrontasi dengan yang lain

15. Mendeskripsikan kesuksesan bekerja or di sekolah

16. Mendeskripsikan kesuksesan dalam grup sosial


17. Mendeskripsikan kebanggaan diri

18. Merasakan harga diri

Berikut ini adalah intervensi yang dapat dilakukan untuk NIC Self-esteem enhancement :

• Memonitor pernyataan tentang harga diri

• Menentukan pusat kontrol pasien

• Menentukan kepercayaan diri pasien thd pendapatnya sendiri

• Mendorong pasien mengidentifikasi kekuatan

• Mendorong kontak mata bila berkomunikasi dengan yang lain


• Beri penguatan kekuatan pribadi yg diideentifikasi pasien

• Berikan pengalaman yang sesuai untuk meningkatkan otonomi pasien

• Bantu pasien mengidentifikasi respon positif thd yg lain

• Menahan diri thd kritik negatif

• Menahan diri dari sindiran

• Membawa kepercayaan diri kemampuan pasien utk menghandle situasi

• Bantu dalam menyeting tujuan realistik untuk meningkatkan harga diri

• Bantu pasien untuk menerima ketergantungan yg tepat thd org lain

• Bantu pasien memeriksa kembali persepsi negatif tentang diri

• Mendorong peningkatan tanggungjawab diri


• Bantu pasien utk mengidentifikasi efek peer group thd perasaan harga diri

• Mencari pencapaian sebelumnya

• Mencari alasan utk kritik diri atau rasa bersalah

• Mendorong pasien untuk mengevaluasi perilaku diri

• Mendorong pasien menerima tantangan baru

• Berikan reward atas kemajuan pencapaian tujuan klien

• Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang akan meningkatkan harga diri

• Bantu pasien mengidentifikasi efek signifikan budaya, kepercayaan, ras, gender dan usia thd harga diri

• Instruksikan ortu pentingnya ketertarikan dan dukungan thd perkembangan konsep diri positif anak.
• Instruksikan ortu thd setting harapan dan mendefinisikan batasan anak.

• Ajarkan ortu mengenal kepandaian anak

• Monitor frekuensi kata-kata negatif diri secara verbal.

• Monitor kekurangan dalam pencapaian tujuan

• Monitor tingkat harga diri

• Buat pernyataan positif tentang pasien.

Setelah mengikuti materi tersebut, untuk mengevaluasi kemampuan Anda, silahkan mengerjakan
umpan balik berikut ini :

Soal kasus :

Dari kasus di bawah ini, buatlah DS,DO, Analisa dan masalah keperawatannya !

Nn.A dibawa keluarganya ke RS, krn sdh > seminggu mengurung diri di kamar, tdk mau bicara dg
keluarga ataupun tetangga. Selama di RS, dia selalu duduk di pojokan ruangan tanpa berbicara dengan
pasien lain., Kadang terlihat seperti berbicara dengan orang lain, ketika dilakukan pengkajian pada ibu
klien, ibu klien mengatakan anaknya pernah memukuli adiknya, ketika dikaji pada klien, klien
mengatakan ada suara yang menyuruh klien untuk memukuli adiknya. Setelah terbina hubungan saling
percaya klien menceritakan bahwa dia pernah gagal menikah dengan kekasihnya karena keluarga
kekasihnya tidak menyetujui hubungan mereka, karena Nn.A tidak bekerja, tidak memiliki penghasilan,
akhirnya dia memilih untuk mengurung diri dalam kamar dan merasa malu dengan tetangga karena
gagal menikah. Pada saat bercerita klien terlihat sedih dan berkaca-kaca, wajahnya lebih banyak
menunduk dan kontak mata dengan perwat kurang.

Soal Choice

1. Berikut ini adalah urutan yang benar tentang respon konsep diri dari adaptif ke mal adaptif.....

a. Aktualisasi diri - Konsep diri positif - Harga diri rendah - Kerancunan identitas – Dipersonalisasi

b. Konsep diri positif - Harga diri rendah - Kerancunan identitas – Dipersonalisasi

c. Aktualisasi diri - Konsep diri positif - Kerancunan identitas – Harga diri rendah - Dipersonalisasi

d. Aktualisasi diri - Konsep diri positif identitas – Harga diri rendah - Dipersonalisasi- Kerancunan

e. BSSD

2. Berikut ini merupakan faktor presipitasi dari pasien dengan harga diri rendah

1. Ketegangan peran

2. Konflik peran

3. Peran yang tidak jelas

4. Perkembangan transisi

3. Tanda dan gejala HDR, kecuali.....

a. Perasaan malu pada diri sendiri

b. Rasa bersalah pada diri sendiri

c. Merendahkan martabat

d. Gangguan hubungan sosial

e. Sad mood

4. Dari pengkajian yang ditemukan pada klien dengan harga diri rendah adalah...

Mengkritik diri sendiri

Perasaan tidak mampu

Pandangan hidup yang pesimis


Penurunan produktifitas

5. Untuk masalah keperawatan sel esteem:chronic low, nursing outcome berdasarkan NOC adalah....

Depression level

Personal autonomy

Quality of life

Self-esteem

http://wwws1keperawatan.blogspot.co.id/2010/08/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai