Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN DI DUSUN SARAYUDA DESA

KERTAHARJA KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS

Disusun oleh:
Dadan Sualisman, AM.K
NIP. 197907022006041020

UPTD Kesehatan Puskesmas Cijeungjing

Kecamatan Cijeungjing

Kabupaten Ciamis

2021
ASUHAN KEPERAWATAN DI DUSUN SARAYUDA DESA
KERTAHARJA KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS

Nama Desa : KERTAHARJA


Kecamatan : CIJEUNGJING
Kabupaten/Kota : CIAMIS
Provinsi : JAWA BARAT
Tahun Pembentukan : Tahun 1979
Jumlah Kepala Keluarga : 1.743 KK
Jumlah Jiwa : 5.112 Jiwa

Tabel 2.1 distribusi frekuensi berdasarkan umur di Dusun Sarayuda Desa


Kertaharja
Kelompok umur menurut Depkes
No Kelompok Umur Jumlah Presentasi
1. 0-5 tahun 280 5,4 %
2. 6-11 tahun 575 11,2%
3. 12-16 tahun 585 11,4 %
4. 17-25 tahun 668 13,4 %
5. 26-35 tahun 628 12,2 %
6. 36-45 tahun 685 13,3 %
7. 46-55 tahun 657 12,8 %
8. 56-65 tahun 464 9,07 %
9. >65 tahun 590 11,5 %
Jumlah 5.112 100%
Tabel 2.1 berdasarkan klasifikasi umur yang ada di Dusun Sarayuda usia 0
sampai dengan 5 tahun sebanyak 280 jiwa (5,4%), usia 6 sampai dengan 11 tahun
sebanyak 575 jiwa (11,2 %), usia 12 sampai dengan 16 tahun sebanyak 585 jiwa
(11,4%), usia 17 sampai dengan 25 tahun 668 jiwa (13,4%), 26 sampai dengan 35
sebanyak 628 jiwa (12,2%), 36 sampai dengan 45 tahun sebanyak 685 jiwa
(13,3%), 46 sampai dengan 55 tahun sebanyak 657 jiwa (12,7%), 56 sampai
dengan 65 tahun sebanyak 464 jiwa (9,07%) dan yang lebih dari usia 65 tahun
sebanyak 590 jiwa (11,5%).
Usia 17 sampai dengan 25 tahun merupakan usia yang paling banyak yang
ada di Dusun Sarayuda yaitu sebanyak 668 jiwa (13,4%) dari 5112 jiwa, usia
tersebut merupakan usia yang menunjukan harapan hidup tinggi.

Meningkatnya usia harapan hidup membawa konsekuensi tersendiri bagi

semua sector yang terkait dengan pembangunan. Tidak hanya sector kesehatan

tetapi juga sector ekonomi, sosial budaya serta sector lainnya. Oleh sebab itu,

peningkatan jumlah penduduk lansia perlu diantisipasi mulai saat ini, yang

dapat dimulai dari sector kesehatan dengan mempersiapkan layanan

keperawatan yang komprehensif bagi lansia (Makhfudli, 2009).

Tabel 2.2 distribusi frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin


di Dusun Sarayuda Desa Kertaharja
No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi
1. Laki-laki 2.571 51,3%
2. Perempuan 2.541 49,7%
Jumlah 5.112 100%
Tabel 2.2 menunjukan frekuensi berdasarkan jenis kelamin jumlah laki-

laki sebanyak 2571 jiwa (51,3%) dan jumlah perempuan sebanyak 2541 jiwa

(49,7%). Secara keseluruhan jumlah pria lebih banyak dari pada perempuan.

Perempuan cenderung lebih banyak mencari perawatan kesehatan dibanding

laki-laki. Salah satu penyebabnya adalah berhubungan dengan sistem perawatan

kesehatan adalah karena perempuan cenderung menjadi pengurus utama

kesehatan anak-anak. Selama masa produktif, perempuan memerlukan pelayanan

kesehatan untuk perawatan kehamilan dan kelahiran anak. Sedangkan laki-laki

tidak bergantung pada perawatan kesehatan karena harapan masyarakat tentang

peran yang dipikul laki-laki, yaitu laki-laki harus lebih kuat. Serta laki-laki

mempunyai kecenderungan untuk mengambil resiko dan menganggap dirinya


lebih independen. Laki-laki lebih banyak mengalami resiko kesehatan seperti

kecelakaan mobil, penggunaan obat terlarang, alcohol, bunuh diri, serangan

jantung dan memegang pekerjaan yang membahayakan (Susan B. Bastabel,

2006).

Tabel 2.3 distribusi frekuensi berdasarkan Ras/Etnis


di Dusun Sarayuda
No Ras/Etnis Jumlah Presentasi
1. Sunda 503 28,5 %
2. Jawa 842 48,3 %
3. Sunda dan Jawa 398 22,8 %
Jumlah
Tabel 2.3 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan ras / etnis yang

terdapat di desa purwadadi sunda sebanyak 503 jiwa (28,5%), Jawa sebanyak 842

jiwa (48,3%) dan ras campuran antara jawa dan sunda sebanyak 398 jiwa

(22,8%).

Tabel 2.4 distribusi frekuensi berdasarkan Agama


di Dusun Sarayuda
No Agama Jumlah Presentasi
1. Islam 5112 100%
2. Kristen -
3. Katholik -
4. Hindu -
5. Budha -
6. Khongucu -
7. Kepercayaan -
Jumlah 5112 100%
Tabel 2.4 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan agama di desa

Sarayuda sebanyak 5112 jiwa beragama islam.

Tabel 2.5 distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat Pendidikan


di Dusun Sarayuda
No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Belum Tamat SD 464 9,07 %
2. Tamat SD sederajat 2210 43,2 %
3. Tamat SLTP sederajat 1408 27,5 %
4. Tamat SLTA sederajat 877 17,1 %
5. Perguruan Tinggi 153 2,9 %
6. Jumlah
Tabel 2.5 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan

masyarakat di Dusun Sarayuda yang belum tamat SD sebanyak 464 jiwa (9,07%),

tamat SD sederajat sebanyak 2210 jiwa (43,2%) tamat SLTP sederajat sebanyak

1408 (27,5%), tamat SLTA sederajat sebanyak 877 jiwa (17,1%) dan yang lulusan

perguruan tinggi sebanyak 153 jiwa (2,9%).

Masyarakat yang ada Di Dusun Sarayuda dapat dikategorikan memiliki

pengetahuan cukup, dilihat dari banyaknya masyarakat dengan berbagai macam

tingkat pendidikan. Sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan cukup

baik.

Tingkat pendidikan akan berdampak terhadap upaya kesehatan peningkatan

kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan,

dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup,

keadaan ini berhubungan langsung dengan status kesehatan masyarakat. (Drs.

Nasrul Efendi, 2008)

Tabel 2.6 distribusi frekuensi berdasarkan Pekerjaan


di Dusun Surayuda
No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentasi
1. Wiraswasta 108 6,1 %
2. Petani 607 34,8 %
3. Pedagang 103 5,9 %
4. Buruh 734 42,1 %
5. PNS 42 2,4 %
6. Karyawan Swasta 78 4,7 %
7. Tidak Bekerja 71 4,07 %
Jumlah 1743 100 %
Tabel 2.6 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan warga

yang berwiraswasta sebanyak 108 kepala keluarga (6,1%), petani sebanyak 607

kepala keluarga (34,8%), pedagang sebanyak 103 kepala keluarga (5,9%), buruh

sebanyak 734 kepala keluarga (42,1%), PNS sebanyak 42 kepala keluarga (2,4%),

Karyawan swasta sebanyak 78 kepala keluarga (4,7%) dan kepala keluarga yang

tidak bekerja sebanyak 71 (4,07%).

Sebagian besar penduduk yang ada di Dusun Surayuda bekerja sebagai

buruh dan petani, karena potensi alam yang masih melimpah ruah dan di tunjang

dengan lahan yang masih luas maka mereka memanfaatkan untuk menjadikan

alam sebagai sumber kelangsungan hidup mereka.

Hal ini berpengaruh pada derajat kesehatan, dimana status ekonomi

seseorang berpengaruh pada jenis dan upaya pengobatan yang akan dilakukan.

Taraf hidup masyarakat dan sosial ekonominya berada di level rata-rata.

Kelangsungan hidup masyarakat pun bisa menjadi lebih baik (Lephung, 2011).

Lingkungan Fisik

Tabel 2.7 distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Air Minum

di Dusun Sarayuda

No Sumber Air Minum Jumlah Presentasi


1. Mata Air - -
2. Sumur Gali 1.332 76,4 %
3. PDAM 411 23,5 %
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.7 menunjukan distribusi frekuensi berdasar sumber air minum di

desa purwadadi yang menggunakan sumur gali sebanyak 1332 (76,4%) dan yang

menggunakan PDAM sebanyak 411 (23,5%).

Menurut Dwijosaputro (1981), sumur gali merupakan sarana air bersih

yang paling sederhana dan sudah lama di kenal masyarakat. Sesuai dengan

namanya, sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman

lapisan tanah yang kedap air pertama. Air sumur ( hal ini bergantung pada

lingkungan ) pada umumnya lebih bersih dari air permukaan karena air yang

merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.

Tabel 2.8 distribusi frekuensi berdasarkan Jarak Sumber Air dengan WC


di Dusun Sarayuda
No Jarak Sumber Air Jumlah Presentasi
1. Lebih dari 10 m 237 19,4 %
2. Kurang 10 m dengan 984 80,6 %
system kedap air
3. Kurang 10 m dengan - -
system tidak kedap air
Jumlah 1221 100%
Tabel 2.8 menunjukan distribusi frekuensi jarak sumber air dengan WC di

Desa Sur yang lebih dari 10 m sebanyak 237 rumah (19,4%) dan yang kurang dari

10 m sebanyak 984 rumah (80,6%).

Dari sudut pandang sanitasi, yang penting diperhatikan adalah jarak

perpindahan maksimum dari bahan pencemar dan kenyataan bahwa arah

perpindahan selalu searah dengan arah aliran air tanah. Dalam penempatan sumur,

harus diingat bahwa air yang berada dalam lingkaran pengaruh sumur mengalir

menuju sumur tersebut. Tidak boleh ada bagian daerah kontaminasi kimiawi
ataupun bakteriologis yang berada dalam jarak jangkau lingkaran pengaruh sumur

(Soeparman, 2002)

Tabel 2.9 distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Air Kotor


di Dusun Sarayuda
No Pembuangan Air Kotor Jumlah Presentasi
1. SPAL system peresapan 533 30,5 %
tertutup
2. Sistem peresapan terbuka 1.062 60,9%
3. Dibuang ke selokan
4. Di buang sembarangan 148 8,49 %
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.9 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan air

kotor di dusun Sarayuda yang menggunakan SPAL System peresapan tertutup

sebanyak 533 kepala keluarga (30,5%), Sistem peresapan terbuka sebanyak 1062

kepala keluarga (60,9%) dan yang di buang sembarangan sebanyak 148 kepala

keluarga (8,49%).

Kondisi saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan diantaranya adalah jarak dengan sumber air yang kurang dari 10 meter,

SPAL tidak tertutup, tidak mengalir dengan lancar, dan menimbulkan bau.

Kondisi SPAL yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi salah satu media

penularan penyakit diare. Mekanisme penularannya dengan memindahkan bakteri

penyebab diare yang ada di air buangan/limbah ke manusia melalui vektor

penyakit, air dan tanah. Selanjutnya bakteri pindah ke makanan atau minuman

yang jika dimakan oleh seseorang akan menyebabkan diare. (Andrianto, 2006 dan

Depkes, 2000)
Tabel 2.10 distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Sampah
di Dusun Sarayuda
No Pembuangan Sampah Jumlah Presentasi
1. Dibakar 1.560 89,5 %
2. Ditimbun 120 6,8 %
3. Di daur ulang
4. Di buang ke sungai
5. Diangkut dinas 63 3,6 %
kebersihan
Jumlah 1.743 100 %
Tabel 2.10 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan

sampah dengan cara di bakar sebanyak 1560 kepala keluarga (89,5%), dengan

cara ditimbun sebanyak 120 kepala keluarga (6,8%) dan yang di angkut dinas

kebersihan sebanyak 63 kepala keluarga (3,6%).

Sumber sampah bisa bermacam - macam, diantaranya adalah dari rumah

tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri dan jalan (Dirgantara,

2013). Penghasil sampah yang tidak bisa diabaikan adalah masyarakat yang aktif

dan masyarakat berkembang (Awopetu, 2013). Faktor yang mempengaruhi

jumlah sampah diantaranya jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi, sistem

pengelolaan sampah, faktor geografis, faktor waktu, musim, kebiasaan

masyarakat, jenis sampah dan kemajuan teknologi (chandra, 2014 dan Soemirat,

2011)

Tabel 2.11 distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Pencemaran


di Dusun Sarayuda
No Sumber Jumlah Presentasi
Pencemaran
1. Kandang Ternak Menyatu 611 46 %
dengan rumah
Tidak menyatu 715 53,9%
dengan rumah
Jumlah 1.326 100%
2. Lalat Tidak ada 73 4,1 %
1-5 ekor 431 24,7 %
6-10 ekor 724 41,5%
>10 ekor 515 29,5%
Jumlah 1.743 100%
3. Nyamuk Tidak ada
1-5 ekor 475 27,2%
6-10 ekor 572 32,8 %
>10 ekor 696 39,9%
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.11 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan sumber

pencemaran di dusun Sarayuda melalui kandang ternak yang menyatu dengan

rumah sebanyak 611 kepala keluarga (46%) dan yang tidak menyatu dengan

rumah sebanyak 715 kepala keluarga (53,9%). Pencemaran yang melalui lalat, di

rumahnya tidak ada lalat sebanyak 73 kepala keluarga (4,1%), 1-5 ekor lalat

sebanyak 431 kepala keluarga (24,7%), 6-10 ekor lalat sebanyak 724 kepala

keluarga (41.5%) dan yang lebih dari 10 ekor lalat sebanyak 515 kepala keluarga

(29,5%). Dan pencemaran yang melalui nyamuk, di rumahnya 1-5 ekor nyamuk

sebanyak 475 kepala keluarga (27,2%), 6-10 ekor nyamuk 572 kepala keluarga

(32,8%) dan yang lebih dari 10 ekor nyamuk sebanyak 696 kepala keluarga

(39,9%).

Menurut Sunu Pramudia (2009) pencemaran lingkungan adalah peristiwa

penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan

keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya

sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu

mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran

lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan

bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia ataupun ekosistem lain yang

berkaitan dengan manusia.


Tabel 2.12 distribusi frekuensi berdasarkan Perumahan
di Dusun Sarayuda
No Perumahan Jumlah Presentasi
1. Kebersihan Satu kali 39 2,23 %
rumah Dua kali 974 55,8%
- Membersihkan Lebih dari dua 489 28,05%
rumah Tidak teratur 241 13,82 %
Jumlah 1.743 100%
- Membersihkan <1 bulan sekali 68 3,9 %
sarang laba-laba Tidak tentu 1.543 90,2 %
Sebulan sekali 102 5,85%
Seminggu sekali
Jumlah 1.743 100%
- Membersihkan Tiap hari 138 7,91 %
penampungan Tidak tentu 726 41,65%
air Sebulan sekali 476 27,30 %
Seminggu sekali 403 23,12 %
Jumlah 1.743 100%
3. Ventilasi Minimal 2,4 m 1221 100 %
Banyak lobang 1238 77,61 %
angina/jendela
Luas jendela >10% dari
luas lantai
Ruangan terasa sejuk 841 52,72 %
Ruangan terasa panas 754 47,27 %
Ruangan terasa pengap
4. Jendela Rumah Di buka 672 42,5%
Di tutup 923 57,5%
Genteng kaca Ada 1216 76,23 %
Tidak ada 379 23,76 %
5. Jamban Yang memiliki sendiri 1664 95,5 %
Yang tidak memiliki 79 4,5 %
sendiri
Jumlah
Tabel 2.12 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan perumahan

dimulai dengan kebiasaan membersihkan rumah dengan 1 kali sebanyak 39 kepala

keluarga (2,23%), 2 kali sebanyak 974 kepala keluarga (55,8%), lebih dari 2 kali

sebanyak 489 kepala keluarga (28,05%) dan membersihkn rumah tidak teratur

sebanyak 241 kepala keluarga (13,82 %). Kebiasaan membersihkan sarang laba-

laba kurang dari 1 bulan sekali sebanyak 68 kepala keluarga (3,9%), tidak tentu
sebanyak 1543 kepala keluarga (90,2%) dan sebulan sekali sebanyak 102 kepala

keluarga (5,85%), kebiasaan membersihkan penampungan air dilakukan setiap

hari sebanyak 138 kepala keluarga (7,91%), tidak tentu sebanyak 726 kepala

keluarga (41,65%), sebulan sekali sebanyak 476 kepala keluarga (27,30%),

seminggu sekali sebanyak 403 kepala keluarga (23,12%), Ventilasi rumah dengan

ukuran minimal 2,4 m 100%, banyak lobang angin atau jendela 1238 rumah

(77,61%), dan rumah yang ruas jendela kurang dari10 % dari luas lantai tidak ada,

ruangan yang terasa sejuk sebanyak 841 rumah (52,72%), dan ruangan terasa

panas sebanyak 754 rumah (47,27%). Jendela rumah yang bisa di buka sebanyak

672 rumah (42,5%) dan yang di tutup sebanyak 923 rumah (57,5%), genteng kaca

yang ada sebanyak 1216 rumah (76,23%) dan yang tidak mempunyai genteng

kaca sebanyak rumah 379 rumah (23,76%) dan untuk jamban warga yang

mempunyai sendiri sebanyak 1664 rumah (95,5%) dan yang tidak mempunyai

sebanyak 79 rumah (4,5%).

Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan

sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih

rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang

nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3)

Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki

penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air

limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi

penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran,

seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran
karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas

(Sanropie, 1992; Azwar, 1996).

Tabel 2.13 distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas Makanan


di Dusun Sarayuda
No Kualitas Makanan Jumlah Presentasi
1. Makanan Pokok Nasi 1.743 100%
Bukan nasi
2. Lauk Pauk Protein Hewani
Protein Nabati
Campuran 1.743 100%
3. Buah Selalu Ada
Kadang-kadang
Campuran 1.743 100%
4. Susu Selalu Ada
Kadang-kadang 1.428 81 %
Campuran 315 18,0 %
5. Kebiasaan Makan 1 kali sehari
2 kali sehari 728 41,7 %
3 kali sehari 965 55,3 %
Tidak tentu 50 2,8 %
6. Cara Tertutup 889 51,0%
menghidangkan Terbuka
makanan Kadang-kadang 854 49%
7. Pantangan makan Ada Ada
untuk bayi/anak Tidak
8. Pengambilan Air Mata Air - -
Minum Sumur Umum - -
Sumur Keluarga 1.332 76,4 %
PDAM 411 23,5 %
9. Pengolahan Air Dimasak 1.743 100%
Minum Tidak dimasak
Kadang dimasak
10. Kebiasaan Masak Tidak dicuci
Sayuran Dicuci baru di potong 175 10,0 %
Di potong baru di cuci 1.568 89,9%
11. Penggunan Ya 1.743 100%
Garam Tidak
Beryodium
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.13 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas Makanan
di Dusun Sarayuda semua memakan nasi 1743 (100%), memakan lauk pauk yang

campuran 1743 (100%), memakan buah – buahan 100% campuran, minum susu

yang kadang kadang 1428 (81%), selalu minum 315 (18%), kebiasaan makan 2

kali sehari 728 (41,7%), 3 kali sehari 965 (55,3%) dan dengan kebiasaan tidak

tentu sebanyak 50 (2,8%), cara menghidangkan makanan dengan cara tertutup

sebanyak 889 (51%) dan dengan cara tidak tentu sebanyak 855 (49%),

pengambilan air minum dengan menggunakan sumur keluarga 1332 (76,4%),

dengan menggunakan PDAM sebanyak 411 (23,5%), pengelolaan air minum

semua (100%) dengan cara di masak, kebiasaan memasak sayuran yang di cuci

baru di potong sebanyak 175 (10%) dan yang di potong baru di cuci sebanyak

1568 (89,9%) serta untuk penggunakan garam beryodium semua (100%)

menggunakan garam beryodium.

Menurut Hari Minantyo (2011) Mengolah adalah suatu proses menangani

bahan makanan dari mentah (dasar) menjadi bahan makanan siap saji yang dalam

prosesnya bisa terjadi penerapan suhu maupun tidak yang bertujuan untuk

membuat bahan makanan lebih mudah dicerna dalam tubuh kita, membuat

makanan aman untuk dimakan, meningkatkan rasa pada makanan tersebut, dan

melengkapi atau menyeimbangkan kandungan gizi jika dicampur dengan bahan

makanan lain.

Tabel 2.14 distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau


di Dusun Sarayuda
No Ruang Terbuka Jumlah Presentasi
1. Ya 1 100%
2. Tidak
Jumlah 1 100%
Tabel 2.14 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan ketersediaan

ruang terbuka hijau yang ada di desa purwadadi sebanyak 1 lapangan.

Peneliti Mathew White, dari Pusat Eropa untuk Lingkungan dan

Kesehatan Manusia di Universitas Exeter, Inggris (2008) menjelaskan orang yang

tinggal di kota yang lebih hijau memiliki tanda depresi atau kecemasan yang lebih

sedikit.

Pendidikan

Tabel 2.15 distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan


di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Sekolah formal yang PAUD 1
tersedia TK 2
SD 2
MTs 1
SMK 1
Perguruan Tinggi
Jumlah 7 100%
Tabel 2.15 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan akses pendidikan

yang ada di desa Kertaharja PAUD sebanyak 1 tempat, TK sebanyak 1 tempat,

SD sebanyak 2 tempat, MTs sebanyak 1 tempat, SMK sebanyak 1 tempat dan

terakhir dusun Sarayuda tidak memiliki universitas atau perguruan tinggi.

perubahan status kesehatan dapat ditentukan atau dijelaskan oleh tingkat

pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, dan perilaku hidup sehat

secara bersama-sama. Menurut penelitian yang dilakukan Fred C.Pampel (2019)

menunjukkan bahwa pendidikan merupakan perlindungan untuk kesehatan. Di

negara kaya, penambahan lama pendidikan satu tahun dapat mengurangi angka

kematian sekitar 8 persen pada tingkat Uni Eropa Inggris, Belanda dan Swedia

telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pengembangan kesehatan pada


seluruh penduduk dengan memperkenalkan paket kebijakan dan intervensi yang

bersifat komprehensif. Penekanan dari paket tersebut terutama difokuskan pada

penanganan faktor seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan (Michael Link,

2006).

Tabel 2.16 distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sekolah Informal


di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Keberadaan sekolah Ada
informal Tidak ada Tidak ada
Jumlah
Tabel 2.16 menunjukan ada keberadaan sekolah informal

Penyelenggaraan kegiatan informal tertuang pada pasal 27 undang –

undang nomor 20 tahun 2003 dan juga pasal 116 peraturan pemerintah Nomor 17

tahun 2010. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Salah satu contoh pendidikan informal

adalah pendidikan usia dini. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan

oleh lingkungan.

Tabel 2.17 distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Sekolah


di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Akses menuju sekolah Mudah 1.743 1.00%
Sulit
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.17 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan akses menuju

sekolah di Dusun Sarayuda mempunyai akses 1743 mudah (100%).


Tabel 2.18 distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi yang Digunakan Menuju
Sekolahdi Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Transportasi yang Jalan Kaki
digunakan Motor 1546 88,6 %
Mobil 197 11,4 %
Angkutan Umum
Jumlah 1743 100 %
Tabel 2.18 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan transfortasi yang

di gunakan menuju sekolah di Desa Kertaharja dengan menggunakan motor

sebanyak 1546 jiwa (88,6%) dan yang menggunakan mobil sebanyak 197 jiwa

(11,4%).

Tabel 2.19 distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Pemanfaatan fasilitas Ya 1.743 100%
kesehatan oleh Tidak
masyarakat
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.19 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pemanfaatan

fasilitas kesehatan di Desa Purwadadi sebanyak 1743 memanfaatkan (100%)

Menurut peraturan kementrian kesehatan republik indonesian nomor 71

tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada jaminan kesehatan nasional pada

bab 1 pasal 1 yaitu Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.


Tabel 2.20 distribusi frekuensi berdasarkan APendidikan yang Lebih Tinggi
di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Akses Pendidikan Mudah 1.743 100%
yang Lebih Tinggi Sulit
Jumlah 1.743 100%
Tabel 2.20 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Akses

Pendidikan yang Lebih Tinggi di Dusun Sarayuda aksesnya mudah 100% .

Tabel 2.21distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan di Sekolah

di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Ketersediaan Ya 5 100%
Perpustakaan di Sekolah Tidak
Jumlah 5 100%
Tabel 2.21 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Perpustakaan di Sekolah di Dusun Sarayuda sebanyak 5 tempat.

Menurut Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal,

perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang

agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang dalam

penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah

seorang guru.

Tabel 2.22 distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan Umum


di Dusun sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Ketersediaan Ya
Perpustakaan Umum Tidak Tidak ada
Jumlah
Tabel 2.22 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Perpustakaan Umum di dusun Sarayuda tidak ada.


Menurut Undang – Undang No. 43 tahun 2007 pasal 1 tentang

perpustakaan yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelolaan

koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan

sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Dengan demikian, perpustakaan dapat diartikan secara luas sebagai salah

satu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan

mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis, untuk dipergunakan oleh

pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang

menyenangkan.

Tabel 2.23 distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Pelayanan Kesehatan di


Sekolah di Dusun Sarayuda
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Ketersediaan Pelayanan Ya 2 100 %
Kesehatan di Sekolah Tidak
Jumlah
Tabel 2.23 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Pelayanan Kesehatan di Sekolah yang ada di Dusun sarayuda sebanyak 2 tempat.

menurut Lavey dan Loomba dalam Rio Cristiawan (2003) adalah setiap

upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah penyakit,

mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan yang ditujukan terhadap

perseorangan, kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat juga

dikatakan sebagai upaya pelayanan kesehatan yang melembaga berdasarkan

fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan bagi individu dan keluarga. Fungsi
sosial disini berarti lebih mengutamakan pada unsur kemanusiaan dan tidak

mengambil keuntungan secara komersial.

Keamanan dan Transportasi

Tabel 2.24 distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi Penduduk Datang


dan Keluar Wilayah di Dusun Sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Alat Transportasi Umum 267 15,3 %
Penduduk Datang dan Pribadi 1476 84,6 %
Keluar Wilayah
Jumlah
Tabel 2.24 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi

Penduduk Datang dan Keluar di Wilayah Desa Sarayudai yang menggunakan

kendaraan umum sebanyak 267 buah (15,3%) dan yang menggunakan kendaraan

pribadi sebanyak 1476 buah (84,6%)

Tabel 2.25 distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi untuk Penyandang


Cacat di Dusun Sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Alat Transportasi untuk Ya
Penyandang Cacat Tidak Tidak ada
Jumlah
Tabel 2.25 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan alat transportasi

untuk penyandang cacat tidak ada di Dusun Sarayuda

Menurut UU RI No pasal 105 menjelaskan bahwa Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib menyediakan Pelayanan Publik yang mudah diakses

oleh Penyandang Disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan dan dijabarkan lagi dalam Pelayanan jasa transportasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 105 ayat (2) terdiri dari pelayanan jasa transportasi darat,

transportasi kereta api, transportasi laut, dan transportasi udara.


Tabel 2.26 distribusi frekuensi berdasarkan Keamanan Pemakai Alat Transportasi
di Dusun Sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Keamanan Pemakai Alat Ya
Transportasi Tidak
Jumlah
Tabel 2.26 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Keamanan Pemakai Alat

Transportasi di Dusun sarayuda

Keamanan pemakaian transportasi harus dilakukan dengan keamanan saat

berlalu lintas. Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan

terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari gangguan perbuatan

melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas, dalam UU RI no 22

tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum.

Tabel 2.27 distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Jalan dan Fasilitas


di Dusun sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Kondisi Jalan dan Baik
Fasilitas Tidak Baik
Jumlah
Tabel 2.27 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Jalan dan
Fasilitas di Dusun sarayuda

Tabel 2.28 distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sistem Keamanan


Lingkungan
di Dusun Sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Keberadaan Sistem Ya
Keamanan Lingkungan Tidak
Jumlah
Tabel 2.28 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sistem

Keamanan Lingkungan di Dusun sarayuda

Keamanan lingkungan bergantung dari keamanan dan ketertiban

masyarakat.
Menurut UU RI no 22 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat

adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan

nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya

hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung

kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat

dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran

hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat

Tabel 2.29 distribusi frekuensi berdasarkan Gangguan Keamanan Lingkungan


di Dusun sarayuda
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Gangguan Keamanan Ya
Lingkungan Tidak
Jumlah
Tabel 2.29 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Gangguan Keamanan

Lingkungan di Dusun sarayuda

Politik dan Pemerintahan

Tabel 2.30 distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Kelompok Pelayanan


Masyarakat di Dusun sarayuda
No Politik dan Pemerintahan Jumlah Presentasi
1. Ketersediaan Kelompok Posyandu 6 15,3%
Pelayanan Masyarakat PKK 30 76,9%
Karang Taruna 2 5,12%
Posbindu 1 2,5%
Poskesdes
Panti Jompo
Panti Sosial
Anak
Jumlah 39
Tabel 2.30 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Kelompok Pelayanan Masyarakat di Desa Purwadadi bahwa posyandu ada 6

buah (15,3%), PKK ada 30 orang (76,9%), karang taruna da 2 buah (5,12%) dan

posbindu ada 1 buah (2,5%).

Tabel 2.31distribusi frekuensi berdasarkan Kegiatan Politik


di Dusun sarayuda
No Politik dan Pemerintahan Jumlah Presentasi
1. Kegiatan Politik Ada Ada
Tidak
Jumlah
Tabel 2.31 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kegiatan Politik yang

ada di Dusun sarayuda yaitu ada.

ilvia Bolgherini dalam Mauro Calise and Theodore J. Lowi, Hyperpolitics:

An Interactive Dictionary of Political Science Concept yang diterbitkan oleh

University of Chicago tahun 2010) mendefiniskan partisipasi politik sebagai " ...

a series of activities related to political life, aimed at influencing public decisions

in a more or less direct way—legal, conventional, pacific, or contentious.

Menurutnya, partisipasi politik adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan

kehidupan politik, yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan

baik langsung maupun tidak langsung - secara legal, konvensional, damai, atau

memaksa.

Tabel 2.32 distribusi frekuensi berdasarkan Keterlibatan Anggota Masyarakat


dalam Kegiatan Partai Politik di Dusun sarayuda
No Politik dan Pemerintahan Jumlah Presentasi
1. Keterlibatan Anggota Ada Ada
Masyarakat dalam Tidak
Kegiatan Partai Politik
Jumlah
Tabel 2.32 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Keterlibatan

Anggota Masyarakat dalam Kegiatan Partai Politik yang ada di Dusun sarayuda

ada masyarakat yang mengikuti kegiatan partai politik

Partai politik menurut UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

adalah organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok WNI

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa

dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Negara RI Tahun 1945.

Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.33 distribusi frekuensi berdasarkan Wawancara dan Observasi Pelayanan


Sosial di Dusun sarayuda
No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi
1. Wawancara dan Observasi Ada
Pelayanan Sosial Tidak
Jumlah
Tabel 2.33 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Wawancara dan

Observasi Pelayanan Sosial di Dusun sarayuda

Menurut Alfred J. Khan (2007) pelayanan sosial terdiri dari program

program yang di adakan tampa mempertimbangkan kriteria pasa untuk menjamin

suatu tingkatan dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan

kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan

masyarakat serta kemampuan perorangan untuk pelaksanaan fungsi-fungsinya,

untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan


pelayanan serta lembaga lembaga yang telah ada dan membantu warga

masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran.

Tabel 2.34 distribusi frekuensi berdasarkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang


Tersedia di Dusun sarayuda
No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi
1. Fasilitas Pelayanan Puskesmas 1 50%
Kesehatan yang Klinik 1 50%
Tersedia Rumah Sakit
Balai Pengobatan
Tradisional
Home Care
Pusat Emergensi
Fasilitas Pelayanan
Sosial
Pelayanan Kesehatan
Mental
Jumlah 2 100%
Tabel 2.34 menujukan distribusi frekuensi berdasarkan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang Tersedia di Dusun sarayuda yang terdiri dari puskesmas 1 buah

(50%) dan klinik sebanyak 1 buah (50%).

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Tabel 2.35 distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Tempat Pelayanan


Kesehatan di Dusun sarayuda
No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi
1. Akses Menuju Tempat Mudah 1.743 1.743
Pelayanan Kesehatan Sulit
Jumlah 100% 100%
Tabel 2.35 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju

Tempat Pelayanan Kesehatan yang ada di Desa Purwadadi dengan akses 100%

mudah.

Anda mungkin juga menyukai