Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN KARIR GURU

Di tulis guna memenuhi tugas mata kuliah


PROFESI KEGURUAN
Dosen Pengampu: Dr. H.Suntari. M. Pd.

Nama Kelompok :
1. Mahmadah Afro`
2. Ratna Widya Kartika
3. Rizky Efendi
4. Siti Indah Koni`ah
5. Veri Andriyani
6. Wahid Anwar

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah profesi keguruan yang berjudul “Pengembangan Karir Guru”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang diungkapkan dalam
makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang
dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan
sebagai media pembelajaran, khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan
serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Tuban, 20 Maret 2021

Penulis,

                                                                                              
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN                                                                            

            1.1 LATAR BELAKANG

            1.2 RUMUSAN MASALAH

            1.3 TUJUAN PENULISAN

            1.4 MANFAAT PENULISAN

BAB 2 PEMBAHASAN                                                                               

            2.1 PENGERTIAN KARIR

            2.2 PENGERTIAN PENGEMBANGAN KARIR GURU

            2.3 TAHAP PENGEMBANGAN KARIR GURU

            2.4 JENIS KARIR GURU 

            2.5 KOMPETENSI PROFESI GURU

2.6 UPAYA PENGEMBANGAN KARIR GURU

BAB 3 PENUTUP                                                                                         

            3.1 KESIMPULAN

            3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG

Pengembangan karir merupakan hal yang penting bagi seorang guru dan konselor karena hal ini
sangat berpengaruh setidaknya terhadap kepuasan kerja dan peningkatan penghasilan. Dengan kata
lain, jika karir seorang guru/konselor meningkat maka tentu saja pengakuan lembaga yang
menaunginya juga meningkat yang salah satunya dibuktikan dengan peningkatan gaji yang ia terima
dan tentunya hal ini akan membuat ia lebih merasa senang dan nyaman bekerja.  

Untuk mencapai hal itu, idealnya seorang guru/konselor harus mengetahui tentang tingkatan-
tingkatan karir dan konsekuensi dari tingkatan karir tersebut bagi dirinya baik berupa tanggung
jawab/kewajiban maupun ganjaran yang akan ia peroleh. Selain itu, guru/konselor  juga harus
mengetahui upaya-upaya yang dapat ia lakukan untuk dapat meniti karir ke tingkatan yang lebih
tinggi tersebut. Dengan memahami hal-hal seputar tingkatan karir dan upaya pencapaiannya,
seorang guru/konselor memiliki arah yang jelas dalam menjalani karir dan profesinya itu. 

Kendatipun demikian, realita yang terjadi saat ini  sebagian guru/konselor baru mengalami
kesibukan yang luar biasa ketika ia mendapat pemberitahuan mengenai persyaratan yang harus
dipenuhi untuk kenaikan pangkat. Akhirnya berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi persyaratan
tersebut walau terkadang menempuh cara yang tidak “profesional”. Bahkan tidak jarang upaya
tersebut menimbulkan sejumlah riak-riak dan permasalahan dalam organisasi sekolah yang sedikit
banyak mempengaruhi pengerjaan tugas utama guru/konselor dalam  mendidik para siswa.

Makalah ini berupaya untuk menjelaskan beberapa hal berkenaan dengan pengembangan karir yang
mencakup: pengertian karir dan pengembangan karir, tahapan pengembangan karir dan upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan karirnya. 

1.2       RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini sebagai berikut :

1.      Apa pengertian Karir ?

2.      Apa pengertian Pengembangan Karir Guru ?

3.      Bagaimana tahap Pengembangan Karir Guru ?

4.      Apa saja Jenis-jenis Karir Guru ?

5.      Apa Kompetensi Profesi Guru?

6.      Apa saja Upaya Pengembangan Karir Guru ?

1.3       TUJUAN PENULISAN

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca
tentang:

1.      Menjelaskan pengertian karir,


2.      Menjelaskan pengertian pengembangan karir guru,

3.      Menjelaskan tahap pengembangan karir guru,

4.      Menjelaskan jenis-jenis karir guru,

5.      Menjelaskan kompetensi profesi guru,

6.      Menjelaskan upaya pengembangan karir guru.

1.4       MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis maupun para pembaca mengenai  pengembangan karir guru.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN KARIR

Karir dalam bahasa Belanda, carriere yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan dalam


pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.

Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja,
sehingga mampu mendorong kemajuan kerjanya. Karir merupakan istilah yang didefinisikan
oleh kamus  bahasa indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada
kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan
yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang. Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang 
ada dalam kecakapan khusus, jabatan, dan  pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan
dengan masa kehidupan kerja  diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah
yang dikedepankan dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Secara umum
dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan
pendapatan seseorang.

Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan perilaku
yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang. Jika
seseorang beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan sosial, sementara untuk
melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan khusus, mengerjakan tugas-tugas tertentu dan
menjabat, maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang dalam
suatu rentang masa bekerja untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan diri dan keluarganya, maka
dikatakan bahwa orang tersebut memiliki karir. Konsep baru tentang karir adalah protean
career yaitu karir yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan
lingkungan kerja seseorang.

2.2       PENGERTIAN PENGEMBANGAN KARIR GURU

Secara harafiah pengertian pengembangan karier (career development) menuntut seseorang untuk
membuat keputusan dan mengikatkan dirinya untuk mencapai tujuan-tujuan karier.  Pengembangan
karir merujuk pada proses sepanjang hayat pengembangan keyakinan dan nilai, keterampilan dan
bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan karakteristik kepribadian, dan
pengetahuan tentang dunia kerja. Sehingga dengan pengertian ini, pengembangan karir tidak hanya
mencakup rentang usia kerja produktif seseorang, melainkan lebih luas lagi, yakni sepanjang hayat
seseorang.

Di dalam UU Nomor 74 tahun 2008 tentang guru dibedakan menjadi dua yaitu, pengembangan
kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-IV. Pengembangan dan
peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1 dilakukan melalui
pendidikan tinggi program S-1 pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan non kependidikan.

Pembinaan dan pengembangan karir meliputi:


a. Penugasan

b. Promosi

c. Kenaikan Pangkat

Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan nilai seseorang berkenaan dengan
dunia kerjanya, yakni orang tersebut harus meyakini ’kebenaran’ dari apa yang ia lakukan
(pekerjaan) untuk kehidupannya itu dan menerapkan nilai-nilai yang mendorong kemajuan
kehidupannya, misalnya: kerajinan, keuletan, kejujuran, pantang menyerah dan hemat.  Penyesuaian
minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti juga merupakan upaya pengembangan karir yang
sedikit banyak mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja seseorang. Keterampilan-keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dunia
kerjanya pun perlu ditingkatkan agar karirnya bisa berkembang. Meningkatkan kebiasaan-kebiasaan
hidup efektif turut juga mengembangkan kehidupan karir seseorang  karena dengan memiliki
kebiasaan hidup yang efektif tersebut karakteristik kepribadiannya semakin berkualitas.

Syarat berkembangnya karir seorang guru adalah guru tersebut harus kompeten, mampu baik
pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku. Guru kompeten yaitu guru yang memiliki kecakapan
hidup (life skill) dengan rincian sebagai berikut:

a. Cakap mengenal diri (self awareness skill), diantaranya;

·         sadar sebagai makhluk Tuhan

·         sadar eksistensi diri

·         sadar potensi diri

b. Cakap berpikir (thinking skill), diantaranya:

·         cakap menggali informasi

·         cakap mengolah informasi

·         cakap mengambil keputusan

·         cakap memecahkan masalah

c. Cakap bersosialisasi (sosial skill), diantaranya:

·         cakap berkomunikasi lisan

·         cakap berkomunukasi secara tertulis

·         cakap dalam bekerjasama.

d. Cakap secara akademik (akademik skill), diantaranya:

·         cakap mengidentifikasi variable

·         cakap menghubungkan variable

·         cakap merumuskan hipotesis

·         cakap melaksanakan suatu penelitian


e. Cakap secara vokasional (vocational skill), diantaranya:

·         memiliki keahlian khusus dibidang pekerjaan, misal: ahli komputer, ahli akutansi,dll.

Contoh pengembangan karir seorang guru, antara lain:

1.      Secara formal:

·         Sebagai tenaga fungsional: dari guru SD bisa sampai menjadi Dosen

·         Sebagai tenaga fungsional pindah ke struktural: dari guru biasa menjadi seorang Kepala Kanwil
Diknas.

2.      Secara Non Formal:

·         menjadi penulis buku

·         aktif di masyarakat sebagai tenaga pendidik

·         membuka tempat kursus yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen  ada dua alur pembinaan dan
pengembangan profesi guru, yaitu : pembinaan, pengembangan profesi, dan pembinaan dan
pengembangan karir.

2.3       TAHAP PENGEMBANGAN KARIR GURU

Terdapat lima tahap pengembangan karir, yaitu:

·         Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun)

Tahap Growth ini merupakan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang
diasosiasikan dengan konsep diri. Pada rentang usia ini, pengembangan karir yang dapat dilakukan
terutama oleh guru/orang tua pada anak dan remaja adalah dengan memberikan pemahaman
mengenai hidup mandiri dan mengapa kita harus bekerja; memperkenalkan sejumlah pekerjaan
termasuk di dalamnya pemahaman segala sesuatu tentang pekerjaan tersebut; dan termasuk
berkenaan dengan upaya bagaimana memperoleh pekerjaan/karir yang dimaksud. 

·         Exploratory (usia 15-24)

     Tahap Exploratory ini Merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan dipersempit tapi tidak
final. Pengembangan karir pada tahapan ini diarahkan pada  pengerucutan pilihan karir yang paling
memungkinkan bagi seseorang. Minat, bakat, dan latar belakang pendidikan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengerucutan pilihan karir seseorang. 

·         Estbalishment (usia 25-44)

     Tahap Estbalishment merupakan coba-coba dan stabilisasi melalui pengalaman


kerja. Pengembangan karir pada tahapan ini sudah pada tataran ‘aksi’ dimana seseorang sudah
mulai masuk pada dunia kerja/karir yang ia pilih. Jika memang sesuai dengan apa yang ia cita-
citakan/inginkan, maka ia akan berusaha menstabilkan diri dalam dunia kerja yang ia geluti. 

·         Maintenance (usia 45-64)

     Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus untuk meningkatkan


posisi dan situasi kerja. Tahap Maintenance merupakan  proses penyesuaian yang terus menerus
untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja.

     Pada tahapan ini pengembangan karirnya diarahkan pada bagaimana melakukan proses
penyesuaian baik keyakinan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat meningkatkan
posisinya ke arah yang lebih baik lagi dan menciptakan situasi kerja  yang membuatnya lebih nyaman
bekerja. 

·         Decline (usia 65+)

     Tahap Decline merupakan  pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan pensiun. Pengembangan
karir pada tahapan ini adalah berkenaan dengan pembukaan wawasan berkenaan dengan pensiun
sehingga seseorang dapat mempersiapkan diri di saat ia harus pensiun nanti. Jika sudah pensiun,
pengembangan karirnya berkenaan dengan bagaimana ia memanfaatkan waktu pensiunnya dengan
semaksimal mungkin untuk kebaikan diri dan orang-orang yang terdekatnya. 

Pengembangan karir harus dimulai dari dalam diri karyawan itu sendiri. Institusi atau organisasi
tempat kerja hanya berkewajiban untuk memfasilitasi pengembangan karir bagi setiap karyawannya.
Oleh sebab itu setiap karyawan harus merencanakan sendiri pengembangan karir masing-masing.
Langkah-langkah merencanakan pengembangan karir antara lain:

a.       Mawas diri

            Untuk memulai pengembangan karir harus berangkat dari diri orang yang bersangkutan.
Karena pengembangan karir sebenarnya merupakan pengembangan diri bagi setiap karyawan.
Untuk itu karyawan harus mawas diri, menilai diri sendiri, siapa ia sebenarnya, pendidikannya,
kemampuannya, kelemahannya, dan kekuatannya dalam menjalankan tugas. Setelah diketahui siapa
dirinya, kemudian dikaitkan dengan kesempatan-kesempatan, jabatan-jabatan yang tersedia dalam
organisasi atau institusi tempat kerjanya. Apabila dirinya atau kemampuannya tidak cocok dengan
kesempatan yang tersedia maka ia harus mencari kesempatan di tempat kerja yang lain yang sesuai
dengan kemampuan atau keterampilannya.

b.      Menetapkan tujuan

            Apabila si karyawan merasa yakin dengan kemampuannya, maka ia harus menetapkan tujuan
pengembangan karirnya. Dari sini karyawan yang bersangkutan telah menentukan jenis karir yang
akan dikembangkan. Untuk itu ia mulai menekuni tugas dan kewajibannya dan hendaknya tidak
memikirkan kesempatan untuk pindah ke institusi lain, kecuali dalam keadaan darurat, misalnya
perusahaan atau institusinya melakukan pemutusan hubungan kerja.

c.       Menyiapkan upaya mencapai tujuan


            Setelah karyawan menetapkan tujuan, langkah selanjutnya adalah penyiapan dirinya untuk
mencapai tujuan tersebut. Penyiapan dilakukan dengan menambah kemampuan atau keterampilan
melalui pendidikan atau pelatihan-pelatihan. Dewasa ini banyak tawaran dari berbagai lembaga
pendidikan tinggi dalam bentuk pendidikan S1, S2, S3 yang dibuka pada sore atau malam hari. Di
samping itu program-program pendidikan nonformal antara lain: kursuss-kursus, pelatihan-
pelatihan, seminar-seminar dan sebagainya banyak ditawarkan bagi mereka yang ingin menambah
kemampuan atau keterampilan dalam rangka pengembangan karir para karyawan atau tenaga kerja.

d.      Melaksanakan pengembangan karir

            Pelaksanaan pengembangan karir seorang karyawan ditentukan oleh dua faktor, yakni:
pertama, faktor individual karyawan sendiri yang telah memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh
institusi dan faktor kedua adanya kesempatan yang disediakan oleh institusi tempat kerja yang
bersangkutan. Adanya karyawan yang mempunyai kemampuan tertentu, tetapi tidak ada
kesempatan untuk mengisi posisi tersebut dari pihak institusi, maka tidak akan terjadi
pengembangan karyawan. Sebaliknya kesempatan tersedia di organisasi atau institusi tetapi tidak
ada karyawan yang mempunyai kemampuan cocok, maka pengembangan karir bagi karyawan di
institusi tersebut tidak terjadi

2.4       JENIS KARIR GURU

Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu: 

1.      Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan  seseorang di dalam struktur organisasi


tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain.
Karir ini memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga
wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru/konselor harus ditingkatkan untuk
menjawab tuntutan yang dimaksud. 

2.      Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal seseorang di dalam profesi


yang ia geluti, contohnya guru madya, guru dewasa, guru pembina, guru professional.

Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu mengerjakan sejumlah tugas-
tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen
legal. Akumulasi nilai kredit yang dimaksud harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang
ditetapkan pemerintah. 

Kedua jenis karir guru/konselor di sekolah tersebut dapat dicapai tentunya dengan sejumlah
pemerolehan kompetensi-kompetensi guru/konselor yang tinggi. 

2.5       KOMPETENSI PROFESI GURU

Sebagai pendidik yang profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Mengacu
pada National Education Association (NEA) Amerika Serikat, standar pendidikan guru meliputi lima
komponen pendidikan, yaitu : perencanaan, implementasi, personalia program, dan isi program
serta keanggotaan dalam profesi guru. Kemampuan mengajar merupakan hal esensial yang harus
dimiliki oleh guru sebagai tugas profesinya.

Terdapat empat kompetensi yang mutlak dimiliki seorang guru/konselor sekolah, yaitu: 

1.      Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pamahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran/BK yang meliputi


pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran/BK, evaluasi, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat
dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. bahwa seorang
guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena
peserta didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda.

Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a.       Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual.

b.      Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c.       Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d.      Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e.       Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan


kegiatan pengembangan yang mendidik.

f.       Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi


yang dimiliki.

g.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h.      Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i.        Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2.      Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang
dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan kualitas generasi masa depan bangsa. Walaupun
berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, guru harus tetap tegar
dalam melaksakan tugas sebagai seorang pendidik.

Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian
seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah:

a.       Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.

c.        Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d.      Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.

e.       Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3.      Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran/BK secara luas


dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.
kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

Kemampuan yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat diamati
dari aspek-aspek berikut ini:

a.       Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu.

b.      Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan
yang diampu.

c.       Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

d.      Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

e.       Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan


mengembangkan diri.

4.      Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, ortu siswa, dan masyarakat. Guru di mata masyarakat dan
peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupkan suri tauladan dalam
kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik,
dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan kompetensi
sosial disajikan berikut ini:

a.       Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c.       Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki


keragaman sosial budaya.

d.      Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain. 

2.6       UPAYA PENGEMBANGAN KARIR GURU

Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru/konselor untuk dapat meningkatkan
kompetensinya agar karir yang ia geluti dapat berkembang maksimal, yaitu: 

·         Menghadiri/berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional (seminar, simposium,


pelatihan, dll)

·         Membuat karya tulis ilmiah/populer, karya  Membuat karya tulis ilmiah/populer, karya seni,
karya teknologi.

·         Melaksanakan penelitian/pengkajian kerjaprofesional baik individual maupun kolaboratif


(Lesson Study, PTK/PTBK, penelitian jenis lainnya)  penelitian jenis lainnya)

                         

      Selain itu ada lagi upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru/konselor untuk dapat
meningkatkan kompetensinya, sebagai berikut :

1.        Pendidikan dan pelatihan

a.       In house training (IHT)

         Pelatihan IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru,
sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Pelatihan ini
misalnya: diklat. Diklat merupakan salah satu bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber
daya manusia. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian
kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus secara eksternal, tetapi
dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki guru lain.

b.      Program magang

      Program magang dipilih dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan
pengalaman nyata.

c.       Kemitraan sekolah

      Dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik. Pembinaan lewat mitra
dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya manajemen
sekolah atau kelas.

d.      Belajar jarak jauh

      Dapat dilakukan tanpa menghadirkan instruktur. Pembinaan ini dilakukan dengan alasan bahwa
tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikiti pelatihan di tempat-tempat
pembinaan yang ditunjuk seperti ibu kota kabupaten atau provinsi.

e.       Pelatihan berjenjang dan khusus

      Pelatihan khusus disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya


perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.

f.       Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya

      Dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan
seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

g.      Pembinaan internal oleh sekolah

      Pembinaan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan
membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan
diskusi dengan rekan sejawat.

h.      Pendidikan lanjut

      Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas
belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini
akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.

2.        Non Pendidikan dan pelatihan

a.       Diskusi masalah pendidikan

      Melalui diskusi ini diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan
dengan pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan
karirnya
b.      Seminar

       Kegiatan ini memberi peluang kepada para guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinyaberkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

c.       Workshop

       Kegiatan ini dilaksanakan untuk menghasilkan produk bermanfaat bagi pembelajaran,


peningkatan kompetensi, maupun pengembangan karirnya.

d.      Penelitian

       Dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, atau jenis penelitian
lainnya.

e.       Penulisan bahan ajar/buku

       Bahan ajar ditulis dalam bentuk diktat, buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f.       Pembuatan media pembelajaran

       Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana,
maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.

g.      Pembuatan karya teknologi/karya seni


BAB 3

PENUTUP

3.1       KESIMPULAN

Pengembangan karir merupakan proses sepanjang hayat. Terdapat lima tahapan pengembangan
karir, yaitu:  growth, exploratory, establishment, maintenance, dan decline. Seorang guru atau
konselor hendaklah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keempat macam kompetensi
yang harus dimilikinya (pribadi, sosial, pedagogik, dan profesional) agar karir profesionalnya itu
dapat berkembang lebih baik. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi
dan karirnya adalah berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional; membuat karya
tulis ilmiah/populer, karya seni, dan karya teknologi; dan melaksanaka penelitian/pengkajian kerja
profesionalnya baik secara individual maupun kolaboratif. 

3.2       SARAN

Kami sebagai penulis sangat berharap, upaya pengembangan karir guru  dapat berhasil diterapkan


pada Pendidikan Nasional di Indonesia. Dengan keberhasilan tersebut, maka diharapkan pula tenaga
pendidik yang ada di Indonesia mampu menciptakan generasi-generasi baru yang bisa mengabdi
pada Negara dan bangsanya.

 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari
segi materi, isi materi, cara penulisan karya tulis ini, untuk itu penulis meminta saran dari pembaca
untuk bisa membantu memperbaiki makalah ini agar lebih sempurna lagi untuk penulisan
berikutnya. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1939. Undan-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20

Tahun 1989) dan Nasional. Jakarta

Anonim. 2015. Pengembangan Karir Guru dan Konselor.

http://mazddwan66.wordpress.com/artikel-pendidikan

(diakses pada tanggal 16 September 2015)

Anonim. 2015. Tahap  Perkembangan Karir Guru.

http://kurniawanbudi04.wordpress.com/tahap-perkembangan-karir-guru

(diakses pada tanggal 16 September 2015)

Ayesa, Fidia. 2014. Kompetensi Guru dan Pengembangan Karir

http://fidiaayesha.blogspot.co.id/2014/10/kompetensi-guru-dan-pengembangan-karir.html

(diakses pada tanggal 14 September 2015)

Mulyasa, E. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesinalisme Pendidik. Jakarta : Buku Aksara.

Saomah,Aas.Dra.Msi. 2015. Pengembangan Karir Guru dan Konselor. Universitas Pendidikan


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai