Nama Kelompok :
1. Arisetya Eka Wahyuni (182501214)
2. M. Faizul Qornain (182501254)
3. Siti Indah Koni’ah (182501054)
4. Siti Nurjanah (182501201)
5. Veri Andriyani (182501156)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Prinsip-
prinsip Partisipation Action Research (PAR) dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna
begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan
yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap makalah tentang Prinsip-
prinsip Partisipation Action Research (PAR) ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga
dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami dan mengamalkannya
dalam penelitian demi kesejahteraan masyarakat.
Penyusun.
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................................. i
Kata Pengantar .............................................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Tentang PAR ........................................................................................ 3
B. Prinsip-prinsip PAR .......................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Participation Action Research (PAR) adalah suatu cara membangun jembatan untuk
menghubungkan orang. Jenis penelitian ini adalah suatu proses pencarian pengembangan
pengetahuan praktis dalam memahami kondisi sosial, politik, lingkungan, atau ekonomi. PAR
(Participation Action Research) adalah suatu metoda penelitian dan pengembangan secara
partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman, pikiran dan
perasaan kita. Penelitian ini mencari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke
dalam proses perubahan sosial. Penelitian ini mengakui bahwa poses perubahan adalah
sebuah topik yang dapat diteliti. Penelitiain ini membawa proses penelitian dalam lingkaran
kepentingan orang dan menemukan solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang
memerlukan aksi dan refleksi bersama, dan memberikan kontribusi bagi teori praktis.
1
membuat „roda‟, sambil melewati bermunculannya kembali kendala, secara esensial meraih
suatu tingkat kesadaran yang tinggi dari mana kita menjadi berdaya untuk memcahkan
masalah-masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan membatasi pembahasan didalam hal berikut:
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
2 Fakih, Mansour, Jalan Lain. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist Press, 2002), 52.
3
B. PRINSIP-PRINSIP PARTISIPATION ACTION RESEARCH (PAR)
Terdapat 16 prinsip kerja Partisipation Action Research (PAR) yang menjadi karakter
utama dalam implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja
tersebut menurut Agus Affandi adalah terurai sebagai berikut:
1. Sebuah praktek untuk meningkatkan dan meperbaiki kehidupan sosial dan praktek-
prakteknya, dengan cara merubahnya dan melakukan refleksi dari akibat
perubahan-perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara
berkesinambungan.
2. Secara kesuluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) membentuk
sebuah siklus (lingkaran) yang berkesinambungan dimulai dari: analisa social,
rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi (teoritik pengalaman) dan kemudian analisis
sosial kembali begitu seterusnya mengikuti proses siklus lagi. Proses dapat dimulai
dengan cara yang berbeda.
3. Kerjasama untuk melakukan perubahan: melibatkan semua pihak yang memiliki
tanggung jawab (stakeholder) atas perubahan dalam upaya-upaya untuk
meningkatkan kemampuan mereka dan secara terus-menerus memperluas dan
memperbanyak kelompok kerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam
persoalan yang digarap.
4. Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang situasi dan kondisi yang
sedang mereka alami melalui pelibatan mereka dalam berpartisipasi dan
bekerjasama padasemua proses research, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan refleksi. Proses penyadaran ditentukan pada pengungkapan relasi
sosial yang ada di masyarakat yang bersifat mendominasi, membelenggu, dan
menindas
5. Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan kondisi social secara kritis
yaitu, upaya menciptakan pemahaman bersama terhadap situasi dan kondisi yang
ada di masyarakat secara partisipatif menggunakan nalar yang cerdas dalam
mendiskusikan tindakan mereka dalam upaya untuk melakukan perubahan social
yang cukup signifikan.
6. Merupakan proses yang melibatkan sebanyak mungkin orang dalam teoritisasi
kehidupan social mereka. Dalam hal ini masyarakat dipandang lebih tahu terhadap
persoalan dan pengalaman yang mereka hadapi untuk pendapat-pendapat mereka
harus dihargai dan solusi-solusi sedapat mungkin harus diambil dari mereka sendiri
berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
4
7. Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu
maupun kelompok untuk diuji. Apapun pengalaman, gagasan, pandangan dan
asumsi tentang institusi-institusi social yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji dan dibuktikan
keakuratan dan kebenarannya bedasarkan fakta-fakta,bukti-bukti dan keterangan-
keterangan yang diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri.
8. Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat. Semua yang terjadi dalam
proses analisa sosial, harus direkam dengan berbagai alat rekam yang ada atau
yang tersedia untuk kemudian hasil rekam-rekam itu dikelola dan diramu
sedemikian rupa sehingga mampu mendapatkan data tentang pendapat, penilaian,
reaksi dan kesan individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat terhadap
persoalan yang sedang terjadi secara akurat, untuk selanjutnya analisa kritis yang
cermat dapat dilakukan terhadapnya.
9. Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek riset. Semua
individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat didorong untuk
mengembangkan dan meningkatkan praktek-praktek sosial mereka sendiri
bedasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang telah dikaji secara kritis.
10. Merupakan proses politik dalam arti luas.diakui bahwa riset aksi ditujukan
terutama untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat. Karena itu mau tidak
mau hal ini akan mengancam eksistensi individu maupun kelompok masyarakat
yang saat itu sedang memperolah kenikmatan dalam situasi yang membelenggu,
menindas, dan penuh dominasi. Agen perubahan sosial harus mampu menghadapi
dan meyakinkan mereka secara bijak, bahwa perubahan sosial yang akan
diupayakan bersama adalah demi kepentingan mereka sendiri di masa yang akan
datang.
11. Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis. Melibatkan dan
memperbayak kelompok kerjasama secara partisipatif dalam mengurai dan
mengungkap pengalaman-pengalaman mereka dalam berkomunikasi, membuat
keputusan dan menemukan solusi, dalam upaya menciptakan kesefahaman yang
lebih baik, lebih adil, dan lebih rasionak terhadap persoalan –persoalan yang
sedang terjadi di masyarakat, sehingga relasi sosial yang ada dapat diubah menjadi
relasi sosial yang lebih adil, tanpa dominasi, dan tanpa belengggu.
12. Memulai isu-isu kecil dan mengkaitkan dengan relasi-relasi yang lebih luas.
Penelitian sosial berbasis PAR harus memulain penyelidikannya terhadap sesuatu
5
persoalan yang kecil untuk melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya,
untuk selanjutnya melakukan penyelidikan terhadapsuatu persoalan berskala yang
lebih besar dengan melakukan perubahan yang lebih besar pula dan seterusnya.
Kemampuan dalam meneliti dan melakukan perubahan dalam suatu persoalan
betapapun kecilnya merupakan indicator kemampuan awal seorang fasilitator
dalam menyelesaikan persoalan yang lebih besar.
13. Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial, rencana aksi, aksi,
evaluasi, refleksi, analisa sosial, dst.). melalui kajian yang cermat dan akurat
terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang terkecil akan diperoleh hasil-hasil
yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar.
14. Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk berkolaborasi dan secara lebih
luas dengan kekuatan-kekuatan kritis lain. Dalam melakukan proses PAR peneliti
harus memperhatikan dan melibatkan kelompok kecil di masyarakat sebagai
partner yang ikut berpartisipasi dalam semua proses penelitian meliputi analisa
sosial, rencana aksi, aksi evaluasi dan refleksi dalam rangka melakukan
perubahaan sosial. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan diperbanyak melalui
perlibatan dan kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar
untuk mengkritisi terhadap proses-proses yang sedang berlangsung.
15. Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat rekaman proses. PAR
menjunjung tinggi keakuratan fakta-fakta, data-data dan keteranganketerangan
langsung dari individu maupun kelompok masyarakat mengenai situasi
dan kondisi pengalaman mereka-mereka sendiri, karena itu semua bukti-bukti
tersebut seharusnya direkam dan dicatat mulai awal sampai akhir oleh semua yang
terlibat dalam proses perubahan sosial untuk mengetahui proses perkembangan dan
perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi
terhadapnya sebagai landasan untuk melakukan perubahan sosial berikutnya.
16. Mensyaratkan semua orang memberikan alasan rasional yang mendasari kerja
sosial mereka. PAR adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mendasarkan
dirinya pada fakta-fakta yang sungguh-sungguh terjadi di lapangan. Untuk itu
proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat untuk selanjutnya proses
refleksi kritis dilakukan terhadapnya, dalam upaya menguji seberapa jauh proses
6
pengumpulan data tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar baku dalam
penelitian sosial.[3]
Sedangkan menurut Winter, dalam riset aksi terdapat enam prinsip yang dijadikan
petunjuk melakukan riset. Enam prinsip tersebut adalah :
1. Refleksi kritis
Kebenaran dalam lingkungan sosial sangat relatif dan tergantung pada subyek
penelitian. Pertimbangan situasi yang tercantum dalam catatan-catatan lapangan,
dokumen resmi harus telah mendapat pengakuan secara implisit dari subyek.
Maka, barulah bisa dikatakan bahwa fakta tersebut benar apa adanya.
2. Dialektika kritis
Realitas sosial yang partikular bisa menjadi valid secara konsensual, yang
mana bahasa menjadi sarana penyampaiannya. Fenomena pada umumnya
dikonseptualisasikan melalui dialog. Maka dari itu, prinsip dialektika kritis
menghendaki pemahaman pengaturan hubungan antara fenomena dan konteksnya,
dan antara elemen elemen yang menyusun fenomena. Elemen kunci adalah mereka
yang bertentangan dengan yang lainnya, dan itu merupakan sala satu yang hampir
suka menciptakan perubahan.
3. Kolaborasi sumber daya
Partisipan dalam proyek riset aksi adalah peneliti juga. Prinsip kolaborasi
sumber daya ini berpraduga bahwa ide tiap orang sama signifikannya sebagai
potensi sumber daya untuk membuat interpretasi, kategori analisis yang
dinegosiasikan di antara partisipan. Hal ini ditujukan untuk menghindari
kemiringan kredibilitas dari pemegang ide terdahulu. Selain itu, secara khusus hal
tersebut dapat menimbulkan kesadaran dan toleransi dari adanya kontradiksi antara
banyak sudut pandang dan di dalam satu sudut pandang pun.
4. Kesadaran resiko
3 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN Sunan Ampel Surabaya:
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) 2013),50-52
7
diri dari diskusi terbuka terhadap interpretasi, ide, dan penilaian orang lain.
Seorang inisiator riset aksi akan menggunakan prinsip ini untuk menenangkan
ketakutan-ketakutan lain dan mengundang partisipasi dengan menegaskan bahwa
masyarakat juga akan menjadi subyek dari proses yang sama, dan bagaimana pun
juga hasil akhirnya adalah belajar bersama.
5. Struktur plural
Bagi para praktisi riset aksi, teori menginformasikan praktek, dan praktek
menyempurnakan teori menuju upaya transformasi yang terus- menerus. Dalam
lingkungan apapun, aksi tiap orang didasarkan pada asumsi, teori, dan hipotesis
yang secara implisit dipegang teguh, dan dengan tiap hasil observasi pengetahuan
teoritik akan bertambah.
8
melakukan upaya upaya pertolongan dan pemberdayaan terhadap individu maupun
kelompok masyarakat dhu‟afa, mustadh‟afin, dan mazlumin.[4]
1. Prinsip Partisipasi.
Prinsip ini menuntut seluruh kegiatan dalam PAR (Participation Action Research)
harus mengarahkan anggota komunitas untuk melakukan aksi-aksi transformatif
mengubah kondisi sosial mereka agar menjadi semakin baik. Oleh karena itu, PAR
(Participation Action Research) harus memuat agenda aksi yang jelas, terjadwal, dan
konkret.
3. Prinsip Triangulasi.
4 LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Transformatif IAIN Sunan Ampel Surabaya (Surabaya : LPM IAIN Sunan Ampel, 2008), 30-31.
9
ulang lintas kelompok warga/elemen masyarakat (crosscheck). Prinsip ini menuntut PAR
(Participation Action Research) mengandalkan data-data primer yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti bersama anggota komunitas di lapangan. Sedangkan data-data sekunder (riset
lain, kepustakaan, statistik formal) dimanfaatkan sebagai pembanding.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12. Memulai dari isu yang kecil dengan mengaitkan relasi yang lebih luas
16. Semua harus dapat memberikan alasan yang rasional atas yang mereka lakukan.
11
Sedangkan menurut Winter, dalam riset aksi terdapat 6 prinsip, yaitu: Refleksi Kritis,
Dialektika Kritis, Kolaborasi Sumber Daya, Kesadaran Resiko, Struktur Plural, dan, Teori,
Praktek Serta Transformasi Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip PAR itu meliputi:
Prinsip Partisipasi, Prinsip Orientasi Aksi, Prinsip Triangulasi, serta Prinsip Fleksibel.
B. SARAN
Setelah kita mengetahui prinsip-prinsip PAR, maka sebagai akademisi hendaknya apapun
yang kita lakukan dapat memberi sumbangsih terhadap masyarakat. Sekaligus memotifasi
diri untuk selalu berkarya didalam penelitian.
12
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Agus dkk. Modul Participatory Action Reseacrh (PAR). IAIN Sunan Ampel
Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). 2013
LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Transformatif IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya: LPM IAIN Sunan Ampel. 2008
Mansour, Fakih. Jalan Lain. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist Press. 2002.
http://www.bantuanhukum.or.id/web/participatory-action-research-par/ diakses hari Minggu
08/01/17 jam 07.40 PM
13