Anda di halaman 1dari 17

BAHASA DALAM AL-QUR’AN

Makalah
Diajukan dalam Mata Kuliah Falsafa al-Qur’an Konsentrasi Dirasah Islamiyah

Oleh:
AKBAR UMAR
NIM: 80100320086

Dosen Pemandu:
Dr. H. Muhammad Sadik Sabry, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, seru sekalian alam, shalawat dan salam semoga
tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad saw., para sahabat, keluarga serta
pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Tersusunnya makalah ini tentunya tak lepas dari peran berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, secara langsung maupun tak
langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang ikut membantu.

Tak ada gading yang tak retak, untuk itu pun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi teknis maupun non-
teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak
agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan
penulisan-penulisan mendatang.

Soppeng, 19 Maret 2021

Penyusun

Akbar Umar
NIM: 80100320086

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4

A. Definisi Bahasa .............................................................................. 4

B. Wujud Bahasa ................................................................................ 5

C. Tuntunan Bahasa ........................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................... 12

B. Implikasi......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era sekarang merupakan era teknologi dimana media sosial sudah

menjadi kebutuhan manusia. Apa yang kita perbuat terekam dalam media

sosial. hal ini bisa dilihat dari postingan-postingan maupun komentar-

komentar yang dilempar diruang medsos. Namun, tak jarang ditemukan

adanya ungkapan-ungkapan yang tidak layak untuk di publish. Ungkapan ini

tidak jarang menyulut api perdebatan bahkan dibawa ke ranah hukum.

Baru ini, diliput oleh suarasumut.id mengabarkan bahwa seorang pria

di Medan diduga menghina agama di medsos yang kemudian di geruduk massa.

Awalnya pria tersebut memfosting foto kandang burung di grup komunitas

pecinta hewan. Dalam narasinya ia terkesan kecewa dengan burung yang baru

dibelinya. Namun yang memicu netizen ialah komentar pernyataan yang

dituliskan berbau penghinaan terhadap agama Islam.1 Hal ini menunjukkan


bagaimana bahasa penting untuk dikaji kembali mengingat bahwa asal usul

bahasa termaktub dalam al-Qur’an.

Menurut al-Qur’an, bahasa pada dasarnya telah diberikan oleh Allah

dalam bentuk perangkat yang ada dalam diri manusia.2 Seorang linguis modern

Noam Chomsky berpandangan bahwa bahasa itu dimiliki oleh anak manusia

sejal lahirnya. Dalam teori perilaku noam Chomsky menunjukkan serta

1
https://sumut.suara.com/read/2021/09/23/224840/diduga-hina-agama-di-medsos-pria-di-
medan-digeruduk-massa-polisi-turun-tangan diakses pada 22/11/2021
2
Muhammad Thariq Aziz, Asal Usul Bahasa Dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains Modern,
Utile: Jurnal Kependidikan, Vol. 2, No. 2 (2016), h. 130.

4
membuktikan bahwa adanya keterlibatan potensi dalaman pada otak. Sebagai

seorang merntalis ia berusaha menelaahnya dari perilaku tutur antara penutur

dan pendengar. Penutir dan pendengar haruslah menguasai bahasanya dengan

baik. Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi konsep dasar dalam

perolehan bahasa seseorang. Pertama, proses pemerolehan bahasa semua anak-

anak bisa dikatakan sama. Kedua, proses perolehan bahasa tidak berkaitan

dengan I.Q. ketiga, perolehan bahasa tidak dipengaruhi oleh motivasi dan

emosi anak. Keempat, bahasa yang dihasilkan semua anak bisa dikatakan sama

sebab ia bersumber dari LAD dan skema murni.3

Selain teori di atas, ada juga yang disebut teori permainan vocal.

Menurut teori ini, bahasa manusia berawal dari wujud degungan dan

senandung yang tak terputus yang tidak mengungkapkan apa pun. Sama

dengan suara senandung orang tua untuk membuai dan menyenangkan seorang

bayi. Bahasa timbul dari permainan vocal dan organ ujaran mula-mula dilatih

dalam permainan untuk mengisi waktu senggang.4

Ucapan merupakan gambaran dari watak seseorang, sehingga

penggunaan bahasa perlu disesuaikan dengan keadaan. Sebab penggunaan

bahasa juga dipengaruhi oleh konteks sosial yang beragam. Sehingga menarik

untuk dikaji bagaimana hakikat bahasa khususnya bahasa perspektif al-

Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat bahasa dalam al-Qur’an?

3
Muhammad Thariq Aziz, Asal Usul Bahasa Dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains Modern,
Utile: Jurnal Kependidikan, Vol. 2, No. 2 (2016), h. 130.
4
Wildan Taufiq, Teori Asal-Usul Bahasa Dalam Literatur Islam Klasik, Jurnal al-Tsaqafa Volume
13, no. 01 (Januari 2016), h. 152.

5
2. Bagaimana wujud bahasa dalam al-Qur’an?

3. Apa tujuan bahasa dalam al-Qur’an?

C. Kegunaan Penelitian
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa menurut al-Qur’an

2. Memahami wujud bahasa menurut al-Qur’an

3. Mendeskripsikan tujuan bahasa dalam al-Qur’an

6
BAB II

BAHASA DALAM AL-QUR’AN

A. Hakikat Bahasa

1. Definisi Bahasa
Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipakai oleh

anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasi diri. Bahasa bukan hanya sistem bunyi, morfologis, dan

sintaksis yang dirancang untuk menyatakan suatu pikiran tetapi juga

menjelaskan identitas budaya dan status sosial. Bahasa merupakan cerminan

kondisi sosial serta hubungan antar manusia.5


Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia bahasa merupakan sistem

lambang bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat

untuk bekerja bersama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri, percakapan

yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun.6 Dari definisi tersebut

diketahui bahwa bahasa ialah simbol bunyi sebagai alat berinteraksi yang

mencerminkan sebuah nilai.

2. Term Bahasa
Setelah melihat definisi bahasa maka dapat disimpulkan bahwa kata

yang memiliki makna yang serupa dengan bahasa dalam al-Qur’an ialah term

kala>m, qaul dan lisa>n. penyebutan term qaulan dengan derivasinya berkisar
1768 kali dalam al-Qur’an.7 Adapun kalam dengan derivasinya disebutkan

5
Budi Santoso, Bahasa dan Identitas Budaya, Sabda Vol. 1, no. 1 (September 2006), h. 44.
6
Daryanto, kamus lengkap Bahasa Indonesia (surabaya: Apollo, 1998), h. 61.
7
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfa>z al-Qur’a>n al-Kari>m (Mishr: Da>r
al-Kutub al-Mishriyyah, 1945), h. 554-578.

7
sebanyak 75 kali.8 Sedangkan term lisan disebut sebanyak 25 kali.9 Hadi>ts

disebut kurang lebih 31 kali.10

B. Wujud Bahasa

1. Kala>m

ٰ َ ُ ُ ‫ۡ َ ۡ ُ ۡ ُ ۡ َ َ ۡ َ ۚ َو َ َ ٱ‬ ٗ ُُ َ َُۡ َ َ َ َ ٗ
‫ور‬ "ِ ۡ َ ۡ ُ ٰ#َ ۡ َ $ %ۡ $ ُ ‫َو ُر‬
ۡ َ
* &'ٗ ِ ()
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (al-Nisa/4: 164)
Ayat tersebut disandingkan dengan lafaz Allah. bukan berarti term

kallama hanya fokus pada pembicaraan Tuhan namun selainnya seperti firman-
Nya
َ ُ َ ْۡ ََ ۡ َ /َ ‫ َ ٌار‬5ُ ‫ۥ‬6ُ ‫ا‬%ٗ 7َ 8َ ٗ 9ِ ۡ ۡ ّ ِ ;ُ ۡ "ِ ‫ه ِۦ‬%ِ >ۡ ?َ ۢ "ِ ٰ َ ُ ‫َ ۡ ُم‬$ Bَ َC‫َوٱ‬
+ ‫ۥ‬-./ ‫وا‬23 ۚ ِِ
َ 'ِ ٰEَ ْ ‫ا‬ ُ ََ ُ ُ َ ۘ ً َ ۡ َ ّ َ
K D ِ .F‫وه و‬BC‫ِ ٱ‬I ِ 3ِ% ۡ Jَ +‫ُ( ُِ' ُ ۡ َو‬3
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari
perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara.
Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara
dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka?
Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang
yang zalim. (al-A’raf/7: 148)
Menurut Ibnu Faris term kala>m berasal dari tiga huruf yakni kaf, lam

dan mim memiliki dua makna, yakni ucapan dan bermakna luka.11

8
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfa>z al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 620-621.
9
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfa>z al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 647.
10
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfa>z al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 194-
195.
11
Abu al-Husain ahmad Ibnu Faris bin Zakariyya al-Qazwaini al-Razi, Mu’jam Maqayi>s al-
Lugah ( t.tp: Dar al-Fikr, 1979), Juz. 5, h. 131.

8
2. Qaul
ُ ُ َ َ ُ َُ ُ ُ َ َ َ ٗ ۡ َ U َ َ َ َۡ َ َ َ ُ %َa
b ‫ ن‬M N O ‫ۥ‬6 ‫ ل‬J &' ِ QR S2 ‫ أ‬V$ ‫ذا‬X ‫[ض‬Y ِ \‫ت وٱ‬ِ ٰ ^ٰ_7 ‫` ٱ‬3ِ
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
"Jadilah!" Lalu jadilah ia. (al-Baqarah/1:117)
Penggunaan term qa>la biasanyanya digandengkan dengan makhluk12

dan terkadang pula disandingkan dengan lafaz Allah swt. Term qaul diartikan
sebagai perkataan. Qaul digunakan dalam beberapa bentuk, yang utama ialah
perkataan itu tersusun dari sejumlah huruf yang akan diucapkan baik itu

kalimat mufrad maupun murakkab.13

3. Lisa>n

َ" ‫ِي‬% ۡ َd‫& ٓ ُء َو‬gَ َ h "َ ُ ‫ ٱ‬i jُ Nَ ۡ ُ َ D


ََّl
ُ ۡ َ َ ُ َ ۡ َ َََۡٓ
ِ ۖ ِ ِ ‫ِۦ‬-"ِ $ ‫&ن‬
ِ 7ِ ِ a +ِ‫& ِ" ر ٍل إ‬o ‫و"& أر‬
t ُ M َ ۡ rd
ِ q‫ٱ‬ ُ r>َ sۡ ‫ َ ٱ‬pُ ‫& ٓ ُء ۚ َو‬gَ َ h
ِ
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,
supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana. (Ibrahim/14: 4)
Dua term ayat sebelumnya berbeda dengan penggunaan term lisa>n

sebab term ini hanya disandingkan dengan makhluk. Term lisa>n berasal dari

lasana yang terdiri dari huruf lam, sin dan nun yang memiliki arti yang
menunjuk pada anggota badan yakni lidah atau kadang juga dimaknai sebagai

al-risalah, bahasa maupun al-kadzdza>b (penipu).14

12
Lihat Q.S al-Baqarah/1: 54
13
Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ragib al-Ashfahani, al-Mufrada>t fi> Gari>b al-
Qur’a>n (Beiru>t: Da>r al-Sya>miyah, 1412 H), h. 688.
14
Abu al-Husain ahmad Ibnu Faris bin Zakariyya al-Qazwaini al-Razi, Mu’jam Maqayi>s al-
Lugah, Juz. 5, h. 247.

9
4. Hadi>ts
ُ َ ۡ َ ۡ ََ َ dۡ ‫ َر‬+َ ِ{'َ ٰ|َ ِ s‫َ ۡ ِم ۡٱ‬3 uٰ َ ‫( ۡ إ‬
ُ َ َ ۡ ََ َ ُ َ َٓ
َ
ِ ‫ق ِ" ٱ‬%x‫ و" أ‬yِ- ِN z ِ o>'9l ۚ p +ِ‫ إ‬-َ ٰvِ‫ إ‬+ ُ ‫ٱ‬
ٗ
~ &}3ِ%;َ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia
akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya.
Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah? (al-
Nisa’/4: 87)
Term hadi>ts terkadang bermakna sesuatu yang ada dari ketiadaan dan

kadang juga bermakna lain seperti perkataan yang sampai melalui pendengaran

atau wahyu baik dalam mimpi atau secara sadar, terkadang juga bermakna

berita dan kitab suci al-Qur’an terkadang dinamai dengan hadi>ts.15


Adapun yang membedakan antara kala>m dan qaul ialah term kala>m

merupakan jumlah kata sedangkan qaul merupakan bagian dari jumlah kata

tersebut. al-Qur’an merupakan perkataan Rasulullah saw namun pada waktu

yang sama ia merupakan kala>m Tuhan dengan demikian jika al-Qur’an

dinisbatkan ke Allah maka disebut dengan kala>m Allah, jika dinisbatkan ke

Rasulullah maka dinamakan qaulan dan kadang juga disebut hadi>tsan. Term

qaul merupakan pemberitaan terhadap sesuatu yang lain. Sedangkan term


hadi>ts pemberitaan atas sesuatu itu sendiri.16
Adapun al-lugah merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam

berbicara, dan lebih umum daripada term al-lisa>n sedangkan lisa>n merupakan

bahasa khusus untuk kaum tertentu sedangkan kala>m yakni berporos pada

bahasa individu dalam artian kalam itu bersifat personal.17

15
Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ragib al-Ashfahani, al-Mufrada>t fi> Gari>b al-
Qur’a>n h. 222.
16
https://ghafekerwabqazeker.blogspot.com/2019/05/blog-post_21.html diakses pada
23/11/2021.
17
https://www.alukah.net/literature_language/0/129317/ diakses pada 23/11/2021.

10
C. Tuntunan Bahasa Menurut al-Qur’an

1. Bertutur Lemah Lembut

ٰ َ َۡ َۡ ُ َ َ َ ُ َ ّٗ ٗۡ َ َُ َ ُ َ
ƒ •€ ‫ أو‬2•B‚J ‫ۥ‬- >s &oِl + $ ‫ۥ‬6 + N
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Thaha/20: 44)
ٗ َ َُ َ ُ َۡ َ ّ ّ ََۡ ََٓ ۡ ُ َُۡ َ ُۡ
Œ S‫ ٗر‬7ُ ‹ۡ " + ۡ $ ۡ ُ N &p 82) ِ „‫‚ِ‡&ء ر†{ٖ ِ" ر‬a‫ ٱ‬oˆ ‰2ِ >Š &"X
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.
(al-Isra/17: 28)
Kedua ayat ini menekankan pentingnya perkataan dengan lemah lembut, sebab

perkataan lemah lembut memberikan pengaruh positif kepada lawan bicara.

Jika berbicara dengan lemah lembut dapat sampai kepada tujuan maka

sebaiknya dilakukan. Sebab, tidaklah kelembutan diletakkan pada sesuatu

melainkan akan menghiasinya dan tidaklah kekerasan diletakkan pada sesuatu

melainkan akan merusaknya.18

2. Berkata Baik dan Benar


َٗۡ ۡ َُ ْ ُ َُ ُ ۡ ّ ُ ُُ ۡ َ ُ
ٰ َ َۡ َ ٰ َ َٰ َۡ َ َٰ ۡ ُ ۡ ْ ُ ْ ُ َ َ ۡ ۡ َ َ َ َ
+ $ ‫ ا‬$‫ و‬-oِ" p $‫رز‬ŽR DِM•' ‫‘• وٱ‬l‫’ وٱ‬2 s‫'{ أو ا ٱ‬7ِ s‫ذا ;“ ٱ‬X
ٗ
” &R‫و‬2ُ >ۡ "
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang baik. (al-Nisa’/4: 8)
ْ ُ َُۡ َ َ ْ ُ َۡ َ ۡ َۡ َ ْ ُ َ ً َ ٗ ُّ ۡ ۡ َ ۡ ْ ُ ََ َۡ َ َ ۡ ۡ
‫ ا‬l‫ ‚ ا ٱ و‬R ِ ِ {dِ‫ ِ• ِ ذر‬5 "ِ ‫— ا‬2) 3ِ˜‫™ ٱ‬šlَ ‫َو‬
‫ ا‬R&5 &•ٰ–‰
ً % َ +ٗ ۡ َ$
› ‫ا‬%3ِ
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
18
Nizham al-Din al-Hasan bin Muhammad bin Husain bin al-Qummi al-Naisaburi, Gara>ib al-
Qur’a>n wa Raga>ib al-Furqa>n (Beiru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1416 H), Juz. 1, h. 325.

11
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar. (al-Nisa’/4: 9)
Menurut sya’rawi bahwa perkataan yang benar merupakan bagian dari

wasiat ayat di atas yakni tidak mencemooh anak yatim, mengajak mereka

berbicara dengan baik sebagaimana bapak yang berbicara dengan anaknya

serta memanggil mereka dengan sebutan yang penuh kasih.19

3. Menyampaikan Kata yang Membekas pada Jiwa


ُ َ ٓ ۡ ُ َُ ۡ ُ ۡ َ ۡ َُۡ ۡ ۡ ََ ۡ ُُ َ َ Uَ ْ ُ
ۡ 7
ِ ِ •.‫ أ‬žِ $‫ و‬œِ ‫ و‬oˆ ‫ض‬2ِ •R ِ ِ „ $ žِ &"َ ُ ‫ ۡ> ُ ٱ‬Jَ َ 3ِ˜‫ٱ‬ ِ Ÿs‫أو‬
ٗ
&‡ ِ َa +ۢ َ ۡ َ$
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka. (al-Nisa/4: 63)

Perkataan yang berbekas pada jiwa ialah perkataan yang berkaitan dengan

nasihat yakni perkataan yang baik, singkat namun padat mencakup anjuran

dan ancaman.20

4. Berkata Mulia

َ َ Ms‫ َك ۡٱ‬%oِ َُ ۡ َ ُ ٓ
ٰ َ ;ۡ ِ ‫ إ‬3ۡ ¤َ ِ ٰ ^َ sŽ ْٓ ُ َُۡ َ َ iَ َ ََ
¢ِ َ ‡ ۡ Jَ &"ِ‫& ۚ إ‬oً • ِ ِ „‫ ُ&ه و‬3ِ‫ إ‬+ِ‫إ‬ ‫وا‬% >Š +/ „‫ ر‬V ٰ $‫۞و‬
َ ٗ َ
ٗ 2• + ۡ $ &'َ ُ $‫ َ'& َو‬pُ 2ۡ َ oۡ Š +‫ُ َ'& ٓ أ ّف َو‬
َ ُ َ َُ ََ َُ َ ۡ َُٓ ُ َ َ
َ
§ &'d ِ ٖ Š R &'p¦ِ ‫'& أو‬p%;‫أ‬
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (al-Isra’/17: 23)

19
Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi, Tafsi>r al-Sya’ra>wi (t.tp: Matha>bi’ Akhba>r al-Yaum,
t.th), Juz. 4, h. 2021.
20
Nizham al-Din al-Hasan bin Muhammad bin Husain bin al-Qummi al-Naisaburi, Gara>ib al-
Qur’a>n wa Raga>ib al-Furqa>n, Juz. 2, h. 439.

12
Menurut imam Naisaburi bahwa perkataan yang mulia bukan hanya

perkataan yang indah namun mencakup adab dan memperhatikan kesopanan.21

Sehingga perkataan yang baik namun tidak diindahkan dengan kesopanan

belum termasuk perkataan yang mulia.

5. Sebagai Tanda kekuasaan Allah


َ َٰ ُ ٰ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َٰ ۡ َ َۡ َ َ َ ۡ َ َ
ۡ
ِ ¨ žِ ‫ ِ( ۚ إِن‬.^s/‫ِ©‚ِ( و‬7 / ª«ِ‚5‫[ض وٱ‬ ِ \‫ت وٱ‬ِ ٰ ^ٰ_7 ‫ ُ¬ ٱ‬5 ‫ِۦ‬-ِ‚ٰ-‫َو ِ" ۡ َءا‬
° D َ 'ِ ٰ–َ ۡ ِsّ ®ٰ-¯
َ
ِ ٖ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi
dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui. (al-Rum/30: 22)
Dalam al-Bahr al-Muhith disebutkan bahwa alsinah pada ayat ini
adalah 72 bahasa. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa yang dimaksudkan

adalah suara dan nagam.22

6. Aset Pahala

َ ُ ََۡ ٞ َ َُ ۡ َ َّ َ َ َ َ َ َّٗ َ َٗ َ ََٗ ُ َ َ َ ََۡ ََ ََۡ


žِ & ˆ2R‫ِ® و‬a&· & x‫ ِ ٍ{ أ‬² ٖ ±29g• { ِ ² {'ِ ³ }" ‫ب ٱ‬µ ª • 2) /
ٓ
¸ ِ‫ َ'&ء‬7 ‫ٱ‬
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, (Ibrahim/14: 24)
al-Qusyairi menjelaskan bahwa ayat ini merupakan sebuah

perumpamaan adapun maksud dari pohon tersebut ialah al-ma’rifah dan iman

sedangkan cabangnya ialah amal saleh yakni kewajiban salat dan menghindari

21
Nizham al-Din al-Hasan bin Muhammad bin Husain bin al-Qummi al-Naisaburi, Gara>ib al-
Qur’a>n wa Raga>ib al-Furqa>n, Juz. 4, h. 341.
22
Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan , al-Bahr al-Muhi>th fi> al-
Tafsi>r (Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1420 H), Juz. 8, h. 382.

13
maksiat.23 Dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an bahwa maksud dari

kalimah thayyibah ialah kalimat tauhid.24


7. Dekat dengan al-Qur’an
َ ۡ َ َۡ َ ُ ُ ُ ُ ۡ i َ ۡ َ َ َ ٗ َٰ َ i َٰٗ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ُ ‫ٱ‬
‫ ن‬g€ 3ِ˜‫ د ٱ‬8 -oِ" 2>ِ g Š º& ِ }" & ِ »¼" & ‘ِ• ½3ِ ِ %q‫ ٱ‬7;‫ل أ‬r.
ُٓ َ َ َ َۡ َ ُ َ َ ۡ َ ۡ ُُ َ ۡ ُ ُ ُ ُ ُ َ ُ ۡ
ُ ُ ُ „‫َر‬
ۚ ‫&ء‬gh " ‫ِۦ‬-ِa ‫ِي‬% J ِ ‫ى ٱ‬%p ِ ٰ ¨ ِۚ ‫ ٱ‬2ِ •ِ‫ ذ‬uٰ ِ ‫ „ إ‬$‫ و‬p‫ د‬8 Dِ ) ¾
َ َ َ ۡ
§ ‫& ٍد‬p ۡ "ِ ‫ۥ‬6ُ &'َ N ُ ‫ ِ ِ ٱ‬jُ3 "َ ‫َو‬
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan
hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan
Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (al-Zumar/39: 23)
Sebaik-baik perkataan ialah al-Qur’an, oleh karenanya membaca al-

Qur’an dapat mengisi waktu dari perkataan-perkataan yang tidak berguna.

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang takut pada Allah akan gemetar hati

maupun kulitnya ketika membacanya.

23
Abd al-Karim bin Hawazin bin Abd al-Malik al-Qusyairi, Latha>if al-Isya>ra>t (Mishr: al-
Hay’ah al-Mishriyyah al-A>mmah li al-Kita>b, t.th), Juz. 2, h. 248.
24
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Qurthubi, al-Ja>mi li Ahka>m al-Qur’a>n
(Cet. 2, al-Qa>hirah: Da>r al-Kutub al-Mishriyyah, 1964)Juz. 9, h. 362.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahasa yakni simbol bunyi yang arbitrer yang dipakai oleh anggota kelompok

sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Bahasa

bukan hanya sistem bunyi, morfologis, dan sintaksis yang dirancang untuk

menyatakan suatu pikiran tetapi juga menjelaskan identitas budaya dan status

sosial. Bahasa merupakan cerminan kondisi sosial serta hubungan antar

manusia

2. Wujud bahasa dalam al-Qur’an tertuang dalam term-term berikut, yakni

kalam,qaul, lisan dan term hadits

3. Tujuan bahasa ialah mengajak manusia untuk bertutur kata yang baik, muliah

dan lemah lembut serta ucapan yang baligh yakni ucapan yang bermuatan

nasihat, selalu merenungi bahwa bahasa merupakan salah satu tanda

kekuasaan Allah swt serta selalu dekat dengan al-Qur’an sebab al-Qur’an

merupakan sebaik-baik perkatan.

B. Saran
Penelitian ini mencoba meganalisis bagaimana wawasan al-Qur’an terkait

bahasa. Tentunya tulisan ini jauh dari kesempurnaan sehingga perlu adanya

penelitian lebih lanjut yang secara rinci mengupas bagaimana asal usul bahasa

dalam al-Qur’an.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Baqi, Muhammad Fuad. Mu’jam al-Mufahras li alfa>z al-Qur’a>n al-Kari>m,

Mishr: Da>r al-Kutub al-Mishriyyah, 1945.

al-Ashfahani, Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ragib al-Mufrada>t fi> Gari>b

al-Qur’a>n, Beiru>t: Da>r al-Sya>miyah, 1412 H.


Aziz, Muhammad Thariq. Asal Usul Bahasa Dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains

Modern, Utile: Jurnal Kependidikan, Vol. 2, No. 2 (2016), h. 125-131.


Budi Santoso, Bahasa dan Identitas Budaya, Sabda Vol. 1, no. 1 (September 2006), h.

44.

Daryanto, kamus lengkap Bahasa Indonesia, surabaya: Apollo, 1998.

https://ghafekerwabqazeker.blogspot.com/2019/05/blog-post_21.html diakses pada

23/11/2021.

https://sumut.suara.com/read/2021/09/23/224840/diduga-hina-agama-di-medsos-

pria-di-medan-digeruduk-massa-polisi-turun-tangan diakses pada 22/11/2021

https://www.alukah.net/literature_language/0/129317/ diakses pada 23/11/2021.

Ibnu Hayyan, Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf. al-Bahr al-

Muhi>th fi> al-Tafsi>r, Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1420 H.


al-Naisaburi, Nizham al-Din al-Hasan bin Muhammad bin Husain bin al-Qummi

Gara>ib al-Qur’a>n wa Raga>ib al-Furqa>n, Beiru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah,


1416 H.

al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari. al-Ja>mi li Ahka>m al-

Qur’a>n, Cet. 2, al-Qa>hirah: Da>r al-Kutub al-Mishriyyah, 1964.


al-Qusyairi, Abd al-Karim bin Hawazin bin Abd al-Malik Latha>if al-Isya>ra>t (Mishr:

al-Hay’ah al-Mishriyyah al-A>mmah li al-Kita>b, t.th.

16
al-Razi, Abu al-Husain ahmad Ibnu Faris bin Zakariyya al-Qazwaini. Mu’jam
Maqayi>s al-Lugah , t.tp: Dar al-Fikr, 1979.
al-Sya’rawi, Muhammad Mutawalli. Tafsi>r al-Sya’ra>wi, t.tp: Matha>bi’ Akhba>r al-

Yaum, t.th.

Taufiq, Wildan. Teori Asal-Usul Bahasa Dalam Literatur Islam Klasik, Jurnal al-

Tsaqafa Volume 13, no. 01 (Januari 2016), h. 145-158.

17

Anda mungkin juga menyukai