Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
PENGANTAR MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
MKDU Bahasa 90008 Yenni Safrida, M.Pd.
Indonesia (D21314SP
)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini membahas Setelah mengikuti perkuliahan
pengantar mata kuliah bahasa diharapkan mahasiswa dapat memahahi
Indonesia. Adapun bahasannya batasan atau ruang lingkup materi
sebegai berikut. Pendahuluan; perkuliahan mata kuliah bahasa
tujuan mata kuliah; Ruang lingkup Indonesia; Tujuan; Fungsi Bahasa
materi perkuliahan mata kuliah dalam Kebudayaan. Aspek-aspek
bahasa Indonesia; Fungsi Bahasa ketrampilan berbahasa; Hubungan
dalam Kebudayaan. Aspek-aspek antara empat keterampilan
ketrampilan berbahasa; Hubungan berbahasa.
antara empat keterampilan
berbahasa.

1. Pendahuluan

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya.


Hubungan tersebut dapat terjalin dengan adanya komunikasi. Media yang paling efektif
dalam berkomunikasi adalah bahasa. Oleh sebab itu, bahasa menjadi salah satu alat yang
sangat penting demi keberlangsungan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Bahasa Indonesia adalah mata kuliah dasar umum di setiap perguruan tinggi yang
wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK). Hal ini
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (SK Dirjen DIKTI),
Departemen Pendidikan Nasional, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tanggal 6 September 2006,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) di Perguruan Tinggi. Sampai saat ini bahasa Indonesia telah memiliki kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Dokumentasi bahasa Indonesia secara baik dan benar itu
kenyataannya baru pada tataran kaidah bahasa yang baik dan benar dalam bentuk tata
bahasa baku bahasa Indonesia, pedoman pembentukan istilah, dan pedoman ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
Hal itu tentunya belumlah cukup untuk membentuk kepribadian bangsa yang
berbudaya, berkarakter, berbudi pekerti mulia, beradab, dan bermartabat. Berbahasa
Indonesia dengan santun tentunya menjadi dambaan setiap orang agar seseorang mampu
menjaga harkat, martabat, jatidiri, dan menghormati orang lain sehingga menjadi bangsa
yang berbudaya, berkarakter, berbudi pekerti mulia, beradab, dan bermartabat.
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi, khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai MPK menitikberatkan
keterampilan mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
baik secara tertulis maupun secara lisan. Keterampilan berbahasa mahasiswa dapat dibina
melalui kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan keterampilan menulis
akademik sebagai fokus. Materi berbicara meliputi (a) presentasi, (b) berseminar, dan (c)
berdiskusi. Materi membaca meliputi (a) membaca artikel ilmiah populer, (b) membaca buku
teks, dan (c) mengakses informasi melalui internet. Adapun materi menulis meliputi
(a)  menulis karangan, (b) menulis karya ilmiah, dan (c) menulis artikel ilmiah populer dan
masih ada beberapa materi kebahasaan lainnya.

2. Tujuan Kuliah

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


2 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Ada dua tujuan (kompetensi dasar) yang ingin dicapai pada pelaksanaan mata
kuliah bahasa Indonesia, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut.

(1)  Tujuan Umum

Bahasa Indonesia dijadikan mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) di setiap


perguruan tinggi di Indonesia dengan tujuan agar para mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap
bahasa, yang positif terhadap bahasa Indonesia diwujudkan dengan (1) kesetiaan bahasa,
yang mendorong mahasiswa memelihara bahasa nasional, (2) kebanggaan bahasa, yang
mendorong mahasiswa menggunakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang
identitas bangsanya, dan (3) kesadaran akan adanya norma bahasa, yang mendorong
mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.

(2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi adalah agar para
mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
secara lisan dan terutama secara tertulis sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah.
Adapun tujuan untuk keperluan mahasiswa pada akhir kuliah bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Agar mahasiswa mampu menyusun sebuah karya ilmiah sederhana dalam bentuk
dan isi yang baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Agar para mahasiswa memanfaatkan keterampilan dalam berbahasa Indonesia
untuk mengembangkan diri sepanjang hayat sehingga terampil menyusun proposal
penelitian, laporan penelitian, dan karya ilmiah yang lain, serta sanggup menyusun
skripsi sebagai persyaratan mengikuti ujian sarjana.

3. Ruang Lingkup Materi Perkuliahan Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Untuk mencapai tujuan kuliah seperti tertera pada tujuan khusus, kuliah bahasa
Indonesia yang akan diberikan meliputi pokok-pokok sebagai berikut.

a. Ihwal Bahasa Indonesia


b. Sejarah bahasa Indonesia
c. Perkembangan ejaan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
d. Penulisan surat (korespondensi)
e. Diksi atau pilihan kata
f. Pola kalimat bahasa Indonesia
2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa
3 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
g. Kalimat efektif
h. Kemampuan Membaca Efektif (KEM)
i. Paragraf
j. Menulis karangan
k. Narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi
l. Panduan penulisan karya tulis ilmiah
m. Menulis Ilmiah
n. Menulis makalah, laporan, dan karngan bebas lainnya.
o. Teknik berpresentasi di depan umum

Metode Kuliah

Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif dan memberikan ruang yang


cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian mahasiswa. Bentuk aktivitas proses
pembelajaran adalah;
a. tatap muka,
b. ceramah,
c. dialog (diskusi) interaktif,
d. penugasan mandiri, dan
e. literasi.
Setiap mahasiswa peserta kuliah bahasa Indonesia diharapkan untuk berpartisipasi
dalam mengajukan pertanyaan atau komentar berkenaan dengan pokok bahasan yang
disajikan di kelas.

4. Fungsi Bahasa dalam Kebudayaan


Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, bahkan bahasa sering juga disebutkan
sebagai faktor dominan dari kebudayaan. Kebudayaan dari sudut pandang ilmu bahasa
seperti yang dikemukakan dalam Jurnal Tarbiyah (2017:235) adalah sebagai berikut.
(1) Pengatur dan pengikat masyarakat penutur bahasa itu.
(2) Butir-butir dan satuan-satuan yang diperoleh manusia pemakai bahasa
melalui jalur belajar atau pendidikan.
(3) Pola kebiasaan dan perilaku manusia.
(4) Suatu sistem komunikasi dalam masyarakat yang berperan dalam
membentuk dan memelihara kesatuan, kerja sama, dan kehidupan.
Dengan dasar-dasar di atas, maka dalam kebudayaan bahasa berfungsi sebagai:
a. Sarana pengembangan kebudayaan
b. Sarana pembinaan kebudayaan
2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa
4 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
c. Jalur pemeliharaan dan penerus kebudayaan
d. Jalur dan sarana inventarisasi kebudayaan.
Dengan demikian, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya manusia karena
antara bahasa dan budaya ada semacam hubungan timbal-balik atau kausalitas. Bahasa
merupakan salah satu hasil budaya, sedangkan budaya manusia banyak pula dipengaruhi
oleh bahasa. Fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat interaksi sosial,
walaupun bukan satu-satunya alat interaksi sosial. Selain bahasa, masih banyak alat lain
yang dapat digunakan sebagai alat interaksi sosial tersebut, tetapi apabila dibandingkan
dengan media lainnya, bahasa merupakan alat yang paling penting dan lengkap, serta
paling sempurna dalam melaksanakan interaksi.

5. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa

Perbedaan utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan
berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa,
tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara
abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan
pikirannya kepada orang lain. Oleh karena itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran
dengan baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.
Keterampilan berbahasa memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan linguistik,
berbeda dengan keterampilan berpikir hanya memiliki satu unsur yaitu logika. Unsur logika
terdiri atas isi, bahan, materi, dan organisasinya, sedangkan unsur linguistik terdiri atas
diksi, pembentukan kata, pembentukan kalimat, fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara,
serta ejaan untuk menulis.

5.1 Empat Aspek Keterampilan Berbahasa Indonesia

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan apabila telah melalui dan menyelesaikan sebuah
proses, proses yang harus dilalui dalam bahasa dan berbahasa ialah empat aspek
keterampilan berbahasa. Keempat aspek ini bukan hanya mendukung dalam ruang lingkup
berbahasa saja melainkan dalam ruang lingkup kehidupan pun saling berhubungan erat.
 
(1) Menyimak

Keterampilan yang paling mendasar ialah menyimak. Setiap orang tentu melakukan
kegiatan menyimak, mulai dari mendengarkan berita, cerita, dan berbagai informasi lainnya
baik melalui TV, Radio, dll. Underwood (1990) mendefinisikan menyimak adalah kegiatan

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


5 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang ducapkan orang, menangkap dan
memahami makna dari apa yang didengar.
Menyimak berbeda dengan mendengar, mendengar hanya menerima informasi yang
diperdengarkan saja tanpa melalui penyerapan dan pemilihan informasi dalam kinerja otak
sehingga hanya tersimpan dalam short term memory(ingatan jangka pendek). Mendengar
identik dengan masuk telinga kanan keluar telinga kiri,sedangkan menyimak adanya sebuah
proses penyerapan dan pemilihan informasi dalam otak sehingga disimpan dalam long term
memory(ingatan jangka panjang), di sinilah kinerja otak berkerja dan berkembang dengan
baik.

(2) Berbicara
Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi
berbicara yang terampil hanya sebagian orang mampu melakukan. Berbicara secara umum
dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh
orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7).
Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalm pembelajaran bahasa
Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta didik di sekolah. Terampil berbicara
menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Supriyadi (2005:179) bahwa sebagian besar siswa belum lancar berbicara
dalam bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat disertai dengan
sikap siswa yang pasif, malas berbicara, sehingga merasa takut salah dan malu, atau
bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.
Guru harus mampu menumbuhkan minat berbicara para siswa ketika di dalam kelas.
Ajaklah mereka untuk mempraktikkan teks pidato, puisi, berdrama, dsb. Sehingga mereka
bisa mengalami.  

(3) Membaca
Pusat pemerolehan berbagai pengetahuan keterampilan dari menyimak, berbicara,
dan menulis ialah membaca. Aktivitas membaca sama halnya dengan pemerolehan, apa
yang kita ketahui adalah dari apa yang kita baca.  Stauffer (Petty & Jensen, 1980)
menganggap bahwa membaca, merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk
menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun
konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan
proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan
memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu
kesenangan.

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


6 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Membaca memiliki pengaruh terhadap perkembangan hidup kita, namun banyaknya
koleksi buku bukan berarti ia gemar membaca. Kegemaran membaca akan tampak apabila
seseorang mampu mengemukakan berbagai pengetahuan, gagasan, dan ide-ide kreatifnya.
Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih rendah. Aspek ini mencakup;
a. Pengenalan bentuk huruf
b. Pengenalan unsur-unsur linguistic
c. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
d. Kecepatan membaca bertaraf lambat
Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dianggap lebih
tinggi. Aspek ini mencakup;
a. Memahami pengertian sederhana
b. Memahami signifikasi atau makna
c. Evaluasi atau penilaian
d. Kecepatan membaca yang fleksibel.
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills)
tersebut maka aktivitas paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (reading
aloud) dan untuk mencapai pemahaman maka yang paling tepat adalah dengan membaca
dalam hati.

(4) Menulis
Tahap keterampilan terakhir ialah menulis. Menulis sebagai pusat pengaplikasian
berbagai pengetahuan yang telah didapat dari aktivitas menyimak, membaca, dan berbicara
kemudian mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan bahasa yang memiliki makna dan
tujuan. Pranoto (2004:9) berpendapat bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke
dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis
juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan.
Orang yang gemar, pandai, dan telah menulis berarti ia telah mencoba mengaktifkan indera
yang ada pada dirinya melalui apa yang ia lihat, dengar, rasakan, cium, dan raba kemudian
teraplikasikan ke dalam rangkaian kata dan bahasa.
Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun menulislah hal yang
paling utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu orang yang menulis
lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang
yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih mengandalkan daya orasi
daripada literasi.

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


7 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
5.2 Hubungan antara Menyimak dan Berbicara

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung,
merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication. Dipandang dari segi
bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan.
Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan.
Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui
menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikuti
kegiatan menyimak, atau kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatan berbicara. Dua-
duanya fungsional bagi komunikasi, dua-duanya tidak  terpisahkan.
Adapun hubungan antara menyimak dan berbicara dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.
b. Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan
oleh perangsang(stimuli) yang ditemuinya.
c. Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam
masyarakat tempat hidupnya.
d. Anak yang masih kecil masih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan
berbicara seseorang.
f. Bunyi atau suara seseorang merupakan suatu factor penting dalam
meningkatkan cara pemakaian kata-kata sang anak.
g. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan
informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan/meniru bahasa yang didengarnya.

5.3 Hubungan antara Menyimak dan Membaca


Menyimak merupakan kegiatan yang tidak mudah. Menyimak bukanlah kegiatan
yang hanya melibatkan telinga, namun juga melibatkan aktivitas otak yang rumit.Para
psikolinguis menyebutnya sebagai mental processed (Musfiroh dan Rahayu, 2004:5).
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Karena alat
indera utama yang digunakan oleh manusia dalam menyimak adalah telinga untuk
mendengar dibandingkan mata yang dalam hal ini digunakan untuk mendukung penjelasan
atau ucapan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendengar mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar akan
menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Mendengar dilakukan tanpa unsur
2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa
8 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan.
Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak (Sutari
dkk, 1997:16).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian membaca. Pendapat
lain yang dikemukakan oleh Soedarso (2004: 89) bahwa “Membaca adalah aktivitas yang
kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah”. Aktivitas
yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan khayalan, mengamati, serta
mengingat-ingat.Membaca melibatkan banyak hal meliputi intelegensi (IQ), minat, sikap,
bakat, motivasi, tujuan membaca, sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau
faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Berikut ini adalah beberapa hubungan penting antara membaca dan menyimak.
a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru
melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan
pemahaman penting sekali.
b. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan ( verbalized
learning ) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya
bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di
kelas yanglebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak tinimbang
membaca.
c. Walaupun menyimak pemahaman ( listening comprehension ) lebih unggul
daripada membaca pemahaman ( reading comrehension ), namun anak-anak
sering gagal untuk memahaminya dan  tetap menyimpan/ memakai/ menguasai
sejumlah fakta yang mereka dengar.
d. Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak
lebih efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
e. Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas
mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara
baik.
f. Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa
kata baca dan kosa kata simak ( reading vocabulary dan listening vocabulary )
sangat tinggi , mungkin 80% atau lebih.
g. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali
dihubugkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu
faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam
membaca ( poor reading ).
h. Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang
disampaikan oleh pembicara ; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya , membaca
2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa
9 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
lebih unggul dari pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman
informasi yang terperinci.
Selagi ketetrampilan menyimak dan membaca erat hubungannya, maka peningkatan
pada yang satu turut pula menimbulkan peningkatan pada yang lain. Kedua-duanya
merupakan proses saling mengisi. Membaca hendaklah disertai oleh diskusi ( sebelum,
selama dan sesudah membaca ) kalau kita ingin meningkatkan serta memperkaya kosa
kata, pemahaman umum, serta pemilihan ide-ide para pelajar yang kita asuh. ( Dawson [et
al ] 1963 : 29-30 ).

5.4 Hubungan antara Berbicara dan Membaca

Keterampilan membaca berpengaruh terhadap keterampilan berbicara. Seseorang


yang banyak membaca akan memperoleh banyak  pengetahuan, wawasan, dan informasi-
informasi baru. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri akan mampu untuk
berkomunikasi dengan orang lain ataupun berbicara didepan umum. Selain itu, seseorang
yang berwawasan luas dan banyak membaca akan lebih mudah mengimbangi forum
pembicaraan, menanggapi percakapan, tukar pikiran, dan adu pendapat, dalam arti dia akan
menjadi pendengar setia saja. Membaca berpengaruh terhadap keterampilan berbicara.
Seseorang yang banyak  membaca akan memperoleh banyak  pengetahuan, wawasan, dan
informasi-informasi baru. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri akan mampu untuk
berkomunikasi dengan orang lain ataupun berbicara didepan umum.
            Selain itu, seseorang yang berwawasan luas dan banyak membaca akan lebih
mudah mengimbangi forum pembicaraan, menanggapi percakapan, tukar pikiran, dan adu
pendapat, dalam arti dia akan menjadi pendengar setia saja. Dengan bekal ilmu yang
diperolehnya dari bacaan, seseorang akan cakap dan tanggap diajak bebicara dan  bisa
menjadi teman bicara.
Berikut ini adalah hubungan antara berbicara dan membaca.
a. Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan
berbahasa lisan.
b. Pola-pola ujaran orang yang tuna-aksara mungkin mengganggu pelajaran
membaca bagi anak-anak.
c. Jikalau pada tahun-tahun awal sekolah ujaran membentuk suatu dasar bagi
pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi turut
membantu meningkatkan bahasa lisan mereka misalnya: kesadaran linuistik
mereka terhadap istilah-istilah baru ,struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata-kata yang tepat.

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


10 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
d. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.
Seandainya muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka sang guru
hendaknya mendiskusikannya

5.5 Hubungan antara Berbicara dan tulisan

Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang perlu


dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, disamping keterampilan
mendengarkan, membaca, dan menulis. Keberanian untuk berbicara, bertanya dan
mengungkapkan gagasan sangat mendukung dalam proses pembelajaran khususnya
Bahasa Indonesia. Untuk itu, keterampilan berbicara perlu dikembangkan kepada siswa
sedini mungkin.
Berbicara dan menulis adalah dua keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.
Berbicara adalah keterampilan ragam lisan, sedangkan menulis adalah keterampilan
berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa tak langsung
sedangkan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung. artinya
penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain.
Pesan yang disampaikan melalui media tulisan dapat diperoleh dari hasil berbicara.
Dan sebaliknya seseorang berbicara dapat mengambil konsep atau informasi dari hasil
tulisan sendiri atau orang lain. Dalam proses pembelajaran di kelas permulaan, kegiatan
menulis dengan berbicara berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Misalnya, ketika
kegitan pembelajaran guru mengisnturksikan kepada siswanya untuk menuliskan sebuah
karangan tentang apa saja, setelah siswa selesai mengerjakan karangannya guru
menginstruksikan siswanya berbicara di depan teman-temannya untuk menyampaikan hasil
tulisannya dengan berbicara.
Suatu hal yang wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat sekali
hubungannya karena keduanya banyak kesamaan, antara lain:
a. Saat anak belajar berbicara jauh sebelum anak tersebut dapat menulis. Maka
kosakata, pola-pola kalimat serta organisasi ide-ide memberi ciri kepada
ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulisan berikutnya.
b. Saat anak telah dapat menulis dengan lancar biasanya akan dapat pula
menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya secara tepat tanpa diskusi
lisan terlebih dahulu tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide rumit yang
diperoleh. Namun tetap ada perbedaan-perbedaan antara komunikasi lisan dan
komunikasi tulis.

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


11 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
c. Ekspresi lisan cenderung kurang terstruktur, lebih sering berubah-ubah tidak
tetap dan biasanya lebih kacau dan membingungkan dibandingkan komunikasi
tulis.
d. Membuat catatan atau bagan atau rangkaian ide-ide yan akan disampaikan pada
suatu pembicaraan atau menolong murid untuk mengutarakan ide-ide tersebut
kepada pendengar.

2020 Pengantar Mata Kuliah bahasa


12 Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Daftar pustaka

Musfiroh, Tadkiroatun & Rahayu, Dwi Hanti. 2004. Menyimak Komprehensif dan Kritis.
Yogyakarta: UNY.

Satata, Sri, dkk.. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah pengembangan Kepribadian).
Jakarta: Mitra Wacana Media dan Universitas Mercu Buana.

Soedarso. 2004. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia.

Sutari, Ice dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wijayanti, Dwi. 2008. Peningkatan Kemampuan Menyimak Ceramah Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia dengan Menggunakan Strategi Listening Team (Kelompok
Mendengarkan) pada Siswa Kelas XI SMA N II Playen Gunung Kidul. Skripsi
S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
UNY.

Jurnal Tarbiyah, Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2017 ISSN: 0854 – 2627. Diterbitkan oleh
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN sumatera utara.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


13 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai