Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PRAKTIKUM SISTEM KARDIOVASKULAR ( DENYUT NADI )

DISUSUN OLEH :

Ayu Christine Erika

191148201070

Dosen pengampu :

Tria Saputra Saharudin, Pharm., Apt

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. TUJUAN
1. Mengetahui metode pengukuran denyut nadi
2. Untuk mengetahui hubungan denyut nadi dengan aktivitas dan jenis kelamin 
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi denyut nadi

B. DASAR TEORI
Denyut Nadi
Sistem peredaran terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung
adalah organ berupa otot, yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi
berirama yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga
membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Jantung pada dasarnya adalah suatu
pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar darah mengalir melalui
sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Jantung terbagi oleh sebuah septum ( sekat) menjadi
dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam 2 ruang ,
yang atas disebut atrium dan yang bawah ventrikel.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa
keluar jantung. Denyut nadi ini mudah diraba ditempat arteri melintasi sebuah tulang
yang terletak dekat permukaan, misalnya arteri radialis disebelah depan pergelangan
tangan, arteri temporalis diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis dimata kaki.
Yang diraba bukan darah yang dipompa jantung masuk kedalam aorta melainkan
gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta melinkan gelombang tekanan yang
dialihkan dari aorta dan merambat lebih cepat dripada darah itu sendiri. Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda beda dipengaruhi penghidupan, pekerjaan,
makanan, umur dan emosi (Pearce, 2016).

Berikut kecepatan normal denyut nadi dalam setiap menit  (Pearce, 2016) :
Bayi baru lahir 140
Selama tahun pertamaa 120
Selama tahun kedua 110
Pada umur 5 tahun 96-100
Pada umur 10 tahun 80-90
Pada orang dewasa 60-80

Pemeriksaan nadi biasanya dilakukan pada arteri radialis sebab disini paling
praktis dan mudh. Selain A.radialis ada beberapa lokasi yang bisa juga dipakai untuk
pemeriksaan nadi misalnya : A. Carotis, A femoralis, A poplitea, A. Dorsalis, A. Tibialis
posterior. Berikut letak palpasi beberapa arteri.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Probandus
2. Stetoscope
3. Timer/ stopwatch

D. CARA KERJA
Pemeriksaan Denyut Nadi
1. Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis (jika kita kesulitan menggunakan 2 jari).
2. Temukan titik nadi (daerah yang denyutannya paling keras), yaitu nadi karotis
di cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri / kanan garis tengah leher
(kira-kira 2 cm di samping jakun pada laki-laki), nadi radialis di pergelangan tangan
di sisi ibu jari. 
3. Lakukan perhitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing
masing individu pada beberapa keadaan yaitu: duduk istirahat,berdiri, jalan santai,
jalan cepat dan berlari (masing-masing selama 5 menit). 
4. Hitung jumlah detakan selama 60 detik dengan bantuan stetoscope atau
dirasakan secara langsung. 
5. Catat hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum baik
laki-laki maupun perempuan. 
6. Buat grafik hubungan antara aktivitas, jenis kelamin dan jumlah detakan
permenit 
7. Interpretasikan hasil praktikum 

E. HASIL  PENGAMATAN

Pemeriksaan Denyut Nadi


Nama Umur Duduk Berdiri Jalan x/ Jalan Lari x/ DNM =
Sukarelawa x/ menit x/ menit menit Cepat x/ menit 220-Umur
n menit
Ayu 19 80 90 110 120 130
Weni 19 80 80 100 110 130
Katharina 29 70 90 110 120 130
Richelia 21 110 120 130 140 150
Bulan 19 80 90 110 120 130

1. Jelaskan tentang alur sistem peredaran darah manusia?


Jawaban :
Sistem peredaran darah atau yang secara akademis disebut sistem kardiovaskular adalah
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan berbagai zat dari dan menuju sel-sel
tubuh. Bukan saja zat makanan yang didistribusikan oleh  sistem peredaran darah, tetapi
juga zat-zat lain seperti oksigen dan karbon dioksida.
PadaPada manusia, sistem peredaran darah tersusun atas organ-organ yang berperan
dalam pengangkutan darah di dalam tubuh. Adapun organ
penyusun sistem peredaran darah pada manusia adalah darah, pembuluh darah dan
jantung.
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari
kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini
menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam
tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
a. PertamaPertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan
karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
b. Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan
seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan
masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka,
diproses atau disimpan

2. Apa hubungan antara peningkatan denyut nadi dengan aktivitas fisik?


Jawaban :
Selama aktivitas fisik yang kita lakukan maka akan terjadi perubahan denyut nadi sebagai
respon untuk mengangkut O2 ke otot yang sedang beraktivitas. Naik turun tangga
diperkirakan sama dengan olahraga dengan berjalan kaki yang dapat meningkatkan
denyut nadi dan membakar kalori.
Semakin besar metabolisme dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya1 . Hal
ini akan dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar
banyaknya aliran darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh. Perubahan
denyut nadi sering dipakai sebagai dasar untuk physical fitness test, dimana perubahan-
perubahan yang sedikit atau tanpa perubahan menunjukkan baiknya pengaturan sistem
sirkulasi, sedang penurunan atau peningkatan yang mencolok merupakan pertanda
buruknya penyesuaian sistem ini, misalnya pada olahragawan tidak terjadi peningkatan
yang signifikan pada denyut jantung karena terjadi efisiensi kerja jantung oleh
miokardium sehingga terjadi perlambatan denyut jantung dengan peningkatan stroke
volume3.

3. Apakah ada hubungan antara denyut nadi dengan penyakit ?


Jawaban :
Denyut nadi bukan sekadar menggambarkan frekuensi arteri yang mengembang dan
berkontraksi, melainkan bisa menggambarkan kondisi kesehatan seseorang. Alasannya,
denyut nadi tidak normal bisa menjadi tanda gangguan pada irama jantung, yaitu aritmia.
Aritmia terbagi dalam beberapa jenis. Dilansir dari NHS, berikut ini jenis aritmia yang
perlu diwaspadai:
 Bradikardia. Kondisi ini terjadi ketika jantung pengidapnya berdetak lebih lambat
dari kondisi normal, yaitu di bawah 60 kali per menit.
 BlokBlok jantung (AV block).  Kondisi ini terjadi ketika sinyal listrik tidak
berjalan normal di jantung. Jantung masih bisa memompa darah, namun detaknya
lebih lambat dan kurang efisien dibanding jantung yang normal.
 TakikardiaTakikardia supraventrikular. Kondisi ini disebabkan ketidaknormalan
rangkaian hantaran elektrik pada jantung (umumnya sudah terjadi ketika lahir).
 Fibrilasi atrium. Kondisi ini terjadi ketika detak jantung berdetak sangat cepat,
bahkan pada saat sedang beristirahat. Kondisi ini terjadi akibat kacaunya impuls
elektrik pada atrium (serambi) jantung.
 FibrasiFibrasi ventrikel. Ini adalah jenis aritmia yang menyebabkan pengidapnya
kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang tidak
teratur dan terlalu cepat.
Sedangkan denyut nadi rendah saat istirahat bisa disebabkan oleh penyakit jantung,
gangguan listrik jantung, mengonsumsi obat-obatan untuk penyakit jantung, tingkat
kebugaran yang baik, dan kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme). Sementara denyut
nadi yang lemah bisa diakibatkan adanya pendarahan atau dehidrasi berat yang
menyebabkan syok, atau masalah pada jantung seperti henti jantung dan gagal jantung.

F. PEMBAHASAN :

Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut
nadi manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel penelitian untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap denyut nadi manusia.

Pada praktikum ini dilakukan lima aktivitas fisik sebagai perbandingan yaitu duduk,
berdiri, Jalan, Jalan Cepat dan lari. Pada saat pengukuran sebelum beraktivitas dengan posisi
duduk, dan berdiri ternyata ada perbedaan pada frekuensi denyut nadi. Berdasarkan hasil dari
denyut nadi sebelum dan setelah beraktifitas dapat kita ketahui jika denyut nadi tertinggi pada
saat beraktifitas. Hal ini disebabkan karena pada saat beraktifitas, otot-otot juga akan
mengalami peningkatan curah jantung dan redistribusi organ dari organ yang kurang aktif ke
organ yang aktif dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Pada saat
beraktifitas, otot-otot juga akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan dalam faktor tekanan
dalam jantung selama kontraksi systole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut
naik pula. Otot jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk suatu beban
tertentu dan membutuhkan O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik atau aktifitas.
Sehingga dapat diketahui jika latihan jasmani akan mengurangi kebutuhan jantung akan
oksigen dengan adanya penurunan jumlah beban yang harus dikerjakan dan juga diperbaiki
fungsi dari miokardium.

Secara teori, kecepatan denyut nadi untuk usia 20 tahun normalnya dalam rentang 60-
100/menit. Kalau dihitung secara rerata dari ketiga titik tersebut, probandus B memiliki
kecepatan denyut nadi kurang lebih 66/menit sedangkan probandus A kurang lebih 62/menit.
Kedua hasil tersebut masih dalam rentang normal. Di samping itu, hasil perhitungan tersebut
berbeda-beda tiap titiknya. Seharusnya denyut tiap titiknya sama. Dari peme-riksaan kedua
probandus, urutan hasil perhitungan dari yang terendah adalah pada titik arteri karotis,
radialis, dan brachialis. Perbedaan hasil dalam sebuah pengukuran merupakan suatu
kewajaran, karena memang pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi baik
dari pemeriksa, seperti ketidaktepatan titik lokasi, ketidaktelitian, ketidakfokusan, sensitivitas
dalam perabaan, dsb.

Kualitas denyut nadi diindikasikan dengan kuat/lemahnya denyut serta teratur/


tidaknya irama denyut nadi tersebut. Ada beberapa hal yang bertanggungjawab atas
kekuatan / amplitude gelombang nadi yaitu jumlah isi sekuncup, volume darah, dan elastisitas
pembuluh nadi. Bila hasil denyut nadi lemah ada beberapa kemungkinan, yaitu tubuh
kekurangan unsur, berkeringat terlalu banyak, dehidrasi, adanya penuru-nan elastisitas
pembuluh darah (biasanya karena lemak/kolesterol) serta bila denyut tersebut kuat karena
beberapa faktor seperti stress, konsumsi obat, minum kopi, dsb. Untuk irama yang tidak
teratur mungkin terdapat suatu gangguan.
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah di lakukan,mulai dari jumlah denyut nadi dalam satu menit
maupun pengukuran tekanan darah cara palpasi dan cara auskultasi bnyak di pengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor seperti:

 denyut nadi
       aktivitas
       jenis kelamin
 sikap kerja
 kondisi fisik dan lain-lain

Pada praktikum kali ini diketahui cara mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter atau
sphygmomanometer, dan untuk mengukur denyu nadi menggunakan cara palpasi. Cara
pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter adalah pertama pastikan tensimeter
dalam keadaan on kemudian pasang manset pada bagian siku tepatnya di atas dua jari dari
siku. Kemudian memastikan stetoskop dalam keadaan on dengan di ketuk, lalu mencari arteri
brakhialis pada bagian lengan. Kemudian letakkan stetoskop pada arteri brakhialis yang telah
di temukan, kemudian memastikan skrup pengunci dalam keadaan terkunci rapat.
DAFTAR PUSTAKA :

Andriyanto, Bariyah, C. 2012. Analisis Beban Kerja Operator Mesin Pemotong Batu Besar
(Sirkel 160 Cm) Dengan Menggunakan Metode 10 Denyut.Jurnal Ilmiah Teknik
Industri. Vol 11(2).

Campbell,, Neil A., et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Hall, E John. 2009. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai