Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM

TAHUN 2021
Praktikum 2
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Golongan

Metode Spektro- Polari- Metode Spektro- Polari- Metode


P Senyawa KLT* IR* Gravimetri*
ekstraksi/ Reaksi Tabung (2 metode) fotometer* Metri* lain fotometer* metri* lain
ke Sub golongan yang
penyiapan
- dipilih
sampel
Metode Prinsip Prosedur Hasil positif
nolPolife

2 Steroid                      
       
Saponin                              

Kumarin Skopole                         
tin (KCKT-FL) (KCKT-FL) 
Fenilpropanoid

Lignan                              

Humairoh Alqibtiyaah Modjo Bagian 1(resume singkat)


Nama/NIM

Kelompok B3 Keterangan :
* : Isilah dengan tanda centang saja(√)
Pengampu

Bagian 2 (resume detail untuk tiap senyawa)


LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
1. Golongan : Fenilpropanoid
Sub Golongan : Kumarin
Nama Senyawa : Skopoletin

2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel


 Metode Maserasi

Digunakan buah yang terbagi dalam 4 tingkat kematangan yang yang ditandai dengan umur dan struktur buah yaitu:

A (berumur 20 hari, kulit buah hijau dan tidak berbiji)

B (berumur 45 hari, kulit buah hijau dan berbiji)

C (berumur 105 hari, kulit buah berwarna putih-putih kekuningan dan daging buhnya keras)

D (berumur 120 hari, kulit buahnya berwarna putih transparan-putih kecoklatan, daging buah lunak, berair dan mengeluarkan aroma yang khas).

Dikelompok masing-masing buah

Dikeringkan dengan oven pada suhu 39°C sampai beratnya konstan

Diserbukkan


LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Diekstraksi dengan metode meserasi yang menggunakan alkohol/etanol 96%

Dipekatkan ekstrak yang diperoleh dengan rotavapor

3. Metode Kualitatif :
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
 Uji tabung dengan NaOH

Sebanyak 1 mL larutan ekstrak dicampur dengan beberapa tetes NaOH 1%

Ditambahkan alkohol jika terbentuk warna kuning maka menunjukkan adanya kumarin.

Prinsip Reaksi : Pembentukan kompleks warna kuning karena skopoletin akan bereaksi dengan ion Na+ pada senyawa NaOH.
(Rampe, 2015)

 Uji tabung dengan CuO


LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
1. Dilarutkan dan dihangatkan 0,1 g zat dalam etanol dengan Water Bath →terjadi fluorensi biru
2. Dilarutkan 0,1 g zat dalam 3 ml etanol panas untuk mereduksi lart fehling →menjadi endapan merah bata CuO

Prinsip Reaksi : Terjadi Fluorensi biru dan Endapan Merah Bata Cuo

 KLT – Densitometri

Fase diam : silica gel GF 254

Fase gerak : eter : toluen : asam asetat 10 % dengan perbandingan yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok sampel. 

Prosedur:

1. Preparasi sampel → 100 mg ekstrak + metanol ad 5 ml. Dengan replikasi 10 kali.


2. Eluasi dengan fase gerak → Sampel ditotolkan pada lempeng silica lalu dieluasi. Masing-masing di eluasi dengan eter : toluen : asam asetat 10% dengan
perbandingan yang berbeda-beda untuk masing-masing sampel
3. Pengamatan lempeng hasil eluasi → Lempeng silika yang telah dieluasi diamati dibawah lampu uv untuk pengamatan warna noda dan dipayar dibawah
densitometer untuk pengamatan kromatogram → dibandingkan hasil pengamatan sampel dan skopoletin standar.
4. Pengukuran dengan densitometer → Lempeng yang telah eluasi, dianalisis dengan KLT Densitometer. (Sholehah, 2010)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
4. Metode Kuantitatif :
 KCKT-FL (Khromatografi Cair Kinerja Tinggi-Fluoresensi)

Fase gerak : 50 mm buffer fosfat (pH = 5,0)-CH3OH (74:26, v/v) dengan laju alir 1,0 mL/min.

Sampel bubur daging dan kulit dari masing-masing umbi ditimbang sebanyak 3,0 ± 0,1 g secara terpisah kedalam labu takar 50 mL kemudian dilarutkan dengan metanol 50%.

Disonikasi campuran selama kurang lebih 30 menit. Campuran disentrifugasi (6000 rpm, 15 menit). Supernatan yang didapat kemudian disaring dengan kertas saring
Whattman no 42

Dimasukkan ke dalam vial 1,5 mL dan diinjeksikan ke dalam KCKT-FL (Khromatografi Cair Kinerja Tinggi-Fluoresensi).

Volume injeksi sampel : 20 µL dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 360 nm dan panjang gelombang emisi 450 nm. Penetapan kadar skopoletin
dilakukan secara duplo (Rie et al, 2009).

Pembuatan fase gerak


Ditimbang Sebanyak 25,1767 gram KH2PO4 ke dalam gelas piala 5 L

Dilarutkan dengan aquadest sampai dengan 3500 mL hingga homogen.

Diatur pH larutan dengan penambahan NaOH 0,1 N (pH 5.00),

Ditambahkan aquadest hingga volume 3700 mL lalu disaring dengan milipore 0,45 µm

Larutan selanjutnya dicampurkan dengan metanol KCKT grade hingga volume 5 L dan dilakukan sonikasi.
(Wijaya et al, 2014)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai