JURNAL AGRIUMA
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agriuma
Fastabiqul Khairad
Universitas Medan Area, Indonesia
Diterima: Oktober 2020 Disetujui : Oktober 2020 Dipublish: Oktober 2020
*Coresponding Email: fasta.fk@gmail.com
Abstrak
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan ketidakstabilan di semua sektor perekonomian tidak terkecuali di
sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor terakhir yang sanggup bertahan (sector of the last resort)
dalam goncangan apapun. Namun bukan berarti pandemi Covid-19 tidak memiliki efek pada kegiatan
usahatani. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sektor pertanian selama pandemi
Covid-19 yang ditinjau dari aspek subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga hilir. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
terjadi pada sektor pertanian akibat dari corona virus. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar
menyebabkan terjadinya pembatasan termasuk dalam hal distribusi saprodi untuk kegiatan pertanian
dibagian hulu. Selain itu, pada bagian usahatani (subsistem onfarm) tetap harus dilakukan guna memenuhi
kebutuhan pangan. Platform digital dan media online menjadi salah satu upaya efektif dalam pemasaran
produk pertanian namun hanya bisa dinikmati oleh pelaku pertanian yang melek teknologi. Setiap
stakeholder pendukung kegiatan usahatani harus selalu bersinergi guna mendukung terciptanya produk
pertanian yang berkualitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berbagai upaya diperlukan guna
menjaga eksistensi kegiatan usahatani dan menjaga stabilitas ketahanan pangan di masa pandemi.
Kata Kunci: Covid-19, pertanian, subsistem agribisnis
Abstract
Covid-19 Pandemic has caused instability in all sectors including the agricultural sector. The agricultural
sector is the sector of the last resort in any shock. But that does not mean the Covid-19 pandemic has no effect
on farming activities. Therefore this study aims to analyze the agricultural sector during Covid-19 pandemic
in terms of the agribusiness subsystem aspects form upstream to downstream. This research uses descriptive
qualitative analysis method by describing the phenomena that occur in the agricultural sector due to corona
virus. The large scale social restriction policy causes restrictions including in the case of distribution of inputs
for upstream agricultural activities. In addition, on the part of farming (onfarm subsystem) must still be done
to meet food needs. Digital platforms and online media have become one of the effective in marketing
agricultural products but can only be done by farmers who understand technology. All of stakeholder who
supports agricultural activities must always work together to support the creation of quality agricultural
products in meeting the needs of the community. Various efforts are needed to maintain the existence of
farming activities and maintain food security stability during the pandemic.
Keywords: Covid-19, agriculture, agribusiness subsystem
How to Cite: Khairad, F (2020). Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis. 2 (2):
82-89.
82
Fastabiqul Khairad1, Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis
PENDAHULUAN
Coronavirus Disease 2019 atau disebut juga dengan Covid-19 merupakan kasus
pneumonia yang terjadi di Wuhan Tiongkok dan diumumkan pada tanggal 31 Desember
2019 oleh World Health Organization (WHO). Virus corona telah menjangkit secara masif
sehingga virus corona disebut sebagai pandemi. Indonesia menjadi salah satu wilayah yang
telah terjangkit pandemi ini dengan kasus pertama yang ditemukan pada tanggal 2 Maret
2020. Virus ini tidak hanya mengancam kesehatan namun juga berdampak yang cukup
signifikan dalam sektor perekonomian.
Terlihat dari beberapa negara di dunia seperti bursa saham di Australia yang jatuh
7% lebih yang terdampak dari penyebaran virus corona ke ekonomi yang mengakibatkan
jatuhnya harga minyak dunia (Burhanuddin dan Abdi, 2020). Dampak ekonomi ini
tentunya pasti akan berdampak kepada Indonesia. Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari
Elka Pengestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melemah dibawah
5% pada kuartal I-2020. Sehingga pada tahun 2020, perekonomian tidak bisa hanya diukur
dari sebatas lingkup ekonomi itu sendiri tetapi Covid-19 menjadi salah satu yang
menimbulkan ketidakstabilan ekonomi pada suatu negara bahkan secara global.
Sektor pertanian termasuk salah satu sektor yang terdampak kasus Covid-19. Sektor
pertanian menjadi kebutuhan prioritas dalam menghadapi penyebaran Covid-19 karena
berkaitan langsung dalam pemenuhan hajat hidup manusia sehingga permintaan akan
bahan pangan akan tetap selalu ada. Walaupun terjadi kemerosotan ekonomi di berbagai
sektor usaha, sektor pertanian menjadi sektor terakhir yang sanggup bertahan (sector of
the last resort) yang menjadi bukti bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling aman.
Selain itu sektor pertanian menjadi sektor dasar untuk berkembangnya sektor ekonomi
lain seperti industri dan jasa. Walaupun sektor lain ambruk, setidaknya sektor pertanian
mampu menjadi andalan dalam pemenuhan pangan rakyat sehingga masyarakat tidak
menjadi kelaparan.
Sebagai sektor yang paling banyak diusahakan masyarakat di Indonesia, pertanian
berperan penting dalam pemenuhan ekonomi sebagian besar masyarakat, terlihat dari
data masyarakat yang bekerja di sektor pertanian sebesar 87,50% pada tahun 2019 (BPS,
2019). Untuk itu perlunya pentingnya pengembangan sektor pertanian termasuk
berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya mempertahankan eksistensi sektor
pertanian, baik dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menunjang
pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat yang bekerja di sektor pertanian terlebih di
saat terjadinya pandemi Covid-19. Sehingga adapun tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis sektor pertanian selama pandemi Covid-19 yang ditinjau dari aspek
subsistem agribisnis. Hal ini dikarenakan tidak dapat dipungkiri bahwa terjadinya wabah
Covid-19 akan mempengaruhi kegiatan subsistem agribisnis baik dari hulu kegiatan
produksi hingga hilir sampai ke tangan konsumen.
83
Jurnal Agriuma:, 2 (2) Oktober 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (82-89)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi pada sektor pertanian akibat dari
corona virus. Dikarenakan penelitian yang masih belum memadai, maka penulis akan
mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan beberapa sumber dan mengambil
kesimpulan dari beberapa artikel dan bahan bacaan lainnya.
84
Fastabiqul Khairad1, Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis
meminimalisir resiko kerugian yang didapat oleh petani akibat adanya permainan harga
oleh beberapa pihak distribusi di daerah.
b. Subsistem Usahatani (on-farm agribusiness)
Subsistem onfarm merupakan kegiatan menggunakan barang-barang modal dan
sumber daya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian yang dimasa lalu dikenal
dengan sektor pertanian primer. Petani merupakan garda terdepan di tengah pandemi
Covid-19 dalam menghasilkan produk pertanian guna memenuhi kebutuhan pokok
manusia. Terganggunya input pertanian dari subsistem hulu tentu akan berpengaruh dan
terganggunya subsistem onfarm. Namun ketahanan pangan harus tetap terjaga, sehingga
diperlukannya kerja sama antar stakeholder pertanian terkait mulai dari pemerintah,
penyuluh, peneliti, akademisi swasta serta pelaku sektor pertanian lainnya guna
mempertahanan ketahanan pangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok
masyarakat ditengah pandemi COVID-19.
c. Subsistem Hilir (down-stream agribusiness)
Subsistem hilir agribisnis hilir merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah hasil
pertanian primer menjadi produk olahan baik produk antara atau siap pakai yang disebut
juga dengan kegiatan agroindustri serta kegiatan perdagangannya di pasar domestik dan
internasional. Agroindustri dalam bidang pertanian diperlukan guna menjadikan produk
pertanian memiliki nilai tambah (value added) sehingga harga yang diterima menjadi lebih
tinggi. Ditengah pandemi Covid-19, kegiatan agroindustri tentunya juga akan terganggu
dalam menghasilkan produk pertanian bernilai tambah.
Selain agroindustri kegiatan pemasaran produk menjadi bagian hilirisasi agribisnis.
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan kegiatan dan usaha yang bertujuan
untuk mengalirkan barang dan jasa dari titik produksi ke titik konsumsi. Kegiatan
pemasaran inilah yang memiliki interaksi paling banyak dalam menyampaikan produk
kepada konsumen dimana terdapat saluran-saluran pemasarannya. Saluran pemasaran
adalah individu atau badan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan
hak atas barang atau jasa selama barang dan jasa tersebut berpindah dari tangan produsen
ke tangan konsumen.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, interaksi langsung harus dikurangi guna memutus
penyebaran virus. Untuk mengurangi interaksi ini salah satu cara yang efektif dalam
menyalurkan produk pertanian adalah dengan pemanfaatan teknologi seperti
menggunakan media online serta menggunakan jasa pengangkutan yang juga dapat
dipesan secara online. Tenaga kerja di sektor pertanian masih didominasi oleh usia tua
dikarenakan masih kurangnya minat kalangan muda dalam kegiatan usahatani. Pemasaran
hasil pertanian melalui platform digital atau media online di masa pandemic dijadikan
sebagai salah satu upaya pemasaran namun hanya dapat dilakukan oleh kalangan yang
melek teknologi. Hal ini menjadi kendala bagi petani yang berusia tua dan tidak melek
teknologi bahkan tidak banyak yang memiliki alat komunikasi.
85
Jurnal Agriuma:, 2 (2) Oktober 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (82-89)
86
Fastabiqul Khairad1, Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis
87
Jurnal Agriuma:, 2 (2) Oktober 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (82-89)
pangan di semua subsektor mulai dari hulu hingga hilir agar ketahanan pangan di
Indonesia dapat tetap terjamin.
Kebutuhan akan media online semakin meningkat yang diakibatkan oleh terbatasnya
interaksi secara langsung dalam hal ini pemasaran produk pertanian melalui media online
menjadi lebih efektiv serta meminimalkan terjadinya resiko penularan virus. Pemanfaatan
jasa transportasi online juga dijadikan alternative dalam mendistribusikan produk
pertanian secara online.
88
Fastabiqul Khairad1, Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis
89