PRODI : PAI
FAKULTAS : TARBIYAH
SEMESTER : IV (Empat)
ASAL : PAKAMBAN DAYA
MATKUL : KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
JAWABAN UAS
1
kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok
(House dam Baetz).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian,
termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya.
Hakikat dan arti kepemimpinan dapat didasarkan atas tiga komponen yaitu
(1) ciri atau sifat lembaga atau jabatan, (2) tabiat atau watak seseorang, dan (3)
kategori tingkah laku aktual. Katz dan Kahn (dalam Purwanto, 2012:27).
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercepai secara efektif dan efisien.
B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Soetopo,1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi
kepemimpinan pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai antara lain:
(a) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan
supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama
mencapai tujuan itu,
(b) memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan
situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan
kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik,
(c) membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-
keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-
pertimbangan yang sehat,
(d)menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota
kelompok,
2
(e)memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan,
pikiran, dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,
(f) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing
demi kepentingabn bersama.
3
1. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar
ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan
konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter
berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia
bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.
4
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari
500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan
baik maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula.
Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan
yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
a. Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
b. Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan
memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggungjawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat
bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan
bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk
pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya
dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan.
5
pula diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang saat mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha
menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan
yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Kepala sekolah di dalam melakukan tugasnya mempunyai karakteristik dan
gaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang dharapkannya. Kepala sekolah
mempunyai sifat, kebiasaa, tempramen, watak, dan kebiasaan sendiri yang khas
sehingga dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain.
Menurut Wahjosumidijo ada empat pola perilaku kepemimpinan yang
lazim disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsulatif, partisipatif,
dan delegatif.
a. Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi
peranan bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
menjadi tanggung jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan
ketat.
b. Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi
yang cukup besar serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasi
dua arah dan memberikan supportif terhadap bawahan, pemimpin mau
mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam mengambil keputusan,
bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap
pada pemimpin.
c. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan
pengambilan keptusan antar pimpinan dan bawahan yang seimbang,
pemimpin dan bawahan juga sama-sama terlibat dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah makin
meningkat, pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya,
keikutsertaan bersama dalam pemecahan dan pengambilan keputusan
makin bertambah.
d. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang
dihadapinya dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan
pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi hak
6
menentukan langkah-langkah bagaiman keputusan dilaksanakan, dan
bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai
dengan keputusan sendiri.
7
DISKRIPSI DIRI
Saya selaku mahasiswa atau manusia biasa minta maaf yang sebesar
besarnya jika ada salah baik dari tingkah laku maupun perkataan yang kurang
berkenan di hati ustad; maaf lahir dan batin ustad.
Terima Kasih.....