Anda di halaman 1dari 5

QURBAN TANDA CINTA KEPADA ALLAH SWT

Oleh : Riyono1

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga Salawan dan salam senantiasa terhatur
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Hadirin yang berbahagia.

Saat ini kita berada pada Bulan Dzulqa’dah. Bulan Dzulqa’dah adalah salah satu Bulan
Haram, yaitu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. dalam Isla kita mengenal 4 bulan haram, yaitu :
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Amalan baik yang dilakukan pada bulan-bulan haram
ini akan mendapatkan kebaikan lebih daripada bulan-bulan lainnya kecuali Ramadhan.

Namun dalam perjalanannya. Kedatangan Islam adakalanya bertolak belakang dengan


kepercayaan atau adat istiadat setempat. Para penyiar Islam terdahulu banyak melakukan kompromi
dalam meyebarkan Islam. Sehingga terdapat beberapa Islamisasi budaya yang terjadi dalam
masyarakat Jawa. Ada harapan bahwa hal tersebut sedikit demi sedikit dapat diubah seiring semakin
matangnya keislaman masyarakat. (Silakan baca buku Nurcholis Madjid Bilik-bilik Pesantrean atau
Insiklopedia Islam Bab Walisongo).

Adat istiadat atau sekarang diistilahkan kearifan lokal tidak jadi masalah untuk dilaksanakan
senyampang tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Jika bertentangan dengan syari’at, maka kita
harus berani mengatakan yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. Qulilhaqqa walau kana
murran.

Syari’at Berqurban

Berqurban adalah salah satu bentuk syariat Islam. Hal ini diperintahkan oleh Allah
sebagaimana dalam Al Qur’an Surat Al Kautsar: 1-3. Allah berfirman:

ࣖ ‫صلِّ لِ َربِّكَ َوا ْن َح ۗرْ اِ َّن َشانِئَكَ هُ َو ااْل َ ْبتَ ُر‬


َ َ‫ك ْال َكوْ ثَ ۗ َر ف‬
َ ‫اِنَّٓا اَ ْعطَي ْٰن‬
Artinya: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah
salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

‫ك ْال َكوْ ثَ ۗ َر‬


َ ‫اِنَّٓا اَ ْعطَي ْٰن‬
Allah mengawali ayat ini dengan menyebutkan kalimat “Sesungguhnya kami telah
memberimu Al-Kautsar”. Ada beberapa pendapat tentang makna Al-Kautsar. Pertama, Ibu Katsir
menyebutnya sebagai sebuah telaga yang ada di Surga. Banyak hadits yang dinukil oleh Ibu Katsir.
Satu di antaranya adalah hadits berikut:

« ُ‫ ت َِر ُد َعلَ ْي ِه أُ َّمتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة آنِيَتُه‬،ٌ‫هُ َو نَ ْه ٌر أَ ْعطَانِي ِه َربِّي َع َّز َو َج َّل فِي ْال َجنَّ ِة َعلَ ْي ِه َخ ْي ٌر َكثِير‬
‫ك اَل تَ ْد ِري َما أَحْ َدثُوا‬ َ َّ‫ فَيُقَا ُل إِن‬،‫ فَأَقُو ُل يَا َربِّ إِنَّهُ ِم ْن أُ َّمتِي‬،‫ب ي ُْختَلَ ُج ْال َع ْب ُد ِم ْنهُ ْم‬
ِ ‫َع َد َد ْال َك َوا ِك‬
َ ‫» بَ ْع َد‬
‫ك‬
Artinya: Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di
dalam surga, padanya terdapat kebaikan yang banyak, umatku kelak akan mendatanginya di
hari kiamat; jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang.
1
Disampaikan dalam Kajian Ahad pagi PRM Putat Tanggulangi Sidoarjo tanggal 4 Juli 2021
Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari
umatku.” Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-
buatnya sesudahmu."

Catatan: Orang-orang yang dihalui dari Al Kautsar Antara lain : Murtad, pelaku bid’ah dan orang
yang akidahnya menyimpang.
Kedua, Al Kautsar disebut sebagai Nikmat yang banyak (al Quran Terjemah Kementerian
Agama). Banyak ayat yang menyatakan banyaknya nikmat Allah yang diberikan kepada makhlukNya.
Salah satunya adalah QS Ibrahim ayat 34:

٣ - ࣖ ‫َو ٰا ٰتى ُك ْم ِّم ْن ُكلِّ َما َسا َ ْلتُ ُموْ ۗهُ َواِ ْن تَ ُع ُّدوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اَل تُحْ صُوْ ه َۗا اِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ لَظَلُوْ ٌم َكفَّا ٌر‬
Artinya: Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh,
manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Baca juga QS An Nahl: 18

Ketiga, Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menyebut beberapa makan Al-Kautsar Antara lain
Al Iman, Dinul Islam, dan Juga AL Qur’anul Karim.

ْ‫ص ِّل لِ َربِّكَ َوا ْن َح ۗر‬


َ َ‫ف‬
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah).

Jumhur ulama mengatakan shalat yang dimaksud adalah shalat iedul adha. Dan ini adalah
pendapat Jumhur ulama’. Perintah shalat dalam ayat tersebut disambung dengan perintah
berqurban. Maknanya adalah tertib. Yaitu, tidak diperbolehkan untuk melaksanakan kurban terlebih
dahulu sebelum shalat usai dilaksanakan. Jika sudah selsai shalat idul adha ditunaikan maka kurban
boleh dilakukan.

ُ‫ك لَه‬
َ ‫صاَل ِة فَاَل نُ ُس‬
َّ ‫ك قَ ْب َل ال‬
َ ‫َو َم ْن نَ َس‬
Artinya : Dan barang siapa yang menyembelih kurban sebelum salat (hari raya) maka tiada kurban
baginya.

Ini adalah pendapat yang paling kuat. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa yang
berkurban harus melaksanakan shalat. Jika tidak maka kurbannya menjadi tidak sah.

Lafal Wanhar adalah menghadapkan wajah ke kiblat, meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri di bawah tenggorokan dan menyembelih hewan kurban. Dalam salah satu haditsnya
kurban adalah meneladani Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Allah berfiman dalam QS Shaffat ayat
102:

ِ َ‫ك فَا ْنظُرْ َما َذا ت َٰر ۗى قَا َل ٰيٓاَب‬


‫ت ا ْف َعلْ َما‬ َ ‫ي اِنِّ ْٓي اَ ٰرى فِى ْال َمن َِام اَنِّ ْٓي اَ ْذبَ ُح‬ َ َ‫ْي ق‬
َّ َ‫ال ٰيبُن‬ َ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّسع‬
ّ ٰ ‫تُ ْؤ َم ۖ ُر َست َِج ُدنِ ْٓي اِ ْن َش ۤا َء هّٰللا ُ ِمنَ ال‬
‫صبِ ِري َ\ْن‬
Artinya : Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim)
berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang
diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar.”

Qurban dalam syariat Islam adalah menyembeli hewan ternak. Sebagaimana firman Allah
dalam QS Al Hajj; 34:
‫َولِ ُكلِّ اُ َّم ٍة َج َع ْلنَا َم ْن َس ًكا لِّيَ ْذ ُكرُوا ا ْس َم هّٰللا ِ ع َٰلى َما َرزَ قَهُ ْم ِّم ۢ ْنبَ ِه ْي َم ِة ااْل َ ْن َع ۗ ِام فَا ِ ٰلهُ ُك ْم اِ ٰلهٌ َّوا ِح ٌد فَلَ ٗ ٓه‬
َ‫ۙ اَ ْسلِ ُموْ ۗا َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْخبِتِ ْين‬
Artinya: Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka
menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.
Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan
sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

Para ulama’ sepakat bahwa kurban adalah syariat Islam. Namun ada ketidaksepakatan
masalah hokum. Ada yang menghukumi wajib, dan ini adalah golongan kecil. Jumhur ulama’
menyebutnya adalah sebuah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang diutamakan untuk dilakukan.

Qurban sebagai wujud cinta kepada Allah.

Qurban adalah wujud syukur manusia kepada Allah, wujud taat kepada Allah. Allah
berfirman dalam QS Ibrahim: 8:

‫َواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕٕىِ\ ْن َش َكرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕٕىِ\ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌد‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat.”

Dari ayat tersebut dapat kita petik pelajaran bahwa syukur kita akan kembali kepada kita
sebagai sebuah kebaikan. Demikian sebaliknya jika ada kekufuran, maka keburukan pula yang akan
menimpa kita. Hal ini pula yang ditegaskan Allah dalam QS Lukman: 13:

‫َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا لُ ْقمٰ نَ ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكرْ هّٰلِل ِ َۗو َم ْن يَّ ْش ُكرْ فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ٖ ۚه َو َم ْن َكفَ َر فَا ِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد‬
Artinya : Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada
Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha
Terpuji.”

Dari kedua ayat tersebut kecintaan kita kepada Allah, syukur kita kepada Allah dan ketaatan
kita kepada Allah akan kembali kepada diri kita sendiri. Artinya ketika kita berbuat kebaikan maka
kebaikan tersebut aslinya untuk diri kita.

Mereka yang Enggan Berkurban

Ada kalanya orang enggan untuk berkurban Ada 3 penghalang berkurban:

Pertama, Rasa cinta terhadap harta dengan kecintaan yg keliru. Cinta harta bukan dengan
menyimpannya. Bukan tidak mempergunakannya. Bukan dengan tidak mengeluarkannya. Bukan
dengan tidak memberikan kepada orang lain. Cinta harta justru harus menggunakannya ketika
dibutuhkan. Kita butuh mendapatkan pahala yg besar di bulan Dzulhijah, maka kita keluarkan uang
itu untuk berkurban.

Cinta harta yang berlebihan akan mendatangkan sifat kikir. Sifat kikir adalah sifat yang
sangat dibenci Allah SWT. bahkan di dalam al Quran sifat kikir disebut sebagai sifat kaum munafik.
Allah berfirman dalam QS At Taubah: 67:
ِ ْ‫ْض يَأْ ُمرُوْ نَ بِ ْال ُم ْن َك ِر َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال َم ْعرُو‬
‫ف َويَ ْقبِضُوْ نَ اَ ْي ِديَهُ ۗ ْم‬ ۢ ُ ‫اَ ْل ُم ٰنفِقُوْ نَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق‬
ٍ ۘ ‫ضهُ ْم ِّم ْن بَع‬ ُ ‫ت بَ ْع‬
َ‫نَسُوا هّٰللا َ فَن َِسيَهُ ْم ۗ اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ هُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

Artinya : Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama),
mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan
mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.

SIfat cinta dunia juga akan menjauhkan manusia dari hidayah Allah SWT. Bahkan Rasulullah
mengancam orang yang sanggup berkurban tapi enggan berkurban. Rasulullah bersabda:

‫صلَّنَا‬
َ ‫ُضحِّ فَاَل يَ ْق َربَ َّن ُم‬
َ ‫َم ْن َكانَ لَهُ َسا َعةٌ َولَ ْم ي‬
Artinya : Siapa yang mempunyai keluasan rezeki namun tidak berqurban, maka janganlah ia
mendekati tempat shalat kami (Masjid Nabawi).” (H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Majah, disahihkan
oleh Imam Al-Hakim)

Dalam Kitab Subulus Salam Syarah dari Kitab Bulughul Maram, dijelaskan bahwa makna janganlah ia
mendekati tempat shalat kami dengan arti falaisa minni (bukan termasuk ummatku).

Kedua, Sebagian kita memahami bahwa berkurban itu hanya satu kali seumur hidup. Tahun lalu
sudah berkurban. Padahal berkurban itu dianjurkan setiap tahun bagi mereka yg mampu. Bahkan
bagi orang2 yang kaya tidak hanya berkurban senilai 1 ekor kambing saja atau sepertujuh harga sapi
saja, tapi boleh bahkan dianjurkan untuk berkurban beberapa ekor kambing atau 1 ekor sapi atau
bahkan beberapa ekor sapi menurut kesanggupannya.

Selain itu ada anggapan bahwa kurban boleh dibarengkan dengan ibadah aqiqah ketika seseorang
sudah dewasa (besar)

3. Banyak di antara kita merasa masuk kategori orang belum mampu berkurban. Padahal rumahnya
megah, kendaraannya bagus, kebunnya luas, kehidupannya sangat cukup, uang di tabungan banyak
saldonya. Masihkah kita menganggap bahwa diri ini belum mampu untuk berkurban?

Saking besarnya anjuran berkurban dan besar pula peringatan bagi orang2 yangg tak berkurban,
maka nabi bersabda:

mengancam orang yang sanggup berkurban tapi enggan berkurban. Rasulullah bersabda:

‫صلَّنَا‬
َ ‫ُضحِّ فَاَل يَ ْق َربَ َّن ُم‬
َ ‫َم ْن َكانَ لَهُ َسا َعةٌ َولَ ْم ي‬
Artinya : Siapa yang mempunyai keluasan rezeki namun tidak berqurban, maka janganlah ia
mendekati tempat shalat kami (Masjid Nabawi).” (H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Majah, disahihkan
oleh Imam Al-Hakim)

Apa batasan dikatakan mampu?

Ada yang mengatakan bahwa batasannya adalah jika kita keluarkan uang untuk beli 1 ekor kambing
atau sepertujuh harga sapi, maka kehidupan kita tidak terpengaruh, tidak guncang, tidak sampai
kelaparan. Kehidupan masih normal2 saja seperti biasanya

Mari kuatkan niat untuk berkurban pada tahun ini. Masih ada waktu, semoga Allah menerima amal
ibadah kita, aamiin ya Rabbal Alamin.

Anda mungkin juga menyukai