Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU DENGAN KOMPLIKASI, KELAINAN, PENYAKIT DALAM


PERSALINAN (Kesulitan Bernafas Pada Persalinan)

Dosen Pembimbing :
Daris Yolandasari, SST.,M.Keb

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

Dewi Hildawati

Dina Nurul Husna

Diviani Dwi Rahmah

Efrida Noerapriliany Putri

Ela Nurlaela

Ersa Amelia Prianti

Fopi Andela

PRODI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal”.
Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Komplikasi, Kelainan, Penyakit Dalam
Persalinan (Kesulitan Bernafas Pada Persalinan).
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, yaitu
Ibu Daris Yolandasari, SST.,M.Keb. Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal yang telah membimbing kami agar
dapat menyelesaikan Makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
untuk kami dan untuk pembaca.

Purwakarta, 05 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

A. Kesukaran Bernafas
1. Masalah ....................................................................................................... 5
2. Penanganan Umum................................................................................... 6
3. Penilaian Klinik ....................................................................................... 6
4. Penanganan................................................................................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................

A. Kesimpulan................................................................……………….15
B. Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sesak nafas atau asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. biasanya
timbul pada usia kehamilan 24-36 minggu, jarang pada akhir kehamilan.
Frekuensi dan beratnya serangan akan mempengaruhi hipoksia pada ibu dan
janin. Penegakan diagnosis serupa dengan asma diluar kehamilan. Bronkiale
merupakan penyakit obstruksi saluran nafas yang sering dijumpai pada
kehamilan dan persalinan, diperkirakan 1%-4% wanita hamil menderita asma.
Persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum merupakan salah satu akibat
dari kelainan pada faktor power. Faktor power juga sangat berkaitan dengan
kerja sistem pernapasan (mekanisme ventilasi), yaitu kapasitas vital.
Gambaran power ibu dapat dilihat dari masa kehamilan, khususnya pada
kehamilan trimester ketiga. Tahap ini merupakan tahap akhir dari kehamilan
dan merupakan tahap menjelang persalinan, sehingga power ibu pada usia
kehamilan ini tidak akan jauh berbeda dengan saat persalinan nantinya.
Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis sistem pernapasan yang
erat kaitannya dengan faktor power. Ibu hamil akan bernapas lebih dalam
sekitar 20-25% dari biasanya sebagai kompensasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan oksigen karena desakan diafragma akibat dorongan rahim yang
membesar pada umur hamil 32 minggu, sehingga banyak ibu hamil yang
mengeluh sesak napas pada kehamilan trimester ketiga (Manuaba, 2010).
Volume tidal meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan kapasitas vital juga
meningkat 100-200 ml (Prawirohardjo, 2009). Tenholder dan South-Paul
(1989) mengatakan bahwa 60-70% gravida yang sehat dan normal tanpa
riwayat penyakit jantung dan pernapasan mengeluh mengalami dispnea
selama masa kehamilan (Henderson & Jones, 2006)
Penilaian kemampuan sistem pernapasan (mekanisme ventilasi), salah
satunya adalah dengan cara pengukuran kapasitas vital. Kapasitas vital
merupakan volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru-paru
selama satu siklus pernapasan setelah inspirasi maksimal dan ekspirasi
maksimal, sehingga baik buruknya nilai kapasitas vital ini akan sangat
mempengaruhi saat ibu meneran pada proses persalinan. Nilai normal
kapasitas vital tergantung pada usia, jenis kelamin, bentuk tubuh, dan berat
badan (Smeltzer & Bare, 2002). Sedangkan menurut Guyton & Hall (2008),
faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi
tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan
serta pengembangan paru dan rangka dada (Compliance paru).
Pengaruh sesak nafas pada ibu dan janin sangat bergantung dari frekuensi
dan beratnya serangan asma, karena ibu dan janin akan mengalami hipoksia.
Keadaan hipoksia jika tidak segera diatasi tentu akan memberikan pengaruh
buruk pada janin, berupa abortus, persalinan prematur, dan berat janin yang
tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu
kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu 2
bahkan setelah persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami
gangguan medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori
risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan
menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan
suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat
disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan.
Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat
oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk
kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri,
2017).
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat
komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak
99% diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang,
pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran
hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).
AKI di Indonesia dalam data Kemenkes pada tahun 2016 terdapat sekitar
305 per 100.000 kelahiran hidup (Astuti, 2016). Di Jawa Tengah, Angka
Kematian Ibu pada tahun 2016 mencapai 602 kasus atau 109,65 per 100.000
kelahiran hidup. AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama
masa kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang
menjadi salah satu indikator terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang
kurang baik pada saat sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya
komplikasi pada kehamilan dan saat melahirkan, adanya ketersediaan fasilitas
kesehatan khususnya pelayanan terhadap prenatal dan obstetri. Selain itu,
terdapat 4 kriteria “terlalu” yang juga menjadi penyebab kematian dalam
maternal, yaitu terlalu muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun),
terlalu tua usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah
anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2
tahun).
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam
Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga
tahun 2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals
(MDGs) atau agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada
tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi
kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan
dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam
mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang dari 70 per
100.000 kelahiran (WHO, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sesak pada persalinan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sesak pada persalinan?
3. Bagaimana cara menangani sesak pada persalinan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian sesak nafas pada persalinan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sesak nafas pada pesalinan.
3. Agar mengetahui bagaimana cara menangani sesak pada persalinan.

D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini yaitu dapat menambah wawasan
bagi mahasiswi dan sebagai bahan bacaan diperpustakaan serta dapat
digunakan sebagai referensi tambahan bagi institusi pendidikan dalam proses
belajar mengajar khusunya untuk materi kegawat daruratan tentang sesak
pada persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesukaran Bernafas
1. Masalah
a. Ibu hamil cenderung bernafas pendek (takhipneu)
b. Proses inflamasi pada paru akan meambah kesulitan pernafasan
c. Kesulitan bernafas karena asma bronkhiale menyebabkan komplikasi
pada 3-4% kehamilan
d. Ibu hamil dengan kelainan jantung bawaan mempunyai
kecenderungan untuk melahirkan bayi dengan keiainan jantung
bawaan pula
2. Penanganan umum
a. Segera buat perencaaan untuk mengatasi masalah
1) Ibu dibaingkan pada sisi kiri
2) Pasang infus dan berikan cairan terbatas (NaCL fisiologik atau
ringer laktat),
3) Beri O2 dengan tekanan sebanyak 4-6 liter/menit
4) Observasi nadi, tekanan darahdan pernafasan
b. Rujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang sesuai
c. Untuk penyakit jantung :
1) Penanganan oleh tim yang terdiri dari dokter spesialis jantung,
obstetric, dan anestesi
2) Nilai perubahan kardiovaskuler yang terjadi
3) Buat perencanaan tatalaksana untuk membatasi perubahan
tersebut
4) Dengan memperhatikan factor factor yang mempengaruhi
prognosis dan manajemen, yaitu :
a) Adanya kenaikan volume darah dan curah jantung sampai 50%
pada awal trimester ke 3
b) Adanya fluktuasi volume darah dan curah jantung yang
berlanut pada peridoe peripartum
c) Penurunan resistensi vascular sistemik mencapai titik nadir
pada trimester ke 2 dan meningkat hingga puncaknya pada
20% di bawah normal saat hamil tua.
d) Hiperkoagulotabilitas pada ibu dengan pengobatan
antikoagulasi sejak sebelum hamil
e) Berat rigannya lesi pada jantung
f) Klasifikkasi fungsional penyakit
g) Atasi segera gagal jantung akut

B. PENILAIAN KLINIK
Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
khas kadang kadang ada
Pucat pada konjungtiva, 1. Edema Gagal janntung karena
lidah kuku an 2. Kuku datar atau anemia
telapak tangan konkaf
3. Letargi/capek
4. Batuk, rales, edema
tungkai, vena leher
menonjol
Bising diastolic dan/ 1. Aritma Gagal jantung karena
atau bising sistolik 2. Kardiomegali penyakit jantung
dengan trill 3. Rales
4. Sianosis
5. Batuk, edema
tungkai,
hepatomegaly,
vena leher
menonjol
Batuk dengan dahak 1. Ronkhi pneumonia
Demam 2. Konsolidasi
3. Rales
4. Nyeri dada
wheezing 1. Batuk dengan Asma bronkiale
dahak
2. Ronkhi
3. Rales
Hipertensi 1. Rales Edema paru karena
proteinuria 2. batuk preeklamsia

C. PENANGANAN
1. Pneumonia
a. Berikan o2
b. Pemeriksaan foto thoraks
c. Eritromisin 500-1000 mg setiap 6 jam selama 7 hari diberikan bersama
dengan terapi suportif lain

2. Asma bronkiale
a. Berikan terapi inhalasi kortikosteroid bronchodilator, dan aminofilin
b. Suntian kortison betametason, 10 mg IM
c. Berikan bronchodilator
d. Pemeriksaan foto thoraks dan laboratorium
e. Gunakan alat monitor fungsi vital
f. Bila perlu di lakukan perawatan intensif

3. Penyakit jantung
a. Konseling prakonsepsi
Untuk menurunkan mordibilitas dan motalitas wanita penderita
penyakit jantung dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu
dilakukan konseling praknsepsi dengan memperrhatikan resiko masing
masing penyakit. Pasien dengan kelianan jantung derajat 3 dan 4
sebaiknya tidak hamil dan dapat memilih cara kontrasepsi AKDR,
tubektomi, atau vasektomi pada suaminya.
b. Manajemen kala 1 dan 2
1. Morbiditas rendah, namun diperlukan kewaspadaan pada kehamilan
dan nifas untuk mencegah dan deteksi dini kemungkinan terjadinya
gagal jantung
2. Cegah infeksi dengan cara :
a. Hindari kontak dengan penderita infeksi saluran nafas termasuk
influenza
b. Dilarang merokok atau menggunakan obat obatan na narkotik
3. Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap,
mulai dari ronkhi basah serta batyk batuk, sesak nafas dalam
aktivitas sehari hari dan kemudian dapat terjadi hemoptysis, edema,
takhikadia.

Penanganan pada Persalinan


1. Prinsipnya adalah pervaginam
2. Bila penyakit jantung tergolong berat kemunkgkinan perlu
monitoring hemodinamik dengan kateterisasi
3. Berikan analgesi pada saat partus dengan pilihan obat yang
tertentu
4. Hindari terjadimya hipotensi
5. Atasi pemberian cairan untuk mencega overload
6. Bila perlu oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi dengan
tetesan rendah dan pengawasan keseimbangan cairan.
7. Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin
aliran darah ke uterus
8. Monitoring tanda vital antara tiap his. Bila nadi meningkat di
atas 100/menit ata frekuensi nafas diatas 24, dan terdapat sesak
nafas; kemungkinan telah terjadi impendin kegagalan ventrikel
dan pasien di masukkan ke perawatan intensif
9. Sedapa mungkin hinderi mengedan untuk kasus fungsional kelas
2
10. Penanganann kala 3 secara aktif
11. Jangan beri ergometrin
12. Penatalaksaan seksio secarea (hanya atas indikasi obstetri)

4. Gagal jantung
Kausa gagal jatung dalam kehamilan :
1. Hipertensi
2. Anemia
3. Penyakit jantung
Gejala dan tanda ;
1. Batuk, nafas pendek dan cepat
2. Ronkhi pada basal paru
3. Bengkak pad tungkai
4. Pembesaran hepar
5. Penonjolan vena jugularis

a. Gagal jantung akibat anemia (berat)


Geja dan tanda :
1. Konjungtiva telapak tangan dan kuku ucat
2. Lethargi dan kelelahan
3. Gejala gagal jantung lainnya
Penanganan kehamila denhan anemia berat ;
1. Trnasfusi packed cells dengan tetesan perlahan
2. Berikan furosemide 40 mg IV tiap 100 cc
3. Persalinan ditolong sesuai prosedur

b. Gagal jantung karena penyakit jantung :


Gejala dan tanda : bila ditemukan salah satu dari hal hal di
bawha ini :
1. Murmur sistolik kasar dank eras
2. Murmur diastolic presistolik, atau kontinyu
3. Pembesaaran janntung yang tidak diduga kejadiannya
4. Aritmia
5. Sianosis
6. Terjadi gagal jantung

c. Gagal jantung pada persalinan bias menyebabkan :


1. Edema paru
2. Hipoksia
3. Hipotensi
Pengbatan yang tepat
1. Status hemodinamik
2. Kelainan jantung itu sendiri

Masa nifas
Ibu dengan kelainan jantung yang melalui masa kehamilan dan
persalinan tanpa masalah, dapat bermasalah pada masa nifas.
Oleh karena itu pemanatauan dilanjutkan pada masa nifas. Hal
hal yang dapat menibulkan gagal jantung pada nifas :
1. Perdarahan
2. Anemia
3. Infeksi
4. Tromboemboli
Pada masa nifas, kontrasepsi harus diberikan. Pada kondisi yang
stabil tubektomi dapat dilakukan.

c. Manajemen kala 3 dan 4


Bila seorang ibu hamil adalah penderit kelinan jantung kelas 3 dan 4
ada 2 kemungkinan penatalaksanaan yaitu :
1. Terminasi kehamilan
2. Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan
pengawasan ketat, ibu dalam posisi setengah duduk
Persalinan di lakukan dengan sectio sesarea
Berikan diuretic agar volume darah berkurang dan beban jantung
menurun. Disamping itu berika oksigen 6-8 liter/menit . bila
terdaat gagal nafas maka lakukan intubasi dan ventilasi
mekanik.

PENANGANAN KESUKARAN BERNAFAS MENURUT TINGKAT


PELAYANAN
Gagal jantung Gagal jantung karena penyakit pneumonia Asma
karena jantung bronkiale
Kala 1/2 Kelas 3/4
anemia
berat
Polindes Rujuk 1. Konseling 1. Konseling 1. Beri O2 1. Berikan
prakonsepsi prakonsepsi 2. Berikan terapi
2. Deteksi 2. Rujuk antibiotika inhalasi
dini 3. Rujuk kortikoste
3. Cegah roid,
infeksi aminofilin
2. Beri
kortison
Puskesma 1. Jika 1. Idem Rujuk ke RS 1. Idem 1. Idem
s mungkin 2. Rujuk ke 2. Pikirkan
beri rumah sakit kemungkina
transfusi n
packed tuberkulosis
cells
2. Jika tidak
mungkin,
rujuk ke RS
RS 1. Transfusi 1. penanganan 1. Penangann 1. Pemeriksaan 1. Idem
packed persalinan a foto 2. Foto
cells 2. antibiotika kehamilan thorraks thoraks
2. furosemide profilaksis terminasi 2. Persalinan 3. Bila perlu
40mg IV / 3. penanganan 2. Teruskan pervaginam pemantau
packed masa nifas kehamilan an intensif
cells 100 dengan 4. antibiotika
ml tirah baring
3. penanganan total dan
persalinan penngawas
an ketat
3. Persalinan
dengan
seksio
sesarea

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asma ialah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.
Peningkatan respon inflamasi menyebabkan obstruksi reversibel akibat kontraksi
otot polos bronkus, hiper sekresi mukus, dan edema mukosa pada saluran
pernafasan. Adanya iritan, infeksi virus, olahraga dan udara dingin dapat
menstimulasi respon inflamasi ini.
Pada dasarnya pasien yang memiliki penyakit asma dapat melahirkan
pervaginam, tetapi harus berkolaborasi dengan dokter spesialis. Tenaga kesehatan
harus dapat menentukan jenis asma yang diderita pasien, memantau kondisi
kesejahteraan ibu dan janin lebih intensive, dan mempersiapkan kemungkinan
bayi hipoksia.

B. SARAN
Mahasiswi dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ibu dengan komplikasi,
kelainan penyakit dalam persalinan khususnya sesak pada persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta, PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono.2009.Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta 2018, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran
http://eprints.ums.ac.id/71219/1/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/21946/2/04._BAB_I.pdf
http://myinspirationsriyani.blogspot.com/2014/05/makalah-penyakit-asma-yang
menyertai.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai