Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI
“PLASMOLISIS DAN STRUKTUR SEL”

OLEH :

KELOMPOK II
STIFA D 2020

ASISTEN : VINA JIHANITA EKA PUTRI

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI STARATA SATU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup multiseluler. Sel tumbuhan
terdiri atas dinding sel, inti sel dan organel-organel yang ada didalamnya.
Selain itu pada sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang dibungkus oleh
membran plasma yang merupakan membran yang mampu mengatur
secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan
sebaliknya.
Apabila suatu sel tumbuhan diletakkan didalam suatu larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi dari pada didalam sel, maka air akan
meninggalkan sel sehingga volume isi sel berkurang. Karena dinding sel
bersifat permeable maka ruang antara membran dan dinding sel akan diisi
larutan dari luar. Peristiwa ini berlangsung sampai konsentrasi didalam
dan diluar sel sama besar.
Akibat peristiwa tersebut, maka protoplasma yang kehilangan air
akan menyusut volumenya dan akhirnya akan terlepas dari dinding sel.
Peristiwa tersebut dinamakan dengan plasmolisis. Plasmolisis adalah
kondisi dimana suatu sel tumbuhan diletakkan dalam larutan sukrosa yang
terkonsentrasi (hipertonik) akibat cairan yang ada didalam sel keluar dari
sel sehingga tekanan sel akan terus berkembang sampai di suatu titik
dimana membran terlepas dari dinding sel.
I.2 Maksud Dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum ini tentang plasmolisis dan struktur
sel yaitu untuk mengenal dan membedakan bagian-bagian sel pada pati
kentang, bawang merah dan daun adam hawa.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu untuk Mengetahui
perbedaan sel hidup dan sel mati, Mengetahui struktur dan bagian-bagian
sel tumbuhan, Mengetahui proses plasmolisis pada sel tumbuhan
I.2.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu Mengamati
struktur dan bagian-bagian sel dari tanaman dengan menggunakan
bantuan mikroskop dengan perbesaran tertentu sehingga dapat diketahui
struktur dan bagian-bagian sel tanaman secara jelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Pengertian dan Teori Sel
Istilah sel berasal dari Bahasa latin, yaitu cella atau cellula yang
berarti ruang kecil. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Robert
Hooke pada 1665 untuk memberi nama rongga-rongga kecil yang
dilihatnya pada irisan tutup botol gabus. Pada umumnya, sel memiliki
ukuran yang sangat kecil.Satuan untuk ukuran sel adalah micrometer (µm)
atau sering disebut micron. Kisaran ukuran diameter sel adalah 5-500 µm.
Akan tetapi, ada sel yang berukuran relatif besar (10-100x ukuran sel
biasa) sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, contohnya sel telur
hewan-hewan pengeram seperti reptil dan burung ( Abdrahman, Deden,
2008).
Beberapa ilmuwan terdahulu mempunyai pendapat sendiri
mengenai sel. Menurut Scheliden dan Schwaz, sel merupakan kesatuan
structural kehidupan.Max Schutlze dan Thomas Huxley juga berpendapat
bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.Seorang ilmuwan
Polandia, Rudolf Virchow mengartikan sel sebagai kesatuan
pertumbuhan.Selain itu dia juga berpendapat bahwa sel merupakan
kesatuan hereditas dari makhluk hidup.Setelah dilakukan observasi
selama bertahun-tahun maka terbentuk suatu teori tentang sel, yaitu teori
sel. Teori sel menyatakan bahwa sel adalah suatu kesatuan terkecil baik
struktural maupun fungsional dari makhluk hidup (Abdurahman, Deden.
2008).
II.1.2 Struktur dan Fungsi Organel Sel

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran


plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma.Berdasarkan
organisasi internalnya, sel dapat dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel
eukariotik.Disebut prokariotik jika inti selnya tidak dibatasi selaput (tidak
mempunyai membrane inti), misalnya bakteri. Disebut eukariotik jika
sudah mempunyai membran inti (selaput inti), misalnya sel-sel hewan dan
tumbuhan (Mulyani, Sri. 2006).
Pada sel prokariotik tidak ada membran yang memisahkan DNA dan
bagian dari sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleotid. Kebanyakan prokariotik merupakan
organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7-2,0 µm
dan volumenya sekitar 1 µm3 ) serta umumnya terdiri dari selubung sel,
membran sel, sitoplasma, nukleotid, dan beberapa struktur lain
(Rahmawati, Dian. 2014).
Tidak seperti sel prokariotik, sel eukariotik memiliki nukleus.Diameter
sel eukariotik biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar
daripada bakteri.Sitoplasma eukariotik adalah diantara nukleus dan
membran sel. Sel sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut
sitosol, yang didalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan
fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariotik.
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula
yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus (Rahmawati, Dian.
2014).
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel
eukariotik, yaitu mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi serta
peroksisom. Lisosom yang menguraikan komponen sel yang rusak dan
benda asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel hewan tetapi
tidak pada sel tumbuhan.Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya
ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme
uniseluler.Baik sel tumbuhan maupun sejumlah organisme uniseluler
memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrient
dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian
(Rahmawati, Dian. 2104).
Adapun fungsi dari bagian-bagian organel sel adalah sebagai berikut :
1) Dindin sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung
danpemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara
lain:bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok
makhlukhidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan
kaku (rigid).Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding
sel, sehinggabentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Pada
bagian tertentudari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan
memilikiplasmodesmata disebut noktah (titik) (Campbell, et all. 2008).
2) Membrane plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar,
bersifatsemi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaranzat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan
transport aktif.Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten, kolesterol,
dll (Campbell, et all. 2008).

3) Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atasair
dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel
hidup.Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:
a. Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk
oleh membrane. RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE
kasar.Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat
sintesis protein. Sedangkan RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi
sebagai tempat sintesis lipid (Campbell, et all. 2008)
b. Ribosom, terdiri dari atas dua unit kaya akan RNA, berperan dalam
sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan
ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma (Campbell, et all. 2008).
c. Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan
membrandalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang
antar membran.Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang
berfungsi untukmemperluas bidang permukaan agar proses
penyerapan oksigen danpembentukan energi lebih efektif. Pada
bagian membrane dalam terdapatenzim ATP sintase yang berfungsi
sebagai tempat sintesis ATP. Fungsimitokondria ini adalah tempat
respirasi aerob (Campbell, et all. 2008).

d. Lisosom, menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel


melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung
dengan lisosom. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses
yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelam bakteri atau
fragmen sel lain untuk diuraikan (Campbell, et all. 2008).

e. Plastida, organel yang hanya terdapat pada tumbuhan. Bentuk,


ukuran dan pigmentasinya bermacam-macam. Ada tiga macam
plastida yaitu kloroplas, leukoplas, dan krmoplas (Mulyani, Sri.,
2008)

1) Kloroplas adalah plastid berwarna hijau karena pigmen yang


dominan adalah klorofil
2) Leukoplas adalah plastid yang tidak mengandung pigmen
dan biasanya banyak digunakan untuk menyimpan hasil
metabolism
3) Kromoplas adalah plastid berwarna kuning, oranye, atau
merah karena adanya pigmen karotenoid.
II.1.3 Nukleus (Inti Sel)

Nuklueus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel


eukaritok (sebagian lain gen terletak didalam mitokondria dan kloroplas).
Dengan diameter rata-rata 5µm, organel ini umumnya adalah organel
yang paling mencolok dalam sel eukariotik. Selubung nukleus melingkupi
nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut neukoplasma) dan
sitoplasma.Selubung ini terdiri dari dua membrane yang masing- masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait.

Didalam nukleus, DNA terorganisasi dengan protein menjadi kromatin.


Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang
akan menggulung menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop
sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. Struktur yang menonjol
didalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nucleolus yang
merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Nukleus mengendalikan sintesis protein didalam sitoplasma dengan
cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang
disintesis berdasarkan “pesan” gen pada DNA. RNA ini dikeluarkan ke
sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan
genetik diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis
(Rahmawati, Dian. 2014).
II.1.4 Plasmolisis
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding
sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and
Ross, 1992). Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi
keluar masuk suatu zat , artinya suatu zat / materi bisa keluar dari sel, dan
bisa masuk melalui membrannya. Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan
bahwa sel tidak diam, tetapi dinamis dengan lingkungannya, jika
memerlukan materi dari luar maka ia harus mengambil materi itu dengan
segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan
sehingga materi dari luar itu bisa masuk.
Jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air
ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di
dalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke
potensial air yang lebih rendah yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih
rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air.
Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa
volume sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat
mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis
merupakan keadaan membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding
sel . Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa
mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin
banyak sel yang mengalami plasmolisis (Tjitrosomo, 1987).
Proses plasmolisis dapat diketahui dengan membran protoplasma
dan sifat permeabelnya. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula
diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Jika pada mikroskop akan
tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan berarti ruang
bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara. Jika isinya air murni
maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi
melalui benang-benang protoplasma yang menembus lubang-lubang kecil
pada dinding sel.Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan
plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu
sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
II.1.5 Morfologi Tanaman Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian
dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak
dan menjalar dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan
daunnya berwarna hijau kemerahan atau berwarna ungu. Umbinya
berawal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah, yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan karbohidrat sehingga bentuknya
membengkak. Umbi ini dapat mengeluarkan tunas dan nantinya akan
membentuk cabang yang baru (Aini, 2012).
II.1.6 Morfologi Bawang Merah
Secara morfologi, bagian tanaman bawang merah dibedakan atas
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar tanaman bawang merah
terdiri atas akar pokok (primary root) yang berfungsi sebagai tempat
tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi
untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara
dari dalam tanah. Akar dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna
putih, dan jika diremas berbau menyengat seperti bau bawang merah
(Pitojo, 2003).
Batang tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari
keseluruhan kuncup-kuncup. Bagian bawah cakram merupakan tempat
tumbuh akar. Bagian atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa
umbi lapis (bulbus) yang berasal dari modifikasi pangkal daun bawang
merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak dan
berdaging, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Apabila dalam
pertumbuhan tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan terbentuk
beberapa umbi yang berhimpitan yang dikenal dengan istilah “siung”.
Pertumbuhan siung biasanya terjadi pada perbanyakan bawang merah
dari benih umbi dan kurang biasa terjadi pada perbanyakan bawang
merah dan biji. Warna kulit umbi beragam, ada yang merah muda, merah
tua, atau kekuningan, tergantung spesiesnya. Umbi bawang merah
mengeluarkan bau yang menyengat (Wibowo, 2005).
II.1.7 Morfologi Daun Adam Hawa
Tanaman adam hawa merupakan tanaman yang memiliki tingkat
adaptasi yang baik pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini
memiliki ketinggi 40- 60 cm, daun tunggal berbentuk lonjong dengan
panjangnya 25-30 cm dan lebar 3- 6 cm, daun tunggal, berbentuk lonjong,
ujung runcing.Tepi daun rata, permukaan atas hijau, dan permukaan
lainnya berwarna merah kecoklatan. Tekstur batang kasar, tidak
bercabang. Batang pendek, lurus, dan berwarna coklat. Bunganya
majemuk, berbentuk mangkok, yang berada di daun. Bunga berwarna
putih, berbentuk bunga kerang. Bunga terbungkus kelopak seperti kerang.
Benang sari silindris, banyak, dan berwarna putih. Kepala putik berwarna
kuning, mahkota bunga berbentuk segitiga, mahkota terdiri tiga lembar,
dan berwarna putih. Akar daun adam hawa serabut. Berwarna
kecoklatan.Tanaman adam hawa juga merupakan tanaman sering kita
jumpai di berbagai taman maupun pekarangan (Tranggono, 2007).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Aquadest
Aquadest (Depkes RI, 1979 Halaman 96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian :cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan :dalam wadah tertutup.
II.2.2 NaCl
NaCl  (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi :  NATRII CHLORIDUM
Nama Lain :  Natrium klorida
RM/BM :  NaCl  / 58,44
Pemerian  : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk
prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap diudara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
II.2.3 Sukrosa
Sukrosa (Dirjen POM, FI III, 1979 :725)
Nama resmi : SAKAROSA
Nama lain : Sukrosa
RM / BM : C12H22O11 / 342,20
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur atau
serbuk warna putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian
etanol (95) P
II.3 Klasifikasi
II.3.1 Adam Hawa
Klasifikasi Tanaman (Regina, 2011)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Spesies : Rhoeo discolor
II.3.2 Bawang Merah
Menurut Suriani (2011), klasifikasi bawang merah adalah sebagai berikut,
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum L
II.3.3 Kentang
Klasifikasi tanaman (Sharma, 2002).
Kingdom : Plantae,
Divisi : Spermatophyta,
Kelas : Dicotyledonae,
Ordo : Tubiflorae,
Famili : Solanaceae,
Genus : Solanum,
Spesies : Solanum tuberosum L.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat Dan Bahan
III.1.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas objek dan
gelas penutup, jarum preparat, mikroskop, pipet tetes dan silet.
III.1.2 Bahan percobaan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
Adam Hawa (Tradescantia Spathacea), Aquadest, Larutan NaCl 10% dan
NaCl 25%, Larutan Sukrosa 10% dan Sukrosa 25%, Pati kentang, dan
Umbi Bawang Merah (Allium Cepa Var).
III.2 Cara Kerja

III.2.1Pengamatan Struktur Sel

1. Disiapkan mikroskop

2. Dibuatlah preparat dari objek yang akan diamati

3. Dibuat sayatan tipis daripati kentang. Untuk pati kentang buatlah


sayatan tipis dari epidermis bawah daun sehingga diperoleh. Letak
kan irisan /sayatan diatas gelas objek dan tetesi dengan air lalu tutup
dengan gelas penutup.
4. Dimati bagian - bagiannya, dokumentasi hasil pengamatan dan beri
keterangan.
III.2.2 Pengamatan Plasmolisis
1. Dibuat preparat objek dari bawang merah dan daun adam hawa
seperti yang telah dibuat pada pengamatan struktur sel. Tetesi
dengan air dan tutup dengan gelas penutup.
2. Dimati dibawah mikroskop. Sambil terus diamati, tetesi salah satu tepi
gelas penutup dengan larutan NaCl 10%, secara bersamaan hisaplah
tepi gelas penutup di sisi yang berlawanan dengan menggunakan
tissue.
3. Dimati perubahan yang terjadi. Bandingkan hasil pengmatan sebelum
dan sesudah ditetesi larutan garam.
4. Dibuat preparat yang sama dengan perlakuan di tetesi larutan NaCl
25%, larutan sukrosa 10% dan larutan sukrosa 25%, lalu amati
perubahannya.
5. Didokumentasikan masing-masing hasil pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil pengamatan
IV.1.1 Pengamatan Struktur Sel
No. Bahan uji Gambar mikroskop Keterangan
Belum terlihat
jelas bagian-
bagian sel.

Pati
1. Perbesaran 4x
Kentang
Belum terlihat
jelas bagian-
bagian sel.

Perbesaran 10x
IV.1.2 Pengamatan Plasmolisis
Bahan
Sebelum Sesudah keterangan
Uji
Medium : Nacl
10%
Perbesaran :
10x

Medium : Nacl
25%
Perbesaran :
10x

Bawang Medium :
merah Sukrosa 10%
Perbesaran :
4x

Medium :
Sukrosa 25%
Perbesaran :
10x
Medium :
NaCl 10%

Daun
Medium :
Adam
NaCl 25%
Hawa

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Struktur Sel

Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk


hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme,
reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang
kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel
tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan
aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Dalam praktikum ini praktikan mengamati bentuk dan struktur sel
serta plasmolisis. Beberapa bahan yang praktikan amati antara lain : Umbi
lapis Bawang merah (Allium cepa),.
Pada Umbi lapis Bawang merah ( Allium cepa ) dengan perbesaran
40x terdapat beberapa sel didalamnya yang tampak jelas, yaitu dinding
sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya heksagonal yang mana bentuk
ini beraturan, hal ini di karenakan bawang merah mempunyai dinding sel
yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan polisakaridapektat, yang
mana ketiga komponen tersebut merupakan polisakarida. Dinding akan
tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan dewasa.
IV.2.2 Plasmolisis

Plasmolisis merupakan peristiwa lepasnya plasma dari dinding sel,


disebabkan air dari vakuola tertarik keluar oleh larutan disekitarnya yang
bersifat hipertonis. Pada pengamatan plasmolisis digunakan sampel Daun
nanas kerang (Rhoeo discolor) dan Umbi bawang merah (Allium cepa).
Berdasarkan pengamatan, kondisi sel daun Rhoeo discolor dalam
keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam
dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel.
Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam
maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal. Ketika sel pada daun
Rhoeo discolor ditetesi larutan NaCl 10% dan 25% serta larutan sukrosa
10% dan 25% mengalami plasmolisis dimana warna ungu pada daun
mulai memudar. Hal ini dikarenakan sel pada daun Rhoeo discolor
diletakan pada larutan garam dan gula dengan konsentrasi tinggi
(Hipertonik) dan menyebabkan sel tersebut akan kehilangan air dan juga
tekanan turgor yang menyebabkan tumbuhan tersebut lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti itu akan layu dan akan
lebih banyak kehilangan air yang menyebabkan terjadinya plasmolisis.
Dengan meningkatnya jumlah konsentrasi NaCl dan sukrosa, maka
peristiwa plasmolisis akan semakin meningkat. Plasmolisis hanya terjadi
pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara
sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis.
Pada sampel umbi bawang merah proses plasmolisis tidak begitu
terlihat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan larutan NaCl
10% dan 25% serta larutan sukrosa 10% dan 25% karena bagian bawang
merah yang disayat bukan berwarna ungu tetapi berwarna putih pada
bagian dalam umbi bawang merah.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada sel hidup terdpat organel sel. Organel sel seperti
inti sel, stoplasma, dinding sel dan stomata, sedangkan pada sel mati
hanya terdapat dinding sel dan didalam sel berupa ruang kosong. Adapun
pada percobaan plasmolisis yaitu peristiwa mengkerutnya stoplasma dan
lepasnya mempran plasma dari dinding sel tumbuhan jika ditetesi larutan
hipertonik. Sampel yang digunakan berupa bawang merah dan daun
adam hawa mengalami pengerutan sitoplasma dan membrane plasma
melapisi dari dinding sel yang disebabkan keluar air dari dalam vakuola
karena tekanan osmosis
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Lab
Diharapkan agar ketersediaan dan kelengkapan alat dan bahan
pada laboratorium lebih ditingkatkan lagi agar kegiatan praktikum berjalan
dengan lancer tanpa kendala akan alat maupun bahan.
V.2.2 Saran Untuk Dosen
Penyampaian arahan dan prosedur sebelum praktikum dimulai
sudah baik. Diharapkan untuk tetap berada di sekitar praktikan saat
praktikum dimulai.
V.2.3 Saran Untuk Asisten
Diharapkan agar Kerjasama antar praktikan dan asisten lebih
ditingkatkan lagi dan tetap mengawasi praktikan agar tidak ad ahal yang
tidak diinginkan terjadi saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.


Grafindo : Bandung.

Aini, K.H., 2012. Produksi tepung kentang. Skripsi. UPI- Jakarta.

Campbell et al. 2008. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelepan.Erlangga : Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta.

Pitojo, S. 2003. Benih Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 82 hal.

Rahmawati, Dian. 2014. Sel. Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta.

Regina, T. P. 2011, Ekstrak Zat Warna Daun Rheo discolor Sebagai Indikator
Asam Basa. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.

Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1992.Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB : Bandung.

Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB : Bandung.

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa : Bandung.

Tranggono. 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengantar Kosmetik. Jakarta :


PT.Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, S. 2005. Budi Daya Bawang Putih, Merah dan Bombay. Jakarta:
Penebar Swadaya. hal: 17-23.

Anda mungkin juga menyukai