Anda di halaman 1dari 140

LABORATORIUM MEKATRONIKA

LAPORAN PRAKTIKUM MEKATRONIKA


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2011

Kelompok II 1
LABORATORIUM MEKATRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu teknologi berkembang begitu pesat. Hal


ini dapat kita rasakan pada kehidupan sehari-hari maupun pada dunia industri.
Contohnya saja pada alat-alat elektronika yang ada pada saat sekarang ini seperti
hand phone, komputer, kamera digital, ipad dan produk elektronika lainnya. Pada
kehidupan sehari-hari dan dunia industri kita juga sering menjumpai sistem
otomasi suatu alat dalam menjalankan fungsinya, misalnya pada kehidupan
sehari-hari kita sering menjumpai sistem pintu otomatis yang ada dimall, hotel,
perkantoran dan tempat lainnya. Pada dunia industri sudah banyak pabrik-pabrik
meggunakan sistem kerja alat secara otomasi untuk membuat atau merakit
produknya yang dapat bekerja 24 jam dalam sehari. Semua hal tersebut tidak
terlepas dari penggunaan komponen-komponen elektronika , rangkaian-rangkaian
elektronika, dan sistem mekatatronika. Kita sebagai calon sarjana teknik perlu
mengetahuinya karena berhubungan dengan dengan dunia keteknikan. Oleh sebab
itu perlu diadakannya praktikum mekatronika ini.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis dan prinsip kerja dari komponen-komponen


elekronika dan rangkaian-rangkaian elektronika.
2. Mengetahui tentang sistem mekatronika.
3. Dapat mengaplikasikan sistem mekatronika pada sistem alat yang sederhana.
4. Memenuhi syarat lulus mata kuliah mekatronika.

1.3 Mamfaat

Melalui praktikum ini kita mendapatkan ilmu pengetahuan tentang ilmu


mekatronika seperti sistem mekatronika, jenis-jenis dan prinsip kerja dari alat-alat
elektonika serta rangkaian elektronika. Kita juga dapat mengaplikasikan nya

Kelompok II 2
LABORATORIUM MEKATRONIKA
dalam sistem yang sederhana serta membantu kita pada dunia kerja yang sudah
banyak menerapkan ilmu mekatronika ini.

Kelompok II 3
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar

2.1.1. Pengertian Mekatronika

Mekatronika adalah hubungan integrasi yang sinergis antara rekayasa mekanik,


teknik elektronika, teknik komputer, teknik informatika, system kontrol yang
cerdas untuk suatu perancangan proses atau produk.

Gambar 2.1 : Rekayasa Mekatronika

2.1.2. Sistem mekatronika

Sistem mekatronika adalah sistem yang mengatur, mengendalikan, memproses


suatu proses jalannya mekatronika.

Sensor Controller Actuator

Sistem kontrol

Signal Conditioner ( Amp+ADC ) Signal Conditioner ( DAC+ Amp )

2.1.2.1. Otomasi produk atau proses

Kelompok II 4
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Otomasi adalah aspek mental seperti mengawasi, mengendalikan, aktifitas yang
dilakukan oleh sistem. Mekanisasi adalah aspek fisik yang digantikan oleh mesin.
Contoh :

Mesin bubut adalah mekanisasi dari proses pemesinan, sedangkan mesin bubut
CNC ( pengendalian oleh mesin ) adalah otomasi dari proses pemesinan.

2.1.2.2. Sistem kontrol

Memuat data input dan output yang dihasilkan berdasarkan kesesuaian dari data
input.

Energi listrik Motor Gerakan rotasi

Input Output

Controlled System

Misalnya motor dipandang sebagai suatu sistem dengan input energi listrik dan
output berbentuk gerak rotasi ( energi mekanik ). Sistem control adalah sistem
yang menjaga besaran keluaran.
Contoh :

• Temperatur
• Ketinggian air
• Putaran

Contoh sistem temperatur tubuh.


Pada udara panas tubuh akan mengeluarkan keringat untuk mengontrol suhu
tubuh, keluaran keringat agar nilai temperatur tubuh konstan.

2.1.2.2.1. Sistem kontrol terbuka

Misalnya AC. Pada AC akan disupplai suhu yang tidak tergantung pada kondisi
ruangan sehingga suhu konstan

Kelompok II 5
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Input Arus Output


Switch Filament listrik

2.1.2.2.2. Sistem kontrol tertutup

Misalnya pada AC sistem split pengukuran ruangan. Temperatur diset 20o C.


Apabila suhu mencapai suhu tersebut maka AC akan mati atau ke mode stand by
secara otomatis

Input Elemen pembanding Arus Output

x Switch Filamen listrik

Perangkat pengukur

Perangkat pengukur yaitu suatu elemen yang berfungsi untuk mengukur nilai
keluaran output dan diteruskan ke elemen pembanding.

Elemen pembanding yaitu suatu elemen elektronika yang berfungsi


membandingkan nilai output dan input.

2.1.3 Sensor

Sensor adalah suatu elemen yang mendeteksi suatu besaran sehingga


diterjemahkan ke bentuk sinyal yang kualitatif yang berhubungan dengan objek
yang diukur.
Sensor disebut juga transduser, istilah ini banyak digunakan dalam ilmu pada
sistem pengukuran ( konversi ).

2.1.3.1. Syarat-syarat sensor

• Kecermatan adalah nilai terkecil yang mampu dibaca sensor


• Ketelitian adalah kemampuan sensor membaca nilai besaran dengan nilai
yang benar atau mendekati nilai yang sebenarnya
Kelompok II 6
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Sensivity adalah kemampuan sensor menerima rangsangan dengan cepat
dan diterjemahkan nilainya
• Keterulangan adalah kemampuan sensor memberikan nilai yang sama atau
mendekati sama meskipun diukur berulang tanpa adanya pengaruh
lingkungan
• Range adalah batas terendah dan tertinggi yang mampu dibaca oleh sensor
• Hysteresis error adalah Perbedaan / error dari output yang diukur bila
dilakukan pengukuran secara continue atau berkelanjutan dari dua arah
yang berbeda.

Gambar Grafik Hysteresis


• Non linearity error adalah kesalahan yang terjadi karena sensor tidak linier
walaupun secara teoritis sensor dinyatakan linier.

2.1.3.2. Jenis-jenis sensor

2.1.3.2.1. Sensor mekanik

Adalah sensor yang berfungsi mendeteksi perubahan gerak mekanis seperti


perpindahan atau pergeseran posisi gerak lurus dan melingkar, tahanan, aliran
level, dan lain-lain
• Proximity
- Proximity optic
Terdiri dari LED dan detector cahaya

Kelompok II 7
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2 : Sensor photoelectric

- Proximity induktif

Menggunakan perubahan fluks magnet untuk mendeteksi keberadaan objek

Gambar 2.3 : Alat Eddy Current Induktif Sensor


• Posisi dan kecepatan
- Potensiometer
- Level Variable Diferential Transrmer ( LVDT )
- Encater
- Tachogenerator

Gambar 2.4 : LVDT

Kelompok II 8
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.3.2.2. Sensor fisika

Adalah sensor yang mendeteksi besaran berdasarkan hokum fisika

• Sensor cahaya

Sensor yang merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerjanya
adalah mengubah energi foton menjadi electron.
Contoh :
Photodioda, Octocouplar, Light Dependent Resistor ( LDR ), photoransistor

Gambar 2.5 : Sensor LDR

Prinsip kerja resistansi LDR akan berubah sesuai perubahan intensitas cahaya
yang mengenainya. Dalam gelap resistensi LDR adalah sekitar 10 MΩ dan dalam
keadaan terang sekitar 1KΩ.

• Sensor suara

Adalah sensor yang mengubah gelombang sinusioda suara menjadi sinus energy
listrik.

Gambar 2.6 : Pick Up alat musik

Kelompok II 9
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Prinsip kerjanya berdasarkan besar kecilnya gelombang suara yang ditangkap
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang
juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membrane yang naik turun

• Sensor suhu

Adalah sensor yang mengubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat
dianalisis besarnya.

Contoh : LM 35

Gambar 2.7 : Sensor LM 35

• Sensor gaya dan tekanan

Umunya gaya dan tekanan tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dengan cara
pemanfaatan deflaksi, deformasi, tegangan dari permukaan.

Gambar 2.8 : Pneaumatic Pressure Control Sensor

Kelompok II 10
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.1.3.2.3. Sensor kimia

Sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran
kimia menjadi besaran listrik.

• Sensor pH
• Sensor O2
• Sensor ledakan
• Sensor gas

Gambar 2.9 : sensor kadar gula dalam darah

2.1.4. Controller

Adalah suatu komponen listrik yang berfungsi sebagai alat untu mengendalikan,
memproses, membuat keputusan dan diteruskan ke actuator dalam system
mekatronika.

2.1.4.1.Microproscessor

Microproscessor adalah mesin kecil sebagai pemroses dan pengendali utama


proses yang terjadi pada komputer, yang dibuat dalam bentuk chip. Meskipun
ukurannya secara fisik tidak terlalu besar, tetapi pemikir utama dari sebuah
komputer adalah pada microprocessor ini, dan di sinilah proses utama diolah.

Kelompok II 11
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.10 : microprocessor

2.1.4.2. Microcontroller

Microcontroller adalah central processing unit (CPU) yang disertai memori serta
sarana input/output yang padukan dalam bentuk single chip.

Gambar microcontroller

2.1.4.3. Progamabble Logic Control ( PLC )

Didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang


dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-
fungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang
diinginkan.

Kelompok II 12
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.11 : OMRON PLC

2.1.4.4. Relay

Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk


mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang
digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar.

Gambar 2.12 : relay

2.1.4.5. Personal Computer ( PC )

Istilah PC mempunyai beberapa arti :


• Istilah umum yang merujuk pada komputer yang dapat digunakan dan
diperoleh orang dengan mudah.

Kelompok II 13
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Istilah umum yang merujuk kepada mikrokomputer yang sesuai dengan
spesifikasi IBM.
• Komputer pribadi yang pertama kali dikeluarkan oleh IBM dan secara tidak
langsung mencetuskan penggunaan istilah PC (Personal Computer) - lihat PC
IBM.

Generasi mikrokomputer yang pertama hanya dijual dalam jumlah kecil kepada
orang yang mampu membeli (membuat dan merakit sendiri), dan
mengoperasikannya, yaitu: para insinyur dan penggemar bidang elektronika.
Mikrokomputer generasi kedua lebih dikenal sebagai komputer rumah (home
computer)

Gambar 2.13 : Personal Computer ( PC )


2.1.5. Actuator

Adalah suatu komponen sistem mekatronika yang berfungsi sebagai alat


pelaksana atau eksekusi perintah dari controller

2.1.5.1. Actuator elektrik

• Solenoid
• Motor stepper
• Motor DC
• Brushless DC-motors

Kelompok II 14
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Motor Induksi
• Motor Singkron

Gambar 2.14 : Actuator elektrik

2.1.5.2. Actuator elektromechanic

Gambar 2.15 : Actuator electromechanic

2.1.5.3. Actuator hidraulik

Menggunkan motor pompa untuk menghasilkan gaya keluaran. Bekerja dengan


meniupkan udara bertekanan pada system katup.

Gambar 2.16 : hydraulic actuator

Kelompok II 15
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.5.4. Actuator pneaumatik

• Diaphragm actuators
• Piston actuators

Gambar 2.17 : Actuator pneaumat

2.1.7. Bilangan

2.1.7.1. Bilangan biner

Adalah bilangan yang tiap digitnya merupakan bilangan dasar dengan pangkat 2.
Bilangannya terdiri dari angka 0 dan 1
Contoh : 101 = ( 1x22 2 ) + ( 0x22 1 ) + ( 1x22 0 ) = 5

2.1.7.2. Bilangan desimal

Adalah bilangan yang tiap digitnya merupakan bilangan dasar dengan pangkat 10.
Bilangannya terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Contoh : 102 = ( 1x102 2 ) + ( 0x102 1 ) + ( 1x102 0 )

2.1.7.3. Bilangan heksadesimal

adalah bilangan yang terdiri dari 10 angka dan 6 huruf.


Bilangannya terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
Contoh : 172 = 6 172 = 12 10C

2.1.6. Sinyal

2.1.6.1.Sinyal Analog

Kelompok II 16
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Adalah sinyal yang level sinyalnya kecil dan kontinu terhadap waktu. Digunakan
dalam ilmu teknik (terutama teknik elektro, teknik informasi, dan teknik kendali),
yaitu suatu besaran yang berubah dalam waktu atau dan dalam ruang, dan yang
mempunyai semua nilai untuk untuk setiap nilai waktu (dan atau setiap nilai
ruang). Digunakan juga istilah Sinyal Kontinyu, untuk menggambarkan bahwa
besaran itu mempunyai nilai yang kontinyu (tak terputus). Contoh Sinyal Analog
adalah Sinyal Elektrik yang dihasilkan oleh peralatan elektrik non-digital: sinyal
suara pada radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada kamera konvensional,
sinyal video pada televisi konvensional.

Gambar 2.18 Sinyal analog

2.1.6.2. Sinyal digital

Adalah sinyal yang level sinyalnya kecil dan tidak kontinu terhadap waktu. Sinyal
digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi
urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh
oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi
dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif
dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang
mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas
pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan
nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah
sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system
digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi system digital

Kelompok II 17
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.19 Sinyal digital

APLIKASI MEKATRONIKA

Penggunaan

Begitu banyaknya penggunaan sistem mekatronika dalam kehidupan kita


memperkuat salah satu sifatnya yang multiguna (aplikatif)

Teknik Otomotif

Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem
ABS ( Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari
terkuncinya roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman
mendadak, ESP ( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control)
dan Motor-Managemen-System.

Teknologi Penerbangan

Dalam teknologi penerbangan modern digunakan Comfort-In-Turbulence System


sehingga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang walau ketika terjadi
turbulensi. Gust Load Alleviation serta banyak contoh lainnya.

Teknik Produksi

Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem
kendali umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan
‘pemegang as’ tenaga magnet.

Kelompok II 18
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan tinggi, atau alat-
alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi mekatronika akan
sangat sering kita jumpai.

Kelompok II 19
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.2 Komponen Elektronika

a. RESISTOR

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk


membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Tabel 2.2.1 Warna gelang resisitor tetap.

Gelang Gelang Gelang Koefisien Fail


Warna Pengali Toleransi
ke-1 ke-2 ke-3 * Suhu Rate
Hitam 0 0 0 ×100
Coklat 1 1 1 ×101 ±1% (F) 100 ppm/K 1%
Merah 2 2 2 ×102 ±2% (G) 50 ppm/K 0.1%
Jingga 3 3 3 ×103 15 ppm/K 0.01%
Kuning 4 4 4 ×104 25 ppm/K 0.001%
Hijau 5 5 5 ×105 ±0.5% (D)
Biru 6 6 6 ×106 ±0.25%(C)
Ungu 7 7 7 ×107 ±0.1% (B)
±0.05%
Abu-abu 8 8 8 ×108
(A)
9
Putih 9 9 9 ×10
Emas ×0.1 ±5% (J)
Perak ×0.01 ±10% (K)
Tanpa
±20% (M)
Warna

* Gelang ke-3 hanya untuk 5-band resistors

Keterangan untuk 4 band :

- Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.

- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).

- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.

Misalnya :

Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak

Maka nilainya : 2 0 104 10%

Kelompok II 20
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200
Kohm dengan toleransi sebesar 10%. Range hambatan resistor
tersebut adalah

= 200.000 ± 10%

= 10% x 200.000 = 20.000 Ohm

= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000

= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

Gambar 2.2.1 Cara pembacaan nilai resistansi resistor

Berdasarkan penggunaannya, resistor dapat dibagi:

Kelompok II 21
LABORATORIUM MEKATRONIKA
A. Resistor Tetap

Resistor Biasa ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang


nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini
biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Resistor memiliki batas
kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt dsb.
Resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya.
Simbol Resistor Tetap :

Gambar 2.2.2 Simbol Resistor

Gambar Contoh Resistor Tetap

Gambar 2.2.3 Contoh Resistor Tetap

B. Resistor Suhu

Berikut ini jenis-jenis


jenis resistor suhu adalah sebagai berikut:

 NTC ( Negative Temperature Coefficient Thermistor )


Pada saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya menurun.
 PTC ( Positive Temperature Coefficient Thermistor )
Pada saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya naik.
 CTR ( Critical Temperature Resistor )
Nilai hambatannya akan menurun dengan cepat ketika suhu
disekitarnya naik diatas suhu yang specific point.
C. Resistor Cahaya
 CDS (Cadmium
Cadmium Sulfide Photocell / LDR)
Resistor ini perubahan nilainya tergantung pada banyaknya
cahaya yang mengenai dirinya. Biasanya resistor ini juga disebut LDR
(Light
Light Depend Resistor).
Resistor). Banyak sekali tipe dari komponen ini baik
ukuran, nilai hambatan, dll. Pada kondisi ruangan yang terang nilai
hambatannya adalah 200 ohm, sedangkan
sedangkan saat kondisi ruangan gelap
maka nilai hambatannya 2M ohm.
Kelompok II 22
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2.4 LDR

 VDR
Adalah singkatan dari voltage dependent resistor, yaitu sebuah
resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari
tegangan yang diterimanya.

Gambar 2.2.5 VDR

b. TRANSISTOR
Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode.
Transistor biasa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama:
emmitor, basis dan collector.

Gambar 2.2.6 Transistor

Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor


Unipolar.
 Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua
persambungan kutub. Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai
saklar elektronik dan penguat pada rangkaian elektronika digital.

Kelompok II 23
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2.7 Bentuk dan Simbol Transistor Bipolar

 Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu
buah persambungan kutub.
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang
terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan
MOSFET kanal P.
Simbol Transistor Unipolar :

Gambar 2.2.8 Simbol dan Contoh Transistor Unipolar


c. DIODA
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat
menghantar arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok
untuk pembuatan dioda adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).

Dioda terdiri dari :


1. Dioda Kontak Titik
Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi
frekuensi rendah.

Kelompok II 24
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2.9 Dioda Kontak Titik Dan Simbol Dioda Kontak Titik
2. Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya
satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan
tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal,
misalnya Dioda tipe 1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V
dan 1A/100V.
Simbol dioda hubungan dan simbol dioda kontak titik.

Gambar 2.2.10 Dioda Hubungan dan Simbol Dioda Hubungan

3. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown
atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk
pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan
pembatasnya. Misalnya 12 V, ini berarti dioda zener dapat membatasi
tegangan yang lebih besar dari 12 V atau menjadi 12 V.

Simbol Dioda Zener :

Gambar 2.2.11 Dioda Zener dan Simbol Dioda Zener


4. Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda
Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi
tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).
Simbol dan gambar LED :

Kelompok II 25
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.2.12 LED Dan Simbol LED
5. Dioda kapasiansi variable

Dioda kapasiansi variable disebut juga dengan diode varicab atau


diode varactor, sifatnya adalah bila dipasangkan menurut arah terbalik
akan berperan sebagai kondensator. Kapasitansinya tergantung dari
tegangan yang masuk.

Gambar 2.2.13 Bentuk dan Simbol Dioda Varactor

6. Dioda foto

Diode foto mempunyai sifat yang berkebalikab dengan LED, yaitu


akan menghasilkan arus listrik bila terkena cahaya. Besarnya arus listrik
tergantung besarnya cahaya yang diterima.

Gambar 2.2.14 Bentuk dan Simbol Foto Dioda

7. Dioda Schottky
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada
salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n)
type pada sisi
yang alain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena electron
bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction.
junction Dan dioda
Schottky ini tidak mempunyai
mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan
muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih
cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat
menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda
bipolar.

Kelompok II 26
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2.15 Dioda dan simbol schottky


8. Dioda Step-Recovery
Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat
membuat dioda step-recovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan
muatan. Selama konduksi forward dioda berlaku seperti dioda biasa dan
bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara lapisan pengosongan
sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus riverse menjadi nol. Dalam
keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open)
seperti saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali
disebut dioda snap. Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa
dan digital untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat.Snap-off yang tiba-
tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off kurang dari 1 ns. Dioda khusus
ini juga digunakan dalam pengali frekuensi

Gambar 2.2.16 Dioda step- recovery Dan Simbol Dioda step- recovery
9. Dioda laser
Dioda laser adalah sejenis laser di mana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada
dioda pemancar cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD atau ILD.
Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas
Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama seperti dioda lainnya yaitu melalui
sirkuit dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n.

Gambar 2.2.17 Dioda Laser dan Simbol Dioda Laser

Kelompok II 27
LABORATORIUM MEKATRONIKA
d. KAPASITOR

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat


menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Satuan
kapasitor adalah Farad. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik
pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya
hambatan, jenis kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya menjadi:
1. Kapasitor Tetap

Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai


kapasitas yang tetap.
Simbol Kapasitor Tetap :

Gambar 2.2.18 Simbol Kapasitor Tetap


Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor
dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang
terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua menunjukkan angkaatau
nilai, angka ketiga menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol, dan
satuan yang digunakan ialah pikofarad (pF). Kapasitor tetap yang
memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1µF adalah kapasitor elektrolit
(elco). Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub positifdan kutub
negatif) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya.Misalnya : 100µF 16 V
artinya elco memiliki kapasitas 100µF dan tegangan kerjanya tidak boleh
melebihi 16 volt.
Simbol dan gambar Kapasitor Elco :

Gambar 2.2.19 Kapasitor Elco


B. Kapasitor Tidak Tetap

Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai


kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubah-ubah. Jenis-jenis kapasitor
terdiri dari :

 Kapasitor Trimer

Kelompok II 28
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan obeng.
Simbol Trimer :

Gambar 2.2.20 Kapasitor Trimer dan Simbol Kapasitor Trimer


 Variable Capasitor (Varco)

Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan


memutar porosyang tersedia. (bentuk menyerupai potensiometer)

Simbol Varco :

Gambar 2.2.21 Simbol Varco


 Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat
dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika
adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang
kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang
biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi
tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan
material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan
sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized
paper dan lainnya. Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan
merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film.
Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.

Gambar 2.2.22 Kapasitor Electrostatic


 Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor
yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya
kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda
+ dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas,

Kelompok II 29
LABORATORIUM MEKATRONIKA
adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga
terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. Telah lama
diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium,
titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat
dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film).
Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada
proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan
electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan
electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan
electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya,
jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-
oksida (Al2O3) pada permukaannya. Dengan demikian berturut-turut plat
metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk
kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari
rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal
dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan
demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Bahan
electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang
padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit
yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu
manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki
kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain
itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih
tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil
Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.

Gambar 2.2.23 Kapasitor Electrolytic


 Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical.
Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya
batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki
kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.
Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk
mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya
untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular.

Kelompok II 30
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.2.24 Kapasitor Electrochemical


Sedangkan jenis-jenis kapasitor berdasarkan dielektriknya dibagi atas :
a. Kondensator keramik (Ceramic Capacitor)
Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna
merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian
(PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan
negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai
dengan ratusan Nano Farad (nF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt
sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

Gambar 2.2.25 Kapasitor keramik


b. Kondensator polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga
cara menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen.
Biasanya mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

Gambar 2.2.26 Kapasitor polyester

c. Kapasitor kertas
Kapasitor kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada
radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai
kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:

Kelompok II 31
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah
(Medium Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.
• Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
• Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan
4, = 13 meter - 49 meter.
Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang
memakai kode warna.

Gambar 2.2.27 Kapasitor kertas


5.TRANSFORMATOR

Transformator atau trafo adalah alat untuk mengubah tegangan arus bolak-
balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Sebuah transformator terdiri
atas 2 bagian utama, yakni:
1. Sebuah inti besi yang terdiri atas beberapa lapisan tipis yang tersusun,
dan disekat satu sama lain.
2. Dua buah kumparan yang dililitkan pada inti besi tersebut. Kumparan
yang berhubungan dengan sumber tegangan listrik yang akan diubah
disebut kumparan primer, sedangkan kumparan tempat terjadinya
perubahan tegangan listrik disebut kumparan sekunder.
Simbol Trafo :

Gambar 2.2.28 Tranformator


 Prinsip kerja transformator

Kumparan primer dilewati arus bolak-balik sehingga timbul


perubahan garis gaya magnet atau medan magnet. Perubahan medan
magnet dari kumparan sekunder sehingga antara ujung-ujung kumparan
sekunder timbul ggl induksi.

Kelompok II 32
LABORATORIUM MEKATRONIKA
6.SELENOIDA

Selenoida adalah alat yang dignakan untuk mengubah sinyal listrik


atau arus listrik menjadi gerakan mekanis linier. Terbentuk dari kumparan
dengan inti besi yang dapat bergerak, besarnya gaya tarikan atau dorongan
yang dihasilkan adalah ditentukan dengan jumlah lilitan kumparan
tembaga dan besar arus yang mengalir melalui kumparan. Aspek penting
pada selenoida adalah sentakan. Sentakan kecil akan dihasilkan tinkat
operasi yang tinggi dan daya yang dibutuhkan juga lebih sedikit.

Gambar 2.2.29 Simbol dan Gambar selenoida


7.RELAY

Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan


medan magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch
mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan.
Susunan kontak pada relay adalah:
Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.
Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah
yang akan melepaskan diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.

Simbol Relay :

Gambar 2.2.30 Simbol dan Gambar Relay


8.IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah nama lain chip. IC adalah piranti elektronis


yang dibuat dari material semikonduktor. IC atau chip merupakan cikal

Kelompok II 33
LABORATORIUM MEKATRONIKA
bakal dari sebuah komputer dan segala jenis device yang memakai
teknologi micro-controller lainnya. IC dipergunakan untuk bermacam-
macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer, mesin-mesin
industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video.

Kelompok II 34
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.3 Rangkaian Penyearah
Fungsi penyearah gelombang

Rangkaian penyearah berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC. Pada


rangkaian penyearah yang hanya menggunakan dioda penyearah masih memiliki
sinyal AC sehingga belum searah seperti tegangan DC dalam baterai. Sinyal AC
yang tidak diperlukan ini dinamakan Sinyal Ripple. Faktor Ripple adalah
perbandingan antara tegangan Ripple dengan tegangan DC yang dihasilkan.

r = ( Vr / VDC ) . 100 %

Untuk memperkecil nilai Ripple dapat digunakan Filter Capasitor.

Jenis penyearah gelombang

Penyearah setengah gelombang

Masukan AC menghasilkan GGL bolak-balik pada bagian sekunder


transformator, yang berusaha mendorong arus melalui rangkaian sekunder. Saat
pertama ke satu arah dan kemudian kearah yang berlawanan secara bergantian.
Nilai tegangan puncak input transformator :
VRMS = Vr / 2
Tegangan rata-rata pada penyearah setengah gelombang.

VDC = Vp / ߨ = 0,318 . Vp

Frekuensi output = F. N

Kelompok II 35
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang

Penyearah gelombang penuh

Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh

Penyearah gelombang penuh memanfaatkan kedua setengah siklus gelombang AC


frekuensi daya. Tegangan positif phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2
berbeban R1 dengan CT transformator sebagi ground.
Dengan demikian beban R1 mendapat supply tegnaga gelombang penuh.
Tegangan rata-rata Dc pada pnyearah gelombang :

VDC = Vp / π
Kelompok II 36
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Frekuensi output = 2 ( FN )

. Penyearah gelombang dengan jembatan Dioda

Gambar rangkaian dengan jembatan dioda

. Penyearah gelombang dengan kapasitor

Gambar rangkaian dengan kapasitor


Kelompok II 37
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Dioda
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik
mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua
elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda
digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya.

Bias Dioda

Bias maju dioda

Jika Anoda dihubungkan pada polaritas positif baterai, sedangkan katoda pada
polaritas negatif, maka keadaan dioda tersebut arah ( forward bias ) aliran arus
menuju katoda dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup.

Gambar rangkaian bias maju dioda

Bias mundur dioda

Jika katoda dihubungkan pada polaritas positif sedangkan anoda pada polaritas
negative, maka keadaan tersebut arah mundur ( reverse bias ) dan aksinya sama
dengan rangkaian terbuka.

Kelompok II 38
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar rangkaian bias mundur dioda

Jenis Dioda

Dioda Zener

Gambar simbol Dioda Zener Gambar Dioda Zener

Fenomena tegangan breakdown meglhami pembuatan komponen elektronika


lainnya yang dinamakan Zener. Jika biasanya pada diode terjadi breakdown pada
tegangan satuan volt, pada zener terjdi pada puluhan dan satuan volt.Dioda zener

Kelompok II 39
LABORATORIUM MEKATRONIKA
ini adalah karakteristik yang unik. Jika diode berada pada bias maju maka zener
pada bias mundur.

Light Emiting Dioda ( LED )

Gambar simbol LED Gambar LED

Merupakan komponen yang mengeluarkan energy cahaya. Elektronnya menerjang


sambungan P-N
N nya juga melepaskan
melepaskan energy berupa panas dan cahaya.

Dioda Foto

Gambar
mbar simbol dioda foto Gambar dioda foto

Jenis diode intuk mendeteksi cahaya. Dioda ini merobah energy chaya menjadi
besaran listrik. Mulai dari cahaya infra red, cahaya tampak, ultraviolet (UV), sinar
x ( X-Ray ).

. Dioda Laser

Kelompok II 40
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar mouse yang menggunakan dioda laser

Sejenis laser dimana alatnya berupa semi konduktor persimpangan P-N yang
mirip dengan yang terdapat pada alat pemancar cahaya. Biasanya dikenal dengan
LD atau LiD.

. Kapasitor

Gambar simbol kapasitor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan
yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.

Va + Vb -

+Q -Q

Gambar kapasitor sederhana

Kelompok II 41
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar berbagai macam simbol kapasitor


Kapasitor Elektrostatik

Gambar kapasitor Elektrostatik

Sekelompok kapasitor yang dubuat dari bahan dielektrik yang berupa keramik,
film, mika yang tipe kapasitasnya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa
µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi
tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material
seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar),
polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. Mylar,
MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor
dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah
non-polar.

Kapasitor Elektrolitik

Kelompok II 42
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar simbol kapasitor electrolytic

Terdiri dari kapasitor yang bahan dielektriknya bukan lapisan metaklorida.


Umumnya kapasitor polen. Kapasitor ini emiliki polaritas karena proses
pembuatannya menggunakan elektrin sehingga terbentuk kutub positif dan
negatif. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar
dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki
polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga
terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium,


titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi
sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini
terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas.
Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan elektrolit (sodium borate) lalu
diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif
(katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan
plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan
Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Gambar kapasitor elektrolitik

Kelompok II 43
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Kapasitor Elektrochemical

Gambar kapasitor electrochemical

Contoh pada ACCU dan baterai,memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat
rendah dan kapasitasnya besar. Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor
electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada
kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena
memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat
kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk
mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk
aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.

Hukum Coulomb

Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan gaya yang timbul
antara duat titik muatan, yangb terpisahkan jarak tertentu dengan nilai muatan dan
jarak pisah muatannya.
F = k (( Q1 . Q2 ) / r2 ))
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan akan timbul gaya
antara keduanya, yang besarnya sebanding denagn perkalian dua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak anyara kedua muatan. Muatan berbeda
akan menyebabkan terjadinyan tarik menarik

Hukum Ohm

Kelompok II 44
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Jika suatu arus melalui suatu penghantar maka kekuatan arus tersebut adalah
sebanding selaras dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua
penghantar. Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor.
Semakin besar nilai ripple makin kecil nilai kapasitasnya.
Ohm mengekspresikan temuan-nya tentang bagaimana hubungan antara arus,
tegangan, dan resistansi dalam sebuah persamaan sederhana.
V=IxR
Dimana “V” merupakan tegangan listrik yang diukur dalam satuan Volt (V), “I”
merupakan arus listrik yang diukur dalam satuan Ampere (A), dan “R” merupakan
resistansi yang diukur dalam satuan Ohm (Ω).

Pada ilustrasi gambar rangkaian di atas diketahui bahwa rangkaian memiliki


tegangan sebesar 12V dan resistansi beban sebesar 5Ω sedangkan arus listrik-nya
tidak diketahui. Untuk mengetahui-nya gunakan persamaan hukum Ohm dengan
sedikit modifikasi. Untuk mengetahui arus listrik jika tegangan dan resistansi-nya
diketahui adalah.

• I = 12V / 5Ω
• I = 2.4 Ampere
• Jadi arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas adalah 2.4 Ampere

Arus AC dan Arus DC


Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa komponen elektronika
memerlukan arus untuk dapat bekerja atau juga tegangan listrik, agar supaya
komponen tersebut dapat bekerja, dalam kesempatan ini saya akan menerangkan
perbedaan anatara arus listrik AC dan Arus listrik DC.

Kelompok II 45
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Arus AC (Alternating Curren)

Arus AC atau kepanjangan dari Alternating Curren adalah arus yang sipatnya
mempunya dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang
tidak memiliki sisi negatif, dan hanya mempunya ground (bumi). Arus AC biasa
di gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hezh. ini
adalah tegangan standard untuk Indonesia, beda halnya dengan standard Tegangan
untuk Negara lainnya. oleh karena itu belum tentu elektronika-elektronka yang
ada di indonesia dapat di operasikan di negara lain, seperti misalnya TV buatan
indonesia untuk di konsusmsi di Indonesia nah kali kita bawa ke negara lain
belum tentu bisa di operasikan, di karnakan beda untuk tegangan jala-jala
listriknya.

Arus AC ini biasanya di dapat dari generator listrik dimana generator listrik ini
dapat di operasikan melalu beberapa cara untuk menggerakkannya, seperti PLTU
(PEmbangkit Listrik Tenaga UAp), PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan
lainnya-lainnya. banyak hal yang dapat kita gunakan untuk menggerakkan
Generator listrik sebagai media untuk penggeraknya, misalnya saja kita bisa
memanfaatkan aliran air di sungai, ataupun aliran air terjun dan sebagainya. Nah
dari generator listrik inilah nantinya tegangan-tegangan yang di hasilkan akan
kecilkan lagi yang umumnya menggunakan trafo pembagi tegangan. kalo kamu
pernah liat di tiang-tiang listrik ada terdapat beberapa trafo, nah trafo inilah yang
nantinya menghasilkan tegangan standard 220 Volt. yang dapat di konsumsi oleh
kita dan peralatan elektronika lainnya.

Arus DC ( Direct Current )

Arus DC atau kepanjangan dari Direct Curren adalah merupakan arus searah
dimana arus ini harus benar-benar searah dan memiliki kutup positif dan negatif
atau lebih dikenal lagi plush minusnya simbul + dan simbul -, Arus CD disini
benar-benar sudah disearahkan dengan menggukanan rangkaian penyearah seperti
adaftor, fungsi penyearah disini dipakai untuk komponen-komponen elektronika
Kelompok II 46
LABORATORIUM MEKATRONIKA
seperti: IC, Resistor, Capasitor, Transistor dan lainnyanya yang semuanya itu
menggunakan arus searah.

Jadi kesimpulannya bahwa arus AC itu di gunakan untuk rangkain-rangkain AC


dan Arus DC itu digunakan untuk Rangkaian-rangkain DC, seperti Elektronika
berupa TV, RADIO, TAPE dan lainnya. kedua arus tersebut sangat
berkesinambungan dan saling membantu untuk dunia Elektronika dan lain-
lainnya.

Voltage Regulator

Regulator Voltage berguna untuk filter tegangan agar sesuai dengan keinginan.
Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator
tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.

Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.

Kelompok II 47
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• 78xx untuk regulator positif
• 78xx untuk regulator negatif

*Apabila pemasangannya terbalik dalam rangkaian saat menyolder,


dimungkinkan terjadi sort korsleting pada komponen atau tidak ada tegangan
yang keluar.

Kelompok II 48
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.4 Operational Amplifier

2.4.1 Defenisi Operational Amplifier

Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp


merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (coupling) arus
searah yang memiliki bati (gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.

Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.
Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator
dengan distorsi rendah.

Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik


yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu
memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Karakteristik penguat operasional
ideal adalah:

• Bati tegangan tidak terbatas.


• Impedansi masukan tidak terbatas.
• Impedansi keluaran nol.
• Lebar pita tidak terbatas.
• Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol)

2.4.2 Bagian – Bagian Operatioonal Amplifier

Kelompok II 49
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar Bagian – Bagian Op-Amp

Pada diagram skema di atas digambarkan susunan bagian dalam sirkuit


terintegrasi penguat operasional seri 741. Nomor-nomor
Nomor nomor yang terdapat di dekat
terminal pada gambar menunjukkan nomor kaki terminal pada sirkuit terintegrasi
741 jenis 8-pin.
pin. Pin nomor 8 tidak terhubung dengan sirkuit.
Ada beberapa hal menarik tentang sirkuit internal 741. Yang pertama adalah
transistor masukan terhubung dengan konfigurasi pengikut
pengikut emiter NPN yang
keluarannya terhubung secara langsung kepada sepasang transistor PNP yang
terkonfigurasi sebagai penguat basis bersama. Konfigurasi ini memisahkan
masukan dan mencegah sinyal umpan balik yang mungkin memiliki efek
berbahaya yang bergantung
bergantun pada frekuensi.
Pasangan transistor pada bagian yang diwarnai dengan warna merah pada
diagram disebut cermin arus, di mana basis terhubung langsung dengan kolektor
pada salah satu transistor dari tiap pasangan dan kedua transistor saling terhubung
pada emiter.
miter. Penggunaan cermin arus pada sirkuit masukan, yaitu pasangan
transistor Q8 dan Q9 serta pasangan Q12 dan Q13, memungkinkan masukan
menerima ayunan tegangan ragam bersama tanpa melewati rentang daerah aktif
tiap transistor dalam sirkuit. Sedangkan cermin
cermin arus ketiga, yaitu pasangan
transistor Q10 dan Q11 membentuk cermin arus yang agak berbeda dengan
resistor bernilai 5 KΩ terhubung secara seri dengan emiter membatasi arus
kolektor menjadi hampir nol sehingga dapat menjadi hubungan impedansi tinggi
kepada
ada catu daya negatif dan tidak membebani sirkuit masukan.
Keunikan lain dalam sirkuit internal ditunjukkan dengan warna hijau, di
mana kedua resistor bias transistor terhubung sedemikian hingga tidak terlihat

Kelompok II 50
LABORATORIUM MEKATRONIKA
adanya sinyal masukan kepada basis transistor. Bila diasumsikan tidak ada arus
basis yang mengalir pada transistor, dan nilai VBE sebesar 0,625 Volt maka
menurut hukum Ohm akan diperlukan arus sebesar 0,625 V ÷ 7,5 KΩ
K = 0,0833
mA melalui resistor antara basis dan kolektor. Arus tersebut juga harus mengalir
men
melalui resistor antara basis dan emiter sehingga menimbulkan tegangan jepit
sebesar 0,0833 mA × 4,5 KΩ
K = 0,375 V sehingga menghasilkan total tegangan
jepit melalui dua resistor sebesar 0,625 V + 0,375 V = 1,0 V. Hal ini digunakan
untuk memberikan beda
beda tegangan internal sebesar 1 Volt berapa pun tegangan
keluaran keseluruhan sirkuit.

2.4.3 Notasi Sirkuit

Simbol penguat operasional pada rangkaian seperti pada gambar di


samping, di mana:

 : masukan non-pembalik
non
 : masukan pembalik
 : keluaran
 : catu daya positif
 : catu daya negatif

Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan


untuk memudahkan penggambaran rangkaian.

2.4.4 Karakteristik OP-AMP


OP
Operational Amplifier merupakan amplifier multiusage dangan dua masukan
(inverting dan noninverting) dan satu keluaran. Sebagai amplifier ideal op-amp
op
mempunyai karakteristik sbb:
Ditentukan oleh umpan balik dan mempunyai sifat :
• Penguatan tegangan besar (Av)
• Penguatan arus besar (Ai)
• Penguatan daya besar (Ap)
• Impendansi input besar (Zin)
Kelompok II 51
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Impendansi output kecil (Zout)
• Band Width besar (BW)
Cirinya mempunyai tegangan +, tegangan – dan ground. Mempunyai input
inverting dan non Inverting

Kelompok II 52
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.5 Aplikasi Sirkuit

Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam berbagai jenis
sirkuit listrik. Di bawah ini dipaparkan beberapa penggunaan umum dari penguat
operasional dalam contoh sirkuit:

2.4.5.1 Pembanding (comparator)

Simbol Komparator

Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan bati simpal terbuka (open-loop
gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional
khusus yang memang difungsikan semata-mata
semata mata untuk penggunaan ini dan agak
berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan
komparator (comparator).
Komparator
mparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.

di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di


antara + Vs dan − Vs.)

.2 Penguat pembalik (Inverting


2.4.5.2 ( amplifier)

Kelompok II 53
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Simbol Penguat pembalik

Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai
n keluaran
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.

Di mana,
(karena adalah bumi maya (virtual ground)

Sebuah resistor dengan nilai , ditempatkan di


antara
ntara masukan non-pembalik
non pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini
mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.


Contohnya jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai bati
adalah -10.000Ω / 1.000Ω,
1.000 yaitu -10.

2.4.5.3 Penguat non--pembalik (Non inverting amplifier)

Simbol Penguat non-pembalik

Rumus penguatan penguat non-pembalik


non adalah sebagai berikut:

Kelompok II 54
LABORATORIUM MEKATRONIKA
atau dengan kata lain:

Dengan demikian, penguat non-pembalik


non pembalik memiliki bati minimum bernilai 1.
Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada
penguat operasional maka impedansi masukan bernilai .

2.4.5.4
.4 Penguat diferensial (Differential amplifier)

Simbol Penguat diferensial

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu

sebesar untuk dan . Penguat jenis ini berbeda dengan


diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sedangkan untuk R1 = R2 dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

Kelompok II 55
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.5.5
.5 Penguat penjumlah (summing
( amplifier)

Simbol Penguat penjumlah

Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan


persamaan sebagai berikut:

Saat , dan Rf saling bebas maka:

Saat , maka:

Keluaran adalah terbalik.


Impedansi masukan dari masukan ke-n
ke adalah (di mana adalah
bumi maya)

2.4.5.6 Integrator

Kelompok II 56
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Simbol Integrator
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan:

di mana adalah waktu dan adalah tegangan keluaran pada .


Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi
pelewat tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.

2.4.5.7
.7 Diferensiator

Simbol Diferensiator

Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:

di mana dan adalah fungsi dari waktu.


Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga
induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga dilihat
sebagai tapis pelewat-rendah
pelewat rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.

2.4.6 Aplikasi Modul OP-01


O 01 sebagai Rangkaian Pengkondisi Sinyal

Perkembangan teknologi mikrokontroler dan digital dewasa ini semakin


pesat. Berbagai macam jenis mikrokontroler, peripheral maupun IC-IC
IC Digital
Kelompok II 57
LABORATORIUM MEKATRONIKA
semakin mempermudah para praktisi dalam membuat sebuah disain. Walau
demikian teknologi analog tetap tidak dapat ditinggalkan. Beberapa aplikasi
tertentu seperti sensor dan alat ukur seringkali masih membutuhkan teknologi
analog.

Seringkali para praktisi menganggap bahwa hubungan antara dunia analog


dan dunia digital dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan sebuah ADC
(Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter). Namun
kenyataannya tidaklah selalu demikian. ADC maupun DAC hanya cocok untuk
aplikasi instrumentasi yang melakukan pengukuran terhadap besaran analog
(dalam bentuk tegangan) atau sebaliknya membangkitkan besaran analog (dalam
bentuk tegangan) dari besaran digital (dalam bentuk data).

Beberapa aplikasi lain seperti sensor tidak harus menggunakan ADC,


melainkan sebuah Rangkaian Pengkondisi Sinyal, yang akan mengubah sinyal
menjadi kondisi ? true? atau ? false? . Selain itu untuk pengukuran besaran analog
yang sangat kecil (dalam ordo mili volt) rangkaian ini juga dapat membantu ADC
sebagai penguat sehingga tegangan tersebut dapat diterima dengan ADC.

Modul OP-01 Universal Op Amp yang terdiri dari 8 buah Op Amp di mana
masing-masing Op Amp dapat diubah menjadi mode Non Inverting Amplifier
maupun Comparator. Bahkan dengan sedikit penambahan komponen eksternal,
modul ini juga dapat berfungsi sebagai Subtractor maupun Adder.

Pengaturan mode dari tiap-tiap Op Amp dilakukan dengan memindah-


mindah posisi jumper seperti yang ada pada tabel berikut

Tabel 1 Pengaturan Mode Op Amp

Kelompok II 58
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Untuk mode comparator di mana keluaran terjadi dalam bentuk ? true? Atau
? false? yaitu logika 1 atau 0, maka pengguna dapat melihatnya dalam bentuk
tampilan LED 8 bit yang ada pada Modul OP-01. Hal ini dilakukan dengan
memasang jumper

JP10 yang mengakibatkan keluara op amp terhubung dengan IC buffer yang


meneruskan ke tampilan LED 8 bit. Kondisi logika 1 akan ditandai dengan
aktifnya LED pada posisi Op Amp tersebut.

Gambar 2 rangkaian

Kelompok II 59
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.6.1 Tata letak Modul OP-01

Untuk mode non inverting amplifier ataupun comparator, Modul OP-01 ini
mempunyai 8 buah input yang dimulai dari AIN0 (Analog Input 0), Ain1 (Analog
Input 1), AIN2 (Analog Input 2), AIN3 (Analog Input 3), AIN4 (Analog Input 4),
AIN5 (Analog Input 5), AIN6 (Analog Input 6), AIN7 (Analog Input 7).

2.4.6.2 Mode Comparator

Mode ini digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan level tegangan


tertentu menjadi logika 0 atau 1. Contohnya apabila sebuah sensor yang
menghasilkan ayunan tegangan antara 2 hingga 3 volt saja, maka tegangan
pembanding harus diatur berada di posisi di antara 2 dan 3 volt. Hal ini dilakukan
dengan memutar variabel resistor pengatur tegangan pembanding untuk setiap op
amp. P2 digunakan untuk Op Amp 1, P4 untuk Op Amp 2, P6 untuk Op Amp 3,
P8 untuk Op Amp 4, P10 untuk Op Amp 5, P12 untuk Op Amp 6, P14 untuk Op
Amp 7 dan P16 untuk Op Amp 8.

2.4.6.3 Mode Non Inverting Amplifier

Mode ini digunakan untuk menguatkan sinyal dengan penguatan hingga


lebih dari 100x sinyal input. Penguatan dilakukan dengan memutar variabel
resistor pengatur penguatan untuk setiap Op Amp. P1 untuk Op Amp 1, P3 untuk
Op Amp 2, P5 untuk Op Amp 3, P7 untuk Op Amp 4, P9 untuk Op Amp 5, P11
untuk Op Amp 6, P13 untuk Op Amp 7 dan P15 untuk Op Amp 8. Selain variabel
resistor-variabel resistor tersebut, variabel-variabel resistor yang berfungsi sebagai
pengatur tegangan pembanding untuk setiap op amp juga dapat digunakan sebagai
pengatur penguatan.

Penguatan dari Non Inverting Amplifier ini adalah (1+P1/P2) x V AIN0


untuk Op Amp 1. Oleh karena itu bila P2 diputar hingga mencapai 1K dan P1
diputar hingga mencapai 1M, maka penguatan dapat mencapai 1001 x tegangan
input.

Kelompok II 60
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar Modul OP-01

Dengan adanya mode non inverting amplifier maupun mode comparator,


maka Modul OP-01 dapat digunakan menjadi berbagai macam aplikasi rangkaian
pengkondisi sinyal seperti sensor opto coupler, PIR Detector, penguat sinyal,
sensor infra untuk line tracer, zero crossing detector dan masih banyak lagi
aplikasi-aplikasi lainnya.

Kelompok II 61
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4 Motor – Motor Listrik

Motor listrik terdiri dari rotor (bagian yang bergerak), stator (bagian yang
diam). Pada stator terdapat inti magnet, sedangkan pada stator terdapat koil
yang berfungsi sebagai magnet listik apabila dialirkan arus. Motor
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu AC (arus searah) dan DC (arus bolak
balik).

2.5.1 Motor DC

Motor DC merupakan salah satu jenis aktuator yang paling banyak


digunakan dalam industri ataupun sistem robot. Prinsip kerja motor ini
menggunakan magnet untuk menghasilkan kerja yaitu putaran. Motor DC terdiri
dari armature yang berputar dan bagian magnet sebagai stator (bagian yang
diam). Arus yang datang melalui sikat sehingga akan menyebabkan motor
berputar.Bagian magnet pada stator bisa menggunakan electromagnet dan magnet
permanent.

Motor DC dengan stator electromagnet dibagi menjadi 3 jenis, yaitu motor


seri, motor shunt dan motor compound.

• Motor seri memiliki artmature yang dihubungkan dengan electromagnet


secara seri. Motor jenis ini memiliki karakteristik torque yang tinggi
pada putaran awal.
• Jenis motor shunt antara armature dan electromagnet terhubung
secara parallel. Pengaturan pada motor ini lebih mudah dibandingkan
dengan motor seri.
• Pada motor compound memiliki kombinasi seri dan parallel pada
armature dan electromagnet.

Kelompok II 62
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gbr.Prinsip kerja motor DC

Gambar di atas dapat di jelaskan sebagai berikut :

Gambar a. Saat koil atau lilitan dalam armature dialiri arus listrik maka armature
akan menjadi magnet, sehingga sisi armature sebelah kiri menjadi magnet
kutub utara dan sisi armature sebelah kanan menjadi magnet kutub selatan.
Akibatnya magnet stator dan magnet rotor (armature)akan saling bertolak
belakang sehingga armature akan berputar.

Gambar b. Armature masih bergerak dan sampai pada posisi vertical tegak
lurus tepat pada bidang non-magnet sehingga armature akan terus bergerak.

Gambar c. Armature bergerak sampai pada posisi kutub yang berpasangan


(kutub utara armature dengan kutub utara stator dan kutub selatan armature
dengan kutub selatan stator). Kemudian komutator membalik arus yang
menuju armature sehingga bidang magnet pada armature berubah.
Akibatnya kutub utara armature bertemu dengan kutub utara stator dan
kutub selatan armature bertemu kutub selatan stator sehingga saling
bertolak belakang dan menyebabkan armature (rotor) berputar kembali.

2.5.2 Motor AC

Motor AC merupakan jenis motor yang banyak digunakan pada dunia


modern sekarang ini. Walaupun motor AC sebagian besar digunakan untuk
memutarkan peralatan yang membutuhkan kecepatan konstan tetapi
penggunaan dengan control kecepatan mulai sering dilakukan dalam
berbagai aplikasi industri.

Kelompok II 63
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gbr.Prinsip kerja motor AC

Kelebihan dari motor AC adalah sebagai berikut :

1. Efisiensi tinggi
2. Kehandalan yang tinggi
3. Perawatan yang mudah ; Perawatan menjadi mudah karena motor AC
tidak menggunakan sikat yang secara periodic harus diganti.
4. Harga yang relativ murah.;Harga yang murah dibandingkan dengan motor
DC dikarenakan motor AC tidak menggunakan sikat sebagaimana
sikat yang digunakan pada motor DC. Motor AC tidak menggunakan
rectifier seperti pada motor DC.

Disamping kelebihan diatas motor AC memiliki kelemahan pada


pengontrolannya. Motor AC dibuat untuk menghasilkan kecepatan yang
konstan (tetap) sehingga untuk menghasilkan putaran yang bervariasi
memerlukan sistem control yang cukup rumit. Pada motor DC system
control dibuat dengan mengatur tegangan sedangkan pada motor AC untuk
menghasilkan kecepatan yang bervariasi dengan mengatur tegangan dan
frekuensi. Walaupun motor AC memiliki kelemahan terebut di atas, tetapi aplikasi
motor yang tidak membutuhkan variasi kecepatan banyak ditemukan
dindustri,seperti kipas, pompa, mixer dan peralatan rumah tangga lainnya.

Gbr.aplikasi motor AC

Kelompok II 64
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.5.3 Motor Stepper

2.5.3.1 Defenisi

Motor stepper atau bisa disebut motor langkah merupakan salah satu
jenis dari motor DC. Perbedaan dengan motor DC biasa adalah motor stepper
memiliki langkah putaran tergantung pada jumlah stator. Langkah
menggunakan derajat putaran, mulai dari 0 0 sampai 90 0. Bagian motor
steper, rotor merupakan magnet yang permanent sedangkan pada bagian stator
menggunakan electromagnet. Rotor akan bergerak bila masing masing stator
menjadi magnet dengan dialiri arus listrik. Gerak putaran rotor langkah demi
langkah berputar menuju sesuai dengan kemagnetan stator. Apabila semua stator
telah menjadi magnet maka rotor dapat menyelesaikan satu putaran.

Gbr.motor stepper/motor langkah

Motor steper banyak digunakan dalam berbagai aplikasi peralatan yang


memiliki ketapatan putaran yang tinggi seperti dalam bidang robot sehingga tidak
memerlukan sensor untuk menentukan posisi. Dengan menjumlahkan sudut
maka akan didapat berapa posisi yang dikehendaki dari peralatan. Besarnya
langkah tergantung pada jumlah stator sehingga tidak ada peningkatan galat
(error) dari posisi putaran motor. Motor steper dibagi menjadi tiga jenis yaitu

Kelompok II 65
LABORATORIUM MEKATRONIKA
motor steper magnet permanent, motor steper variable relucatance dan jenis
motor steper hybrid. Masing masing memiliki perbedaan dalam penggunaannya.

2.5.3.2 Sistem operasi motor stepper magnet permanent

Motor Stepper magnet permanent bekerja berdasarkan interaksi antara fluks


magnet rotor dengan gaya gerak magnet yang dubangkitkan oleh arus yang
mengalir pada belitan stator.

Pola sederetan titik keseimbangan yang berlaku stabil pada seputar motor.

Poros akan bergerak ke arah kutub yang terdekat. Bila pengaliran arus
kumparan rotor yang diberikan secara berurutan, maka rotor akan bergerak
mengikuti titik keeseimbangan dan berputar sesuai dengan perubahan pola atau
disebut juga dengan switching mode.

Gbr. switching mode

Gambar diatas memperlihatkan struktur motor steper yang paling sederhana. Bila
arus melalui kumparan ααi, maka rorot akan bergerak 90o pada arah yang sesuai

Kelompok II 66
LABORATORIUM MEKATRONIKA
dengan arah arus. Pengaliran arus pada kombinasi kumparan α dan β yang akan
menghasilkan interval 45o.

Posisi rotor tergantung pada kumparan yang dialiri oleh arus urutan
pemberian arus. Bila setiap saat kumparan yang diberi arus motor yang memiliki
4 posisi stabil dengan besar sudut steeper 90o. Sudut steeper menjadi 45o apabila 2
kumparan dialiri arus yang sama.

Pola pemberian daya stator yang umum dipakai dikelompokkan menjadi


tiga. Pembagian tersebut berdasarkam mode switching. Adalah suatu cara yang
digunakan untuk menggerakkan motor stepper, yaitu:

1. Model switching A
2. Model switching B
3. Model switching C

Proses switching untuk Pengendalian Motor Stepper kali ini adalah mode
switching B, yang diatur dengan program pada computer. Pola bit switching
motor stepper dapat dilihat pada table dibawah ini:

Table Pola bit switching

Berdasarkan konstruksi rotornya, motor stepper dapat dikelompokkan menjadi 5:

1. Motor Stepper tipe Variable Reluktansi


Kelompok II 67
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2. Motor Stepper tipe Magnet Permanent
3. Motor Stepper tipe Hibrid
4. Motor Stepper tipe Claw Tootch
5. Motor Stepper tipe Magnet Piringan

2.5.3.3 Motor Stepper Variabel Reluktansi

Variabel reluktansi motor adalah sebuah stator, yang merupakan


bagian dari wound poles (katup). Rotor berbentuk silinder. Untuk bagian
dari gigi memiliki hubungan dengan katup stator dan dengan gigi itu
sendiri (stator tidak boleh memiliki gigi). Nomor dari gigi akan menentukan
perbedaan sudut yang dibutuhkan (ditunjukkan oleh gambar 9-4). Tipe sebuah
motor VR ditunjukan pada gambar 9-5 dimana aliran arus sudah layak
mengaliri lilitan kumparan motor. Tenaga putar (sumber Listrik) akan
menghasilkan langkah yang berupa pemutar rotor pada posisi tidak
terhubung garis edar minimum magnet.

Gambar 9-4. Penampang atas dari Variabel Reluktansi motor

Kelompok II 68
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Pada posisi ini listrik statis akan menjadi stabil pada tenaga putar tanpa
tekanan yang diperlukan untuk memindahkan rotor dari posisi stabil.partikular
ini tidak akan berada pada satu posisi absolut. Pada rata-rata motor banyak
posisi stabil memberi energi untuk stator.yang mana sebuah perbedaan
energi akan mengatur lilitan untuk tidak terhubung pada sumber statorakan
mengubah medan magnet karena rotor pada posisi yang baru.

Gambar 9-5 . Langkah VR motor (potongan melintang stator memperlihatkan


lilitan

berfasa tunggal yang lengkap)

A) tiga fasa melilit

B) tiga fasa pemasangan kawat koreksi

C) tiga fasa tabel eksitasi rangkap

D) pijakan bentuk gelombang

Pemilihan urutan energizing yang tepat dari melilit membuat posisi-


posisi yang stabil dan berputar dengan lembut di stator poles,
menentukan kecepatan putaran dan pengaturanmpada rotor. Ketika pola
yang diberi tenaga, posisi rotor perlahan mengubah pola energisasi kumparan.
Kelompok II 69
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 9-5 (c), ilustrasi modus-modus pembangkitan yang menghasikan
suatu patokan sudut langkah yang nominal. Pembangkitan yang rangkap
(selalu dua kumparan didalamnya) sering digunakan adalah karena memiliki
tenaga putaran lebh tinggi. Tidak seperti stepper PM, stepper VR memilki
sisa kemagnetan. Maka rotor (detent torque) akan menjadi tidak kuat
ketika stator tidak diberi tenaga. Sudut langkah ditentukan oleh nomor dari
stator dan gigi rotor (bervariasi dari 7.5 sampai 30).

2.5.3.4 Motor Stepper Hybrid

Motor stepper Hybrid lebih mahal dibandingkan PM – motor stepper,


namun dengan penampilan yang lebih baik termasuk pengaruh resolusi langkah,
torsi dan kecepatan. Ciri khas dari sudut langkahnya berkisar dari 36°
hingga 0.9° (dengan 100 – 400 langkah per putaran). Motor stepper
Hybrid merupakan perpaduan bagian terbaik dari kedua motor stepper, PM
dan VR. Rotornya bergigi banyak seperti VR dan pada bagian axis
berisi magnet konsentrik disekitar batangnya. Gigi di rotor memberikan
lintasan yang lebih baik untuk membiarkan fluks magnet memilih tempat yang
disukai di dalam airgap. Hal ini berlanjut pada ketahanan dan karakteristik torsi
dinamis ketika kita membandingkannya dengan kedua jenis motor yang lain.

Gambar 9-6. Penampang melintang Stepper Hybrid

Kelompok II 70
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Tipe motor stepper yang paling sering digunakan adalah PM dan Hybrid.
Jika pembuat tidak yakin dengan tipe yang akan dipilih sebaiknya disesuaikan
dengan aplikasinya.

Motor-motor Stepper masuk ke berbagai macam ukuran , tipe-tipe


dan gaya-gaya. Prinsip yang dasar untuk semua adalah sama, dan mereka jatuh
masuk ke salah satu dari tiga jenis yang dibahas. Mereka mungkin sedikitnya
mempunyai 2 lilitan, atau banyaknya sepuluh lilitan fasa (ini menempuh 2500
langkah untuk satu revolusi).

2.5.3.5 Prinsip operasi motor stepper

Input motor stepper adalah berupa suatu rangkaian pulsa (trans of pulsa) dan
menghasilkan output berupa:

• Putaran poros motor sebesar sudut tertentu dari posisi awalnya baik dalam
arah jarum jam maupun kebalikannya.
• Putaran poros motor dengan kecepatan tertentu dalam arah jarum jam
maupun kebalikannya.

Gbr.Prinsip kerja motor stepper

2.5.3.6 Aplikasi motor stepper

Motor stepper masih banyak digunakan pada:

• Printer

Kelompok II 71
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Recorder
• Plotter
• System poisoning lainnya

Sistem pengontrolan motor stepper

• Generator pembangkit pulsa yang dapat berupa sesuatu unik perangkat


keras ( Hard Ware ) atau berupa program ( soft ware ) dalam suatu
computer.
• Rangkaian logika untuk penggerak ( logic driver )
• Penguat daya ( amplifier )

2.5.4 Motor Servo

2.5.4.1 Defenisi

Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana
posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.
Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut
dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka
akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa
OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam.

Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak
kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk
beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak
kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau
bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi
cukup besar.

Kelompok II 72
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW)
dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan
memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.
Motor Servo tampak pada gambar 1.

Gambar Motor Servo

Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian control


elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan sudut
angularnya. Sistem Mekanik Motor Servo tampak pada gambar 2.

Gambar Sistem Mekanik Motor Servo

Motor servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya


ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian memiliki torsi
yang kuat karena internal gearnya.
Lebih dalam dapat digambarkan bahwa sebuah motor servo memiliki :
• 3 jalur kabel : power, ground, dan control
• Sinyal control mengendalikan posisi

Kelompok II 73
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar
± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan
akhir dari range sudut maksimum.
• Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan
feedback control.

2.5.4.2 Jenis-jenis Motor Servo

• Motor Servo Standar 180°


Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)
dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut
dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.
• Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa
batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

2.5.4.3 Kegunaan Motor Servo


Kebanyakan motor servo digunakan sebagai :
• Manipulators.
• Moving camera’s.
• Robot arms.

Kelompok II 74
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.6 RANGKAIAN LOGIKA

 Pengertian Gerbang Logika

Gerbang logika yaitu rangkaian dengan satu atau lebih dari satu signal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu signal keluaran. Gerbang disebut
juga dengan rangkaian logika. Pada gerbang logika terdapat dua keadaan,
yaitu 0 dan 1, atau tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah
High ( 1 ) dan Low ( 0 ).

Sistem digital yang paling kompleks seperti komputer disusun dari


gerbang logika dasar seperti, AND, OR, NOT dan gerbang kombinasi (
turunan ) yang disusun dari gerbang dasar tersebut seperti NAND, NOR,
EXNOR, dan EXOR.

 Jenis Gerbang Logika


• Gerbang AND

Digunakan untuk menghasilkan logika 1 apabila semua masukan


berlogika 1. Sebuah elemen logika dapat dimisalkan sebagai sebuah stater
mobil, sebelum stater bekerja mesin akan hidup jika dua kondisi berada
pada daerah keadaan siap. Pertama kunci diputar dan kedua bahan bakar
siap pada posisinya. Sinyal elektrik baru bisa dikirim ke stater sehingga
dapat membakar. Sirkuit ini dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini.

Kelompok II 75
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.6.1 Simbol Gerbang AND dan Perumpamaan

Situasi pada gambar merupakan contoh dari gerbang AND dimana


jika S1 dan S2 tertutup maka arus tidak dapat mengalir demikian juga
dengan S2 tertutup dan S1 terbuka arus masih tetap tidak mengalir.
Berikut adalah tabel kebenaran gerbang AND

Tabel 2.6.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND

Adapun bentuk grafik dari gerbang AND sebagai berikut :

(A.B)1

Gambar 2.6.3 Grafik Gerbang AND

Aljabar Boolean untuk Gerbang AND

Kelompok II 76
LABORATORIUM MEKATRONIKA

• Gerbang OR

Identik dengan rangkaian paralel dari dua buah resistor Jika saklar
tertutup maka arus akan mengalir melalui tahanan dan jika tidak ada
satupun yang tertutup maka arus tidak akan mengalir.

Gambar 2.6.4 Perumpamaan Gerbang OR

Gambar 2.6.5 Simbol Gerbang Logika OR

Berikut adalah tabel kebenaran gerbang OR :

Tabel 2.6.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR

Kelompok II 77
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Grafik dari gerbang OR

(A.B)1

Gambar 2.6.6 Grafik Gerbang OR

Aljabar Boolean untuk gerbang OR

Y=A+B

• Gerbang Not

Gerbang NOT bersifat sebagai pembalik dari sebuah rangkaian dimana


berlaku analisa sebagai berikut :

1. Jika masukan bernilai nol (A = 0) maka keluaran bernilai satu (Y = 1).

2. Jika masukan bernilai satu (A = 1) maka keluaran bernilai nol (Y = 0).

Kelompok II 78
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.6.7 Perumpamaan Gerbang NOT

Gambar 2.6.8 Simbol Gerbang NOT

Tabel 2.6.3 Tabel Kebenaran Gerbang NOT

(A.B)1

Gambar 2.6.9 Grafik Gerbang NOT

Kelompok II 79
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Aljabar Boolean untuk Gerbang NOT

• Gerbang NAND

Gerbang NAND adalah gabungan dari gerbang AND dan NOT.


Dimana output dari gerbang AND menjadi input bagi gerbang NOT.

Gambar 2.6.10 Simbol Gerbang NAND

Tabel 2.6.4 Tabel Kebenaran Gerbang NAND

(A.B)1

Gambar 2.6.11 Grafik Gerbang NAND

Kelompok II 80
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Aljabar Boolean untuk Gerbang NAND

• Gerbang NOR

Merupakan gabungan dari gerbang OR dan NOT. Dimana output dari


OR menjadi input baru gerbang NOT.

Gambar 2.6.12 Simbol Gerbang NOR

Tabel 2.6.5 Tabel Kebenaran Gerbang NOR

(A+B)1

Kelompok II 81
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.13 Grafik Gerbang NOR

Aljabar Boolean untuk Gerbang NOR

• Gerbang Exkusive OR (XOR)

Gerbang XOR merupakan suatu gerbang logika yang apabila kedua


inputnya sama maka outputnya akan bernilai negatif dan sebaliknya.

Gambar 2.6.14 Simbol Gerbang XOR

Tabel 2.6.6 Tabel Kebenaran Gerbang XOR

A1.B + A1.B

Kelompok II 82
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.15 Grafik Gerbang XOR

Aljabar Boolean untuk Gerbang XOR

• . Exlusive NOR (XNOR)

Terjadi apabila output sama maka outputnya akan bernilai positif dan
sebaliknya.

Gambar 2.6.16 Simbol Gerbang XNOR

Tabel 2.6.7 Tabel Kebenaran Gerbang XNOR

A.B1+ A1.B

Kelompok II 83
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.17 Grafik Gerbang XNOR

 Kombinasi Gerbang Logika

Berikut ini beberapa contoh kombinasi gerbang logika:

1. Kombinasi gerbang logika AND dan NOT

Contoh gambarnya sebagai berikut:

Gambar 2.18 Rangkaian logika AND dan NOT

Tabelnya sebagai berikut:

Tabel:2.6.8 kebenaran AND dan NOT


Input Out put

a B Ā X Z

1 1 0 0 0

1 0 0 0 0

1 1 1 1 0

1 0 1 0 0

2. Kombinasi gerbang logika AND, NOT dan OR

Contoh gambarnya sebagai berikut :

Kelompok II 84
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.6.19
2.6.1 Rangkaian logika AND,NOT,dan OR

Tabelnya sebagai berikut:


Tabel 2.6.9 kebenaran AND, NOT dan OR
Input Out
put

a b Ā x z

1 1 0 0 1

1 0 0 0 1

1 1 1 1 1

1 0 1 0 1

3. Kombinasi gerbang logika AND, NOT dan NAND

Contoh gambarnya sebagai berikut:

Gambar 2.6.20 Rangkaian logika AND,NOT,dan NAND

Tabelnya sebagai berikut:

Kelompok II 85
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Tabel 2.6.10 kebenaran AND, NOT dan NAND


Input Out
put

a B Ā x z

1 1 0 0 1

1 0 0 0 1

1 1 1 1 0

1 0 1 0 1

4. Kombinasi gerbang logika NOT, NOR dan AND

Contoh gambarnya sebagai berikut:

Gambar 2.6.21 Rangkaian logika NOT, NOR, dan AND

tabelnya sebagai berikut:

Tabel:2.6.11 kebenaran NOT, NOR dan AND

Input Out
put

a b Ā x Z

Kelompok II 86
LABORATORIUM MEKATRONIKA
1 1 0 0 0

1 0 0 1 1

1 1 1 0 0

1 0 1 0 0

5. Kombinasi gerbang logika NAND, NOT, NOR, XOR dan NXOR

Gambar 2.6.22 Rangkaian logika NAND, NOT, NOR, XOR dan NXOR

Nama Fungsi Lambang dalam rangkaian Tabel


kebenaran

DIN
40700
IEC 60617-12 US-Norm
(sebelum
1976)

A B Y
Gerbang- 0 0 0
AND 0 1 0
(AND) 1 0 0
1 1 1

Kelompok II 87
LABORATORIUM MEKATRONIKA

A B Y
0 0 0
Gerbang-OR
0 1 1
(OR)
1 0 1
1 1 1

Gerbang-
NOT \
(NOT,
Gerbang- A Y
komplemen, 0 1
Pembalik(Inve
rter)) 1 0

A B Y
Gerbang- 0 0 1
NAND 0 1 1
(Not-AND) 1 0 1
1 1 0

A B Y
Gerbang-
0 0 1
NOR 0 1 0
(Not-OR) 1 0 0
1 1 0

A B Y
Gerbang- 0 0 0
XOR 0 1 1
(Antivalen, atau
Exclusive-OR) 1 0 1
1 1 0

Kelompok II 88
LABORATORIUM MEKATRONIKA

A B Y
Gerbang-
0 0 1
XNOR
(Ekuivalen, 0 1 0
atau
Not- 1 0 0
Exclusive-OR)
1 1 1

Tabel 2.8 Tabel Ringkasan Gerbang Logika

Kelompok II 89
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.6 PLC ( Programmable Logic Controller )

2.6. 1 DefenisiProgrammable Logic Controller (PLC)


a. Programmable

Menunjukan kemampuan yang dapat dengan mudah diubah-ubah sesuai


dengan program yang dibuat dan kemampuanya dalam hal ini memori program
yang telah dibuat.

b. Logic

Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secar aritmatik


(ALU) yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, dan negasi.

c. Controller

Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses


sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Berdasarkan pendefinisian dari programmable, logic, controller maka


PLC adalah suatu perangkat elektronik digital yang dapat diprogram untuk
melakukan operasi logik, sekuensial, aritmatik, timing, dan counting untuk
mengontrol mesin atau proses.

Kelompok II 90
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.1 PLC

2.6.2 Sejarah dan Perkembangan PLC

Secara historis, PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan General


Motor (GM) sekitar tahun 1968 untuk menggantikan control relay pada proses
sekuensial yang dirasakan tidak fleksibel dan berbiaya tinggi. Pada saat itu,
hasil rancangan telah benar-benar berbasis komponen solid state dan memiliki
fleksibilitas tinggi, hanya secara fungsional masih terbatas pada fungsi-fungsi
kontrol relai saja.

Seiring perkembangan teknologi solid state, saat ini PLC telah


mengalami perkembangan luar biasa, balk dari ukuran.kepadatan komponen
serta dari segi fungsionalnya. Beberapa peningkatan perangkat keras dan
perangkat lunak ini di antaranya adalah:

1. Ukuran semakin kecil dan kompak.

2. Jumlah input output yang semakin banyak dan padat.

3. Waktu eksekusi program yang semakin cepat.

4. Pemrograman relatif semakin mudah. Hal ini terkait dengan


perangkat lunak pemrograman yang semakin user friendly

5. Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang


semakin baik.

6. Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap

7. Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk


tujuan kontrol kontinu. misalnya modul ADC/DAC, PID, modul
Fuzzv. dan lainlain.

Dewasa ini, vendor-vendor PLC umumnya memproduksi PLC dengan


berbagai ukuran, jumlah input/output, instruksi dan kemampuan lainnya yang
beragam. Hal ini pada dasamya dilakukan untuk memenuhi Kebutuhan pasar
yang sangat luas, yaitu untuk tujuan kontrol yang relatif sederhana dengan
jumlah input/output puluhan, sampai kontrol yang kompleks dengan dengan

Kelompok II 91
LABORATORIUM MEKATRONIKA
jumlah input/output mencapai ribuan.

Berdasarkan jumlah input/output yang dimilikinya ini. secara umum PLC


dapat dibagi menjadi tiga kelompok
kelo besar :

1. PLC mikro. PLC dapat dikategorikan


dikat gorikan mikro jika jumlah input/ output
pada PLC ini kurang dari 32 terminal

2. PLC mini.. Kategori


Kat gori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut
memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal.

3. PLC large.. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC
dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya
output
lebih dari 128 terminal.

Fasilitas, kemampuan, dan fungsi yang tersedia pada setiap kategori


tersebut pada umumnya berbeda satu dengan
dengan lainnya. Semakin sedikit jumlah
input/output pada PLC tersebut maka jenis instruksi yang tersedia juga semakin
terbatas. Beberapa PLC bahkan dirancang semata-mata
semata mata untuk menggantikan
control relay saja, seperti PLC merek ZEN produksi perusahaan OMRON
(Gambar
bar 1.4) dirancang khusus untuk fungsi-fungsi
fungsi fungsi relai (smart relay) saja.
saja

Gambar 2.2Pengelompokan
Pengelompokan PLC berdasarkan jumlah 110

Kelompok II 92
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar
ambar 2.3 PLC merek ZEN produksi OMRON

Untuk menambah fleksibilitas penggunaannya, terutama untuk


mengantisipasi perkembangan dan perluasan sistem kontrol pada aplikasi
tertentu, PLC dengan ukuran mini dan besar umumnya dirancang bersifat
modular.Artinya, unit input/output PLC berupa modul-modul
modul l yang terpisah dari
rack atau unit CPU seperti terlihat pada Gambar 1.5. Unit input/output ini dapat
berupa unit input/output diskret, atau modul-modul
modul modul analog seperti unit kontrol
PID, A/D, D/A, dan lain sebagainya yang dapat dibeli secara terpisah dari unit
u
CPU PLC tersebut.

2.6.3 Prinsip Kerja PLC


Secara umum, PLC terdiri dari dua komponen penyusun utama:
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Sistem antarmuka input/ output

Gambar 2.4 Blok diagram PLC

Fungsi dari CPU adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC.
Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini.
1. Prosesor,, berfungsi dalam memproses data.
2. Memori, berfungsi menyimpan data binner.
binner. Terdiri atas:
• ROM (Read Only memory): memory yang menyimpan data

Kelompok II 93
LABORATORIUM MEKATRONIKA
secara permanen.

• EPROM (Erasable & Programmable ROM): memory ROM yang


datanya dapat dihapus (dengan sinar ultraviolet) dan diprogram
kembali

• RAM: Memory yang dapat ditulis dan dibaca. RAM digunakan


untuk menyimpan data program yang sedang dieksekusi

3. Power supply,
supply sumber tenaga.

Interaksi
si antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.5Work diagram CPU pada PLC

Pada dasamya, operasi PLC ini relatif sederhana: peralatan luar


dikoneksikan dengan modul input/output PLC yang tersedia. Peralatan ini dapat
berupa sensor-sensor
sensor analog, push button, limit switch, motor starter, solenoid,
lampu, dan lain sebagainya. Beberapa
eberapa peralatan input/output luar yang umum
dijumpai dalam aplilcasi PLC. Pada Gambar 2.5 dan 2.6 memperlihatkan
koneksi yang mungkin dilakukan antara peralatan luar dengan modul input dan
modul output PLC.

Kelompok II 94
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar
ambar 2.6 Beberapa peralatan input/output PLC

Pada gambar dibawah dilihatkan proses koneksi peralatan dengan


modul PLC. Dimana dilihatkan modul
modul input dan modul output pada PLC. Pada
input dilihatkan ada power supply untuk memasok daya dan memikili
pengaturan dalam pemasokan daya melalui push button.

Gambar
ambar 2.7Koneksi peralatan dengan modul input PLC

Gambar dibawah menjelaskan pada bagian output ada berupa lampu


sebagai keluaran atau relay yang mengizinkan suatu motor sebagai output untuk
bergerak.

Kelompok II 95
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar
ambar 2.8Koneksi
Koneksi peralatan dengan modul output PLC

Selama prosesnya CPU melakukan tiga operasi utama:


 Membaca
embaca data masukan dari pcrangkat luar via modul input
 Mengeksekusi
engeksekusi program konlrol yang tersimpan di memori PLC
 Meng-update
update atau memperbaharui data pada modul output. Kctiga
proscs tersebut dinamakan scamming

Gambar 2.9Scanning

Secara teknis, program pada memori PLC yang digunakan untuk


mengontrol peralatan ini dibuat dan dimasukkan dengan menggunakan
perangkat pemrograman, yaitu unit miniprogrammer/Console atau
menggunakan komputer via perangkat lunak yang menyertainya.Misalnya,
perangkat lunak Syswin digunakan untuk memprogram PLC produksi
OMRON, KGL untuk PLC produksi LG, dan lain sebagainya.
sebagainya

Dibanding dengan kedua perangkat pemrograman tersebut, komputer


dewasa ini lebih banyak digunakan dibandingkan dengan Console.Pemanfaatan
Console biasanya terbatas hanya untuk editing program PLC saja.Hal ini
sebenarnya terkait dengan kemudahan dan fasilitas pemrograman dari kedua
perangkat tersebut.

Kelompok II 96
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.10Gambar OMRON CPM1A


Keterangan gambar:
1. Masukan PLC dari 00 hingga 05 (enam) maksudnya adalah bahwa
PLC diatas mampu menerima masukan atau input sebanyak enam
input dengan address dari 00 sampai 05.
2. Tiga terminal 220 volt AC maksudnya adalah tegangan input atau
catu daya PLC itu sendiri untuk bisa hidup atau beroperasi.
3. Konektor RS232 adalah port untuk interface dengan komputer (PC)
atau alat pemogragaman lain.
4. Catu daya 24 volt DC adalah tegangan input yang berfungsi sebagai
masukan PLC dari sensor yang akan diproses oleh PLC.
5. Keluaran PLC 00 hingga 03 maksudnya adalah output dari PLC
yang berisi instruksi dari PLC ke aktuator dengan address dari 00
sampai 03.

Kelompok II 97
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.6.4 Pemograman PLC

Pemrograman PLC dengan menggunakan Console biasanya dilakukan


dengan mengetikkan baris-baris simbol program pada level rendah
(menggunakan instruksi-instruksi mnemonic, seperti LD, NOT, AND, dan lain
sebagainya), jika menggunakan komputer, program PLC dapat dibuat langsung
dengan menggunakan teknik standar pemrograman sekuensial, yaitu diagram
ladder (diagram ladder ini langsung digambar dengan fasilitas GUI pada
perangkat lunak tersebut). Program yang telah dibuat selanjutnya ditransfer ke
PLC via modul komunikasi yang tersedia (umumnya port serial
COM).Perangkat lunak komputer untuk pemrograman PLC ini biasanya juga
dilengkapi dengan fasilitas monitoring dan komunikasi.

Berkaitan dengan pemrograman PLC ini, sebenarnya ada lima model


atau metode yang telah distandardisasi penggunaannya oleh EEC (lntrrnational
Electrical Commission) 61131-3:

1. List Instruksi (Instruction List)

Pemrograman dengan menggunakan instruksi-instruksi bahasa level


rendah (Mnemonic), seperti LD/STR NOT, AND dan lain sebagainya.

2. Diagram Ladder (Ladder Diagram)

Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk grafik. Diagram


ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang
menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua
buah garis vertical dimana garis vertical sebelah kiri dihubungkan dengan
sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan
dengan sumber tegangan negatip catu daya.
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang
secara umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan
pada layar dengan elemen-elemen seperti normally open contact, normally

Kelompok II 98
LABORATORIUM MEKATRONIKA
closed contact, timer, counter, sequencer dll ditampilkan seperti dalam
bentuk pictorial.

Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri
ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line (garis
tangga). Peraturan secara umum di dalam menggambarkan program ladder
diagram yaitu :

 Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan


 Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.
 Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output coil
 Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.

Dengan diagram ladder, gambar diatas di presentasikanmenjadi :

Gambar 2.11Diagram Ladder


Diantara dua garis ini dipasang kontak-kontak yang menggambarkan
kontrol dari switch, sensor atau output. Satu baris dari diagram disebut
dengan satu rung. Input menggunakan symbol [ ] (kontak normally open)
dan [/] (kontak normally close). Output mempunyai symbol ( ) yang terletak
paling kanan.

Prinsip-prinsip diagram ladder PLC :

Untuk memperlihatkan hubungan antara satu rangkaian fisik


dengan ladder diagram yang mempresentasikannya, lihatlah
rangkaian motor listrik pada gambar dibawah ini.

Motor dihubungkan ke sumber daya melalui 3 saklar yang dirangkai


secara seri ditambah saklar over load sebagai pengaman. Motor akan menyala
bila seluruh saklar dalam kondisi menutup.

Kelompok II 99
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Safety overload

Start
Stop motor

motor
Start Stop safety

2. Rangkaian start – stop motor


Gambar 2.12

Pemrograman berbasis logika relai, cocok digunakan untuk persoalan-


persoalan
persoalan kontrol diskret yang input/output hanya memiliki dua kondisi
on atau off seperti pada sistem kontrol konveyor, lift, dan motor-motor
motor
industri.

Gambar 2.13 instruksi pada diagram ladder

Kelompok II 100
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 2.14 aplikasi diagram ladder dalam sistem mekanika mesin cuci

3. Diagram Blok Fungsional (Function Blok l Diagram)

Pemrograman berbasis aliran data Secara grafis. Banyak digunakan


untuk tujuan kontrol proses yang melibatkan Perhitungan-perhitungan
Perhitungan
kompleks dan akuisisi data analog

4. Diagram Fungsi Sekuensial (Sequensial Function Charts)

Metode grafis untuk pemrograman terstruktur yang banyak


melibatkan langkahlangkah rumit, seperti pada bidang robotika,
Kelompok II 101
LABORATORIUM MEKATRONIKA
perakitan kendaraan, Batch Control, dan lain sebagainya.

5. Teks Terstruktur (Structured Text)

Tidak seperti keempat metode sebelumnya, pernrograman ini


menggunakan statemen-statemen yang umum dijumpai pada bahasa level
tinggi (high level programming) seperti If/Then, Do/While, Case,
For/Next, dan lain sebagainya. Dalam aplikasinya, model ini cocok
digunakan untuk perhitungan-perhitungan matematis yang kompleks,
pemrosesan tabel clan data, serta fungsifungsi kontrol yang memerlukan
algoritma khusus

Walaupun hampir semua vendor PLC telah mendukung kelima model


pemrograman tersebut, tetapi secara de facto sampai saat ini yang sangat luas
penggunaannya terutama di industri adalah diagram Ladder. Alasan utamanya
adalah diagram ini sangat mudah untuk dipahami clan para teknisi di pabrik
umumnya telah lebih dahulu familiar dengan jenis diagram ladder
elektromekanis, yaitu diagram ladder dengan menggunakan symbol-simbol
komponen elektromekanis dalam penggambaran logika kontrolnya.Dalam
sistem kontrol dewasa ini, sebuah PC selain dapat digunakan sebagai perangkat
pemrograman PLC -- juga umum digunakan untuk monitoring clan menjadi
perangkat komunikasi antara PLC dengan komputer utama misalnya pada
sistem kontrol skala besar seperti diperlihatkan Gambar 1.14. Dengan kata lain,
saat ini dapat dikatakan bahwa komputer merupakan mitra tak terpisahkan
dalam penggunaan PLC.

2.6.5Timerdan Counter

Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval waktu


yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting (preset value).
Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat pulsa clock. Untuk
pulsa clock sudah disediakan oleh pembuat PLC.Besarnya nilai pulsa clock pada
setiap timer tergantung pada nomor timer yang digunakan. Saat input timer ON

Kelompok II 102
LABORATORIUM MEKATRONIKA
maka timer mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah
mencapai preset value maka akan mengaktifkan Outputyang telah ditentukan.

Gambar 2.15timer

Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja
counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal
sedangkan counter mencacah pulsa dari luar

Gambar 2.16counter

2.6.6 Perbandingan PLC dengan Jenis KontrolerLainnya


1. PLC Versus Control Relay

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, perancangan PLC pada awalnya


dimaksudkan untuk menggantikan control relay yang tidak fleksibel. Beberapa
keuntungan penggunaan PI,C relatif terhadap control relay untuk pengontrolan
mesin atau prows di antaranya adalah

a. Implementasi proyek cepat

b. Pengabelan relatif sederhana dan rapi

c. Monitoring proses terintegrasi

2. PLC Versus Mikrokontroler

Mikrokontroler pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dirancang


untuk melakukan tugas-tugas kontrol. Secara fungsional, PLC clan
mikrokontroler ini hampir sama, tetapi secara teknis pengontrolan mesin atau

Kelompok II 103
LABORATORIUM MEKATRONIKA
plant dengan mikrokontroler relatif lebih sulit. Hal ini terkait dengan perangkat
kcras clan perangkat lunak dari mikrokontroler tersebut. Dalam hal ini,
pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler memerlukan
perancangan pengondisi sinyal tambahan pada port input/output-nya,dan
umumnya pemrograman mikrokontroler ini dilakukan dengan menggunakan
bahasa assembler yang relatif sulit dipelajari.

3. PLC Versus Personal Computer (PC)


Dengan perangkat antarmuka tambahan misalnya PPI 8255, sebuah PC
dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan luar, tetapi filosofi
perancangan PC' tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai perangkat
pengontrolan, melainkan pengolahan data (misalnya PC tidak dirancang untuk
ditempatkan pada lokasi dengan getaran ekstrim yang umum dijumpai di
pabrik.

Kelompok II 104
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.8 MIKROKONTROLER

Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi,


dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas
dalam satu keping, biasanya terdiri dari:

1. CPU (Central Processing Unit)


2. RAM (Random Access Memory)
3. EEPROM/EPROM/PROM/ROM
4. I/O, Serial & Parallel
5. Timer
6. Interupt
2.8.1 CPU

Adalah bagian utama sebuah microcontroller dialah yg melaksanakan(mengeksek


usi) program yg ada di memori dalam melaksanakan tugasnya ia dibantu beberpa
beberapa memori internal di dlm cpu yg disebut register.

Memori

• EEPROM - Electrically Erasable Programmable Read Only Memory


EEPROM ini digunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang
dapat berubah dari waktu ke waktu.

• FLASH (EPROM)
FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering
dibanding EEPROM.

• Battery backed-up static RAM


Kapasitas yg besar untuk program dan data, sangat cepat dan tidak
terdapatketerbatas untuk baca dan tulis

• Field programming/reprogramming
Menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan
memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat.

Kelompok II 105
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• OTP - One Time Programmable
Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram
satu kali saja

2.8.2 Port Input/Output

Satu chip mikrokontroler ini memiliki 32 jalur port yang dibagi menjadi
4 buah port 8 bit. Masing-masing port ini bersifat bidirectional sehingga dapat
digunakan sebagai input atau output . Pada blok diagram AT89S51 dapat dilihat
latch tiap bit pada keempat port : port 0, port 1, port 2, port 3. Masing-masing
jalur port terdiri dari latch, output driver dan input buffer. Port 0 dan port 2 dapat
digunakan sebagai saluran data dan alamat. Port 0 sebagai saluran data,
sedangkan port 2 sebagai saluran data dan alamat sekaligus yang dimultipleks.
Untuk mengakses memory eksternal, port 0 akan mengeluarkan alamat bawah
memori eksternal yang dimultipleks dengan data yang dibaca dan ditulis.
Sedangkan port 2 mengeluarkan bagian atas memory eksternal sehingga total
alamat semuanya 16 bit.

Khusus untuk port 3 mempunyai fungsi yang lain diluar sebagai port.
Fungsi ini akan berbeda untuk tiap-tiap kaki dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Fungsi Pin-Pin Pada Port 3

No Port Pin Fungsi

1. Port 3.0 Port input serial, RXD.

2 Port 3.1 Port output serial, TXD.

3 Port 3.2 Input interupsi eksternal, INT0.

4 Port 3.3 Input interupsi internal, INT1.

5 Port 3.4 Input eksternal untuk timer / counter 0, T0.

Kelompok II 106
LABORATORIUM MEKATRONIKA
6 Port 3.5 Input eksternal untuk timer / counter 1, T!.

7 Port 3.6 Sinyal tulis memori eksternal, WR.

8 Port 3.7 Sinyal baca memori eksternal, RD.

Latch yang digunakan dapat dipresentasikan dengan D-FlipFlop. Data


dari bus internal di-latch saat CPU memberi sinyal tulis ke latch dan output latch
diberikan ke bus internal sebagai respon dari sinyal baca pin dari CPU. Beberapa
instruksi yang berfungsi membaca port mengaktifkan sinyal baca latch dan yang
lain mengaktifkan sinyal baca pin. Port 1, port 2, dan port 3 mempunyai pull-up
internal, sedangkan port 0 dengan open drain. Masing-masing jalur I/O dapat
digunakan sebagai input atau output. Bila digunakan sebagai input, port latch
harus 1. Untuk port 1, 2 dan 3, pin-pin akan di pull-up tinggi oleh sumber
internal, dan bisa juga di pull-up rendah dengan sumber eksternal.

Port 0 tidak mempunyai pull-up internal. Pull-up fet hanya akan


digunakan saat akses memori eksternal. Jika isi latch diatur pada keadaan 1 maka
port ini akan berfungsi sebagai impedansi tinggi dan jika sebagai output akan
bersifat open drain. Demikian halnya dengan port 2 yang digunakan untuk
multipleks data dan alamat 16 bit sebesar 16 Kbyte mempunyai konfigurasi yang
sama dengan yang dimiliki port 0. Sedangkan pada port 3 yang bisa dimanfaatkan
untuk kaki kontrol mempunyai pengaturan fungsi output saja. Pada port ini
dilengkapi dengan rangkaian pull-up internal. Penggunaan port 3 dapat dialamati
langsung sebagai kontrol langsung pada suatu tugas yang dilakukan oleh fungsi
yang dimiliki oleh port ini.

2.8.3 Timer/Counter

Mikrokontroler memiliki dua timer yang dapat dikonfigurasikan


beroperasi sebagai timer atau counter. Saat berfungsi sebagai timer, isi register
timer ditambah 1 untuk tiap siklus mesin, sedangkan untuk fungsi counter isi
register akan bertambah 1 setiap ada transisi sinyal pada pin input eksternal. Pada
Kelompok II 107
LABORATORIUM MEKATRONIKA
pemanfaatan sebagai counter, sinyal input yang dimaksudkan dapat berupa low
level atau falling edge trigger. Counter akan mencacah setiap masukan yang ada
sesuai inisialisasi harga awal dari counter pada nilai hitungan untuk tiap sampling.
Inisialisasi harga awal ini berupa nilai preset negatif counter yang diatur sebelum
counter dijalankan.

Demikian halnya dengan pemanfaatan timer yang memerlukan


inisialisasi awal berupa konstanta waktu yang menentukan sampai berapa lama
akan terjadi roll over. Penentuan harga preset ini berhubungan dengan
penggunaan frekuensi clock dari sistem penentu waktu sampling dari counter
untuk mencacah suatu pulsa masukan dari luar dengan memanfaatkan kontrol
interupsi yang ada serta pengaturan program. Sebagai tambahan pada pemilihan
counter / timer, timer 0 dan timer 1 mempunyai 4 buah modul yang dapat dipilih
dengan menentukan pasangan bit M0 dan M1 pada register TMOD. Untuk
pemilihan timer / counter dikontrol dengan bit C/T di TMOD. Terdapat beberapa
mode operasi pada timer yaitu :

a. Mode 0
Pada mode ini timer register dikonfigurasikan sebagai register 13 bit. Ke-
13 bit register tersebut terdiri dari 8 bit TH1 dan 5 bit TL1. Selama
perhitungan roll over dari semua 1 ke semua 0, TF1 (Timer Interrupt
Flag) di set. Pada dasarnya operasi mode 0 sama untuk timer 0 dan timer
1.
b. Mode 1
Mode 1 adalah timer register 16 bit dan dapat generator boudrate. Operasi
mode 1 sama dengan mode 0.

c. Mode 2
Mode 2 adalah timer register dengan konfigurasi 8 bit counter (TL1) auto
reload. Overflow dari TL1 tidak hanya menset TF1 tapi juga me-reload
TL1 dengan isi TH1. Setelah reload isi TH1 tidak akan berubah. Operasi
mode ini juga sama dengan timer/counter 0.

d. Mode 3
Kelompok II 108
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Pada mode ini timer 1 tidak akan bekerja. Sedangkan timer 0 menjadi 2
counter yang terpisah. TL0 digunakan sebagai bit kontrol untuk timer 0;
C/T, GATE, TR0, INT0, dan TF0 seolah-olah mengontrol timer 1.

2.8.4 Sistem Interupsi

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 5 sumber interupsi. Dua sumber


merupakan sumber eksternal INT0 dan INT1. Kedua interupsi eksternal dapat
aktif level atau aktif transisi tergantung isi IT0 dan IT1 pada register TCON.
Interupsi timer dan timer 1 aktif pada saat timer yang sesuai mengalami roll over.
Interupsi serial dibangkitkan dengan melakukan operasi OR dan R1 dan T1. Tiap-
tiap sumber interupsi dapat enable atau disable secara software.

Tingkat prioritas semua sumber interupsi dapat diprogram sendiri-sendiri


dengan set atau clear bit pada SFRs IP (Special Function Register’s Interrupt
Priority). Interupsi tingkat rendah dapat diinterupsi oleh interupsi yang
mempunyai tingkat lebih tinggi, tetapi tidak sebaliknya. Walaupun demikian
interupsi yang mempunyai tingkat lebih tinggi tidak bisa menginterupsi sumber
interupsi yang lain.

2.8.5 Input/Output

• UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter


serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.
• USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter)
merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan
asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan
dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.
• SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial
sinkron.
• SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART
(asynchronous serial port)

Kelompok II 109
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2
kawat, Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit, berfungsi sebagai antarmuka
jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data.
• Analog to Digital Conversion (A/D).
Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke
bilangan digital.

• D/A (Digital to Analog) Converters.


Fungsi DAC adalah merubah besaran Digital ke besaran analog.

• Comparator.
Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal
input/outputnya terpasang pada bus mikrokontroler.

2.8.6 Interupsi

• Interupt merupakan metode yang efisien bagi mikrokontroler untuk


memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja memproses
periperal tsb hanya pada saat terdapat data diperiperal tsb.
Macam-macam interupsi

• Maskable Interrupts
Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan
satu atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt inin adalah kita dapat
mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan proses yang
kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan.

• Vectored Interrupts
Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan
memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan
jenis interupsi yang terjadi.

Kelompok II 110
LABORATORIUM MEKATRONIKA

2.8.7 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51

Blok diagram dari mikrokontroller AT89S51 diperlihatkan pada gambar.

Gambar Blok Diagram AT89S51

2.8.8 Jenis jenis mikrokontroler

CISC (Complete Instruction Set Computer)

memiliki lebih dari 80 instruksi

Adanya instruksi yang bekerja seperti sebuah makro, sehingga


memungkinkan untuk menggunakan sebuah instruksi menggantikan
beberapa instruksi sedarhana lainnya.

RISC ( Reduced Instruction Set Computer)

Menggunakan jumlah instruksi yang lebih sedikit dibanding CISC.


Kelompok II 111
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Keuntungan dari RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil,
jumlah pin sedikit dan sangat sedikit mengkonsumsi daya.

Ada perbedaan yang cukup penting antara Mikroprosesor dan


Mikrokontroler. Jika Mikroprosesor merupakan CPU (Central Processing
Unit) tanpa memori dan I/O pendukung dari sebuah komputer, maka
Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU, Memori , I/O tertentu dan unit
pendukung, misalnya Analog to Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi
di dalam mikrokontroler tersebut. Kelebihan utama dari Mikrokontroler ialah
telah tersedianya RAM dan peralatan I/O Pendukung sehingga ukuran board
mikrokontroler menjadi sangat ringkas.

Kelompok II 112
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar rangkaian minimum adalah sebagai berikut.

2.8.9 Pin-Pin Mikrokontroler AT89S51

Susunan pin-pin mikrokontroler AT89S51 dapat dijelaskan sebagai


berikut :

a. Pin 1 sampai 8 adalah Port 1


Merupakan port paralel 8 bit data dua arah (bidirectional) yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose).

b. Pin 9 (RESET)
Masukan reset aktif tinggi. Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan
mereset AT98S51. Pin ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset
yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang berfungsi
sebagai pembangkit frekuensi.

c. Pin 10 sampai 17 adalah Port 3

Kelompok II 113
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti. Fungsi
pengganti meliputi TxD (Transmite Data), RxD (Receiver Data), Int 0
(Interrupt 0), Int 1 (Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1 (Timer 1), WR (Write),
dan RD (Read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin ini dapat
digunakan sebagai port paralel 8 bit serba guna.

d. Pin 18 (XTAL 1)
Pin masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator kristal atau
sumber osilator luar dapat digunakan.

e. Pin 19 (XTAL 2)
Pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila
menggunakan osilator kristal.

f. Pin 20 (GROUND)
Dihubungkan ke Vss atau ground.

g. Pin 21 sampai 28 adalah Port 2


Port paralel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah (bidirectional). Port 2 ini
mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memory eksternal.

h. Pin 29
Pin PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal pengontrol
yang membolehkan program memory eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pemberian / pengambilan instruksi (Fetching).

i. Pin 30
Pin ALE (Address Latch Enable) yang digunakan untuk menahan alamat
memory eksternal selama pelaksanaan instruksi.

j. Pin 31 (EA)
Bila pin ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan melaksanakan
instrusi dari ROM / EPROM ketika isi program counter kurang dari 4096.
Bila diberi logika rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan
seluruh instruksi dari memori program luar.

Kelompok II 114
LABORATORIUM MEKATRONIKA
k. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0
Merupakan port paralel 8 bit (open drain) dua arah. Bila digunakan untuk
mengakses program luar, port ini akan memultipleks alamat memori
dengan data.

l. Pin 40
Merupakan Vcc yang dihubungkan ke tegangan positif.

Berikut ini adalah susunan pin-pin mikrokontroler AT89S51 yang dapat


dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.9.9 Pin Mikrokontroler AT89S51

2.9.10 Struktur Pengoperasian Port

Mikrokontroler AT89S51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port


I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama
P0,P1,P2,P3. masing-masing port ini bersifat bidirectional (dua arah) , memiliki
latch, dan buffer output ,sehingga setiap pinnya dapat dibebani dengan 4 buah
gerbang IC TTL standar.

2.9.11 Serial Interface

Selain komunikasi data paralel melalui port-port yang dimiliki oleh


mikrokontroler juga terdapat sarana untuk komunikasi data secara seri yaitu

Kelompok II 115
LABORATORIUM MEKATRONIKA
sebagai shift register atau sebagai universal asynchronous receiver transmitter
tergantung pada pengaturan mode yang terdapat pada register SCON. Kedua
register penerima dan pengirim dari port serial diakses di register SBUF.

Aplikasi Yang Dapat Dilakukan

Selain sebagai sistem monitor rumah seperti diatas, mikrokontroler sering


dijumpai pada peralatan rumah tangga (microwave oven, TV, stereo set dll),
computer dan perlengkapannya, mobil dan lain sebagainya. Pada beberapa
penggunaan bisa ditemukan lebih dari satu prosesor didalamnya. Mikrokontroler
biasanya digunakan untuk peralatan yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan
pemrosesan yang tinggi. Walaupun mungkin ada diantara kita yang
membayangkan untuk mengontrol oven microwave dengan menggunakan sistem
berbasis Unix, mengendalikan oven microwave dapat dengan mudah
menggunakan mikrokontroler yang paling kecil. Dilain pihak jika kita ingin
mengendalikan rudal guna mengejar anjing tetangga yang selalu menyalak
ditengah malam, kita akan memerlukan prosesor dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Sifat spesial dari mikrokontroler adalah kecil dalam ukuran, hemat daya
listrik serta flexibilitasnya menyebabkan mikrokontroler sangat cocok untuk
dipakai sebagai pencatat/perekam data pada aplikasi yang tidak memerlukan
kehadiran operator.

2.9.11 Rangkain flip flop

Flip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit
data secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau
mengganti isi dari bit yang tersimpan tersebut. Prinsip dasar dari flip-flop adalah
suatu komponen elektronika dasar seperti transistor, resistor dan dioda yang di
rangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial.

Kelompok II 116
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.9 INTERFACE

2.9.1 Pengertian Interface(Antarmuka)

Di bidang ilmu komputer, interface adalah alat dan konsep yang mengacu
padatitik interaksi antara komponen, dan berlaku pada tingkat hardware dan
software. Hal ini memungkinkan komponen, apakah hardware seperti kartu grafis
atau software seperti browser internet, untuk berfungsi secara independen saat
menggunakan interface untuk berkomunikasi dengan komponen lain melalui
input/output sistem dan protokol yang terkait.

Selain hardware dan antarmuka perangkat lunak, antarmuka komputasi


bisa merujuk kesarana komunikasi antara komputer dan pengguna melalui
perangkat periferal seperti monitor atau keyboard, sebuah antarmuka dengan
Internet melalui Internet Protokol, dan setiap titik lain komunikasi yang
melibatkan komputer yaitu :

a. Interface hardware

Interface hardware yang ada dalam sistem komputasi antara banyak


komponen seperti berbagai bus, perangkat penyimpanan, lain I/O device, dan lain-
lain. Antarmuka hardware dijelaskan oleh sinyal mekanik listrik dan logis di
antarmuka dan protokol untuk sequencing (kadang-kadang disebut pensinyalan).
Sebuah antarmuka standar, seperti SCSI, decouples desain dan pengenalan
hardware komputer, seperti I/O device dari desain, dan pengenalan komponen
lain dari sistem komputasi, sehingga memungkinkan pengguna dan produsen
fleksibilitas yang besar dalam pelaksanaan sistem komputasi. Interface
Hardwaredilihat dari cara/metode komunikasinya dapat dibagi ke dalam 2
kelompok yaitu :

 Pengiriman/penerimaan data secara parallel


Merupakan pengiriman dimana data satu frame data dikirim secara
bersamaan secara parallel. Misalnya data satu framenya terdiri dari 8 bit,
maka data 8 bit tersebut akan dikirim secara bersamaan dalam waktu

Kelompok II 117
LABORATORIUM MEKATRONIKA
bersamaan pula. Contohnya pada printer yang memakai LPT1 untuk
koneksi ke komputernya.
 Pengiriman/penerimaan data secara serial
Merupakan pengiriman dimana satu frame data yang terdiri dari 8 bit, dan
dikirim secara bit per bit. Contohnya pada sistem COM serial pada
komputer.

b. Antarmuka Perangkat Lunak

Sebuah antarmuka perangkat lunak mungkin merujuk pada berbagai


berbagai jenis antarmuka di berbagai level.Aplikasi atau program yang berjalan
pada sistem operasi mungkin perlu untuk berinteraksi melalui sungai, dan dalam
program-program berorientasi objek, obyek dalam aplikasi mungkin perlu
berinteraksi melalui metode.

c. Software interface dalam praktek

Sebuah software menyediakan akses ke sumber daya komputer (seperti


memori, penyimpanan CPU, dll) oleh sistem komputer yang mendasarinya.
Ketersediaan sumber daya ini untuk perangkat lunak lain dapat memiliki
konsekuensi besar, kadang-kadang bencana untuk fungsionalitas dan stabilitas.
Suatu prinsip kunci dari desain adalah untuk melarang akses ke semua sumber
daya secara default, memungkinkan akses hanya melalui didefinisikan dengan
baik entry point yaitu interface.

Jenis-jenis akses yang menyediakan interface antara komponen perangkat


lunak dapat meliputi: konstanta, tipe data, jenis prosedur, spesifikasi pengecualian
dan tanda tangan metode. Dalam beberapa kasus, mungkin berguna untuk
mendefinisikan variabel publik sebagai bagian dari antarmuka. Sering juga
menentukan fungsi dari orang-orang prosedur dan metode, baik oleh komentar
atau (dalam beberapa bahasa eksperimental) dengan pernyataan logis formal dan
prasyarat.

Kelompok II 118
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Antarmuka dari modul perangkat lunak adalah sengaja disimpan terpisah
dari pelaksanaan modul yang terakhir ini berisi kode sebenarnya dari prosedur dan
metode yang dijelaskan dalam antarmuka.

d. Software antarmuka dalam bahasa berorientasi objek

Dalam bahasa berorientasi objek istilah "interface" sering digunakan untuk


mendefinisikan sebuah tipe abstrak yang tidak berisi data, tetapi memaparkan
perilaku didefinisikan sebagai metode. Sebuah kelas memiliki semua metode yang
sesuai untuk antarmuka yang dikatakan untuk mengimplementasikan interface
tersebut. Selain itu, kelas dapat mengimplementasikan beberapa interface, dan
karenanya dapat dari jenis yang berbeda pada saat yang sama.

Pendekatan ini dapat didorong ke batas mendefinisikan antarmuka dengan


metode tunggal, misalnya bahasa Jawa mendefinisikan antarmuka Readable yang
telah membaca tunggal () metode dan kumpulan implementasi yang akan
digunakan untuk tujuan yang berbeda, antara lain: BufferedReader,
FileReader,InputStreamReader, PipedReader, dan StringReader; atau interface
penanda bahkan kurang, seperti Serializable mengandung hampir tidak ada.

e. Pemrograman terhadap interface perangkat lunak

Penggunaan antarmuka memungkinkan pelaksanaan gaya pemrograman


yang disebut pemrograman terhadap interface. Ide di balik ini adalah untuk basis
satu logika berkembang pada definisi antarmuka tunggal dari benda satu
menggunakan dan tidak untuk membuat kode tergantung pada detail internal.

Strukrur Interface adalah sebagai berikut:

 Register :
 Kendali (CR) :mencatatinstruksidaninformasidalampiranti
 Status (SR) : mencatat status pirantidanmengeluarkanpesankesalahan
 Data Input (IDR) : sebagai buffer data untuk operasi input
 Data Ouput (ODR) : sebagai buffer data untukoperasi output
 BUS

Kelompok II 119
LABORATORIUM MEKATRONIKA
 Receiver : menangani data input
 Transciever : sirkuit bidirectional data menangani input maupun output
 Driver/Buffer Bus :sirkuit tri state yang menyimpaninformasi bus.

2.9.2 Jenis-Jenis Port Interface Pada Komputer

a. Port Serial

Sesuai dengan namanya Port Serial melakukan transmisi data pengiriman


satu bit per satu waktu, karena sifatnya demikian pegiriman data berjalan agak
lambat.

Gambar 2.9.7 Port Serial

Biasanya digunakan untuk mengoneksi piranti seperti : printer, mouse, modem,


PLC (programmable Logic controller), pembaca kartu maknetik dan pembaca
barcode.

b. Port Parallel

Port Paralel atau sering disebut port LPT bekerja atas dasar 8 bit perwaktu,
cocok untuk pengiriman data dengan cepat, tetapi dengan kabel yang pendek
(tidak lebih dari 15 kaki).

Gambar 2.9.8 Port Parallel

Umumnya digunakan untuk printer paralel, harddisk eksternal dan zip drive.
Konektor yang digunakan adalah DB-25 yang terdiri dari 25 pin.
Kelompok II 120
LABORATORIUM MEKATRONIKA

c. Port USB

Port USB merupakan port yang sangat populer digunakan. Namanya aja
Universal Serial Bus.

Gambar 2.9.9 Port USB

Umumnya digunakan untuk kamera digital, printer, scanner, keyboard, mouse


USB, modem dan peralatan tambahan komputer lainnya. Port ini mempunyai
kecepatan tinggi sesuai dengan versinya, bila dibandingkan dengan port serial
maupun port paralel.

d. Port SCSI

Port SCSI atau Small Computer System Interface merupakan jenis port
berkinerja tinggi yang digunakan untuk menangani perangkat input/ouput atau
perangkat media penyimpanan. Kecepatan transfernya 32 bit per waktu.

Gambar 2.9.10 Port SCSI

Umumnya digunakan untuk menghubungkan hard drive, scanner, printer dan


tape drive, konektor yang digunakan adalah DB-25 dan 50 pin Centronics SCSI.

Kelompok II 121
LABORATORIUM MEKATRONIKA
e. Port Infra Merah

Port inframerah digunakan untuk mendukung hubungan tanpa kabel,


misalnya untuk menghubungkan mouse yang menggunakan infra merah sebagai
media transmisi, mengirim data dari ponsel, dan sebagainya.

Gambar 2.9.11 Port Inframerah

f. Port-Port Lain

Banyak port lain yang tidak tergolong pada port-port diatas, misalnya port
untuk monitor, port keyboard, port mouse, port speaker, port jaringan,port home
theater dan lain-lain.

Kelompok II 122
LABORATORIUM MEKATRONIKA

BAB III

METODOLOGI

3.1 Flow Chart

Gambar 3.1 Flowchart pembuatan gerbang otomatis

Kelompok II 123
LABORATORIUM MEKATRONIKA
3.2 Miniatur Gerbang Otomatis

Perkembangan ilmu teknologi yang semakin maju mendorong manusia untuk


senantiasa menciptakan suatu hal yang baru dan lebih efisien dalam pemamfaatannya.
Salah satunya yaitu penggunaan pintu gerbang otomatis. Pada gedung-gedung yang telah
modern seperti mall, hotel, perkantoran dan lain-lain. diperlukannya sebuah otomatisasi
penggunaan pintu, hal ini dapat di sebabkan banyaknya arus masuk dan keluar dari
gedung tersebut. Penggunaan gerbang atau pintu otomatis ini tidak hanya pada gedung-
gedung, tapi juga digunakan pada pintu garasi mobil dan tempat lainnya. Oleh karena hal
itu, dilakukan sebuah inovasi dengan menggunakan pengembangan dari alat kontrol
dengan menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaga untuk membuka pintu tersebut.

Gambar. Miniatur gerbang otomatis

3.3 Rangkaian Catu Daya

Tabel daftar Komponen Rangkaian Catu Daya :

NO Nama dan Komponen Jumlah Satuan

1 Trafo Step Down 12V 1 buah

Kapasitor eko
2 1 buah
16V/1000µF

3 Transistor LM 7809 1 buah

4 Transistor LM 7805 1 buah

5 Dioda 4002 4 buah

6 Kabel 0,8 mm 1 meter

Kelompok II 124
LABORATORIUM MEKATRONIKA
7 Papan PCB 1 buah

Gambar. Rangkain catu daya

Kelompok II 125
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 3.3.1 Catu Daya

3.4 Rangkaian Driver

Tabel. Daftar Komponen Rangkaian Motor Driver :

NO Nama dan Komponen Jumlah Satuan

1 Transistor TIP 120 Darlington 4 buah

2 Resistor 470 ohm 4 buah

3 Dioda 1N5402 1 buah

4 Papan PCB 1 buah

5 Kabel Tunggal 0,8 mm 1 meter

Gambar. Rangkaian driver

Kelompok II 126
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar. Bentuk Rangkaian Driver

3.5 Rangkaian Sensor

Tabel. Daftar Komponen Rangkaian Sensor.

NO Nama dan Komponen Jumlah Satuan

1 Resistor 10 ohm 1 buah

Resistor 10 ohm tripot


2 1 buah
(103)

3 Resistor 470 ohm 1 buah

4 LDR 1 buah

5 Relay 6 V 1 buah

6 Dioda 1 buah

7 Thyristor 1 buah

Kelompok II 127
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar. Rangkaian sensor

Gambar. Bentuk Rangkaian sensor

3.6 Wiring

Tabel. Daftar Komponen Wiring.

NO Nama dan Komponen Jumlah Satuan

1 Kabel Tunggal 0,8 mm 1 meter

2 PLC Omron CPM1A 1 buah

Gambar. Wiring

Kelompok II 128
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Gambar 3.6.1 Bentuk Wiring

3.7 Diagram Ladder

Gambar 3.6.1 Diagram Ladder

Kelompok II 129
LABORATORIUM MEKATRONIKA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengujian Alat

Pengujian alat dilakukan secara bertahap. Yaitu pengujian dilakukan perangkaian.


Tiap rangkaian di uji satu per satu dengan cara mengalirkan arus pada rangkaian. Pada
rangkaian driver, pengujian dilakukan dengan cara mengalirkan arus pada rangkaian yang
telah dibuat kemudian dilihat hasilnya pada lampu LED dan putaran motor. Motor akan
berputar bila keluaran dari rangkaian ke motor di sambung pada motor lalu dialirkan arus
melalui rangkaian ke sumber yang disambung ke tegangan sumber berupa power supply.
Dengan begitu kita akan bisa melihat motor berputar searah putaran jarum jam ataupun
sebaliknya dengan cara membalikkan tegangan sumber input pada rangkaian sumber
input. Untuk lampu LED sendiri, lampu LED 1 ataupun lampu LED 2 akan menyala bila
keluaran dari rangkaian LED yaitu dioda dan resistor disambung pada tegangan sumber.
Dari sini kita juga bisa melihat apakah motor berputar searah putaran jarum jam atau
sebaliknya. Setelah diuji ternyata motor dapat bergerak searah putaran jarum jam ataupun
sebaliknya yang juga ditandai dengan menyalanya lampu LED 1 dan lampu LED 2.

Untuk rangkaian sensor dan wiring diuji saat dilakukan perakitan miniature lift.
Yaitu semua komponen di rakit menjadi satu kesatuan yaitu catu daya, driver, terminal
lift, tombol dan wiring. Pada input PLC disambung dengan keluaran limit switch atas,
bawah dan seri pada terminal lift, dan keluaran dari rangkaian tombol. Sedangkan pada
output PLC disambung pada motor. Kita akan melihat lampu pada PLC akan menyala
bila ada masukkan dari tombol maupun limit switch.

4.2 Analisa dan Pembahasan

Pada pembuatan miniature gerbang otomatis ini, diperlukan berbagai rangkaian


yang nantinya akan dirakit menjadi satu kesatuan. Di antaranya rangkaian catu daya,
rangakaian driver, rangakaian wiring, rangakaian tombol dan terminal lift yang akan
dikontrol dengan PLC (Programmable Logic Control). Untuk PLC sendiri dibuat
programnya dengan menggunakan diagram ladder.

Pada rangakian driver, semua komponen dirangkai sesuai dengan rangakian driver
yang telah ditentukan. Komponen yang dirangkai yaitu transistor tip 120 4 buah, resistor

Kelompok II 130
LABORATORIUM MEKATRONIKA
470 ohm 4 buah, resistor 10 k ohm 2 buah, LED 2 buah dan diode 1N4802 2 buah yang
dirangkai menggunakan kabel tunggal 0,8 mm.

Pada rangakaian ini akan didapatkan keluaran sumber S1 dan S2, keluaran motor
M1 dan M2 dan keluaran dari diode 1N4802 dan resistor 10 k ohm. Pada rangkaian
pertama, ketika rangkaian driver di uji dengan catu daya yaitu memanfaatkan putaran
motor yang dihubungkan pada keluaran motor M1 dan M2, begitu dialirkan arus melalui
keluaran sumber S1 dan S2, motor tidak bergerak. Hal ini disebabkan kutub negatif pada
diode untuk aliran tegangan VCC 12V tidak dirangkai ke transistor 3 melainkan ke
transistor 2.

Rangkain diperbaiki dan di uji kembali. Ternyata motor masih tidak bergerak. Hal
ini disebabkan keluaran dari motor M1 tidak dirangkai pada rangkaian transistor 1 dan
transistor 2 yaitu emitor ke collector melainkan pada rangkaian transistor 4 yaitu emitor
ke emitor.

Rangkain kembali diperbaiki dan hasilnya motor dapat bergerak. Baik searah
putaran jarum jam atapun berlawanan putaran jarum jam. Namun lampu LED yang
dipasang pada rangkaian untuk menandakan putaran motot tidak menyala. Hal ini
disebabkan keluaran lampu LED pada resistot 10 k ohm tidak dirangkai ke transistor 1
dan transistor 2 yaitu emitor ke collector melainkan ke basis transistor 2. Dan keluaran
dari lampu LED pada diode 1N4802 tidak dirangkai ke rangkaian transistor 3 dan
transistor 4 yaitu emitor ke collector melainkan ke basis transistor 3. Kemudian rangkaian
diperbaiki dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Motor bergerak baik serah
putaran jarum jam ataupun berlawanan putaran jarum jam yang ditandai dengan nyala
lampu LED.

Pada rangkaian sensor, tombol dirangkai secara seri antara tombol 1 dan tombol 2
dan keluarannya berupa keluaran dari tombol 1 dan keluaran dari tombol 2 serta keluaran
dari rangkaian seri tombol 1 dan tombol 2. Begitu juga pada limit switch, limit switch
dirangkai secara seri antara limit switch atas dan limit swutch bawah sehingga
keluarannya dari keluaran limit switch atas, keluaran limit switch bawah dan keluaran
dari rangkaian seri limit switch atas dan bawah.

Untuk rangkaian wiring, semua rangakian dirakit menjadi satu kesatuan. Yaitu
rangakiaan driver, rangakaian tombol, rangakaian limit switch, terminal lift dan wiring itu
sendiri. Keluaran motor dari rangkaian driver disambung pada motor yang ada pada
terminal lift, untuk keluaran dari rangkaian tombol dan limit switch disambung pada input

Kelompok II 131
LABORATORIUM MEKATRONIKA
PLC dan dihubungkan pada kutub positif di output PLC. Kutub negative pada output PLC
dihubungkan pada com di input PLC. Untuk L1 dan L2 pada input PLC dihubungkan
pada catu daya. Output PLC 00 dan 01 dihubungkan pada keluaran sumber S1 pada
rangkaian driver dan output PLC 02 dan 04 dihubungkan pada keluaran sumber S2 pada
rangkaian driver, yang nantinya pada S1 dan S2 akan dihubungkan pada motor untuk
menggerakkan lift. Setelah dirakit, kemudian diuji dengan mengalirkan arus. Awalnya
rangkaian yang telah dirakit ini tidak berhasil yaitu lampu input pada PLC tidak menyala
ketika diberi masukkan dari tombol dan limit switch. Hal ini dikarenakan terjadi
kesalahan yaitu kutub negative pada output PLC tidak dihubungkan pada com di input
PLC. Setelah diperbaiki, dan di uji kembali. Hasil pengujian pun sesuai dengan yang
diharapkan yaitu lampu input pada PLC menyala ketika diberi masukkan pada tombol
maupun pada limit switch. Artinya rakitan ini telah benar dan berhasil.

Kelompok II 132
LABORATORIUM MEKATRONIKA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Mekatronika adalah integrasi yang sinergis dari ilmu rekayasa mekanik,


teknologi elektronik dan sistem informasi pada suatu proses atau produk yang
dikontrol dengan sistem otomasi dengan tujuan untuk mempermudah kerja
manusia.

2. Aplikasi dari ilmu mekatronika bisa diwujudkan dalam miniature gerbang


otomatis sederhana yang memanfaatkan rangkaian driver, tombol, limit switch
dan motor sebagai penggerak yang dikontrol dengan PLC.

5.2 Saran
1. Teliti ketika merangkai rangkaian

2. Teliti ketika mensolder rangkaian

3. Hati-hati ketika menggunakan peralatan

Kelompok II 133
LABORATORIUM MEKATRONIKA

Lampiran

Tugas Tambahan Komponen Elektronika

Menentukan Kaki dan Jenis Transistor dengan Multitester Digital

Syarat untuk menentukan kaki (basis, emitor, dan kolektor) dan jenis (PNP atau
NPN) sebuah transistor dengan menggunakan AVO meter atau multimeter atau
multitester digital, adalah multitester tersebut harus memiliki fitur test dioda.
Fitur pengetesan ini biasanya dilambangkan dengan simbol dioda, seperti yang
terlihat pada gambar multitester dibawah ini.

Gambar : Multitester

Kita ambil contoh transistor yang hendak diukur adalah tipe C945, yang cukup
banyak digunakan, dan tidak ada dalam tabel data transistor sinyal kecil yang
pernah saya tulis disini. Sehingga kita sama-sama belajar menentukan kaki dan
jenis transistor C945, dan berikut langkahnya:

Kelompok II 134
LABORATORIUM MEKATRONIKA

1. Mengukur dan Membuat Tabel Pengukuran

• Siapkan multitester dan atur posisi kenop putar pada fitur test dioda
• Bayangkan atau gambarkan posisi kaki transistor dengan urutan angka 1,
2, dan 3
• Buat tabel pengukuran dengan 6 buah titik ukur, yaitu 1 - 2, 1 - 3, 2 - 3, 2 -
1, 3 - 1, dan 3 - 2
• Tetapkan probe warna hitam atau batang uji negatif untuk angka pertama,
dan probe warna merah atau batang uji positif untuk angka kedua, contoh:
pada titik ukur 1 - 2, probe hitam pada titik 1, dan probe merah pada titik 2
• Catat hasil tiap kali pengukuran

2. Menentukan Kaki dan Jenis Transistor


Setelah tabel pengukuran kita peroleh, ada dua buah titik pengukuran yang
mendapatkan hasil, yaitu titik 1 - 3 sebesar 0,720 VDC dan titik 2 - 3 sebesar
0,716 VDC (lihat gambar di atas). Maka saatnya kita menentukan kaki dan jenis
transistor, dengan cara:

• Basis merupakan angka yang sama yang terdapat pada dua buah titik ukur
• Jenis NPN atau PNP nya bisa kita tentukan dengan melihat probe mana
yang terhubung kaki basis. Apabila titik basis terhubung probe hitam,

Kelompok II 135
LABORATORIUM MEKATRONIKA
maka transistor jenis PNP, dan bila titik basis terhubung probe merah,
maka transistor jenis NPN
• Bias maju Emitter-Base lebih besar dari Collector-Base, atau E-B > C-B,
pada transistor jenis PNP. Bias maju Base-Emitor lebih besar dari Base-
Collector, atau B-E > B-C, pada transistor jenis NPN

Sehingga kita dapatkan kesimpulan:

1. Pada titik 3 kaki basis transistor C945


2. Transistor C945 merupakan jenis NPN, basis berada diprobe merah
3. Pada titik 1 kaki emitor dan pada titik 2 kaki kolektor transistor C945,
karena titik 1 - 3 > 2 - 3
4. Gambar transistor C945 seperti terlihat dibawah ini

Cara mudah mengecek kondisi dioda

Kelompok II 136
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di
pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti
dioda biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik
penyearah gelombang penuh ataupun penyearah setengah gelombang.

Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Dioda memiliki buah dua
kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor
tipe P dan semi konduktor tipe N yang di saling dihubungkan.

Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan
bekerja sebagai isolator pada bias mundur, maka.. dioda sering digunakan sebagai
penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada
rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dan sebagainya.

Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya
menggunakan Multimeter atau ohmmeter. Karena sifat dioda hanya mampu
mengalirkan arus searah saja maka pemasangan multimeter terhadap dioda harus
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Terminal positif (+) Multimeter di hubungkan dengan kaki katoda dioda.


2. Terminal negatif (-) Multimeter dihubungkan dengan kaki anoda dioda.

Gambar berikut merupakan contoh cara pemasangan multimeter terhadap dioda :

Keterangan gambar :

Kelompok II 137
LABORATORIUM MEKATRONIKA
1. Pada rangkaian gambar A, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter
menunjukan nilai tertentu, maka dioda tersebut dapat di katakan rusak.
Karena pada dioda tersebut sudah terjadi hubung singkat.
2. Pada rangkaian gambar B, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter
tidak menunjukan sama sekali, maka dioda dapat dikatakn rusak karena
sudah putus.

Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya
R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua
colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan
colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan
tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali
tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak
bergerak sama sekali dipastikan putus.

Kelompok II 138
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Menguji Resistor / Tahanan Tetap

Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan
multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena
terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari
nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor
ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
a. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
b. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian
memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control
adjusment untuk menyesuaikan.
c. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor,
begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.

Kelompok II 139
LABORATORIUM MEKATRONIKA
d. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
e. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau
tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.

Kelompok II 140

Anda mungkin juga menyukai