Kelompok II 1
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Mamfaat
Kelompok II 2
LABORATORIUM MEKATRONIKA
dalam sistem yang sederhana serta membantu kita pada dunia kerja yang sudah
banyak menerapkan ilmu mekatronika ini.
Kelompok II 3
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kontrol
Kelompok II 4
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Otomasi adalah aspek mental seperti mengawasi, mengendalikan, aktifitas yang
dilakukan oleh sistem. Mekanisasi adalah aspek fisik yang digantikan oleh mesin.
Contoh :
Mesin bubut adalah mekanisasi dari proses pemesinan, sedangkan mesin bubut
CNC ( pengendalian oleh mesin ) adalah otomasi dari proses pemesinan.
Memuat data input dan output yang dihasilkan berdasarkan kesesuaian dari data
input.
Input Output
Controlled System
Misalnya motor dipandang sebagai suatu sistem dengan input energi listrik dan
output berbentuk gerak rotasi ( energi mekanik ). Sistem control adalah sistem
yang menjaga besaran keluaran.
Contoh :
• Temperatur
• Ketinggian air
• Putaran
Misalnya AC. Pada AC akan disupplai suhu yang tidak tergantung pada kondisi
ruangan sehingga suhu konstan
Kelompok II 5
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Perangkat pengukur
Perangkat pengukur yaitu suatu elemen yang berfungsi untuk mengukur nilai
keluaran output dan diteruskan ke elemen pembanding.
2.1.3 Sensor
Kelompok II 7
LABORATORIUM MEKATRONIKA
- Proximity induktif
Kelompok II 8
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.3.2.2. Sensor fisika
• Sensor cahaya
Sensor yang merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerjanya
adalah mengubah energi foton menjadi electron.
Contoh :
Photodioda, Octocouplar, Light Dependent Resistor ( LDR ), photoransistor
Prinsip kerja resistansi LDR akan berubah sesuai perubahan intensitas cahaya
yang mengenainya. Dalam gelap resistensi LDR adalah sekitar 10 MΩ dan dalam
keadaan terang sekitar 1KΩ.
• Sensor suara
Adalah sensor yang mengubah gelombang sinusioda suara menjadi sinus energy
listrik.
Kelompok II 9
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Prinsip kerjanya berdasarkan besar kecilnya gelombang suara yang ditangkap
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang
juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membrane yang naik turun
• Sensor suhu
Adalah sensor yang mengubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat
dianalisis besarnya.
Contoh : LM 35
Umunya gaya dan tekanan tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dengan cara
pemanfaatan deflaksi, deformasi, tegangan dari permukaan.
Kelompok II 10
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran
kimia menjadi besaran listrik.
• Sensor pH
• Sensor O2
• Sensor ledakan
• Sensor gas
2.1.4. Controller
Adalah suatu komponen listrik yang berfungsi sebagai alat untu mengendalikan,
memproses, membuat keputusan dan diteruskan ke actuator dalam system
mekatronika.
2.1.4.1.Microproscessor
Kelompok II 11
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.4.2. Microcontroller
Microcontroller adalah central processing unit (CPU) yang disertai memori serta
sarana input/output yang padukan dalam bentuk single chip.
Gambar microcontroller
Kelompok II 12
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.4.4. Relay
Kelompok II 13
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Istilah umum yang merujuk kepada mikrokomputer yang sesuai dengan
spesifikasi IBM.
• Komputer pribadi yang pertama kali dikeluarkan oleh IBM dan secara tidak
langsung mencetuskan penggunaan istilah PC (Personal Computer) - lihat PC
IBM.
Generasi mikrokomputer yang pertama hanya dijual dalam jumlah kecil kepada
orang yang mampu membeli (membuat dan merakit sendiri), dan
mengoperasikannya, yaitu: para insinyur dan penggemar bidang elektronika.
Mikrokomputer generasi kedua lebih dikenal sebagai komputer rumah (home
computer)
• Solenoid
• Motor stepper
• Motor DC
• Brushless DC-motors
Kelompok II 14
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Motor Induksi
• Motor Singkron
Kelompok II 15
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.1.5.4. Actuator pneaumatik
• Diaphragm actuators
• Piston actuators
2.1.7. Bilangan
Adalah bilangan yang tiap digitnya merupakan bilangan dasar dengan pangkat 2.
Bilangannya terdiri dari angka 0 dan 1
Contoh : 101 = ( 1x22 2 ) + ( 0x22 1 ) + ( 1x22 0 ) = 5
Adalah bilangan yang tiap digitnya merupakan bilangan dasar dengan pangkat 10.
Bilangannya terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Contoh : 102 = ( 1x102 2 ) + ( 0x102 1 ) + ( 1x102 0 )
2.1.6. Sinyal
2.1.6.1.Sinyal Analog
Kelompok II 16
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Adalah sinyal yang level sinyalnya kecil dan kontinu terhadap waktu. Digunakan
dalam ilmu teknik (terutama teknik elektro, teknik informasi, dan teknik kendali),
yaitu suatu besaran yang berubah dalam waktu atau dan dalam ruang, dan yang
mempunyai semua nilai untuk untuk setiap nilai waktu (dan atau setiap nilai
ruang). Digunakan juga istilah Sinyal Kontinyu, untuk menggambarkan bahwa
besaran itu mempunyai nilai yang kontinyu (tak terputus). Contoh Sinyal Analog
adalah Sinyal Elektrik yang dihasilkan oleh peralatan elektrik non-digital: sinyal
suara pada radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada kamera konvensional,
sinyal video pada televisi konvensional.
Adalah sinyal yang level sinyalnya kecil dan tidak kontinu terhadap waktu. Sinyal
digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi
urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh
oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi
dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif
dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang
mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas
pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan
nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah
sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system
digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi system digital
Kelompok II 17
LABORATORIUM MEKATRONIKA
APLIKASI MEKATRONIKA
Penggunaan
Teknik Otomotif
Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem
ABS ( Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari
terkuncinya roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman
mendadak, ESP ( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control)
dan Motor-Managemen-System.
Teknologi Penerbangan
Teknik Produksi
Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem
kendali umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan
‘pemegang as’ tenaga magnet.
Kelompok II 18
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan tinggi, atau alat-
alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi mekatronika akan
sangat sering kita jumpai.
Kelompok II 19
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.2 Komponen Elektronika
a. RESISTOR
Misalnya :
Kelompok II 20
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200
Kohm dengan toleransi sebesar 10%. Range hambatan resistor
tersebut adalah
= 200.000 ± 10%
Kelompok II 21
LABORATORIUM MEKATRONIKA
A. Resistor Tetap
B. Resistor Suhu
VDR
Adalah singkatan dari voltage dependent resistor, yaitu sebuah
resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari
tegangan yang diterimanya.
b. TRANSISTOR
Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode.
Transistor biasa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama:
emmitor, basis dan collector.
Kelompok II 23
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu
buah persambungan kutub.
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang
terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan
MOSFET kanal P.
Simbol Transistor Unipolar :
Kelompok II 24
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.2.9 Dioda Kontak Titik Dan Simbol Dioda Kontak Titik
2. Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya
satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan
tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal,
misalnya Dioda tipe 1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V
dan 1A/100V.
Simbol dioda hubungan dan simbol dioda kontak titik.
3. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown
atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk
pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan
pembatasnya. Misalnya 12 V, ini berarti dioda zener dapat membatasi
tegangan yang lebih besar dari 12 V atau menjadi 12 V.
Kelompok II 25
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.2.12 LED Dan Simbol LED
5. Dioda kapasiansi variable
6. Dioda foto
7. Dioda Schottky
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada
salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n)
type pada sisi
yang alain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena electron
bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction.
junction Dan dioda
Schottky ini tidak mempunyai
mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan
muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih
cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat
menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda
bipolar.
Kelompok II 26
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.2.16 Dioda step- recovery Dan Simbol Dioda step- recovery
9. Dioda laser
Dioda laser adalah sejenis laser di mana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada
dioda pemancar cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD atau ILD.
Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas
Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama seperti dioda lainnya yaitu melalui
sirkuit dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n.
Kelompok II 27
LABORATORIUM MEKATRONIKA
d. KAPASITOR
Kapasitor Trimer
Kelompok II 28
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan obeng.
Simbol Trimer :
Simbol Varco :
Kelompok II 29
LABORATORIUM MEKATRONIKA
adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga
terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. Telah lama
diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium,
titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat
dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film).
Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada
proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan
electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan
electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan
electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya,
jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-
oksida (Al2O3) pada permukaannya. Dengan demikian berturut-turut plat
metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk
kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari
rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal
dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan
demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Bahan
electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang
padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit
yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu
manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki
kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain
itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih
tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil
Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
Kelompok II 30
LABORATORIUM MEKATRONIKA
c. Kapasitor kertas
Kapasitor kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada
radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai
kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:
Kelompok II 31
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah
(Medium Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.
• Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
• Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan
4, = 13 meter - 49 meter.
Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang
memakai kode warna.
Transformator atau trafo adalah alat untuk mengubah tegangan arus bolak-
balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Sebuah transformator terdiri
atas 2 bagian utama, yakni:
1. Sebuah inti besi yang terdiri atas beberapa lapisan tipis yang tersusun,
dan disekat satu sama lain.
2. Dua buah kumparan yang dililitkan pada inti besi tersebut. Kumparan
yang berhubungan dengan sumber tegangan listrik yang akan diubah
disebut kumparan primer, sedangkan kumparan tempat terjadinya
perubahan tegangan listrik disebut kumparan sekunder.
Simbol Trafo :
Kelompok II 32
LABORATORIUM MEKATRONIKA
6.SELENOIDA
Simbol Relay :
Kelompok II 33
LABORATORIUM MEKATRONIKA
bakal dari sebuah komputer dan segala jenis device yang memakai
teknologi micro-controller lainnya. IC dipergunakan untuk bermacam-
macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer, mesin-mesin
industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video.
Kelompok II 34
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.3 Rangkaian Penyearah
Fungsi penyearah gelombang
r = ( Vr / VDC ) . 100 %
VDC = Vp / ߨ = 0,318 . Vp
Frekuensi output = F. N
Kelompok II 35
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang
VDC = Vp / π
Kelompok II 36
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Frekuensi output = 2 ( FN )
Bias Dioda
Jika Anoda dihubungkan pada polaritas positif baterai, sedangkan katoda pada
polaritas negatif, maka keadaan dioda tersebut arah ( forward bias ) aliran arus
menuju katoda dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup.
Jika katoda dihubungkan pada polaritas positif sedangkan anoda pada polaritas
negative, maka keadaan tersebut arah mundur ( reverse bias ) dan aksinya sama
dengan rangkaian terbuka.
Kelompok II 38
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Jenis Dioda
Dioda Zener
Kelompok II 39
LABORATORIUM MEKATRONIKA
ini adalah karakteristik yang unik. Jika diode berada pada bias maju maka zener
pada bias mundur.
Dioda Foto
Gambar
mbar simbol dioda foto Gambar dioda foto
Jenis diode intuk mendeteksi cahaya. Dioda ini merobah energy chaya menjadi
besaran listrik. Mulai dari cahaya infra red, cahaya tampak, ultraviolet (UV), sinar
x ( X-Ray ).
. Dioda Laser
Kelompok II 40
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Sejenis laser dimana alatnya berupa semi konduktor persimpangan P-N yang
mirip dengan yang terdapat pada alat pemancar cahaya. Biasanya dikenal dengan
LD atau LiD.
. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan
yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Va + Vb -
+Q -Q
Kelompok II 41
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Sekelompok kapasitor yang dubuat dari bahan dielektrik yang berupa keramik,
film, mika yang tipe kapasitasnya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa
µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi
tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material
seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar),
polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. Mylar,
MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor
dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah
non-polar.
Kapasitor Elektrolitik
Kelompok II 42
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 43
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kapasitor Elektrochemical
Contoh pada ACCU dan baterai,memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat
rendah dan kapasitasnya besar. Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor
electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada
kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena
memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat
kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk
mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk
aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.
Hukum Coulomb
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan gaya yang timbul
antara duat titik muatan, yangb terpisahkan jarak tertentu dengan nilai muatan dan
jarak pisah muatannya.
F = k (( Q1 . Q2 ) / r2 ))
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan akan timbul gaya
antara keduanya, yang besarnya sebanding denagn perkalian dua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak anyara kedua muatan. Muatan berbeda
akan menyebabkan terjadinyan tarik menarik
Hukum Ohm
Kelompok II 44
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Jika suatu arus melalui suatu penghantar maka kekuatan arus tersebut adalah
sebanding selaras dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua
penghantar. Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor.
Semakin besar nilai ripple makin kecil nilai kapasitasnya.
Ohm mengekspresikan temuan-nya tentang bagaimana hubungan antara arus,
tegangan, dan resistansi dalam sebuah persamaan sederhana.
V=IxR
Dimana “V” merupakan tegangan listrik yang diukur dalam satuan Volt (V), “I”
merupakan arus listrik yang diukur dalam satuan Ampere (A), dan “R” merupakan
resistansi yang diukur dalam satuan Ohm (Ω).
• I = 12V / 5Ω
• I = 2.4 Ampere
• Jadi arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas adalah 2.4 Ampere
Kelompok II 45
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Arus AC (Alternating Curren)
Arus AC atau kepanjangan dari Alternating Curren adalah arus yang sipatnya
mempunya dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang
tidak memiliki sisi negatif, dan hanya mempunya ground (bumi). Arus AC biasa
di gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hezh. ini
adalah tegangan standard untuk Indonesia, beda halnya dengan standard Tegangan
untuk Negara lainnya. oleh karena itu belum tentu elektronika-elektronka yang
ada di indonesia dapat di operasikan di negara lain, seperti misalnya TV buatan
indonesia untuk di konsusmsi di Indonesia nah kali kita bawa ke negara lain
belum tentu bisa di operasikan, di karnakan beda untuk tegangan jala-jala
listriknya.
Arus AC ini biasanya di dapat dari generator listrik dimana generator listrik ini
dapat di operasikan melalu beberapa cara untuk menggerakkannya, seperti PLTU
(PEmbangkit Listrik Tenaga UAp), PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan
lainnya-lainnya. banyak hal yang dapat kita gunakan untuk menggerakkan
Generator listrik sebagai media untuk penggeraknya, misalnya saja kita bisa
memanfaatkan aliran air di sungai, ataupun aliran air terjun dan sebagainya. Nah
dari generator listrik inilah nantinya tegangan-tegangan yang di hasilkan akan
kecilkan lagi yang umumnya menggunakan trafo pembagi tegangan. kalo kamu
pernah liat di tiang-tiang listrik ada terdapat beberapa trafo, nah trafo inilah yang
nantinya menghasilkan tegangan standard 220 Volt. yang dapat di konsumsi oleh
kita dan peralatan elektronika lainnya.
Arus DC atau kepanjangan dari Direct Curren adalah merupakan arus searah
dimana arus ini harus benar-benar searah dan memiliki kutup positif dan negatif
atau lebih dikenal lagi plush minusnya simbul + dan simbul -, Arus CD disini
benar-benar sudah disearahkan dengan menggukanan rangkaian penyearah seperti
adaftor, fungsi penyearah disini dipakai untuk komponen-komponen elektronika
Kelompok II 46
LABORATORIUM MEKATRONIKA
seperti: IC, Resistor, Capasitor, Transistor dan lainnyanya yang semuanya itu
menggunakan arus searah.
Voltage Regulator
Regulator Voltage berguna untuk filter tegangan agar sesuai dengan keinginan.
Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator
tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Kelompok II 47
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• 78xx untuk regulator positif
• 78xx untuk regulator negatif
Kelompok II 48
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.
Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator
dengan distorsi rendah.
Kelompok II 49
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 50
LABORATORIUM MEKATRONIKA
adanya sinyal masukan kepada basis transistor. Bila diasumsikan tidak ada arus
basis yang mengalir pada transistor, dan nilai VBE sebesar 0,625 Volt maka
menurut hukum Ohm akan diperlukan arus sebesar 0,625 V ÷ 7,5 KΩ
K = 0,0833
mA melalui resistor antara basis dan kolektor. Arus tersebut juga harus mengalir
men
melalui resistor antara basis dan emiter sehingga menimbulkan tegangan jepit
sebesar 0,0833 mA × 4,5 KΩ
K = 0,375 V sehingga menghasilkan total tegangan
jepit melalui dua resistor sebesar 0,625 V + 0,375 V = 1,0 V. Hal ini digunakan
untuk memberikan beda
beda tegangan internal sebesar 1 Volt berapa pun tegangan
keluaran keseluruhan sirkuit.
: masukan non-pembalik
non
: masukan pembalik
: keluaran
: catu daya positif
: catu daya negatif
Kelompok II 52
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.5 Aplikasi Sirkuit
Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam berbagai jenis
sirkuit listrik. Di bawah ini dipaparkan beberapa penggunaan umum dari penguat
operasional dalam contoh sirkuit:
Simbol Komparator
Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan bati simpal terbuka (open-loop
gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional
khusus yang memang difungsikan semata-mata
semata mata untuk penggunaan ini dan agak
berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan
komparator (comparator).
Komparator
mparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
Kelompok II 53
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Simbol Penguat pembalik
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai
n keluaran
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.
Di mana,
(karena adalah bumi maya (virtual ground)
Kelompok II 54
LABORATORIUM MEKATRONIKA
atau dengan kata lain:
2.4.5.4
.4 Penguat diferensial (Differential amplifier)
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu
Kelompok II 55
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.5.5
.5 Penguat penjumlah (summing
( amplifier)
Saat , maka:
2.4.5.6 Integrator
Kelompok II 56
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Simbol Integrator
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan:
2.4.5.7
.7 Diferensiator
Simbol Diferensiator
Modul OP-01 Universal Op Amp yang terdiri dari 8 buah Op Amp di mana
masing-masing Op Amp dapat diubah menjadi mode Non Inverting Amplifier
maupun Comparator. Bahkan dengan sedikit penambahan komponen eksternal,
modul ini juga dapat berfungsi sebagai Subtractor maupun Adder.
Kelompok II 58
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Untuk mode comparator di mana keluaran terjadi dalam bentuk ? true? Atau
? false? yaitu logika 1 atau 0, maka pengguna dapat melihatnya dalam bentuk
tampilan LED 8 bit yang ada pada Modul OP-01. Hal ini dilakukan dengan
memasang jumper
Gambar 2 rangkaian
Kelompok II 59
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4.6.1 Tata letak Modul OP-01
Untuk mode non inverting amplifier ataupun comparator, Modul OP-01 ini
mempunyai 8 buah input yang dimulai dari AIN0 (Analog Input 0), Ain1 (Analog
Input 1), AIN2 (Analog Input 2), AIN3 (Analog Input 3), AIN4 (Analog Input 4),
AIN5 (Analog Input 5), AIN6 (Analog Input 6), AIN7 (Analog Input 7).
Kelompok II 60
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 61
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.4 Motor – Motor Listrik
Motor listrik terdiri dari rotor (bagian yang bergerak), stator (bagian yang
diam). Pada stator terdapat inti magnet, sedangkan pada stator terdapat koil
yang berfungsi sebagai magnet listik apabila dialirkan arus. Motor
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu AC (arus searah) dan DC (arus bolak
balik).
2.5.1 Motor DC
Kelompok II 62
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gbr.Prinsip kerja motor DC
Gambar a. Saat koil atau lilitan dalam armature dialiri arus listrik maka armature
akan menjadi magnet, sehingga sisi armature sebelah kiri menjadi magnet
kutub utara dan sisi armature sebelah kanan menjadi magnet kutub selatan.
Akibatnya magnet stator dan magnet rotor (armature)akan saling bertolak
belakang sehingga armature akan berputar.
Gambar b. Armature masih bergerak dan sampai pada posisi vertical tegak
lurus tepat pada bidang non-magnet sehingga armature akan terus bergerak.
2.5.2 Motor AC
Kelompok II 63
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gbr.Prinsip kerja motor AC
1. Efisiensi tinggi
2. Kehandalan yang tinggi
3. Perawatan yang mudah ; Perawatan menjadi mudah karena motor AC
tidak menggunakan sikat yang secara periodic harus diganti.
4. Harga yang relativ murah.;Harga yang murah dibandingkan dengan motor
DC dikarenakan motor AC tidak menggunakan sikat sebagaimana
sikat yang digunakan pada motor DC. Motor AC tidak menggunakan
rectifier seperti pada motor DC.
Gbr.aplikasi motor AC
Kelompok II 64
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.5.3.1 Defenisi
Motor stepper atau bisa disebut motor langkah merupakan salah satu
jenis dari motor DC. Perbedaan dengan motor DC biasa adalah motor stepper
memiliki langkah putaran tergantung pada jumlah stator. Langkah
menggunakan derajat putaran, mulai dari 0 0 sampai 90 0. Bagian motor
steper, rotor merupakan magnet yang permanent sedangkan pada bagian stator
menggunakan electromagnet. Rotor akan bergerak bila masing masing stator
menjadi magnet dengan dialiri arus listrik. Gerak putaran rotor langkah demi
langkah berputar menuju sesuai dengan kemagnetan stator. Apabila semua stator
telah menjadi magnet maka rotor dapat menyelesaikan satu putaran.
Kelompok II 65
LABORATORIUM MEKATRONIKA
motor steper magnet permanent, motor steper variable relucatance dan jenis
motor steper hybrid. Masing masing memiliki perbedaan dalam penggunaannya.
Pola sederetan titik keseimbangan yang berlaku stabil pada seputar motor.
Poros akan bergerak ke arah kutub yang terdekat. Bila pengaliran arus
kumparan rotor yang diberikan secara berurutan, maka rotor akan bergerak
mengikuti titik keeseimbangan dan berputar sesuai dengan perubahan pola atau
disebut juga dengan switching mode.
Gambar diatas memperlihatkan struktur motor steper yang paling sederhana. Bila
arus melalui kumparan ααi, maka rorot akan bergerak 90o pada arah yang sesuai
Kelompok II 66
LABORATORIUM MEKATRONIKA
dengan arah arus. Pengaliran arus pada kombinasi kumparan α dan β yang akan
menghasilkan interval 45o.
Posisi rotor tergantung pada kumparan yang dialiri oleh arus urutan
pemberian arus. Bila setiap saat kumparan yang diberi arus motor yang memiliki
4 posisi stabil dengan besar sudut steeper 90o. Sudut steeper menjadi 45o apabila 2
kumparan dialiri arus yang sama.
1. Model switching A
2. Model switching B
3. Model switching C
Proses switching untuk Pengendalian Motor Stepper kali ini adalah mode
switching B, yang diatur dengan program pada computer. Pola bit switching
motor stepper dapat dilihat pada table dibawah ini:
Kelompok II 68
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Pada posisi ini listrik statis akan menjadi stabil pada tenaga putar tanpa
tekanan yang diperlukan untuk memindahkan rotor dari posisi stabil.partikular
ini tidak akan berada pada satu posisi absolut. Pada rata-rata motor banyak
posisi stabil memberi energi untuk stator.yang mana sebuah perbedaan
energi akan mengatur lilitan untuk tidak terhubung pada sumber statorakan
mengubah medan magnet karena rotor pada posisi yang baru.
Kelompok II 70
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Tipe motor stepper yang paling sering digunakan adalah PM dan Hybrid.
Jika pembuat tidak yakin dengan tipe yang akan dipilih sebaiknya disesuaikan
dengan aplikasinya.
Input motor stepper adalah berupa suatu rangkaian pulsa (trans of pulsa) dan
menghasilkan output berupa:
• Putaran poros motor sebesar sudut tertentu dari posisi awalnya baik dalam
arah jarum jam maupun kebalikannya.
• Putaran poros motor dengan kecepatan tertentu dalam arah jarum jam
maupun kebalikannya.
• Printer
Kelompok II 71
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Recorder
• Plotter
• System poisoning lainnya
2.5.4.1 Defenisi
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana
posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.
Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut
dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka
akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa
OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam.
Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak
kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk
beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak
kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau
bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi
cukup besar.
Kelompok II 72
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW)
dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan
memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.
Motor Servo tampak pada gambar 1.
Kelompok II 73
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar
± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan
akhir dari range sudut maksimum.
• Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan
feedback control.
Kelompok II 74
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.6 RANGKAIAN LOGIKA
Gerbang logika yaitu rangkaian dengan satu atau lebih dari satu signal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu signal keluaran. Gerbang disebut
juga dengan rangkaian logika. Pada gerbang logika terdapat dua keadaan,
yaitu 0 dan 1, atau tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah
High ( 1 ) dan Low ( 0 ).
Kelompok II 75
LABORATORIUM MEKATRONIKA
(A.B)1
Kelompok II 76
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Gerbang OR
Identik dengan rangkaian paralel dari dua buah resistor Jika saklar
tertutup maka arus akan mengalir melalui tahanan dan jika tidak ada
satupun yang tertutup maka arus tidak akan mengalir.
Kelompok II 77
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Grafik dari gerbang OR
(A.B)1
Y=A+B
• Gerbang Not
Kelompok II 78
LABORATORIUM MEKATRONIKA
(A.B)1
Kelompok II 79
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Aljabar Boolean untuk Gerbang NOT
• Gerbang NAND
(A.B)1
Kelompok II 80
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Gerbang NOR
(A+B)1
Kelompok II 81
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.13 Grafik Gerbang NOR
A1.B + A1.B
Kelompok II 82
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.15 Grafik Gerbang XOR
Terjadi apabila output sama maka outputnya akan bernilai positif dan
sebaliknya.
A.B1+ A1.B
Kelompok II 83
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.17 Grafik Gerbang XNOR
a B Ā X Z
1 1 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 1 1 0
1 0 1 0 0
Kelompok II 84
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.6.19
2.6.1 Rangkaian logika AND,NOT,dan OR
a b Ā x z
1 1 0 0 1
1 0 0 0 1
1 1 1 1 1
1 0 1 0 1
Kelompok II 85
LABORATORIUM MEKATRONIKA
a B Ā x z
1 1 0 0 1
1 0 0 0 1
1 1 1 1 0
1 0 1 0 1
Input Out
put
a b Ā x Z
Kelompok II 86
LABORATORIUM MEKATRONIKA
1 1 0 0 0
1 0 0 1 1
1 1 1 0 0
1 0 1 0 0
Gambar 2.6.22 Rangkaian logika NAND, NOT, NOR, XOR dan NXOR
DIN
40700
IEC 60617-12 US-Norm
(sebelum
1976)
A B Y
Gerbang- 0 0 0
AND 0 1 0
(AND) 1 0 0
1 1 1
Kelompok II 87
LABORATORIUM MEKATRONIKA
A B Y
0 0 0
Gerbang-OR
0 1 1
(OR)
1 0 1
1 1 1
Gerbang-
NOT \
(NOT,
Gerbang- A Y
komplemen, 0 1
Pembalik(Inve
rter)) 1 0
A B Y
Gerbang- 0 0 1
NAND 0 1 1
(Not-AND) 1 0 1
1 1 0
A B Y
Gerbang-
0 0 1
NOR 0 1 0
(Not-OR) 1 0 0
1 1 0
A B Y
Gerbang- 0 0 0
XOR 0 1 1
(Antivalen, atau
Exclusive-OR) 1 0 1
1 1 0
Kelompok II 88
LABORATORIUM MEKATRONIKA
A B Y
Gerbang-
0 0 1
XNOR
(Ekuivalen, 0 1 0
atau
Not- 1 0 0
Exclusive-OR)
1 1 1
Kelompok II 89
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.6 PLC ( Programmable Logic Controller )
b. Logic
c. Controller
Kelompok II 90
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.1 PLC
Kelompok II 91
LABORATORIUM MEKATRONIKA
jumlah input/output mencapai ribuan.
3. PLC large.. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC
dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya
output
lebih dari 128 terminal.
Gambar 2.2Pengelompokan
Pengelompokan PLC berdasarkan jumlah 110
Kelompok II 92
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar
ambar 2.3 PLC merek ZEN produksi OMRON
Fungsi dari CPU adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC.
Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini.
1. Prosesor,, berfungsi dalam memproses data.
2. Memori, berfungsi menyimpan data binner.
binner. Terdiri atas:
• ROM (Read Only memory): memory yang menyimpan data
Kelompok II 93
LABORATORIUM MEKATRONIKA
secara permanen.
3. Power supply,
supply sumber tenaga.
Interaksi
si antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Kelompok II 94
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar
ambar 2.6 Beberapa peralatan input/output PLC
Gambar
ambar 2.7Koneksi peralatan dengan modul input PLC
Kelompok II 95
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar
ambar 2.8Koneksi
Koneksi peralatan dengan modul output PLC
Gambar 2.9Scanning
Kelompok II 96
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 97
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 98
LABORATORIUM MEKATRONIKA
closed contact, timer, counter, sequencer dll ditampilkan seperti dalam
bentuk pictorial.
Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri
ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line (garis
tangga). Peraturan secara umum di dalam menggambarkan program ladder
diagram yaitu :
Kelompok II 99
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Safety overload
Start
Stop motor
motor
Start Stop safety
Kelompok II 100
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 2.14 aplikasi diagram ladder dalam sistem mekanika mesin cuci
2.6.5Timerdan Counter
Kelompok II 102
LABORATORIUM MEKATRONIKA
maka timer mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah
mencapai preset value maka akan mengaktifkan Outputyang telah ditentukan.
Gambar 2.15timer
Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja
counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal
sedangkan counter mencacah pulsa dari luar
Gambar 2.16counter
Kelompok II 103
LABORATORIUM MEKATRONIKA
plant dengan mikrokontroler relatif lebih sulit. Hal ini terkait dengan perangkat
kcras clan perangkat lunak dari mikrokontroler tersebut. Dalam hal ini,
pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler memerlukan
perancangan pengondisi sinyal tambahan pada port input/output-nya,dan
umumnya pemrograman mikrokontroler ini dilakukan dengan menggunakan
bahasa assembler yang relatif sulit dipelajari.
Kelompok II 104
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.8 MIKROKONTROLER
Memori
• FLASH (EPROM)
FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering
dibanding EEPROM.
• Field programming/reprogramming
Menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan
memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat.
Kelompok II 105
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• OTP - One Time Programmable
Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram
satu kali saja
Satu chip mikrokontroler ini memiliki 32 jalur port yang dibagi menjadi
4 buah port 8 bit. Masing-masing port ini bersifat bidirectional sehingga dapat
digunakan sebagai input atau output . Pada blok diagram AT89S51 dapat dilihat
latch tiap bit pada keempat port : port 0, port 1, port 2, port 3. Masing-masing
jalur port terdiri dari latch, output driver dan input buffer. Port 0 dan port 2 dapat
digunakan sebagai saluran data dan alamat. Port 0 sebagai saluran data,
sedangkan port 2 sebagai saluran data dan alamat sekaligus yang dimultipleks.
Untuk mengakses memory eksternal, port 0 akan mengeluarkan alamat bawah
memori eksternal yang dimultipleks dengan data yang dibaca dan ditulis.
Sedangkan port 2 mengeluarkan bagian atas memory eksternal sehingga total
alamat semuanya 16 bit.
Khusus untuk port 3 mempunyai fungsi yang lain diluar sebagai port.
Fungsi ini akan berbeda untuk tiap-tiap kaki dapat dilihat pada tabel 2.4
Kelompok II 106
LABORATORIUM MEKATRONIKA
6 Port 3.5 Input eksternal untuk timer / counter 1, T!.
2.8.3 Timer/Counter
a. Mode 0
Pada mode ini timer register dikonfigurasikan sebagai register 13 bit. Ke-
13 bit register tersebut terdiri dari 8 bit TH1 dan 5 bit TL1. Selama
perhitungan roll over dari semua 1 ke semua 0, TF1 (Timer Interrupt
Flag) di set. Pada dasarnya operasi mode 0 sama untuk timer 0 dan timer
1.
b. Mode 1
Mode 1 adalah timer register 16 bit dan dapat generator boudrate. Operasi
mode 1 sama dengan mode 0.
c. Mode 2
Mode 2 adalah timer register dengan konfigurasi 8 bit counter (TL1) auto
reload. Overflow dari TL1 tidak hanya menset TF1 tapi juga me-reload
TL1 dengan isi TH1. Setelah reload isi TH1 tidak akan berubah. Operasi
mode ini juga sama dengan timer/counter 0.
d. Mode 3
Kelompok II 108
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Pada mode ini timer 1 tidak akan bekerja. Sedangkan timer 0 menjadi 2
counter yang terpisah. TL0 digunakan sebagai bit kontrol untuk timer 0;
C/T, GATE, TR0, INT0, dan TF0 seolah-olah mengontrol timer 1.
2.8.5 Input/Output
Kelompok II 109
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2
kawat, Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit, berfungsi sebagai antarmuka
jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data.
• Analog to Digital Conversion (A/D).
Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke
bilangan digital.
• Comparator.
Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal
input/outputnya terpasang pada bus mikrokontroler.
2.8.6 Interupsi
• Maskable Interrupts
Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan
satu atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt inin adalah kita dapat
mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan proses yang
kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan.
• Vectored Interrupts
Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan
memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan
jenis interupsi yang terjadi.
Kelompok II 110
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 112
LABORATORIUM MEKATRONIKA
b. Pin 9 (RESET)
Masukan reset aktif tinggi. Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan
mereset AT98S51. Pin ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset
yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang berfungsi
sebagai pembangkit frekuensi.
Kelompok II 113
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti. Fungsi
pengganti meliputi TxD (Transmite Data), RxD (Receiver Data), Int 0
(Interrupt 0), Int 1 (Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1 (Timer 1), WR (Write),
dan RD (Read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin ini dapat
digunakan sebagai port paralel 8 bit serba guna.
d. Pin 18 (XTAL 1)
Pin masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator kristal atau
sumber osilator luar dapat digunakan.
e. Pin 19 (XTAL 2)
Pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila
menggunakan osilator kristal.
f. Pin 20 (GROUND)
Dihubungkan ke Vss atau ground.
h. Pin 29
Pin PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal pengontrol
yang membolehkan program memory eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pemberian / pengambilan instruksi (Fetching).
i. Pin 30
Pin ALE (Address Latch Enable) yang digunakan untuk menahan alamat
memory eksternal selama pelaksanaan instruksi.
j. Pin 31 (EA)
Bila pin ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan melaksanakan
instrusi dari ROM / EPROM ketika isi program counter kurang dari 4096.
Bila diberi logika rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan
seluruh instruksi dari memori program luar.
Kelompok II 114
LABORATORIUM MEKATRONIKA
k. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0
Merupakan port paralel 8 bit (open drain) dua arah. Bila digunakan untuk
mengakses program luar, port ini akan memultipleks alamat memori
dengan data.
l. Pin 40
Merupakan Vcc yang dihubungkan ke tegangan positif.
Kelompok II 115
LABORATORIUM MEKATRONIKA
sebagai shift register atau sebagai universal asynchronous receiver transmitter
tergantung pada pengaturan mode yang terdapat pada register SCON. Kedua
register penerima dan pengirim dari port serial diakses di register SBUF.
Flip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit
data secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau
mengganti isi dari bit yang tersimpan tersebut. Prinsip dasar dari flip-flop adalah
suatu komponen elektronika dasar seperti transistor, resistor dan dioda yang di
rangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial.
Kelompok II 116
LABORATORIUM MEKATRONIKA
2.9 INTERFACE
Di bidang ilmu komputer, interface adalah alat dan konsep yang mengacu
padatitik interaksi antara komponen, dan berlaku pada tingkat hardware dan
software. Hal ini memungkinkan komponen, apakah hardware seperti kartu grafis
atau software seperti browser internet, untuk berfungsi secara independen saat
menggunakan interface untuk berkomunikasi dengan komponen lain melalui
input/output sistem dan protokol yang terkait.
a. Interface hardware
Kelompok II 117
LABORATORIUM MEKATRONIKA
bersamaan pula. Contohnya pada printer yang memakai LPT1 untuk
koneksi ke komputernya.
Pengiriman/penerimaan data secara serial
Merupakan pengiriman dimana satu frame data yang terdiri dari 8 bit, dan
dikirim secara bit per bit. Contohnya pada sistem COM serial pada
komputer.
Kelompok II 118
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Antarmuka dari modul perangkat lunak adalah sengaja disimpan terpisah
dari pelaksanaan modul yang terakhir ini berisi kode sebenarnya dari prosedur dan
metode yang dijelaskan dalam antarmuka.
Register :
Kendali (CR) :mencatatinstruksidaninformasidalampiranti
Status (SR) : mencatat status pirantidanmengeluarkanpesankesalahan
Data Input (IDR) : sebagai buffer data untuk operasi input
Data Ouput (ODR) : sebagai buffer data untukoperasi output
BUS
Kelompok II 119
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Receiver : menangani data input
Transciever : sirkuit bidirectional data menangani input maupun output
Driver/Buffer Bus :sirkuit tri state yang menyimpaninformasi bus.
a. Port Serial
b. Port Parallel
Port Paralel atau sering disebut port LPT bekerja atas dasar 8 bit perwaktu,
cocok untuk pengiriman data dengan cepat, tetapi dengan kabel yang pendek
(tidak lebih dari 15 kaki).
Umumnya digunakan untuk printer paralel, harddisk eksternal dan zip drive.
Konektor yang digunakan adalah DB-25 yang terdiri dari 25 pin.
Kelompok II 120
LABORATORIUM MEKATRONIKA
c. Port USB
Port USB merupakan port yang sangat populer digunakan. Namanya aja
Universal Serial Bus.
d. Port SCSI
Port SCSI atau Small Computer System Interface merupakan jenis port
berkinerja tinggi yang digunakan untuk menangani perangkat input/ouput atau
perangkat media penyimpanan. Kecepatan transfernya 32 bit per waktu.
Kelompok II 121
LABORATORIUM MEKATRONIKA
e. Port Infra Merah
f. Port-Port Lain
Banyak port lain yang tidak tergolong pada port-port diatas, misalnya port
untuk monitor, port keyboard, port mouse, port speaker, port jaringan,port home
theater dan lain-lain.
Kelompok II 122
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB III
METODOLOGI
Kelompok II 123
LABORATORIUM MEKATRONIKA
3.2 Miniatur Gerbang Otomatis
Kapasitor eko
2 1 buah
16V/1000µF
Kelompok II 124
LABORATORIUM MEKATRONIKA
7 Papan PCB 1 buah
Kelompok II 125
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar 3.3.1 Catu Daya
Kelompok II 126
LABORATORIUM MEKATRONIKA
4 LDR 1 buah
5 Relay 6 V 1 buah
6 Dioda 1 buah
7 Thyristor 1 buah
Kelompok II 127
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Gambar. Rangkaian sensor
3.6 Wiring
Gambar. Wiring
Kelompok II 128
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Kelompok II 129
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB IV
Untuk rangkaian sensor dan wiring diuji saat dilakukan perakitan miniature lift.
Yaitu semua komponen di rakit menjadi satu kesatuan yaitu catu daya, driver, terminal
lift, tombol dan wiring. Pada input PLC disambung dengan keluaran limit switch atas,
bawah dan seri pada terminal lift, dan keluaran dari rangkaian tombol. Sedangkan pada
output PLC disambung pada motor. Kita akan melihat lampu pada PLC akan menyala
bila ada masukkan dari tombol maupun limit switch.
Pada rangakian driver, semua komponen dirangkai sesuai dengan rangakian driver
yang telah ditentukan. Komponen yang dirangkai yaitu transistor tip 120 4 buah, resistor
Kelompok II 130
LABORATORIUM MEKATRONIKA
470 ohm 4 buah, resistor 10 k ohm 2 buah, LED 2 buah dan diode 1N4802 2 buah yang
dirangkai menggunakan kabel tunggal 0,8 mm.
Pada rangakaian ini akan didapatkan keluaran sumber S1 dan S2, keluaran motor
M1 dan M2 dan keluaran dari diode 1N4802 dan resistor 10 k ohm. Pada rangkaian
pertama, ketika rangkaian driver di uji dengan catu daya yaitu memanfaatkan putaran
motor yang dihubungkan pada keluaran motor M1 dan M2, begitu dialirkan arus melalui
keluaran sumber S1 dan S2, motor tidak bergerak. Hal ini disebabkan kutub negatif pada
diode untuk aliran tegangan VCC 12V tidak dirangkai ke transistor 3 melainkan ke
transistor 2.
Rangkain diperbaiki dan di uji kembali. Ternyata motor masih tidak bergerak. Hal
ini disebabkan keluaran dari motor M1 tidak dirangkai pada rangkaian transistor 1 dan
transistor 2 yaitu emitor ke collector melainkan pada rangkaian transistor 4 yaitu emitor
ke emitor.
Rangkain kembali diperbaiki dan hasilnya motor dapat bergerak. Baik searah
putaran jarum jam atapun berlawanan putaran jarum jam. Namun lampu LED yang
dipasang pada rangkaian untuk menandakan putaran motot tidak menyala. Hal ini
disebabkan keluaran lampu LED pada resistot 10 k ohm tidak dirangkai ke transistor 1
dan transistor 2 yaitu emitor ke collector melainkan ke basis transistor 2. Dan keluaran
dari lampu LED pada diode 1N4802 tidak dirangkai ke rangkaian transistor 3 dan
transistor 4 yaitu emitor ke collector melainkan ke basis transistor 3. Kemudian rangkaian
diperbaiki dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Motor bergerak baik serah
putaran jarum jam ataupun berlawanan putaran jarum jam yang ditandai dengan nyala
lampu LED.
Pada rangkaian sensor, tombol dirangkai secara seri antara tombol 1 dan tombol 2
dan keluarannya berupa keluaran dari tombol 1 dan keluaran dari tombol 2 serta keluaran
dari rangkaian seri tombol 1 dan tombol 2. Begitu juga pada limit switch, limit switch
dirangkai secara seri antara limit switch atas dan limit swutch bawah sehingga
keluarannya dari keluaran limit switch atas, keluaran limit switch bawah dan keluaran
dari rangkaian seri limit switch atas dan bawah.
Untuk rangkaian wiring, semua rangakian dirakit menjadi satu kesatuan. Yaitu
rangakiaan driver, rangakaian tombol, rangakaian limit switch, terminal lift dan wiring itu
sendiri. Keluaran motor dari rangkaian driver disambung pada motor yang ada pada
terminal lift, untuk keluaran dari rangkaian tombol dan limit switch disambung pada input
Kelompok II 131
LABORATORIUM MEKATRONIKA
PLC dan dihubungkan pada kutub positif di output PLC. Kutub negative pada output PLC
dihubungkan pada com di input PLC. Untuk L1 dan L2 pada input PLC dihubungkan
pada catu daya. Output PLC 00 dan 01 dihubungkan pada keluaran sumber S1 pada
rangkaian driver dan output PLC 02 dan 04 dihubungkan pada keluaran sumber S2 pada
rangkaian driver, yang nantinya pada S1 dan S2 akan dihubungkan pada motor untuk
menggerakkan lift. Setelah dirakit, kemudian diuji dengan mengalirkan arus. Awalnya
rangkaian yang telah dirakit ini tidak berhasil yaitu lampu input pada PLC tidak menyala
ketika diberi masukkan dari tombol dan limit switch. Hal ini dikarenakan terjadi
kesalahan yaitu kutub negative pada output PLC tidak dihubungkan pada com di input
PLC. Setelah diperbaiki, dan di uji kembali. Hasil pengujian pun sesuai dengan yang
diharapkan yaitu lampu input pada PLC menyala ketika diberi masukkan pada tombol
maupun pada limit switch. Artinya rakitan ini telah benar dan berhasil.
Kelompok II 132
LABORATORIUM MEKATRONIKA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Teliti ketika merangkai rangkaian
Kelompok II 133
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Lampiran
Syarat untuk menentukan kaki (basis, emitor, dan kolektor) dan jenis (PNP atau
NPN) sebuah transistor dengan menggunakan AVO meter atau multimeter atau
multitester digital, adalah multitester tersebut harus memiliki fitur test dioda.
Fitur pengetesan ini biasanya dilambangkan dengan simbol dioda, seperti yang
terlihat pada gambar multitester dibawah ini.
Gambar : Multitester
Kita ambil contoh transistor yang hendak diukur adalah tipe C945, yang cukup
banyak digunakan, dan tidak ada dalam tabel data transistor sinyal kecil yang
pernah saya tulis disini. Sehingga kita sama-sama belajar menentukan kaki dan
jenis transistor C945, dan berikut langkahnya:
Kelompok II 134
LABORATORIUM MEKATRONIKA
• Siapkan multitester dan atur posisi kenop putar pada fitur test dioda
• Bayangkan atau gambarkan posisi kaki transistor dengan urutan angka 1,
2, dan 3
• Buat tabel pengukuran dengan 6 buah titik ukur, yaitu 1 - 2, 1 - 3, 2 - 3, 2 -
1, 3 - 1, dan 3 - 2
• Tetapkan probe warna hitam atau batang uji negatif untuk angka pertama,
dan probe warna merah atau batang uji positif untuk angka kedua, contoh:
pada titik ukur 1 - 2, probe hitam pada titik 1, dan probe merah pada titik 2
• Catat hasil tiap kali pengukuran
• Basis merupakan angka yang sama yang terdapat pada dua buah titik ukur
• Jenis NPN atau PNP nya bisa kita tentukan dengan melihat probe mana
yang terhubung kaki basis. Apabila titik basis terhubung probe hitam,
Kelompok II 135
LABORATORIUM MEKATRONIKA
maka transistor jenis PNP, dan bila titik basis terhubung probe merah,
maka transistor jenis NPN
• Bias maju Emitter-Base lebih besar dari Collector-Base, atau E-B > C-B,
pada transistor jenis PNP. Bias maju Base-Emitor lebih besar dari Base-
Collector, atau B-E > B-C, pada transistor jenis NPN
Kelompok II 136
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di
pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti
dioda biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik
penyearah gelombang penuh ataupun penyearah setengah gelombang.
Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Dioda memiliki buah dua
kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor
tipe P dan semi konduktor tipe N yang di saling dihubungkan.
Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan
bekerja sebagai isolator pada bias mundur, maka.. dioda sering digunakan sebagai
penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada
rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dan sebagainya.
Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya
menggunakan Multimeter atau ohmmeter. Karena sifat dioda hanya mampu
mengalirkan arus searah saja maka pemasangan multimeter terhadap dioda harus
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Keterangan gambar :
Kelompok II 137
LABORATORIUM MEKATRONIKA
1. Pada rangkaian gambar A, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter
menunjukan nilai tertentu, maka dioda tersebut dapat di katakan rusak.
Karena pada dioda tersebut sudah terjadi hubung singkat.
2. Pada rangkaian gambar B, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter
tidak menunjukan sama sekali, maka dioda dapat dikatakn rusak karena
sudah putus.
Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya
R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua
colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan
colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan
tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali
tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak
bergerak sama sekali dipastikan putus.
Kelompok II 138
LABORATORIUM MEKATRONIKA
Menguji Resistor / Tahanan Tetap
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan
multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena
terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari
nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor
ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
a. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
b. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian
memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control
adjusment untuk menyesuaikan.
c. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor,
begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
Kelompok II 139
LABORATORIUM MEKATRONIKA
d. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
e. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau
tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.
Kelompok II 140