Anda di halaman 1dari 3

UTS Topik Khusus Akuntansi

Nama : Istiqlal Ramadhan Rasyid


NIM : 11180820000040
Kelas : 7 Akuntansi

Soal 1
1. Trade off terjadi akibat kepentingan dalam hal tujuan pembuatan laporan keuangan.
Tujuan pertanggungjawaban pada pengukuran biaya historis masih tetap reliable karena
bersifat objektif (sebenarnya), sebaliknya nilai wajar lebih relevan karena ini berkaitan
dengan tujuan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan.Laporan keuangan
biasanya ditujukan kepada pengguna eksternal dalam pengambilan keputusan dan kepada
owner sebagai bentuk pertanggungjawaban. Sehingga ada perbedaan kepentingan dan
pengaturan dari standar setter (IASB) tentang karakteristik kualitatif yang harus
dilaksanakan, maka akan terjadi trade off antara relevan dan keandalan dalam menyajikan
data-data kuantitatif dilaporan keuangan.
Dalam penelitian yang dilakukan Bapak Qizam (2010) mengatakan hal yang sama, para
pengguna informasi laporankeuangan memiliki kepentingan dan kebutuhan yang berbeda
beda. Akibat kepentingan yang berbeda memaksa penyusun laporan keuangan menghadapi
trade off antara relevansi dan reliabilitas sebagai karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Contoh dari adanya trade off relevan dan keandalan adalah penggunaan historical cost dalam
pengukuran aset, dimana akuntansi mengorbankan relevansi untuk meningkatkan reliability.
Lalu tahun 2000 FASB mengeluarkan inisiasi SFAS untuk konvergensi antara FASB dan
IASB, dan IFRS dan US-GAAP; konten informasi non-pendapatan & tes relevansi nilai dan
tahun 2010 SEC melalui FASB mendorong konvergensi IFRS di antara standar regional, dan
IFRS dan US-GAAP

Soal 2
Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Konsep yang menjelaskan keterkaitan
antar harga saham dan informasi. Harga yang terjadi di pasar saham adalah cerminan dari
informasi yang ada. Di pasar saham, investor yang mempunyai penguasaan informasi
melebihi dari yang lainnya akan lebih mampu memprediksi harga saham ke depan dengan
lebih baik sehingga bisa mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi daripada lainnya.
Hipotesis pasar efisien ini memiliki 3 bentuk, yaitu hipotesis pasar efisien lemah, semi kuat,
dan kuat. Teori EMH menghubungkan antara penyerapan informasi yang ada dengan harga
dari suatu saham. Bentuk pasar yang lemah maka penyerapan informasi sangat rendah dan
dapat dikatakan harga saham hanya mencerminkan informasi di masa lalu saja. Untuk pasar
bentuk semi-strong maka harga saham hanya mencerminkan semua informasi publik.Bentuk
pasar yang paling efisien adalah yang paling cepat dalam menyerap informasi pasar. Pada
pasar bentuk strong ini maka harga saham sudah mencerminkan segala informasi yang ada
baik publik maupun swasta. Maka perkembangan teori EMH ini sangat berpengaruh terhadap
riset-riset yang mengenai saham, pasar modal, risk and return theory dalam saham, dan isu
tentang abnormal return.

Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang


dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Beberapa
penelitian membatasi pengungkapan. hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan
keuangan. Namun dalam Suwardjono (2005) memasukkan statemen keuangan segmental dan
statemen yang merefleksi perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan Dalam
interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan maupun informasi tambahan (supplementary communications) yang terdiri
dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen
tentang operasi perusahaan di masa yang mendatang, prakiraan keuangan dan operasi, serta
informasi lainnya. Perkembangan konsep pengungkapan ini sangat erat dengan kinerja
keuangan di perusahaan, tingkat pengungkapan terhadap investasi modal serta
perkembangan, pengungkapan untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan dan konsep
ini memicu lahirnya teori signal.

Teori sinyal (Signalling Theory) merupakan teori yang memberikan suatu sinyal dari pihak
pemilik informasi (manajer) yang berusaha memberikan suatu infomasi relevan yang dapat
dimanfaatkan oleh penerima informasi (investor, kreditur dan regulator). Kemudian pihak
penerima akan menyesuaikan pengambilan keputusan sesuai dengan pemahamanya terhadap
sinyal tersebut. Teori sinyal dengan pengungkapan sangat berhubungan erat karena
pengungkapan yang baik akan memberikan sinyal atau respon yang baik juga bagi para
penerima informasi. Dengan demikian, menurut Yuyetta et.al. (2012) Teori sinyal
menjelaskan bahwa perusahaan akan cenderung memberikan informasi yang lebih lengkap
untuk membangun reputasi yang akan terlihat lebih baik dibandingkan perusahaan-
perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan, yang pada akhirnya akan menarik para
investor. Perkembangan teori sinyal ini diiringi dengan perkembangan pengungkapan terkait
informasi-informasi keuangan atau juga bagaimana kinerja keuangan disuatu perusahan dapat
memberikan sinyal kepada suatu perusahaan.

Soal 3
a. Teori yang digagas oleh Elkington (1997) untuk mengkontruksi kinerja manajerial
perusahaan yang menjelaskan 3P (Profit, Planet, People). Profit maksudnya kembali lagi
kepada tujuan perusahaan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya atau memaksimalkan
pendapatan, Planet maksudnya berkaitan dengan lingkungan, bagaimana
pertanggungjawaban perusahaan kepada lingkungan sekitar, apakah memberikan dampak
positif atau negative, People maksudnya berkaitan kepada para pihak eksternal seperti
investor, kreditur dan regulator untuk pengambilan keputusan.
b. Latar belakang munculnya integrated reporting berasal dari teori TBL, awal mulanya
laporan keuangan diharapkan untuk memenuhi kebutuhan informasi investor dan kreditur
sebagai peneydia sumber daya keuangan perusahaan, seiring berjalannya zaman, perubahan
laporan keuangan tidak hanya mencakup informasi bagi investor dan kreditur namun bisa
memberikan informasi mengenai efek keberadaan perusahaan pada lingkungan sosial dan
lingkungan alam, hal ini berkaitan dengan teori TBL (planet). Pada tahun 1999 GRI (Global
Reporting Initiative) menggagas Sustainability Reporting yang menyajikan pelaporan
informasi sosial, lingkungan dan keuangan serta Good Corporate Governance mereka Dan
tahun 2000, 35% dari 250 perusahaan besar di dunia mengeluarkan Green Report sebagai
bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap lingkungan. Maka Integrated Reporting sudah
mengintegrasi semua laporan-laporan yang ada diperusahaan baik berisi informasi keuangan,
informasi non-keuangan, informasi lingkungan, informasi CSR dan lainnya.
c. Di Indonesia penelitian mengenai integrated reporting belum banyak dilakukan karena
konsep ini masih tergolong baru, selain itu belum ada regulasi khusus yang mewajibkan
setiap perusahaan untuk melakukan integrated reporting dari pemerintah, maka di Indonesia
integrated reporting masih bersifat pengungkapan sukarela. Maka untuk proyeksi
kedepannya di Indonesia bisa mengimplementasikan integrated reporting dan pemerintah
mengeluarkan regulasi untuk mewajibkan setiap perusahaan melakukan integrated reporting
karena banyak manfaat yang dihasilkan. Dan perusahaan syariah juga bisa melakukan
integrated reporting dengan mengkombinasikan metode PBL dekontruksi dari teori PBL
yang dikembangkan oleh Triwuyono (2016).

Anda mungkin juga menyukai