Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Filsafat Manusia (PSO201A)

Dosen : Drs. M. Suharsono M.Si

Nama : Sulisyaningrum Ayu Wardani (202060029)

MANUSIA SEBUAH MISTERI

Karya : Louis Leahy

BAB I Filsafat Manusia

1. Mengapa “filsafat manusia” kita anggap lebih baik daripada “psikologi


rasionil”?
Karena istilah “psikologi” mengandung kesulitan, apabila orang
berpegang teguh pada etimologinya, sebab disiplin nya seolah-olah hanya
memperhatikan satu aspek atau satu sudut saja dari manusia, yaitu jiwa nya.
Sedangkan istilah “filsafat” mempunyai kelebihan yang menguntungkan,
karena yang dipelajari dengannya ialah manusia sepenuhnya, sukma serta
badannya, daging serta jiwanya, sebab manusia adalah makhluk yang
memiliki kemampuan, hak istimewa, dan sampai batas tertentu, memiliki
tugas menyelidiki hal-hal secara mendalam.
2. Mengapa kita pikir bahwa memang penting memperhatikan filsafat manusia?
Karena filsafat manusia jelasnya adalah bagian atau cabang dari
filsafat yang mengupas apa artinya menjadi manusia. Lagi pula setiap orang
mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Meskipun ia tidak perlu
mengenal dan mengerti segala hal, setidak-tidaknya ia harus mengenal serta
mengerti dirinya sendiri secara cukup mendalam untuk dapat mengatur
sikapnya dalam hidup. Sebab semua orang yakin, atau setidak-tidaknya
mempunyai rasa, bahwa pribadinya merupakan suatu hal yang berharga,
yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan.
3. Terapkanlah tiga alasan yang sepintas lalu, rupanya menjadikan filsafat
manusia tidak berguna dewasa ini.
1. Sudah banyak ilmu-ilmu tertentu yang masing-masing menggarap
manusia dari suatu sudut pandangan khusus: asal-usulnya, corak bentuknya,
tindak-tanduknya, prestasi-prestasinya terhadap lingkungan sekelilingnya,
penyakit-penyakit dan keanehan-keanehannya, dan lain-lain. 2. Apa yang
dikatakan oleh para filsuf hingga kini tentang manusia tidaklah tanpa
menimbulkan keragu-raguan. Mereka (para filsuf) telah menyajikan pelbagai
konsepsi tentang manusia yang tampaknya saling bertentangan. 3. Para filsuf
telah melakukan banyak kesalahan yang mengecewakan tentang sifat dasar
manusia.
4. Jawablah ketiga alasan (atau keberatan) tersebut.
1. Masing-masing cabang ilmu pengetahuan itu hanya mempelajari
satu segi saja dari tindak-tanduk manusia atau dari bentuk fisiknya. Sejarah
mengisahkan kepada kita bagaimana orang-orang zaman dulu hidup.
Kesenian, kesusasteraan, perfilman, menggunakan bahasa yang jauh lebih
konkret daripada ilmu-ilmu pengetahuan serta filsafat itu sendiri. Karya-karya
serta tokoh-tokohnya itu banyak memperkaya pengetahuan kita tentang
manusia universal. Adapun teologi, ia pun banyak mengajar kita tentang
manusia, sejarahnya, tujuannya, karena ia bertugas untuk meneruskan dan
memperjelas apa yang Tuhan sabdakan sendiri tentang asal dan tujuan
terakhir manusia. 2. Apa yang telah dikatakan oleh para filsuf hingga kini
tentang manusia tidaklah berlalu tanpa menimbulkan kekurangpercayaan.
Mereka memang telah memberikan pelbagai macam ketentuan yang
tampaknya juga saling bertentangan. Pada abad kita ini, para ahli pikir seperti
Burbel, Marcel, Levinas, dan Mounier menegaskan dengan kuat, bahwa
setiap makhluk manusia merupakan suatu nilai unik, sedangkan para ahli pikir
lainnya mengajar kita bahwa manusia itu adalah suatu makhluk yang tidak
berarti atau suatu keinginan yang sia-sia. 3. Disebabkan oleh macam-macam
alasan, banyak filsuf lain yang menganggap manusia itu tidak mempunyai
kebebasan. Plato menganggapnya sudah hidup lebih dulu dalam suatu dunia
abadi di awang-awang sebelum jatuh ke dalam suatu badan yang dapat mati.
Adapun Descrates menggambarkannya sebagai terbentuk dari campuran
antara dua macam bahan yang dapat terpisah, badan dan jiwa. Spinoza
beranggapan bahwa manusia itu hanya suatu cara atau suatu bayangan saja,
tanpa konsistensi pribadi, dari substansi ilahi.
5. Berikanlah beberapa contoh tentang pengaruh filsafat dalam bermacam-
macam bidang, seperti psikologi, kesusastraan, sosiologi, teologi, dan lain-
lain.
Pengaruh filsafat pada ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia adalah
kemampuan filsafat mengarahkan penyelidikannya terhadap segi yang lebih
mendalam dari manusia. Filsafat mempertanyakan secara mendalam apakah
yang pada dasarnya memberi corak khas kepada manusia, apakah yang
memberinya sifat kesatuan, apakah yang menyebabkan tindakan yang juga
khas baginya. Karena bantuan filsafat maka pertanyaan tersebut di atas akan
menjadi lebih fundamental dan ontologis, maka sudutnya lebih luas dan lebih
mempersatukan, lebih global. Vokabuler yang khas baginya adalah mengenai
gagasan-gagasan universal dan terutama transendental, yang
menggambarkan sifat-sifat yang mempengaruhi segala realitas: kebenaran,
kebaikan, keindahan, aktivitas, pasivitas, alteritas dan lain-lain. Sedangkan
pengaruh filsafat pada Kesenian, Kesusatraan, dan Sinema adalah
kemampuaan nya dalam menarik secara langsung ketentuan-ketentuan
universal yang ajek dari watak-sifat manusia. Dan pengaruh filsafat pada
Psikologi adalah kemampuannya untuk mengeksakkan Psikologi filosofis
karena yang dipelajari dalam filsafat tentang manusia (filsafat manusia)
adalah keseluruhan manusia sepenuhnya, roh serta badannya, jiwa serta
dagingnnya.
6. Apa artinya “watak-sifat manusia” sebagai sasaran filsafat manusia?
Filsafat manusia menduga bahwa ada suatu watak-sifat manusia,
suatu kumpulan corak-corak yang khas, suatu rangkaian bentuk dinamis yang
khas, yang terdapat secara mutlak pada manusia, yang memungkinkan
membedakan mereka secara pasti dari makhluk-makhluk lain. Watak-sifat
manusia adalah kompleks, bergerak dan dipengaruhi oleh daya
perkembangan, tidak mewujudkan sekaligus segala kemampuannya, dan
tidak mewujudkan diri di mana-mana dengan cara yang sama. Mungkin juga
ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu dan lingkungan, adat
kebiasaan serta keadaan-keadaan setempat, yang hanya dapat tampak
sebagai variasi kalau timbul pada suatu dasar umum.
7. Jelaskanlah keberatan terhadap adanya “kodrat manusia” yang objektif,
berdasarkan variasi-variasi historis tentang apa yang khas baginya dan
berdasarkan kenyataan, bahwa kodrat itu “masih dicari”.
Secara Antropologis ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu
dan lingkungan, adat kebiasaan, serta keadaan-keadaan setempat terhadap
“kodrat manusia” Secara Eksistensialis (Contoh : Satre) ada penyangkalan
terhadap watak-sifat manusia yang berlaku secara umum. Kodrat manusia
bukan sesuatu yang kaku, melainkan bersifat dinamis-evolutif dan tidak
dikapsulkan dalam beberapa konsep definitif karena pengetahuan kita selalu
bersifat historis dan perspektival. Kodrat manusia itu pada dasarnya
berkelanjutan dan terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan pemikiran
filsafati baru. Pikiran manusia berbentuk temporal sehingga signifikasi atau
arti yang menghadiri suatu pikiran tetap tinggal terbuka terhadap aspek-aspek
baru. Justru karena kodrat manusia itu sendiri, tidak mengherankan bahwa
kita masih dalam proses menemukan terus-menerus apa itu manusia secara
keseluruhan.
8. Jelaskanlah perbedaan antara: ilmu-ilmu pengetahuan manusia dan filsafat
manusia; kesenian, sejarah, teologi, mitos, dan filsafat manusia.
Perbedaan antara ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia dan filsafat
manusia adalah pada tingkat kemampuannya dalam menyelidiki segi-segi
tertentu dari manusia, jika ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia berdaya
upaya untuk menemukan hukum-hukum perbuatan manusia, sejauh
perbuatan itu dapat dipelajari secara inderawi atau bisa dijadikan objek
introspeksi per ilmu hanya mempelajari satu saja dari tindak-tanduk manusia
atau bentuk fisiknya sedangkan filsafat manusia mampu mengarahkan
penyelidikannya terhadap segi yang lebih mendalam dari manusia, filsafat
dapat bertanya dasar-dasar dan penyebab sifat khas, sifat kesatuan, dan
tindakan khas pada manusia. Karena lebih fundamental dan ontologis maka
filsafat manusia lebih global dibandingkan ilmu-ilmu pengetahuan tentang
manusia lainnya. Sedangkan perbedaan antara filsafat manusia dengan
kesenian, sejarah, teologi dan mitos adalah pada kemampuannya dalam
menarik suatu ketentuan-ketentuan dari watak-sifat manusia dimana filsafat
manusia berupaya untuk menarik secara langsung ketentuan-ketentuan
universal yang ajeg dari watak-sifat manusia sedangkan kesenian, sejarah,
teologi dan mitos selalu bersifat lokal, kompleks, fleksibel dan dipengaruhi
oleh daya perkembangan, tidak mewujudkan sekaligus segala
kemampuannya, dan tidak mewujudkan diri dimana-mana dengan cara yang
sama, ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu dan lingkungan, adat
kebiasaan, serta keadaan-keadaan setempat.
9. Dari jenis pengetahuan dan pengalaman mana, tentang manusia dan dunia,
si filsuf harus bertolak?
Dari pengalaman primordial; ia mendahului perbedaan segala disiplin
dan dia merupakan landasan bagi timbulnya semua disiplin masing-masing.
Bertolak dari pengetahuan dan pengalaman tentang manusia serta dunia
yang secara wajar ada pada setiap individu, yang dimiliki oleh semua orang
secara bersama-sama, yang dari situlah sang ilmuwan membangun ilmunya,
sang seniman menciptakan karyanya, sang ahli sejarah menelusuri waktu
yang telah silam, dan ahli teologi menafsirkan Sabda Ilahi.
10. Apa artinya “objek material” dan “objek formal” filsafat manusia?
Objek material dari suatu disiplin ialah halnya sendiri yang dijadikan
bahan penyelidikannya. Adapun objek formal ialah segi khusus yang dihadapi
dan dipelajari dalam objek material tersebut. Suatu objek material tertentu
bisa menjadi objek yang sama bagi beberapa disiplin, masing-masing dengan
meninjau nya dari titik pandangan yang berbeda, karena masing-masing
memiliki objek formal nya sendiri-sendiri. Begitu pula filsafat manusia,
memiliki manusia sebagai objek material nya, sedangkan objek formal itu
ialah inti manusia, alam kodratnya, strukturnya yang fundamental.
11. Apa artinya “ struktur metafisik” manusia?
Jadi, kalau dalam filsafat dikatakan bahwa manusia terbentuk dari
badan dan jiwa, itu tidak berarti bahwa manusia itu seakan-akan terdiri dari
dua hal yang telah dihubungkan bersama-sama, dari dua macam bahan yang
telah di campuradukkan, dan yang masing-masing dapat ditempatkan dan
digambar secara terpisah. Tetapi itu merupakan pengakuan bahwa dalam
makhluk yang disebut manusia itu ada sesuatu “yang oleh karenanya” dia
hidup dan berpikiran, yang merupakan struktur metafisik fundamental dari
manusia.
12. Diantara semua sifat yang menggambarkan metode filsafat, ringkaskanlah:
sifat dialogal (dialektif), induktif, dan deduktif.
Dialektif merupakan hasil pengumpulan, penjumlahan, dan penilaian
kritik dari semua opini yang didapatkan tentang suatu masalah yang telah
dikemukakan. Bagi mereka pertanyaan dan persoalan, merupakan titik tolak
yang diharuskan bagi setiap pemaparan. Pemecahannya harus
mempertimbangkan segala sesuatu yang sah, baik dalam pendapat yang pro,
maupun yang kontra. Disebut induktif sebab ia menyimpulkan dari suatu
gejala (atau dari beberapa gejala) strukturnya yang esensial. Setelah orang
menemukan, melalui analisis (induktif) kegiatan-kegiatan manusia, apa yang
esensial dalam kodratnya, maka menjadi mungkin untuk menyimpulkan dari
kodrat esensial itu beberapa ciri khas yang disebabkan olehnya sebagai
deduktif. Misalnya, setelah dari kegiatan intelektual manusia di-induksi-kan
ciri spiritual jiwanya, orang dapat men-deduksi-kan ciri kekal jiwa itu sebagai
konsekuensi.
13. Kapan filsafat manusia bisa dikatakan: kebijaksanaan?
Ketika filsafat mencapai taraf fundamental. Karena pada taraf
fundamental itu segala hal bersatu-padu kembali, maka filsafat cenderung
untuk membentuk sintesis, bahkan sistem. Bagaimana pun juga, suatu filsafat
tentang manusia tidak akan sampai pada taraf itu, kecuali kalau ia
diperlengkapi dengan suatu filsafat dunia serta alam semesta, suatu filsafat
tentang pengertian (epistemologi), tentang masyarakat, tentang nilai-nilai,
serta suatu filsafat ketuhanan dan agama. Tetapi juga seandainya pada suatu
ketika sintesis semacam itu berhasil terbentuk, sintesis itu harus selalu dapat
disempurnakan, selalu terbuka terhadap perkembangan-perkembangan dan
pendalaman-pendalaman yang baru.

BAB II Manusia Berbicara

1. Dari halaman-halaman yang memberikan alasan-alasan mengapa kita mulai


filsafat manusia dengan kegiatan berbicara, jelaskanlah alasan yang berikut:
perbuatan berbicara memperlihatkan keseluruhan manusia dalam kesatuan
dinamiknya.
Perbuatan berbicara itu adalah perbuatan khusus manusia untuk
mengisyaratkan perasaan-perasaan atau pikirannya, dengan cara
mengeluarkan serta membentuk suara-suara dengan perantaraan sejumlah
alat-alat tubuh yang disebut alat Laryngo-buccal (pangkal tenggorokan dan
mulut). meskipun berbicara hanya merupakan suatu cara khusus untuk
mengisyaratkan, namun memikirkan perbuatan berbicara atau suatu
perbuatan untuk mengisyaratkan yang mana pun juga, sama dengan
memikirkan kemampuan umum dari manusia untuk mengemukakan perasaan
dan pikiran dengan perantaraan tanda-tanda. Kita setiap saat sedang
berbicara dengan seseorang ataupun mendengarkan seseorang sedang
berbicara. Bahkan apabila kita tidak sedang mendengarkan apa-apa, kita
tidak henti-hentinya berbicara dengan diri kita sendiri di dalam hati.
2. Apa artinya ‘isyarat’? bagaimana struktur intern nya?
Isyarat disebut sebagai suatu signifikasi yang terdapat dalam segala
realitas inderawi. Signifikasi atau arti adalah sifat yang dimiliki oleh suatu
realitas material untuk dapat mengarahkan kita kepada suatu realitas lain dari
dirinya sendiri. Tanda adalah suatu kesatuan yang kompleks, terdiri dari suatu
unsur, yang bersifat material serta suatu unsur yang matematerial, yaitu
signifikasi yang bersatu padu dengan material, tetapi yang ketentuan
terhadapnya dan melebihinya. Jadi, tanda pada dasarnya bersifat relasional
atau intensional. Suatu tanda bisa jadi bersifat natural; jika hubungan antara
tanda dan yang diisyaratkan timbul dari sifat kodrati mereka masing-masing,
atau konvensional; apabila hubungan antara tanda dan yang diisyaratkan
merupakan hasil dari konvensi atau kebiasaan.
3. Berikanlah satu contoh dari isyarat analog.
Analog terjadi apabila sebuah tanda mempunyai dua atau beberapa
signifikasi, yang salah satu diantaranya menunjuk, dari dirinya, kepada
signifikasi yang lain. Contohnya kata “sinar” yang berarti cahaya, namun juga
bisa diartikan harapan ataupun jalan.
4. Dalam arti apa lambang dikatakan: isyarat analog?
Lambang adalah tanda analog yang arti pertamanya cukup jelas, tetapi
arti keduanya memerlukan suatu penjelasan supaya menjadi terang.
Perkataan “hitam” berarti pertama adalah suatu jenis warna, kemudian itu
bisa melambangkan kegelapan.
5. Dalam bagian yang ketiga dari bab ini, dianalisis enam perbedaan yang
fundamental antara “bahasa” binatang dan bahasa manusia. Pilihlah dua dari
perbedaan-perbedaan ini, dan perlihatkanlah dengan jelas bagaimana
perbedaan-perbedaan itu memberitahukan kepada kita sesuatu yang penting
tentang manusia.
Pertama, bahasa binatang adalah sesuatu yang diberikan bersama-
sama dengan kelahirannya, yang bukan hasil pelajaran, yang berkembang
sejalan dengan perkembangan organisme nya, sedangkan anak manusia
memerlukan seseorang untuk mengajarkannya berbicara. Hal itu sekaligus
menunjukkan bahwa pada manusia percakapan bukan hasil dari
perkembangan fisik saja, juga bahwa anak harus mempelajarinya dari orang
lain pada waktunya, dan juga bahwa pengajaran tersebut merupakan suatu
faktor yang tidak dapat dihilangkan bagi perkembangan yang sungguh
manusiawi. Dapat ditambahkan pula, bahwa manusia cenderung menyimpan
ucapan-ucapan yang dikemukakannya, tulisan-tulisan yang disusun nya,
karya-karya seni yang diciptakan untuk mencurahkan perasaannya supaya
semua itu dapat dimanfaatkan nya terus-menerus, sedangkan binatang
rupanya tidak mempedulikan hal itu, ia hanya dapat menciptakan sesuatu
dengan berlandas kan pada apa yang telah ditemukan sebelumnya.
6. Pelajaran apa yang diberikan kepada kita oleh penemuan beberapa “anak-
manusia-serigala”? Dan oleh penemuan beberapa anak yang dilahirkan “tuli-
gagu-buta”?
Seorang anak manusia memerlukan seseorang yang mengajarnya
untuk berbicara. Seorang anak yang sejak lahirnya tidak berhubungan sama
sekali dengan orang lain tidak akan pernah dapat berbicara dan juga tidak
akan dapat bersifat benar-benar sebagai makhluk manusiawi. Meskipun
secara fisik anak-anak itu berkembang dan tidak nampak bahwa mereka idiot,
namun anak-anak itu tidak dapat menyatakan keinginannya selain dengan
berteriak-teriak seperti binatang-binatang yang mengasuh mereka.
7. Diantara sifat-sifat esensial dari manusia yang diberitahukan kepada kita oleh
perbuatan-perbuatan berbicara, perhatikanlah secara khusus sifat-sifat yang
berikut:
o Manusia sebagai kesatuan substansial
Adalah manusia yang tetap ajek dengan dirinya sendiri yang unik yang
sadar akan dirinya sendiri, yang lain dengan pengertian yang mendalam atas
pengalaman-pengalaman empiris ego.
o Manusia sebagai makhluk yang memiliki interioritas
Adalah manusia yang memiliki keterbukaan terhadap dunia serta
kehadirannya pada orang-orang lain.
o Manusia sebagai makhluk yang bisa memandang dunia secara objektif
Adalah manusia yang mampu melihat dunia sekelilingnya
sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi oleh asumsi atau tendensi tertentu
yang telah terbentuk sebagai akibat dari alam bawah sadar kolektif dan atau
simpulan empiris individu itu sendiri.
o Manusia sebagai badan dan roh.
Adalah manusia itu sekaligus memiliki badan yang memungkinkannya
mengubah materi dan membuatnya bersignifikasi serta roh untuk mengenal
dan mengemukakan segala signifikasi.

Anda mungkin juga menyukai