0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan9 halaman
Filsafat manusia mempelajari manusia secara keseluruhan, termasuk jiwa dan badan. Ia berupaya menemukan sifat-sifat universal yang membedakan manusia dari makhluk lain meskipun pengetahuan tentang kodrat manusia bersifat historis dan terus berkembang. Filsafat manusia berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena mampu menyelidiki aspek-aspek yang lebih mendalam tentang hakikat ke
Filsafat manusia mempelajari manusia secara keseluruhan, termasuk jiwa dan badan. Ia berupaya menemukan sifat-sifat universal yang membedakan manusia dari makhluk lain meskipun pengetahuan tentang kodrat manusia bersifat historis dan terus berkembang. Filsafat manusia berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena mampu menyelidiki aspek-aspek yang lebih mendalam tentang hakikat ke
Filsafat manusia mempelajari manusia secara keseluruhan, termasuk jiwa dan badan. Ia berupaya menemukan sifat-sifat universal yang membedakan manusia dari makhluk lain meskipun pengetahuan tentang kodrat manusia bersifat historis dan terus berkembang. Filsafat manusia berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena mampu menyelidiki aspek-aspek yang lebih mendalam tentang hakikat ke
1. Mengapa “filsafat manusia” kita anggap lebih baik daripada “psikologi
rasionil”? Karena istilah “psikologi” mengandung kesulitan, apabila orang berpegang teguh pada etimologinya, sebab disiplin nya seolah-olah hanya memperhatikan satu aspek atau satu sudut saja dari manusia, yaitu jiwa nya. Sedangkan istilah “filsafat” mempunyai kelebihan yang menguntungkan, karena yang dipelajari dengannya ialah manusia sepenuhnya, sukma serta badannya, daging serta jiwanya, sebab manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan, hak istimewa, dan sampai batas tertentu, memiliki tugas menyelidiki hal-hal secara mendalam. 2. Mengapa kita pikir bahwa memang penting memperhatikan filsafat manusia? Karena filsafat manusia jelasnya adalah bagian atau cabang dari filsafat yang mengupas apa artinya menjadi manusia. Lagi pula setiap orang mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Meskipun ia tidak perlu mengenal dan mengerti segala hal, setidak-tidaknya ia harus mengenal serta mengerti dirinya sendiri secara cukup mendalam untuk dapat mengatur sikapnya dalam hidup. Sebab semua orang yakin, atau setidak-tidaknya mempunyai rasa, bahwa pribadinya merupakan suatu hal yang berharga, yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan. 3. Terapkanlah tiga alasan yang sepintas lalu, rupanya menjadikan filsafat manusia tidak berguna dewasa ini. 1. Sudah banyak ilmu-ilmu tertentu yang masing-masing menggarap manusia dari suatu sudut pandangan khusus: asal-usulnya, corak bentuknya, tindak-tanduknya, prestasi-prestasinya terhadap lingkungan sekelilingnya, penyakit-penyakit dan keanehan-keanehannya, dan lain-lain. 2. Apa yang dikatakan oleh para filsuf hingga kini tentang manusia tidaklah tanpa menimbulkan keragu-raguan. Mereka (para filsuf) telah menyajikan pelbagai konsepsi tentang manusia yang tampaknya saling bertentangan. 3. Para filsuf telah melakukan banyak kesalahan yang mengecewakan tentang sifat dasar manusia. 4. Jawablah ketiga alasan (atau keberatan) tersebut. 1. Masing-masing cabang ilmu pengetahuan itu hanya mempelajari satu segi saja dari tindak-tanduk manusia atau dari bentuk fisiknya. Sejarah mengisahkan kepada kita bagaimana orang-orang zaman dulu hidup. Kesenian, kesusasteraan, perfilman, menggunakan bahasa yang jauh lebih konkret daripada ilmu-ilmu pengetahuan serta filsafat itu sendiri. Karya-karya serta tokoh-tokohnya itu banyak memperkaya pengetahuan kita tentang manusia universal. Adapun teologi, ia pun banyak mengajar kita tentang manusia, sejarahnya, tujuannya, karena ia bertugas untuk meneruskan dan memperjelas apa yang Tuhan sabdakan sendiri tentang asal dan tujuan terakhir manusia. 2. Apa yang telah dikatakan oleh para filsuf hingga kini tentang manusia tidaklah berlalu tanpa menimbulkan kekurangpercayaan. Mereka memang telah memberikan pelbagai macam ketentuan yang tampaknya juga saling bertentangan. Pada abad kita ini, para ahli pikir seperti Burbel, Marcel, Levinas, dan Mounier menegaskan dengan kuat, bahwa setiap makhluk manusia merupakan suatu nilai unik, sedangkan para ahli pikir lainnya mengajar kita bahwa manusia itu adalah suatu makhluk yang tidak berarti atau suatu keinginan yang sia-sia. 3. Disebabkan oleh macam-macam alasan, banyak filsuf lain yang menganggap manusia itu tidak mempunyai kebebasan. Plato menganggapnya sudah hidup lebih dulu dalam suatu dunia abadi di awang-awang sebelum jatuh ke dalam suatu badan yang dapat mati. Adapun Descrates menggambarkannya sebagai terbentuk dari campuran antara dua macam bahan yang dapat terpisah, badan dan jiwa. Spinoza beranggapan bahwa manusia itu hanya suatu cara atau suatu bayangan saja, tanpa konsistensi pribadi, dari substansi ilahi. 5. Berikanlah beberapa contoh tentang pengaruh filsafat dalam bermacam- macam bidang, seperti psikologi, kesusastraan, sosiologi, teologi, dan lain- lain. Pengaruh filsafat pada ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia adalah kemampuan filsafat mengarahkan penyelidikannya terhadap segi yang lebih mendalam dari manusia. Filsafat mempertanyakan secara mendalam apakah yang pada dasarnya memberi corak khas kepada manusia, apakah yang memberinya sifat kesatuan, apakah yang menyebabkan tindakan yang juga khas baginya. Karena bantuan filsafat maka pertanyaan tersebut di atas akan menjadi lebih fundamental dan ontologis, maka sudutnya lebih luas dan lebih mempersatukan, lebih global. Vokabuler yang khas baginya adalah mengenai gagasan-gagasan universal dan terutama transendental, yang menggambarkan sifat-sifat yang mempengaruhi segala realitas: kebenaran, kebaikan, keindahan, aktivitas, pasivitas, alteritas dan lain-lain. Sedangkan pengaruh filsafat pada Kesenian, Kesusatraan, dan Sinema adalah kemampuaan nya dalam menarik secara langsung ketentuan-ketentuan universal yang ajek dari watak-sifat manusia. Dan pengaruh filsafat pada Psikologi adalah kemampuannya untuk mengeksakkan Psikologi filosofis karena yang dipelajari dalam filsafat tentang manusia (filsafat manusia) adalah keseluruhan manusia sepenuhnya, roh serta badannya, jiwa serta dagingnnya. 6. Apa artinya “watak-sifat manusia” sebagai sasaran filsafat manusia? Filsafat manusia menduga bahwa ada suatu watak-sifat manusia, suatu kumpulan corak-corak yang khas, suatu rangkaian bentuk dinamis yang khas, yang terdapat secara mutlak pada manusia, yang memungkinkan membedakan mereka secara pasti dari makhluk-makhluk lain. Watak-sifat manusia adalah kompleks, bergerak dan dipengaruhi oleh daya perkembangan, tidak mewujudkan sekaligus segala kemampuannya, dan tidak mewujudkan diri di mana-mana dengan cara yang sama. Mungkin juga ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu dan lingkungan, adat kebiasaan serta keadaan-keadaan setempat, yang hanya dapat tampak sebagai variasi kalau timbul pada suatu dasar umum. 7. Jelaskanlah keberatan terhadap adanya “kodrat manusia” yang objektif, berdasarkan variasi-variasi historis tentang apa yang khas baginya dan berdasarkan kenyataan, bahwa kodrat itu “masih dicari”. Secara Antropologis ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu dan lingkungan, adat kebiasaan, serta keadaan-keadaan setempat terhadap “kodrat manusia” Secara Eksistensialis (Contoh : Satre) ada penyangkalan terhadap watak-sifat manusia yang berlaku secara umum. Kodrat manusia bukan sesuatu yang kaku, melainkan bersifat dinamis-evolutif dan tidak dikapsulkan dalam beberapa konsep definitif karena pengetahuan kita selalu bersifat historis dan perspektival. Kodrat manusia itu pada dasarnya berkelanjutan dan terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan pemikiran filsafati baru. Pikiran manusia berbentuk temporal sehingga signifikasi atau arti yang menghadiri suatu pikiran tetap tinggal terbuka terhadap aspek-aspek baru. Justru karena kodrat manusia itu sendiri, tidak mengherankan bahwa kita masih dalam proses menemukan terus-menerus apa itu manusia secara keseluruhan. 8. Jelaskanlah perbedaan antara: ilmu-ilmu pengetahuan manusia dan filsafat manusia; kesenian, sejarah, teologi, mitos, dan filsafat manusia. Perbedaan antara ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia dan filsafat manusia adalah pada tingkat kemampuannya dalam menyelidiki segi-segi tertentu dari manusia, jika ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia berdaya upaya untuk menemukan hukum-hukum perbuatan manusia, sejauh perbuatan itu dapat dipelajari secara inderawi atau bisa dijadikan objek introspeksi per ilmu hanya mempelajari satu saja dari tindak-tanduk manusia atau bentuk fisiknya sedangkan filsafat manusia mampu mengarahkan penyelidikannya terhadap segi yang lebih mendalam dari manusia, filsafat dapat bertanya dasar-dasar dan penyebab sifat khas, sifat kesatuan, dan tindakan khas pada manusia. Karena lebih fundamental dan ontologis maka filsafat manusia lebih global dibandingkan ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia lainnya. Sedangkan perbedaan antara filsafat manusia dengan kesenian, sejarah, teologi dan mitos adalah pada kemampuannya dalam menarik suatu ketentuan-ketentuan dari watak-sifat manusia dimana filsafat manusia berupaya untuk menarik secara langsung ketentuan-ketentuan universal yang ajeg dari watak-sifat manusia sedangkan kesenian, sejarah, teologi dan mitos selalu bersifat lokal, kompleks, fleksibel dan dipengaruhi oleh daya perkembangan, tidak mewujudkan sekaligus segala kemampuannya, dan tidak mewujudkan diri dimana-mana dengan cara yang sama, ada variasi-variasi tanpa henti berdasarkan waktu dan lingkungan, adat kebiasaan, serta keadaan-keadaan setempat. 9. Dari jenis pengetahuan dan pengalaman mana, tentang manusia dan dunia, si filsuf harus bertolak? Dari pengalaman primordial; ia mendahului perbedaan segala disiplin dan dia merupakan landasan bagi timbulnya semua disiplin masing-masing. Bertolak dari pengetahuan dan pengalaman tentang manusia serta dunia yang secara wajar ada pada setiap individu, yang dimiliki oleh semua orang secara bersama-sama, yang dari situlah sang ilmuwan membangun ilmunya, sang seniman menciptakan karyanya, sang ahli sejarah menelusuri waktu yang telah silam, dan ahli teologi menafsirkan Sabda Ilahi. 10. Apa artinya “objek material” dan “objek formal” filsafat manusia? Objek material dari suatu disiplin ialah halnya sendiri yang dijadikan bahan penyelidikannya. Adapun objek formal ialah segi khusus yang dihadapi dan dipelajari dalam objek material tersebut. Suatu objek material tertentu bisa menjadi objek yang sama bagi beberapa disiplin, masing-masing dengan meninjau nya dari titik pandangan yang berbeda, karena masing-masing memiliki objek formal nya sendiri-sendiri. Begitu pula filsafat manusia, memiliki manusia sebagai objek material nya, sedangkan objek formal itu ialah inti manusia, alam kodratnya, strukturnya yang fundamental. 11. Apa artinya “ struktur metafisik” manusia? Jadi, kalau dalam filsafat dikatakan bahwa manusia terbentuk dari badan dan jiwa, itu tidak berarti bahwa manusia itu seakan-akan terdiri dari dua hal yang telah dihubungkan bersama-sama, dari dua macam bahan yang telah di campuradukkan, dan yang masing-masing dapat ditempatkan dan digambar secara terpisah. Tetapi itu merupakan pengakuan bahwa dalam makhluk yang disebut manusia itu ada sesuatu “yang oleh karenanya” dia hidup dan berpikiran, yang merupakan struktur metafisik fundamental dari manusia. 12. Diantara semua sifat yang menggambarkan metode filsafat, ringkaskanlah: sifat dialogal (dialektif), induktif, dan deduktif. Dialektif merupakan hasil pengumpulan, penjumlahan, dan penilaian kritik dari semua opini yang didapatkan tentang suatu masalah yang telah dikemukakan. Bagi mereka pertanyaan dan persoalan, merupakan titik tolak yang diharuskan bagi setiap pemaparan. Pemecahannya harus mempertimbangkan segala sesuatu yang sah, baik dalam pendapat yang pro, maupun yang kontra. Disebut induktif sebab ia menyimpulkan dari suatu gejala (atau dari beberapa gejala) strukturnya yang esensial. Setelah orang menemukan, melalui analisis (induktif) kegiatan-kegiatan manusia, apa yang esensial dalam kodratnya, maka menjadi mungkin untuk menyimpulkan dari kodrat esensial itu beberapa ciri khas yang disebabkan olehnya sebagai deduktif. Misalnya, setelah dari kegiatan intelektual manusia di-induksi-kan ciri spiritual jiwanya, orang dapat men-deduksi-kan ciri kekal jiwa itu sebagai konsekuensi. 13. Kapan filsafat manusia bisa dikatakan: kebijaksanaan? Ketika filsafat mencapai taraf fundamental. Karena pada taraf fundamental itu segala hal bersatu-padu kembali, maka filsafat cenderung untuk membentuk sintesis, bahkan sistem. Bagaimana pun juga, suatu filsafat tentang manusia tidak akan sampai pada taraf itu, kecuali kalau ia diperlengkapi dengan suatu filsafat dunia serta alam semesta, suatu filsafat tentang pengertian (epistemologi), tentang masyarakat, tentang nilai-nilai, serta suatu filsafat ketuhanan dan agama. Tetapi juga seandainya pada suatu ketika sintesis semacam itu berhasil terbentuk, sintesis itu harus selalu dapat disempurnakan, selalu terbuka terhadap perkembangan-perkembangan dan pendalaman-pendalaman yang baru.
BAB II Manusia Berbicara
1. Dari halaman-halaman yang memberikan alasan-alasan mengapa kita mulai
filsafat manusia dengan kegiatan berbicara, jelaskanlah alasan yang berikut: perbuatan berbicara memperlihatkan keseluruhan manusia dalam kesatuan dinamiknya. Perbuatan berbicara itu adalah perbuatan khusus manusia untuk mengisyaratkan perasaan-perasaan atau pikirannya, dengan cara mengeluarkan serta membentuk suara-suara dengan perantaraan sejumlah alat-alat tubuh yang disebut alat Laryngo-buccal (pangkal tenggorokan dan mulut). meskipun berbicara hanya merupakan suatu cara khusus untuk mengisyaratkan, namun memikirkan perbuatan berbicara atau suatu perbuatan untuk mengisyaratkan yang mana pun juga, sama dengan memikirkan kemampuan umum dari manusia untuk mengemukakan perasaan dan pikiran dengan perantaraan tanda-tanda. Kita setiap saat sedang berbicara dengan seseorang ataupun mendengarkan seseorang sedang berbicara. Bahkan apabila kita tidak sedang mendengarkan apa-apa, kita tidak henti-hentinya berbicara dengan diri kita sendiri di dalam hati. 2. Apa artinya ‘isyarat’? bagaimana struktur intern nya? Isyarat disebut sebagai suatu signifikasi yang terdapat dalam segala realitas inderawi. Signifikasi atau arti adalah sifat yang dimiliki oleh suatu realitas material untuk dapat mengarahkan kita kepada suatu realitas lain dari dirinya sendiri. Tanda adalah suatu kesatuan yang kompleks, terdiri dari suatu unsur, yang bersifat material serta suatu unsur yang matematerial, yaitu signifikasi yang bersatu padu dengan material, tetapi yang ketentuan terhadapnya dan melebihinya. Jadi, tanda pada dasarnya bersifat relasional atau intensional. Suatu tanda bisa jadi bersifat natural; jika hubungan antara tanda dan yang diisyaratkan timbul dari sifat kodrati mereka masing-masing, atau konvensional; apabila hubungan antara tanda dan yang diisyaratkan merupakan hasil dari konvensi atau kebiasaan. 3. Berikanlah satu contoh dari isyarat analog. Analog terjadi apabila sebuah tanda mempunyai dua atau beberapa signifikasi, yang salah satu diantaranya menunjuk, dari dirinya, kepada signifikasi yang lain. Contohnya kata “sinar” yang berarti cahaya, namun juga bisa diartikan harapan ataupun jalan. 4. Dalam arti apa lambang dikatakan: isyarat analog? Lambang adalah tanda analog yang arti pertamanya cukup jelas, tetapi arti keduanya memerlukan suatu penjelasan supaya menjadi terang. Perkataan “hitam” berarti pertama adalah suatu jenis warna, kemudian itu bisa melambangkan kegelapan. 5. Dalam bagian yang ketiga dari bab ini, dianalisis enam perbedaan yang fundamental antara “bahasa” binatang dan bahasa manusia. Pilihlah dua dari perbedaan-perbedaan ini, dan perlihatkanlah dengan jelas bagaimana perbedaan-perbedaan itu memberitahukan kepada kita sesuatu yang penting tentang manusia. Pertama, bahasa binatang adalah sesuatu yang diberikan bersama- sama dengan kelahirannya, yang bukan hasil pelajaran, yang berkembang sejalan dengan perkembangan organisme nya, sedangkan anak manusia memerlukan seseorang untuk mengajarkannya berbicara. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa pada manusia percakapan bukan hasil dari perkembangan fisik saja, juga bahwa anak harus mempelajarinya dari orang lain pada waktunya, dan juga bahwa pengajaran tersebut merupakan suatu faktor yang tidak dapat dihilangkan bagi perkembangan yang sungguh manusiawi. Dapat ditambahkan pula, bahwa manusia cenderung menyimpan ucapan-ucapan yang dikemukakannya, tulisan-tulisan yang disusun nya, karya-karya seni yang diciptakan untuk mencurahkan perasaannya supaya semua itu dapat dimanfaatkan nya terus-menerus, sedangkan binatang rupanya tidak mempedulikan hal itu, ia hanya dapat menciptakan sesuatu dengan berlandas kan pada apa yang telah ditemukan sebelumnya. 6. Pelajaran apa yang diberikan kepada kita oleh penemuan beberapa “anak- manusia-serigala”? Dan oleh penemuan beberapa anak yang dilahirkan “tuli- gagu-buta”? Seorang anak manusia memerlukan seseorang yang mengajarnya untuk berbicara. Seorang anak yang sejak lahirnya tidak berhubungan sama sekali dengan orang lain tidak akan pernah dapat berbicara dan juga tidak akan dapat bersifat benar-benar sebagai makhluk manusiawi. Meskipun secara fisik anak-anak itu berkembang dan tidak nampak bahwa mereka idiot, namun anak-anak itu tidak dapat menyatakan keinginannya selain dengan berteriak-teriak seperti binatang-binatang yang mengasuh mereka. 7. Diantara sifat-sifat esensial dari manusia yang diberitahukan kepada kita oleh perbuatan-perbuatan berbicara, perhatikanlah secara khusus sifat-sifat yang berikut: o Manusia sebagai kesatuan substansial Adalah manusia yang tetap ajek dengan dirinya sendiri yang unik yang sadar akan dirinya sendiri, yang lain dengan pengertian yang mendalam atas pengalaman-pengalaman empiris ego. o Manusia sebagai makhluk yang memiliki interioritas Adalah manusia yang memiliki keterbukaan terhadap dunia serta kehadirannya pada orang-orang lain. o Manusia sebagai makhluk yang bisa memandang dunia secara objektif Adalah manusia yang mampu melihat dunia sekelilingnya sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi oleh asumsi atau tendensi tertentu yang telah terbentuk sebagai akibat dari alam bawah sadar kolektif dan atau simpulan empiris individu itu sendiri. o Manusia sebagai badan dan roh. Adalah manusia itu sekaligus memiliki badan yang memungkinkannya mengubah materi dan membuatnya bersignifikasi serta roh untuk mengenal dan mengemukakan segala signifikasi.