Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Hak Atas Kekayaan Intelektual(HaKI)

DISUSUN OLEH:
1. AHMAD WALADI
2. DHEA REALITA
3. EDWARD F.S
4. ELLA KATRI SUCI
5. FAYZA ARORA
6. FERNANDO PURBA
7. NUR LAILA
8. RAMA DONI
9. RARA PANDORA
10. RESIKA PUTRI

DOSEN PENGAMPU:
ADE JERMAWINSYAHZ,SE,MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GRAHA KARYA


MUARA BULIAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Bisnis dengan topik
pembahasan yaitu tentang “ Hak Atas Kekayaan Intelektual ( HaKI )“. Makalah ini kami
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis dan sebagai penambah pengetahuan
bagi kita semua.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan adanya dukungan dan
bimbingan dari Dosen Pengajar mata kuliah Hukum Bisnis.yaitu kepada Bapak Ade
Jermanwinsyahz,SE,MMMakalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dalam
penulisan makalah ini pasti banyak kesalahan atau kekurangan secara tidak sengaja ataupun
ketidaktahuan, Saya mohon maaf atas kesalahan membaca makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi
banyak manfaat bagi kita semua.

Muara Bulian,7 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...............................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.
1.3.Tujuan..................................................................................................
1.4.Manfaat................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian...........................................................................................
2.2. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia...........................
2.3. Jenis-Jenis Hak Kekayaan Intelektual..................................................
2.4 Fungsi dan Tujuan Haki.......................................................................
2.5.Manfaat HaKI.......................................................................................
2.6.Solusi Dari Masalah Haki.......................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok
orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi
dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang
dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu
diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif
tersebut. Untuk Tingkat internasional Organisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak
Kekayaan Intelektual ) adalah WIPO ( World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan
hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum
terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang
nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya
karya cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan
antara unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang digunakan
untuk kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah
perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu
didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama
dapat dihindari atau dicegah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan definisi,etimologi,tata bahasa, doktirn HAKI ?
2. Apa macam – macam HAKI?
3. Apa fungsi dan tujuan HAKI?
4. Apa manfaat dan Bagaimana cara penyelesaian atau solusi masalah apabila terjadi HAKI?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul "PERLINDUNGAN HAKI"
berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan
permasalahan yang diajukan antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian HaKI atau H.K.I
2. Untuk mengetahui macam-macam HaKI
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan HaKI
4. Dan untuk mengetahui manfaat serta solusi dalam penyelesaiaan masalah dalam HaKI

1.4. Manfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah
pengetahuan keilmuan terutama di bidang hukum Bisnis dan semoga keberadaan hukum ini
dapat memberi masukan bagi semua pihak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir atau olah
pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Dalam ilmu
hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan khususnya hukum benda
(zakenrecht) yang mempunyai objek benda inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang
bersifat immaterial maka pemilik hak atas kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat
apa saja sesuai dengan kehendaknya.
Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah
padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges
Eigentum, dalam bahasa Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793
mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak
milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya.Istilah HKI
terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Hak adalah pengertian
tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), Kekayaan merupakan
abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual. Intelektual yang dimaksud
dalam HAKI adalah kecerdasan, kemampuan berpikir, berimajinasi, atau hasil dari proses
berpikir manusia atau the creation of human mind.

2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia


Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
• Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World
Trade Organization (WTO)
• Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kebenaran
• Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta 3 Undang-undang Nomor 14/1997
tentang Merek
• Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten Keputusan Presiden RI No. 15/1997
tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of Industrial Property dan
Convention Establishing the World Intellectual Property Organization
• Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty Keputusan
Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Literary and Artistic
Works Protection of
• Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dapat
dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-
pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari
Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-
undang an Republik Indonesia.

2.3. Macam – Macam HAKI ( Hak atas Kekayaan Intelektual)


Macam-macam Hak Kekayaan Intelektual
Pada Prinsipnya HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1) Hak Cipta
• Sejarah Hak Cipta
Pada jaman dahulu tahun 600 SM, seseorang dari Yunani bernama Peh Riad menemukan 2
tanda baca yaitu titik (.) dan koma (). Anaknya bernama Apullus menjadi pewarisnya dan
pindah ke Romawi. Pemerintah Romawi memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan
terhadap karya cipta ayah nya itu. Untuk setiap penggunaan, penggandaan dan pengumuman
ats penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh penghargaan dan jaminan sebagai
pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang bijaksana, dia tidak
menggunakan seluruh honorarium yang diterimany. Honor titik (.) digunakan untuk
keperluan sendiri sebagai ahli waris, sedangkan honor koma (,) dikembalikan ke pemerintah
Romawi sebagai tanda terima kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap hak cipta
tersebut.

• Pengertian Hak Cipta Hak cipta (lambang internasional: ©)


1. Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 : Hak cipta adalah
"hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1).
2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC : Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta
maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun
memberi ijin untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara
bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi. Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, temasuk media
internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar
atau dilihat orang lain. Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara
keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang
sama ataupun tidak sama, termasuk pengalihwujudan secara permanen atau temporer.

• Kedudukan Hak Cipta


Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak cipta
dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai benda Bergerak, hak cipta dapat
beralih atau dialihkn baik seluruhnya maupun sebagian karena :
a) Pewarisan
b) Hibah
c) Wasiat
d) Dijadikan milik negara
e) Perjanjian
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan akta,
dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di dalam
akta tersebut. Pentingnya akta perjanjin itu adalah tidak lain dimaksudkan untuk
memudahkan pembuktian peralihan hak cipta pabila terjadi persengketaan di kemudian hari.

• Ciptaan yang dilindungi


UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang. Perlindungan
ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu pengetahun, seni dan sastra. Untuk itu Pasal 11
yat 1 merinci ketiga bidang tersebut meliputi :
a) Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b) Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c) Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayngn, pantomim dan karya siaran
antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
d) Ciptaan tari(koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan karya
rekaman suara atau bunyi.
e) Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan kaligrafi yang
perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.
f) Seni batik
g) Arsitektur
h) Peta
i) Sinematografi
j) Fotografi
k) Program komputer atau komputer program
l) Terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunn bunga rampai.
c) Putusan pengadilan dan penetapan hakim
d) Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah
selain itu UUHC juga melindungi karya melindungin karta seseorang yang berupa
pengelolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya ,sebab bentuk pengelolahan dipandang
merupakan suatu ciptaan baru dan tersendiri ,yang sudah lain dari ciptaan aslinya.
Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut.
a) Hasil rapat terbuka lembaga lembaga Negara
b) Peraturan perundang undangan
c) Putusan pengadilan dan penetapan hakim
d) Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah
e) Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya di dalam
bidang perdagangan)

• Masa Berlakunya Hak Cipta


Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak menyaratkan melainkan
membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai berikut :
1)Kelompok I (Bersifat Orisinal)
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal, perlindungan hukumny berlaku selama
hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengn 50 tahun setelah pencipta meninggal.
Mengenai alasan penetpan jangka wktu berlakuny hak cipta orisinal yang demikian lama itu,
undang- undang tidak memberikan penjelasan. Karya cipta ini meliputi :
a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b. Ciptaan tari(koreografi).
c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung.
d. Seni batik.
e. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
f. Karya arsitektur.
2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)
Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (derivatip)berlaku selama 50
tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut: 6.
a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantomim dan
karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya
c. Peta.
d. Karya sinematografi.
e. Karya rekaman sura atau bunyi.
f. f. Terjemahan dan tafsir.
3)Kelompok III (pengaruh waktu)
Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan hukumnya
berlaku selama 25 tahun,meliputi hak cipta atas ciptaan :
a. Karya fotografi.
b. Program komputer atau komputer program
c. Saduran dan penyusunan bunga rampai.

• Pendaftaran Hak Cipta


Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah, kendaraan bermotor,
kapal, merk yang memerlukan pendaftaran. Perlindungan suatu ciptaan timbul secara
otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Maksud dari pendaftaran itu
sendiri adalah hanya semata-mata mengejar kebenaran prosedur fomal saja, tetapi juga
mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di
pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Pendaftaran
hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia.
Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip). Artinya orang boleh juga
tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat
demikian, memang UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.
Hak dan Wewenang Menuntut Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak
mengurangi hak pencipta atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang tanpa
persetujuannya ;
a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptan itu.
b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
c. Mengganti/mengubah judul ciptaan.
d. Mengubah isi ciptaan

• Dasar hukum hak cipta, antara lain:


a. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World
Trade Organization (WTO).
b. Undang-undang No. 10/1995 tentang Kepabeanan.
c. Undang-undang No. 12/1997 tentang Hak Cipta
d. Undang-undang No. 14/1997 tentang Merek.
e. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property
Organization.
f. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty.
g. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and Artistic Works
. h. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty.

•Sifat Hak Cipta


Sifat-sifat hak cipta diatur dalam pasal 3 ayat (1) dan (2) No. 19 Tahun 2002, yaitu:
a. Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak.
b. Hak cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena beberapa
hal, seperti pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan
oleh peraturan perundang-undangan.
Serta pasal 4 ayat (1) dan (2) UU yang sama, yaitu:
a. Hak cipta yang dimiliki oleh Pencipta, yang setelah Penciptanya meninggal dunia, menjadi
milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan Hak Cipta tersebut tidak dapat disita,
kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hokum.
b. Hak cipta yang tidak atau belum diumumkan yang setelah Penciptanya meninggal dunia,
menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan Hak Cipta tersebut tidak dapat
disita, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hokum.
2) Hak Kekayaan Industri Hak kekayaan industri
Hak kekayaan industry terdiri dari :
• Paten
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya
atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan.Adapun invensi adalah
ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yan spesifik di
bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan
produk atau proses.
Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah insentif serta dapat
diterapkan dalam industri. Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi
tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.Invensi berupa produk
atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk,
konfigurasi, kontruksi, atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukun dalam
bentuk paten sederhana.
Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten
diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan
jangka itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka
waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut tidak dapat
diperpanjang.Paten diberikan berdasarkan permohonan dan setiap permohonan hanya dapat
diajukan untuk satu invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi.
Dengan demikian, permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat
Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun, permohonan dapat diubah
dari paten menjadi paten sederhana.
Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten
dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian
tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan dengan
pencatatan oleh derektorat jendral pengalihan paten.

•Merek
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memiliki daya pembeda dan digunakan
dlam kegiatan perdagangan barang atau jasa.Hak merek adalah hak eksklusif oleh negara
kapada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu
dengan menggunakan sendiri merek atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya. Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merk dagang, merek jasa dan
merek kolektif.
Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat diperpanjang denga jangka waktu
yang sama.Hak merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan, hibah, wasiat,
perjanjian atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan. Penghapu san
pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan atas prakarsa direktorat jendral
berasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk
gugatankepada pengadilan niaga.
Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara tanpa hak
menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannyauntuk
barang atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua
perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi yang dikenakan
terhadap masalah merek berupa pidana dan denda.

• Varietas Tanaman
Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada
pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberikan
persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan selama waktu tertentu.
Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari jenis atau spesies tanaman yang
baru, yaitu belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan kurang
dari satu tahun. Unik, sehingga dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain. Seragam,
memiliki sifat utama yang seragam. Stabil, tidak mengalami perubahan ketika ditanam
berulang- ulang atau untuk diperbanyak melalui siklus. Dan diberi penamaan yang
selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan.
Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, jangka
waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hal PVT meliputi 20 tahun untuk tanaman
semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Hak untuk menggunakan varietas dapat
meliputi memprodusi/ memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan propagasi,
mengiklankan, menawarkan, memperdagangkan, mengekspor, mengimpor.
Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, hak PVT
dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, dan sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang.Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena
berakhirnyayang diberikan jangka waktu, pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi yang
diberikan untuk masalah PVT berupa pidana dan denda.

•Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan
dijaga keerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Perlindungan rahasia dagang meliputi
metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.
Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip perlindungan otomatis dan
perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya terjaga. Pemilik HKI berhak
menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya atau memberikan lisensi atau
melarang pihak lain untuk menggunakannya. Jangka waktu perlindungan rahasia dagang
adalah sampai dengan masa dimana rahasia itu menjadi milik publik.
Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, hak
rahasia dagang dapt beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian , dan sebab
lain yang dibenaran oleh undang-undang. Pengalihan harus disertau dengan pengalihan
dokumen-dokumen yang menunjukan terjadinya pengalihan rahasia dagang.Sanksi yang
diberikan untuk masalah rahasia dagang berupa pidana dan denda.

•Desain Industri
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi atau komposisigaris atau
warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentul 3D atau 2D yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal penerimaan desain industri
itidak sama dengan pengungkapan yang telah ad sebelumnya.Jangka waktu perlindungan
terhadap hak desain industri diberikan 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat dalam
daftar umum desain industri dan diberitakan dalam berita resmi desain industri.
Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat Jendral Desain
Industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia.Pengalihan hak ini dapat dilakukan karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan perundang-
undangandan wajib dicatat dalam daftar umum desain industri.Desain industri terdaftar hanya
dapat dibatalkan atas permintaan pemegang lisensi.Sanksi yang diberikan untuk masalah
desain industri berupa pidana dan denda.

• Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakan
hak tersebut.Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama kali
desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak ini dapat beralih/dialihkan karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-
undangan. Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu berupa
pidana dan denda.

2.4. Fungsi dan Tujuan


HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.
2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan
intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan
industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.
5. Peringatan kepada pihak yang bemiat melanggar.
6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.
7. Alat monopoli perdagangan. 8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih
lanjut.
9. Informasi paten merupakan infomasi strategi riset suatu penusahaan.

Fungsi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri


Perkembangan hasil-hasil karya dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual yang
dihasilkan telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kegiatan sehari- hari.
Maka dari itu, HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri memiliki fungsi
antara lain:
•Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan mengenai pengetahuan baru
dan teknologi masa kini. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang telah memiliki hak
paten dan dapat diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet. Selain itu,
masyarakat tidak dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru yang telah dipatenkan.
• Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak ketiga. Hal
ini diperlukan kesepakatan kepada penemu agar mendapatkan imbalan/manfaat yang cukup
atas upaya telah menciptakan karya tersebut.
•Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap suatu
produk tertentu,

Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual


Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar dan fungsi
khusus, berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut :
•Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa melakukan
fungsi ini.
•Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki golongan tertentu saja.

Tujuan HAKI
Tujuan HAKI Tujuan HAKI antara lain :
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan,
hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.
b. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah- masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.
c.Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk industri
yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.

Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI :


- Untuk mendorong timbulnya inovasi.
- Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara
penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan cara menciptakan kesejahteraan
sosial ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.
2.5. Manfaat HaKI
Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :
1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor dan desainer
dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan hasil dari kreativitasnya
dengan menyampingkan sifat tradisionalnya
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan penemuan baru
di berbagai bidang teknologi.
4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu-
penemu baru.
5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan indrustri,
menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kualitas hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat secara luas.
6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan budaya serta
kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu pengetahuan dengan
pengembangannya memerlukan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
lahir dari keanekaragaman tersebut.
7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong kreatifitas bagi
masyarakat.
8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.
9. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi Indonesia.

2.6. Cara Penyelesaian / solusi masalah apabila terjadi HaKI


1. Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta
 Dasar hukum hak cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat
1) Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,
yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu
ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi"
Dasar Hukum HAK CIPTA :
1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor
15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak
Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun
1997 Nomor 29)

2. Cara penyelesaian HAKI mengenai merk


Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara lain :
1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)
Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek diatur dalam Pasal 84
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, selain dalam Undang-Undang Merek
penyelesaian sengketa alternatif lebih khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif.
Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang dimaksud dengan
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi.
a. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnya para pihak
dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka.
Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk
tertulis yang disetujui oleh para pihak.
Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang bersengketa atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa
keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara
langsung melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau
bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir
menjadi kepentingan/ kebutuhan bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya
kesepakatan bersama tersebut dituangkan secara tertulis.
b. Mediasi
Mediasi menupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator)
yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif memberikan bimbingan atau arahan guna
mencapai penyelesaian. Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil
keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang bersengketa.
Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan "seorang atau lebih penasehat ahli" maupun melalui seorang
mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final
dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik. Kesepakatan tertulis,
wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak pendaftaran.
c. Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan seorang
pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan
sengketa adalah seseorang yang secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan


Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh pihak pemilik
merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk
barang atau jasa yang sejenis, yaitu :
a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan merek
tersebut.

3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten


Dasar Hukum HAK PATEN :
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117 Undang –
Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subjek paten (diatur dalam
Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten
diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak.
Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan kriteria
perlindungannya, yakni :
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah :
- Ketidak jelasan status kepemilikan.
- Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik
. - Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.
Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa paten
diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim
mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan. 17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin
oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual oranglain.
Hak kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali
apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan
bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni
dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan
tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan dan
industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian
DAFTAR PUSTAKA

Csya-dhanie.blogspot.com Etika dan Profesi Bisnis http://csya-dhanie.blogspot com , Diakses


pada 10 May 2014
Ezzatannaaziaathaki.blogspot.com Makalah HAKI http://ezzatannaaziaathaki blogspot.com ,
Diakses pada 10 May 2014
Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan
Praktek, Diakses pada 10 May 2014
Jochukum.blogspot.com(2013) Makalah Hak Kekayaan Intelektual
http://joehukum.blogspot.com/2013/12/makalah-hak- kekayaan-intelektual.html, Diakses
pada 10 May 2014

Anda mungkin juga menyukai