Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH METODELOGI PENELITIAN

TENTANG

METODELOGI PENGUMPULAN DATA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Linda Ade Pratma 9. Nia Uswatun Hasanah


2. Lindayati 10. Nina Kania Safitri
3. M. Romy Pardiasyah 11. Nisya Rofikoh Tuljannah
4. Masayu Laela Nurfitriani 12. Novira Egan C.
5. Miftahul Jannah 13. Nurfadilla
6. Mohammad Fathoni 14. Nurhidayah
7. Mu,Uminah 15. Nurul Diah Anggriani
8. Nia Mediawati 16. Nurul Ifmi Ramadhini

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

MATARAM TAHUN

i
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas pada kuliah Metodelogi Penelitian. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan pengarahan sehingga kami dapat
menyesuaikan tugas ini dengan baik.

Akhirnya, penulis memohon taufik dan hidayahnya-Nya semoga makalah ini dapat
berguna bagi semua orang. Namun kekurangan pasti ada, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan.

Mataram , 23 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data.............................................................................................2


2.2 Analisa Data.....................................................................................................17
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan penelitian. Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah
penting. Akan ttapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus
dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan. Apa
yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya
selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang, tujuan merupakan
objek atas suatu tindakan. Realisasikan masing-masing tujuan tambahan sehingga
membantu pencapaian tujuan yang secara hierarki langsung lebih tinggi. Dengan
demikian, hal itu akan memberikan kerangka tujuan yang benar-benar distukan dan
selaras bagi semua individu yang terikat dalam organisasi. Untuk mencapai tingkat
efektivitas yang maksimum, tujuan harus memiliki arti dan tepat pada waktunya bagi
individu. Pada umumnya, tujuan untuk penyelesaian pekerjaan pada hierarki bawah harus
dinyatakan dalam kesatuan yang dapat diukur. Sebelum melakukan penelitian alangkah
lebih baik mengetahui jeni-jenis penelitian yang akn dilakukan. Oleh karena itu, akan
dibahas pada makalah ini tentang pengumpulan data dan analisis data.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apasajakah Pengumpulan Data?
2. Apasajakah Analisa Data?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengumpulan Data
2. Untuk Memgetahui Analisa Data

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data


2.1.1 Data
Data adalah fakta empiric yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan
memecahkan masalah ataua menjawab pertanyaann penelitian. Data penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber yamg dikumpulkan dengan mengginakan
berbagai tehnik selama kegiatan penelitan berlangsung. Data bias merupakan
kumpulan angka atau huruf hasil dari penelitian terhadap sifat atau karakteristik
yang di teliti. Isi data pada umumnya bervariasi (Heterogen) misalnya data berat
badan dalam suatu kelompok ya ng ada yang beratnya 60kg, 50kg,75kg dan
seterusnya sehingga muncul istilah variable. Jadi variable merupakan karakteristik
yang nilai datanya bervariasi dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya.
2.1.2 Jenis Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam 2 jenis
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang dipeoleh atau dikumpulkan secara langsung dari
sumber datanya. Data primer di sebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkan secara langsung. Tehnik yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data primer anatar lain hasil pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan secara langsumg oleh peneliti, observasi, wawancara, diskusi
terfokus ( focus grup discussion-FGD) dan penyebaran kuesioner yang
dilakukan secara langsumg baik sendiri maupun dengan bantuan enumerator.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan ke dua). Data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku,
laporan, jurnal, catatan medis dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam
menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

2
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat/katagorik) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka/numerik). Data kuantitatif dapat dikelompokkan
berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.
3. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
4. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan
cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Laboratorium Klinik di Kecamatan X sebanyak 10.
2) Jumlah laki-laki peserta Uji Kompetesi TLM sebanyak 2500 orang.
3) Jumlah anak dikeluaraga sebanyak 3 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan
bulat (bukan bilangan pecahan).
b. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran (menggunakan alat ukur). Data kontinum dapat
berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang
digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2) Kadar Hb Budi adalah 12,8 g/dl.
3) Suhu udara di ruang laboratorium 24o Celcius.

3
Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur objek
menggunakan alat ukur tertentu, misalnya berat badan dengan timbangan badan, tensi
darah dengan tensimeter, dan sebagainya. Berdasarkan tipe skala pengukuran yang
digunakan, data dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki
sifat berbeda yaitu:
1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh
melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Ciri data ini hanya
dapat membedakan, namun sederajat antara data satu dengan yang lain, artinya
hanya dapat membedakan antar satu dengan yang lain tanpa tahu nilai mana yang
lebih rendah atau tinggi. Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin, status
pernikahan, golongan darah, warna kulit dll.
a. Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki (2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan
symbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-
angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di
atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki
makna lebih baik dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak
dapat dilakukan operasi matematika (penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3),
karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
b. Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah,
(2)Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama
dengan data tentang jenis kelamin.
2. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah
disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan
tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau
sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus
sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda
dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat

4
disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian).
Contoh jenis data ordinal antara lain:
a. Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut: (1) Sekolah
Dasar (SD); (2) Sekolah Menengah Pertama (SMP); (3) Sekolah Menengah
Umum (SMU); (4) Perguruan tinggi
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian Bpk/Ibu
tidak tahu besar perbedaaan pengetahuan orang lulusan SD dengan yang lulus
SMP.
b. Tingkat kepuasan yang terdiri dari 4 katagori: (1) Sangat tidak puas; (2) Tidak
puas; (3) Puas (4) Sangat Puas Hasil pengukuran data tingkat kepuasan ini
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang tingkat pendidikan.
3. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria
tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan
sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan
jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan
operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih
terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada
data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
a. Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan
dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai 10 Celcius
memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena
itu berlaku operasi matematik ( penjumlahan dan pengurangan ), misalnya 150
Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan
bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari
benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa
benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00
Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan
menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.

5
b. Pengkuran tingkat kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang
IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100. Didasari oleh asumsi
yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil ujian
siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data
nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk
angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Sifat-sifat yang membedakan
antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat
dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a. Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio.
Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang
panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1
meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan
mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal).
Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki
jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio
ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak
yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2
meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1
meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal
tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data
interval.
b. Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki
semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda
secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat
diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara

6
benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama
dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg.
menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg.,
2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas
bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat
sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis
datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data
kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal
akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.

2.1.3 Metode Observasi

Pengamatan (observasi) adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya sangsangan.Menurut Nawawi dan Martin
(1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dala suatu gejala atau tggejala-gejala dala objek
penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahai


prosesterjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dala konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, peneliti dan hal-
hal yang diangggap relevan sehingga tetdapat hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah


mendeskripsikan setting yang dipelajari,aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dala aktivitas, dan mana kejadian dilihat an perpektif
mereka yang terlihat dla kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton ( dala Poerwandari 19998) salah satu hal yang penting, naun
sering dilupakan dala observasi adalah mengamati hal yang tiak terjadi. Dengan
demikian patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:

7
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteksdala hal
yang diteliti akan atau terjadi.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah secara induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal – hal yang oleh subyek peneliti
sendiri kurang disadari.
4. Observasi memungkikan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tiak diungkapkan oleh subyek penelitian secara terbuka
da wawancara.
5. Observasi memunngkinkan penelitian merefleksikan dala bersikap intropektif
terhadap penelitian yang dilakkukan.

Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan dala observasi dengan jalan:

1. Mengklafikasi gejala-gejala yang relevan


2. Observasi diarahkan pada gejala yang relevan
3. Menggunakan jumlah pengamatan yang leabih banyak
4. Melakukan pencatatan dengan segera
5. Didukung pula oleh alat-alat mekanik/elektronik seperti alat pemotretan, film,
tape recorder dll.

Beberapa jenis pengamatan:

1. Pengamatan terlibat ( Observasi partisipatif)


Agar observasi ini berhasil perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Dirumuskan gejala apa yang harus diobservasi
2) Diperhatikan cara pencatatan yang baik sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan
3) Memelihara hubungan baik dengan observasi
4) Mengetahui batas intensitas partisipasi
5) Menjaga agar situasai dan iklim psikologi tetap wajar

8
6) Sebaiknya pendekatan pengamatan dilakukan melalui tokoh-tokoh
masyarakat setempat (key person)
2. Pemangatam sistematis
3. Observasi Eksperimental

Kelebihan dan Kekuaranga Teknik Pengamatan

a Kelebihan
1. Merupakan cara oengumpulan data yang murah, mudah dan langsung
guna mengadakan penelitian terhadap macam-macam gejala.
2. Tidak menggangu, sekurang-kurangnya tidak terlalu mengganggu pada
sasaran pengamatan (observasi)
3. Banyak gejala-gejala psychis yang penting yang tidak atau sukar
diperoleh dengan teknik anket ataupun interview tetapi dengan metode
ini mudah diperoleh
4. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempat kepada sasaran
pengamatan yang lebih banyak
b Kekurangan
1. Banyak peristiwa psikis tertentu yang tidak diamati.
2. Serig memperlukan waktu yang lama, sehinngga membosankan karena
tingkah laku/ gejala yang dikehendaki tidak muncul-muncul.
3. Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka sedang diamati,
mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang
menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
4. Sering subjektifitas dari observasi tidak dapat di hindari.
2.1.4 Metode Wawancara (Interview)
Wawancara/interview adalah metode yang dipergunakan untuk menumpulkan
data, dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari
seseoraang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap terhadap muka
dengan orang tersebut (face to face).Wawancara merupakan bentuk pengumpulan
data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif.Perawat maupun
bidan sering kali menganggap wawancara itu mudah karena dala kesehariannya,

9
perawat dan bidan sering bercakap-cakap dengan kliennya untuk mendapatkan
informasinya penting kenyataannya tak semudah itu.Banyak peneliti kai sulit
mewawancarai orang, karena orang cenderung menjawab dengan singkat.Apabila
budaya pada masyarakat Indonesia yang cenderung tidak terbiasa mengungkapkan
perasaan mereka.
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan
dengan wawancara lainnya seperyi wawancara pada penerimaan pegawai baru,
penerimaaan mahasaiswa baru, atau bahkan pada penelitian kuantitatif.Wawancara
pada penelitian kuantitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan didahui
beberapa pertanyaan normal.
Observasi (pengamatan) merupakan prosedur yang terencan meliputi melihat
dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang aadaa hubungannya masalah yang
kita teliti. Alat yang dibutuhkan dalam observasi antara lain; chek list, rating scale,
daftar riwayat pelakuan, alat mekanik jenis pengamatan antara lain:
1. Pengamaatan terlibat (observasi partisipatif)
Dalam kegiatan pengamaataan ini pengamat (observer) ikut aktif
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengamaat (observer). Pada
pelaksanaaan pengamaataan terlibat, jangan sampai sasaran pengamatan
mengetahui bahwa pengamat yang berada titenga-tengah mereka sedang
memperhatikan perilaku mereka. Jika sasaran mengetahui bahwa mereka
sedang di amati, maka bisa terjadi hal-hal sbb:
a. Prilaku mereka akan dibuat-buat
b. Kepercayaan mereka terhadap pengamat akan hilang, dan meereka
akan menutup diri dan selalu berprasangka.
c. Dapat mengganggu situasai dan hubungan pribadi
d. Data yang akan diperoleh akan bias

Supaya pengamat berhasil dalam pengamatan terlibat ini, maka:

a. Terlebih dahulu dirumuskan apa yang akan diobservasi


b. Tentukan cara pencatann yang baik, supaya tidak menimbulkan
kecurigaan

10
c. Memelihara hubungan baik dengan sasaran
d. Situasi dan iklim psikologis usahakan tetap tejaga
e. Sebaiknya pendekatan pengamataan dilakukan melalui tokoh-tokoh
masyarakat
2. Pengamatan sistematis
Pengamatan sistematis merupakan kelanjutan dari pengamatan
terlibat, dimana dalam pengamatan sistematis sudah mempunyai terangka
yang jelas, dimana didalamnya berisikan faktor yang diperlukan dan sudah
dikelompokan dalam kategori-kategori, sehingga pengamatan lebih
terarah.
3. Pengamatan eksperimental
Pengamatan eksperimental merupakan pengamatan yang dilakukan
dimana subjek atau sasaran dimasukkan ke dalam suatu kondisi ataau
situasi tertentu yang sudah diciptakan sedemikian rupa, sehingga yang
akan di amati akan timbul. Dalam jenis observasi ini semua kondisi dan
faktor-faktornya dapat di atur dan di kendalikan.
Jenis wawancara

Penelitian harus memutuskan besarnya struktur dalam wawancara.Struktur


wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sapai berstruktur. Penelitian
kuantitatif umumnya mennggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi
berstruktur (Holloway & Wheeler,1996).

Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan penelitian


mengikuti minat dan pemikiran partisipan.Pewawancara dengan bebas menanyakan
berbagai pertanyaan kepada partisipan dala uruutan manapun bergantung pada
jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti, tetapi peneliti juga mempunyai agende
sendiri yaitu tujuan penelitian yang dimiliki dalam pikirannya dan isu tertentu yang
akan digali. Namun pengarahan dan pengendalian wawancara oleh peneliti sifatnya
minimal.Umumnya, ada perbedaan hasil wawancara pada tiap partisipan, tetapi dari
yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu.

11
Wawancara semi struktur.

Wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman


wawancara.Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dala penelitian kuantitatif.
Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan bergantung pada proses
wawancara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawancara menjamin
bahwa peneliti mengumpulkan jenisdata yang sama dari para parsipan. Peneliti
dapat menghemat waktu melalui cara ini.

Wawancara berstruktur atau berstandard.

Peneliti kuantitatif jarang sekali menggunakan jeniswawancara ini.Beberapa


keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tiak
kaya.Jadaawal wawacara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan urutan yang
saa pula. Jeniswawancara ini menyerupai kuesioner syrvei yang tertulis.Wawancara
ini mennghemat waktu dan membatasi efek pewawancara bila sejumlah
pewawancara yang berbeda terlibat dalam penelitian. Analisis data tampak lebih
mudah sebagaimana jawaban yang dapat ditemukan dengan tepat.

Wawancara kelompok.

Wawancara kelompok merupakan instrument yang berharga untuk peneliti


yang berfokus pada normalitas kelompok atau dinamika seputar isu yang ining
diteliti.Wison (1996) membandingkan metode betanya dengan menggunakan tiga
Dimensi, yaitu: dimensi procedural, structural dan konstektual.

Faktor prosedur/struktural.

Dimensi prosedural bersandar pada wawancara yang bersifat natural antara


penelitian dan partisipan atau disebut juga wawancara tidak berstruktur.Tempat
wawancara adalah tempat keseharian partisipan seperti rumah atau tempat kerja,
bukan dilaboratorium.Jadi yang dipertimbangkan dala hal ini adalah prosedurnya,
apakah kaku seperti laboratorium atau natural. Hal yang dibandingkan adalag
strukturnya

12
Lama dan pemilihan waktu wawancara

Field & Morse (1985 Dalam Holloway & Wheeler, 1996), menyarankan
bahwa wawancara harus selesai dala satu ja. Sebenarnya waktu wawancara
bergantung pada partisipan, peneliti harus melakukan kontrak waktu dengan
partisipan, sehingga mereka dapat merencanakan kegiatannya pada hal itu tanpa
terganggu oleh wawancara, umumnya partisipan memang menginginkan waktu
yang cukup 1 jam. Pada partisipan lanjut usia, menderita kelemahan fisik, atau sakit
mungkin perlu istirahat setelah 20 atau 30 menit.

Jenis pelayanan dan hal yang terkait

Ketika menanyakan suatu pertanyaan, pewawancara menggunakan berbagai


tehnik komunikasi dan cara bertanya. Patton (1990 dalam Holloway & Wheeler,
1996) membuat daftar jenis pertanyaan, seperti pertanyaan pengalaman.(“Dapatkah
anda ceritakan tentang pengalaman anda merawat pasien diabetes?”), perasaan
(Bagaimana perasaan anda saat pasien yangn pertaa anda rawat meninggal?”), dan
pengetahuan (“Apa pelanyanan yang tersedia untuk kelompok pasien ini?”).
Spradley (1979 dalam Holloway & Wheeler, 1996) membedakan pertanyaan grand-
four dan mini-tour, pertanyaan grand- tour lebih luas sedangkan mini-tour lebih
spesifik.

Prosedur wawancara

Creswell (1998) menjelaskan bahwa prosedur wawancara seperyi tahapan


berikut:

1. Identifikasi para partisipan berdasarkan prosedur sapling yang dipilih


sebelummya
2. Tentukan jenins wawancara yang akan dilakukan dan informasi bbermanfaat
apa yang relevan dalam menjawab pertanyaan penelitian.
3. Apakah wawancara individual atau kelompok berfokus, perlu dipersiapkan alat
perekam yang sesuai, misinya mike untuk kedua belah pihak baik pewawancara
maupun partisipan. Mike harus cukup sensitive merekam pembicara terutama

13
bila ruangan tidak memiliki struktur akustik yang baik da nada banyak pihak
yang harus direka
4. Alat perekam perlu dicek kondisinya, misalnya batereinya, kaset perekam harus
bener-bener konsong dan tepat pada pita jitam bila mulai merekam, jika
perekaman sudah domulai, yakinkan tombol perekam sudah diteken dengan
benar.
5. Susum protocol wawancara, panjangnya kurang lebih empat sampai lima halaan
dengan kira-kira lima pertanyaan terbuka dan sediakan ruangan yang cukup di
antara pertanyaan untuk mencatat respon terhadap komentar psrtisipan.
6. Tentukan tempat ungtuk melakukan wawancara. Jika mungkin ruangan cukup
tenang, tidak ada distrakasi dan nyaan bagi partisipan. Idealnya peneliti dan
partisipan duduk berharapan dengan perekam berbeda di antaranya, sehingga
suara-suara keduanya dapat tereka balik. Posisi ini juga membuat peneliti
mudah mencatat ungkapan nonverbal partisipan, sesperti tertawa, menepuk
kening,dsb.
7. Ketika tiba ditempat wawancara, tetapkan inform consent pada calon partisipan.
8. Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi pada waktu tersebut
(jika memmungkinkan). Hargai partisipan dan selalu bersikap sopan santun.
Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak
Kelebihan tehnik observasi:
1. Mudah dan langsung guna
2. Tidak terlalu mengganggu saasaran
3. Banyak gejalaa yang penting dan tidak bisa di amaati dengan cara angket
maupun wawancara, tetapi dapat diperoleh dengan cara ini
4. Kemungkinan bisa mencatat secara bersamaan kepada sasaran yang banyak

Kekurangan teknik observasi

1. Tidakk bisa mengamati keinginan, harapan, dan masalah pribadi


2. Memerlukan waktu yang lama
3. Bila sasaran mengetahui sedang diamaati, maka prilakunya akan dibuat-buat
4. Sering subjektivitas dari pengamat tidak bisa dihindari

14
2.1.5 Metode Kuesioner dan Pengukuran
Syarat-syarat ddalam mendesain kuesioner :
1. Pertanyaan sebaiknya jelas, yaitu :
a. Menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas, jangan menggunakan kata-kata
ilmiah atau istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh responden
b. Pertanyaan jangan terlalu luas, dan sebaiknya dibatasi lingkunp
pertanyaannya.
c. Pertanyaan jangan terlalu panjang atau double pertanyaan
d. Pertanyaan tidak boleh memimpin
e. Sebaiknya menghindari pertanyaan yang double negatif
2. Pertanyaan sebaiknya membantu ingatan responden :
Sebaiknya pertanyaan memudahkan responden untuk mengingat kembali
hal-hal yang akan di jawab.
3. Pertanyaan dapat menjamin responden dengan mudah menjawab
Artinya dalam pertanyaan tersebut harus tersedia berbagai perkiraan
jawaban yang sudah dirumuskan, sehingga responden tidak disulitkan untuk
memikirkan jawaban yang akan dijawab
4. Pertanyaan sebaiknya menghindari bias
Bias terjadi karena responden tidak mau menjawab keadaan yang
sebenarnya dan memberikan jawaban yang lain
5. Pertanyaan sebaiknya bisa memotivasi responden untuk menjawab
Dalam hal ini pertanyaan sebaiknya disusun dengan kata-kata yang tepat,
usahakan pertanyaan-pertanyaan permukaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mudah dan menyenangkan responden. Pertanyaan yang memerlukan ingatan
sebaiknya diletakan pada tengah-tengah pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan-
pertanyaan terakhir sebaiknya yang mudah.
6. Pertanyaan sebaiknya dapat menyaring responden
7. Pertanyaan sebaiknya sederhana mungkin

15
Bentuk-bentuk pertanyaan dalam kuoesener:
1. Pertanyaan terbuka atau (Open ended)
a. Free Response Question
Pada pertanyaan ini responden diberikan kebebasan untuk menjawab pada
umumnya pertanyaan ini dipergunakan untuk memperoleh jawaban
mengenai pendapat atau motif tertentu dari responden
b. Directed Response Question
Pada pertanyaan ini responden diberikan kebebasan untuk menjawab, tetapi
sudah sedikit diarahkan
2. Pertanyaan tertutup (Closed ended)
a. Dichotomous Choice
Dalam pertanyaan ini hanya ada dua alternatif jawaban dan responden
harus memilih satu diantaranya. Biasanya untuk menanyakan pendapat
responden
b. Multiple Choice (Pilihan ganda)
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden
harus memilih satu diantaranya
Cara menyusun pertanyaan pilihan ganda :
1) Pertanyaan hendaklah menanyakan hal yang penting untuk diketahui
2) Tulislah pertanyaan yang berisi pernyataan pasti
3) Utamakan pertanyaan yang mengandung pernyataan umum yang
bertahan lama
4) Buatlah pertanyaan yang berisi hanya satu gagasan saja
5) Buatlah pertanyaan yang menyatakan inti pertanyaan dengan jelas.
Gunakan kalimat sederhana dan tidak berlebih-lebihan
6) Sebaiknya pertanyaan tidak didasari oleh pernyataan negatif
7) Gunakan bahasa yang jelas, kata yang sederhana dan pernyataan
langsung
8) Pertanyaan harus memberikan alternatif bagi pernyataan yang penting
9) Berikan alternatif jawaban yang jelas berbeda

16
10) Alternatif yang ditawarkan hendaknya mempunyai struktur dan arti
yang sejajar atau dalam satu kategori
11) Menghindari penggunaan alternatif yang semata-mata meniadakan
atau bertentangan dengan alteratif yang lain
12) Bila mana mungkin, susunlah alternatif jawaban dalam urutan besar
kecilnya atau urutan logisnya
13) Penggunaan alternatif ”bukan salah satu diatas” atau semua yang
diatas hanya baik apabila kebenaran bersifat mutlak dan bukan
semata-mata masalah dan kurang baik atau masalah kebenaran relatif
14) Jangan menjebak responden dengan menanyakan hal yang tidak ada
jawabannya
15) Hindari penggunaan kata-kata yang dijadikan petunjuk oleh
responden untuk menjawab
c. Check list
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden
boleh memilih lebih dari satu jawaban
d. Rangking Question
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden harus
menjawab semua pertanyaan tetapi harus diurutkan sesuai dengan
pendapatannya.

2.2 Analisa Data


2.2.1 Mengolah dan Menganalisa data
Mendefinisikan analisa data sebagai proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang di
sarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menekankan maksud dan tujuan
analisa data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis
data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat di
rumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data.

17
Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Menurut Taylor, (1975: 79)
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika
dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian
data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.
Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data
merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

2.2.2 Tujuan Analisa Data


a. Mendiskripsikan data, yang biasanya dalam bentuk frekuensi, di buat table,
grafik, sehingga dapat di pahami karakteristik datanya. Dalam statistika,
kegiatan mendiskripsikan data ini di bahas pada statistika deskriptif.
b. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karaktersitik populasi
atau karaktersitik populasi berdasarkan data yang di peroleh dari sampel.
Kesimpulan yang di ambil ini biasanya dibuat berdasrkan pendugaan atau
estimasi dan pengujian hipotesis. Dalam statistika kegiatan membuat induksi
atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi atau sampel.

2.2.3 Tahapan Analisi Data


Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah, yaitu :

1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan
data (termasuk pula kelengkapan lembarann instrument barangkali ada yang
terlepas ataupun sobek)

18
c. Mengecek macam isian data. Jika didalam instrument termuat atau beberapa
item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti,
padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item
perlu didrop.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data
sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang ditinggal. Langkah
persiapan ini dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal
mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan
cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik
deskriptif variabel-variabel yang diteliti.
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut :
a. Tabulasi data (the tabulation of the data).
b. Penyimpulan data (the summarizing of the data).
c. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
d. Analisis data untuk tujuan data penarikan kesimpulan.

Termasuk kedalam kegiatan tabulasi ini antara lain :

a. Memberikan skor (scoring)terhadap item-item yang perlu diberi skor.


Misalnya : tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dsb.
b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
Misalnya :
1) Jenis kelamin:
a) Laki-laki diberi kode 1
b) Perempuan diberi kode 0
2) Tingkat pendidikan:
a) Sekolah Dasar diberi kode 1
b) Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2
c) Sekolah Menengah Atas diberi kode 3
d) Perguruan Tinggi diberi kode 4

19
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi
kode atas :
1) Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1
2) Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2
3) Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0

Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan


teknik analisis yang akan digunakan yaitu, Memberikan kode (coding) dalam
hubungan dengan pengelolaan data jika akan menggunakan computer. Dalam
hal ini pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian
mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam
kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada
petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord). Contoh
pedoman pengkodean untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah
sebagai berikut :
X1. Kepandaian Murid
Pandai 1.= nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2.= nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3.= frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendidikan orng tua = pendidikan orang tua (kolom 06 + 07)
Pekerjaan orang tua = pekerjaan orang tua (kolom 07 +08)
Dukungan = pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
X4. Kepedulian orang tua trhadap catatan

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.


Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah
pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang
diambil. Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan

20
disajikan dengan sistematika yang te;lah disajikan dengan sistematika yang
telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, mengenai jenis-jenis
permasalahan.Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan cara
yang dterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis
data yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio.
Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan barbagai rumus
yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti berkeinginan
untuk menggunalan jasa computer, dan tinggalmenunggu hasilnya. namun
meskipun eneliti harus tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan,
sehunga apabila akan maju tidak ragu-ragu.
Analisis data penelitian deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional,
komparatif , atay eksperimen diolah dengan menggunakan rumus-rumus
statistik yang sudah disediakan ,baik secara menual maupun menggunakan
jasa computer. Apapun jenis penelitianya, riset deskriptif yang bersifat
eksploratif caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya
sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasikan data dan mengambil
kesimpulan. Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi
dua kelompok data, yaitu data kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (kata-
kata atau simbol).

2.2.4 Uji Hipotesis


Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.(Gay & Diehl,
1992). Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang
timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu
gejala.Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.Hipotesis yang telah
teruji kebenarannya disebut teori (Uma, 1992).

21
Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang
dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata
beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar.Secara
ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis.Namun apabila ternyata tidak turun hujan,
maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian (Soekadijo, 1993). Artinya, hipotesa
merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak
ada perbedaan makna di dalamnya.(Singarimbun, 1997).
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai
sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.Hipotesis juga berarti sebuah
pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada
hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya
sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian social
(Petticrew & Roberts, 2006).
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang
melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis
ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah (Muri, 2007).Sehingga,
dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang
langsung dapat diuji (Sanapiah, 2008).
1. Fungsi HipotesisHipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah,
khususnya penelitian kuantitatif (Uma, 1992). Kerlinger. (2006)menerangkan
terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
a. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.

22
b. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar
atau di falsifikasi.
c. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan
cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
2. Hipotesis dalam PenelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan
pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki
hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada
masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak
apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak (Black & Champion,
1992) Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali
dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan
hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat
tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap
penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis (Gay & Diehl, 1992)
Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan
antar-variabeladalah keharusan untuk menggunakan hipotesis (Creswell, 2003).
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
a. Untuk menguji teori,
b. Mendorong munculnya teori,
c. Menerangkan fenomena sosial,
d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan
dihasilkan.

23
2.2.5 Menentukan Uji Statistik
A. Uji Statistik untuk Penelitian
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji persyaratan analisis diperlukan untuk mengetahui apakah analisis
data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik
analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Misal, analisis varian
mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena
itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.
Bagian ini akan dibahas secara singkat terkait uji normalitas dan uji
homogenitas.
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data
yang terambil merupakan data terdistribusi normal atau bukan. Maksud dari
terdistribusi normal adalah data akan mengikuti bentuk distribusi normal di
mana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas adalah
uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari
populasi yang sebarannya normal.
Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik.
Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama. Pada perkuliahan ini akan dikenalkan salah satu uji
homogenitas yang sering digunakan dalam penelitian yaitu uji levene.

b. Aplikasi SPSS untuk Uji Normalitas


1) Prosedur analis
a) Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
b) Isikan di kolom Name “Motivasi” di baris pertama dengan decimals
bernilai 2, “PresTest” di baris ke dua dengan decimals bernilai 2, dan
PostTest di baris ke tiga dengan decimals bernilai 2.

24
c) Pilih Data View dan masukan nilai motivasi belajar, pre test, dan
post test sebagai berikut.
d) Lakukan analisis dengan menggunakan menu Analyze → Non
Parametric Test → Legacy Dialogs → 1 Sample K-S. Masukan
semua variabel ke kotak Test Variable List.
e) Klik OK sehingga muncul hasil analisis sebagai berikut. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test.
- Test distribution is Normal.
- Calculated from data.
- Lilliefors Significance Correction.
2) Pembacaan hasil analisis
Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testmenunjukkan hasil analisis
uji normalitas terhadap ketiga variabel tersebut. Hipotesis Penelitian :
Ho : Sampel berdistribusi normal.
H1 : Sampel berdistribusi tidak normal.

Jika Asymp.Sig (2-tailed) ≥ ½ α,


Ketentuan maka Ho diterima.
Jika Asymp. Sig (2-tailed) < ½ α,
maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh :
a) Motivasi dengan Asymp.Sig (2-tailed = 0,174) ≥ ½ α (0,05) sehingga
berdistribusi normal.
b) Pre Test dengan Asymp.Sig (2-tailed = 0,004) < ½ α (0,05) sehingga
berdistribusi tidak normal.
Post Test dengan Asymp.Sig (2-tailed = 0,000) < ½ α (0,05)
sehingga berdistribusi tidak normal.
3) Aplikasi SPSS untuk Analisis Homogenitas
Perhitungan uji homogenitas menggunakan software SPSS adalah
dengan Uji Levene statistics. Cara menafsirkan uji levene ini adalah, jika
nilai Levene statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data
adalah homogen.

25
Berikut adalah Langkah-langkahnya:
a) Buka SPSS
b) Copy data tersebut ke dalam lembar kerja SPSS letakan dalam satu
kolom dan perlu diingat no urutnya 1-20 adalah kelas eksperimen
dan 21-40 kelas kontrol, kemudian pada kolom kedua isi dengan
“1” untuk kelas Eksperimen dan “2” untuk kelas kontrol.
c) Buka Data View, pilih baris “kelas” dan isi kolom Value dengan
“1”, Label dengan “Eksperimen” kemudian klik Add, kemudian
lanjutkan isi kolom Value dengan “2”, Label dengan “Kontrol”
kemudian klik Add dan klik OK.
d) Lakukan pengujian homogenitas dengan uji Lavene Statistic
dengan cara memilih menu : analyze, compare means, one-way
anova.
e) Masukan “skor” ke kotak Dependen List dan “kelas” ke kotak
Factor.
f) Klik menu Option dan pilih Homogenity of variance test, kemudian
klik Continue.
g) Kemudian klik Ok sehingga muncul hasil: Test of Homogeneity of
Variances.

B. STATISTIK PARAMETRIK
1. One Sample T Test dan Independent T Test
Salah satu bagian penting dalam ilmu statistik adalah persoalan
inferensi yaitu penarikan kesimpulan secara statistik. Dua hal pokok yang
menjadi pembicaraan dalam statistik inferensi adalah penaksiran parameter
populasi dan uji hipotesis. Teknik inferensi yang pertama dikembangkan
adalah mengenai pembuatan sejunlah besar asumsi sifat populasi di mana
sampel telah diambil. Teknik yang banyak digunakan pada metode-metode
pengujian hipotesis dan penaksiran interval ini kemudian dikenal sebagai
Statistik Parametrik, karena harga-harga populasi merupakan parameter.
Ditribusi populasi atau distribusi variabel acak yang digunakan pada teknik

26
inferensi ini mempunyai bentuk matematik yang diketahui, akan tetapi
memuat beberapa parameter yang tidak diketahui.
One Sample T Test adalah uji komparatif untuk menilai perbedaan
antara nilai tertentu dengan rata-rata kelompok populasi. One sample t test
disebut juga dengan istilah student t test atau uji t satu sampel oleh karena uji
t di sini menggunakan satu sampel. Independent sample t test adalah uji
dengan dua sampel. Independen T Test adalah uji komparatif atau uji beda
untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2
kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua kelompok bebas yang
dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya
sumber data berasal dari subjek yang berbeda. Misal Kelompok Kelas A dan
Kelompok kelas B, di mana responden dalam kelas A dan kelas B adalah 2
kelompok yang subjeknya berbeda.
a. One Sample T Test dengan SPSS Sebelum mengolah data dengan
menggunakan SPSS, masukan dulu data kedalam SPSS.
1) Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
2) Masukan data
3) Setelah itu masukan data isi botol diatas pad Data View yang ada di
kiri bawah.
4) Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare
Means kemudian pilih One-Sample T-Test
5) Akan muncul jendela One Sample T-Test, pindahkan variabel botol
ke test variabel dengan memilih variabel botol kemudian klik tanda
panah ke kanan di jendela tersebut. Dan isikan test Value dengan T
hitung yang dijadikan perbandingan.
6) Klik Option pada jendela One Sample T-Test kemudian muncul
jendela berikutnya. Isikan derajat keyakinan sebesar 95% (α = 55).
7) Klik Continue kemudian Ok akan muncul jendela hasil yang
menampilkan text dan table.

27
b. Independent sample t test dengan SPSS
Berikut ini disajikan data IPK mahasiswa kelas A yang
(pembelajaran ceramah) dengan Kelas B (pembelajaran berbasis media
komputer) dengan pembelajaran inkuiri.
Prosedur Analis:
1) Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
2) Isikan di kolom Name “Kelas” di baris pertama dengan decimals
bernilai 0, dan “IPK” di baris ke dua dengan decimals bernilai 2
3) Pilih Data View di samping Variable View dan masukan data IPK
dengan indeks 1 untuk kelas A dan indeks 2 untuk kelas B serta
masukan semua nilainya.
4) Pilih menu Analyze → Compare Mean → Independent-Samples T
Test.
5) Masukan variabel Nilai ke Test Variable(s) dan Kelas ke Grouping
Variable.
6) Klik tombol Define Groups dan isikan 1 di Group 1 dan 2 di Group
2 dan klik tombol continue.
7) Klik OK
8) Pembacaan hasil analisis dan kesimpulan.
a) Tabel Independent Samples Test menampilkan uji varian
kedua kelompok dan perbedaan. F test digunakan untuk
menguji asumsi dasar dari t test bahwa varian kedua kelompok
sama. Hipotesis Penelitian :
Ho : kedua kelompok memiliki varian yang sama (homogen).
H1 : kedua kelompok memiliki varian yang tidak sama (tidak
homogen).
2. Paired T Test dan Anova
Analisis paired-sample t-test merupakan prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Analisis ini digunakan
untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan sata

28
treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut
antara sebelum dan sesudah treatment.
Analisis varians (analysis of variance) atau ANOVA adalah suatu metode
analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Uji dalam
anova menggunakan uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel.
Dalam praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering
dipakai) maupunpendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan).
a. Paired T Test dengan SPSS
1) Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
2) Isikan di kolom Name “PreTest” di baris pertama dengan decimals
bernilai 2, dan “PostTest” di baris ke dua dengan decimals bernilai 2.
3) Pilih Data View dan masukan data pre test dan post test sebagai
berikut.
4) Pilih menu Analyze → Compare Mean → Paired-Samples T Test.
5) Masukan variabel PreTest dan PostTest ke kotak Paired Variables.
6) Klik OK sehingga muncul hasil sebagai berikut.
7) Pembacaan Hasil Analisis
a) Tabel Paired Samples Correlations menampilkan uji korelasi
nilai pre test dan post test. Hipotesis Penelitian:
Ho : Tidak ada hubungan antara pre test dan post test dengan
pembelajaran inkuiri.
H1 : Ada hubungan antara pre test dan post test dengan
pembelajaran inkuiri. Ketentuan penerimaan/penolakan
hipotesis sebagai berikut.
thitung < ttabel, maka Ho diterima
thitung > ttabel, maka Ho ditolak
Atau
Jika Sig > α, maka Ho diterima.
Jika Sig < α, maka Ho ditolak.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Data adalah fakta empiric yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan
memecahkan masalah ataua menjawab pertanyaann penelitian. Data penelitian dapat
berasal dari berbagai sumber yamg dikumpulkan dengan mengginakan berbagai tehnik
selama kegiatan penelitan berlangsung. Data bias merupakan kumpulan angka atau huruf
hasil dari penelitian terhadap sifat atau karakteristik yang di teliti. Isi data pada umumnya
bervariasi (Heterogen) misalnya data berat badan dalam suatu kelompok ya ng ada yang
beratnya 60kg, 50kg,75kg dan seterusnya sehingga muncul istilah variable. Jadi variable
merupakan karakteristik yang nilai datanya bervariasi dari satu pengukuran ke
pengukuran berikutnya.
analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua
lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut
dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

30
DAFTAR PUSTAKA

Rinaldi Soni Faisal & Bagiya Muljan. 2017. BAHAN AJAR TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS (TLM) METODELOGI PENELITIAN DAN STATISTIK. Jakarta Selatan:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Saepudin Malik. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV Trans Info
Media.

Sibagariang, juliance dkk. 2010. Metodelogi Penelitian untuk Mahasiswa Diploama Kesehatan.
Jakarta: CV Trans Info Media.

31

Anda mungkin juga menyukai