TENTANG
MATARAM TAHUN
i
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas pada kuliah Metodelogi Penelitian. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan pengarahan sehingga kami dapat
menyesuaikan tugas ini dengan baik.
Akhirnya, penulis memohon taufik dan hidayahnya-Nya semoga makalah ini dapat
berguna bagi semua orang. Namun kekurangan pasti ada, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat/katagorik) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka/numerik). Data kuantitatif dapat dikelompokkan
berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.
3. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
4. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan
cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Laboratorium Klinik di Kecamatan X sebanyak 10.
2) Jumlah laki-laki peserta Uji Kompetesi TLM sebanyak 2500 orang.
3) Jumlah anak dikeluaraga sebanyak 3 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan
bulat (bukan bilangan pecahan).
b. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran (menggunakan alat ukur). Data kontinum dapat
berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang
digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2) Kadar Hb Budi adalah 12,8 g/dl.
3) Suhu udara di ruang laboratorium 24o Celcius.
3
Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur objek
menggunakan alat ukur tertentu, misalnya berat badan dengan timbangan badan, tensi
darah dengan tensimeter, dan sebagainya. Berdasarkan tipe skala pengukuran yang
digunakan, data dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki
sifat berbeda yaitu:
1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh
melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Ciri data ini hanya
dapat membedakan, namun sederajat antara data satu dengan yang lain, artinya
hanya dapat membedakan antar satu dengan yang lain tanpa tahu nilai mana yang
lebih rendah atau tinggi. Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin, status
pernikahan, golongan darah, warna kulit dll.
a. Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki (2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan
symbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-
angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di
atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki
makna lebih baik dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak
dapat dilakukan operasi matematika (penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3),
karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
b. Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah,
(2)Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama
dengan data tentang jenis kelamin.
2. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah
disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan
tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau
sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus
sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda
dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat
4
disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian).
Contoh jenis data ordinal antara lain:
a. Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut: (1) Sekolah
Dasar (SD); (2) Sekolah Menengah Pertama (SMP); (3) Sekolah Menengah
Umum (SMU); (4) Perguruan tinggi
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian Bpk/Ibu
tidak tahu besar perbedaaan pengetahuan orang lulusan SD dengan yang lulus
SMP.
b. Tingkat kepuasan yang terdiri dari 4 katagori: (1) Sangat tidak puas; (2) Tidak
puas; (3) Puas (4) Sangat Puas Hasil pengukuran data tingkat kepuasan ini
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang tingkat pendidikan.
3. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria
tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan
sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan
jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan
operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih
terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada
data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
a. Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan
dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai 10 Celcius
memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena
itu berlaku operasi matematik ( penjumlahan dan pengurangan ), misalnya 150
Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan
bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari
benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa
benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00
Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan
menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.
5
b. Pengkuran tingkat kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang
IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100. Didasari oleh asumsi
yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil ujian
siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data
nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk
angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Sifat-sifat yang membedakan
antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat
dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a. Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio.
Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang
panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1
meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan
mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal).
Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki
jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio
ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak
yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2
meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1
meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal
tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data
interval.
b. Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki
semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda
secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat
diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara
6
benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama
dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg.
menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg.,
2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas
bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat
sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis
datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data
kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal
akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.
Pengamatan (observasi) adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya sangsangan.Menurut Nawawi dan Martin
(1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dala suatu gejala atau tggejala-gejala dala objek
penelitian.
Menurut Patton ( dala Poerwandari 19998) salah satu hal yang penting, naun
sering dilupakan dala observasi adalah mengamati hal yang tiak terjadi. Dengan
demikian patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:
7
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteksdala hal
yang diteliti akan atau terjadi.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah secara induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal – hal yang oleh subyek peneliti
sendiri kurang disadari.
4. Observasi memungkikan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tiak diungkapkan oleh subyek penelitian secara terbuka
da wawancara.
5. Observasi memunngkinkan penelitian merefleksikan dala bersikap intropektif
terhadap penelitian yang dilakkukan.
8
6) Sebaiknya pendekatan pengamatan dilakukan melalui tokoh-tokoh
masyarakat setempat (key person)
2. Pemangatam sistematis
3. Observasi Eksperimental
a Kelebihan
1. Merupakan cara oengumpulan data yang murah, mudah dan langsung
guna mengadakan penelitian terhadap macam-macam gejala.
2. Tidak menggangu, sekurang-kurangnya tidak terlalu mengganggu pada
sasaran pengamatan (observasi)
3. Banyak gejala-gejala psychis yang penting yang tidak atau sukar
diperoleh dengan teknik anket ataupun interview tetapi dengan metode
ini mudah diperoleh
4. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempat kepada sasaran
pengamatan yang lebih banyak
b Kekurangan
1. Banyak peristiwa psikis tertentu yang tidak diamati.
2. Serig memperlukan waktu yang lama, sehinngga membosankan karena
tingkah laku/ gejala yang dikehendaki tidak muncul-muncul.
3. Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka sedang diamati,
mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang
menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
4. Sering subjektifitas dari observasi tidak dapat di hindari.
2.1.4 Metode Wawancara (Interview)
Wawancara/interview adalah metode yang dipergunakan untuk menumpulkan
data, dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari
seseoraang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap terhadap muka
dengan orang tersebut (face to face).Wawancara merupakan bentuk pengumpulan
data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif.Perawat maupun
bidan sering kali menganggap wawancara itu mudah karena dala kesehariannya,
9
perawat dan bidan sering bercakap-cakap dengan kliennya untuk mendapatkan
informasinya penting kenyataannya tak semudah itu.Banyak peneliti kai sulit
mewawancarai orang, karena orang cenderung menjawab dengan singkat.Apabila
budaya pada masyarakat Indonesia yang cenderung tidak terbiasa mengungkapkan
perasaan mereka.
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan
dengan wawancara lainnya seperyi wawancara pada penerimaan pegawai baru,
penerimaaan mahasaiswa baru, atau bahkan pada penelitian kuantitatif.Wawancara
pada penelitian kuantitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan didahui
beberapa pertanyaan normal.
Observasi (pengamatan) merupakan prosedur yang terencan meliputi melihat
dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang aadaa hubungannya masalah yang
kita teliti. Alat yang dibutuhkan dalam observasi antara lain; chek list, rating scale,
daftar riwayat pelakuan, alat mekanik jenis pengamatan antara lain:
1. Pengamaatan terlibat (observasi partisipatif)
Dalam kegiatan pengamaataan ini pengamat (observer) ikut aktif
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengamaat (observer). Pada
pelaksanaaan pengamaataan terlibat, jangan sampai sasaran pengamatan
mengetahui bahwa pengamat yang berada titenga-tengah mereka sedang
memperhatikan perilaku mereka. Jika sasaran mengetahui bahwa mereka
sedang di amati, maka bisa terjadi hal-hal sbb:
a. Prilaku mereka akan dibuat-buat
b. Kepercayaan mereka terhadap pengamat akan hilang, dan meereka
akan menutup diri dan selalu berprasangka.
c. Dapat mengganggu situasai dan hubungan pribadi
d. Data yang akan diperoleh akan bias
10
c. Memelihara hubungan baik dengan sasaran
d. Situasi dan iklim psikologis usahakan tetap tejaga
e. Sebaiknya pendekatan pengamataan dilakukan melalui tokoh-tokoh
masyarakat
2. Pengamatan sistematis
Pengamatan sistematis merupakan kelanjutan dari pengamatan
terlibat, dimana dalam pengamatan sistematis sudah mempunyai terangka
yang jelas, dimana didalamnya berisikan faktor yang diperlukan dan sudah
dikelompokan dalam kategori-kategori, sehingga pengamatan lebih
terarah.
3. Pengamatan eksperimental
Pengamatan eksperimental merupakan pengamatan yang dilakukan
dimana subjek atau sasaran dimasukkan ke dalam suatu kondisi ataau
situasi tertentu yang sudah diciptakan sedemikian rupa, sehingga yang
akan di amati akan timbul. Dalam jenis observasi ini semua kondisi dan
faktor-faktornya dapat di atur dan di kendalikan.
Jenis wawancara
11
Wawancara semi struktur.
Wawancara kelompok.
Faktor prosedur/struktural.
12
Lama dan pemilihan waktu wawancara
Field & Morse (1985 Dalam Holloway & Wheeler, 1996), menyarankan
bahwa wawancara harus selesai dala satu ja. Sebenarnya waktu wawancara
bergantung pada partisipan, peneliti harus melakukan kontrak waktu dengan
partisipan, sehingga mereka dapat merencanakan kegiatannya pada hal itu tanpa
terganggu oleh wawancara, umumnya partisipan memang menginginkan waktu
yang cukup 1 jam. Pada partisipan lanjut usia, menderita kelemahan fisik, atau sakit
mungkin perlu istirahat setelah 20 atau 30 menit.
Prosedur wawancara
13
bila ruangan tidak memiliki struktur akustik yang baik da nada banyak pihak
yang harus direka
4. Alat perekam perlu dicek kondisinya, misalnya batereinya, kaset perekam harus
bener-bener konsong dan tepat pada pita jitam bila mulai merekam, jika
perekaman sudah domulai, yakinkan tombol perekam sudah diteken dengan
benar.
5. Susum protocol wawancara, panjangnya kurang lebih empat sampai lima halaan
dengan kira-kira lima pertanyaan terbuka dan sediakan ruangan yang cukup di
antara pertanyaan untuk mencatat respon terhadap komentar psrtisipan.
6. Tentukan tempat ungtuk melakukan wawancara. Jika mungkin ruangan cukup
tenang, tidak ada distrakasi dan nyaan bagi partisipan. Idealnya peneliti dan
partisipan duduk berharapan dengan perekam berbeda di antaranya, sehingga
suara-suara keduanya dapat tereka balik. Posisi ini juga membuat peneliti
mudah mencatat ungkapan nonverbal partisipan, sesperti tertawa, menepuk
kening,dsb.
7. Ketika tiba ditempat wawancara, tetapkan inform consent pada calon partisipan.
8. Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi pada waktu tersebut
(jika memmungkinkan). Hargai partisipan dan selalu bersikap sopan santun.
Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak
Kelebihan tehnik observasi:
1. Mudah dan langsung guna
2. Tidak terlalu mengganggu saasaran
3. Banyak gejalaa yang penting dan tidak bisa di amaati dengan cara angket
maupun wawancara, tetapi dapat diperoleh dengan cara ini
4. Kemungkinan bisa mencatat secara bersamaan kepada sasaran yang banyak
14
2.1.5 Metode Kuesioner dan Pengukuran
Syarat-syarat ddalam mendesain kuesioner :
1. Pertanyaan sebaiknya jelas, yaitu :
a. Menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas, jangan menggunakan kata-kata
ilmiah atau istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh responden
b. Pertanyaan jangan terlalu luas, dan sebaiknya dibatasi lingkunp
pertanyaannya.
c. Pertanyaan jangan terlalu panjang atau double pertanyaan
d. Pertanyaan tidak boleh memimpin
e. Sebaiknya menghindari pertanyaan yang double negatif
2. Pertanyaan sebaiknya membantu ingatan responden :
Sebaiknya pertanyaan memudahkan responden untuk mengingat kembali
hal-hal yang akan di jawab.
3. Pertanyaan dapat menjamin responden dengan mudah menjawab
Artinya dalam pertanyaan tersebut harus tersedia berbagai perkiraan
jawaban yang sudah dirumuskan, sehingga responden tidak disulitkan untuk
memikirkan jawaban yang akan dijawab
4. Pertanyaan sebaiknya menghindari bias
Bias terjadi karena responden tidak mau menjawab keadaan yang
sebenarnya dan memberikan jawaban yang lain
5. Pertanyaan sebaiknya bisa memotivasi responden untuk menjawab
Dalam hal ini pertanyaan sebaiknya disusun dengan kata-kata yang tepat,
usahakan pertanyaan-pertanyaan permukaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mudah dan menyenangkan responden. Pertanyaan yang memerlukan ingatan
sebaiknya diletakan pada tengah-tengah pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan-
pertanyaan terakhir sebaiknya yang mudah.
6. Pertanyaan sebaiknya dapat menyaring responden
7. Pertanyaan sebaiknya sederhana mungkin
15
Bentuk-bentuk pertanyaan dalam kuoesener:
1. Pertanyaan terbuka atau (Open ended)
a. Free Response Question
Pada pertanyaan ini responden diberikan kebebasan untuk menjawab pada
umumnya pertanyaan ini dipergunakan untuk memperoleh jawaban
mengenai pendapat atau motif tertentu dari responden
b. Directed Response Question
Pada pertanyaan ini responden diberikan kebebasan untuk menjawab, tetapi
sudah sedikit diarahkan
2. Pertanyaan tertutup (Closed ended)
a. Dichotomous Choice
Dalam pertanyaan ini hanya ada dua alternatif jawaban dan responden
harus memilih satu diantaranya. Biasanya untuk menanyakan pendapat
responden
b. Multiple Choice (Pilihan ganda)
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden
harus memilih satu diantaranya
Cara menyusun pertanyaan pilihan ganda :
1) Pertanyaan hendaklah menanyakan hal yang penting untuk diketahui
2) Tulislah pertanyaan yang berisi pernyataan pasti
3) Utamakan pertanyaan yang mengandung pernyataan umum yang
bertahan lama
4) Buatlah pertanyaan yang berisi hanya satu gagasan saja
5) Buatlah pertanyaan yang menyatakan inti pertanyaan dengan jelas.
Gunakan kalimat sederhana dan tidak berlebih-lebihan
6) Sebaiknya pertanyaan tidak didasari oleh pernyataan negatif
7) Gunakan bahasa yang jelas, kata yang sederhana dan pernyataan
langsung
8) Pertanyaan harus memberikan alternatif bagi pernyataan yang penting
9) Berikan alternatif jawaban yang jelas berbeda
16
10) Alternatif yang ditawarkan hendaknya mempunyai struktur dan arti
yang sejajar atau dalam satu kategori
11) Menghindari penggunaan alternatif yang semata-mata meniadakan
atau bertentangan dengan alteratif yang lain
12) Bila mana mungkin, susunlah alternatif jawaban dalam urutan besar
kecilnya atau urutan logisnya
13) Penggunaan alternatif ”bukan salah satu diatas” atau semua yang
diatas hanya baik apabila kebenaran bersifat mutlak dan bukan
semata-mata masalah dan kurang baik atau masalah kebenaran relatif
14) Jangan menjebak responden dengan menanyakan hal yang tidak ada
jawabannya
15) Hindari penggunaan kata-kata yang dijadikan petunjuk oleh
responden untuk menjawab
c. Check list
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden
boleh memilih lebih dari satu jawaban
d. Rangking Question
Dalam pertanyaan ini ada beberapa alternatif jawaban dan responden harus
menjawab semua pertanyaan tetapi harus diurutkan sesuai dengan
pendapatannya.
17
Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Menurut Taylor, (1975: 79)
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika
dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian
data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.
Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data
merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan
data (termasuk pula kelengkapan lembarann instrument barangkali ada yang
terlepas ataupun sobek)
18
c. Mengecek macam isian data. Jika didalam instrument termuat atau beberapa
item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti,
padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item
perlu didrop.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data
sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang ditinggal. Langkah
persiapan ini dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal
mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan
cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik
deskriptif variabel-variabel yang diteliti.
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut :
a. Tabulasi data (the tabulation of the data).
b. Penyimpulan data (the summarizing of the data).
c. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
d. Analisis data untuk tujuan data penarikan kesimpulan.
19
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi
kode atas :
1) Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1
2) Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2
3) Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0
20
disajikan dengan sistematika yang te;lah disajikan dengan sistematika yang
telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, mengenai jenis-jenis
permasalahan.Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan cara
yang dterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis
data yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio.
Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan barbagai rumus
yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti berkeinginan
untuk menggunalan jasa computer, dan tinggalmenunggu hasilnya. namun
meskipun eneliti harus tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan,
sehunga apabila akan maju tidak ragu-ragu.
Analisis data penelitian deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional,
komparatif , atay eksperimen diolah dengan menggunakan rumus-rumus
statistik yang sudah disediakan ,baik secara menual maupun menggunakan
jasa computer. Apapun jenis penelitianya, riset deskriptif yang bersifat
eksploratif caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya
sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasikan data dan mengambil
kesimpulan. Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi
dua kelompok data, yaitu data kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (kata-
kata atau simbol).
21
Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang
dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata
beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar.Secara
ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis.Namun apabila ternyata tidak turun hujan,
maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian (Soekadijo, 1993). Artinya, hipotesa
merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak
ada perbedaan makna di dalamnya.(Singarimbun, 1997).
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai
sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.Hipotesis juga berarti sebuah
pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada
hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya
sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian social
(Petticrew & Roberts, 2006).
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang
melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis
ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah (Muri, 2007).Sehingga,
dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang
langsung dapat diuji (Sanapiah, 2008).
1. Fungsi HipotesisHipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah,
khususnya penelitian kuantitatif (Uma, 1992). Kerlinger. (2006)menerangkan
terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
a. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
22
b. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar
atau di falsifikasi.
c. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan
cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
2. Hipotesis dalam PenelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan
pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki
hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada
masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak
apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak (Black & Champion,
1992) Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali
dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan
hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat
tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap
penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis (Gay & Diehl, 1992)
Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan
antar-variabeladalah keharusan untuk menggunakan hipotesis (Creswell, 2003).
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
a. Untuk menguji teori,
b. Mendorong munculnya teori,
c. Menerangkan fenomena sosial,
d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan
dihasilkan.
23
2.2.5 Menentukan Uji Statistik
A. Uji Statistik untuk Penelitian
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji persyaratan analisis diperlukan untuk mengetahui apakah analisis
data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik
analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Misal, analisis varian
mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena
itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.
Bagian ini akan dibahas secara singkat terkait uji normalitas dan uji
homogenitas.
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data
yang terambil merupakan data terdistribusi normal atau bukan. Maksud dari
terdistribusi normal adalah data akan mengikuti bentuk distribusi normal di
mana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas adalah
uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari
populasi yang sebarannya normal.
Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik.
Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama. Pada perkuliahan ini akan dikenalkan salah satu uji
homogenitas yang sering digunakan dalam penelitian yaitu uji levene.
24
c) Pilih Data View dan masukan nilai motivasi belajar, pre test, dan
post test sebagai berikut.
d) Lakukan analisis dengan menggunakan menu Analyze → Non
Parametric Test → Legacy Dialogs → 1 Sample K-S. Masukan
semua variabel ke kotak Test Variable List.
e) Klik OK sehingga muncul hasil analisis sebagai berikut. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test.
- Test distribution is Normal.
- Calculated from data.
- Lilliefors Significance Correction.
2) Pembacaan hasil analisis
Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testmenunjukkan hasil analisis
uji normalitas terhadap ketiga variabel tersebut. Hipotesis Penelitian :
Ho : Sampel berdistribusi normal.
H1 : Sampel berdistribusi tidak normal.
25
Berikut adalah Langkah-langkahnya:
a) Buka SPSS
b) Copy data tersebut ke dalam lembar kerja SPSS letakan dalam satu
kolom dan perlu diingat no urutnya 1-20 adalah kelas eksperimen
dan 21-40 kelas kontrol, kemudian pada kolom kedua isi dengan
“1” untuk kelas Eksperimen dan “2” untuk kelas kontrol.
c) Buka Data View, pilih baris “kelas” dan isi kolom Value dengan
“1”, Label dengan “Eksperimen” kemudian klik Add, kemudian
lanjutkan isi kolom Value dengan “2”, Label dengan “Kontrol”
kemudian klik Add dan klik OK.
d) Lakukan pengujian homogenitas dengan uji Lavene Statistic
dengan cara memilih menu : analyze, compare means, one-way
anova.
e) Masukan “skor” ke kotak Dependen List dan “kelas” ke kotak
Factor.
f) Klik menu Option dan pilih Homogenity of variance test, kemudian
klik Continue.
g) Kemudian klik Ok sehingga muncul hasil: Test of Homogeneity of
Variances.
B. STATISTIK PARAMETRIK
1. One Sample T Test dan Independent T Test
Salah satu bagian penting dalam ilmu statistik adalah persoalan
inferensi yaitu penarikan kesimpulan secara statistik. Dua hal pokok yang
menjadi pembicaraan dalam statistik inferensi adalah penaksiran parameter
populasi dan uji hipotesis. Teknik inferensi yang pertama dikembangkan
adalah mengenai pembuatan sejunlah besar asumsi sifat populasi di mana
sampel telah diambil. Teknik yang banyak digunakan pada metode-metode
pengujian hipotesis dan penaksiran interval ini kemudian dikenal sebagai
Statistik Parametrik, karena harga-harga populasi merupakan parameter.
Ditribusi populasi atau distribusi variabel acak yang digunakan pada teknik
26
inferensi ini mempunyai bentuk matematik yang diketahui, akan tetapi
memuat beberapa parameter yang tidak diketahui.
One Sample T Test adalah uji komparatif untuk menilai perbedaan
antara nilai tertentu dengan rata-rata kelompok populasi. One sample t test
disebut juga dengan istilah student t test atau uji t satu sampel oleh karena uji
t di sini menggunakan satu sampel. Independent sample t test adalah uji
dengan dua sampel. Independen T Test adalah uji komparatif atau uji beda
untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2
kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua kelompok bebas yang
dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya
sumber data berasal dari subjek yang berbeda. Misal Kelompok Kelas A dan
Kelompok kelas B, di mana responden dalam kelas A dan kelas B adalah 2
kelompok yang subjeknya berbeda.
a. One Sample T Test dengan SPSS Sebelum mengolah data dengan
menggunakan SPSS, masukan dulu data kedalam SPSS.
1) Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
2) Masukan data
3) Setelah itu masukan data isi botol diatas pad Data View yang ada di
kiri bawah.
4) Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare
Means kemudian pilih One-Sample T-Test
5) Akan muncul jendela One Sample T-Test, pindahkan variabel botol
ke test variabel dengan memilih variabel botol kemudian klik tanda
panah ke kanan di jendela tersebut. Dan isikan test Value dengan T
hitung yang dijadikan perbandingan.
6) Klik Option pada jendela One Sample T-Test kemudian muncul
jendela berikutnya. Isikan derajat keyakinan sebesar 95% (α = 55).
7) Klik Continue kemudian Ok akan muncul jendela hasil yang
menampilkan text dan table.
27
b. Independent sample t test dengan SPSS
Berikut ini disajikan data IPK mahasiswa kelas A yang
(pembelajaran ceramah) dengan Kelas B (pembelajaran berbasis media
komputer) dengan pembelajaran inkuiri.
Prosedur Analis:
1) Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
2) Isikan di kolom Name “Kelas” di baris pertama dengan decimals
bernilai 0, dan “IPK” di baris ke dua dengan decimals bernilai 2
3) Pilih Data View di samping Variable View dan masukan data IPK
dengan indeks 1 untuk kelas A dan indeks 2 untuk kelas B serta
masukan semua nilainya.
4) Pilih menu Analyze → Compare Mean → Independent-Samples T
Test.
5) Masukan variabel Nilai ke Test Variable(s) dan Kelas ke Grouping
Variable.
6) Klik tombol Define Groups dan isikan 1 di Group 1 dan 2 di Group
2 dan klik tombol continue.
7) Klik OK
8) Pembacaan hasil analisis dan kesimpulan.
a) Tabel Independent Samples Test menampilkan uji varian
kedua kelompok dan perbedaan. F test digunakan untuk
menguji asumsi dasar dari t test bahwa varian kedua kelompok
sama. Hipotesis Penelitian :
Ho : kedua kelompok memiliki varian yang sama (homogen).
H1 : kedua kelompok memiliki varian yang tidak sama (tidak
homogen).
2. Paired T Test dan Anova
Analisis paired-sample t-test merupakan prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Analisis ini digunakan
untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan sata
28
treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut
antara sebelum dan sesudah treatment.
Analisis varians (analysis of variance) atau ANOVA adalah suatu metode
analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Uji dalam
anova menggunakan uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel.
Dalam praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering
dipakai) maupunpendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan).
a. Paired T Test dengan SPSS
1) Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
2) Isikan di kolom Name “PreTest” di baris pertama dengan decimals
bernilai 2, dan “PostTest” di baris ke dua dengan decimals bernilai 2.
3) Pilih Data View dan masukan data pre test dan post test sebagai
berikut.
4) Pilih menu Analyze → Compare Mean → Paired-Samples T Test.
5) Masukan variabel PreTest dan PostTest ke kotak Paired Variables.
6) Klik OK sehingga muncul hasil sebagai berikut.
7) Pembacaan Hasil Analisis
a) Tabel Paired Samples Correlations menampilkan uji korelasi
nilai pre test dan post test. Hipotesis Penelitian:
Ho : Tidak ada hubungan antara pre test dan post test dengan
pembelajaran inkuiri.
H1 : Ada hubungan antara pre test dan post test dengan
pembelajaran inkuiri. Ketentuan penerimaan/penolakan
hipotesis sebagai berikut.
thitung < ttabel, maka Ho diterima
thitung > ttabel, maka Ho ditolak
Atau
Jika Sig > α, maka Ho diterima.
Jika Sig < α, maka Ho ditolak.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Data adalah fakta empiric yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan
memecahkan masalah ataua menjawab pertanyaann penelitian. Data penelitian dapat
berasal dari berbagai sumber yamg dikumpulkan dengan mengginakan berbagai tehnik
selama kegiatan penelitan berlangsung. Data bias merupakan kumpulan angka atau huruf
hasil dari penelitian terhadap sifat atau karakteristik yang di teliti. Isi data pada umumnya
bervariasi (Heterogen) misalnya data berat badan dalam suatu kelompok ya ng ada yang
beratnya 60kg, 50kg,75kg dan seterusnya sehingga muncul istilah variable. Jadi variable
merupakan karakteristik yang nilai datanya bervariasi dari satu pengukuran ke
pengukuran berikutnya.
analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua
lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut
dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
30
DAFTAR PUSTAKA
Rinaldi Soni Faisal & Bagiya Muljan. 2017. BAHAN AJAR TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS (TLM) METODELOGI PENELITIAN DAN STATISTIK. Jakarta Selatan:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
Saepudin Malik. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV Trans Info
Media.
Sibagariang, juliance dkk. 2010. Metodelogi Penelitian untuk Mahasiswa Diploama Kesehatan.
Jakarta: CV Trans Info Media.
31