Umma Buddies pasti tidak asing dengan kata AHA dan DHA pada iklan produk makanan atau
suplemen untuk anak. Namun tahukah Umma Buddies apa perbedaan keduanya? Dan
sebenarnya apa sih manfaatnya bagi tumbuh kembang anak? Yuk simak penjelasan berikut
ini!
Asam arakidonat dibentuk melalui sintesis makanan asam linoleate dan merupakan
prekursor dalam biosintesis prostaglandin, tromboksan dan leukotrin. Asam arakidonat
memiliki 20 rantai karbon sebagai unsur utamanya dan 4 ikatan cis-ganda pada posisi
karbon C5, C8, C11, dan C14.
Struktur DHA adalah asam karboksilat (asam -oat) yang tersusun atas rantai 22-karbon dan
enam (hexa-) cis ikatan rangkap (-en -); dengan rangkap ganda pertama ikatan yang terletak
di karbon ketiga dari ujung omega.
Asam arakidonat sendiri secara spesifik berperan dalam kestabilan cairan membran sel,
eksitabilitas saraf dan transmisi sinaptik kanal ion, berfungsi sebagai enzim dan reseptor dan
berperan dalam proses kematian sel. Asam arakidonat sangat dibutuhkan untuk
perkembangan bayi baru lahir, untuk memperbaiki kelainan saraf dan dalam aktivitas
olahraga.
Manfaat DHA sendiri adalah sama dengan manfaat Omega-3 pada umumnya, yaitu:
Menjaga kesehatan jantung dengan cara meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL),
menurunkan kadar trigliserida, menurunkan tekanan darah, dan mencegah
terbentuknya plak di pembuluh darah.
Membantu menjaga kesehatan mental serta mengurangi gejala depresi, skizofrenia,
dan gangguan bipolar.
Mendukung perkembangan otak dan mata pada janin yang belum lahir maupun
pada bayi yang sedang dalam masa menyusu.
Mencegah peradangan yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit kronis.
Mencegah pikun dan membantu menjaga daya ingat.
Menjaga kesehatan tulang.
Sedangkan omega-3 dapat diperoleh dengan mengonsumsi ikan yang berminyak, seperti
makarel, salmon, sarden, trout, tuna, dan haring. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyarankan setiap orang dewasa mengonsumsi 2 porsi ikan berminyak setiap minggunya
sebagai sumber omega-3.
Selain dari ikan, omega-3 juga dapat diperoleh dari makanan nabati, seperti minyak sayur,
biji rami, sayuran berdaun hijau tua, serta kacang walnut dan hazelnut.
Referensi
1. Tallima, Hatem; El Ridi, Rashika. 2017. "Arachidonic acid: Physiological roles and
potential health benefits – A review". Journal of Advanced Research. 11: 33–41.
2. Guesnet P, Alessandri JM. 2011. "Docosahexaenoic acid (DHA) and the developing
central nervous system (CNS) - Implications for dietary recommendations". Biochimie.
93 (1): 7–12.
3. Zibaeenezhad, et al. 2017. Comparison of the Effect of Omega-3 Supplements and Fresh
Fish on Lipid Profile: A Randomized, Open-labeled Trial. Nutrition & Diabetes. 7(12): 1.
4. Cleveland Clinic (2019). Omega-3 Fatty Acids. Retrieved April 22, 2021 from
https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17290-omega-3-fatty-acids
5. EmedicineHealth (2019). Omega-6 Fatty Acids. Retrieved April 22, 2021 from
https://www.emedicinehealth.com/omega-6_fatty_acids/vitamins-supplements.htm
6. Robertson, Ruairi. Healthline (2017). Omega-3-6-9 Fatty Acids: A Complete Overview.
Retrieved April 22, 2021 from https://www.healthline.com/nutrition/omega-3-6-9-
overview