PENDAHULUAN
32 Tahun 2004 pasal 1 angka 5 yang berbunyi otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
peraturan perundang-undangan.
semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan dapat
dan daerah pada instansi - instansi pemerintah pusat maupun daerah (Nasution,
2018).
didapatkan dari potensi daerah yang diharapkan dapat dikelola sebaik mungkin.
Keuangan Daerah yang dijabarkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
telah diubah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Maka, terkait dengan hal tersebut pemerintah daerah dianggap perlu untuk
2018).
kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi (Halim, 2007:232).
Agar sesuai dengan analisis rasio keuangan maka ada beberapa indikator
(Astuti, 2015)
tingkat pengangguran dan masyarakat miskin juga tidak terlepas dari pengelolaan
Daerah yang diatur dalam Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 4 Ayat (1),
keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
Penilaian terhadap pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat dari hasil analisis
yang tergolong angkatan kerja namun tidak memliki pekerjaan (Nanga, 2005:
produksi dan penurunan permintaan memaksa para pelaku usaha untuk berjibaku
menyelamatkan usaha, bahkan tidak sedikit yang terpaksa gulung tikar. Tidak
hanya pelaku usaha berskala kecil, pelaku berskala besar pun harus memutar otak.
Pandemi yang merebak secara global juga memaksa pasar ekspor produk
Sektor sektor tersebut menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Regional
1 2016 4,40 %
2 2017 5,28 %
3 2018 5,12 %
4 2019 4,08 %
5 2020 -1,81 %
sebesar 05,01 persen. Pengangguran menurut definisi BPS adalah (1) mereka yang
tidak bekerja dan mencari pekerjaan; (2) mereka yang tidak bekerja dan
mempersiapkan usaha; (3) mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan; dan (4) mereka yang tidak
bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi belum
mulai bekerja. Berdasarkan hal tersebut, tampak jelas bahwa mereka yang
kerja, yakni kelompok penduduk usia kerja (Usia 15 tahun s.d. 64 tahun) yang
Angkatan kerja juga tidak mencakup mereka yang bersekolah, mengurus rumah
penduduk yang bekerja dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan dengan
Kalimantan Selatan
(Jiwa)
1 2016 113 296.00
2 2017 98 956.00
3 2018 92 810.00
4 2019 89 269.00
2020 sebesar 103 648.00, yang masuk kategori pengangguran tersebut adalah
masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja berusia di atas 15 tahun. Angka
hidupnya. Ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan
dapat diketahui bahwa semakin tahun penduduknya semakin banyak entah karena
angka kelahiran yang tinggi ataupun migrasi. Namun apabila dengan semakin
Dapat dilihat dari Tabel 1.3 bahwa kemiskinan pada tahun 2016 sampai
dengan 2018 terjadi penurunan kemudian meningkat kembali ditahun 2019, dan
Penelitian yang dilakukan oleh Ani & Dwiranda (2014), pengaruh kinerja
kabupaten dan kota menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari rasio
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau. Selain itu, hasil penelitian ini juga
dan kemiskinan (studi pada kabupaten dan kota di pulau Jawa periode 2007-2011)
periode penelitian dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian Astuti adalah pada obyek penelitian yaitu pada penelitian ini
pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan
penelitian ini adalah variabel yang digunakan pada penelitian ini untuk
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya dan