Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPA dan BIOLOGI
Dosen Pengampu :Nizar Azizatun Nikmah, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Febi Eka Wahyuni (12208193101)
2. Yuliana Nur Latifah (12208193005)
3. Wulidatun Nisa’ut T.A.S (12208193109)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI TULUNGAGUNG

OKTOBER 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah


Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama,
sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi
belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan, strategi, dan
model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk
dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran yang akan
digunakan dalam pwmbelajaran.

Dalam makalah ini kami menekankan pengertian model pembelajaran serta apa saja
macam-macam model pembelajaran yang diikuti dengan penjelasan tentang karakteristik,
langkah-langkah, serta kelebihan dan kekurangan.

A. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari model-model pembelajaran?
b. Apa saja macam-macam model pembelajaran?

B. TUJUAN
a. Mengetahui pengertian model-model pembelajaran
b. Mengetahuia apa saja macam-macam modelpembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model-Model Pembelajaran


Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran.1
Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi
atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran akan dicapai.
3. Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.2
B. Macam-macam Model Pembelajaran
2.1 Model pembelajaran small group discussion
a. Pengertian
Small group discussion merupakan proses pembelajaran dengan
melakukan diskusi kelompok kecil dengan tujuan agar peserta didik mempunyai
keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.3
Secara sederhana small group discussion merupakan gabungan dari
beberapa kata diantaranya small yang berarti kecil, group yang artinya kelompok,
dan discussion artinya diskusi. Jadi small group discussion dapat diartikan sebagai
sebuah kelompok kecil yang terdapat didalam kelas dengan tujuan untuk
memudahkan dalam proses belajar.
b. Karakteristik

1
Noer Khosim, MODEL MODEL PEMBELAJARAN, (Surabaya : Suryamedia Publishing, 2017), hlm 5
2
Ibid.
3
Ismail S.M, Ayo Paktek PTK, ( Semarang: Rasail Media Group, 2010), hlm 87-89
Dari pengertian small group discussion dapat disimpulkan bahwa karakteristiknya
adalah :
1) Melibatkan sekelompok individu.
2) Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka.
3) Memiliki tujuan dan kerja sama.
4) Mengikuti aturan yang diberikan.
c. Langkah-langkah small group discussion
Dalam metode pembelajaran small group discussion ini memiliki beberapa
langkah dalam pemakaian metode pembelajaran ini. Langkah-langkah tersebut
diantaranya :
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5 murid) dengan
menunjuk ketua dan sekretaris.
2) Diberikannya soal studi kasus (yang dipersiapkan oleh guru) sesuai dengan
Standar Kompetensi (SK) & Kompetensi dasar (KD).
3) Diinstruksikan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban dari
soal tersebut.
4) Dipastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi.
5) Diinstrusikan kepada setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk
menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas.
6) Diklarifikasi, dipenyimpulan dan ditindak lanjut (Guru).4
d. Kelebihan dan Kekurangan Small Groub Discussion
Pada model pembelajaran small group discussion juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh
model pembelajaran small group discussion antara lain:
Kelebihan metode pembelajaran small group discussion :
1) Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar secara individu.
2) Pendapat yang dituangkan secara bersama lebih meyakinkan dan lebih kuat
dibandingkan pendapat perorangan.

4
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSail Media Group, 2008), hlm. 87-88
3) Kerja sama yang dilakukan oleh peserta didik dapat mengikat tali persatuan,
tanggung jawab bersama dan rasa memiliki (sense belonging) dan menghilangkan
rasa keegoisan.5
Kekurangan metode pembelajaran small groub discussion :
1) Model ini memerlukan persiapan-persiapan yang lebih rumit daripada metode lain
sehingga memerlukan dedikasi yang lebih tinggi dari pihak pendidik.
2) Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan dan tugas akan lebih
buruk.
3) Peserta didik yang malas, memperoleh kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi anggota lainnya.6
2.2 Model pembelajaran discovery learning
a. Pengertian
Discovery learning adalah metode belajar yang difokuskan pada
pemanfaatan informasi yang tersedia, baik yang diberikan dosen maupun yang
dicari sendiri oleh mahasiswa untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar
mandiri.7
b. Karakteristik
Ciri atau karakteristik discovery learning adalah sebagai berikut,
1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.
2) Berpusat pada siswa.
3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.8
c. Langkah-langkah discovering learning
Langkah-langkah pembelajaran dalam model discovery learning dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Orientation
5
Basirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 15

6
Zuhairini, Dkk, “Metodik Khusus Pendidikan Agama”, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003)., hlm. 89
7
Jaja Suteja, “ Model-model pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi KKNI di perguruan tinggi”. Jurnal
Edueksos. Vol.6 No.1, Juni 2017, 96
8
Afria Susana, “ Pembelajaran Discovery Learning menggunakan Multimedia Interaktif”, ( Bandung: Tata Akbar,
2019), hlm 8
Melatih kemampuan interpretasi, analisis dan evaluasi pada aspek
kemampuan berfikir kritis.
2) Hypothesis Generation
Membuat siswa merumuskan hipotesis terkait permasalahan dan mencari
tujuan proses pembelajaran serta melatih kemampuan interpretasi, analisis,
evaluasi dan inferensi.
3) Hypothesis Testing
Siswa harus merancang dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan
hipotesisyang telah dirumuskan, mengumpulkan data dan
mengkomunikasikan hasil dari eksperimen serta melatih kemampuan regulasi
diri, evaluasi, analisis, interpretasi, evaluasi, dan penjelasan.
4) Conclusion
Siswa memutuskan fakta-fakta hasil pengujian hipotesis apakah sesuai
dengan hipotesis yang telah dirumuskan serta melatih kemampuan dalam
menyimpulkan, analisis, interpretasi, evaluasi, dan penjelasan.
5) Regulation
Tahap ini berkaitan dengan proses perencanaan, monitoring, dan evaluasi.
Guru mengkonfirmasi kesimpulan dan mengklarifikasi hasil-hasil yang tidak
sesuai untuk menentukan konsep sebagai produk dari proses pembelajaran.
Tahap ini melatih siswa dalam kemampuan evaluasi, regulasi diri, analisis,
penjelasan, inerpretasi, dan menyimpulkan.9
d. Kelebihan dan Kekurangan Discovery learning
Suherman, dkk (2001:179) menyebutkan terdapat beberapa kelebihan metode
discovery learning, yaitu :
1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
2) Siswa memahami benar bahan pelajarannya, sebab siswa mengalami sendiri
proses menemukannya.
3) Kepuasan batin saat berhasil melakukan penemuan.

9
Ibid.
4) Siswa yang memeperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.
5) Melatih siswa untuk belajar sendiri.10
Menurut Kurniasih, dkk (2014: 64-65), metode discovery learning juga memiliki
beberapa kekurangan, yaitu :
1) Harus ada kesiapan pikiran untuk belajar.
2) Tidak efisien untuk mengajar dengan jumlah siswa yang banyak.
3) Harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan
guru dan siswa yang terbiasa dengan gaya belajar yang lama.
4) Kurang mendapat perhatian dalam mengembangkan aspek konsep,
keterampilan, dan emosi.
5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurangnya fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh siswa.
6) Tidak menyediakan kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa.11
2.3 Model Pembelajaran Role Playing
a. Pengertian
Role playing merupakan berakting sesuai dengan peran yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Menurut Sudjana (2009:89), role playing merupakan
suatu cara mengajar dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial. Role playing merupakan salah satu jenis pembelajaran yang
kompleks.12
b. Karakteristik
Udin S. Winataputra mengemukakan metode role playing memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran bukan pada objek sebebnarnya.
2) Kegiatan secara berkelompok.
3) Aktivitas komunikasi.
4) Alternatif untuk pembelajaran sikap.

10
Ibid.
11
Ibid.
12
Shilphy A. Octavia, “ Model-Model Pembelajaran”, ( Sleman: CV Budi Utama, 2012), hlm 29
5) Peran guru sebagai pembimbing.
6) Ada topik permasalahan.
7) Ada peran yang dimainkan siswa.
c. Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah pembelajaran role playing adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun skenario yang ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajariskenario.
3) Menunjuk kelompok siswa dengan 5 anggota.
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan skenario yang sudah
dipersiapkan.
6) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa membahas apa yang
disampaikan atau yang diperankan tadi.
7) Setelah itu, masing-masing kelompok menyampaikan hasil simpulannya.
8) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
9) Evaluasi dan penutupan.13
d. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran role playing
Kelebihan metode role playing :
1) Siswa mampu mempraktikkan secara langsung.
2) Melatih rasa percaya diri di depan kelas.
3) Lebih memahami materi.
Kekurangan metode role playing :
1) Tidak semua siswa menyukai metode pembelajaran ini.
2) Metode ini akan sulit diikuti oleh siswa introvert.14
2.4 Model Pembelajaran Project Based Learning
a. Pengertian
Model pembelajaran project based learning merupakan model
pembelajaran yang mengajak peserta untuk aktif dalam kegiatan dimana peran
guru atau dosen hanya sebagai fasilitator atau evaluator. Model pembelajaran ini

13
Shaftel dan E. Mulyasa, “ Manajemen Berbasis Sekolah”, ( Bandung: Remaja Rosda Kaya, 2003), hlm 45
14
Taufiqur Rahman, “ Aplikasi Model-Model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas”, ( Semarang: CV. Pilar
Nusantara, 2018), hlm 51
memberikan pengalaman belajar kepada pembelajar secara langsung melalui
pembuatan proyek sehingga tercapainya pembuatan produk.15
b. Karakteristik
Menurut Winastaman Gora dan Sunart (2010:119), model pembelajaran project
based learning memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1) Mengembangkan pertanyaan atau masalah.
2) Memiliki hubungan dengan dunia nyata.
3) Menekankan pada tanggung jawab siswa.
4) Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.16
c. Langkah-langkah
Model pembelajaran project based learning awalnya dikembangkan oleh The
George Lucas Education Foundation dan Dopplet, dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan
disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan investigasi mendalam.
2) Menyusun perencanaan proyek ( design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa yang berisi
tentang aturan main, pemilihan kegiatan, serta mengetahui alat dan bahan.
3) Menyusun jadwal ( create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
menyelesaikan proyek.
4) Memantau siswa dan kemajuan proyek ( monitoring the students and progress
of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
menyelesaikan proyek.
15
Rahmi Ramadhani, dkk. “ Belajar dan Pembelajaran: Konsep dan Pengembangan”, ( Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2020), hlm 32
16
Muchlisin Riadi, “Model Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning/pbl)”,
https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-model-pembelajaran-berbasis-proyek.html?m=1, diakses pada
sabtu 17 Oktober 2020.
5) Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar kompetensi.
6) Evaluasi pengalaman (evaluation the experience)
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang
sudah dijalankan.17
d. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan model pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut:
1) Increased motivation.
2) Increased problem solving.
3) Increased library research skills.
4) Increased collasboration.
5) Increased resource-management skills.
Selain kelebihan, berikut adalah ekurangan model pembelajaran project based
learning:
1) Kondisi kelas agak sulit dikontrol.
2) Membutuhkan waktu yang lebih dalam menyelenggarakan pembelajaran.18

2.5 Model Pembelajaran Problem Based Learning


a. Pengertian
Problem based learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapai secara
ilmiah (Sanjaya, 2008).19
b. Karakteristik
Terdapat 3 ciri utama dari project based learning, yaitu:
1) Merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang artinya ada sejumlah
kegiatan yang harus dilakukan siswa.
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah.20
c. Langkah-langkah
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6
langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini (Trianti, 2009:94), sebagai
berikut;
1) Merumuskan masalah.
2) Menganalisis masalah.
17
Ibid.
18
Rahmi Ramadhani, dkk., hlm 33
19
Lilis Lismaya, “Berpikir Kritis & PBL (problem based learning”, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia,2019), hlm 13
20
Ibid., hlm 14
3) Merumuskan hipotesis.
4) Mengumpulkan data.
5) Pengujian hipotesis.
6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.21
d. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan dari model pembelajaran problem based learning adalah sebagai
berikut:
1) Akan lebih mudah menerapkan suatu masalah dengan pengetahuan yang
dimiliki dan berusaha mengetahui pengetahuan lain yang diperlukan.
2) Siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara stimulan dan
mengaplikasiannya dalam konteks yang relevan.
3) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif, motivasi
internal untuk belajar, dapay mengembangkan hubungan interpersonal dalam
kerja kelompok.
Kekurangan dalam model pembelajaran problem based learning adalah sebagai
berikut:
1) Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan , karena
permasalahan yang diberikan diawal pelajaran sehingga siswa belum paham
dengan materi pembelajaran.22

2.6 CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING


A. Pengertian
Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran kontekstual merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.23 Dapat disimpulkan bahwa contextual
teaching & learning adalah bentuk pembelajaran yang menekankan kekurangan pada
proses keterlibatan dan keaktifan peserta didik secara utuh.

B. Karakteristik
21
Sri Pujiani, “ Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi pentingnya keutuhan NKRI Melalui Pembelajaran Problem
Based Learning”, Jurnal Dwija Utama, No. 1217042574, hlm 143
22
Maulana Arafat Lubis, “Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, (Jakarta: Kencana, 2020),
hlm 130
23
Hasnawati. PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING HUBUNGANNYA DENGAN EVALUASI
PEMBELAJARAN. Vol. 4 No. 1. April 2006. Hal 53
Menurut Priyatni dalam Krisnawati dan Madya (2004: 56) pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan metode kontekstual memiki karakteristik sebagai
berikut:
1. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya pembelajaran
diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah nyata yang
dihadapi.
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugastugas
yang bermakna.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok , berdiskusi, dan saling
mengoreksi.
5. Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satu dengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek pembelajaran yang menyenangkan.
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan memetingkan
kerjasama
7. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan.24

C. Kelebihan dan Kekurangan


Model pembelajaran kontekstual ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,
kelebihan dari model ini adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena siswa lebih aktif dan mandiri
dalam memecahkan persoalan yang ada.
2. Menciptakan konsep yang kuat pada ingatan siswa, karena mereka menemukan
sendiri bukan hanya menghafal.
3. Secara tidak langsung, model ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat baik dalam kelompok maupun saat
pendidik memberikan model yang sebenarnya.
4. Menumbuhkan kerjasama antar anggota kelompok yang telah dibuat.
5. Rasa ingin tahu dalam diri siswa menjadi lebih berkembang karena mereka diberikan
kebebasan untuk belajar secara mandiri dalam pembelajaran.

24
Ibid. hal 56
6. Terakhir, siswa dapat menyimpulkan sendiri tentang materi yang telah mereka terima
dalam pembelajaran tersebut.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh model ini antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Bagi guru kelas
Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam dan
komperhensif tentang konsep pembelajaran kontekstual itu sendiri, potensi perbedaan
individual peserta didik di kelas, beberapa pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada aktivitas peserta didik, dan sarana, media, alat bantu serta kelengkapan
pembelajaran yang menunjang aktivitas peserta didik dalm belajar.
b. Bagi peserta didik
Inisiatif dan kreatif dalam belajar, memiliki wawasan pengetahuan yang memadai
dari setiap mata pelajaran, adanya perubahan sikap dalam menghadapi persoalan, dan
memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas.25

D. Langkah-langkah
Model pembelajaran ini memiliki tahapan-tahapan atau langkah-langkah dalam
pelaksanaannya yaitu :
1. Modeling, mencakup pengutaraan kompetensi dan tujuan, bimbingan dan
motivasi. menanamkan pola pikir bahwa para siswa akan lebih memahami
pelajaran dengan belajar secara mandiri, menemukan ilmu secara mandiri, dan
mengkonstruksi gagasan secara mandiri.
2. Inquiry, terdiri dari pengidentifikasian, analisis, observasi, dan hipotesis. Lakukan
aktivitas inquiry untuk berbagai teori dan konsep.
3. Questioning, langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun, evaluasi,
inquiry dan generalisasi. Menanamkan karakter ingin tahu pada pembelajar
dengan bertanya.
4. Learning community, mencakup kegiatan belajar kelompok, siswa diminta untuk
bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan penelitian.

25
Jurnal ilmiah pendidikan ekonomi fkip vol.7 no.2 tahun 2019. Hal 76
5. Constructivisme terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-sintesis,
konstruksi teori dan pemahaman.
6. Reflection, pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan merangkum materi
pada sesi akhir pertemuan.
7. Authentic Assessment, merupakan proses akhir pembelajaran dimana siswa
dinilai dan menilai secara objektif agar siswa bisa mewujudkan kompetensi yang
telah disampaikan pada awal sesi.26

2.7 COOPERATIVE LEARNING


A. Pengertian
Model pembelajaran cooperative learning atau model pembelajaran kooperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.27 Pada model
pembelajaran ini siswa dijadikan sebagai subjek pembelajaran, dimana suasana kelas
dibuat demokratis dan saling memberdayakan potensi siswa secara lenih maksimal.
Menurut David W. Johnson , pembelajaran kooperatif merupakan proses belajar
mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan
siswa untuk bekerja bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran
mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain.28

B. Karakteristik
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut.
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan
rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku,
budaya, dan jenis kelamin.
26
Harisah, Anis. Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning).
(https://www.tripven.com/pembelajaran-ctl/. Diakses pada 17 Oktober 2020).
27
Fathurrohman. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. FIP Universitas Negeri Yogyakarta 2006. Hal 2-3
28
Dawan, Setiawan. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). (https://ngertiaja.com/model-
pembelajaran-kooperatif/ Diakses 17 Oktober 2020).
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu29

C. Kelebihan dan Kekurangan


Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga
dengan model pembelajaran kooperatif ini. Kelebihan yang dimiliki oleh model
pembelajaran ini antara lain adalah sebagai berikut.
a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan kemampuan hubungan social.
Sehingga bisa menumbuhkan sikap menerima kekurangan orang lain maupun diri
sendiri dan dapat meningkatkan harga diri siswa.
b. Dapat merealisasikan kebutuhan siswa untuk belajar berpikir, mencegah masalah,
serta menginteraksikan pengetahuan serta keterampilan.
Selain itu juga model pembelajaran ini juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain :
a. Model ini menuntut adanya kerjasama kelompok yang baik dan solid, jika tidak akan
terjadi banyak perbedaan dan mudah menimbulkan perselisihan.
b. Dalam kelompok banyak ditemui anggota yang tidak sama rata. Ada anak yang aktif
dan ada anggota yang pasif.
c. Waktu yang digunkaan model pembelajaran ini tergolong cukup lama, karena harus
saling berdiskusi antar anggota dan harus menyatukan pendapat dan pandangan yang
dianggap benar.30

D. Langkah-Langkah
Slavin dan Stahl mengemukakan langkah-langkah dalam implementasi model
cooperative learning secara umum, antara lain :
29
Ina, Karlina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu Strategi Membangun
Pengetahuan Siswa. (https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/37975075/artikel_ina.pdf?1435021454=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DPembelajaran_Kooperatif_Cooperative_Lear.pdf&Expires=1602983538&Signature=MCjBiIInREwS3IAGPSahCK
yMAQuHsvrY3FDEE0PAKMC~kPQW0lPMWi-KL7TYNwlZcumLoxbEWcu3OoLF0-
BR5V5OEEej1pGh5dQsXec34FSnMhq-
GZqSql36uPretZshGC3MQDDpJ924PJRQVzY7JPpJVrA5eBWKKEnSsEsjDLyDNZ35ByolPWkJKoQMJFYnvx161lWZt3Xqy
lheoraSBR-Ya7ZfbWWuDTHMdMKlG~6BnJPTgJF18Ywr2frqynRiBU09HyR-
yIyu6ZJsEHdEMhnrg~v1oULI7mPK2jST7oeAGHDcwRn~ll1saY48nYC5ccvylY~jE2iwkJYQwvRUng__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA. Diakses 18 Oktober 2020).
30
Dawan, Setiawan. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). (https://ngertiaja.com/model-
pembelajaran-kooperatif/ Diakses 17 Oktober 2020).
a. Merancang rencana pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda, kelompok ini disebut sebagai kelompok asal. Selanjutnya
siswa yang lain diberi tugas untuk mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran
unutk belajar bersama dengan kelompok lain yang disebut kelompok ahli.
b. Setelah itu siswa berdiskusi dalam kelompok ahli atau kelompok asal, guru menyuruh
siswa untuk melakukan presentasi masing-masing kelompok agar guru dapat
menyamakan presepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual agar dapat menambah
semangat belajar siswa dan ini gunakan sebagai acuan untuk memancing minat
belajar siswa.
d. Guru memberikan pengharagaan kepada kelompok melalui skor pengharagaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor yang
dasar ke skor kuis berikutnya.
e. Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa kebingungan dalam
menjalankan tugas yang telah diberikan.
f. Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan Jigsaw untuk mempelajari
materi baru perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.31

2.8 SELF-DIRECTED LEARNING


A. Pengertian
Menurut Wongsri, Cantwell, Archer self-directed learning merupakan suatu proses
belajar di mana individu memiliki rasa tanggung jawan dalam merancang belajarnya,
menerapkan, serta mengevaluasi proses belajarnya. Hal ini menggambarkan karakteristik
internalnya dimana individu mengarahkan dan memusatkan diri pada keinginan
belajarnya sendiri, serta mengambil tanggung jawab dalam belajarnya.32 Dapat

31
Syarifudin, Ahmad. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DALAM
PEMBELAJARAN. Vol.XVI No. 02 November 2011. Hal 219-220
32
Utari, Sumarmo. KEMANDIRIAN BELAJAR: APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA DIKEMBANGKAN PADA PESERTA
DIDIK. (https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32185486/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf?
disimpulkan bahwa self-directed learning memiliki pengertian yaitu pembelajaran
mandiri, siswa berperan aktif dalam memantau, merencanakan, dan mengevaluasi proses
belajar.
B. Karakteristik
Karakteristik dari model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya sendiri
b. Pandangan positif terhadap kemampuan belajarnya sendiri
c. Kemampuan menyusun tinjauan belajar
d. Kemampuan memilih strategi belajar
e. Kemampuan memotivasi diri dan disiplin
f. Kelenturan dalam menyusun tujuan pembelajaran memilih strategi belajar
g. Kesadaran tentang cara belajar dan mengetahui kekuatan kelemahan
h. Memiliki pengetahuan dan keterampilan belajar33

C. Kelebihan dan Kekurangan


Model pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari model ini
antara lain:
a. Siswa bebas untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri, sesuai dengan
kecepatan belajar mereka dan sesuai dengan arah minat dan bakat mereka dalam
menggunakan kecerdasan majemuk yang mereka miliki.
b. Menekankan sumber belajar secara lebih luas baik dari guru aupun sumber belajar
lain yang memenuhi unsur edukasi.
c. Mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang
dimiliki secara menyeluruh

1383042569=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DKEMANDIRIAN_BELAJAR_APA_MENGAPA_DAN_BAGA.pdf&Expires=1602994431&Signature=MDDcfWCEYo-
D84SlVvCRtCGwwYw4PqtWHBBQ3pUg3tbYy~DZBrV6~dVI3QBwfP3UnN65JwwddoiecFpdTGwGuwkq6nTtHeb0azAx
witC0vIftBF9p-LD1G8T3ONe2~Lh-
8KWbzSF4V~MQlKZEP6Euty49DDp~EJaXGqs8cSHEm0zHZOFStJ5iq6RF9Y6fuXwL4OpDcb5PQsbAJHUzQp7msrqt9zfz-
lPb2cpqpPwZJVDkGGpYHuymEBlmWFXQ8kWU1ANGpVmD7t5xrBV1fRe8wqY3jIe46auHezzQIcYMOy5S1qw-
JbxThUFktaPMtjcDgZFCX1Bm6GSP9j~2EsCCw__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA. Diakses 18 Oktober 2020).
Hal. 3
33
Dr. Titih Huriah, M. Kep.,Sp. Kep. Kom. Metode Student Center Learning, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018)hal 187
d. Pebelajaran mandiri memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk
mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka dan memungkinkan siswa
untuk membuat pilihan-pilihan positif tentang bagaimana mereka akan memecahkan
masalah yang dihadapi sehari-hari.
e. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih materi yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan. Di samping itu, cara belajar yang dilakukan sendiri juga lebih
menyenangkan
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini antara lain :
1. Siswa bodoh akan semakin bodoh dan siswa pintar akan semakin pintar karena jarang
terjadi interaksi satu sama lainnya.
2. Bagi siswa yang malas, maka siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuannya
atau pengetahuannya.
3. Ada beberapa siswa yang membutuhkan saran dari seseorang untuk memilih materi
cocok untuknya atau karena siswa yang bersangkutan tidak mengetahui sampai
seberapa kemampuannya.
D. Langkah-Langkah
Dalam metode Self Directed Learning dimana pembelajar memegang kontrol penuh
dalam proses pembuatan keputusan maka metode ini memiliki tahapan sitematis yang
perlu diperhatikan dan dilakukan. Huda (2013) merumuskan empat tahap proses Self
Direction Learning, yaitu :
a. Planning
1. Menganalisis kebutuhan peserta didik, institusi dan persoalan kurikulum.
2. Melakukan analisis terhadap skill atau kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik.
3. Merancang tujuan pembelajara yang continuum.
4. Memilih sumber daya yang tepat untuk pembelajaran.
5. Membuat rencana mengenai aktivitas pembelajaran harian.
b. Implementing
1. Mengompromikan rencana pendidik dengan kemampuan yang dimiliki peserta
didik
2. Menerapkan pembelajaran dengan hasil adopsi rencana dan setting, penyesuaian
yang telah dilakukan.
3. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih metode yang sesuai
dengan keinginan
4. Monitoring
5. Mind-task-monitoring ; melakukan pengawasan terhadap pengerjaan tugas yang
diberikan.
6. Study balance monitoring ; melakukan pengawasan peserta didik selam
pengerjaan aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan tugas utama
pembelajaran.
7. Awarness monitoring ; mengawasi kesadaran dan kepekaan peserta didik selama
pembelajaran
c. Evaluating
1. Membandingkan hasil kerja peserta didik.
2. Menyesuaikan dan melakukan penilaian terhadap pekerjaan peserta didik dengan
tujuan telah dirancang sebelumnya.
3. Meminta pernyataan kepada peserta didik, dengan mengajukan pertanyaan
mengenai proses penyelesaian tugas.34
2.9 E-LEARNING
A. Pengertian
Model pembelajaran e-learning tentunya sudah tidak asing di masa sekarang, karena
adanya pandemi mau tidak mau seluruh dunia melakukan pembelajaran menggunakan
model pmbelajaran e-learning. E- learning sendiri memiliki arti yaitu kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, dan WAN) sebagai metode
penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya.35 Bisa juga dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang kegiatan
belajar-mengajar atau interaksinya dilakukan secara online dengan menggunakan media
elektronik khususnya internet.

34
Dr. Titih Huriah, Metode Student Center Learning, (Jakarta : Prenamedia Group, 2018) hlm. 187-188
35
Adawi, Rabiah. PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING. (http://digilib.unimed.ac.id/541/1/Pembelajaran
%20Berbasis%20E-Learning.pdf. Diakses pada 18 Oktober 2020)
B. Karakteristik
Karakteristik yang dimiliki model pembelajaran e-learning antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Daya tangkap pengajar terhadap materi pembelajaran tidak tergantung kepada
instruktur /pembelajar.
b. Sumber ilmu pengetahuan tersebar dmana-mana serta dapat diakses dengan mudah
oleh setiap orang
c. Pembelajar/lembaga pendidikan sebagai mediator/pembimbing
d. Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan system pendidikan, kurikulum,
dan manajemen yang mendukung pemanfaatan TIK secara optimal.

C. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari model pembelajaran e-learning adalah sebagai berikut,
e. Bagi siswa
Penggunaan model pembelajaran ini dapat mengembangkan fleksibilitas belajar
yang tingi, dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa bisa mengakses
bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu siswa juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosesn setiap saat.dan siswa bisa lebih memantapkan
penguasannya terhadap materi pembelajaran.
f. Bagi guru/dosen
1. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya
karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
3. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga
dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari,
berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari
ulang,
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu, dan
5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta
didik.36

2.10 INQUIRY TRAINING


A. Pengertian
Menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sedangkan menurut Al-Tabani (2014: 147) inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil dari menemukan
sendiri. 37
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran
yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan.

B. Ciri-ciri
Menurut At-Tabani model pembelajaran inkuiri ini memiliki bebrapa ciri-ciri yaitu :
a. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dar sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan untuk dapat
menemukan sikap percaya diri.
c. Tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.

36
Adawi, Rabiah. PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING. (http://digilib.unimed.ac.id/541/1/Pembelajaran
%20Berbasis%20E-Learning.pdf. Diakses pada 18 Oktober 2020)
37
Fatkhan, Amirul. Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning).
(http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-inkuiri-inquiry-learning/ . Diakses
pada 18 Oktober 2020)
C. Kelebihan dan Kekurangan
Model inkuiri ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pada kinerjanya,
jadi menurut At-Tabani ia mengemukakan pendapatnya mengenai kelemahan dan
kelebihan dari model ini. Kelebihannya antara lain adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
b. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya mereka
c. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
ata rata-raa. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh model inkuiri ini yaitu :
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka startegi ini tampaknya akan slit di implementasikan.

D. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melaksanakan model ini antara lain :
1. Merumuskan masalah
2. Mengamati atau melakukan observasi
3. Menganalisis dan mneyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan
karya lainnya
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,
dan audiens yang lainnya.38

38
Fatkhan, Amirul. Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning).
(http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-inkuiri-inquiry-learning/ . Diakses
pada 18 Oktober 2020)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisioleh
beragam muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya. Macam-
macam model pembelajaran diantaranya.
bModel pembelajaran small group discussion, Model pembelajaran discovery learning,
Model Pembelajaran Role Playing, Model Pembelajaran Project Based Learning, Model
Pembelajaran Problem Based Learning, Contextual Teaching and Learning, Model
pembelajaran cooperative learning, Self-directed learning, E- learning, Inquiry.

B. SARAN
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan model pembelajaran yang luas
dan menyeluruh
DAFTAR PUSTAKA

Adawi, Rabiah. PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING.


(http://digilib.unimed.ac.id/541/1/Pembelajaran%20Berbasis%20E-Learning.pdf. Diakses pada
18 Oktober 2020)
Dawan, Setiawan. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
(https://ngertiaja.com/model-pembelajaran-kooperatif/ Diakses 17 Oktober 2020).

Dr. Titih Huriah, Metode Student Center Learning, (Jakarta : Prenamedia Group, 2018
Fatkhan, Amirul. Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry
Learning). (http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-inkuiri-
inquiry-learning/ . Diakses pada 18 Oktober 2020)
Harisah, Anis. Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning).
(https://www.tripven.com/pembelajaran-ctl/. Diakses pada 17 Oktober 2020). Fathurrohman.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. FIP Universitas Negeri Yogyakarta 2006

Hasnawati. PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING HUBUNGANNYA


DENGAN EVALUASI PEMBELAJARAN. Vol. 4 No. 1. April 2006.
Ina, Karlina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu Strategi
Membangun Pengetahuan Siswa.
(https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/37975075/artikel_ina.pdf?1435021454=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DPembelajaran_Kooperatif_Cooperative_Lear.pdf&Expires=1602983538&Signature=MCjBi
IInREwS3IAGPSahCKyMAQuHsvrY3FDEE0PAKMC~kPQW0lPMWi-
KL7TYNwlZcumLoxbEWcu3OoLF0-BR5V5OEEej1pGh5dQsXec34FSnMhq-
GZqSql36uPretZshGC3MQDDpJ924PJRQVzY7JPpJVrA5eBWKKEnSsEsjDLyDNZ35ByolP
WkJKoQMJFYnvx161lWZt3XqylheoraSBR-
Ya7ZfbWWuDTHMdMKlG~6BnJPTgJF18Ywr2frqynRiBU09HyR-
yIyu6ZJsEHdEMhnrg~v1oULI7mPK2jST7oeAGHDcwRn~ll1saY48nYC5ccvylY~jE2iwkJYQ
wvRUng__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA. Diakses 18 Oktober 2020).
Ismail.2008. _Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM_ . Semarang: RaSail Media Group.

Ismail S.M. 2010. _Ayo Paktek PTK_ . Semarang: Rasail Media Group.

Khosim, Noer. 2017. _MODEL MODEL PEMBELAJARAN_. Surabaya : Suryamedia Publishing.

Lilis Lismaya, Lilis.2019. _Berpikir Kritis & PBL (problem based learning)_ Surabaya: Media Sahabat
Cendekia.

Lubis, Maulana Arafat. 2020. _Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan_ . Jakarta:
Kencana.

Muchlisin Riadi, Muchlisin. 2017. __Model Pembelajaran Berbasis Proyekproject based learning/pbl)_.
https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-model-pembelajaran-berbasis-proyek.html?m=1.
(diakses pada sabtu 17 Oktober 2020).

Pujiani, Sri. 2017. _Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi pentingnya keutuhan NKRI Melalui
Pembelajaran Problem Based Learning_. Jurnal Dwija Utama, No. 1217042574 hlm 143

Rahman, Taufiqur. 2018. _Aplikasi Model-Model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas._
Semarang: CV. Pilar Nusantara.

Ramadhani, Rahmi, dkk. “ 2020. _Belajar dan Pembelajaran: Konsep dan Pengembangan_. Medan:
Yayasan Kita Menulis.

Shaftel, E. Mulyasa. 2003. _Manajemen Berbasis Sekolah._ Bandung: Remaja Rosda Kaya.

Shilphy A. Octavia, Shilphy A. 2012. _Model-Model Pembelajaran_ . Sleman: CV Budi Utama.

Susana, Afria. 2019. _Pembelajaran Discovery Learning menggunakan Multimedia Interaktif_ ”.


Bandung: Tata Akbar.

Suteja, Jaja. 2017. _Model-model pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi KKNI di
perguruan tinggi_. Jurnal Edueksos. Vol.6 (No.1), hlm 96
Syarifudin, Ahmad. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
DALAM PEMBELAJARAN. Vol.XVI No. 02 November 2011.

Usman, Basirudin. _Metodologi Pembelajaran Agama Islam_. Jakarta: Ciputat Press.

Utari, Sumarmo. KEMANDIRIAN BELAJAR: APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA


DIKEMBANGKAN PADA PESERTA DIDIK.
(https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32185486/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-
new.pdf?1383042569=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DKEMANDIRIAN_BELAJAR_APA_MENGAPA_DAN_BAGA.pdf&Expires=160299443
1&Signature=MDDcfWCEYo-
D84SlVvCRtCGwwYw4PqtWHBBQ3pUg3tbYy~DZBrV6~dVI3QBwfP3UnN65JwwddoiecFp
dTGwGuwkq6nTtHeb0azAxwitC0vIftBF9p-LD1G8T3ONe2~Lh-
8KWbzSF4V~MQlKZEP6Euty49DDp~EJaXGqs8cSHEm0zHZOFStJ5iq6RF9Y6fuXwL4OpDc
b5PQsbAJHUzQp7msrqt9zfz-
lPb2cpqpPwZJVDkGGpYHuymEBlmWFXQ8kWU1ANGpVmD7t5xrBV1fRe8wqY3jIe46auH
ezzQIcYMOy5S1qw-JbxThUFktaPMtjcDgZFCX1Bm6GSP9j~2EsCCw__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA. Diakses 18 Oktober 2020).

Zuhairini, dkk. 2003. _Metodik Khusus Pendidikan Agama_ . Surabaya: Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai