Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENULISAN TEMA, TOPIK, JUDUL, DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

DOSEN PENGAMPU:
Ikram Wahid, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Satriani Jumadil (2104020063)
Kurnia Maharani (2104020077)
Nur Novita Sari ( 2104020067)
Arya Sastrawan (2104020068)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul: “PENULISAN TEMA, TOPIK, DAN JUDUL SERTA PENGEMBANGAN POLA
PARAGRAF” Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Tim penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….4

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEMA, TOPIK, DAN JUDUL…………………………………………..5

B. PENGEMBANGAN POLA PARAGRAF……………………………………………...10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehari-hari kita mengenal istilah tema, topik dan judul dalam membuat karya ilmiah. Anatara
tema, topik, dan judul itu berbeda.Topik dan tema harus ditentukan sebelum mulai menulis,
sedangkan judul tidak selalu demikian.Terkadang topik juga langsung dijadikan sebagai judul.
Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melaluikarangannya. Dalam
karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karanganyang akan disusun.
Sedangkan topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik
yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit
cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya
dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Judul adalah nama
yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari
jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya
menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.Ada yang
mendefinisikan.

Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Paragraf merupakan gabungan dari
beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam
membahas sebuah topik. Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu
gagasan mulai dan berakhir.kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan jika tidak ada
suatu paragraf. Oleh sebab itu, perlu mempelajari paragraf. Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang tema, topik, judul, dan pengembangan paragraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tema, topik, dan judul?
2. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
3. Jelaskan mengembangkan paragraf dengan baik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan tema, topik, dan judul
1. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.Tema
berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu
yangtelah ditempatkan.Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melaluikarangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari
karanganyang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan
disusunmenjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan
artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau
diuraikan oleh penulis.
Disetiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan
harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan
berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah
rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah
tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah
karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif
tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari
sebuah karya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit).
Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.

a. Syarat tema yang baik:


1. Tema menarik perhatian penulis. Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus
untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan
dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan
tulisan/karangan.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan
penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum
cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

b. Tema dapat dikesan melalui:


1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan
yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya
secara keseluruhan.
4. Plot cerita

2. Topik
Menurut Kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia arti kata topik adalah “pokok pembicaraan
dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya.Topik dapat juga disebut sebagai bahan
pembicaraan/hal yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini.Dengan demikian bila disebut
topik penelitian dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama yang menarik
perhatian umum akhir-akhir ini dalam penelitian.
Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan
membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau
penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan dengan
cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang masih awal
tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.
Topik berasal dari bahasa Yunani:topoi adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak
disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Terdapat beberapa kriteria untuk
sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan
isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama
dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat umum dan belum diuraikan
secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat dan memiliki
persamaan serta perbedaan dengan tema karangan.Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya, yaitu
topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah
dalam membahas suatu permasalahan.
a. Syarat topik yang baik:
Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu :
1. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
- Bidang keahlian
- Bidang studi yang didalami
- Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam
suatu kegiatan ilmiah
- Bidang kerja atau profesi
- Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif)
- Temuan yang pernah diteliti
- Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional
- Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya
- Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
- Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
2. Bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan
kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
- Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan
- Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan
profesi
- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya
- Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya
- Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan
- Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya
- Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya

Jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:


1. Menarik untuk ditulis dan dibaca. Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan
kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat
untuk membacanya.
2. Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.Untuk menghasilkan tulisan
yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer).
Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang
digunakan, dan bidang ilmu.

b. Pembatasan topik
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu
pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam,
dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis
atau dibaca.Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang
terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu,
karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca. Maka dari
itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu,
tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.
1. Fungsi pembatasan topik
• Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya
• Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan
lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
2. Cara membatasi Topik
• Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral
• Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih
dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik
pertama tadi
• Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih
▪ Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak
3. Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;
identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik
perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga
kepala tulisan.Ada yang mendefinisikan. Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut
juga miniatur isi bahasan.Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul
artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

a. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :


1. Judul langsung, judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya
dengan
2. Judul tak langsung, judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi
tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

b. Syarat-syarat pembuatan judul:


1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan
beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima
kata.
c. Ciri-ciri judul:
1. Harus berbentuk frasa
2. Tanpa adanya singkatan atau akronim
3. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
4. Tanpa tanda baca di akhir judul
5. Menarik perhatian
6. Logis
7. Sesuai dengan isi
8. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.
d. Fungsi Judul
1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau
untuk mempelajari isinya
3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya
4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

B. Pengembangan pola paragraf


Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat
dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik. Menurut (Gorys Keraf, 1980:
25). Paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan pikiran dari beberapa kalimat yang bertalian
untuk membentuk sebuah gagasan. Berdasarkan pernyataan tersebut, paragraf adalah bagian-
bagian teks atau bacaan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan unsur
pembentuk paragraf.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.Paragraf merupakan
himpunan kalimat yang saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan (Akhadiah, 1991).Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa
lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996).Paragraf merupakan suatu kesatuan
bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran
wacana.Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat.Paragraf yang hanya terdiri atas
satu kalimat tidak mengalami pengembangan.Setiap paragraf berisi kesatuan topik,kesatuan
pikiran atau ide.Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik
atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.Pikiran utama atau ide pokok merupakan
pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan kalimat yang
memiliki sebuah ide pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dari ide pokoknya serta
memiliki unsur kelengkapan kalimat untuk mendukung penjelasan-penjelasan mengenai ide
pokoknya.
Dalam suatu paragraf yang baik dituntut adanya syarat-syarat berikut:
1. Kepaduan paragraf (koherensi), adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat
sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi.
Contoh: Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak
menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna
menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan.
Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para
pendahulunya.
2. Kesatuan paragraf, adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang
diwujudkan dalam kalimat utama.Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-
kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
Contoh: PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan
ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di Portugal 1998.Tujuannya
guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya, lingkungan hidup,
pendidikan dan kenakalan remaja.
3. Kelengkapan paragraf, sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.
Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-
lain.

1. Pengembangan paragraf
Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah topik atau tema.
Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok pembicaraan.Paragraf
merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok pembicaraan) yang terdiri dari
satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan utama dalam sebuah
paragaf. Sedangkan, kalimat penjelas merupakan pernyataan yang menjelaskan gagasan utama
atau pernyataan-pernyataan yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama
dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat utama. Biasanya kalimat
utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau kalimat utama terletak diakhir paragraf
(induktif), serta kalimat utama tercakup dalam keseluruhan paragraf (deduktif- induktif ).
Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat
utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas
haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak
lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula
disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk,
1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf, 1981).

2. Metode pengembangan paragraf


Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki adanya pengembangan atau
perluasan yang berintikan kalimat utama. Metode pengembangan paragraf adalah cara-cara
bagaimana kita mengembangkan suatu paragraf. Dalam melaksanakan pengembangan paragraf
biasanya diawali dengan mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat
umum.dimana kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan
kalimat utama. Setelah kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah
selanjutnya ialah menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama. Kalimat
inilah yang disebut kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
1. Cara definisi, adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan penjelasan atau
pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta diungkapkan dari berbagai sudut
pandang. Kata-katayang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi, antara
lain adalah, ialah, yaitu.
Contoh : Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa
kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang
menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.
2. Cara analogi, adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan.
Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh : Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah. Bahasa hanya
sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan tersebut
dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu sampai
ketangan pembaca, penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik
dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan
struktur bahasa, misalnya stuktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragraph
dan juga pemakaiaan ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan
pada unsur-unsur bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapat memahami
gagasan ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan
kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum
berangkat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi
kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya.
Kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang
bersangkutan selamat sampai ketempat tujuan.
3. Cara contoh-contoh, contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau
memperjelas gagasan umum agar mudah dipahami oleh pembaca. Kata, seperti, misalnya,
contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam
mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh: Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi
didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas
dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan
kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa
sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi
anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin
cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.
4. Cara sebab akibat atau sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini
dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan
akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebab sebagai gagasan penjelas. Kata
yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh: Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Kuliah,
ia mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi
minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan
ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, kuliah sering bolos, akibatnya hasil ujian jelek,
badan kurus dan sekarang mulai berani menjual barang-barang rumah untuk membeli si daun
haram itu.
5. Cara perbandingan, merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan guna memperjelas suatu paparan. Biasanya menggunakan ungkapan seperti,
serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi,
sedangkan, dan sementara itu.
Contoh: Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat
primitif dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia
dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada
dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan
sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi
kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, ataupun dahan
pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya
dengan cara membeli barang atau membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan merupakan
olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memperolehnya.
6. Cara pertentangan, yaitu cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh: Sekolah tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta. Perbedaan itu dapat dilihat
dari segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas pengejarannya.Untuk sekolah
umum biayanya mampu dicapai bagi semua kalangan masyarakat. Akan tetapi, fasilitas yang
ditawarkan kurang memadai bagi kelangsungan sistem belajar mengajar. Sedangkan, sekolah
swasta biaya yang ditawarkan hanya mampu mencapai batas keuangan beberapa kalangan
masyarakat, artinya kalangan orang mampu.Hal ini sejalan dengan fasilitas, standar sekolah
serta kualitas pengajarnya.Sehingga sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
unggulan.
7. Cara klasifikasi, adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri
tertentu.Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh: Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan sejak dahulu
kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat
golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golong tersebut yaitu
sanguinis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-
ubah.Kemudian kolerik (banyak empedu kuning) adalah manusia yang memiliki sifat garang,
hebat, lekas mrah, dan agresif.Selanjutnya, flegmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang
sifatnya tenang, tidak mudah berubah, dan lamban.Terakhir, melankolis (banyak empedu
hitam) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.

3. Implementasi paragraf pada jenis tulisan


Berikut diuraikan mengenai penerapan paragraf pada jenis tulisan atau karangan deskrisi,
argumentasi, eksposisi, narasi, dan persuasi:
1. Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang sifatnya melukiskan, menggambarkan sesuatu dengan jelas
dan terperinci.Tujuannya ialah memberikan pelukisan atau gambaran terhadapsesuatu dengan
sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal yang
dideskripsikan. Contoh: Malam itu, indah sekali.Dilangit, bintang-bintang berkelip-kelip
memancarkan cahaya.Hawa dingin menusuk kulit.Sesekali terdengar suara jangkrik.Binatang
malam dan kalilawar mengusik sepinya malam.Angin berembus pelan dan tenang.
2. Argumentasi
Argumentasi adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide. Argumentasi
adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide dengan menyertakan alasan-
alasan dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain (pembaca) terhadap gagasan, pendapat, dan
ide yang diungkapkan penulis. Contoh: Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis
yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang
disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut
berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal.Padahal,
ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa
penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat
terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya
kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga
menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air)
yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak
menimbulkan korban mati tenggelam.
3. Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang bertujuan menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan
suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya (menambah wawasan).
Contoh: Tim peneliti yang dipimpin Graham Hutchings, seorang kimiawan dari Cardiff
University Inggris telah menemukan cara agar reaksi kimia menjadi ramah lingkungan. Mereka
menggunkan partikel emas yang masing-masing berukuran 25 nanometer ntuk mengaktifkan
oksign dari udara. Oksigen sangat diperlukan dalam proses oksidai. Oksidasi adalah proses
penmbahan atom-atom oksigen dalam senyawa karbon untuk menghasilkan produk organic yang
bermanfaat. Pada prinsipnya, proses ini akan ramah lingkunan jika menggunakan oksigen murni
(O2) dari udara. Dalam reaksi oksidasi, ikatan kimia diantara kedua atom oksigen harus
dilepaskan sehingga masing-masing atomnya bebas digunakan dalam reaksi.Hal inilah yang sulit
dilakukan.Hampir seluruh reaksi oksidasi yang dilakukan dalam industry menggunakan oksidasi
yang berbahaya seperti asam parasetik yang menghasilkan limbah beracun.Oksigen yang telah
diaktifkan mudah ditambahkan pada molekul karbon.Dalam berbagai reaksi kimia, cairan
digunakan untuk membantu melarutkan reaktan (zat yang direaksikan) dan mendorong atom
untuk mengaktifkan oksigen tanpa harus menggunakan bahan-bahan pelarut seperti itu.
4. Narasi
Narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis (
sistematika waktu ). Wacana narasi disebut juga karangan kisahan karena isinya menceritakan
suatu peristiwa atau kisah seseorang. Contoh: Tepat ketika tanggal 25 Oktober, sekolahku libur
selama tiga hari dan akan berakhir pada tanggal 27 Oktober. Aku dan seluruh keluargaku tidak
menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga.Ketika itu aku memilih berlibur
ke Pantai Kute. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya
diperlukan.Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku
ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut PantaiK Kute dengan
senyumku. Pantai Kute, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu,
aku mengajak kakakku untuk bermain air.Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya.Dengan
canda tawa, kami saling berbalasan.Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena
kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk
mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan
disana.Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang.Tak rela rasanya
kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang sifatnya memengaruhi, mengajak, dan menganjurkan sesuatu
pada orang lain ( pembaca ) untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan harapan penulis. Dalam
wacana persuasi, terdapat kata ajakan seperti ayo atau mari. Contoh: Setiap orang normal akan
senang pada kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya sendiri. Bahkan
bagi umat islam upaya menciptakan kebersihan itu merupakan sebagian dari iman, sehingga
orang yang menciptaan kebersihan berarti memperkokoh imanya untuk itulah sebaiknya setiap
saat kita harus menjaga dan menciptakan kebersihan agar iman kita semakin tebal.

3. Jenis-jenis paragraf
1. Pikiran utama pada posisi awal paragraf, paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal
paragraf disebut paragraf deduktif.
Contoh:
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu sampai sekarang.Pada
zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajahan.Pada zaman sekarang mereka
dapat merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan.Selain itu,
syarat-syarat untuk mengembangkan diri merekapada masa sekarang ini cukup terbika, hanya
bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2. Pikiran utama pada akhir paragraf, paragraf yang meletakkan pikiran utama pada akhir
paragraf disebut paragraf induktif.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian seorang anak wanita
hilang ketika pulang sekolah.Sehari kemudian polisi menemukan bercak darah di kursi
belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas itu di dalam
kantong celana John. Dengan demikian John adalah orang yang dapat dimintai
pertanggunjawaban tentang hilangnya kedua anak itu.
3. Pikiran utama pada awal dan akhir paragraph, Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada
awal dan akhir paragraf dise but paragraf deduktif induktif.
Contoh:
Bagi manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting.Dengan bahasa manusia
menyampaikan isi hatinya pada sesamanya.Dengan bahasa itu pulamanusia dapat mewarisi
dan mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya kepada
sesamanya.Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan
manusia.
4. Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat
Ada paragraf yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu. Semua kalimat
yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama menggambarkan pikiran yang
terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu merupakan satu kesatuan isi.Paragraf tanpa
kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata kebun yang asri
dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan bukit batu lengkap dengan
gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman pangkas yang terawat rapi.Jauh di
halaman belakang beberpa pohon mangga, rambutan, jambu air, dan belimbinng meneduhi
kursi kursi untuk para pasien menunggu giliran dipanggil.

4. Metode Pengembangan Paragraf


Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis ataupengarang dengan
variatif.Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula
mengombinasikan beberapaa model sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf
itu akan dipaparkan maksudnya.
1. Pengembangan alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi.
Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik
yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.Adapun yang dimaksud dengan setia pada
urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan
berkembang terus sampai pada titrik waktu berikutnya.Deskripsi objek tertentu, deskripsi
data, dongeng, atau narasi yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah yang
demikian ini.
2. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan yang sifatnya
umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya
yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan
yan dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang
sifatnya umum. Jadi, model-model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini
sejalan dengan alur berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3. Pengembangan analogi
Pengembangan paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya
umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami
kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak
dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih
muda dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan
dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan
pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang masuh kabur, masih samar-samar, bahkan
sesuatu yang masih sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4. Pengembangan klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat
memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa klasifikasi itu, maka tipe-tipe
yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya sangat klosal,
sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika
tidak ditipekan atau tidak diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan
dengan cara yang demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya
jelas, tipe-tipenya juga saangat jelas. Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya,
kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.
5. Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya,
tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan paragaraf yang demikian ini dapat
disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan
dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan
kontrastif.
6. Pengembangan sebab-akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-
sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug lazim disebut sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya
rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab dan bermuara pada akibat-
akibat.Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih
dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab-sebaabnya.Karya-karya ilmiah sangaat lazim
menggunakan model pengembangan paragraf yang disebutka terakhir ini.
7. Pengembangan klimaks-antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan
beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besaraatau paling optimal,
kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut.Akan tetapi, ada pula paragraf
yang pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya,
yakni antiklimaks.Model pengembangan paragaraf yang disebitkan terakhir ini tidak sangat
lazim ditemukan di dalam karya ilmiah.Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-dongeng
pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Disetiap
tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus
memikirkan tema apa yang akan dibuat. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan
dari penulisan artikel itu. Menurut Kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia arti kata topik
adalah “pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Sedangkan Judul
adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas
atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian
dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala
tulisan.
Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat
dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik. Menurut (Gorys Keraf, 1980:
25). Paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan pikiran dari beberapa kalimat yang bertalian
untuk membentuk sebuah gagasan. Berdasarkan pernyataan tersebut, paragraf adalah bagian-
bagian teks atau bacaan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan unsur
pembentuk paragraf.
DAFTAR PUSTAKA

Djiko Widagdo. 1997. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di


Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hidayah Yayu. 2017. Pengembangan paragraf.


https://yayuhidayah.blogspot.com/2017/05/pengembangan-paragraf-keterampilan.html

Anda mungkin juga menyukai