Tugas Matakuliah Kewarganegaraan
Tugas Matakuliah Kewarganegaraan
NIM : 21142012039
Resume Kajian Ahad 10 Oktober 2021 Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.
Kajian Surah Saba' Ayat 15: Memahami Makna Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun
Gafūr dalam Kehidupan.
Artinya Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun".(QS. Saba’ : 15)
Asbab al-Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ali bin Rabah, bahwa Farwah bin
Maslik Al-Ghathafani menghadap kepada Rasulullah Saw. dan berkata : ‘’Ya Nabiyallah! di
zaman jahiliyah kaum Saba’ merupakan kaum yang gagah dan kuat dan aku takut sekiranya
mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memeranginya.’’ Rasulullah Saw. bersabda
: ‘’Aku tidak diperintah apa-apa yang berkenaan dengan mereka’’. Maka turunlah surah Saba’
ayat 15-17) yang melukiskan keadaan kaum Saba’ yang sesungguhnya. (Kitab Asbab al-Nuzul)
TafsirAyat
Imam Ibnu Katsir rahimahullah, ketika menafsirkan ayat ini, menyatakan: “Saba’ adalah
(sebutan) raja-raja Negeri Yaman dan penduduknya. Dulu mereka berada dalam kenikmatan
dan kebahagiaan yang mengisi negeri dan kehidupan mereka, kelapangan rezeki mereka serta
tanam-tanaman dan buah-buahan mereka. Allah SWT lalu mengutus kepada mereka para
rasul.
Nilai pendidikan
Hikmah Ayat
Lebih lanjut, Sayyid Quthub dalam Tafsir fi Zilal Al-Qur’an menyebut bahwa baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan
di akhirat.
• Negeri yang subur dan makmur, tetapi penduduknya tidak lupa untuk bersyukur.
• Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar.
• Negeri dengan penguasa yang adil dan saleh serta penduduk yang hormat dan patuh.
• Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya
ت َمنْ آ َمنَ مِ ْن ُه ْم ِبال ِلََ َ َوا ْلي َْو ِم ال َْْخِ ِر ۖ قا َ َل ْ ب اجْ َع ْل َٰهَذَاَ بلَدًََ ا آمِ نًا َو
ِ ارزُقْ أهََْ لَهُ مِ نَ الث َّم ََ َرا ِ َوإذ َِْ قا َ َل إ
ِ ب َْ َراهِي ُم َر
َو َمنْ َك َف َر
فأ َ َمَُ ت
ُعَُ ه
ِ
ًًَق ِلََ يل
َُث َّم
ُ ِس َْ ا ْل َم ِص
him berdoa, “Ya ير َ ب النا َّ ِر ۖ َو بئ
ِ َى عَذا َ ََأض
َ َٰ ََط ُّرهُ إ ِل ْ
“Dan (ingatlah) ketika Ibra Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan
berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan
Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah : 126)
Nama : Tuti Hulahayati
NIM : 21142012039
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Menurut Skep Dirjen Dikti No.
38/dikti/kep./2002)
1. Sumber Nilai;
2. Pedoman Penyelenggaraan Program Studi Dalam Mengantarkan Mahasiswa, Untuk; 3.
Mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif;
4. Menegakkan Demokrasi Menuju Masyarakat Madani.
Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Menurut Skep Dirjen Dikti no.
38/dikti/kep./2002)
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep./2002) Agar mahasiswa :
1. Menjadi Manusia yang Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjadi Manusia yang Berakhlak Mulia
3. Menjadi Manusia yang Cakap
4. Menjadi Manusia yang Kreatif
5. Menjadi Manusia yang Mandiri
6. Menjadi Warga Negara yang Demokratis serta Bertanggung Jawab
A.
Pengertian
Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.
b. Bentuk identitas kebangsaan bisa berupa adat istiadat, bahasa nasional, lambang
nasional, bendera nasional, termasuk juga ideologi nasional.
2. Identitas nasional Indonesia di antaranya :
a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih,
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya,
d. Lambang Negara yaitu Pancasila,
e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
f. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila,
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945,
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
i. Konsepsi Wawasan Nusantara, dan kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
Kebudayaan Nasional.
NIM : 21142012039
C. Hak dan Kewajiban WARGA NEGARA telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undangundang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
BAB V DEMOKRASI INDONESIA
A. Pengertian Demokrasi
Istilah Demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti
memerintah atau “kratos”.
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, misalnya :
John Locke (dari Inggris), Montesquieu (dari Perancis), dan Presiden Amerika Serikat
Abraham Lincoln.
2. Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is government of the people, by the people, for
the people).
Ada dua asas pokok tentang demokrasi, yaitu sebagai berikut :
1. Pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia HAM
B. Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga
negara.
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum.
Sedangkan prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain
sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang;
2. Kedudukan yang sama dalam hukum;
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang
F. Pendidikan Demokrasi
1. Menurut Djiwandono dkk (12003:4 1):
Bila demokrasi tidak disertai oleh tatanan politik dan aturan politik serta hukum yang jelas,
suatu kondisi tertentu bisa berubah menjadi anarkisme dan bahkan kemudian mengundang
otorianisme yaitu suatu pemerintahan yang menindas dan berlawanan dengan prinsip
demokrasi.
2. Menurut Tilaar (1999:172¬174), bahwa
Pendidikan demokrasi yang merupakan tuntutan dari terbentuknya masyarakat madani
Indonesia mengandung berbagai unsur :
a. Manusia memerlukan kebebasan politik artinya mereka memerlukan pemerintah dari
dan untuk mereka sendiri;
b. Kebebasan intelektual;
c. Kesempatan untuk bersaing di dalam perrwujudan diri sendiri (self realization);
d. Pendidikan yang mengembangkan kepatuhan moral kepada kepentingan bersama dan
bukan kepada kepentingan sendiri atau kelompok-
e. Pendidikan yang mengakui hak untuk berbeda (the right to be different) Percaya kepada
kemampuan manusia untuk membina masyarakat di masa depan
3. Menurut Affandi (2005:7)
Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada
generasi muda, yaitu pengetahuan dan kesadaran akan hal :
a. Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin
hak-hak warga masyarakat itu sendiri.
b. Kedua, Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru
dari masyarakat lain.
c. Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentranformasikan
nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal kepada sistem
politik yang bersifat demokrasi.
Berdasarkan pendapat di atas, memberikan implikasi bahwa pendidikan demokrasi sangat
diperlukan, agar warga negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan tanggungjawab
sebagai warga negara yang demokratis. Seperti halnya dikemukakan oleh Gandal dan Finn
(1992) dalam Winataputra (2001) mengatakan: "seek only to familiarize people with the
precepts of democracy, but also to produce citizens who are principled, independent,
inquisitive, and analytic in their outlook" yakni pendidikan demokrasi bukan hanya sekedar
memberikan pengetahun dan praktek demokrasi, tetapi juga menghasilkan warga negaranya
yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke
depan.
BAB VI
NEGARA HUKUM DAN HAM