Anda di halaman 1dari 20

Nama : Tuti Hulahayati

NIM : 21142012039

Resume Kajian Ahad 10 Oktober 2021 Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

Kajian Surah Saba' Ayat 15: Memahami Makna Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun
Gafūr dalam Kehidupan.

Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

10 Oktober 2021/4 Rabiul Awwal 1443 H

QS. Saba Ayat 15

‫ب‬ٌّ ‫بََ ةٌ َو َر‬ َ ٌ‫شك ُُروا لَهُ ۚ َب ْل َدة‬


ِ ‫طي‬ ِ ‫ش َما ٍل ۖ كلَُُ وا مِ نْ ِر ْز‬
ْ ‫ق َر ب ِك ْمَُ َوا‬ ٍ ِ‫س َك ِن ِه ْم آيَةٌ ۖ جَنتَّا َ ِن عَنْ يَم‬
ِ ‫ين َو‬ َ ‫لَقدََْ كَانَ ِل‬
ْ ‫س َب ٍإ فِي َم‬
ٌ ُ‫غف‬
‫ور‬ َ

Artinya Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun".(QS. Saba’ : 15)

Asbab al-Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ali bin Rabah, bahwa Farwah bin
Maslik Al-Ghathafani menghadap kepada Rasulullah Saw. dan berkata : ‘’Ya Nabiyallah! di
zaman jahiliyah kaum Saba’ merupakan kaum yang gagah dan kuat dan aku takut sekiranya
mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memeranginya.’’ Rasulullah Saw. bersabda
: ‘’Aku tidak diperintah apa-apa yang berkenaan dengan mereka’’. Maka turunlah surah Saba’
ayat 15-17) yang melukiskan keadaan kaum Saba’ yang sesungguhnya. (Kitab Asbab al-Nuzul)

TafsirAyat

Imam Ibnu Katsir rahimahullah, ketika menafsirkan ayat ini, menyatakan: “Saba’ adalah
(sebutan) raja-raja Negeri Yaman dan penduduknya. Dulu mereka berada dalam kenikmatan
dan kebahagiaan yang mengisi negeri dan kehidupan mereka, kelapangan rezeki mereka serta
tanam-tanaman dan buah-buahan mereka. Allah SWT lalu mengutus kepada mereka para
rasul.

Nilai pendidikan

1. Mengajarkan agar ikhlas dalam beribadah


2. Mendidik agar memiliki ahlak yang mulia
3. Mengajarkan nilai keseimbangan dalam membagi urusan dunia dan akhirat
4. Senantiasa bersyukurdan tidak mengingkari nikmat yang Allah berikan

Hikmah Ayat

1. Negeri Saba’ yang indah adalah tanda kekuasaan Allah


2. Tiga Tips Hidup Bahagia
(Tips Pertama): Makan dan minum dengan cara yang halal dan Baik.
Tips Kedua): Menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang mampu
memberikan rezeki kepada makhluk-Nya.
(Tips Ketiga): Mensyukuri rezeki dan nikmat Allah.

3. Allah Maha menghendaki untuk menjadikan Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafūr

Gambaran baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Gafur

Sedangkan, makna Baldatun Ṭayyibatun disampaikan Asy-Syaukani Rahimahullah


dalam tafsirnya adalah: ini negeri yang baik, karena banyaknya pohon-pohon, dan bagus
buahbuahannya.”

Imam ath-Thabari Rahimahullah dalam tafsirnya mengungkapkan bahwa rabbun


ghafur memiliki makna “Rabb kalian adalah Rabb Yang Maha Pengampun jika kalian
menaatiNya.”

Lebih lanjut, Sayyid Quthub dalam Tafsir fi Zilal Al-Qur’an menyebut bahwa baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan
di akhirat.

Berdasarkan beberapa tafsir tersebut, dapat dikatakan bahwa Baldatun Ṭayyibatun Wa


Rabbun Gafūr merupakan kondisi negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh umat
manusia.

Kriteria Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafūr


• Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya.

• Negeri yang subur dan makmur, tetapi penduduknya tidak lupa untuk bersyukur.

• Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya.

• Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar.

• Negeri yang maju dalam ilmu agama maupun ilmu dunianya.

• Negeri dengan penguasa yang adil dan saleh serta penduduk yang hormat dan patuh.

• Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya

Cara Mewujudkan Negeri yang Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafūr

1. Beriman dan bertakwa kepada Allah


2. Ikhlas beribadah kepada Allah (Ihlashul Ubudiyyah Lillah).
3. Akhlak penduduknya yang mulia
4. sifat amanah yang menyebar dan membumi.
5. Bertaubat meraih ampunan Allah
6. Bersyukur kepada Allah atas semua nikmat
7. Tidak mengingkari nikmat-nikmat Allah

Doa meminta negeri yang aman dan dilimpahkan rezeki

‫ت َمنْ آ َمنَ مِ ْن ُه ْم ِبال ِلََ َ َوا ْلي َْو ِم ال َْْخِ ِر ۖ قا َ َل‬ ْ ‫ب اجْ َع ْل َٰهَذَاَ بلَدًََ ا آمِ نًا َو‬
ِ ‫ارزُقْ أهََْ لَهُ مِ نَ الث َّم ََ َرا‬ ِ ‫َوإذ َِْ قا َ َل إ‬
ِ ‫ب َْ َراهِي ُم َر‬
‫َو َمنْ َك َف َر‬
‫فأ َ َمَُ ت‬
ُ‫عَُ ه‬
ِ
ًًَ‫ق ِلََ يل‬
َُ‫ث َّم‬

ُ ‫ِس َْ ا ْل َم ِص‬
him berdoa, “Ya ‫ير‬ َ ‫ب النا َّ ِر ۖ َو بئ‬
ِ َ‫ى عَذا‬ َ ََ‫أض‬
َ َٰ ََ‫ط ُّرهُ إ ِل‬ ْ

“Dan (ingatlah) ketika Ibra Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan
berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan
Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah : 126)
Nama : Tuti Hulahayati

NIM : 21142012039

Tugas : Resume Tujuan Pendidikan dan Kewarganegaraan Diberikan di Perguruan


Tinggi & BAB 1-3

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Diberikan di Perguruan Tinggi

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 “Pendidikan kewarganegaraan


dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air”.

Visi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Menurut Skep Dirjen Dikti No.
38/dikti/kep./2002)

1. Sumber Nilai;
2. Pedoman Penyelenggaraan Program Studi Dalam Mengantarkan Mahasiswa, Untuk; 3.
Mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif;
4. Menegakkan Demokrasi Menuju Masyarakat Madani.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Menurut Skep Dirjen Dikti no.
38/dikti/kep./2002)

Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :

• Mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa indonesia,


• Mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
• Menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep./2002) Agar mahasiswa :

• Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan,


• Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta
kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara yang
terdidik,
• Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan
bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Berikut penjelasan dari tujuan pendidikan nasional tersebut:

1. Menjadi Manusia yang Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjadi Manusia yang Berakhlak Mulia
3. Menjadi Manusia yang Cakap
4. Menjadi Manusia yang Kreatif
5. Menjadi Manusia yang Mandiri
6. Menjadi Warga Negara yang Demokratis serta Bertanggung Jawab
A.

BAB I PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar yang ditempuh secara sistematis
untuk mengenalkan, menanamkan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki
pola pikir, pola sikap dan prilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan
Pancasila demi tetap utuh dan tegaknya NKRI
1. Makna Pendidikan
a. Pasal 1 ayat 1 UU No 2 Tahun 1989 (UU tentang Pendidikan Nasional)
b. UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3
2. Pendidikan
a. Bimbingan
b. Pengajaran kognitif
c. latihan
3. Pengertian Kepribadian/karakter
Erie Sudewo : Karakter adalah kumpulan sifat baik yang menjadi perilaku
sehari-hari, sebagai perwujudan kesadaran, menjalankan peran, fungsi dan tugasnya
dalam mengemban amanah dan tanggung jawab.
Ada 2 Kategori Karakter :
1) Karakter Pokok
a) Karakter dasar
b) Karakter unggul
c) Karakter Pemimpin
2) Karakter Pilihan

B. Tujuan Utama Pendidikan Kewarganegaraan


Menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah
air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji, dan akan
menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni.
Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi
luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.

C. . Nilai-Nilai Pancasila sebagai Orientasi (Care Value) PKn


Pancasila semestinya menjadi landasan bertindak setiap insan, terutama dalam proses
berbangsa dan bernegara yang deterapkan dalam kehidupan sehari-hari
1. Sila 1 merupakan inti dari semua sila yang ada setelahnya
Ketuhanan merupakan pijakan awal dalam memaknai seluruh kehidupan manusia.
Setiap prilaku apapun ketika disandarkan kepada Tuhan maka sudah pasti akan
memiliki nilai-nilai kebaikan
2. Sila Kedua : Bagaimana semestinya setiap pribadi selalu mengedepankan sisi
kemanusiaan (humanisme), keadilan dan moralitas.
3. Sila Ketiga : Menjaga nilai-nilai persatuan meskipun berbeda-beda latar belakang.
4. Sila ke 4 : Prinsip demokrasi yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat merupakan
pondasi terpenting dalam membangun bangsa dan negara Indonesia
5. Sila ke 5 : Keadilan seharusnya sudah menjadi ciri khas dalam melaksanakan setiap
kegiatan kebangsaan dan kenegaraan.

BAB 2 PENGERTIAN DAN UNSUR IDENTITAS NASIONAL

Pengertian
Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.

B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia


1. Pengertian nasionalisme
Pengertian nasionalisme yang dihubungkan dengan rasa kebangsaan telah
dijelaskan oleh Joseph Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bouwer (1882-1939).
a. J Ernest Renan : Bahwa munculnya suatu bangsa karena adanya kehendak untuk
bersatu (satu suara persatuan).
b. Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah tertentu dan
memiliki hasrat serta kemampuan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib,
cita-cita, dan tujuan.
c. Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran berbangsa dan bernegara atau semangat
bernegara (slamet Mulyana ; 1986).
2. Sejarah Pergerakan Nasional
Sejarah Pergerakan Nasional yang dimulai dari berdirinya Budi Utomo (BU)
sampai dengan mencapai kemerdekaan 1945, dapat dibagi menjadi beberapa masa,
yakni :
a. Masa Awal Perkembangan
b. Masa Radikal
c. Masa Bertahan

C. Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Indonesia


1. Pengertian kepribadian
Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa, adalah
keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang
membentuk bangsa tersebut.
a. Pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian “peoples character”, national character” atau “national identity”.
A.

b. Bentuk identitas kebangsaan bisa berupa adat istiadat, bahasa nasional, lambang
nasional, bendera nasional, termasuk juga ideologi nasional.
2. Identitas nasional Indonesia di antaranya :
a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih,
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya,
d. Lambang Negara yaitu Pancasila,
e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
f. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila,
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945,
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
i. Konsepsi Wawasan Nusantara, dan kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
Kebudayaan Nasional.

D. Proses Berbangsa dan Bernegara


Proses berbangsa dan bernegara memberikan gambaran tentang bagaimana
terbentuknya bangsa dimana sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa sebagai
bagian dari bangsa.
Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia. Yang memiliki beberapa konsep
tentang terbentuknya bangsa Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea pertama pembukaan
UUD 1945 merumuskan bahwa adanya NKRI ialah karena adanya kemerdekaan adalah
hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan harus dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia
beranggapan bahwa terjadinya Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan.
1. Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur
2. Bangsa Indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori kenegaraan
tentang terjadinya Negara kesatuan republik Indonesia sebagai berikut: a. Terjadinya
NKRI
b. Proklamasi baru
c. Keadaan bernegara yang dicita-citakan belum tercapai
d. Terjadinya Negara
e. Religiositas
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya.
Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
BAB 3 NEGARA DAN KONSTITUSI

Pentingnya Konstitusi Bagi Negara


Agar penyelenggara negara tidak menyalahgunakan kekusaannya maka harus diatur
dan dibatasi serta dirinci secara tegas oleh konstitusi.
Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan yang ada
dalam negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia/warga negara tidak dilanggar.
Konstitusi merupakan manifestasi dari hukum yang harus ditaati, baik oleh pihak yang
memegang kekuasaan maupun oleh rakyat.
Konstitusi sangat penting artinya bagi suatu negara karena kedudukannya dalam
mengatur dan membatasi kekuasaan dalam suatu negara.
1. Pengertian Konstitusi
a. Pengertian konstitusi menurut Herman Heller dibagi menjadi tiga.
1) Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan. Pengertian ini disebut pengertian secara sosiologis.
2) Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat.
Pengertian ini merupakan pengertian secara yuridis.
3) Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi
dan berlaku dalam suatu negara. Pengertian ini disebut pengertian secara politis.
b. Pengertian konstitusi menurut K. C. Wheare
1) Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu
negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
dalam pemerintahan suatu negara.
2) Pengertian konstitusi secara sempit adalah keseluruhan peraturan negara yang
bersifat tertulis. Pengertian konstitusi secara luas adalah keseluruhan peraturan
negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
2. Pentingnya konstitusi
Karena begitu pentingnya konstitusi bagi suatu negara maka Mirriam Budiarjo
menyatakan bahwa konstitusi atau undang-undang dasar memuat ketentuan sebagai
berikut :
1) Pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
2) Hak asasi manusia.
3) Prosedur perubahan undang-undang dasar.
4) Larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
3. Ada tiga hal yang diatur dalam sebuah konstitusi, yaitu sebagai berikut :
1) Jaminan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk.
2) Sistem ketatanegaraan yang mendasar.
3) Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga negara.
A.

B. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia


Konstitusi di negara kita adalah Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar
1945 ialah hukum dasar yang tertulis. Di samping Undang-Undang Dasar 1945 itu, berlaku
hukum dasar yang tidak tertulis yang disebut konvensi. UUD 1945 merupakan hukum dasar
yang tertulis sehingga mengikat pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat, warga
negara di mana pun dia berada, dan penduduk yang berada di wilayah negara Indonesia.
Sebagai hukum, Undang-Undang Dasar 1945 berisi norma, aturan atau ketentuan yang
harus ditaati dan dilaksanakan. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber
hukum. Jadi, semua perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya harus bersumber
pada UUD 1945.

C. Perilaku Konstitusional dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara


Konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang penting.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia sudah memiliki konstitusi sejak kemerdekaan dari UUD
1945, konstitusi RIS, UUDS 1950, sampai UUD 1945 hasil amandemen. Konstitusi negara
tidak hanya sekedar teks-teks yang tertuang dalam suatu naskah. Konstitusi diharapkan bisa
hidup dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain,
konstitusi benar-benar harus ditaati dan dijalankan oleh segenap komponen negara.
1. Berikut adalah contoh sikap konstitusional :
a. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
b. Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini penyelenggaraan Nagara
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi : MPR, Presiden, Kementrian
Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa Keuangan, MA, MK, TNI, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut melaksanakan tugas atau
kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki berdasarkan ketetapan konstitusi
lain
a. MPR
b. Presiden dan Kementrian Negara
c. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
d. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
e. Mahkamah Agung (MA)
f. Mahkamah Konstitusi (MK)
g. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia
h. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
i. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
3. Contoh Perilaku Konstitusional Warga Negara :
a. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain.
b. Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, baik peraturan lalu lintas, sekolah,
dan lain sebagainya.
c. Tidak main hakim sendiri.
d. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Berikut adalah contoh perilaku inkonstitusional yang perlu dihindari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara :
a. Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang
telah ditetapkan di dalam konstitusi.
b. Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun
untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
Perilaku konstitusional harus dilaksanakan oleh penyelenggara dan warga negara
secara seimbang. Untuk mengembangkan perilaku konstitusional, pertama kali dengan
mengetahui dan memahami aturan-aturan penyelenggaraan negara yang tecantum dalam
UUD 1945. Oleh karena itu, sosialisasi UUD 1945 kepada seluruh warga negara harus
dilaksanakan secara efektif melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Nama : Tuti Hulahayati

NIM : 21142012039

Tugas : Resume Tujuan Pendidikan dan Kewarganegaraan Diberikan di Perguruan Tinggi


& BAB 4-6

BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
dari pada kewajiban.

B. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945


1. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa
hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undangundang.
2. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.
3. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu
dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang.
4. Misal memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang /belum mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

C. Hak dan Kewajiban WARGA NEGARA telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undangundang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
BAB V DEMOKRASI INDONESIA

A. Pengertian Demokrasi
Istilah Demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti
memerintah atau “kratos”.
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, misalnya :
John Locke (dari Inggris), Montesquieu (dari Perancis), dan Presiden Amerika Serikat
Abraham Lincoln.
2. Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is government of the people, by the people, for
the people).
Ada dua asas pokok tentang demokrasi, yaitu sebagai berikut :
1. Pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia HAM

B. Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga
negara.
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum.
Sedangkan prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain
sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang;
2. Kedudukan yang sama dalam hukum;
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang

C. Demokrasi Indonesia, Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat di setiap penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945
dan implementasinya (pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD
1945.
1. Pengertian
a. Profesor Dardji Darmo Diharjo:
Bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber
dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti
dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
b. Kansil:
Pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat
dari dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD
1945.
2. Isi Pokok Demokrasi Pancasila
a. Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan Penjelasan
UUD 1945
b. Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia)
c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan dari kelembagaan
d. Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang
demokratis
3. Fungsi Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi dalam pelaksanannya terhadap negara
Indonesia. macam-macam fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut menyukseskan
pemilu, pembangunan, duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan
b. Menjamin berdirinya negara RI
c. Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar sistem konstitusional
d. Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila
e. Menjamin adanya hubungan yang sama, serasi dan simbang mengenai lembaga negara
f. Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab
4. Prinsip Demokrasi Pancasila
a. Perlindungan hak asasi manusia
b. Pengambilan keputusan berdasar musyawarah
c. Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpangaruhi akan kekuasaan pemerintah
dan kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya
d. Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
e. Sebagai pelaksanan dalam pemilihan umum
f. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 Ayat 2 UUD
1945)
g. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
h. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggun jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
i. Menjunjung tinggi tujuan dan juga cita-cita nasional
j. Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi :
Indonesia adalah negara berdasarkan hukum (rechtstaat dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat)
k. Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)
l. Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.
5. Asas Demokrasi Pancasila
a. Asas Kerakyatan
Asas kerakyatan adalah asas kesadaran untuk cinta kepada rakyat, manunggal dengan
nasib dan cita-cita rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati keasadaran
senasib dan secita-cita dengan rakyat.
b. Asas Musyawarah
Asas musyawarah adalah asas yang memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh
rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan untuk menyatukan
pendapat serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih sayang, pengorbanan untuk
kebahagian bersama.

D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


1. Masa Orde Lama
Masa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret 1966.
Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi yang diterapkan
adalah demokrasi terpimpin.
2. Masa Orde Baru
Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998.
Berikut ini pelaksanaan demokrasi masa Orde Baru. Demokrasi yang berkembang adalah
demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat.
3. Masa Reformasi
Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi
Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila
E. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah
banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut :
1. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun
dalam penerapan berlaku demokrasi liberal
2. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.
3. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai.
4. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila, namun
yang diterapkan demokrasi terpimpin (cenderung otoriter).
5. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter).
6. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung
ada perubahan menuju demokratisasi).

F. Pendidikan Demokrasi
1. Menurut Djiwandono dkk (12003:4 1):
Bila demokrasi tidak disertai oleh tatanan politik dan aturan politik serta hukum yang jelas,
suatu kondisi tertentu bisa berubah menjadi anarkisme dan bahkan kemudian mengundang
otorianisme yaitu suatu pemerintahan yang menindas dan berlawanan dengan prinsip
demokrasi.
2. Menurut Tilaar (1999:172¬174), bahwa
Pendidikan demokrasi yang merupakan tuntutan dari terbentuknya masyarakat madani
Indonesia mengandung berbagai unsur :
a. Manusia memerlukan kebebasan politik artinya mereka memerlukan pemerintah dari
dan untuk mereka sendiri;
b. Kebebasan intelektual;
c. Kesempatan untuk bersaing di dalam perrwujudan diri sendiri (self realization);
d. Pendidikan yang mengembangkan kepatuhan moral kepada kepentingan bersama dan
bukan kepada kepentingan sendiri atau kelompok-
e. Pendidikan yang mengakui hak untuk berbeda (the right to be different) Percaya kepada
kemampuan manusia untuk membina masyarakat di masa depan
3. Menurut Affandi (2005:7)
Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada
generasi muda, yaitu pengetahuan dan kesadaran akan hal :
a. Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin
hak-hak warga masyarakat itu sendiri.
b. Kedua, Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru
dari masyarakat lain.
c. Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentranformasikan
nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal kepada sistem
politik yang bersifat demokrasi.
Berdasarkan pendapat di atas, memberikan implikasi bahwa pendidikan demokrasi sangat
diperlukan, agar warga negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan tanggungjawab
sebagai warga negara yang demokratis. Seperti halnya dikemukakan oleh Gandal dan Finn
(1992) dalam Winataputra (2001) mengatakan: "seek only to familiarize people with the
precepts of democracy, but also to produce citizens who are principled, independent,
inquisitive, and analytic in their outlook" yakni pendidikan demokrasi bukan hanya sekedar
memberikan pengetahun dan praktek demokrasi, tetapi juga menghasilkan warga negaranya
yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke
depan.
BAB VI
NEGARA HUKUM DAN HAM

A. Pengertian Negara Hukum


Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya.
Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang mencerminkan
keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya. maka menurutnya yang memerintah Negara
bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa hanyalah pemegang hukum dan
keseimbangan saja.

B. Konsep Dasar Negara Hukum Indonesia


Negara Hukum Indonesia diilhami oleh ide dasar rechtsstaat dan rule of law. Langkah ini
dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa negara hukum Republik Indonesia pada dasarnya
adalah negara hukum, artinya bahwa dalam konsep negara hukum Pancasila pada hakikatnya
juga memiliki elemen yang terkandung dalam konsep rechtsstaat maupun dalam konsep rule
of law.
Indonesia berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah negara hukum
artinya negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Negara
hukum didirikan berdasarkan ide kedaulatan hukum sebagai kekuasaan tertinggi
1. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara hukum
diantaranya adalah :
a. Supremasi hukum
b. Persamaan dalam hukum
c. Asas legalitas
d. Pembatasan kekuasaan
e. Organ eksekutif yang independent
f. Peradilan bebas dan tidak memihak
g. Peradilan tata usaha negara
h. Peradilan tata negara
i. Perlindungan hak asasi manusia
j. Bersifat demokratis
k. Sarana untuk mewujudkan tujuan negara
l. Transparansi dan kontrol sosial.
2. Menurut Prof. DR. Sudargo Gautama, SH. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari
negara hukum, yakni :
a. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan. maksudnya negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual
mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
b. Azas Legalitas. Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan
terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
c. Pemisahan Kekuasaan. Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah dengan
pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan,
melaksanakan dan mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu
tangan.

C. Hak Asasi Manusia


Pengertian hak asasi manusia sering dipahami sebagai hak kodrati yang dibawa oleh
manusia sejak manusia lahir ke dunia. Pemahaman terhadap hak asasi yang demikian ini
merupakan pemahaman yang sangat umum dengan tanpa membedakan secara akademik
hakhak yang dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal-usul atau sumber diperolehnya hak
tersebut.
1. Definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:
a. UU Nomor 39 Tahun 1999
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
b. John Locke
Hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
c. Austin-Ranney
Hak asasi manusia adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas
dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
d. A.J.M. Milne
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa
dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.

D. Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia


Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration of
Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia ini,
sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak
dirampas atau dimusnahkan, hak tersebut mendapat perlindungan secara tegas dalam negara
hukum. Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi perorangan, melainkan fungsinya
adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa
tercapai dan terpelihara.
Hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia, hubungan mana bukan hanya
dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti bahwa perlindungan hak asasi manusia
merupakan ciri utama konsep negara hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil.
Hubungan secara materil ini dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak
penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi
yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak penguasa
bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang
bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan wujud
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum.

E. Penegakan HAM dI Indonesia Instrumen


Hukum HAM Indonesia
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Batang Tubuh (Pasal-Pasal) UUD 1945
4. BAB XA ** Hak Asasi Manusia
Pasal 28A – Pasal 28J
Ket : ** (Amandemen ke-2 di sahkan 18 agustus 2000)
5. TAP MPR No. XVII/MPR/1998

F. Kelembagaan dan Upaya Penegakan HAM di Indonesia


Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah di bentuk lembaga-lembaga resmi oleh
pemerintah diantaranya:
1. KOMNAS HAM
Komisi Nasional HAM pada awalnya dibentuk dengan KEPPRES No. 50 Tahun 1993 pada
Tanggal 17 Juni 1993 dan kemudian di kukuhkan melalui UU RI No. 39 Tahun 1999
tentang HAM. KOMNAS HAM berkedudukan di Ibu Kota Negara dengan 1 orang ketua
dan 2 wakil ketua, anggotanya berjumlah 35 orang dengan massa jabatan 5 Tahun. a.
Tujuan KOMNAS HAM
Tujuan dibentuknya KOMNAS HAM menurut UU RI No. 39 Tahun 1999 Pasal 75
adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB, serta Deklarasi Universal HAM.
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
b. Fungsi KOMNAS HAM
1) Fungsi Pengkajian dan Penelitian
2) Fungsi Penyuluhan
3) Fungsi Pemantauan
4) Fungsi Mediasi
2. Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan UU RI No. 26
Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan hak asasi manusia
merupakan pengadilan khusus yang berada dilingkungan pengadilan umum dan
berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Untuk daerah khusus ibu kota Jakarta,
pengadilan HAM berkedudukan di setiap wilayah pengadilan negeri yang bersangkutan.
Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan pengadilan yang mengadili Pelanggaran HAM yang
berlaku sebelum di undangkannya UU No. 26 tahun 2000. pengadilan HAM Ad Hoc di
bentuk atas usul DPR dengan keputusan Presiden. Adapun pelanggaran HAM berat yang
ditangani oleh pengadilan HAM berupa: a. Kejahatan Genosida “Perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
Bangsa, Ras, Kelompok Etnis, Kelompok Agama”. Ciri-ciri Kejahatan Genosida Berupa:
b. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan “Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagi bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa seranggan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil” Adapun kejahatan terhadap
kemanusiaan
3. Upaya Penegakan HAM oleh Pemerintah
Perlindungan HAM yang dimaksud adalah pembelaan terhadap HAM, artinya
pemerintah harus menjaga agar HAM tidak di langgar oleh orang lain. Pemerintah telah
melakukan upaya perlindungan HAM dengan cara sebagai berikut
a. Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan nasional sesuai yang
tercantum dalam instrument nasional. Dengan demikian. Eksistensi HAM di dalam
sistem hukum, politik, maupun ketatanegaraan Indonesia memiliki landasan hukum
yang cukup kuat.
b. Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM internasional, yang berarti
perjanjian itu masuk dan berlaku sebagai hukum (positif) nasional.
c. Memberdayakan masyarakat terhadap masalah HAM dengan mengadakan sosialisasi
sehingga HAM menjadi bagian dari setiap individu warga Negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai