ISBN 978-602-7530-14·0
Tim Penyusun
Penulis Ir. lrwan Syafri
Novianingrum Ekarina S., ST.
Editor Ir. Agus Hari Wahyudi, M.Sc.
Tata Letak Ria Hardiyati, S.Si.
Ridwan Meika Candra, ST.
Arsad Wihadi, ST.
Buku ini tidak boleh direproduksi baik secara keseluruhan maupun sebagian tanpa
i":in dari pemegang hak cipta, kecuali unh1k tujuan-tujuan pendidikan atau tujuan-
tujuan nirlaba, dengan ketentuan dicantumkan pengakuan tentang sumber dan
sebuah salinannya diberikan kepada Balai Sungai.
KATA PENGANTAR
Penulisan modul ini bertujuan untuk menyediakan bahan pelatihan penyusunan pola
pengelolaan sumber daya air. Materi modul disajikan dalam empat BAB, yaitu
pendahuluan, persiapan penyusunan pola pengelolaan sumber daya air,
penyusunan pola pengelolaan sumber daya air, dan penetapan pola pengelolaan
sumber daya air. Modul ini dilengkapi dengan Garis-Garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) Berbasis Kompetensi, yang dapat digunakan sebagai
pedoman bagi para pengajar dan peserta pelatihan.
Kami menyampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan penulis modul ini,
yaitu:
1. Ir. lrwan Syafri, peneliti di Balai Sungai, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air.
2. Novianingrum Ekarina Sudaryanto, ST., Stat Seksi Litbang, Bala: Sungai, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Terima kasih kami sampaikan kepada Balai Sungai yang memfasilitasi proses
penulisan, dan terima kasih pula kepada narasumber serta semua pihak yang telah
memberikan berbagai masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan penulisan
modul ini.
Sudah tentu bahwa modul pelatihan ini belum sempuma, sehingga perlu mendapat
koreksi dan saran untuk penyempumaan pada waktu mendatang. Semoga modul ini
dapat bermanfaat bagi semua praktisi dan semua pemilik kepentingan dalam
pengelolaan sumber daya air. Amin.
Tabel 2.1 Macam data yang diii1ventarisir, sumber data dan periocle waktu ......... 33
Tabel 2.2 Daftar pokok permasalahan dan potensi yang terkait sumber
daya air .................................................................................................. 41
Tabel 2.3 lnstansi atau lembaga yang diundang pada PKM 1............................... 44
Tabel 3.1 Data, analisis dan keluaran ................................................................... 56
Tabel 3.2 Standar dan Kriteria ............................................................................... 62
Tabel 3.3 Altematif Pilihan Strategi d~n Usulan Upaya Penanganan .................... 64
Tabel 3.4 Strategi dan kebijakan operasional konservasi sumber daya air,
skenario 1.............................................................................................. 75
Tabel 3.5 Strategi dan kebijakan operasional pendayagunaan sumber daya
air, skenario 1........................................................................................ 80
Tabel 3.6 Strategi dan kebijakan operasional pengendalian daya rusak air,
skenario 1.............................................................................................. 83
Tabel 3.7 Strategi dan kebijakan operasional keterbukaan dan ketersediaan
data dan informasi sumber daya air, skenario 1................................... 85
Tabel 3.8 Strategi dan kebijakan operasional pemberdayaan dan peningkatan
peran masyarakat, swasta dan pemerintah, skenario 1......................... 86
Gambar 1.1 Bagan Alir Tata Cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air ................................................................................................ 6
Gambar 4.1 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah
sungai dalam satu kabupaten/kota ..................................................... 96
Gambar 4.2 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah .
sungai lintas kabupaten/kota ............................................................... 98
Gambar 4.3 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah
sungai lintas provinsi ......................................................................... 100
Gambar 4.4 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah
sungai lintas Negara ......................................................................... 102
Gambar 4.5 Proses penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah
sungai strategis nasional... ................................................................ 104
1. Surr.ber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
2. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
3. Air perrnukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
4. Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.
5. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
6. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air
yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan
penghidupan manusia serta lingkungannya
7. Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan.
8. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi pe.nyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
9. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.
10. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya
kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
11. Daerah al1ran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
Sejak tahun 2004, Indonesia telah memiliki Undang-Undang yang mengatur tentang
pengelolaan sumber daya air, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Pada undang-undang tersebut, pengelolaan
sumber daya air diterminologikan sebagai upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Selanjutnya
pada pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, dinyatakan bahwa pengelolaan sumber
daya air diselenggarakan dengan berlandaskan pada kebijakan pengelolaan sumber
daya air, wilayah sungai, dan pola pengelolaan sumber daya air.
Visi pengelolaan sumber daya air adalah "Sumber Daya Air Nas~onal yang Dikelola
secara Menyeluruh, Terpadu, dan Berwawasan Lingkungan untuk Keadilan dan
Kesejahteraan Masyarakat Indonesia", dan berpedoman pada tujuh asas
pengelolaan yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, yaitu kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum,
keterpaduan dan keserasian, keadilan, k~mandirian, transparansi dan akuntabilitas.
Untuk mewujudkan visi tersebut, kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air
dalam 20 (dua puluh tahun} tahun ke depan dilakukan melalui lima misi sebagai
berikut, yaitu:
1. Meningkatkan konservasi sumber daya air secara terus menerus.
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu
atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 km2. Jumlah wilayah sungai di Indonesia berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan
Wilayah Sungai sebanyak 131. Wilayah sungai lintas negara sebanyak 5, wilayah
sungai lintas provinsi sebanyak 29, wilayah sungai strategis nasional sebanyak 29,
wilayah sungai lintas kabupaten/kota sebanyak 53, dan wilayah sungai dalam
kabupaten/kota sebanyak 15.
Sejalan dengan hal itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
26/PRT/M/2006 telah didirikan sebanyak 30 lembaga pengelola sumber daya air
pada wilayah sungai, yang secara yuridis berada di bawah pemerintah pusat.
Kemudian dalam perkembangannya, saat ini jumlahnya bertambah menjadi 33
lembaga. Adapun yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi didirikan pula
lembaga pengelola sumber daya air pada wilayah sungai, yang berada di bawah
yurisdiksi pemerintah provinsi, yang sampai saat ini berjumlah sebanyak 57
lembaga.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan berdasarkan rancangan
pola pe:igelolaan sumber daya air. Rancangan pola pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai disusun sebagai berikut:
• rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam
satu kabupaten/kota disusun dellgan memperhatikan kebijakan pengelolaan
sumber daya air pada tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan;
• rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota disusun dengan memperhatikan kebijakan oengelolaan
sumber daya air pada tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan;
• rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
provinsi disusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber
daya air pada tingkat provinsi yang bersangkutan;
• rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
negara dan wilayah sungai strategis nasional disusun dengan
memperhatikan kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan
Rancangan pola pengelolaan sumber daya air mengacu pada data dan/atau
informasi mengenai:
• penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang bersangkutan;
• kebutuhan sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang
bersangkutan;
• keberadaan masyarakat hukum adat setempat;
• sifat alamiah dan karakteristik sumber daya air dalam satu kesatuan sistem
hidrologis;
• aktivitas manusia yang berdampa~ terhadap kondisi sumber daya air;
• kepentingan generasi masa kini dan mendatang serta kepentingan
lingkungan hidup.
Perumusan dan penyusunan rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai dilakukan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai atau Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)
wilayah sungai sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Dalam penyusunan rancangan pola tersebut dibantu oleh unit pelaksana teknis/dinas
yang selanjutnya dibahas bersama melalui konsultasi publik dengan instansi teknis
dan unsur masyarakat terkait, antara lain lembaga swadaya masyarakat, perguruan
tinggi, koperasi, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan
usaha swasta.
Rancangan poia pengelolaan sumber daya air disusun untuk jangka waktu 20 (du?
puluh) tahun. Pola pengelolaan sumber daya air yang sudah ditetapkan dapat
ditinjau dan dievaluasi paling singkat setiap 5 (lima) tahun sekali.
· TAHAP II
PENYUSUN
PROSES PENETAPAN
Garn bar 1.1 Bagan Alir Tata Cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
2. lnventarisasi data:
Data yang diinventarisir terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengukuran, kuisioner,
pencatatan, pengolahan, dan penyajian data. Data sekunder merupakan
data yang telah ada di suatu instansi, lembaga, atau pero;angan.
Penyajian d3ta primer maupun data sekunder dapat berupa tabel, grafik,
peta, statistik (persentase, rata-rata, total, standar deviasi, dan lain-lain).
2.1.2 Rele\'ansi
Bab II dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
penyusunan pola pengelolaan sumber daya air, memberikan pengetahuan
mengenai inventarisasi data, identifikasi kondisi li,1gkungan dalam
pengelolaan sumber daya air, identifikasi kondisi umum sumber daya air
yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air, penyiapan materi PKM 1,
dan pelaksanaan PKM 1.
2.2 PENYAJIAN
2.2.1 Mempelajari Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, Peraturan
Perundang-Undangan, dan lsu·lsu Strategis
2.2.1.1 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
Pola Pengelolaan sumber daya air disusun dengan memperhatikan
kebijakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah administrasi yang
bersangkutan.
Kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi disusun dan
dirumuskan oleh wadah koor_dinasi pengelolaan sumber daya air provinsi
dan ditetapkan oleh gubernur.
-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~-
Data yang inventarisir terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengukuran, kuisioner,
pencatatan, pengolahan, dan penyajian data. Data sekunder merupakan
data yang telah ada di suatu instansi, lembaga, atau perorangan. Penyajian
data primer maupun data sekunder dapat berupa tabel, grafik, peta, statistik
(persentase, rata-rata, total, standar deviasi, dan lain-lain).
Data yang diinventarisir dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perundang-undangan, peraturan, kebijakan, dan isu-isu strategis
2. Data umum
3. Data sumber daya air
4. Data kebutuhan air
t:. Data lain· lain
II. UMUM
~~~~~~~~~.--~~~~~~---.--~~~~~~~
7. Sungaibawahtanah Terkini
3.3 Daya Air:
1. Air terjun: Dinas ESDM Minimum 5 tahun
a. Tinggi terjunan
b. Energi
2. Gelombang, arus, kecepatan, Dishidros TNI AU Dinas
dan pasang surut Kelautan dan Perikanan
3. Salinitas Dinas pengendalian
linqkunqan hidup.
2.2.4 Pemaparan Kondisi Umum Sumber Daya Air Pada Wilayah Sungai
Pemaparan kondis1 umum sumber daya air dilakukan sebagai persiapan
penyajian materi PKM 1.
lsi dari paparan adalah mengenai kondisi umum sumber daya air pada
wilayah sungai, yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sumber daya
I Pokok Permasalahan
1 Konservasi 1. Terus menurunnya kondisi hutan yang merupakan salah
Sumber Daya Air satu sumber daya yang penting, yang tidak hanya dalam
menunjang perekonomian, tetapi juga dalam menjaga daya
dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem.
2. Tingkat kerusakan hutan makin meningkat, sebagai akibat
penebangan liar, kebakaran, perambah hutan, kurangnya
tenaga pengawas hutan, sehingga mengakibakan
kerusakan DAS.
3. Lemahnya penegakan hukum terhadap praktik
penebangan liar.
4. Belum ber1<embangnya pemanfaatan hasil hutan non-kayu.
5. Kurangnya koordinasi.
6. Sedimentasi waduk yang dikarenakan kerusakan DAS.
7. Erosi dan degradasi dasar sungai, sebagai akibat
penambangan material galian C secara liar.
8. lntrusi air laut.
9. Air yang tersedia semakin menipis.
10. Upaya perlindungan sumber air tidak berjalan optimal,
karena sebagian lahan dimanfaatkan oleh petani.
11. Pemanfaatan ladang tidak sesuai dengan konservasi
tanah, sehingga erosi tinggi di wilayah pegunungan.
12. Banyaknya pelanggaran di sempadan sungai.
13. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan
lingkungan.
2.3 LATIHAN
1. Peserta latihan diminta menjelaskan pasal-pasal dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
yang berkaitan dengan pola pengelolaan sumber daya air.
2. Peserta latihan diminta menjelaskan pasal-pasal dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air, yang berkaitan dengan pola pengelolaan
sumber daya air.
3. Peserta latihan diminta menginventarisasi undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan pola pengelolaan
sumber daya air, kebijakan pengelolaan sumber daya air, data umum,
data sumber daya air, data kebutuhan air, dan lain-lainnya.
4. Peserta latihan diminta menyusun dan mejelaskan kondisi lingkungan
dan permasalahannya di suatu wilayah sungai.
5. Peserta latihan diminta menyusun dan menjelaskan permasalahan dan
potensi sumber daya air yang dapat dikembangkan di suatu wilayah
sungai dimasa mendatang.
6. Peserta latihan diminta mensimulasi pelaksanaan PKM 1.
3.1.2 Relevansi
Bab Ill dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan pada peserta
pelatihan, tentang menyempurnakan rumusan masalah dan kemungkinan
pengembangan potensi sumber daya air, r.1enyusun prioritas skenario
kondisi wilayah sungai, menganalisis ketersediaan dan kebutuhan sumber
daya air d: masa yang akan datang, menyusun rancangan pola pengelolaan
sumber daya air, merumusan visi dan misi, menentukan altematif pilihan
strategi pengelolaan sumber daya air, konsep kebijakan operasional
pengelolaan sumber daya air, melaksanakan PKM 2, dan menyempumakan
rancangan p0la pengelolaan sumber daya air.
3.2 PENYAJIAN
3.2.1 Penyempurnaan Rumusan Masalah dan Kemungkinan Pengembangan
Potensi Sumber Daya Air
Berbagai rumusan masalah, berbagai kemungkinan pengembangan potensi
sumber daya air, dan harapan-harapan seluruh pemilik kepentingan dalam
pengelolaan sumber daya air yang merupakan hasil kesepakatan pada
PKM 1, disempurnakan dengan cara dikompilasi dalam setiap aspek
pengelo:aan sumber daya air.
~
- Ketersediaan dan
kelengkapan basis data.
2 Pendayagunaan SDA
Penatagunaan SDA Penatagunaan sumber daya air dilakukan
dengan menetapkan zona pemanfatan
sumber air dan peruntukan sumber air
dengan memperhatikan:
RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota ~ada
wilayah sungai bersangkutan.
Ketersediaan dan potensi sumber daya air,
Proyeksi kebutuhan air 20 tahun yang akan
datang yang didasarkan pada jumlah,
pertumbuhan dan penyebaran penduduk,
Pemanfaatan air yang sudah ada (eksisting)
Penetapan zona pemanfaatan sumber air
adalah pengelompokan penggunaan air yang
terclapat pada sumber air ke dalam beberapa
golongan penggunaan air terrnasuk baku
mutunya (UU 07/2004, penjelasan
ps28,ayat1)
Strategi yang dipilih oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai ditetapkan pada skenario ekonomi rendah/sedang/tinggi
dalam pola pengelolaan sumber daya air, dengan melakukan tinjauan
terhadap:
1. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota pada wilayah sungai bersangkutan.
2. Kecenderungan pertumbuhan anggaran Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten.'Kota pada wilayah sungai
bersangkutan.
Sumber Daya 55%, jaringan irigasi jaringan irigasi jaringan irigasi efektifitas dan BPSDA,DPU
Air memperbesar yang ada untuk yang ada untuk yang ada untuk efisiensi jaringan Kab/Kota, P3A,
intensitas meningkatkan meningkatkan meningkatkan irigasi LSM
efisiensi irigasi efisiensi irigasi efisiensi irigasi
tanam (300%) (25%\ (100%)
<50%L
O&? Waduk dan Pelaksanaan Pengenalan SOP Pelaksanaan Optimalisasi SOP Optimalisasi wadur. BBWS/BWS,
Jaringan lrigasi SOP O&P O&P Waduk dan SOP O&P Wadl•k O&P Waduk dan dan efisiensi jaringan BPSDA,DPU
Waduk dan Jaringan lrigasi dan Jaringan lrigasi irigasi Kab/Kota, P3A,
Jaringan lrigasi (100%) dan Jaringan lrigasi (100%) LSM
Pelaksanaan
SOP (50%\ (100%)
3.3 LATIHAN
1. Peserta latihan diminta menyusun rumusan masalah dan kemungki:ian
pengembangan potensi sumber daya air.
2. Peserta latihan diminta menyusun prioritas skenario kondisi wilayah
sungai.
3. Peserta latihan diminta menganalisis ketersediaan dan kebutuhan
sumber daya air di masa yang akan datang di suatu wilayah sungai.
4. Peserta latihan diminta menyusun rancangan pola pengelolaan sumber
daya air, merumusan visi dan misi, menentukan alternatif pilihan strategi
pengelolaan sumber daya air, dan konsep kebijakan operasional
pengelolaan sumber daya air di suatu wilavah sungai.
5. Peserta latihan diminta mensimulasi pelaksanaan PKM 2.
6. Peserta latihan diminta memberikan berbagai contoh penyempurnaan
rancangan pola pengelolaan sumber daya air
2. Penetapan:
Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air yang telah ditetapkan
menjadi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air menjadi landasan bagi
seluruh pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
4.1.2 Relevansi
Bab IV dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota, wilayah sungai lintas kabupaten/kota, wilayah
4.2 PENYAJIAN
4.2.1 Proses Penetapan
4.2.1.1 Proses Penetapan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Dalam Satu Kabupaten/Kota
~ Rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota dirumuskan oleh wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota, dibantu Dinas atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada
tingkat kabupaten/kota.
• Dinas pada tingkat kabupaten/kota membantu wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota dalam penyusunan rancangan pola pengelolaan sumber
daya air.
• Penyusunan rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai dalam satu kabupaten/kota dilakukan melalui konsultasi publik,
yang berupa Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) dengan instansi
teknis dan unsur masyarakat terkait.
• Rancangan pola pengelolaan sumber daya air yang telah dirumuskan
oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota, diserahkan kepada bupati/walikota untuk
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 95
ditetapkan sebagai po!a pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota.
• Bila wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota tidak atau belum terbentuk, maka perumusan
rancangan pola pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air kabupaten/kota.
• Bila wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air kabupaten/kota yang
bersangkutan tidak atau belum terbentuk, maka rancangan pola
pengelolaan sumber daya air yang disusun oleh Dinas, setelah melalui
konsultasi publik dengan instansi teknis dan unsur masyarakat terkait,
disampaikan kepada bupati/walikota untuk ditetapkan menjadi pola
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota.
_____________________
·~-----~
I
DINAS KABJKOTA (UPT)
Menyusun/sbg.lnisiator
PKM
MASYARAKAT/
SEKTOR TERKAIT
·----------
konsu/tasi
konsu/tasi
Gambar 4. 1 Proses penetapan 9ola pengelolaari sumber daya air wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
KEPUTUSAN GUBERNUR
Gubemur
Bupati/Walikota terkait
membahas bersama
Gambar 4.2 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
lintas kabupaten/kota
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
Wadah Koordinasi
S[)AWS
merumuskan
KEPUTUSAN MENTER!
menyerahkan kpd. Menter!
tidak Gubemur terkait
(mellbatkan Bupati/Walikota)
Gambar 4.3 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
lintas provinsi
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
:PKM
..-------------. I
.___ _____
MASYARAKAT/
INSTANSI
·---------- ---- -----'
:
___.,:
Gambar 4.4 Proses penetapan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
lintas Negara
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
~ __ __
'-----.------':PKM
__.__ ___,, I
MASYARAKATnNSTANSI :
(SEKTOR) TERKAIT :
---------- _________ J
KEPUTUSAN MENTER!
- Ment~ri
- Gubernur menyampaikan
' - - - - - - - - BupatLWalikota
Membahas bersama
Gambar 4.5 Proses penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
strategis nasional
(sumber: PerMen PU Nomor 22/PRT/M/2009)
4.2.2 Penetapan
Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air yang telah ditetapkan
menjadi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air digunakan sebagai landasan
bagi seluruh pemilik kepentingari, dalam pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
4.3 LATIHAN
1. Peserta latihan diminta untuk menjelaskan proses penetapan rancangan
pola pengelolaan sumber daya air menjadi pola pengelolaan sumber
daya air 1Jntuk semua jenis wilayah sungai.
2. Peserta latihan diminta menjelaskan proses penetapan rancangan pola
pengelolaan jika tim koordinasi pengelolaan sumber daya air belum
terbentuk.
AFEKTIF:
1. Mengetahui, memahami, dan mampu melaksanakan
PKM 1.
2. Memiliki kemampuan dalam untuk melaksanakan PKM 2.
3. Mengetahui dan memahami proses penetapan pola
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota, wilayah sungai lintas kabupaten/kota,
wl!ayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas
PSIKOMOTORIK :
1. Mampu mengklasifikasi dan menginventarisasi data yang
terkait dengan aspek-aspek pengelolaan sumber daya air
pada suatu wilayah sungai.
2. Mampu mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis
mengenai kondisi lingkungan, kondisi sumber daya air dan
permasalahan pada wilayah sungai yang bersangkutan,
yang mencakup aspek konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya
rusak air, sistem informasi sumber daya air, dan
pemberdayaan dan pen!ngkatan peran masyarakat serta
dunia usaha saat ini.
skenario kondisi
wilayah sungai.
4.Penyusunan I
rancangan pola
3. Mampu
pengelolaan
I
menganalisis
sebagai dasar sumber daya air:
pertimbangan • Perumusan visi
pengelolaan dan misi.
sumber daya air.
4. Mampu • Altematif pilihan
menyusunan strategi I
rancangan pola pengelolaan I
pengelolaan sumber daya air.
sumber daya air: • Konsep kebijakan
• Perumusan visi
d<m misi. operasional.
• Altematif pilihan 1 5. Pertemuan
strategi Konsultasi
pengelolaan Masyarakat 2
sumber daya air. (PKM 2).
• Konsep kebijakar 6. Penyempumaan
operasior.al.
5. Mampu rancangan pola
melaksanakan pengelolaan
Pertemuan sumber daya air
Konsultasi
Masyarakat 2
(PKM 2).
6. Mampu I
menyempumakan I
rancangan pola
pengelolaan j I
sumber dava air I _J
I. FORMAT:
1. Format laporan A4 (potrait)
2. Wama dasar sampul biru muda polos (tanpa gambar/peta/skema/foto) dilaminating
3. Tulisan judul herwama hitam, ketentuan font dan jenis huruf sesuai contoh
4. Dicantumkan tahun penetapan Pola PSDA-WS
5. Format sampul
POLA
TAHUN ...... .
LAMPIRAN-LAMPIRAN