SOSIOLOGI
I. Sejarah Singkat Perkembangan Teori Sosiologi.
Sosiologi di bentuk oleh setting sosialnya, yang tidak hanya berasal dari kondisi
sosialnya tetapi juga lingkungan sosialnya sebagai basis masalah pokoknya.
Kondisi sosial terpenting abad 19 dan awal abad 20 yang sangat signifikan dalam
perkembangan teori sosiologinya.
Berdasarkan sejarah, sosiologi muncul setelah terjadi ancaman terhadap dunia,
yaitu terjadi perubahan secara mendasar dan berjangka panjang di Eropah
seperti : ‘ Industri, Urbanisasi, dan Rasionalisasi ‘.
Revolusi politik dan revolusi industri yang melanda Eropah terutama di abad 19
dan awal abad 20 merupakan faktor langsung yang memunculkan teori sosiologi.
Revolusi industri merupakan puncak transformasi di dunia barat dari corak
sistem pertanian menjadi sistem industri, berakibat :
1. Banyak orang meninggalkan usaha pertanian dan beralih ke pekerjaan
industri.
2. Banyak pabrik didirikan dan berkembang pesat berkat kemajuan teknologi.
3. Birokrasi ekonomi berskala besar muncul untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan industri, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis.
4. Harapan utama sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah pasar bebas tempat
memperjualbelikan berbagai produk industri.
5. Dalam sistem ekonomi kapitalis hanya segelintir orang mendapat keuntungan
sangat besar sementara sebagian besar lainnya bekerja membanting tulang
dalamkerja yang panjang menerima upah yang rendah.
Dari situasi seperti itulah muncul reaksi menentang sistem industri dan
kapitalisme, yang selanjutnya diikuti oleh ledakan gerakan buruh dan berbagai
gerakan radikal lain yang bertujuan menghancurkan sistem kapitalis.
Revolusi industri, kapitalisme dan reaksi pertentangan tersebut menimbulkan
pergolakan dahsyat dalam masyarakatBarat. Pergolakan ini pula yang sangat
mempengaruhi para sosiolog.
Menurut Doyle Paul Johnson, dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern :
Tokoh Sosiologi Klasik (Classical Founders), ialah :
“ Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber, & George
Simmel”.
Penganut perspektif masa kini (Contemporary Perspectives), ialah :
“ George Herbert Mead, George C.Homas, Erving Goffman, Jhon Thibaut &
Harold H.Kelley, Petter M.Blau, Talcott Parsons, Robert K.Merton, C.Wright
Mills, Ralf Dahrendorf, Lewis A.Coser, Randal Collins, dan lain-lain”.
Pada awal perkembangannya sosiologi di dominasi oleh para ahli teori secara
individual (Sosiologi Klasik), kemudian mengalami pergeseran ke aliran-aliran
Teori Sosiologi (Sosiologi Modern) Perspektif Sosiologi.
Pemikiran para perintis awal dan para tokoh sosiologi masa kini, ada
kesinambungan atau benang merah. Oleh karena sebagian besar konsep dan teori
sosiologi masa kini berakar pada sumbangan pikiran tokoh klasik.
Misal : Tokoh masa kini seperti Mills, Dahrendorf, Coser , Collins,
dipengaruhi pemikiran Karl Marx yang hidup abad 18 dengan teori
konfliknya.
(Tuhan atau Alam), memusatkan perhatian terhadap alam fisik dan dunia
sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengetahuinya. IPTEK
mempunyai wewenang dan berkuasa.
4. Perspektif Konflik.
Perspektif ini didasarkan pada karya Karl Marx (1818-1883)
Pertentangan dan eksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan-
kekuatan dalam sejarah..
Melihat masyarakat berada dalam konflik terus menerus diantara kelompok dan
kelas.
Masyarakat terikat bersama, karena kekuatan dari kelompok / kelas yang domi-
nan.
Konsensus = Ciptaan kelompok / kelas yang dominan untuk memaksakan
nilai-nilai serta peraturan mereka terhadap semua orang.
SOSIOLOGI
Materi Pengantar Sosiologi
I. PENGERTIAN SOSIOLOGI.
Pada abad ke-19, seorang ahli filsafat berbangsa Perancis “ Auguste Comte “
(Isidore Auguste Fracois Marie Xavier Comte) menulis buku yang berisikan
pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Beliau memberi
nama pada ilmu yang baru tersebut adalah SOSIOLOGI (Tahun 1839).
Istilah Sosiologi yang terdiri dari kata : “Socius” (bahasa Latin) dan “Logos”
(Bahasa Yunani).
- Socius : Teman / Kawan.
- Logos : Pengetahuan / Ilmu.
Sosiologi artinya :
“ Pengetahuan/ Ilmu yang berbicara tentang manusia berteman atau
bermasyarakat”.
Dimana saja orang hidup bersama dan saling mempengaruhi peri-lakunya, disana
ada ‘Masyarakat’ yang menjadi sasaran studi : SOSIOLOGI.
Sosiologi adalah ilmu yang lahir dari observasi dan renungan ‘ilmiah’ manusia
atas kehidupan bersama.
Dipakai kata ilmiah :
Pemikiran ilmiah selalu hendak menerompong
sampai ke latar belakang dari gejala-gejala yang nampak dipermukaan, serta
memasalahkan penyebabnya (rangkaian sebab akibat).
3. Isidore Auguste Fracois Marie Xavier Comte. (Auguste Comte, 1789 – 1857)
seorang berbangsa Perancis.
Sosiologi : Ilmu positif tentang masyarakat.
Kata Sosiologi berasal dari Comte.
Sering disebut sebagai Bapak Sosiologi.
1. Peter L.Berger.
Sosiologi : Studi Ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan
individu. Artinya, Sosiologi adalah Ilmu (science).
Empat sifat Sosiologi itu suatu ilmu :
DURKHEIM WEBER
TEKANANNYA : MASYARAKAT INDIVIDU
• Memaksa • Bebas
• Umum • Unik / Khusus
SIFAT-SIFATNYA :
• Eksternal / Objektif. • Internal / Subjektif
• Interpretatif
Daftar Pustaka :
1. Kamanto Sunarto, (2000), Pengantar Sosiologi (Edisi Kedua), Jakarta, Lembaga Penerbit FE UI.
2. Karel J. Veeger (1997), Realitas Sosial, Jakarta, Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik dan PT
Gramedia Pustaka Utama.
3. Ritzer, George. (2005), Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Terjemahan
Alimandan), Jakarta, Rajawali.
Materi Pengantar Sosiologi
4. Soerjono Soekanto, (1999), Pengantar Sosiologi, (Cetakan 27), Jakarta, Raja Gratindo Persada
INDIVIDU DAN MASYARAKAT
A. HAKIKAT MANUSIA.
Hakikat manusia dapat ditinjau dari berbagai aspek, namun pada dasar-nya
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia, disebut “MONOPLURALIS “
artinya Jamak yang Satu.
MAKHLUK INDIVIDUAL
HAKIKAT SIFAT KODRAT
MANUSIA MAKHLUK SOSIAL
PRIBADI BERDIRI
KEDUDUKAN SENDIRI (Otonom)
KODRAT
MAKHLUK TUHAN
Ada 3 (tiga) aspek yang melekat pada diri Individu dari hasil sentuhan interaksi :
1. Aspek Organik Jasmaniah Raga / Fisik.
2. Aspek Psikis Rohaniah Bahasa, adat istiadat, agama, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dll.
3. Aspek sosial kebersamaan Tidak bisa hidup sendiri, tergantung dengan
orang lain.
Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadi yang terbentuk dari
masyarakatnya, ada 3 (tiga) bentuk kemungkinan :
1. Menyimpan dari norma kolektif
2. Kehilangan individualitasnya/ takluk kepada norma kolektif
3. Mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan / pengacau.
II. MASYARAKAT.
A. PENGERTIAN MASYARAKAT.
Pengertian Masyarakat, adalah :
Suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lainnya
terbentuk “Kehidupan Sosial”.
BENTUK MASYARAKAT :
Materi Pengantar Sosiologi
KEBUDAYAAN
Materi Pengantar Sosiologi
Kultur = Segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam
Kebudayaan dari bahasa sansekerta : ‘Buddhayah’, bentuk jamak dari kata
Buddhi budi dan akal (budi & daya) Karsa (kehendak).
Definisi Kebudayaan :
1. E.B.Taylor.
Semua yang mencakup: pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, hukum,
adat istiadat, dan kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Alvin L.Betrand.
Sebagai semua cara hidup (ways of life) yang dipelajari dan diharapkan
sama-sama di ikuti oleh para anggota dari suatu kelompok masyarakat
tertentu
SKEMA KEBUDAYAAN :
- RASA - Ideologi
(estetika) - Kesenian
- Ekspresi Membentuk
(dari jiwa) Cara Pandang
Hidup dari
KARSA - CIPTA - Filsafat suatu Kelom-
(Pikiran) - Ilmu Pengetahuan pok / Masyara-
kat tertentu.
- KARYA - Teknologi
(Hasil) - Material
Fungsi Kebudayaan :
Mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertidak, berbuat,
menentukan sikap kalau mereka berhubungan dengan orang lain.
Ada 3 (tiga) prinsip Kebudayaan :
1. Hasil usaha manusia baik berupa material atau spiritual
2. Kebudayaan milik dan warisan sosial adanya interaksi sosial
3. Enkulturasi : adanya proses pendidikan kepada generasi selanjutnya
Hasil Budaya :
Membentuk ‘Pola Tingkah Laku’ dalam kehidupan manusia, akan
mempengaruhi :
Cara Berpikir dan Gerak sosial seseorang / kelompok.
Materi Pengantar Sosiologi
2. Dinamis,
Adanya unsur-usur kebudayaan baru yang masuk ke unsur-unsur kebudayaan
lama, terjadi perubahan sosial.
3. Disfertif,
Adanya penolakan atau ketidakmenerimaan / ketidakmengertian terhadap
unsur-unsur kebudayaan baru.
Cultural Survival :
Adanya suatu cara tradisional yang tidak mengalami perubahan sejak dahulu
hingga sekarang.
Sanksi (sanction), merujuk reaksi yang diperoleh orang karena menaati atau
melanggar norma. Sanksi positif (positive sanction), menyatakan persetujuan
terhadap diikutinya suatu norma. Sanksi negatif (negative sanction), mencermin
kan ketidaksetujuan terhadap pelanggaran suatu norma. Sanksi positif bisa
berupa materi ( hadiah, piala, kenaikan gaji, dll), ataupun non materi
(senyuman, pelukan, tepukan, dll). Sanksi negatif bisa berupa materi (denda,
dll), atau non materi (kata-kata keras, gerak isyarat, kepalan tinju, di pecat, dll).
Substansi Utama Kebudayaan :
1. Sistem Pengetahuan,
Materi Pengantar Sosiologi
4. Kepercayaan,
Suatu rangkaian keyakinan dari kelompok masyarakat tertentu mengenai alam
gaib (diluar logika). Kepercayaan disini bukan hanya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, lebih luas lagi misalnya percaya terhadap roh nenek moyang
(animisme), dan kepercayaan terhadap benda yang memiliki ke-kuatan gaib
(dinamisme)
5. Persepsi,
Adalah suatu pemikiran seseorang yang digunakan untuk memahami kejadian
atau gejala dalam kehidupan.
6. Etos Kebudayaan,
Watak khas suatu kebudayaan yang tampak dari luar atau dapat dilihat oleh
orang luar / asing. Contoh: Kebudayaan Batak dipandang masyarakat Jawa
sebagai masyarakat yang agersif, kasar, tegas, konsekwen, dan lugas.
Kebudayaan Jawa dipandang masyarakat Batak sebagai masyarakat yang
memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, feodal,
serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
Bentuk-bentuk kebudayaan :
Kebudayaan Materi :
Segala sesuatu yang telah diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai
bentuk yang dapat dilihat dan diraba. Contoh : pakaian, batik, mobil, televisi, dll.
Kebudayaan Non Materi :
Materi Pengantar Sosiologi
Semua buah karya manusia yang dia gunakan untuk menjelaskan serta
dijadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya. Ada 2 kategori kebudayaan
non-materi :
Norma-norma.
- Standar-standar tingkah laku yang terdapat didalam semua masyarakat.
Misal : Cara berpakaian, bertingkah laku, dll.
Institusi-institusi.
- Kumpulan dari norma-norma yang telah diciptakan untuk dapat
melaksanakan suatu fungsi dari masyarakat.
Misal : Institusi keluarga, terdiri dari norma-norma Agama, norma tata
kelakuan, norma adat istiadat, dll.
Unsur-Unsur Kebudayaan :
Dalam sistem kebudayaan terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya, antara lain :
Alat-alat teknologi.
Sistem Ekonomi.
Keluarga.
Kekuasaan Politik.
Asimilasi :
Adanya perpaduan dua unsur kebudayaan yang kemudian melahirkan
kebudayaan baru.
Difusi :
Penyebaran unsur kebudayaan baru kedalam suatu masyarakat.
MASYARAKAT KEBUDAYAAN
KEPRIBADIAN
(IDENTITAS)
Materi Pengantar Sosiologi
INTERAKSI SOSIAL
Materi Pengantar Sosiologi
Role Taking
(pengambilan
peran )
Manusia Mengamati proses sosial : Interpretasi
Melalui Interaksi
Role Making
( pembuatan
peran )
Mengenai Waktu.
• Bagi seseorang yang kebudayaannya memberi arti penting pada aturan
mengenai ketepatan waktu keterlambatan dianggap suatu penghi-naan
tidak mempunyai rasa tanggung jawab (E.T.Hall, 1981 : 9)
INTERAKSI SOSIAL.
Pengertian Interaksi Sosial :
• Menurut H. Booner :
Hubungan antara 2 individu / lebih, dimana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya.
• Menurut Gillin & Gillin :
Hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok
orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
2 Adanya Komunikasi,
Proses menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak lain sehingga terjadi
pengertian bersama. Ada dua pihak yang terlibat, pihak yang menyampaikan
pesan disebut ‘Komunikator’, dan pihak penerima pesan disebut ‘
Komunikan’.
Cooperation,
Proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pe-laksanaan
politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
Coalition,
Kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang
sama.
Akomodasi (Accomodation).
Istilah akomodasi menunjuk pada suatu keadaan, digunakan dalam dua arti,
yaitu :
Materi Pengantar Sosiologi
Compromise,
Dimana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Arbitration,
Suatu cara mencapai kompromi, apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup
untuk mencapainya sendiri.
Mediation,
Diundang pihak ketiga yang netral dalam perselisihan yang ada.
Conciliation,
Usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih bagi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
Tolerantion,
Bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil bentuknya.
Stelemate,
Suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang
seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Adjudication,
Perselisihan perkara atau sengketa di pengadilan.
SOSIALISASI
Materi Pengantar Sosiologi
Konsep penyesuaian diri berasal dari Biologi, merupakan konsep dasar da-
lam Teori Evolusi Darwin istilah yang digunakan = ADAPTASI
Menurut teori ini :
Hanya organisasi yang paling berhasil menyesuaikan diri terhadap lingku-
ngan fisiknya sajalah yang dapat tetap hidup.
Dalam ilmu sosial (khususnya Psikhologi), Proses Penyesuaian diri disebut :
ADJUSTMENT
2. Proses Asimilasi,
Individu mengubah tuntutan atau kondisi-kondisi lingkungannya berda-
sarkan impulsnya.
Misal : Untuk mengubah tanah pertanian yang tandus menjadi subur
orang menggunakan pupuk.
Melalui proses akomidasi dan asimilasi itu individu mengatasi konflik tuntu-
tan-tuntutan, baik tuntutan internal maupun eksternal, baik tuntutan fisik mau-
pun tuntutan sosial terhadap dirinya.
Materi Pengantar Sosiologi
4. Karel J.Veeger,
Seorang anggota masyarakat tidak hanya digembleng dan dicetak oleh ma-
syarakat, tetapi ia juga membangun dunianya sendiri,
Artinya; Dimana ia berpikir dan berkemauan serta bertanggung jawab sen-
diri, Proses Kedewasaan dan Pemantangan Diri.
1. Sosialisasi Primer,
Proses belajar pertama kali diterima individu,
Keluarga dari sejak lahir membentuk sikap dasar.
2. Sosialisasi Sekunder,
Proses belajar individu dari masyarakat : Tetangga, sekolah, kelompok
bergaul, dll.
Terbentuk pada saat pembuahan bertemunya sel jantan dan sel betina
potensi-potensi yang diwarisi oleh ayah dan ibunya.
2. Lingkungan Prenatal,
Lingkungan dalam kandungan ibu sel telor yang dibuahi ber-
kembang sebagai embrio dan fetus dalam lingkungan prenatal. Di lingku-
ngan prenatal mendapat pengaruh-pengaruh tiiidak langsung dari ibu, an-
tara lain :
a. Beberapa jenis penyakit : Diabetes, Siphilis, dll.
b. Gangguan endokrin keterbelakangan perkembangan anak.
c. Struktur tubuh ibu (daerah panggul).
d. Shock pada kelahiran ; luka saat kelahiran ; lemah pikiran.
3. Perbedaan Individual,
Meliputi perbedaan : Ciri-ciri fisik, fisiologik, mental dan emosional, dan
ciri-ciri personal dan sosial.
4. Lingkungan,
Kondisi-kondisi disekitar individu. Lingkungan dapat dikategorikan :
1. Lingkungan alam; keadaan tanah, iklim, flora dan fauna.
2. Lingkungan kebudayaan; cara hidup kelompok masyarakatnya.
3. Lingkungan manusia; memberi stimulasi.
Perkembangan sosial manusia mempunyai 2 aspek :
i. Proses Sosialisasi,
Proses belajar sosial sepanjang hidup ( Life Long Process )
ii. Proses Pembentukkan Kesetiaan Sosial (Formation of Social Loyalities).
A. Proses Sosialisasi,
Ada 2 dasar proses sosialisasi manusia, yaitu :
1. Sifat tergantung manusia kepada manusia lain, semenjak lahir sampai
ajal datang.
2. Sifat adaptabilitas dan intelegensi manusia.
Pengawasan, pembatasan,
hambatan, dari masyarakat.
Proses Individu bersifat reseptif
Sosialisasi & kreatif terhadap indivi-
Individu du lain / masyarakatnya.
Bimbingan, dorongan, stimulasi,
Motivasi dari masyarakat.
2. Didatic Teaching,
Mengajarkan berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan cera-
mah , penjelasan dan pemberian informasi melalui pendidikan
formal dan non formal.
3. Pemberian Contoh (imitasi),
Tingkah laku orang dewasa ditiru oleh anak (proses imitasi) nilai-
nilai, sikap, keyakinan dan cita-cita.
SAUDARA TEMAN
SISWA REMAJA PEKERJA
ANGGOTA LAKI-LAKI PACAR
KELOMPOK
AGAMA
SAUDARA TEMAN
SUAMI ORANG AYAH
PEKERJA DEWASA WARGA NEGARA
ANGGOTA LAKI-LAKI ANGGOTA PERKUM-
KELOMPOK PULAN
AGAMA
Seorang individu banyak memiliki ‘peran’ sesuai dengan status yang dimiliki
dapat menimbulkan konflik peran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paul Allen Beck dapat digambarkan dengan
grafik dibawah ini:
Kelompok Bergaul
100%
Keluarga
80%
Sekolah
Keterangan:
Individu pada masa awal kehidupannya, lebih banyak mengalami sosialisasi di
lingkungan
60% keluarganya.
0 10 20 30 40 50
Umur Individu
Materi Pengantar Sosiologi
Dengan
20%bertambahnya umur, kelompok bergaul mulai dikenal dan dimasuki
dan peran keluarga sedikit demi sedikit mulai berkurang.
Ketika sudah duduk di bangku sekolah, waktu untuk keluarga makin
berkurang. Dan dia harus membagi waktu antara keluarga, sekolah dan untuk
kelompok bergaulnya.
Akhirnya, diantara ketiga sarana sosialisasi; Kelompok bergaullah yang lebih
banyak berperan dalam proses sosialisasi seorang individu.
Materi Pengantar Sosiologi
Keterangan:
1. Proses belajar individu sesuai nilai dan norma dengan cara mengadopsi kebiasaan, sikap dan ide-ide di masyarakat.
2. Unsur-unsur yang diadopsi tersebut mendarah daging ke dalam jiwa dan tingkah laku individu untuk dipatuhi, ditaati dan diikuti. Bila proses
sosialisasi sempurna masuk ke tahap berikutnya.
3. seorang individu keberadaannya akan diakui dan diterima kemudian ia mendapat peran sosial dan berkiprah di masyarakatnya.
4. Hasil dari sosialisasi akan melahirkan seorang individu yang beridentitas di masyarakatnya dan terbentuk kemandirian serta kepribadian si
individu.
5. Jika proses sosialisasi tidak sempurna, maka akan terjadi penyimpangan nilai dan norma yang ada di masyarakat sehingga si individu tersebut
harus melakukan proses sosialisasi kembali (Re-Sosialisasi).
34
Materi Pengantar Sosiologi
35