Nimotuzumab)
MAKALAH
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali
Disusun oleh :
SINDY YOLANDA
NPM 5219026
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Contoh Antibodi
Monoklonal (Trastuzumab, Pertuzumab, Dan Nimotuzumab)” dengan efektif dan
efisien. Sholawat beserta salam tidak lupa penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Imunologi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca
bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7
2.1 Air Minum...........................................................................................7
2.2 Depot Air Minum................................................................................12
2.3 Penyakit Yang dapat Ditularkan Melalui Air.......................................14
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................33
3.1 Kesimpulan ......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................57
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Antibodi adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari
pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari
antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.
Sebagaimana telah diketahui bahwa antibodi dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan antigen di dalam tubuh. Walaupun imunologi khususnya
imunokimia telah cukup maju, antibodi yang digunakan untuk mengenali suatu
antigen masih dibuat dengan cara yang konvensional, yaitu mengimunisasi hewan
percobaan, mengambil darahnya dan mengisolasi antibodi dalam serum sehingga
menghasilkan antibodi poliklonal. Apabila dibutuhkan antibodi dalam jumlah besar
maka binatang percobaan yang dibutuhkan juga sangat besar jumlahnya.
Namun jumlah antibodi yang dapat diproduksi melalui binatang untuk
memenuhi kebutuhan antibodi yang spesifik untuk tujuan diagnostik masih dirasakan
sangat kurang. Idealnya antibodi spesifik dapat dibuat secara in vitro, sehingga
dapat diproduksi antibodi dalam jumlah besar tanpa terkontaminasi dengan antibodi
lain yang tidak dikehendaki. Dalam antibodi poliklonal jumlah antibodi yang spesifik
sanagt sedikit, sangat heterogen karena dapat mengikat macam-macam epitop dan
sangat sulit menghilangkan antibodi lain yang tidak diinginkan.
Pada tahun 1975, Kohler dan Milstein memperkenalkan cara baru untuk
membuat antibodi dengan mengimuniasasi percobaan, kemudian sel limfositnya
difusikan dengan sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat dibiakkan terus menerus
(immortal) dan membuat antibodi yang homogen yang diproduksi oleh satu klon sel
hibrid. Antibodi yang homogen ini disebut dengan antibodi monoklonal yang
mempunyai sifat lebih spesifik dibandingkan dengan antibodi poliklonal karena
hanya dapat mengikat 1 epitop antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas.
Terobosan Georges Kohler, Cesar Milstein dan Niels Jerne, yang mendapat hadiah
Nobel pada tahun 1985 berkat hasil penemuannya tentang antibodi monoklonal,
telah membawa perubahan besar dalam produksi antibodi secara in vitro.
Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua jenis
sel, yaitu sel limfosit b yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma)
yang dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel limfosit B
dengan sel kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma.
Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik
mempunyai sifat yang identik akan memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi
yang diproduksi oleh sel aslinya, yaitu sel limfosit B. Hal penting yang harus
diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang dapat mensekresi
antibodi yang spesifik. Karena antibodi yang diproduksi berasal dari sel hibridoma
tunggal (mono-klon), maka antibodi yang diproduksi disebut dengan antibodi
monoklonal.
Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak terbatas
dalam kultur sel, sehingga mampu memproduksi antibodi homogen yang spesifik
(monoklonal) dalam jumlah yang hampir terbatas.
Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen, sangat spesifik
dan dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar sehingga sangat
menguntungkan jika digunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa jenis kit antibodi
monoklonal telah tersedia di pasaran untuk medeteksi bakteri patogen dan virus,
serta untuk uji kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibodi Monoklonal
Salah satu hasil Teknik hybridoma yaitu antibody monoclonal. Antibody
adalah antibody sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel – sel positif sejenis.
Antibody ini dibuat oleh sel – sel hybridoma (hasil fusi dua berbeda ; penghasil sel
positif limpa dan sel myeloma) yang dikultur. Bertindak sebagai antigen yang akan
menghasilkan antibody adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan
kehamilan. Antibody monklonal adalah zat yang diproduksi sel gabungan tipe
tunggal yang memiliki kekhususan tambahan yang dapat mengenali dan mengikat
antigen yag spesifik.
Antibodi monoklonal dibuat dengan dari sel hibrid yang mempunyai sifat lebih
baik dari antibodi poliklonal karena hanya mengikat 1 epitop serta dapat dibuat
dalam jumlah tak terbatas. Terobosan teknik hibridoma yang menghasilkan antibodi
monoklonal terhadap antigen, membuka era baru cara identifikasi dan memurnikan
suatu molekul pada berbagai disiplin ilmu, juga membuka cakrawala dalam prosedur
diagnostik dan pengobatan dan pencegahan alternatif pada keganasan dan
berbagai macam penyakit lain.
Sel tertentu yang membuat immunoglobulin untuk dilepaskan ke dalam
sirkulasi disebut sel plasma. Sel-sel itu menetap pada sumsum tulang bersama
dengan prekusor sel darah. Satu individu sel plasma membelah dan menghasilkan
satu jalur sel keturunan atau disebut juga klon, sel-sel yang dihasilkan tersebut
melanjutkan sintesis antibodi yang sama dan spesifik terhadap satu antigen.
Pada teknologi antibodi monklonal, sel tumor yang dapat mereplikasi tanpa
henti digabungkan dengan sel mamalia yang memproduksi antibodi. Hasil
penggabungan sel ini adalah hibridoma, yang akan terus memproduksi antibodi.
Antibodi monoklonal mengenali setiap determinan yang antigen (bagian dari
makromolekul yang dikenali oleh sistem kekepalan tubuh / epitope). Mereka
menyerang molekul targetnya dan mereka bisa memilahantara epitope yang sama.
Selain sangat spesifik, mereka memberikan landasan untuk perlindungan melawan
patogen.
Sumber : http://www.mdzol.com
Mekanisme Kerja :
2. Pertuzumab
Sumber : cienciadecuba.wordpress.com
KESIMPULAN