Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA 1
POROSITAS

DI SUSUN OLEH:
Agung Dwi Satriawan (1615142003)
Fijar Rhobbany Amir (1815142006)
Debby Cahyanti (1815141007)
Fitrizky Ramadhani Nur Ainaya (1815141015)

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul Laporan Praktikum Porositas mata kuliah Geohidrologi ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Geohidrologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab mata
kuliah geohidrologi ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami terkait geohidrologi. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan kami ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
dijadikan acuan dalam memperbaiki laporan kami kedepannya.

Makassar, 4 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Praktikum.........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
A. Air Tanah.....................................................................................................2
B. Porositas.......................................................................................................3
C. Lempung......................................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................5
A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Praktikum..................................................5
B. Alat dan Bahan.............................................................................................5
C. Metode yang Digunakan..............................................................................8
D. Langkah Kerja..............................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
A. Hasil...........................................................................................................10
B. Pembahasan................................................................................................10
BAB V PENUTUP................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geohidrologi adalah ilmu yang mempelajari air yang berada di dalam
tanah (groundwater/airtanah). Air Tanah adalah air (yang berasal dari air
hujan) yang tersimpan pada rongga-rongga (porosity/intencities) batuan atau
tanah pada rongga jenuh yang bergerak. Rongga jenuh disebut juga saturated
zone. Air Tanah bergerak dengan kecepatan maksimum 10m/hari
dankecepatan minimum 1m/hari. Secara umum berarti ada airtanah yang
bergerak lebih cepat dan lebih lambat dari 10m/hari dalam kondisi tertentu.
namun ada juga dalam suatu tempat yang airtanahnya tidak bergerak.
Kecepatan airtanah bergantung dari kemiringan lereng, jenis batuan, dan
struktur batuan. Tidak setiap batuan memiliki porositas, tergantung dari jenis
batuannya.
Porositas suatu medium adalah perbandingan volum rongga – rongga
pori terhadap volum total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya
dinyatakan dalam persen dan disebut porositas. Porositas juga dapat
dinyatakan dalam ‘acre – feet’, yang berarti volum yang dinyatakan sebagai
luas dalam ‘acre’ dan ketebalan reservoir dalam kaki (feet). Selain itu dikenal
juga istilah porositas efektif, yaitu apabila bagian rongga – rongga di dalam
batuan berhubungan, sehingga dengan demikian porositas efektif biasanya
lebih kecil daripada rongga pori – pori total yang biasanya berkisar dari 10
sampai 15 persen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu,:
1. Pengertian Porositas
2. Bagaimana cara menghitung tingkat porositas pada material yang berbeda
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu, mahasiswa diharapkan dapat
menghitung tingkat porositas pada material yang berbeda

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Air tanah
Sistem pori tanah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah bahan
organik, jenis dan jumlah liat, kelembaban, pemadatan tanah dan manajemen
tanah (Kutilek et al., 2006; Wairiu and Lal, 2006; Chun et al., 2008; Churchman
et al., 2010). Karakteristik pori menggambarkan jumlah, ukuran, distribusi,
kontinuitas dan stabilitas pori tanah. Karakteristik pori tanah sangat berperan
besar dalam menentukan pergerakan air dalam tanah dan mempengaruhi
kemampuan tanah dalam meretensi air. Sebagai suatu sistem, masing-masing
karakter akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Setiap perubahan pada
satu karakter akan mempengaruhi karakter yang lain. Perubahan terhadap pori
akan mengurangi jumlah, ukuran dan kuantinuitas pori (Wahyunie, 2016).
Air menempati ruang pori di dalam tanah. Berdasarkan diameter ruangnya
Jongerius (1957) membagi pori tanah menjadi 3 kelas, yakni : makropori dengan
diameter ≥ 90 mm, mesopori (90-30 mm) dan mikropori (< 30 µm). Air yang
terikat pada mikropori merupakan air higrokopis atau tidak tersedia bagi tanaman.
Pergerakan air dalam tanah atau konduktivitas hidraulik tanah terbagi atas dua,
yakni konduktivitas hidraulik jenuh (permeabilitas) dan konduktivitas hidraulik
tidak jenuh. Permeabilitas tanah sangat dipengaruhi oleh karakteristik pori
terutama kestabilan pori yang ditentukan oleh kestabilan agregat tanahnya. Pori
yang berada dalam agregat tanah yang stabil akan mempercepat bergeraknya air,
pada pori yang berada dalam agregat tanah yang tidak stabil, maka pori akan
mudah tertutup akibat hancurnya agregat tanah dan menghambat pergerakan air.
Bentuk dan jumlah pori sangat dipengaruhi oleh kandungan liat tanah (Zaffar dan
S.G. Lu, 2015). Tanah Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat yang
tinggi. Kandungan liat pada vertisol lebih dari 30 % di semua horison, dengan
montmorillonit sebagai mineral liat yang dominan (FAO, 1990). Salah satu sifat
penting dari montmorillonit adalah sifat mengembang dan mengerut yang
kadarnya berhubungan dengan perubahan kandungan air tanah. Proses

2
mengembang dan mengkerut pada tanah dengan kandungan liat tinggi secara
nyata mempengaruhi perubahan pori tanah (Balbino et al., 2002; Alaoui et al.,
2011).
B. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang yang
terdapat diantara serbuk yang berupa poripori (ruang diantara serbuk yang selalu
terisi oleh fluida seperti udara, minyak atau gas bumi) terhadap volume serbuk
secara keseluruhan. Porositas material dipengaruhi oleh struktur mikronya.
Struktur mikro member-kan informasi tentang orientasi kristalin distribusi
material penyusun, cacat, batas butir, ukuran butir atau pori. (Mohammad Ridha
dan Darminto, 2016).
Porositas adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume
total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen. (Irham
Nurimiyanto, 2016).
volume pori− pori
ϕ= x 100 %
volume keseluruhanbatuan
Pori merupakan ruang di dalam batuan yang selalu terisi oleh fluida, seperti
air tawar/asin, udara atau gas bumi. Porositas efektif yaitu apabila bagian rongga
pori-pori di dalam batuan berhubungan. Porositas efektif biasanya lebih kecil
daripada rongga pori-pori total yang biasanya berkisar dari 10% sampai 15%.
Porositas efektif dinyatakan sebagai berikut:
Volume pori− pori bersambungan
ϕe x 100 %
volume keseluruhan batuan
Porositas merupakan parameter reservoir yang merepresentasikan kapasitas
cadangan (storage capacity) hidrokarbon. Porositas tertentu dapat berkisar dari nol
sampai besar sekali, namun biasanya berkisar antara 5 sampai 40 persen, dan
dalam prakteknya berkisar hanya dari 10 sampai 20 persen saja. Porositas 5 persen
biasanya disebut porositas tipis (marginal porosity) dan umumnya bersifat non
komersiil, kecuali jika dikompensasikan oleh adanya beberapa factor lain. Secara
teoritis porositas tidak bisa lebih besar dari 47,6 persen. (Maulananingsi, 2015).

C. Lempung

3
Lempung adalah tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm dan
mempunyai partikel-partikel tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada
tanah bila dicampur dengan air. (Andi Setyo Srigunarti, 2014).
Menurut (Chen, 1975 dalam Supriyono, 1997) untuk tanah lempung
ekspansif, kandungan mineralnya adalah montmorilonit yang mempunyai luas
permukaan yang lebih besar dan sangat mudah menyerap air dalam jumlah
banyak, bila dibandingkan dengan mineral lainnya, sehingga tanah mempunyai
kepekaan terhadap pengaruh air dan sangat mudah mengembang. Potensi
pengembangannya sangat erat hubungannya dengan indeks plastisitasnya,
sehingga suatu tanah lempung dapat diklasifikasikan sebagai tanah yang
mempunyai potensi mengembang tertentu didasarkan Indeks Plastisitasnya. (Andi
Setyo Srigunarti, 2014).

BAB III

4
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum


Praktikum Geohidrologi untuk uji porositas ini dilaksanakan pada hari
Rabu dan Sabtu, tanggal 24 dan 27 Februari 2021 di Laboratorium Geografi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Gelas ukur 1000ml

Gambar 3.1 Gelas 1000ml


2. Beaker

Gambar 3.2 Beaker

3. Air berwarna

5
Gambar 3.3 Air Berwarna
4. Kelereng

Gambar 3.4 Kelereng


5. Kerikil

Gambar 3.5 Kerikil

6. Batu hias

6
Gambar 3.6 Batu Hias
7. Pasir

Gambar 3.7 Pasir


8. Lempung

Gambar 3.8 Lempung

C. Metode yang Digunakan

7
Adapun metode praktikum yang dilakukan pada pengamatan porositas
adalah:
1. Mengukur volume total material
2. Mengukur pori material
3. Menghitung nilai porositas dengan menggunakan rumus:
volume pori− pori
ϕ= x 100 %
total volume
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Tuang air berwarna sebanyak 400 ml ke dalam gelas ukur, 400 ml inilah
yang menjadi volume awal.

Gambar 3.9 Volume awal dalam gelas ukur


3. Isi beaker dengan material hingga 200ml. Untuk percobaan yang
menggunakan lebih dari satu material, perbandingan jumlahnya adalah 1 :
1, dengan model berlapis.

Gambar 3.10 Material lempung dalam beaker

8
Gambar 3.11 Material kelereng campur kerikil dengan perbandingan 1:1
4. Kemudian tuangkan air berwarna yang ada di gelas ukur ke breaker berisi
material, hingga menutup material sebanyak 200 ml.

Gambar 3.12 Volume pori pada material (pasir campur kelereng)


5. Hitung sisa air yang ada di gelas ukur, dan hasilnya akan menjadi nilai
volume akhir.

Gambar 3.13 Volume akhir pada material (pasir campur kelereng)


6. Lakukan langkah-langkah diatas pada setiap material (Kelereng, kerikil,
batu hias, pasir, dan lempung)

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No Material Volume Pori Porositas
1 Kelereng 90 ml 45%
2 Kerikil 110 ml 55%
3 Batu Hias 80 ml 40%
4 Pasir 90 ml 45%
5 Lempung 100 ml 50%
6 Kelereng Campur Kerikil 100 ml 50%
7 Kelereng Campur Batu Hias 80 ml 40%
8 Kelereng Campur Pasir 60 ml 30%
9 Kelereng Campur Lempung 40 ml 20%
10 Kerikil Campur Batu Hias 80 ml 40%
11 Kerikil Campur Pasir 70 ml 35%
12 Kerikil Campur Lempung 60 ml 30%
13 Batu Hias Campur Pasir 70 ml 35%
14 Batu Hias Campur Lempung 50 ml 25%
15 Pasir Campur Lempung 90 ml 45%

B. Pembahasan
1. Porositas Kelereng
Dik : Volume Kelereng : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 310 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 310 ml
= 90 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Kelereng
90
= x 100 %
200
= 45%
2. Porositas Kerikil
Dik : Volume Kerikil : 200 ml

10
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 290 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 290 ml
= 110 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Kerikil
110
= x 100 %
200
= 55%
3. Porositas Batu Hias
Dik : Volume Batu Hias : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 320 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 320 ml
= 80 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Batu Hias
80
= x 100 %
200
= 40%
4. Porositas Pasir
Dik : Volume Pasir : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 310 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 310 ml
= 90 ml

11
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Pasir
90
= x 100 %
200
= 45%
5. Porositas Lempung
Dik : Volume Lempung : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 300 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 300 ml
= 100 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Lempung
100
= x 100 %
200
= 50%
6. Porositas Kelereng campur Kerikil
Dik : Volume Kelereng Campur Kerikil : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 300 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 300 ml
= 100 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume KelerengCampur Kerikil
100
= x 100 %
200
= 50%
7. Porositas Kelereng campur Batu Hias
Dik : Volume Kelereng Campur Batu Hias : 200 ml

12
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 320 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 320 ml
= 80 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume KelerengCampur Batu Hias
80
= x 100 %
200
= 40%
8. Porositas Kelereng campur Pasir
Dik : Volume Kelereng Campur Pasir : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 340 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 340 ml
= 60 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume KelerengCampur Pasir
60
= x 100 %
200
= 30%
9. Porositas Kelereng campur Lempung
Dik : Volume Kelereng Campur Lempung : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 360 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 360 ml
= 40 ml

13
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume KelerengCampur Lempung
40
= x 100 %
200
= 20%
10. Porositas Kerikil campur Batu Hias
Dik : Volume Kerikil campur Batu Hias : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 320 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 320 ml
= 80 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Kerikil campur Batu Hias
80
= x 100 %
200
= 40%
11. Porositas Kerikil Campur Pasir
Dik : Volume Kerikil campur Pasir : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 330 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 330 ml
= 70 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Kerikil campur Pasir
70
= x 100 %
200
= 35%
12. Porositas Kerikil Campur Lempung
Dik : Volume Kerikil campur Lempung : 200 ml

14
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 340 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 340 ml
= 60 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Kerikil campur lempung
60
= x 100 %
200
= 30%
13. Porositas Batu Hias Campur Pasir
Dik : Volume Batu Hias Campur Pasir : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 330 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 330 ml
= 70 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Batu Hias Campur Pasir
70
= x 100 %
200
= 35%
14. Porositas Batu Hias Campur Lempung
Dik : Volume Batu Hias Campur Lempung : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 350 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 350 ml
= 50 ml

15
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Batu Hias Campur Lempung
50
= x 100 %
200
= 25%
15. Porositas Pasir Campur Lempung
Dik : Volume Pasir Campur Lempung : 200 ml
Volume Awal : 400 ml
Volume Akhir : 310 ml
Penyelesaian :
Volume Pori = Volume Awal – Volume Akhir
= 400 ml – 310 ml
= 90 ml
Volume Pori
Porositas = x 100 %
Volume Pasir Campur Lempung
90
= x 100 %
200
= 45%

Berdasarkan hasil perhitungan porositas pada beberapa material yang


dilakukan, dapat diketahui adanya hubungan linear antara ukuran butir material
dengan tingkat porositas. Korelasi negative, yang menunjukkan hubungan yang
berlawanan arah, yaitu apabila nilai ukuran butir naik maka nilai porositas turun,
semakin kecil ukuran butirnya maka semakin besar porositasya. Semakin rapat
porinya maka semakin baik porositasnya, contoh porositas pada kelereng yaitu
45% lebih kecil daripada porositas lempung yaitu 50%, hal ini disebabkan karena
ukuran kelereng lebih besar daripada ukuran butir lempung, yang dimana
lempung juga memiliki pori yang rapat.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai porositas beberapa material antara lain: kelereng 45%, kerikil 55%, batu
hias 40%, pasir 45%, lempung 50%, kelereng campur kerikil 50%, kelereng
campur batu hias 40%, kelereng campur pasir 30%, kelereng campur lempung
20%, kerikil campur batu hias 40%, kerikil campur pasir 35%, kerikil campur
lempung 30%, batu hias campur pasir 35%, batu hias campur lempung 25%, pasir
campur lempung 45%.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar ukuran butir materialnya maka semakin kecil porositasnya
sebaliknya semakin kecil ukuran butir materialnya maka semakin besar
porositasnya, semakin rapat dan sebaliknya
B. Saran
Untuk laboratorium tercinta kami, agar sekiranya dapat menyediakan alat lab
yang lebih baik lagi, berhubung salah satu alat lab yang kami gunakan itu sudah
berlubang, dan akan lebih baik pula jika alat yang disediakan itu tidak hanya satu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wahjunie, E.D., Haridjaja, O., Soedodo, H., Sudarsono. 2006. Pergerakan Air
Tanah pada Pori Berbeda dan Pengaruhnya pada Ketersediaan Air
bagi Tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim (28) : 15-26.
Balbino, L. C., Bruand, A., Brossard, M., Grimaldi, M., Hajnos, M. and
Guimar~aes, M. F. 2002. Changes in porosity and microaggregation in
clayey Ferralsols of the Brailian Cerrado on clearing for pasture. Eur.
J. Soil Sci. 53: 219-230.
Ridha, Muhammad. Darminto. 2016. Analisis Densitas, Porositas, dan Struktur
Mikro Batu Apung Lombok dengan Variasi Lokasi menggunakan
Metode Archimedes dan Software Image-J. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. Vol 12 (3).
M. Irham Nurwidyanto. Meida Yustiana. Sugeng Widada. 2016. PENGARUH
UKURAN BUTIR TERHADAP POROSITAS DAN
PERMEABILITAS PADA BATUPASIR (Studi Kasus: Formasi
Ngrayong, Kerek, Ledok dan Selorejo). Jurnal Berkala Fisika. Vol 9
(4): 191 – 195.
Nur Wahyu Maulananingsih. Eddy Hartantyo. Ade Anggraini. 2015. Simulasi
Sebaran Porositas dan Permeabilitas Reservoir Jurassic Menggunakan
Analisis Geostatistika di Lapangan “Iriyanti” Cekungan Bintuni.
Jurnal Fisika Indonesia. Vol 19 (57): 62-75.
Anita Setyowati Srie Gunarti. 2014. DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG
YANG DISTABILISASI DENGAN SPENT CATALYST RCC 15
DAN KAPUR. Jurnal Bentang. Vol 2 (1).

18

Anda mungkin juga menyukai