Anda di halaman 1dari 7

BAB VIII PEMBIAYAAN APBN

Materi ini secara umum bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep
pembiayaan di dalam pengelolaan anggaran negara. Materi ini secara spesifik
menjelaskan tentang ruang lingkup pembiayaan APBN, sebagai berikut.
1. Pengertian Pembiayaan APBN.
2. Kebijakan Fiskal.
3. Penerimaan pembiayaan.
4. Pengeluaran pembiayaan.

A. PENDAHULUAN
Tahukah kamu, apa itu pembiayaan APBN? Sebagian dari kamu mungkin
saja kurang mengenal atau bahkan tidak tahu apa itu pembiayaan APBN.
Walaupun APBN merupakan singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara namun dalam struktur APBN tidak hanya berisi tentang pendapatan dan
belanja saja. Struktur APBN terdiri dari Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.
Pembiayaan APBN muncul sebagai akibat dari selisih antara Pendapatan dan
Belanja Negara. Pada saat APBN mengalami defisit, pembiayaan dibutuhkan untuk
menutup defisit tersebut. Masyarakat cenderung lebih mengenal utang
pemerintah dibanding pembiayaan. Padahal utang merupakan salah satu
komponen pembiayaan APBN. Pada materi ini, akan dibahas tentang pembiayaan
APBN lebih lengkap.

B. PEMBIAYAAN APBN
1. Pengertian
Menurut Undang-undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
yang dimaksud dengan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam
struktur APBN, pos pembiayaan anggaran menempati kegiatan paling bawah.
Komponen lengkap secara sederhana ditunjukkan pada tabel 8.1 di bawah ini.
Tabel 8.1.
Postur APBN Sederhana

Sumber : Buku Pembiayaan Bukan Sekedar Defisit dan Utang (2018)

2. Kebijakan Pembiayaan
Melalui postur APBN pada tabel 8.1 di atas, pemerintah akan menganalisa
tentang kebijakan fiskal yang akan ditempuh. Ada 3 jenis kebijakan fiskal yaitu
seimbang, defisit, dan surplus. Kebijakan fiskal seimbang terlihat dari besaran
pendapatan dan belanja sama besarnya. Sementara kebijakan fiskal surplus dapat
dilihat dari besaran pendapatan negara lebih besar dibanding dengan besaran
belanja negara. Kebijakan defisit merupakan kebalikan dari kebijakan surplus
dimana besaran pendapatan negara lebih kecil dibandingkan dengan besaran
belanja negara. Jadi, pembiayaan APBN tidak hanya berurusan dengan defisit
semata, tetapi juga berkaitan dengan kondisi surplus.
Terkait dengan kebijakan defisit, Kebijakan pembiayaan anggaran didorong
untuk mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari dalam negeri. Selain itu,
pemerintah juga melakukan pengembangan instrumen dan perluasan basis
investor utang agar diperoleh fleksibilitas dalam memilih sumber utang yang lebih
sesuai kebutuhan dengan biaya yang minimal dan resiko terkendali.
Terlepas dari kebijakan fiskal yang diambil pemerintah, kebutuhan
pembiayaan anggaran bertujuan untuk menutup kebutuhan defisit APBN,
memenuhi kewajiban pemerintah utamnya untuk pembayaran cicilan pokok
utang luar negeri dan dalam negeri, pembayaran jatuh tempo pokok utang, serta
pembelian kembali (buy back) surat berharga negara. Pembiayaan anggaran juga
diperlukan dalam rangka membiayai pengeluaran pembiayaan utamanya untuk
penerusan pinjaman, penyertaan modal negara (PMN), investasi pemerintah, dana
bergulir, dana pengembangan pendidikan nasional, kewajiban penjaminan
pemeritah, dan pemberian pinjaman.
Dalam mengklasifikasikan komponen pembiayaan anggaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya merinci pembiayaan dari sisi arus
kas yang terdiri dari penerimaan pembiayaan (cash inflow) dan pengeluaran
pembiayaan (cash outflow).

3. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan nonutang
dan penerimaan pembiayaan utang. Pada materi ini, yang akan dibahas adalah
komponen pembiayaan utang (cakupannya meliputi SBN dan pinjaman) dan
pembiayaan nonutang (cakupannya meliputi pembiayaan investasi, pemberian
pinjaman, kewajiban penjaminan, pembiayaan lainnya). Untuk lebih jelasnya,
perhatikan pos-pos pembiayaan APBN serta kedudukan pembiayaan nonutang
dan utang dalam postur APBN pada tabel 8.2. di bawah ini.

Tabel 8.2 Kedudukan pembiayaan nonutang dan utang dalam postur APBN

Sumber : Buku Pembiayaan Bukan Sekedar Defisit dan Utang (2018)

a. Penerimaan Pembiayaan Nonutang


Penerimaan pembiayaan nonutang bersumber dari penerimaan cicilan
pengembalian penerusan pinjaman, Sisa Anggaran Lebih (SAL), Rekening Kas
Umum Negara (RKUN), Rekening Pembangunan Hutan (RPH), rekening cadangan
reboisasi, rekening pemerintah lainnya, privatisasi, dan hasil pengelolaan aset
(HPA).
Karakteristik utama dari pembiayaan nonutang lebih mengarah kepada
pengeluaran pembiayaan, namun terdapat pengecualian untuk pembiayaan
lainnya. Pembiayaan lainnya yang terdiri atas hasil pengelolaan aset (HPA) dan
saldo anggaran lebih (SAL) merupakan penerimaan pembiayaan yang dapat
dimanfaatkan untuk menutup defisit. Namun bila dibandingkan besaran
pemasukan dari pembiayaan lainnya dengan pemasukan dari pembiayaan utang,
penerimaan yang diterima dari HPA dan SAL jauh lebih kecil bila dibandingkan
dengan pembiayaan utang.
b. Penerimaan Pembiayaan Utang
Terkait kedudukannya di postur APBN, penerimaan pembiayaan utang
mempunyai fungsi menutup celah defisit anggaran. Pembiayaan utang terdiri dari
Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman. Instrumen SBN terdiri dari surat utang
negara (SUN) dan surat berharga syariah negara (SBSN). SUN dapat berupa obligasi
dan surat perbendaharaan negara (SPN). SBN juga berfungsi untuk menutup
kekurangan kas jangka pendek dimana selisih kas (cash mismatch) muncul pada
saat kas negara yang tersedia tidak mencukupi untuk membiayai pengeluaran
belanja yang tidak bisa ditunda. Pada kondisi ini, anggaran negara belum tentu
defisit, hanya saja penerimaan (pajak, cukai, dll) belum sepenuhnya masuk ke kas
negara. Selisih kas ini biasanya ditalangi melalui penerbitan SBN jangka pendek
dengan tenor di bawah 1 tahun.
Pinjaman bisa berupa pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri.
Pinjaman luar negeri menurut jenisnya terdiri dari pinjaman Kegiatan dan
pinjaman tunai. Pinjaman kegiatan/proyek adalah pinjaman luar negeri yang
digunakan unutk membiayai kegiatan tertentu. Sedangkan pinjaman tunai adalah
pinjaman luar negeri dalam bentuk devisa dan/atau rupiah yang digunakan untuk
pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio. Sementara itu, pinjaman
dalam negeri relatif kecil dibandingkan dengan pinjaman luar negeri. Hal ini
disebabkan oleh pemanfaatan pinjaman dalam negeri sejauh ini masih terbatas
dilakukan untuk mendanai kegiatan-kegiatan pada Kementerian Pertahanan dan
Kepolisian RI.

4. Pengeluaran pembiayaan
Sama seperti penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan terdiri
atas pengeluaran nonutang dan pengeluaran utang.
a. Pengeluaran Pembiayaan Nonutang
Pengeluaran pembiayaan nonutang digunakan untuk investasi
pemerintah, dana pengembangan pendidikan nasional, dan kewajiban
penjaminan. Pembiayaan nonutang merupakan pengeluaran dari sisi pembiayaan
untuk tujuan tertentu. Sifat pembiayaan nonutang tidak dapat dijadikan sumber
pendanaan untuk menutup defisit anggaran. Selain itu, keperluan pembiayaan
nonutang sangat berhubungan dengan kebijakan pemerintah dalam kerangka
mendukung program-program pemerintah. Sebagai contoh pembiayaan investasi,
pembiayaan tersebut sebagian besar dipergunakan untuk meningkatkan
kapasitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Layanan Umum (BLU).
Harapannya, ada peningkatan kapasitas terhadap BUMN dan BLU agar mampu
berperan sebagai agent of development. Sementara, kewajiban penjaminan
merupakan kewajiban yang menjadi beban pemerintah akibat pemberian jaminan
kepada K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD
yang dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau
badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama.
b. Pengeluaran pembiayaan Utang
Pengeluaran pembiayaan utang meliputi pemberian pinjaman kepada
BUMN/Pemda dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri. Pemberian
pinjaman secara umum merupakan bentuk pemberian pinjaman oleh pemerintah
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam rangka mendukung kebijakan
pemerintah. Pihak yang diberi pinjaman tersebut antara lain BUMN/Pemda
Pinjaman kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pemberian pinjaman
kepada BUMN/Pemda merupakan kebijakan berbentuk fasilitas pinjaman karena
kegiatan/proyek yang dilaksanakan sejalan dengan prioritas pemerintah. Dalam hal
pemberian pinjaman kepada LPS merupakan bentuk antisipasi pemerintah untuk
menjaga stabilitas moneter.

C. RANGKUMAN
Pembiayaan anggaran muncul ketika terjadi kekurangan pendapatan
untuk membiayai belanja negara. Pembiayaan itu sendiri dibagi menjadi
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan
terdiri dari penerimaan pembiayaan utang dan penerimaan pembiayaan
nonutang. Begitu juga dengan pengeluaran pembiayaan. Pengeluaran
pembiayaan terdiri dari pengeluaran pembiayaan utang dan pengeluaran
pembiayaan nonutang. Pembiayaan utang umumnya menjadi tumpuan untuk
mengatasi defisit anggaran. Sementara pembiayaan nonutang biasanya
difungsikan untuk membiayai pengeluaran dengan tujuan tertentu.

D. PENGAYAAN
Sri Mulyani Ungkap Strategi Umum Pembiayaan APBN 2020
di Tengah Wabah Corona

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati


menyampaikan, ada lima strategi umum pembiayaan anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) 2020.
Terutama, dalam rangka mempercepat penanganan virus Corona dan menjaga
perekonomian dari ancaman krisis.
"Dengan pelebaran defisit yang semakin meningkat, maka pembiayaan APBN
menjadi salah satu tantangan kami yang cukup besar. Untuk itu, kami melakukan
langkah-langkah untuk melakukan mobilisasi pembiayaan. Semuanya dengan
perhitungan untuk menjaga keamanan komposisi maupun sustainibilitas ke
depan," ujar Sri di dalam agenda dapat virtual, Kamis (30/4).
Pembiayaan APBN di tahun ini akan menggunakan lima opsi, yaitu optimalisasi
sumber pembiayaan utang dan non-utang, fleksibilitas pinjaman tunai, fleksibilitas
penambahan surat berharga negara (SBN), mengutamakan penerbitan SBN
melalui mekanisme pasar, serta dukungan dari Bank Indonesia (BI).

Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/sri-mulyani-ungkap-strategi-umum-
pembiayaan-apbn-2020-di-tengah-wabah-corona

Anda mungkin juga menyukai