Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MACAM MACAM METODE MENGAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar

DISUSUN OLEH :

BAHRUL ULUM

2020184205B0042

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS ARGOPURO PGRI JEMBER

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta hidayah-
Nya berupa kesehatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat amin.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar yang berjudul
“Macam-macam metode Mengajar.”.

Sebagai penyusun kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif serta
membangun penyempurnaan di masa datang. Oleh karena itu, makalah ini dapat dijadikan
referensi bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan dan wawasan. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jember, 26 September 2021

penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. RumusanMasalah 4
C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Metode Sosiodrama/ bermain peran 5


B. Metode Simulasi 6
C. Metode pemberian tugas/ resitasi 7
D. Metode Latihan/Drill 8
E. Metode karya wisata 9

BAB III PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar yakni melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar dan


mengembangkan pemahaman serta meningkatkan penguasaan keterampilan dalam
proses pembelajaran karenanya belajar merupakan aktivitas penting dalam
kehidupan manusia dalam memperoleh suatu keterampilan maupun ilmu
pengetahuan.
Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja namun
memerlukan lingkungan yang dapat memberikan dorongan pada otak untuk
memahami suatu pengetahuan secara optimal. Proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan
atau apresiasi.
Studi tentang belajar dan pembelajaran, sangat penting bahkan merupakan
suatu keharusan bagi setiap tenaga pengajar baik di tingkat dasar, menengah
pertama, menengah atas maupun di perguruan tinggi. Maka dari itu dalam makalah
ini saya akan membahas tentang “Pengertian Belajar, Mengajar, Strategi,
Pendekatan, Metode,Model Pembelajaran dan Teori yang melandasi strategi
pembelajaran”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan metode sosiodrama?
2. Apa yang di maksud dengan metode simulasi?
3. Apa yang di maksud dengan metode pemberian tugas/resitasi?
4. Apa yang di maksud dengan metode Latihan?
5. Apa yang di maksud dengan metode karya wisata?
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan metode sosiodrama


2. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan metode simulasi
3. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan metode pemberian
tugas/resitasi
4. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan metode Latihan
5. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan metode karya wisata

4
A. Pengertian Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang
mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan
sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio atau sosial dan drama. Kata
drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung
konflik kejiwaan, pergolakan, benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain
peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan
sebagai guru, anak yang sombong, orang tua dan sebagainya.

1. Jenis Metode Sosiodrama

Adapun jenis metode sosio drama adalah :

a. Permainan Penuh
Permainan penuh dapat digunakan untuk proyek besar yang tidak dibatasi
waktu dan sumber. Permainan penuh ini merupakan alat yang sangat baik untuk
menangani masalah yang kompleks dan kelompok yang berhubungan dengan
masalah itu. Permainan mungkin asli atau disesuaikan dengan situasi, untuk
memenuhi permintaan distributor komersial atau organisasi perjuangan,
keagamaan, sosial, pendidikan, industri, dan professional.
b. Pementasan situasi atau kreasi baru
Teknik ini mungkin setingkat dengan permainan penuh, tetapi dirancang hanya
untuk memainkan sebagian masalah atau situasi. Bentuk permainan drama
memerlukan orientasi awal dan diskusi tambahan atau pengembangan lanjutan
kesimpulan dengan menggunakan metode lain. Pementasan situasi dapat
digunakan untuk memerankan kembali persidangan pengadilan, pertemuan dan
persidangan badan legislative.
c. Playlet
Playlet adalah jenis permainan drama ketiga. Playlet meliputi kegiatan
berskala kecil untuk menangani masalah kecil atau bagian kecil dari masalah
besar. Jenis ini dapat digunakan secara tunggal atau untuk mengemas pementasan
masalah yang menggunakan metode lain, atau serangkaian playlet dapat
digunakan bersama untuk menggambarkan perkembangan masalah secara
bertahap.
d. Blackout
Blackout adalah jenis permainan drama yang ke empat.Jenis ini biasanya
hanya meliputi dua atau tiga orang dengan dialog singkat mengembangkan latar
belakang secukupnya dalam pementasan yang cepat berakhir.
2. Langkah-Langkah Metode Sosiodrama
a. Menentukan Masalah.
Partisipan kelompok dalam memilih dan menentukan masalah sangat
diperlukan. Masalah harus signifikan dan cukup dikenal oleh pemain maupun
pengamat.
b. Membentuk Situasi.

5
Desain peran yang dimainkan atau situasi tergantung pada hasil yang
diinginkan. Kehati-hatian perlu diambil untuk menghindari situasi yang kompleks,
yang mungkin mengacaukan perhatian pengamat dari masalah yang dibahas.
Situasi harus memberikan sesuatu yang nyata kepada pemain dan kelompok, dan
dapat saat yang sama memberikan pandangan umum dan pengetahuan yang
diinginkan.
c. Membentuk Karakter.
Keberhasilan proses permainan peran sering ditentukan oleh peran dan pemain
yang layak dipilih. Peran yang akan dimainkan harus dipilih secara hati-hati.
Pilihlah peran yang akan memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan
pertemuan. Biasanya, permainan peran melibatkan peran yang sedikit. Pemain
yang terbaik harus dipilih untuk setidikit.
d. Mengarahkan Pemain. Permainan yang spontan tidak memerlukan pengarahan.
Akan tetapi, permainan peran yang terencana memerlukan pengarahan dan
perencanaan yang matang.
e. Memahami Peran, Biasanya, suatu hal yang baik bagi pengamat untuk tidak
mengetahui peran apa yang sedang dimainkan. Permainan harus diatur waktunya
secara hati-hati dan spontan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Sosiodrama
Metode ini meliputi penggunaan dialog dan tindakan menginterpretasikan
situasi dan peristiwa. Permainan drama berbeda dari permainan peran, drama
memerlukan waktu yang lebih lama dan tempat yang lebih luas. Permainan drama
dilatihkan lebih dahulu dan biasanya lebih ditekankan pada emosi peserta.
4. Keuntungan Permainan Drama
a. Pengetahuan dan pengalaman mungkin diberikan dengan cara melibatkan peserta
secara emosional.
b. Ide dapat ditempatkan dalam situasi yang lebih dekat dengan pengalaman
pengamat.
B. Metode Simulasi
Menurut Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia 96
Model & Metode Pembelajaran di Sekolah tidak menguasai satu pun metode mengajar
yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate
yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya tiruan atau
perbuatan yang pura-pura saja) Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27). Sedangkan menurut
Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah suatu teknik yang digunakan
dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi
pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang
dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam
situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihanlatihan

6
dalam bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27-28) ada beberapa langkahlangkah dalam
penggunaan metode simulasi, yaitu :
a. Penentuan topik dan tujuan simulasi;
b. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan;
c. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan dimainkan,
pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.
d. Pemilihan pemegang peranan
e. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan
f. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan
pemegang peranan
g. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulas
h. Pelaksanaan simulasi; i. Evaluasi dan pemberian balikan
i. Latihan ulang.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 28) dalam pembelajaran metode simulasi
ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut:

Kelebihan Metode Simulasi:

1. Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk


berpartisipasi
2. Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi
3. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan
yang sebenarnya
4. Memvisualkan hal-hal yang abstrak
5. Tidak memerlukan ketrampilan komunikasi yang pelik
6. Memungkinkan terjadinya interaksi antarsiswa
7. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap
dan kurang motivas
8. Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses,
kemajuan simulasi.

Kelemahan Metode Simulasi:

1. Efektifitasnya dalam memajukan belajar belum dapat dilaporkan oleh riset


2. Validitas simulasi masih banyak diragukan orang
3. Menuntut imajinasi dari guru dan siswa.

C. Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi


Menurut Djamarah & Zain (2010: 85), “metode resitasi (penugasan) merupakan suatu
metode yang menyajikan bahan saat guru memberikan tugas tertentu yang bertujuan agar
peserta didik melaksanakan kegiatan belajar” (2010: 85). Metode pemberian tugas &
resitasi merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas
penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri atau
7
menampilkan diri dalam menyampaikan hasil dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi
yang ingin dicapai(Abdul Majid, 2013: 208-209). Langkah-langkah dalam pelaksanaan
metode pemberian tugas dan resitasi dijelaskan menurut Djamarah & Zain (2010, 85-86),
sebagai berikut :
1. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan
c. Sesuai dengan kemampuan siswa.
d. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b. Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja
c. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak meminta tolong kepada orang lain
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan Tugas
1. Laporan siswa baik secara lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
2. Ada Tanya jawab/diskusi.
3. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
D. Pengertian Metode Latihan
Menurut Wina Sanjaya (2007:150) mengemukakan bahwa “metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaaran yang
sudah disusun agar tujuan dapat tercapai secara optimal”. Salah satu metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran ialah metode latihan atau (drill). Sugihartono,
(2007:82) mengemukakan bahwa “metode latihan atau drill merupakan metode
penyampaian materi melalui upaya penanaman terhadap kebiasaankebiasaan tertentu”.
Melalui penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu ini diharapkan siswa dapat
menyerap materi secara optimal.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode latihan
(drill) merupakan metode penyampaian materi melalui upaya penanaman terhadap
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Melalui penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu
ini, diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal. Drill merupakan suatu cara
27 mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa
sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Metode ini menekankan upaya
pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada proses pengulangan kegiatan
atau perbuatan tertentu. Dengan begitu anak cerebral palsy dilatih untuk melakukan
pengembangan diri berpakaian secara berulang-ulang sehingga anak terampil dan
mandiri dalam menggunakan pakaian dan tidak bergantung pada orang lain.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan (Drill)
Metode latihan memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan ketika di terapkan
dan digunakan dalam proses pembelajaran. Haryanto, dkk (2003:42) terdapat
kelebihan dan kekurangan metode latihan, sebagai berikut:

8
a. Kelebihan Metode Latihan
b. Anak mendapatkan kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat.
c. Anak mendapatkan kecakapan mental seperti perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan tanda-tanda atau simbol.
d. Membentuk kebiasaan sehingga dapat menambah kecepatan dan ketepatan
pelaksanaan.
2. Kelemahan Metode Latihan
a. Menghambat inisiatif karena anak lebih diarahkan pada satu kebiasaan tertentu.
b. Latihan yang dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan anak mudah bosan.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku karena anak lebih banyak ditujukan untuk
memberikan respon secara otomatis.

E. Metode Karya wisata (Out Door)


1. Pengertian metode karya wisata.
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identik dengan
pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas.
Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan
sistemik. Sering dalam implementasi outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar
sehingga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Pembelajaran outdoor
selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek
psikologi siswa, seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.
Karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan sumber bahan pelajaran
sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolahan, memiliki
perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan
salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual. (Anitah, 2008: 5.29.
Menurut barron P, (2009) dalam bukunya Aktivitas Permainan dan Ide Praktis Belajar
di Luar Kelas, Anak-anak SD perlu belajar di ruang terbuka karena:
a. Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk belajar menggunakan
semua indera mereka. Pengalaman ini mendorong pola pikir kreatif dan imajinatif.
b. Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki kemampuan belajar, perilaku,
dan pemahaman anak di dalam kelas.
c. Pembelajaran diruang terbuka memberikan pengalaman belajar yang kuat.
Pengalaman ini membantu anak mengembangkan hubungan dengan lingkungan dan
alam sekitarnya.
d. Pembelajaran di ruangan terbuka secara nyata berdampak positif pada rasa percaya
diri, harga diri, dan pengendalian diri anak
e. Belajar di ruang terbuka sering kali melibatkan banyak pengalaman praktis dan
langsung. Semuanya ini sangat menguntungkan bagi pembelajar kinestetik, yaitu anak
yang lebih cepat mempelajari sesuatu dengan mengerjakannya secara langsung.
f. Belajar di ruang terbuka sangat menyenangkan bagi guru dan siswa.

9
Menurut Muslisch M (2009:239) Pembelajaran luar kelas adalah guru mengajak siswa
belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. melalui pembelajaran luar kelas peran guru
adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif,
kreatif, dan akrab dengan lingkungan.

2. Keuntungan dari belajar di luar kelas


Keuntungan dari belajar di luar kelas menurut (sudjana, 2007: 208)
a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas
berjam- jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah.
c. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah.
3. Beberapa kelemahan dan kekurangan
a. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu
siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan
sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang
matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya, menentukan tujuan belajar
yang diharapkan dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa
mempelajarinya, menentukan apa yang harus dipelajarinya, berapa lama
dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan
lainlain.
b. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar
di kelas.
1) Langkah dan Prosedur Penggunaan
a. Langkah persiapan
Guru dan siswa menetukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh
para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar.
Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
Misalnya mencatat yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau
wawancara. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok diberi LKS dalam kegiatan belajar.
b. Tindak lanjut
1. Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar
di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan.
2. Setiap kelompok melaporkan hasil-hasil belajarnya untuk
dibahas bersama.
3. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan
belajar tersebut, disamping menyimpulkan materi yang diperoleh
dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya.

10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar
yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya
dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata
sosio atau sosial dan drama
2. Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata
simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya
tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja)
3. metode resitasi (penugasan) merupakan suatu metode yang menyajikan bahan
saat guru memberikan tugas tertentu yang bertujuan agar peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar
4. metode latihan (drill) merupakan metode penyampaian materi melalui upaya
penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu.
5. karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran
ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan
sistemik.
B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

12
Daftar Pustaka
Muhammad Afandi, model dan metode pembelajaran di sekolah (semarang : UNISSULA
PRESS,2013)
Kamisnah, metode dalam proses pembelajaran (makassar : 2011)

13

Anda mungkin juga menyukai