Anda di halaman 1dari 26

1

A. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam menghasilkan
bibit sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Pendidikan
merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seorang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Oleh karena
itu pendidikan memerlukan perbaikan dari berbagai aspek. Hal ini harus
dilakukan secara berkesinambungan.
Salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan adalah sekolah.
Tempat dimana siswa memperoleh pendidikan dan mendapatkan ilmu
secara formal. Sekolah juga merupakan tempat dimana kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan tempat terjadinya interaksi antara guru dan
murid.Tugas seorang guru salah satunya yaitu menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat menunjang
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan karena mutu hasil pembelajaran
dapat terwujud jika prosesnya diselenggarakan secara efektif, artinya
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, terarah, dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ditangan gurulah hasil
pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih
banyak ditentukan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru senantiasa dituntut
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran.
Sedangkan untuk menjadikan siswa yang terampil, salah satunya dengan
mengantarkan siswa untuk melakukan proses belajar secara aktif.
Pendidikan merupakan kunci masa depan setiap individu. Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan
pemahamanuntuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa
dikehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran IPS peserta didik
diarahkan mampu hidup besosialisasi dan bermasyarakat di

1
2

lingkungannya, baik lingkungan rumah maupun disekolah dan dapat


dikembangkan pengetahuannya.
Tetapi yang terjadi dilapangan, peserta didik sepertinya kurang
berminat terhadap pelajaran IPS dan sulit menangkap pelajaran
disebabkan mereka kurang menyukai dan beranggapan pelajaran IPS
membosankan.
Untuk mengetahui hal tersebut, diberikan lembar tugas dan
mengerjakan LKS. Namun demikian belum tampak hasilnya. Oleh
karena itu diperlukan metode, model atau strategi pembelajaran yang
mampu mengembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa.
Model pembelajaran yang digunakan adalah metode “Guided Inqury
(inkuiri terpimpin)”. Pada model pembelajaran ini guru membimbing
siswa melakukan kegiatan dan guru berperan aktif dalam menentukan
masalah. Pada pendekatan ini siswa belajar berorientasi pada bimbingan
dan petunjuk dari guru. Sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran. Pada tahap awal memang siswa banyak dibimbing guru,
kemudian pada tahap-tahap berikutnya bimbingan tersebut dikurangi,
sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri.
Selanjutnya berkenaan dengan hal tersebut, judul perbaikan
pembelajaran ini adalah: “Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Guieded Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Siswa Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2020”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan model pembelajaran
Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) dapat meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau? “

C. Tujuan Penelitian Perbaikan


Adapun tujuan penelitian perbaikan ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran

1
3

Guieded Inquiry (Inkuiri terbimbing) pada siswa kelas IV SD Negeri 22


Lubuklinggau.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun manfaat-manfaat penelitian perbaikan secara praktik ini
adalah sebagai berikut :
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, membentuk siswa
berkarakter bangsa terutama bersikap aktif dan kreatif, berpikir kritis
dan ilmiah, tanggungjawab, peduli, rasa ingin tahu, tekun, peka
dengan perkembangan dan menambah motivasi siswa untuk rajin ke
sekolah karena merasa senang dan cinta terhadap pelajaran IPS.

b. Bagi Guru
Dapat memperbaiki kinerja pembelajaran yang dikelolanya,
meningkatkan rasa percaya diri karena telah berhasil mengadakan
perbaikan dan memotivasi guru untuk mencari inovasi dalam metode
dan model pembelajaran.

c. Bagi Kepala Sekolah


Sebagai tolak ukur dan motivator agar lebih memperhatikan
kreativitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran maupun dalam
kegiatan lainnya yang bersifat membantu perkembangan sekolah
menjadi sekolah yang berkualitas.

d. Bagi Sekolah
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
/kemajuan pada diri guru dan mutu pendidikan di sekolah.

1
4

B. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007:1198)
pengertian peningkatan adalah “proses, cara, perbuatan meningkatkan
(usaha, kegiatan, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Samsu (2013:98)
“Peningkatan adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas pembelajaran yang menekankan belajar siswa dengan
menggunakan teknik yang tepat dan waktu efektif”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
peningkatan adalah sebuah proses atau cara yang dilakukan dengan
berbagai cara dan tindakan atau perbuatan yang dapat meningkatkan
sebuah usaha atau kegiatan.

B. Pengertian Hasil Belajar


Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Sedangkan menurut Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Jadi dari kedua pendapat ahli tersebut hasil belajar yaitu
kemampuan yang dimiliki siswa dalam perubahan sikap dan tingkah laku
setelah proses pembelajaran.
Dan Menurut Sardiman (2007: 51), “hasil belajar adalah hasil
langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-mengajar
yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya”. Sehingga hasil belajar dapat
ditafsirkan sebagai output dari proses belajar-mengajar.
Berdasarkan pengertian tentang hasil belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya berupa sesuatu yang dapat
diukur secara kuantitatif saja melainkan juga secara kualitatif terkait dengan
perubahan peserta didik dari yang belum bisa menjadi bisa, sehingga
penilaiannya bisa menggunakan tes maupun non tes.Penilaian berupa tes
maupun non tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
ditinjau dari ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik.

1
5

C. Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)


Ilmu Pengetahuan sosial di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran
yang mengajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya
dalam masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS adalah memperkenalkan siswa
kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat atau manusia secara
sistematis.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan ”
dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya.
Tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006)
adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna
bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”

D. Model Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan kegitan yang kompleks, materi
yang diajarkanpun semakin lama semakin memerlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Beberapa ahli berpendapat tentang model pembelajaran, menurut
Winataputra dalam Sugiyanto (2008: 7) model pembelajaran adalah:
Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
bentuk dari pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode
dan teknik tertentu yang digambarkan dengan prosedur yang sistematis

1
6

untuk mengatur aktivitas pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan


dapat tercapai.

E. Model Pembelajaran Guided inquiry (Inkuiri Terbimbing)


Menurut Paul Suparno (2007: 68) “ inkuiri yang terarah adalah
inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan
memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-
pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.” Dalam bentuk inkuiri ini,
guru sudah memiliki jawaban sebelumnya.Sehingga siswa tidak begitu
bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Masalah yang diberikan oleh
guru dan siswa memecahkannya sesuai dengan prosedur tertentu yang
diarahkan oleh guru.
Metode pembelajaran inkuiri pada hakikatnya merupakan proses
penemuan atau penyelidikan. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong
siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu
mereka.
Model pembelajaran Guided Inquiry merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya dari hasil
mengingat fakta-fakta, melainkan juga dari menemukan sendiri. Dalam
prosesnya, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran
dari guru, melainkan mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran inkuiri meliputi lima langkah
yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk-
petunjuk itu umumnya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
membimbing siswa. Inkuiri jenis ini digunakan terutama pada siswa-siswa
yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada tahap awal

1
7

diberikan lebih banyak bimbingan baru kemudian lambat laun bimbingan


dikurangi.

a. Langkah-Langkah Pendekatan Inkuiri Terbimbing


(dimodifikasi dari Walker, 2007; Wenning, 2007)
Tahapan Aktivitas
Pembelajaran Guru Siswa
Introduction 1. Memperkenalkan dan 1. Memperhatikan apa
(pembukaan) mengarahkan siswa yang disampaikan
terhadap topik yang akan oleh guru.
dipelajari. 2. Menjawab pertanyaan
2. Menemukan yang diajukan oleh
pengetahuan awal yang guru.
dimiliki oleh siswa
terhadap topik.
3. Menemukan kesalahan
konsep yang dimiliki
oleh siswa.
Questioning Menuntun siswa Merumuskan
(permasalahan) merumuskan permasalahan dan
permasalahan dan hipotesis.
hipotesis.
Planning Menuntun siswa untuk 1. Membuat prosedur
(perencanaan) merencanakan eksperimen.
eksperimen dengan 2. Menentukan alat dan
beberapa pertanyaan. bahan yang akan
1. Apa bahan dan alat yang digunakan.
kalian butuhkan?
2. Apa prosedur yang akan3.
kalian lakukan untuk
mengumpulkan data?
3. Bagaimana kalian
melakukan observasi dan
merekam data?

Implementing 1. Menuntun siswa dalam 1. Menggunakan alat


(pengimplement menggunakan alat dan dan bahan.
asian) bahan. 2
2. Menuntun siswa dalam
melakukan prosedur
eksperimen.
3. Menuntun siswa dalam
mengobservasi dan
merekam data.

1
8

Concluding Menuntun siswa untuk Merumuskan suatu


(penyimpulan) merumuskan suatu kesimpulan
kesimpulan berdasarkan berdasarkan bukti-
bukti-bukti yang di dapat bukti yang di dapat
dan hipotesis yang telah dan hipotesis yang
dirumuskan. telah dirumuskan.

Reporting Menuntun siswa dalam Melaporkan hasil


(pelaporan) melaporkan hasil yang telah diperoleh
eksperimen yang telah kepada teman-
dilakukan melalui temannya dengan
kegiatan diskusi. menggunakan media
(gambar)

b. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Guided Inquiry


(Inkuiri Terbimbing)
Adapun kelebihan yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan
metode inkuiri ini, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Bruner
(Amin, 1987) antara lain adalah sebagai berikut:
a) Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik
b) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-
situasi proses belajar yang baru
c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.\
d) Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri
e) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang

Kekurangan Metode Guide Inquiry (inkuiri terbimbing) ini adalah:


a) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima
informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri
dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri
b) Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar, umumnya informasi
menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
c) Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi
tidak menjamin bahwa siswa pasti belajar akan dengan tekun, penuh
aktivitas, dan terarah.

1
9

d) Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang
lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar), sehingga
metode ini sulit terlaksana dengan baik.

F. Materi Peninggalan Kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam


Pahlawan adalah orang orang yang sangat berjasa, berani dan
penuh pengorbanan bagi bangsa, negara, dan agama. pahlawan juga orang
yang sangat gagah berani karena mereka telah rela mempertaruhkan nyawa
untuk mempertahankan kemerdekaan.
Rasa cinta tanah air dan bangsa ditunjukkan dengan cara yang
berbeda. Perjuangan dilakukan oleh para pendidik yang mendirikan sekolah-
sekolah rakyat untuk mencerdaskan bangsa. Perjuangan dilakukan juga oleh
para diplomat yang berjuang menekan kedudukan pihak penjajah di meja
diplomasi. Perjuangan dilakukan juga oleh para pengelola surat kabar dan
radio untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan mengobarkan semangat
perjuangan kepada masyarakat. Bahkan perjuangan juga dilakukan oleh para
seniman dan budayawan melalui lagu-lagu perjuangan ciptaan mereka. Sifat
kepahlawanan juga ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

a) Menjenguk teman yang sakit.


b) Tekun belajar dan sungguh-sungguh dan menjaga lingkungan sekitar.
c) Menolong teman yang mengalami kesusahan
Menolong orang lain dengan ikhlas, berani, dan gigih merupakan
sikap yang dimiliki oleh para pahlawan. Untuk menghargai mereka, kamu
bisa meneladani sikap kepahlawanannya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap
kepahlawanan juga tercermin dari perbuatan beberapa raja di masa kerajaan
Hindu, Buddha, dan Islam.

1
10

Raja Purnawarman, Panji Segala Raja, Raja Purnawarman mulai


memerintah Kerajaan Tarumanegara pada tahun 395 M. Pada masa
pemerintahannya, ia selalu berjuang untuk rakyatnya. Ia membangun
saluran air dan memberantas perompak.
Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.
Ia memperbaiki aliran Sungai Gangga di daerah Cirebon. Dua tahun
kemudian, ia juga memperbaiki dan memperindah alur Sungai Cupu
sehingga air bisa mengalir ke seluruh kerajaan. Para petani senang karena
ladang mereka mendapat air dari aliran sungai sehingga menjadi subur.
Ladang para petani tidak kekeringan pada musim kemarau.
Raja Purnawarman juga berani memimpin Angkatan Laut
Kerajaan Tarumanegara untuk memerangi bajak laut yang merajalela di
perairan Barat dan Utara kerajaan. Setelah Raja Purnawarman berhasil
membasmi semua perompak, keadaan menjadi aman. Rakyat di Kerajaan
Tarumanegara kemudian hidup aman dan sejahtera.
Sebagai wujud kecintaan rakyat Kerajaan Tarumanegara kepada
Raja Purnawarman, telapak kakinya diabadikan dalam bentuk prasasti yang
dikenal sebagai Prasasti Ciaruteun.
Berikut adalah beberapa tokoh dan peninggalan kerajaan pada
masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam. Peninggalan yang mereka
wariskan bukan saja benda bersejarah, namun juga pemikiran dan nilai-nilai
perjuangan yang telah mengispirasi bangsa Indonesia.

1
11

Peninggalan bukan hanya benda bersejarah saja tetapi juga


pemikiran atau nilai-nilai yang bisa mempengaruhi hidup masyarakat,
misalnya Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi orang lain, dalam
hal ini rakyatnya. Perjuangan yang telah dilakukan oleh Raja Balaputradewa
a) Membangun armada laut yang kuat
b) Pada masa Balaputra Dewa, Sriwijaya mengalami masa kejayaannya
c) Raja Balaputra Dewa dengan bantuan Raja Dewapaladewa di Pali telah
mendirikan Vihara di Nalanda (India) bagi pelajar-pelajar Nusantara
yang belajar agama Budha di Nalanda
d) Perkembangan pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka semakin
pesat. Sikap yang dimilikinya yaitu berani, tegas dalam memimpin.

Perjuangan yang telah dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda:


a) Memperluas wilayah aceh sampai ke semenanjung malaisya.
b) Aceh mengalami masa kejayaaan karena menjadi pusat perdagangan &
pengembangan ajaran islam
c) Gigih, pemberani, rela berkorban.

Perjuangan yang telah dilakukan oleh Sultan Hasanudin, yaitu:


a) Sultan Hasanuddin sangat gagah berani dalam melawan VOC.
b) Beliau berani mengorbankan seluruh hidup, kesenangan, serta
kemewahannya untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya.
c) Beliau membela kehormatan negara dan mempertahankan setiap
jengkal tanah airnya dengan tetesan darah.
d) Gigih, pemberani, rela berkorban

Perjuangan yang telah dilakukan oleh patih Gajah Mada dan raja
Hayam Wuruk
a) Gajah Mada dan Hayam Wuruk berhasil mempersatukan nusantara.
b) Gajah Mada dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya, baik
tatkala masih menjadi prajurit, patih, hingga panglima perang.
c) Tatkala kerajaan Majapahit diserang oleh Ra Kuti Gajah Mada
menyelematkan raja Jayanagara beserta keluarganya.

1
12

C. PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN


A. Subjek Tempat dan Waktu Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 22
Lubuklinggau pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan
jumlah siswa sebanyak 26 orang, siswa laki-laki 14 orang dan siswa
putri 12 orang.
b. Tempat Penelitian
Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di SD Negeri 22
Lubuklinggau.
c. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada 05 Oktober 2020 sampai dengan
tanggal 20 Oktober 2020 dengan jadwal pelaksanaan sebagaimana
tertulis pada tabel berikut.

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No. Hari/tanggal Siklus Keterangan
Peninggalan kerajaan di masa
Senin, 6 Oktober Hindu, Budha dan Islam serta
1. Prasiklus
2020 pengaruhnya bagi wilayah
setempat.
Peninggalan kerajaan di masa Hindu,
Senin, 13 Oktober Budha dan Islam serta pengaruhnya
2. Siklus I
2020 bagi wilayah setempat.

Peninggalan kerajaan di masa Hindu,


Senin, 20 Oktober Budha dan Islam serta pengaruhnya
3. Siklus II
2020 bagi wilayah setempat.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Prosedur Perbaikan Pembelajaran ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
tindakan dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sebelum dilaksanakan

1
13

tindakan perbaikan pembelajaran, peneliti melaksanakan pengamatan


pendahuluan (prasiklus). Pengamatan dilakukan pada pembelajaran
matematika dengan kompetensi dasar pemahaman pada materi sifat-sifat
bangun ruang dengan menggunakan media gambar. Pengamatan
dilakukan terhadap minat dan hasil belajar siswa (tes setiap siklus).

awal/ Rencana
rancangan

Refleksi

Tindakan/
Observasi

Refleksi
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi

Refleksi
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
Gambar 1. Alur PTK

C. Deskripsi Persiklus
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Peneliti mempersiapkan antara lain: (a) Membuat RPP (2)
membuat instrumen, (3) Menyiapkan media pembelajaran (4)
menyiapkan administrasi kelas yang berkaitan dengan penelitian
perbaikan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 13
Oktober 2020 dengan materi pokok Peninggalan kerajaan di masa

1
14

Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah setempat.


Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain :
a) Guru menjelaskan bahan yang akan didiskusikan dengan
langkah kerjanya secara lisan.
b) Siswa melakukan diskusi kelompok dalam pembelajaran
c) Siswa melaporkan dan membahas hasil diskusi kelompok.
d) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan teman dan guru.
e) Guru melakukan observasi terhadap keaktifan siswa.
f) Guru melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.
3) Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Dalam observasi ini dibantu oleh Bapak
Afrizal, S.Pd. yang mengamati pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan peneliti. Hasil perbaikan siklus 1
akan digunakan sebagai pedoman hasil pelaksanaan siklus II.
4) Refleksi
Dari hasil observasi baik guru maupun siswa dan didiskusikan
dengan kolabolator, pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus 1 diperoleh temuan bahwa metode ceramah kurang tepat
pada materi ini dan tidak semua siswa terlibat dalam tanya jawab.
Untuk itu penulis akan menggunakan hasil analisa data pada tahap
ini sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya dengan
tujuan meningkatkan keefektifan proses dan hasil belajar.

b. Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini antara lain :
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran 2
b) Menyiapkan media pembelajaran
c) Menyiapkan lembar observasi.
d) Menyiapkan alat evaluasi.

1
15

2. Pelaksanaan
Kegiatan proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada tanggal
20 Oktober 2020 dengan menerapkan model Guieded Inquiry (Inkuiri
terbimbing). Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara
lain:
a) Guru menyiapkan gambar-gambar peninggalan Kerajaan Hindu,
Budha dan Islam sebagai media pembelajaran.
b) Siswa melakukan pengamatan terhadap peninggalan kerajaan
Hindu, Budha dan Islam
c) Guru membimbing siswa dalam memahami informasi tentang
kerajaan Hindu
d) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan teman dan guru.
e) Guru melakukan observasi terhadap keaktifan siswa.
f) Guru melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan
rekan Kolabolator yang merupakan guru di SD Negeri 22
Lubuklinggau. Hasil observasi terhadap proses pelaksanaan perbaikan
siklus 2 ini dapat dilihat pada lampiran.

4. Refleksi
Setelah hasil observasi didiskusikan, pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2 diperoleh temuan, ternyata dampak positif dari
penggunaan model Guided Inquiry pada materi ini sangat signifikan.
Siswa yang semula kurang semangat dan pasif berusaha berubah
menjadi aktif dan antusias karena tertarik pada langkah kerja yang
jelas. Kemudian setelah dianalisis hasil evaluasinya juga sangat

1
16

meningkat. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis


menyimpulkan bahwa pada siklus 2 proses perbaikan pembelajaran
telah berhasil dan tidak perlu diadakan siklus perbaikan berikutnya.

D. Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif kualitatif dan statistik kuantitatif. Statistik kualitatif
adalah pengumpulan dan penyajian data dibuat dalam bentuk : uraian
yang disajikan dalam lembar observasi, tabel dan grafik. Sedangkan data
deskriptif kuantitatif adalah data yang dianalisis untuk menemukan
persentase dan nilai rata-rata, dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
atau grafik.
Untuk mengetahui skala keberhasilan siswa, penulis menggunakan
rumus:
a. Rata-rata ( X) = total skor perolehan seluruh siswa, X berhasil ≥ 70
Jumlah siswa
b. Siswa tuntas belajar (individu) dengan nilai akhir ≥ 70 (KKM).
c. Tuntas materi pembelajaran berdasarkan ketuntasan klasikal ≥ 85%,
dengan rumus :
Persentase Klasikal (PK) = Jumlah siswa tuntas X 100%
Jumlah seluruh siswa
d. Persentase keberhasilan keaktifan siswa dihitung dari nilai observasi ≥
80% yang aktif

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Antar Siklus
a. Kondisi Prasiklus
Hasil observasi yang dilakukan guru dan observer/supervisor
terhadap siswa dari sebelum perbaikan dan setelah perbaikan
pembelajaran tersaji pada tabel 1 berikut ini :

1
17

Tabel 1
Aktivitas Siswa Kelas IV Sd Negeri 22 Lubuklinggau
Dalam Pembelajaran IPS

Keteribatan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2


peserta didik
No
dalam Jumlah Jumlah
pembelajaran % % Jumlah %
siswa siswa Siswa
1 Terlibat Aktif 2 9% 9 36% 23 91%
2 Terlibat Pasif 10 39% 12 44% 2 9%
3 Tidak Terlibat 14 52% 5 20% 0 0%
Jumlah 37 100% 37 100% 37 100%

Keterangan:
a. Terlibat aktif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh,
mengajukan pertanyaan, mampu menjawab pertanyaan dengan benar,
ikut aktif berdiskusi dan berani mengeluarkan pendapat.
b. Terlibat pasif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh,
menjawab pertanyaan tetapi belum tentu benar dan ikut berdiskusi.
c. Tidak terlibat, artinya siswa tidak mau bertanya, tidak menjawab dan
diam saja.
Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase
siswa yang aktif dalam pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Hal
ini terbukti pada prasiklus siswa yang terlibat aktif hanya 2 orang (9%),
kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 9 orang (36%) dan pada siklus 2
meningkat lagi menjadi 23 orang (91%) .
Peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum perbaikan dan pada siklus
perbaikan pembelajaran lebih jelas tersaji pada diagram 1 berikut ini :

1
18

Gambar 2
Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran IPS

Aktifitas Siswa
Terlibat aktif Terlibat pasif Tidak terlibat
23

14
12
10 9
5
2 2
0

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS selama
prasiklus tersaji pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau
Nilai Ketuntasan
No. Nama Pra Tidak
Siklus Tuntas Tuntas
1 R.R 60 √
2 A.W.P 65 √
3 A.P 60 √
4 A.H 75 √ √
5 D.R 60 √
6 D.K 50 √
7 D.A 55 √
8 E.M 80 √
9 F.N 50 √
10 G.A 60 √
11 H.S 63
12 H.S.B. 60 √
13 I.N.A 60 √
14 K.N 67 √
15 L.A.A 65 √
16 N.A 50 √
17 M.R.A 68

1
19

18 M.S 60 √
19 M.R 50 √
20 N.D.A 56 √
21 N.T.A 75 √
22 R.K 57 √
23 S.A.P 64 √
24 T.P 45 √
25 V.P 55 √
26 Y.P 76 √
Jumlah 1639
Rata-rata Kelas 63,03
Nilai Terendah 45
Niai Tertinggi 80
Tuntas Persentae 15% 85%
Jumlah Anak 26 4 22

Dari tabel diatas hasil prasiklus jumlah anak yang tuntas atau
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70 sebanyak 4 siswa atau
sebesar 15% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 22 siswa atau 85%,
serta nilai rata-rata kelas hanya mencapai 63,03.
Tabel 3
Hasil Belajar Siswa IPS Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau Siklus I
Nilai Ketuntasan
No. Nama Tidak
Siklus I Tuntas Tuntas
1 R.R 70 √
2 A.W.P 72 √
3 A.P 60 √
4 A.H 75 √
5 D.R 70 √
6 D.K 60 √
7 D.A 60 √
8 E.M 75 √
9 F.N 60 √
10 G.A 75 √
11 H.S 70 √
12 H.S.B. 70 √
13 I.N.A 72 √
14 K.N 74 √
15 L.A.A 65 √
16 N.A 74 √

1
20

17 M.R.A 70 √
18 M.S 60 √
19 M.R 60 √
20 N.D.A 85 √
21 N.T.A 72 √
22 R.K 75 √
23 S.A.P 64 √
24 T.P 60 √
25 V.P 76 √
26 Y.P 76 √
Jumlah 1790
Rata-rata Kelas 68,84
Nilai Terendah 60
Niai Tertinggi 85
Persentase 65% 35%
Tuntas
Jumlah Anak 26 17 9

Dari tabel 3 diatas pada siklus I diperoleh hasil jumlah anak yang
tuntas atau mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 17 anak yaitu sebesar 65% dan
siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 35%, serta nilai rata-
ratanya hanya mencapai 68,84.
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa IPS Kelas IV SD Negeri 22 Siklus II
Nilai Ketuntasan
No. Nama Tidak
Siklus II Tuntas Tuntas
1 R.R 78 √
2 A.W.P 72 √
3 A.P 70 √
4 A.H 85 √
5 D.R 70 √
6 D.K 70 √
7 D.A 80 √
8 E.M 100 √
9 F.N 70 √
10 G.A 75 √
11 H.S 90 √
12 H.S.B. 75 √
13 I.N.A 100 √
14 K.N 70 √
15 L.A.A 70 √

1
21

16 N.A 100 √
17 M.R.A 80 √
18 M.S 76 √
19 M.R 70 √
20 N.D.A 70 √
21 N.T.A 75 √
22 R.K 75 √
23 S.A.P 70 √
24 T.P 75 √
25 V.P 75 √
26 Y.P 75 √
Jumlah 2016
Rata-rata Kelas 77,53
Nilai Terendah 70
Niai Tertinggi 100
Tuntas Persentase 100% 0%
Jumlah Anak 26 26 0

Dari tabel 4 diatas hasil prasiklus jumlah anak yang tuntas atau
mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 26 siswa atau 100% dan yang belum tuntas
sebanyak 3 siswa atau sebesar 0%, serta nilai rata-rata mencapai 77,53.
Dari uraian diatas dapat digabungkan hasil evaluasi persiklus
seperti pada tabel berikut :

Tabel 5
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau persiklus

Nilai
No. Nama Pra
Siklus Siklus I Siklus II
1 R.R 60 70 78
2 A.W.P 65 72 72
3 A.P 60 60 70
4 A.H 75 75 85
5 D.R 60 70 70
6 D.K 50 60 70
7 D.A 55 60 80
8 E.M 80 75 100
9 F.N 50 60 70
10 G.A 60 75 75
11 H.S 63 70 90

1
22

12 H.S.B. 60 70 75
13 I.N.A 60 72 100
14 K.N 67 74 70
15 L.A.A 65 65 70
16 N.A 50 74 100
17 M.R.A 68 70 80
18 M.S 60 60 76
19 M.R 50 60 70
20 N.D.A 56 85 70
21 N.T.A 75 72 75
22 R.K 57 75 75
23 S.A.P 64 64 70
24 T.P 45 60 75
25 V.P 55 76 75
26 Y.P 76 76 75
Jumlah 1639 1790 2016
Rata-rata Kelas 63,03 68,84 77,53
Nilai Terendah 45 60 70
Niai Tertinggi 80 85 100
Persentae 15% 65% 100%
Tuntas
Jumlah Anak 4 17 26

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam


pembelajaran IPS tentang Kerajaan Hindu, Budha, dan Islam
menunjukkan peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keadaan
sebelum perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar atau memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai 17 orang (45,95%),
pada siklus 1 yang mencapai ketuntasan belajar 24 orang (64,86%) dan
pada siklus 2 tingkat ketuntasan mencapai 15 orang (91,89%). Maka
pelaksanaan pembelajaran IPS ini sudah dapat dikatakan berhasil karena
sudah memenuhi syarat ketuntasan minimal klasikal yaitu 85% siswa
yang mencapai nilai ≥70.

Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari keadaan sebelum


perbaikan ke siklus pembelajaran perbaikan secara lebih jelas dapat dilihat
pada diagram 2 berikut ini :

1
23

Gambar 3
Hasil Belajar Siswa IPS Kelas IV persiklus
Tuntas Tidak Tuntas

26
22
17

9
4
0

Prasiklus Siklus I Siklus II

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan


Dari hasil penelitian dan evalusi pembelajaran IPS di kelas IV
SD Negeri 22 Lubuklinggau sebelum perbaikan pembelajaran
menunjukkan bahwa keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat
dari pra siklus yang terlibat secara aktif hanya 2 orang yang memperoleh
nilai ≥ 70 hanya 4 orang atau 15% dalam pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa kurang memuaskan
dan belum memenuhi target yang diinginkan. Dari hasil refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan dan kemudian didiskusikan dengan
kolabolator ditemukan bahwa pembelajaran sulit dimengerti oleh siswa.
Dan hasil belajar peserta didik juga sangat rendah. Hal ini disebabkan guru
tidak menggunakan Metode yang tepat . Oleh karena itulah diupayakan
perbaikan pembelajaran dengan fokus pada penggunaan model
pembelajaran guided inkuiry.
Proses pembelajaran berikutnya dilaksanakan melalui PTK yang
dilakukan dalam 2 siklus, antara lain :
a. Siklus 1
Pada pembelajaran siklus 1 dilakukan upaya perbaikan dengan
menggunakan media. Hasil observasi dan evaluasi pada siklus 1
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran siklus 1 sebanyak 9
orang (36%) dan 17 orang (65%) memperoleh nilai ≥ 70. Walaupun

1
24

telah menunjukkan peningkatan, baik aktivitas maupun hasil belajar


siswa namun belum dapat dikatakan berhasil karena belum mencapai
target ketuntasan dan keaktifan klasikal.
Hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran siklus 1
diperoleh temuan bahwa metode yang digunakan belum tepat dan
belum relevan sehingga dapat mengaburkan pemahaman siswa.

b. Siklus 2
Sehubungan dengan hal yang terjadi pada siklus 1 maka dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dengan menggunakan model
pembelajaran guided inquiry dan media pembelajaran. Dengan
menggunakan tindakan ini terlihat bahwa sebagian besar aktivitas
keaktifan dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Siswa yang
berhasil terlibat aktif sebanyak 26 orang (100%), berbanding lurus
dengan hasil belajarnya yang juga mencapai ketuntasan ≥ 70 sebanyak
26 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran
pada siklus 2 dikatakan berhasil, karena aktivitas dan hasil belajar
siswa sudah mencapai target ketuntasan keaktifan klasikal ≥ 80% dan
nilai rata-rata kelas ≥ 70 serta ketuntasan belajar klasikal ≥85%.
Setelah mengadakan Penelitian Tindakan Kelas selama 2 siklus
pada mata pelajaran IPS tentang Kerajaan Hindu, Budha dan Islam
dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry maka
Penelitian Tindakan kelas ini berhasil setelah aktivitas keaktifan siswa
meningkat mencapai 100% (26 orang dari 26 siswa yang terlibat aktif)
dan hasil belajar siswa meningkat mencapai 100% ( 26 orang dari 26
siswa tuntas KKM mencapai nilai ≥ 70)

1
25

E. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau
dapat disimpulkan bahwa :
a. Model Guided Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang
materi Peninggalan kerajaan Hindu, Budha dan Islam, peningkatan ini
terlihat dari hasil belajar siswa pada prasiklus 4 siswa tuntas (15%)
meningkat pada siklus 4 menjadi 17 siswa tuntas (65%) dan pada siklus
2 berhasil meningkat menjadi 26 siswa tuntas (100%).
b. Model pembelajaran Guided Inqury juga dapat meningkatkan keaktifan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari
keterlibatan keaktifan siswa pada pra siklus hanya 2 siswa aktif (9%),
meningkat pada siklus 1 menjadi 17 siswa (36%) aktif dan pada siklus 2
berhasil meningkat menjadi 26 siswa (100%) aktif.

B. Saran dan Tindak lanjut


Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 22 Lubuklinggau, peneliti
menyarankan :
a. Dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan yang relevan
dengan bahan ajarnya serta sesuai dengan kondisi kelas dan siswa
diantaranya model Guided Inquiry.
b. Guru sebaiknya perlu memberikan penguatan dan motivasi selama
proses pembelajaran berlangsung agar siswa menjadi antusias dan
bersemangat mengikuti pembelajaran tersebut.
c. Guru disarankan sebaiknya menggunakan model Guided Inquiry
dalam pembelajaran IPS sehingga siswa aktif mengikuti pembelajaran
yang menyenangkan.

1
26

DAFTAR PUSTAKA

Anggari, Angi St.dkk.2017.Tema 5 Pahlawanku Buku Tematik Terpadu


Kurikulum 2013: Buku Guru SD/MI Kelas IV. Pusat Kurikulum dan
Pembukuan Kemendikbud

Anggari, Angi St.dkk.2017.Tema 5 Pahlawanku Buku Tematik Terpadu


Kurikulum 2013: Buku Siswa SD/MI Kelas IV. Pusat Kurikulum dan
Pembukuan Kemendikbud

Depdikbud 1999. Garis besar program pengajaran. Jakarta.

Fatimah Siti, et.al. 2008. Model-model Pembelajaran. Palembang: Universitas


Sriwijaya.

Fattah Nanang dan Muhammad Ali. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:
Universitas Terbuka

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Tim Bina Karya Guru. 2004. Pengetahuan Sosial Terpadu untuk SD Kelas II.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Trianto. 2010. Mendesain Pembelajarn Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana

Wardani I.G.A.K. Kuswaya Wihardit dan Nochi Nasoction. 2003. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wardani I.G.A.K. Siri Yulacha dan Ngadit Marsinah. 2005. Pemantapan


Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai