Anda di halaman 1dari 32

ANALISA BEBAN KERJA FARMASI DENGAN METODE WISN DAN

DAILY LOG DI LAYANANAN FARMASI PUSKESMAS KECAMATAN


KALANGANYAR
Disusun Sebagai Syarat Ujian Akhir Mata Kuliah Manajemen Farmasi

Nama kelompok :

1. Agung Wibisono (2004026122)


2. Awlia Mustia Putri (2004026137)
3. Citra Dewi Cahyani (2004026143)
4. Desty Fatonah (2004026146)
5. Desy Sagita Utami (2004026147)
6. Imas masruroh (2004026174)
7. Laelah Mubarakah (2004026180)
8. Leli Rukmana (2004026181)
9. Lestari Putri (2004026182)
10.Nola Lisdawati Lingga (2004026202)
11.Putreni (2004026209)
12.Risma Pradipta (2004026220)
13.Tiya Restiana (2004026233)
14.Widia Wanava Albab (2004026237)
15.Willy Prasetya Utama (2004026238)
Kelas: Pagi Apoteker XXXV
Dosen: Daniek Viviandhari, M.Sc., Apt.
PROGRAM STUDI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010), sedangkan menurut Kementerian
Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Thaun 2014 menyatakan
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pemerintah telah mencanangkan Visi Indonesia 2025 yaitu menjadi
negara maju pada tahun 2025. Namun, pemerintah juga sepenuhnya
menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi suatu
tantangan dalam mewujudkan visi yang dimaksud. Para pakar di bidang SDM
menyatakan bahwa kualitas SDM secara dominan ditentukan oleh kemudahan
akses pada pendidikan dan fasilitas kesehatan yang berkualitas.
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat
penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak
roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus
dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu
memberi kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan
secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang
dan masa depan bisa tercapai, yang sering disebut sebagai manajemen sumber
daya manusia. Tujuan manajemen sumberdaya manusia adalah mengelola
atau mengembangkan kompetensi personil agar mampu merealisasikan misi
organisasi dalam rangka mewujudkan visi.
Manajemen SDM adalah kunci yang sangat penting untuk
keberhasilan dan kemajuan organisasi termasuk Puskesmas. Karena makin
tinggi tingkat pemanfaatan SDM makin tinggi hasil guna sumber daya
lainnya. Tidak ada artinya sumber daya lainnya tanpa SDM yang
berkualitas. Dimasa depan, manajemen SDM menjadi hal yang sangat
penting untuk dip erhatikan oleh para manajer Puskesmas Ketep atan dalam
perencanaan, seleksi, pengelolaan dan pengembangan SDM menjadi kunci
sukses Puskesmas untuk dapat berkembang (Nuryanto, 2005). Menurut
Astiena AK (2015), tersebut beberapa metode penghitungan beban kerja,
yaitu Work Sampling, Time and Motion Study, Daily Log, dan Workload
Indicators of Staffing Need (WISN).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
81/Menkes/SK/2004, WISN adalah suatu metode perhitungan kebutuhan
Sumber Daya Manusia berdasarkan pada beban kerja pekerjaan nyata.
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh tenaga kesehatan professional dalam satu tahun dalam satu
sarana pelayanan kesehatan ( Depkes, 2004 ). Metode WISN adalah alat
manajemen sumber daya yang menghitung kebutuhan staf berdasarkan
beban kerja untuk kategori staf tertentu dan jenis fasilitas kesehatan. Alat ini
dapat diterapkan secara nasional, regional, di fasilitas kesehatan tunggal.
Metode WISN memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan baik secara
teknis, komprehensif, realistis serta memberikan kemudahan dalam
menentukan variasi kebutuhan SDM dalam berbagai tipe layanan kesehatan
seperti puskesmas. Namun metode WISN memiliki kelemahan, di mana
sangat diperlukan adanya kelengkapan data yang nantinya akan 24 dianalisa
secara statistic dan akan mempengaruhi akurasi hasil WISN ( WHO, 2010 )
Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana
orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan
untuk penelitian tersebut. Penggunaan teknik ini sangt bergantung terhadap
kerjasama dan kejujuran dari personel yang sedang diteliti. Pada metode ini
peneliti biasanya membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari
dan diisi sendiri oleh informan. Berdasarkan uraian tersebut penelitian
dilakukan pengujian untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dan perbedaan
analisa beban kerja metode WISN dengan metode daily log di Instalasi
Farmasi kecamatan Kalanganyar
B. Tujuan
1. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang ideal di Instalasi Farmasi
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar
2. Mengetahui perbedaan analisa beban kerja metode WISN dengan
metode Daily Log.
C. Manfaat
Meningkatkan efektivitas pelayanan khususnya layanan farmasi di
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar.

D.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pusat Kesehatan Masyarakat
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas
adalah pelayanan kesehatan yang menyenggelarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan promotif dan preventif di wilayah kerja (Menkes
RI, 2019)
Menurut Menkes RI (2019) upaya kesehatan masyarakat adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat
B. Sumber Daya Manusia
Peranan sumber daya manusia yang dibangun atau
dikembangkan melalui proses pembangunan dari SDM itu dapat
dipertanyakan, apanya dari SDM itu yang harus dibangun sehingga
terwujud manusia seutuhnya atau manusia yang berbobot atau yang
berkualitas sesuai dengan hakikat dan sasaran pembangunan nasional
Indonesia. Yang perlu dibangun adalah daya yang berasal atau
bersumber dari manusia itu ataukah manusia yang menghasilkan daya
itu yang harus dibangun atau dikembangkan.

Menurut Hasibuan dalam Tewu (2015) Sumber Daya Manusia


adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man power
di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri
dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan
setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau
manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak
berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal
dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan
pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan
Emotion Quality (EQ)

C. Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Anugrah Puspita (2011), menejemen sumber daya
manusia merupakan lima fungsi dasar yang dilakukan para manajer
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, dan pengawasan
dalam mendapatkan sumber daya manusia organisasi yang efektif
Sedangan Hasibuan (2006) berpendapat bahwa Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari organisasi
yang memberikan perhatian pada dimensi “orang”. Manajemen
manusia dapat dilihat dalam dua cara, yaitu:
1) Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan penyedia pegawai
untuk mendukung fungsi organisasi. Perannya untuk membantu
menyelesaikan permasalahan manajemem sumber daya manusia, yaitu
menyediakan pekerja atau setiap hal yang berkaitan langsung dalam
produksi barang atau jasa suatu organisasi.
2) Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi dan tugas dari
setiap manajer untuk mengelola pekerja secara efektif. Seluruh definisi
diatas menggambarkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di
dalam oragnisasi dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai berbagai tujuan. Sehngga dapat disimpulkan bahwa
manajemen sumber daya manusia adalah “pengakuan” terhadap
pentingnya satuan tenaga kerja organisasi dan pemanfaatan berbagai
kegiatan dan fungsi personalia untuk menjamin bahwa mereka
digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu,
organisasi, dan masyarakat.
D. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Merupakan suatu proses peninjauan yang sistematis mengenai
persyaratan sumber daya manusia untuk menjamin agar jumlah tenaga
kerja dengan keterampilan kerja yang dperlukan tersedia apabila
dibutuhkan. Elemen-elemen di dalam perencanaan tenaga kerja
diantaranya :
1) Tujuan organisasi
2) Peramalan sumber daya manusia
3) Informasi karyawan
4) Proyeksi ketersediaan sumber daya manusia
5) Analisis dan evaluasi kesenjangan sumber daya manusia
Hasibuan (2006) menyatakan perencanaan sumber daya manusia
meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :
1) Skill Inventory
Merupakan kegiatan pencatatan dan penyimpanan data secara rinci
mengenai karyawan termasuk catatan pendidikan, pelatihan,
pengalaman, lama kerja, posisi sekarang, gaji dan karakteristik
pegawai.
2) Job Analysis
Merupakan analisis terhadap uraian tugas dan tanggung jawab dari
pekerjaan tertentu dan karakteristik pegawai (pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menduudki posis tertentu)
3) Replacement Chart
Merupakan sebuah diagram yang menggambarkan seluruh jabatan
diseluruh organisasi, siapa yang menjabat saat ini, dan siapa yang
berpotensi menjabat disuatu hari
4) Expert Forecast
Merupakan kegiatan peramalan yang dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan teknik tertentu. Peramalan ini biasanya didasarkan pada
asumsiasumsi seperti perkembangan organisasi dan unemployment
rate.
E. Analsisi Beban Kerja
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
81/Menkes/SK/I/2004, WISN adalah suatu metode perhitungan kebutuhan
SDM berdasarkan pada beban kerja pekerjaan nyata. Standar beban kerja
adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan professional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan (Depkes, 2004)
International Labour Office (1983) dalam Anugrah Setia Puspita
(2011) mengungkapkan bahwa pekerjaan yang berbeda-beda memerlukan
kesanggupan manusia yang berbeda-beda pula. Seorang pekerja dianggap
memenuhi syarat apabila mempunyai sifat dan kemampuan jasmani yang
diperlukan, yang memiliki kecerdasan dan pendidikan yang ditentukan
serta telah memperoleh kecerdasan dan pendidikan yang ditentukan, serta
telah memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang sukup untuk
melaksakan pekerjaan. Hasibuan (2006) menjelaskan bahwa uraian
pekerjaan dan uraian jabatan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap
jabatan, supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab
yang harus dilakukannya. Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan
dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat pada jabatan
tersebut.
Menurut Depkes (2004) ini adalah suatu metode berdasarkan kerja
yang nyata yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (beban kerjanya).
Metode ini dapat diterapkan pada semua kategori tenaga, baik medis,
paramedis, maupun nonmedis. Metode ini berguna untuk menghitung
kebutuhan saat ini dan masa mendatang, bermanfaat untuk
membandingkan SDM Kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan
yang berbeda, dapat melihat apa tenaga kesehatan bekerja sudah sesuai
dengan profesinya atau tidak, dan dapat mengidentifikasi seberapa besar
beban kerja SDM Kesehatan.
F. WISN (Workload Indicator Staff Need)
Metode perhitungan SDM berdasarkan WISN adalah metode

perhitungan SDM kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang

dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di

fasilitas kesehatan.

1. Kelebihan metode WISN


a. Mudah dilaksanakan karena menggunakan data yang
dikumpulkan atau didapat dari laporan kegiatan rutin masing-
masing unit pelayanan.
b. Hasil perhitungannya realistis, sehingga memberikan kemudahan
dalam menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya
lainnya.
c. Perhitungan menggunakan SOP sehingga data yang didapatkan
lebih akurat
d. Dapat mnegetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan per unit
kerja
2. Kekurangan Metode WISN
a. Memerlukan kelengkapan pencatatan data yang akurat
b. Memerlukan kerapihan penyimpanan data yang baik
c. Data kegiatan harus diketahui secara menyeluruh sehingga dapat
menentukan rata-rata waktu per kegiatan
Tahapan analisis metode WISN dapat dilihat pada bagan

Menetapkan unit kerja dan


kategori SDM

Menetapkan waktu kerja


tersedia/AWT

menetapkan komponen beban


kerja

menyusun standar kegiatan

menyusun standar beban kerja

menghitung faktor
kelonggaran

menentukan kebutuhan tenaga


kerja berdasarkan WISN

G. Daily Log
Sedangkan menurut Ilyas (2004) Daily log merupakan bentuk yang
lebih sederhana dari work sampling. Caranya adalah orang yang diteliti
menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk penelitian
tersebut. Oleh karena itu, teknik ini sangat bergantung pada kejujuran dan
kerjasama dari pegawai yang menjadi sampel. Pelaksanaan teknik ini
menggunakan formulir isian sederhana mengenai kegiatan, waktu, dan
lamanya kegiatan. Pada metode ini biasanya peneliti membuat pedoman dan
formulir isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh informan. Sebelum
dilakukan penelitian perlu diberikan penjelasan mengenai tujuan dan cara
pengisian kepada subyek personel yang diteliti
1. Kelebihan Daily Log
a. Tahapan perhitungan lebih sederhana
b. Data yang didapatkan sedikit sehingga perhitungan lebih mudah
2. Kekurangan Daily Log
a. Dibutuhkan kerjasama yang sangat baik
b. Situasional (data waktu dan kegiatan yang didapatkan pada hari
tertentu saja/tidak menyeluruh) sehingga ada data yang tidak
tercatat.
c. Dibutuhkan kejujuran yang tinggi untuk menuliskan setiap
kegiatan yang dilakukan
d. Tidak dapat mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
per unit kerja
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian
formulir daily log oleh Koordinator yaitu asisten apoteker di Instalasi farmasi
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar. Data kuantitatif diperoleh dari hasil
perhitungan dengan menggunakan metode WISN dan metode daily log.
Penelitian ini untuk mengetahui beban kerja Instalasi farmasi Puskesmas
Kecamatan Kalanganyar sebagai dasar untuk melakukan perhitungan
kebutuhan tenaga kerja Instalasi farmasi Puskesmas Kecamatan Kalanganyar.
Subyek penelitian meliputi dua orang Asisten Apoteker.
B. Lokasi Penelitian
Penelitiann dilakukan di layanan farmasi Puskesmas Kecamatan
Kalanganyar, jalan Leuwidamar Km. 3, Sukamekarsari, Kalanganyar,
Sukamekarsari, Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten 42312
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan pendekatan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan farmasi di instalasi Farmasi
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar. Pengukuran dilakukan terhadap waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelayanan farmasi yang ada di
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar dalam 7 jam waktu kerja.
Pengamatan dilakukan secara langsung di Instalasi Farmasi dengan
mewawancarai asisten apoteker yang bertugas, pengukuran waktu dilakukan
dengan mencatat jam mulai dan jam selesai proses pelayanan farmasi
kemudian dimasukkan kedalam formulir formulir daily log.
Pengamatan dilakukan selama 1 hari kerja pada tanggal 2 Juli 2021,
untuk analisa data kualitatif dilakukan wawancara dan pengisian formulir
daily log dengan asisten apoteker di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan
Kalanganyar. Wawancara dilakukan untuk mencari faktor apa saja yang
menjadi hambatan dalam pelayanan resep di Instalasi Farmasi Puskesmas
Kecamatan Kalanganyar.

D. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data ke komputer pada
program excel kemudian diolah dan dilakukan perhitungan. Perhitungan
dapat dilakukan berdasarkan jumlah waktu kegiatan
E. Analisis Data
Dalam studi analisis data dilakukan untuk mengetahui beban kerja
dan kebutuhan tenaga kerja yang ideal sesuai dengan beban kerja yang
dilakukan. Untuk mengetahui beban kerja langkah pertama yang dilakukan
mencari rerata waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
farmasi kepada pasien. Kemudian, setelah diketahui rerata waktu yang
dibutuhkan dapat diketahui berapa beban kerja berdasarkan jumlah waktu.
Dari perhitungan tersebut dapat dicari tahu kebutuhan tenaga per hari,
dilakukan dengan metode WISN dengan memperhitungkan waktu
memberikan pelayanan farmasi per hari, waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan farmasi, jam kerja efektif SDM per hari serta
jumlah hari kerja per tahun.
Untuk analisa data kualitatif dilakukan proses wawancara, dan
pengisian formulir daily log, kemudian penarikan kesimpulan dari data,
sesuai langkah analisis data kualitatif Miles dan Huberman (1984). Data
yang dituliskan merupakan data yang telah melewati proses wawancara
dan pengisian formulir daily log, kemudian dilakukan pembahasan dari
data yang berhasil dikumpulkan.
F. Penyajian Data
Data kualitatif, data disajikan dalam bentuk poin–poin yang
diambil dari formulir wawancara dan telah dikelompokkan sesuai dengan
masalah yang dibahas. Penyajian data dilanjutkan dengan pembahasan
secara naratif hingga mencapai kesimpulan.
Data kuantitatif penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
hasil kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan disertai dengan
penjelasan deskriptif. Hasil waktu yang diperoleh dalam memberikan
pelayanan farmasi kemudian dimasukkan dalam rumus untuk perhitungan
beban kerja, perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja, dan
penghitungan jumlah kebutuhan tenaga farmasi. Hasil perhitungan
kemudian dirangkum dalam bentuk tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tenaga Farmasi
1. Karakteristik Tenaga Farmasi
Karakteristik tenaga farmasi yang diteliti meliputi pendidikan, status
kepegawaian, digambarkan sebagai berikut :

No. Jabatan Pendidikan Status Kepegawaian


PNS Non PNS
1 Tenaga Teknis D3 0 2
Kefarmasian (TTK)

Tenaga Farmasi di Puskesmas Kalanganyar terdiri dari 2 orang yang


merupakan D3 farmasi yang semuanya Non PNS. Satu orang bertanggung
jawab sebagai kepala bagian farmasi sekaligus menjadi koordinator yang
bertanggung jawab dibagian gudang obat, mengatur perencanaan perbekalan
farmasi, menyusun daftar permintaan obat untuk dikirimkan ke dinas
kesehatan setempat, bertugas dalam pelayanan kefarmasian klinis dan satu
orang yang juga TTK membantu membuat laporan bulanan layanan farmasi,
menyiapkan perbekalan farmasi, melakukan input barang masuk dan keluar,
dan pelayanan farmasi klinis.
2. Uraian Tugas
a. Tenaga Teknis Kefarmasian Satu
1) Tugas pokok

 Menyajikan rancangan kegiatan dalam rangka rencana kegiatan dan


perencanaan perbekalan farmasi dalam rangka pengadaan perbekalan farmasi
 Memeriksa catatan atau bukti perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan
 Memeriksa dan menyerahkan perbekalan farmasi dalam rangka dispensing
resep individual serta memberikan pelayanan informasi obat (PIO)
 Melakukan peracikan obat racikan dan nonracikan juga pemberian etiket
 Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
 Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik
 Memilah obat – obat yang sudah tidak layak digunakan atau kadaluarsa
 Melakukan stok opname
2) Wewenang
 Menyiapkan bahan rencana kerja tahunan
 Melaksanakan pengadaan dan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai aturan berlaku
 Menyiapkan barang farmasi dan BMHP dari gudang
 Melakukan sterilisasi
 Menyiapkan obat sesuai resep dokter
 Memberikan penjelasan penggunaan obat kepada pengunjung farmasi
 Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

3) Tanggung jawab
 Tersusun rencana kerja tahunan
 Tersedianya perencanaan perbekalan farmasi
 Terlaksananya pengadaan dan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai aturan yang berlaku
 Terlaksananya pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
kebutuhan
 Tersedianya alat steril
 Terlaksananya penghapusan perbekalan farmasi
 Terpenuhinya resep dokter
 Terlaksananya penjelasan penggunaan obat kepada pengunjung farmasi
b. Tenaga Teknis Kefarmasian dua
1) Tugas pokok
 Memeriksa dan menyerahkan perbekalan farmasi dalam rangka dispensing
resep individual serta memberikan pelayanan informasi obat (PIO)
 Melakukan peracikan obat racikan dan nonracikan juga pemberian etiket
 Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
 Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik
 Memilah obat – obat yang sudah tidak layak digunakan atau kadaluarsa
 Melakukan stok opname
 Laporan input barang masuk dan keluar
 Menyiapkan dan menyediakan barang farmasi dari apotek atau rumah sakit
lain
 Membuat laporan bulanan
2) Wewenang
 Menerima barang farmasi dan BMHP dari gudang dan merapikan barang
farmasi
 Melakukan sterilisasi
 Menyiapkan obat sesuai resep dokter
 Memberikan penjelasan penggunaan obat kepada pengunjung farmasi
 Menghimpun data penyusunan laporan
3) Tanggung Jawab
 Tersedianya perencanaaan perbekalan farmasi
 Terlaksananya pengelolaan perbekalan farmasi
 Tersedianya alat steril
 Terlaksananya penghapusan perbekalan farmasi
 Terpenuhinya resep dokter
 Terlaksananya penjelasan penggunaan obat kepada pengunjung farmasi
 Terhimpun data penyusunan laporan
B. Budaya Organisasi
Dengan menerapkan 3S (Senyum, Sapa, Salam)
C. Kasus di Instalasi Farmasi Puskesmas
Instalasi Farmasi Puskesmas Klanganyar memiliki jumlah tenaga kerja 2
orang yang bekerja dari pukul 08.00 – 14.00. Untuk mengetahui jumlah tenaga
kerja sesuai dengan beban kerja maka dilakukan perhitungan analisis beban kerja
berdasarkan metode WISN dengan data pendukung sebagai berikut :
a. Jumlah hari setahun = 312 hari, terdapat 52 minggu, karyawan bekerja 6
hari/minggu, cuti tahunan = 12 hari, libur nasional = 16 hari, izin sakit
dalam 1 tahun = 3 hari, ketidakhadiran dalam 1 tahun dengan alasan lain = 3
hari, jam kerja per hari = 7 jam.
b. Jumlah resep rawat jalan per bulan = 1500, jumlah resep yang dikonfirmasi
ke dokter/asuransi per bulan = 20, obat racikan rawat jalan per bulan = 260,
obat non racikan rawat jalan per bulan = 1240
c. Standar beban kerja (menurut SOP) berbeda dari waktu real yang
diperlukan per pekerjaan (menit)
d. Data kegiatan untuk menghitung standar kelonggaran Instalasi Farmasi :

Kode Faktor Jumlah Keterangan


A Hari Kerja (6 hari/minggu) 312 Hari/tahun
B Hari libur nasional + Cuti bersama 16 Hari/tahun
C Cuti tahunan 12 Hari/tahun
D Sakit 3 Hari/tahun
E Ketidak Hadiran Kerja 3 Hari/tahun
F Waktu Kerja 7 Jam/hari
Total Waktu Hari Kerja = {A-(B+C+D+E)} 278 Hari/tahun
Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)xF} 1946 Jam/tahun
Total waktu kerja tersedia 116760 Menit/tahun

D. Pembahasan Kasus di Instalasi Farmasi Puskesmas Kalanganyar


Penghitungan SDM kesehatan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 81 tahun 2004 menjelaskan tentang prosedur penghitungan SDM
kesehatan dengan metode WISN (Work Load Indicator Staff Need/ Kebutuhan
SDM Kesehatan Berdasarkan Indikator Beban Kerja). Pada dasarnya WISN
dapat digunakan di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini
meliputi 5 langkah, yaitu :
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah untuk memperoleh
waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Puskesmas
selama kurun waktu satu tahun (Depkes RI 2004).
Hasil perhitungan Waktu Kerja Tersedia (WKT) untuk karyawan Instalasi
Farmasi Puskesmas Kecamatan Kalanganyar adalah 278 hari/tahun atau 1946
jam/tahun atau 11.6760 menit/tahun disajikan pada tabel dibawah ini:

Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E) x F}


Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Hari Kerja (6 hari/minggu) 312 Hari/tahun
B Hari libur nasional + Cuti bersama 16 Hari/tahun
C Cuti tahunan 12 Hari/tahun
D Izin Sakit 3 Hari/tahun
E Ketidak Hadiran Kerja 3 Hari/tahun
F Waktu Kerja 7 Jam/hari
Total Waktu Hari Kerja = {A-(B+C+D+E)} 278 Hari/tahun
Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)xF} 1946 Jam/tahun
Total waktu kerja tersedia 116760 Menit/tahun

2. Menetapkan distribusi waktu aktivitas Instalasi Farmasi


Puskesmas ( Komponen Beban Kerja, Standar Kegiatan, Standar
Beban Kerja/Standard Workload (SW) )

Total waktu waktu yang Standar


Waktu yang diperlukan yang diperlukan waktu yang Standar
Area per pekerjaan diperlukan per kebutuha
Deskripsi diperlukan Beban
Pekerjaan per bulan pekerjaan (SOP) n tenaga
Kerja
(26 hari) per tahun
Meni Jumlah/ Total
dalam jam (menit)  
t bln (menit)

Verifikasi Resep 5 1500 7500 125 5 3,9


90.000 23.352
Konfirmasi resep ke
10 20 200 3 10 0,2
dokter/asuransi 2.400 11.676
Input harga resep 3 1500 4500 75 2 0,9
54.000 58.380
Menyiapkan obat
Pelayanan 5 1500 7500 125 4 3,1
dan etiket 90.000 29.190
Resep Rawat
Jalan Periksa obat-resep-
2 1500 3000 50 1 0,3
nota 36.000 116.760
penyiapan obat
3 1240 3720 62 5 1,9
nonracikan 44.640 23.352
Penyerahan obat ke
1 1500 1500 25 1 0,2
pasien 18.000 116.760
Penyiapan obat
15 260 3900 65 10 4,0
racikan 46.800 11.676
Update kartu Input barang masuk
1 8000 8000 133 1 0,8
stok manual dan barang keluar 96.000 116.760
Menerima barang
farmasi dari 15 26 390 7 10 0,4
permintaan Gudang Farmasi 4.680 11.676
barang ke
Menyimpan barang
gudang 30 26 780 13 30 2,4
farmasi 9.360 3.892
farmasi dan
penyimpanan Merapikan lemari
dan ruangan 30 26 780 13 30 2,4
farmasi 9.360 3.892
Menyiapkan vaksin
10 13 130 2 7 0,1
untuk Poliklinik 1.560 16.680
Serah terima Serah terima vaksin
Vaksin 5 13 65 1 3 0,0
dengan perawat 780 38.920
Mengembalikan 10 13 130 2 7 0,1
vaksin ke kulkas
1.560 16.680
obat
Stock
Menghitung jumlah
Opname 2 5000 10000 167 3 3,1
obat, ED dan batch 120.000 38.920
Bulanan
permintaan menghubungi
5 2 10 0 3 0,0
barang ke apotek 120 38.920
Rumah sakkt mengambil barang
15 2 30 1 20 0,1
lain atau ke Apotek tersebut 360 5.838
pembelian ke menerima barang
apotek luar 5 2 10 0 5 0,0
farmasi dari kurir 120 23.352
                   
Total
625.740 kebutuha
Jumlah       52145 869,08    
n tenaga
=23,84

3. Faktor kelonggaran/allowence factor

Total
Lama Frekuensi per Kebutuhan
Kegiatan kebutuhan
kegiatan tahun tenaga
waktu
(tenaga)
(menit) (kali) (menit)
Rapat 120 12 1440 0,012
Diskusi 30 12 360 0,003
Briefing 15 48 720 0,006
Pengajian bulanan 15 5 75 0,001
Menerima kunjungan PBF 30 12 360 0,003
Merekap laporan bulanan 60 24 1440 0,012
Total 0,038

KETERANGAN
Rapat 2 orang
Diskusi 2 orang
Briefing 2 orang
Pengajian Bulanan 2 orang
Menerima kunjungan PBF 1 orang
Merekap laporan bulanan 1 orang

Standar kelonggaran adalah standar aktivitas pada aktivitas penunjang dan


tambahan yang terdiri dari dua jenis yaitu Category Allowance Standard (CAS)
dan Individual Allowance Standard (IAS). CAS digunakan untuk menghitung
waktu dari aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori yang
dinyatakan dalam persentase waktu kerja sedangkan IAS digunakan untuk
menghitung waktu dari aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dalam
suatu kategori dan dinyatakan dalam waktu kerja aktual.
Faktor kelonggaran terdiri dari Category Allowance Factor (CAF) dan
Individual Allowance Factor (IAF). Kedua faktor ini dihitung secara terpisah.
CAF merupakan faktor pengali yang diperlukan untuk menghitung jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan
dan penunjang sedangkan IAF merupakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas tambahan. Rumus yang digunakan untuk menentukan
CAF dan IAF yaitu :

CAF = 1/{1-(Total CAS/100)}


IAF = Total IAS/AWT
Data yang kami dapat dikategorikan standar kelonggaran CAS yaitu
digunakan untuk menghitung waktu dari aktivitas yang dilakukan oleh seluruh
staf pada tabel di bawah ini.

CAS
1,233
Rapat 1440/116760x100% %
0,308
Diskusi 360/116760x100% %
0,617
Briefing 720/116760x100% %
0,064
Pengajian Bulanan 75/116760x100% %
2,223
Total CAS
%

IAS Total
Menerima kunjungan PBF 360 x 1 orang 360
1800
Merekap laporan ulanan 1440 x 1 orang 1440

CAF
CAF = 1/(1 - (Total CAS :
100))
CAF = 1/(1-(2,223 :100))
CAF = 1,023
IAF= Total IAS/AWT
IAF=1800/116760
IAF=0,015

4. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja

Hasil WISN
(TenagaKerja x CAF) + IAF
(23,84x1.023)+ 0.015
24,403
24 Orang

Kebutuhan Tenaga Kerja 24 Orang


Standar Kelonggaran 2 Orang
Total Kebutuhan Tenaga Kerja 22 Orang

Tenaga Kerja Hasil WISN Perbedaan WISN Ratio Keterangan


yang Ada (A) (B) (A-B) (A/B)
2 Orang 24 Orang -22 0,083 Ratio < 1 berarti
kekurangan tenaga
kerja
Keterangan:
Penyebab :
1. Kurangnya TTK dan Apoteker disebabkan yang resign
2. Resep yang dikerjakan tergolong berlebih/banyak untuk TTK yang hanya
2 orang
Akibatnya/Dampak :
1. Resep yang berlebih menyebabkan waktu tunggu lama sehingga
menurunkan kepuasan pelanggan
2. Resiko adanya Medication Error sehingga menurunkan mutu pelayanan
3. Tekanan pekerjaan tenaga kefarmasian yang tinggi
Rekomendasi :
Menambahkan tenaga kefarmasian merupakan pilihan satu satunya yang
dapat diterapkan di PUSKESMAS Kalanganyar
Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kefarmasian, data yang
dibutuhkan adalah waktu kerja yang tersedia, distribusi waktu aktivitas, standar
beban kerja, standar kelonggaran, dan kuantitas kegiatan pokok selama kurun
waktu satu tahun atau waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kegiatan
dalam satu tahun. Tabel diatas menunjukkan jumlah tenaga kefarmasian yang
dibutuhkan serta rasio WISN. Pada bagian instalasi farmasi Puskesmas
Kecamatan Kalanganyar jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan belum sesuai
dengan kebutuhan, karena pada puskesmas tersebut masih kekurangan jumlah
tenaga kerjadi bagian sebanyak 22 orang.
Rasio WISN merupakan suatu ukuran “pengganti” bagi tekanan kerja yang
dialami tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di
puskesmas. Rasio jumlah tenaga kefarmasian dihitung dengan membandingkan
jumlah tenaga yang ada sekarang dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan sesuai
dengan perhitungan WISN. Dengan demikian rasio WISN tenaga kefarmasian
pada instalasi farmasi Puskesmas Kecamatan Kalanganyar adalah 0,083 yang
berarti <1 dan dengan selisih 22 orang. Menurut WISN nilai rasio yang kurang
dari satu berarti menunjukkan bahwa semakin kecil rasio WISN, maka semakin
besar tekanan beban kerja. Rasio WISN yang kecil menunjukkan bahwa jumlah
tenaga saat ini lebih kecil daripada yang dibutuhkan.
Mengenai data beban kerja instalasi farmasi Puskesmas Kalanganyar yang
diolah dengan perhitungan WISN jumlah tenaga kerja belum sesuai antara beban
kerja dengan tenaga kerjanya karena kekurangan tenaga kerja dengan beban kerja
sedemikian rupa sesuai dengan hasil wawancara kami kepada tenaga farmasi yang
bertugas di puskesmas Kalanganyar yang mengatakan bahwa terdpat kendala
dalam ketersediaan SDM di puskesmas tersebut sehingga mereka banyak
merangkap pekerjaan. Saran dari kami untuk mengatasi ketidaksesuaian tenaga
kerja yang ada di puskesmas tersebut maka dapat dilakukan penambahan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan di bagian instalasi farmasi
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar.
E. Data Tambahan
1. Pola ketenagaan di instalasi farmasi (apa saja profesinya dan berapa
jumlahnya)
Jumlah tenaga kerja farmasi di Puskesmas Kalanganyar berjumlah 2 orang
yang telah menempuh jenjang D3 farmasi dan non PNS. Salah satunya
merupakan kepala farmasi. Puskesmas Kalanganyar berdasarkan PMK 43
Tahun 2019 merupakan Puskesmas desa nonrawat inap jadi tidak
menyediakan shift malam.
2. Rata – rata waktu pelayanan resep (racikan dan nonracikan)
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan tenaga farmasi, rata – rata
waktu pelayanan resep racikan adalah 15 menit dan resep nonracikan adalah 3
menit
3. Kepuasan pelanggan (pasien)
Kepuasan pelanggan dilakukan menggunakan kuisioner BPJS, kotak saran dan
berdasarkan jumlah koin
4. Medication error
Dari hasil wawancara kami tidak ada kejadian medication error karena di
Puskesmas Kecamatan Kalanganyar Pelayanannya dilakukan double cek.
5. Tingkat stres karyawan
Tenaga farmasi di puskesmas kalanganyar mengeluhkan adanya beban
pekerjaan terutama pada pembuatan laporan (seperti laporan tahunan
inspektorat), dan juga persiapan akreditasi
6. Permasalahan yang dihadapi instalasi farmasi saat ini
Permasalahan yang dihadapi Puskesmas Kalanganyar saat ini adalah tidak
adanya Apoteker dan kurangnya SDM yang membantu dalam
mengkoordinasikan pengelolaan perbekalan farmasi dan juga terkait
permasalahan pelayanan farmasi klinis.
7. Peningkatan kwalitas SDM
Ternga kefarmasian mengikuti pelatihan seperti seminar baik yang diadakan
didalam puskesmas atau luar puskesmas.
8. Pemeliharaan tenaga kerja
Memberikan reward kepada tenaga kerja kefarmasian untuk mempertahankan
tenaga kerja yang berkualitas. Memenuhi hak-hak karyawan seperti
tunjangan hari raya, komunikasi dan lain-lain.
Pemeliharaan kondisi kesehatan karyawan berupa pemeriksaan kesehatan
fisik seperti pemeriksaan kesehatan (kadar glukosa darah, kolesterol, tekanan
darah, asam urat). Pemberian multivitamin untuk menunjang kesehatan
karyawan, dan pemberian Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.

F. Perhitungan Data Daily Log


Waktu yang diperlukan Total
Total
per pekerjaan waktu waktu yang
waktu
yang diperlukan
yang
Deskripsi diperluka per pekerjaan
Jumlah Total diperlukan
Menit n per per tahun
/bln (menit) pertahun
bulan (menit)
dalam jam
dalam jam
Mengikuti Morning
15 26 390 6,5 4.680
Briefing 78
Mempersiapkan alat
15 26 390 6,5 4.680
kerja 78
Menyiapkan kebutuhan
60 26 1560 26 18.720
vaksin, obat, BMHP 312
Verifikasi Resep 5 1500 7500 125 90.000 1500
Konfirmasi resep
10 20 200 3,33 2.400
kedokter/asuransi 40
Input harga resep 3 1500 4500 75 54.000 900
Menyiapkan obat dan
5 1500 7500 125 90.000
etiket 1500
Periksa obat-resep-nota 2 1500 3000 50 36.000 600
Penyiapan obat non
3 1240 3720 62 44.640
racikan 744
Penyiapan obat racikan 15 260 3900 65 46.800 780
Penyerahan Obat ke 1 1500 1500 25 18.000 300
pasien
Input barang masuk dan
1 8000 8000 133,3 96000
barang keluar 1600
Menerima barang
farmasi dari Gudang 15 26 390 6,5 4.680
Farmasi 78
Menyimpan barang
30 26 780 13 9.360
farmasi 156
Merapikan lemari dan
30 26 780 13 9.360
ruangan farmasi 156
Menyiapkan vaksin
10 13 130 2,17 1560
untuk Poliklinik 26
Serah terima vaksin
5 13 65 1,08 780
dengan perawat 13
Mengembalikan vaksin
10 13 130 2,17 1560
ke kulkas obat 26
Menghitung jumlah
2 5000 10.000 166,7 120.000
obat, ED dan batch 2000
permintaan barang atau
20 2 40 0,7 480
pembelian 8
menerima barang
5 2 10 0,17 120
farmasi dari kurir 2
ISHOMA 30 26 780 13 9.360 156
Total 11.053

Berdasarkan studi literatur yang kami dapatkan, daily log merupakan salah
satu metode menentukan standar beban kerja dimana orang yang diteliti
menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut
(hasil terlampir).
Dari hasil perhitungan daily log diperoleh total kebutuhan tenaga farmasi
sebanyak 5 orang pada Instalasi Farmasi Puskesmas Kalanganyar.

Perhitungan kebutuhan tenaga


Total waktu kerja yang dibutuhkan per tahun = 11.053 jam
Total waktu kerja tersedia per tahun 2.184 jam (26 hari
x 7 jam x 12 bulan )
= 5,05 orang
= 5 orang
BAB V
KESIMPULAN

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kalanganyar memiliki SDM terdiri


dari 2 orang D3 Farmasi non PNS, Satu orang sebagai kepala bagian sekaligus
koordinator dan juga melakukan pelayanan kefarmasian dan satu orang bertugas
membantu pelayanan kefarmasian dan membuat laporan. Hasil perhitungan
analisa beban kerja menggunakan metode WISN di Puskesmas Kalanganyar
diperoleh jumlah tenaga yang dibutuhkan di Instalasi Farmasi Puskesmas
Kalanganyar yaitu 24 orang. Sedangkan jumah tenaga kerja yang tersedia adalah 2
orang. Sehingga terjadi kekurangan tenaga farmasi sebanyak 22 orang.
Adapun hasil perhitungan tenaga kerja dengan menggunakan metode daily
log diperoleh total kebutuhan tenaga farmasi 5 orang, dengan jumlah tenaga
farmasi yang tersedia yaitu 2 orang. Maka, selisih kebutuhan tenaga farmasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan daily log kekurangan 3 orang tenaga farmasi.
Perbandingan dari kedua metode tersebut yaitu perhitungan analisa beban
kerja menggunkan metode daily log lebih sederhana dan lebih mudah dari pada
metode WISN, namun metode WISN lebih akurat karena perhitungan yang lebih
detail, sehingga menurut kami perhitungan yang digunakan dalam perhitungan ini
sesuai dengan perhitungan pada data WISN dimana tenaga kerja atau SDM di
puskesmas kecamatan kalanganyar yang masih banyak kekurangan sehingga
tenaga farmasi di puskesmas tersebut berdasarkan wawancara yang telah kami
lakukan banyak melakukan rangkap dalam kerja dimana petugas gudang farmasi
juga membantu dalam pelayanan di instalasi farmasi puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/
Menkes/ SK/ 1/ 2004 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota serta Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi


Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori,
Metode dan Formula. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2004 Tentang Pedoman


Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di
Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit

Puspita, A. S. (2011). Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode


Workload Indicator Of Staffing Need (WISN) Di Unit
Pelatihan Dan Pengembangan Rumah Sakit Tebet
Jakarta. Skripsi). Universitas Indonesia, Depok.

Tewu, M. E. (2015). Peranan sumber daya manusia dalam


meningkatkan aktivitas kelompok tani di Desa
Tember. Acta Diurna Komunikasi.
Lampiran

Formulir Daily Log

Nama : Dine Prihatini

Unit Kerja : Instalasi Farmasi

Jabatan : Tenaga Teknis Kefarmasian (D3)

Hari/Tanggal : 2/7/2021

No. Waktu Kegiatan Total Waktu


Kegiatan (menit)
08.00- 08.15 Mengikuti Morning Briefing 15
08.15 - 09.30 Mempersiapkan alat kerja dan menerima
15
barang farmasi dari gudang
09.30 – 10.30 Menyimpan obat dan BMHP dan merapikan
60
lemari dan ruang farmasi
Melakukan Pelayanan Resep Non Racikan
180
10.30 – 12.30 Melakukan Pelayanan Resep Racikan
12.30 – 13.00 Ishoma 30
13.00 – 14.00 Input barang masuk & keluar 60
14.00 – 15.00 Merapikan instalasi farmasi, persiapan
60
pulang

Kotak saran kepuasan pelanggan


Foto Lingkungan puskesmas Kalanganyar
 Lingkungan luar puskesmas

 Bagian farmasi puskesmas

Anda mungkin juga menyukai