Anda di halaman 1dari 13

HUKUM DAN PRANATA SOSIAL

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sosiologi Hukum Keluarga

Nadhifatun Nur Hajjah Sholihah

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN ADAB
UNIVERSITAS NAHDLOTUL ULAMA’
SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Peradilan Indonesia dengan judul “Peradilan Agama”.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah menyelamatkan kita dari
zaman jahiliyah menuju ke zaman yang terang benerang dan penuh barokah ini.
Kami menyadari betul bahwa sebagai penulis tidak luput dari kesalahan, maka dari
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya kontruktif untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya dan bagi kami pada khususnya.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bojonegoro,09 Oktober 2021

Penyusun,

Kelompok

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2

A. Pranata Sosial ...................................................................................................................3

B. Peran dan Fungsi dan Pranata Sosial ...............................................................................4

C. Penggolongan Pranata Sosial ..........................................................................................8

D. Hukum Sebagai Pranata Sosial ........................................................................................9

BAB III PENUTUP .............................................................................................................11

A. Kesimpulan ......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

III
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya


terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ke titik pusat) di sekitar fungsi-fungsi
atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhab pokok karena
tujuannya adalah mengatur cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan
pokok. Ada himpunan kaidah yang befungsi pemenuhan pokok yang lain. Dengan kata lain
bahwa pranata sosial merupakan himpunan kaidah-kaidah atau norma-norma.
Supaya hubungan yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat
perbeda-beda, diperlukan sebuah pranata sosial budaya, yang dimana mempunyai fungsi-
fungsi dan aturan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pranata sosial dan jenis-jenis pranata
sosial serta perubahan pranata sosial. perubahan sosial, arah perubahan sosial yang
merupakan suatu gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke dalam sosial
lainnya. Karena itu, perubahan sosial pasti memiliki suatu arah atau tujuan tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Mejelaskan definisi Pranata Sosial ?


2. Jelaskan Proses pertumbuhan pranata sosial ?
3. Sebutkan pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat ?

C. Tujuan Penyusunan

1. Mengetahui ciri dan fungsi pranata sosial


2. Mengetahui proses pertumbuhan pranata sosial
3. Mengetahui pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat
4. Mengetahui dampak dari perubahan sosial terhadap perkembangan pranata sosial
budaya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pranata Sosial

Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat
kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam
masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah sebabnya
ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, di
antaranya adalah Soerjono Soekanto. Lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai
himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di
dalam kehidupan bermasyarakat

Pada umumnya setiap Manusia tidak bisa hidup dengan sendirinya melainkan
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sebagai Mahluk sosial, seiring
dengan pertumbuhan dan pola relasi manusia dalam bermasyarakat maka dari itu
manusia tidak terlepas dari pranata, terbentuknya Pranata ( lembaga yang mengatur)
bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama.

Menurut Soekanto (2012 : 171) Pranata tumbuh karena manusia dalam


hidupnya memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama
dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Menurut Koentjaraningrat (1964 : 113) mengemukakan bahwa pranata


merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitasaktivitas
untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Defenisi tersebut menekankan pada sistem tata kelakuan atau normanorma untuk
memenuhi kebutuhan:

1. Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkanlembaga-lembaga kemasyarakatan


seperti keluarga batih, pelamaran, perkawinan, perceraian, dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan mata pencharian menimbulkan lembaga-lembaga

kemasyarakatan, seperti misalnya pertanian, peternakan, koperasi, industri dan


lain-lain.

3. Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan,


seperti pesantren, taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan seterusnya.

2
4. Kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan menimbulkan kesusastraan, seni
rupa, seni suara, dan lain-lainya.

5. Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga,

pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lainya

B. Peran dan Fungsi Pranata Sosial

Menurut Sumner dalam Soekanto(2012 :173) mengatakan pranata adalah sebagai


cita-cita, perbuatan, sikap, dan perlengkapan kebudayan, bersifat kekal serta bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pentingnya adalah agar ada keteraturan dan
integrasi. Dan mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka

2. bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah, terutama


yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

3. Menjaga keutuhan masyarakat.

4. Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial di masyarakat.

C. Ciri-ciri Pranata Sosial

Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di
masyarakat memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan norma
sosial. Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut
ini.

a) Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau
simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin
pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan
simbol dari pranta politik negara Indonesia.
b) . Memiliki Tata Tertib dan Tradisi

3
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisitradisi baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi
setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga
seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan
tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata
pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang
tertuang dalam tata tertib sekolah.

c) . Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan

Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota


masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara
keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

d) . Memiliki Nilai

Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku


darisekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa
yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian
pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur
kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam
suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam
masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah
sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua. e .
Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)

Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur
manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal
tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota
masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki
tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya
lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.

e) Memiliki Alat Kelengkapan

Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana
dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.

4
D. Penggolongan Pranata Sosial

Berdasarkan fungsi-fungsi secara umum dan karakteristiknya tersebut, pranata


sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut. Berikut ini beberapa tipe atau
penggolongan pranata sosial.

a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi crescive


institutions dan enacted institutions.

1) Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari
kebiasaan masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan
berbagai upacara adat.

2) Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga
kesehatan, dan lain-lain.

b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat


dibedakan menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.

1) Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya
pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan
negara.

2) Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya


tempat-tempat hiburan atau rekreasi.

c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi


approved institutions dan unsanctioned institutions.

1) Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum
oleh masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan,

dan lain-lain.

2) Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum ditolak
oleh masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti merampok,
memeras, pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.

d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi

5
general institutions dan restricted institutions.

1) General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami
masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.

2) Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh
anggota kelompok tertentu. Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan lainnya.

e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi cooperative

institutions dan regulative institutions.

1) Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan pola
dan tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata

industri.

2) Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur


atau mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).

E. Hukum Sebagai Pranata Sosial

Pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan
maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat
bagi manusia. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur
dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.

Pranata Sosial, selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi
secara memadahi, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga
masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
berlaku.

Pranata sosial berfungsi menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman


perpecahan atau disntegrasi masyarakat. Hal ini dikarenakan pada saat ini pemenuhan
kebutuhan hidup di masyarakat dapat dikatakan tidak seimbang karena pertambahan
kualitas dan kuantitas dari masyarakat itu sendiri, sehingga hal ini dapat
mengakibatkan pertentangan karena perebutan dan persaingan antar anggota
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu norma sosial yang

6
terdapat di dalam pranata sosial akan berfungsi untuk mengatur pemenuhan
kebutuhan hidup tersebut secara adil dan memadai, sehingga dapat terwujudnya
kesatuan di dalam masyarak itu sendiri.

Memberi pegangan pada masyarakat untuk mengetahui bagaimana sistem


pengendalian sosial (social control). Sanksi terhadap pelanggaran norma sosial
merupakan sarana agar setiap warga masyarakat tetap taat dengan norma-norma
sosial itu, sehingga tertib sosial dapat terwujud.

Hukum sebagai pranata sosial merupakan alat control manusia dan oleh
sebab itulah hukum dijadikan salah satu alat pengendali sosial, dan tetap mengakui
adanya pranata sosial yang lain misalnya kesusilaan dan keyakinan sebagai salah
satu alat pemenuhan kebutuhan manusia.

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat
kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam
masyarakat. Menurut Soekanto (2012 : 171) Pranata tumbuh karena manusia dalam
hidupnya memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama
dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

fungsi pranata sosial , yaitu:

1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka

2. bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah, terutama


yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

3. Menjaga keutuhan masyarakat.

4. Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial di masyarakat.

8
Hukum sebagai pranata sosial merupakan alat control manusia dan oleh sebab
itulah hukum dijadikan salah satu alat pengendali sosial, dan tetap mengakui adanya
pranata sosial yang lain misalnya kesusilaan dan keyakinan sebagai salah satu alat
pemenuhan kebutuhan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://indonesiapenulis.blogspot.com/2014/02/hukum-sebagai-pranata-sosial.html

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/2076-BAB_II

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/madania/article/viewFile/9/8

https://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/DATIN/article/view/451

https://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/DATIN/article/view/454

10

Anda mungkin juga menyukai