Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN LARUTAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Matakuliah Kimia Dasar

Pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Praktikan : NUR ANNISA BASIR

NIM : 20600121072

Prodi : Pendidikan Fisika

Gol./Klp : C5

Tgl Praktek : 30 Oktober 2021

Asisten : Melani Eka Putria

LABORATORIUM KIMIA FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

SEMESTER GANJIL TAHUN 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan:

Pembuatan Larutan

Disusuun dan diajukan oleh:

Nama : Nur Annisa Basir

NIM : 20600121072

Prodi : Pendidikan Fisika

Kelas / Klp : C5

Telah diperikasa dan disetujui

Serta dinyatakan memenuhi syarat / ACC

Asisten,

Melani Eka Putria

NIM: 0000000000
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua pasti membutuhkan campuran zat pada

prosesnya. Pada umumnya, reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara zat murni.

saat ini, begitu banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun yang terjadi

secara alami.

Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro

titik di alam, umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. termasuk Bagaimana makhluk

hidup menyerap mineral vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik larutan biasanya terdiri atas

dua zat atau lebih yang bercampur dan bersifat homogen. Larutan merupakan campuran homogen

karena umumnya memiliki ukuran partikel yang begitu kecil sehingga memiliki komposisi yang begitu

seragam dan sulit untuk dibedakan antar komponennya. Larutan terdiri atas dua komponen. Komponen-

komponen tersebut yaitu pelarut dan zat terlarut. pelarut biasanya disebut solvent dan zat terlarut

biasanya disebut solute. Zat pelarut adalah zat yangmemiliki jumlah terbanyak sedangkan zat terlarut

memiliki jumlah yang lebih sedikit.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat dalam larutan. Konsentrasi menyatakan banyaknya zat

yang terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Pada umumnya, konsentrasinya tinggi dan disebut pula

larutan yang banyak maka disebut larutan yang konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang

pekat. Sebaliknya jika zat terlarutnya sedikit, maka disebut larutan yang konsentrasinya rendah dan

disebut pula larutan yang encer. Oleh karena itu, dilakukan percobaan dengan judul “Pembuatan

Larutan” ini, dengan tujuan agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, dapat

mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi larutan dan menentukan konsentrasi larutan yang

telah dibuat. Dengan demikian, praktikan tidak hanya tahu teori tetapi juga dapat mempraktekannya

baik dalam laboratorium maupun dalam kehidupan sehari – hari.


A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini:

1. Bagaimana cara pembuatan larutan fase padat ke cair

2. Bagaimana cara pembuata larutan fase cair ke cair

B. Tujuan

Tujuan diadakan percobaan ini adalah:

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui fase padat ke cair.

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui fase cair ke cair.

C. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat diadakannya ini adalah sebagai berikut:

Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Oktober 2021

Waktu : 11:00 – 13:00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai

molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan

padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap

jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.

Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut

(Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi

sebagai pelarut adalah alcohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi

kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion

sejenis, efek ion berlainan, Ph, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain – lain (Khopkar, 2003).

A. 1. Larutan Primer

Larutan Primer adalah larutan yang yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau

normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan primer berfungsi untuk

menstandarisasi/membekukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu

larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti (larutan standar sekunder).
A. 1. Larutan Sekunder

Larutan Sekunder adalah larutan yang mengandung suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat

diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini

ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.

Kejenuhan suatu larutan dapat dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu:

- Suhu

- Konsentrasi

- Pengadukan

- Jumlah terlarut

- Jumlah pelarut

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi

adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume

(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul

satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah

dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:

1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau

massa larutan yang akan dibuat.

2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan

yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah

sama, dan memenuhi persamaan :


M1 . V1= M2 . V2

M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan

M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan

V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

1. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan

senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini

terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat

dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak

boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan

sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan

asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit

(Brady, 1999).

2. Titrasi. Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :

1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri,

artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan

dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.

2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
B. Pembagian Larutan
BAB III

METODOLOGI

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Batang pengaduk 1 buah

2. Gelas kimia 1 buah

3. Botol larutan 1 buah

4. Labu ukur 1 buah

5. Pipet gondok 1 buah

6. Pipet tetes 1 buah

7. Sendok 1 buah

8. Botol semprot 1 buah

9. Neraca digital 1 buah

10. Corong 1 buah

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Aquades secukupnya
2. H2SO4 5 mL

3. NaCl 0,6 mL

4. Tissue secukupnya

5. Label secukupnya

C. Cara Kerja
Fase padat ke cair:

- Gelas kimia diletakkan diatas timbangan/neraca digital

- Dimasukkan NaCl sebanyak 0,6 gram kedalam gelas kimia dengan menggunakan sendok

- Dimasukkan aquades kedalam gelas kimia sebanyak 20 ml yang berisi NaCl

- Diaduk menggunakan batang pengaduk sampai larut.

- Dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml menggunakan corong kaca.

- Dibilas gelas kimia 100 ml menggunakan aquades dan bilasannya di masukkan kedalam
labu ukur 100 ml.

- Ditutup labu ukur 100 ml dan di bolak-balik sambil dipegang tutupnya hingga tercampur
rata sebanyak 10 kali

- Kemudian larutan tersebut dimasukkan kedalam botol, lalu ditutup dan diberi label.

Fase cair ke cair:

- Pipet larutan H2SO4 sebanyak 5 ml

- Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur

- Dimasukkan aquades kedalam labu ukur sebanyak 100 ml

- Kemudian impitkan sampai tanda garis

- Tutup labu ukur dan bolak balik sambil dipegang penutupnya hingga tercampur rata
- Sebanyak 12 kali atau lebih

- Setelah sudah tercampur, masukkan larutan tersebut kedalam botol larutan

- Lalu ditutup dan diberi label.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil

Tabel 1: Hasil Pengamatan Pembuatan larutan dari bahan padatan

Anda mungkin juga menyukai