Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Matakuliah Kimia Dasar
NIM : 20600121072
Gol./Klp : C5
Judul Percobaan:
Pembuatan Larutan
NIM : 20600121072
Kelas / Klp : C5
Asisten,
NIM: 0000000000
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua pasti membutuhkan campuran zat pada
prosesnya. Pada umumnya, reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara zat murni.
saat ini, begitu banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun yang terjadi
secara alami.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro
titik di alam, umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. termasuk Bagaimana makhluk
hidup menyerap mineral vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik larutan biasanya terdiri atas
dua zat atau lebih yang bercampur dan bersifat homogen. Larutan merupakan campuran homogen
karena umumnya memiliki ukuran partikel yang begitu kecil sehingga memiliki komposisi yang begitu
seragam dan sulit untuk dibedakan antar komponennya. Larutan terdiri atas dua komponen. Komponen-
komponen tersebut yaitu pelarut dan zat terlarut. pelarut biasanya disebut solvent dan zat terlarut
biasanya disebut solute. Zat pelarut adalah zat yangmemiliki jumlah terbanyak sedangkan zat terlarut
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat dalam larutan. Konsentrasi menyatakan banyaknya zat
yang terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Pada umumnya, konsentrasinya tinggi dan disebut pula
larutan yang banyak maka disebut larutan yang konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang
pekat. Sebaliknya jika zat terlarutnya sedikit, maka disebut larutan yang konsentrasinya rendah dan
disebut pula larutan yang encer. Oleh karena itu, dilakukan percobaan dengan judul “Pembuatan
Larutan” ini, dengan tujuan agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, dapat
mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi larutan dan menentukan konsentrasi larutan yang
telah dibuat. Dengan demikian, praktikan tidak hanya tahu teori tetapi juga dapat mempraktekannya
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap
jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alcohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, Ph, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain – lain (Khopkar, 2003).
A. 1. Larutan Primer
Larutan Primer adalah larutan yang yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau
normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan primer berfungsi untuk
larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti (larutan standar sekunder).
A. 1. Larutan Sekunder
Larutan Sekunder adalah larutan yang mengandung suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini
ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
- Suhu
- Konsentrasi
- Pengadukan
- Jumlah terlarut
- Jumlah pelarut
adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul
satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan
yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak
boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit
(Brady, 1999).
2. Titrasi. Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri,
artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan
dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
B. Pembagian Larutan
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
7. Sendok 1 buah
B. Bahan
1. Aquades secukupnya
2. H2SO4 5 mL
3. NaCl 0,6 mL
4. Tissue secukupnya
5. Label secukupnya
C. Cara Kerja
Fase padat ke cair:
- Dimasukkan NaCl sebanyak 0,6 gram kedalam gelas kimia dengan menggunakan sendok
- Dibilas gelas kimia 100 ml menggunakan aquades dan bilasannya di masukkan kedalam
labu ukur 100 ml.
- Ditutup labu ukur 100 ml dan di bolak-balik sambil dipegang tutupnya hingga tercampur
rata sebanyak 10 kali
- Kemudian larutan tersebut dimasukkan kedalam botol, lalu ditutup dan diberi label.
- Tutup labu ukur dan bolak balik sambil dipegang penutupnya hingga tercampur rata
- Sebanyak 12 kali atau lebih
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Hasil