Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PERTEMUAN 4

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Distribusi Tenaga
Listrik
Dosen Pengampu :
Dr. Yadi Mulyadi., M. T.

Disusun oleh:

Reihan M. Nizar 1804980

TEKNIK ELEKTRO S1
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
SISTEM JARINGAN TOPOLOGI GARDU INDUK DISTRIBUSI BANDUNG
UTARA
Gardu Induk adalah Suatu tempat atau sub sistem dari sistem transmisi penyaluran
tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk
sangat besar. Jadi, pengoperasian Gardu Induk ini tidak bisa dipisahkan sama sekali dari
sistem transmisi listrik. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun
transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun. Masih banyak fungsi
yang dimiliki oleh Gardu Induk ini, selengkapnya bisa Anda simak ulasan di bawah ini.
a. Berikut beberapa fungsi yang dimiliki oleh Gardu Ind uk:

1) Mentransformasikan tegangan, di mana Gardu Induk bisa menaikkan serta


menurunkan tegangan.
2) Mengatur aliran listrik dari satu transmisi ke transmisi lain, untuk kemudian
didistribusikan kepada konsumen.
3) Mengukur dan mengawasi operasi sekaligus mengamankan sistem tenaga listrik.
4) Mengatur pelayanan beban ke Gardu Induk lain sekaligus ke Gardu Distribusi.
5) Media untuk menurunkan dan mengubah tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi.
6) Media untuk telekomunikasi.

b. tegangan yang ditransformasikan oleh Gardu Induk adalah sebagai berikut:

1) Tegangan ekstra ke tegangan tinggi (500 kV/150 kV).


2) Tegangan tinggi ke tegangan lebih rendah (150 kV/70 kV).
3) Tegangan tinggi ke tegangan menengah yaitu 150 kV/20 kV atau 70 kV/20 kV.
4) Frekuensi tetap, di Indonesia sekitar 50 Hertz.

A. SISTEM TOPOLOGI JARINGAN


Sistem topologi jaringan pada Gardu Induk Bandung Utara yaitu sistem Konfigurasi
Jala-Jala (Grid, Mesh).Konfigurasi jala-jala, memungkinkan pasokan tenaga listrik dari
berbagai arah ke titik beban. Rumit dalam proses pengoperasian, umumnya dipakai pada
daerah padat beban tinggi dan pelanggan-pelanggan pemakaian khusus

Gambar 1.0 Konfigurasi Jala-Jala (Grid, Mesh).


Gambar 1.1 Pola Sistem Tenaga Listrik.

Aspek Perencanaan Jaringan Distribusi Jaringan distribusi Tegangan Menengah


saluran udara dipakai umumnya untuk daerah dengan jangkauan luas, daerah padat beban
rendah atau daerah‐daerah penyangga antara kota dan desa. Biaya investasi Saluran Udara
relatif murah, mudah dalam pembangunannya, mudah pada aspek pengoperasian, akan tetapi
padat pemeliharaan. Tingkat kontinuitas rendah dengan konfigurasi sistem umumnya radial
(Fishbone). Jaringan distribusi Tegangan Menengah saluran bawah tanah dipakai umumnya
untuk daerah padat beban tinggi (beban puncak lebih dari 2,5 MVA/km2 dengan luas
minimal 10 km2 ) dengan jangkauan terbatas. Biaya investasi mahal, sulit dalam
pembangunan, mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan, tingkat kontinuitas
tinggi. Pada jaringan dengan saluran bawah tanah selalu direncanakan dalam bentuk “loop”
guna menghindari pemadaman (black – out) akibat gangguan. Pada sistem distribusi
Tegangan Rendah dan Sambungan Tenaga Listrik digunakan konfigurasi sistem radial murni.
Hanya pada pelanggan‐pelanggan tertentu diberikan pasokan alternatif jika terjadi
pemadaman. Konstruksi jaringan umumnya saluran udara. Pemakaian saluran bawah tanah
umumnya untuk kabel daya (kabel naik, opstik kabel), pada daerah‐daerah eksklusif atas
permintaan khusus, pada daerah‐daerah bisnis khusus serta atas dasar kebijakan perencanaan
otoritas setempat.
B. Keunggulan Dari Jaringan Topologi Jala-Jala (Grid, Mesh)
Konfigurasi jala-jala, memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke titik
beban, dalam konfigurasi ini dalam penyebaran energi listrik lebih mudah karena langsung
ke titik beban umumnya dipakai pada daerah padat beban tinggi dan pelanggan-pelanggan
pemakaian khusus

Anda mungkin juga menyukai