Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

NAMA KELOMPOK:
1. M. MAHFUZ AMIN
2. MUHAMMAD SULTON AKBAR
3. SABRUN HANAFI
4. IRNAWATI
5. DIKY DANDI
6. NUR ZAHWA
7. SITI HAMIAH
8. M.FIRMAN DAUS
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman jahiliyah banyak perempuan dipandang rendah layaknya hewan. Pada saat
itu perempuan seperti harta benda atau bagian dari kekayaan laki-laki. Bangsa Arab
jahiliyah pada saat itu menganggap perempuan sebagai aib oleh karena itu mereka
menguburkan setiap anak perempuan baik yang baru lahir maupun anak-anak perempuan
yang sedang dalam masa pertumbuhan. Selain itu, para remaja maupun perempuan
dewasa dijadikan budak, diperjual belikan demi kepentingan materi dan syahwat laki-
laki. Keadaan tersebut membuat Rasulullah Muhammad SAW bertindak, sehingga status
dan derajat kaum perempuan sama halnya seperti laki-laki. Sampai pada akhirnya
muncullah sosok perempuan yang tangguh, seperti Siti Khadijah, Siti Aisyah, Fatimah
Az-Zahra, dan yang lainnya

Dalam makalah ini penyusun akan membahas sosok perempuan yang menjadi salah satu
tokoh perempuan yang sangat berpengaruh bagi Islam yakni Fatimah Az-Zahra. Selain
itu, makalah ini juga akan membahas tentang sosok pemuda pada zaman Rasulullah saw.
dari negeri Yaman yang tinggal bersama ibunya yang tuna netra. Pemuda ini adalah
orang yang fakir dan sangat miskin. Tetapi ia terkenal sebagai anak yang sangat taat
kepada ibunya dan juga taat beribadah. Pemuda itu bernama Uwais Al-Qarni.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Fatimah Az-Zahra dan Uwais Al-Qarni?
2. Apa keistimewaan dari kedua tokoh Islam tersebut?
3. Apa ibrah yang dapat di ambil dari keistimewaan kedua tokoh tersebut?

C. Tujuan
1. Mengetahui siapa Fatimah Az-Zahra dan Uwais Al-Qarni secara mendalam
2. Mengetahui dan memahami keistimewaan dari Fatimah Az-Zahra dan Uwais Al-
Qarni
3. Mengambil ibrah dari keistimewaan Fatimah Az-Zahra dan Uwais Al-Qarni
4. Meneladani sikap Fatimah Az-Zahra dan Uwais Al-Qarni dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

1. FATIMAH AZ-ZAHRA
a) Biografi Fatimah Az-Zahra
Siti Fatimah binti Muhammad lahir pada 20 Jumadi al-Tsani yang merupakan putri
keempat Nabi Muhammad dan ibunya Khadijah binti Khuwalid. Kelahirannya disambut
sangat gembira oleh Rasulullah karena dia lahir pada saat tahun ke lima sebelum diangkat
menjadi Rasul.

Di antara anak wanita Rasulullah s.a.w, Siti Fathimah merupakan yang paling utama
kedudukannya. Kemuliaannya itu diperoleh sejak menjelang kelahirannya, yang
didampingi wanita suci sebagaimana yang diucapkan oleh Siti Khadijah:

Pada waktu kelahiran Fartimah, aku meminta bantuan wanita-wanita Qurays tetanggaku,
untuk menolong. Namun mereka menolak mentah-mentah sambil mengatakan bahwa aku
telah mengkhianati mereka dengan mendukung Muhammad SAW. Sejenak aku bingung
dan terkejut luar biasa ketika melihat empat orang tinggi besar yang tak kukenal, dengan
lingkaran cahaya disekitar mereka mendekati aku. Ketika mereka mendapati aku dalam
kecemasan salah seorang dari mereka menyapaku: "Wahai Khadijah! Aku adalah Sarah,
ibunda Ishaq dan tiga orang yang menyapaku adalah Maryam, Ibunda Isa; Asiah, Putri
Muzahim, dan Ummu Kultsum, saudara perempuan Musa. Kami semua diperintah oleh
Allah untuk mengajarkan ilmu keperawatan kami jika anda bersedia". Sambil
mengatakan hal tersebut, mereka semua duduk di sekelilingku dan memberikan
pelayanan kebidanan sampai putriku Fathimah lahir."

Saat Siti Fatimah r.a menginjak usia 5 tahun, Ibunya wafat. Sehingga beliau mengantikan
posisi ibunya dalam melayani, membantu dan membela Rasulullah SAW., sehingga
beliau mendapat gelar Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Dan dalam usia yang masih
kanak-kanak, beliau juga telah dihadapkan pada berbagai macam ujian. Beliau melihat
dan meyaksikan perlakuan keji kaum kafir Qurays kepada ayahandanya, sehingga
seringkali pipi beliau basah oleh linangan air mata karena melihat penderitaan yang
dialami ayahnya.

Ketika Rasulullah pindah ke kota Madinah, Siti Fatimah r.a ikut berhijrah bersama
ayahnya. Selang beberapa tahun setelah hijrah tepatnya pada hari Jum’at, 1 dzulhijjah
tahun 2 Hijriah, Siti Fatimah r.a menikah dengan Ali bin Abi Thalib.
Dari pernikahannya, Siti Fatimah r.a dan Ali bin Abi Thalib dikaruniai dua orang putra;
Hasan dan Husein serta dua orang putri, Zainab dan Ummi Kaltsum, mereka semua
terkenal sebagai orang yang sholeh, baik dan pemurah hati.
Siti Fathimah r.a bukan hanya seorang anak yang paling berbakti pada ayahnya, tapi juga
seorang istri yang setia mendampingi suaminya disegala keadaan serta sebagai pendidik
terbaik karena telah berhasil mendidik anak-anaknya.
Masa-masa indah bagi Siti Fatimah r.a adalah ketika hidup bersama Rasulullah s.a.w. Siti
Fatimah r.a mempunyai tempat agung disisi Rasulullah sehingga digambarkan seperti
berikut, Siti Aisyah berkata: "Aku tidak melihat orang yang pembicaraannya mirip
dengan Rasulullah s.a.w seperti Siti Fatimah ra. Apabila datang kepada ayahanya, beliau
berdiri, menciumnya, menyambut gembira lalu didudukkan di tempat duduk beliau.
Apabila Rasulullah s.a.w datang kepadanya, ia pun berdiri menyambut ayahandanya dan
mencium tangan Rasulullah s.a.w".

Tidak heran, jika setelah wafatnya baginda Rasulullah SAW., Siti Fatimah r.a sangat
sedih dan berduka cita, hatinya menangis dan menjerit sepanjang waktu. Namun perlu
diketahui bahwa kesedihan dan tangisannya itu bukanlah semata-mata karena kehilangan
Rasulullah SAW., tapi juga karena Siti Fatimah r.a melihat kelakukan umat yang banyak
menyimpang dari ajaran ayahnya, dimana penyimpangan itu akan membawa
kesengsaraan bagi kehidupan mereka

Sejarah mencatat bahwa Sayyidah Fathimah Az-Zahra r.a setelah wafatnya Rasulullah
SAW., beliau tidak pernah terlihat senyum apalagi tertawa. Sejarah juga mencatat bahwa
antara beliau dengan khalifah pertama dan kedua terjadi perselisihan. Kehidupan Siti
Fathimah r.a, wanita agung sepanjang masa adalah kehidupan yang diwarnai kesucian,
kesederhanaan, pengabdian, perjuangan dan pengorbanan bukan kehidupan yang
diwarnai kemewahan yang ramah dan lembut.
Siti Fathimah r.a hanya hidup tidak lebih dari 75 hari setelah kepergian ayahnya. Pada
tanggal 14 Jumadil Ula, tahun 11 Hijrah wanita suci, wanita agung dan mulia sepanjang
masa, menutup mata dalam usia yag relatif muda yaitu 18 tahun.
Namun sebelum wafatnya beliau mewasiatkan keinginan kepada Imam ali as yang isinya:

1)Wahai Ali, engkau sendirilah yang harus melaksanakan upacara pemakamanku.


2)Mereka yang tidak membuat aku rela/ridha, tidak boleh menghadiri pemakamanku.
3)Jenazahku harus dibawa ke tempat pemakaman pada malam hari.

b) Keistimewaan Fatimah Az-Zahra

1. Sayidah Fatimah dinikahkan dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib berdasarkan
wahyu. Diriwayatkan dari Sayidina Ali Bin Abi Thalib, Rasulullah SAW. bersabda:
‫ إني قد زوجت ابنتك فاطمة من علي بن أبي طالب‬:‫ يا محمد إن هللا تعالى يقرأ عليك السالم ويقول لك‬:‫أتاني ملك فقال‬
‫في المأل األعلى فزوجها منه في األرض‬

Artinya: Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata: "Ya Muhammad! Sesungguhnya
Allah mengucapkan salam kepadamu, dan Dia berfirman kepadamu: 'Sesungguhnya Aku
telah menikahkan putrimu, Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib dihadapan para malaikat,
Maka nikahkanlah Fatimah dengan Ali di bumi!".
2. Sayidah Fatimah tidak pernah haid dan pada saat melahirkan nifasnya hanya
sebentar. Maka dari itu beliau mendapat gelar Az-Zahra. Dalam kitab fataawa adz-
Dzahiriyyah di kalangan Hanafiyyah disebutkan bahwa:
"Sesungguhnya Fatimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau
melahirkan pun langsung suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan salat
baginya, karenanya beliau diberi julukan Az-Zahra".

3. Sayyidina Ali dilarang menikahi wanita lain, sementara sayidah Fatimah belum
diceraikan atau masih hidup. Rasulullah . Rasulullah SAW. bersabda:

‫ إال أن‬،‫ ثم ال آذن‬،‫ ثم ال آذن‬،‫ فال آذن‬،‫إن بني هشام بن المغيرة استأذنوني في أن ينكحوا ابنتهم علي بن أبي طالب‬
‫يحب علي أن يطلق ابنتي وينكح ابنتهم‬

"Sesungguhnya Bani Hisyam bin Mughirah meminta izin kepadaku untuk menikahkan
anak-anak perempuan mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Maka aku tidak memberi izin,
kemudian tidak memberi izin dan tidak memberi izin, kecuali Ali menceraikan putriku
dan menikahi mereka"

4. Sayidah Fatimah adalah potongan daging Rasulullah SAW. Rasulullah SAW


bersabda:

‫إنما فاطمة بضعة مني يريبني ما رابها ويؤذيني ما آذاها‬

"Sesungguhnya Fatimah adalah potongan dagingku. Apa yang membuatnya gelisah


membuatku gelisah pula, dan apa yang membuatnya sakit, juga membuatku sakit"

5. Sayyidah Fatimah adalah anggota keluarga yang paling dulu bertemu Rasulullah
SAW.

‫ إنه كان حدثني أن جبريل كان يعارضه بالقرآن كل عام مرة‬:‫عن السيدة عائشة أن النبي سارها فسألتها عائشة فقالت‬
‫وإنه عارضه به في العام مرتين وال أراني إال حضر أجلي وإنك أول أهلي لحوقا بي‬

"Diriwayatkan dari sayidah Aisyah bahwa Rasulullah berbisik kepada Fatimah. Lalu
Aisyah bertanya. Kemudia Fatimah menjawab: Rasulullah bercerita kepadaku bahwa
malaikat Jibril menyimak al-Quran yang dibacakan Rasulullah setiap tahun sekali. Dan
sesungguhnya Malaikat Jibril menyimak bacaan al-Quran dalam satu tahun dua kali. Aku
(Rasulullah) tidak dperlihatkan (hal itu), kecuali akan datang ajalku. Dan sesungguhnya
kami adalah keluargaku yang paling dulu bertemu denganku". (HR. Muslim)

6. Sayidah Fatimah adalah majikan para wanita dunia. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

َ‫ض ْينَ أَ ْن تَ ُكونِى َسيِّ َدةَ نِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِين‬


َ ْ‫يَا فَا ِط َمةُ أَالَ تَر‬

"Adakah kamu tidak rela jika engkau menjadi majikan wanita-wanita mukmin"

7. Diharamkannya anak cucu Sayyidah Fatimah dari api neraka. Al-Hakim


meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Mas'ud:

‫إن فاطمة أحصنت فرجها فحرم هللا ذريتها على النار‬.

"Sesungguhnya Fatimah telah menjaga farjinya. Maka Allah mengharamkan anak-


cucunya dari api neraka".

8. Sayyidah Fatimah adalah sebaik-baik wanita ahli surga. An-Nasa'i meriwayatkan


hadits dari Ibnu Abbas:

‫أفضل نساء أهل الجنة خديجة بنت خويلد وفاطمة بنت محمد صلى هللا عليه و سلم ومريم بنت عمران وآسية بنت‬
‫ مزاحم امرأة فرعون‬.

“Seutama-utama perempuan ahli surga adalah : Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti
Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Mazahim, isteri Firaun. “

c) Ibrah yang dapat di ambil dari Fatimah Az-Zahra


Kita sebagai umat Muslim,terutama muslimah,ada baiknya untuk meneladani Fatimah
Az-Zahra. Ibrah yang dapat diambil dari keteladanan dan keistimewaan Fatimah Az-
Zahra adalah:
1) Dengan memahami dan meneladani Fatimah Az-Zahra, akan membuat kita menjadi
pribadi yang lebih baik
2) Bahwa Fatimah Az-Zahra adalah majikan para wanita di dunia. Maka dari itu kita
harus mengaplikasikan keteladanan Fatimah Az-Zahra dalam kehidupan sehari-hari
3) Terhindar dari api neraka
4) Menjadi sosok muslimah sejati
5) Dimuliakan oleh Allah SWT.

2. UWAIS AL-QARNI
a) Biografi Uwais Al-Qarni
Uwais dikenal sebagai Uwais al-Qarni karena dia tinggal di kota yang
disebut "Qarn" di Yaman. Uwais al-Qarni adalah orang yang sangat saleh dan mulia.
Meskipun ia fakir dan miskin, tetapi ia terkenal dan dihormati di antara semua umat
Islam, khususnya sufi, karena kesalehannya, praktek Zuhd (iktiyar), serta cinta yang
mendalam dan kasih sayang untuk Rasulullah SAW. Dikatakan bahwa dia menghabiskan
semua waktu dalam kesendirian, puasa, berjaga malam dan shalat (doa).
Uwais al-Qarni memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melihat Nabi SAW tetapi
karena ibunya yang sudah sangat tua dan dia membutuhkan perawatan dan perhatian
terus-menerus membuatnya tidak bisa mengunjungi Nabi SAW. Nama Uwais al-Qarni
masuk daftar Sahabat hanya karena niat yang kuat untuk melihat dan berjumpa Nabi
SAW.
Seorang Sahabat bertanya kepada Nabi SAW: "Apakah Sayidina Uwais al-Qarni pernah
mengunjungi Anda?” Nabi pun menjawab: "Tidak, dia tidak pernah melihat aku secara
fisik, tetapi secara rohani ia bertemu denganku”
Ketika Sayidina Uwais al-Qarni menerima kabar bahwa Rasulullah SAW., telah
kehilangan gigi dalam perang "Uhud", Sayidina Uwais al-Qarni mencabut salah satu
giginya sendiri (karena cintanya terhadap Rasulullah SAW). Ia lantas berpikir bahwa
mencabut satu gigi tidak lah tepat, dia tidak tahu persis berapa gigi Rasulullah SAW.
yang hilang, dan karena dia mencintai Rasulullah SAW lebih dari dia mencintai dirinya
sendiri, dia mecabut semua giginya untuk memastikan bahwa ia telah kehilangan gigi
yang sama seperti Nabi Muhammad SAW.
Di hari-hari terakhirnya, Rasulullah SAW meminta Sayidina Umar dan Sayidina Ali
untuk mengambil Jubah Mubarak untuk Sayidina Uwais dan memintanya untuk berdoa
untuk pengampunan pengikutnya ( umat muslim). Alasan ini adalah untuk menunjukkan
kedudukan yang sangat tinggi dari Sayidina Uwais. Sayidina Umar dan Sayidina Ali
bertanya kepada masyarakat tentang suatu daerah yang bernama Qarn. Satu orang datang
dan memberitahu mereka bagaimana menemukan tempat itu. Mereka berangkat ke Qarn.
Ketika mereka tiba, mereka meminta orang-orang memberitahukan di mana Uwais itu.
Penduduk desa memberitahu mereka, namun mereka sangat terkejut ketika ditunjukkan
oleh penggembala unta yang tidak diketahui. Ketika Sayidina Umar dan Sayidina Ali
sampai padanya, mereka melihat Sayidina Uwais sedang melantunkan doa-doanya. Saat
ia selesai shalat, ia berkata, "Ini adalah pertama kalinya ada orang yang melihat aku
berdoa.” Kedua sahabat ini lalu menyampaikan salam dari baginda Rasulullah SAW dan
menyampaikan pesan dari Rasulullah SAW kepada Uwais untuk berdoa untuk
pengampunan umat muslim
Setelah beberapa saat dia berkata, "Allah telah mengampuni pengikut Muhammad SAW
yang telah gugur sebanyak dari bulu domba dari suku-suku Rabia dan Mazhar.” Lantas
mereka bertanya kepada Sayidina Uwais, "Jika kamu sangat mencintai Muhammad,
mengapa kamu tidak mengunjungi beliau selama hidupnya?" Sayyidina Uwais tidak
menjawab, tapi bertanya “apakah mereka (ummat Muhammad SAW) mengambil bagian
rampasan dalam pertempuran Uhud? Dan jika demikian, sebab itulah gigi Muhammad
SAW tersesat di situ?“ Sayidina Umar sangat terkesan dengan kesederhanaan Uwais al-
Qarni dan meminta Sayidina Uwais untuk berdoa baginya. Sayidina Uwais menjawab,
"Aku berdoa untuk pengampunan semua orang pada akhir setiap doa, Jika Anda menjaga
iman Anda kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad, Anda akan menerima doa saya
dalam kuburan Anda.."
Syaikh Farid Al-Din Attar mengatakan : "selama hidupnya di dunia ini, ia (Uwais)
bersembunyi dari semua dalam rangka untuk mengabdikan dirinya untuk ibadah dan
ketaatan" Attar juga menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah menyatakan pada
saat kematiannya bahwa jubahnya harus diberikan kepada Uwais, seorang pria yang
belum pernah bertemu dengannya. Ketika Umar r.a mencari Uwais selama tinggal di
Kufah, ia bertanya tentang orang yang berasal dari Qarn itu dan mereka pun menjawab
"ada satu orang seperti itu, tapi dia adalah orang gila, orang bodoh yang karena
kegilaannya tidak tinggal di antara orang-orang sebangsanya (...) Dia tidak berbaur
dengan siapa pun dan tidak makan atau minum apa pun seperti yang lain minum dan
makan. Dia tidak tahu kesedihan atau sukacita;. ketika orang lain tertawa, dia menangis,
dan ketika mereka menangis, dia tertawa "

Rasulullah SAW menyatakan: "Saya bisa mencium bau keindahan syurga dari tanah
Yaman '". Pernyataan ini adalah referensi langsung tentang kebesaran spiritual Sayidina
Uwais. Nabi SAW juga mengatakan: "Saya merasakan angin sejuk penuh rahmat dari
Yaman". Mengenai hadits Rasulullah SAW, beliau berkata: "Banyak orang akan masuk
surga melalui perantaraan seorang laki-laki tertentu dari golonganku yaitu dari orang-
orang dalam suku Rabi'ah dan Muhdar," Al-Hasan Al- Basri mengatakan: "Itu Uwais al-
Qarni."
Sayidina Umar r.a mengutip Nabi SAW yang mengatakan "Hai Umar! Akan tiba seorang
dari Yaman yang namanya Uwais dan dia memiliki tanda-tanda kusta di tubuhnya, ia
merawat ibunya yang tua dan lemah.! Jika untuk apa pun, ia mengambil sumpah dalam
nama Allah, Allah akan memenuhi sumpahnya Jika Anda dapat meminta darinya doa
untuk pengampunan Anda sendiri, maka Anda harus melakukannya.. "

b) Keistimewaan dan Keteladanan Uwais Al-Qarni


1) Walaupun beliau tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, tetapi rohaninya
selalu berhubungan.
2) Pada hari kiamat nanti, dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, Uwais
Al Qarni akan memberikan syafa'at kepada sejumlah manusia sebanyak domba yang
dimiliki Rabi'ah dan Mundhar, demikian yang disabdakan Rasulullah SAW kepada Ali
bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab.
3) Beliau adalah seorang sufi yang amat sederhana, takut dan ta'at pada Allah SWT,
ta'at pada Rasulullah SAW dan kedua orang tuanya. Pada waktu siang hari beliau selalu
giat bekerja, tetapi walaupun beliau pada siang hari giat bekerja, mulutnya selalu
membaca istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran.
4) Setiap hari beiau selalu dalam keadaan lapar dan hanya memiliki pakaian yang
melekat pada tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup sangat sederhana.
5) Beliau selalu bersama Allah SWT dan orang-orang yang lemah. Beliau dapat
merasakan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang lemah dan membuat dirinya
seperti mereka sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah SAW.

c) Ibrah yang dapat di ambil dari Uwais Al-Qarni


Ibrah yang dapat diambil dari Uwais al-Qarni di antaranya:
· Menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik
· Menjadikan kita sadar bahwa kekayaan tidak lebih penting dari ketakwaan kita
kepada Allah SWT
· Membuat kita lebih menyayangi orang tua.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

· Fatimah Az-Zahra merupakan putri keempat Rasulullah SAW. yang derajatnya


paling tinggi diantara anak wanita yang lain
· Fatimah Az-Zahra adalah majikan dari wanita di dunia, beliau juga sebaik-baiknya
ahli surga karena ketaatannya pada orang tua dan kesetiaannya pada suami
· Uwais Al-Qarni merupakan seorang fakir miskin yang tinggal bersama ibunya
yang sudah sangat tua, lemah dan tuna netra
· Uwais Al-Qarni tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW. secara fisik, tetapi
secara rohaniah sudah. Itulah yang membuat Uwais Al-Qarni dijadikan sahabat oleh
Rasulullah SAW.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu, kritik dan
saran sangat penulis perlukan.

Anda mungkin juga menyukai