PETUNJUK TEKNIS
Pasal 1
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 JUNI 2020
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
NOVIE RIYANTO R.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEgAfaa^AGIAN HUKUM
.I direktoratjendSal]* ..
^ sart
j^v^Pembin^^
199503 2 001
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 114 TAHUN 2020
Tanggal : 15 JUNI 2020
BUKUI :
Halaman
Daftar isi i
Appendix I
A. Tahapan Penetapan Peraturan/Keputusan/Instruksi/Surat Edaran
Menteri 17
B. Tahapan Penetapan Peraturan/Keputusan/Instruksi/Surat Edaran
Direktur Jenderal 19
Appendix II
A. Contoh Format Peraturan Direktur Jenderal 20
B. Contoh Format Keputusan Direktur Jenderal 21
C. Contoh Format Instruksi Direktur Jenderal 22
D. Contoh Format Surat Edaran Direktur Jenderal 23
BAB I
KETENTUAN UMUM
A. Deflnisi
B. Tujuan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A. Wewenang
b. Keputusan Menteri;
B. Tanggung Jawab
a. daftarjudul;
2. Dalam proses pengusulan, Direktorat Teknis atau Unit Kerja lain yang
terkait dengan susbtansi rancangan Peraturan/Keputusan/Instruksi/Surat
Edaran Menteri tersebut dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak
dan stakeholder penerbangan guna men5aisun telaahan dan urgensi
penyusunan peraturan. Hasil koordinasi tersebut diakomodir dalam konsep
rancangan peraturan/keputusan/instruksi Menteri kemudian disampaikan
kepada Bagian Hukum.
6. Selain Uji Publik, Peraturan Menteri dan Peraturan Direktur Jenderal dapat
dilakukan publikasi rancangan peraturan melalui website resmi [Notice to
Proposed for Rule Making) dengan jangka waktu 3 bulan guna mendapatkan
masukan dari stakeholder dan masyarakat. Tanggung jawab publikasi
sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Bagian Perencanaan setelah
mendapatkan draft final peraturan yang sudah diparaf oleh Unit Kerja
Pemrakarsa.
7. Masukan stakeholder dan masyarakat hasil dari uji publik dan publikasi dari
website akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyempumaan draft
peraturan.
8. Rancangan Peraturan Menteri yang sudah disempurnakan sebagaimana
dimaksud pada butir 7, disampaikan kepada Sekretaris Jenderal tembusan
Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan untuk diproses sesuai
peraturan perundang-undangan.
1. Direktorat Teknis dan Unit Kerja Lain dapat mengusulkan suatu rancangan
Peraturan/Keputusan/Instruksi Direktur Jenderal sesuai dengan bidang
masing-masing.
2. Dalam proses pengusulan, Direktorat Teknis atau Unit Keija lain yang
terkait dengan susbtansi rancangan Peraturan/ Keputusan/ Instruksi/
Surat Edaran Direktur Jenderal dapat melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak dan stakeholder penerbangan guna menyusun telaahan dan
urgensi penyusunan peraturan. Hasil koordinasi tersebut diakomodir dalam
konsep rancangan peraturan/keputusan/instruksi Direktur Jenderal yang
kemudian disampaikan kepada Bagian Hukum.
10
BAB IV
a. Judul
b. Pembukaan
11
1) frasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ditulis
dengan huruf kapital simetris dan diletakkan ditengah margin.
c. Batang Tubuh
a) Ketentuan umum;
d) Ketentuan penutup
d. Penutup
12
1) Tempat dan tanggal penetapan;
13
C. Kerangka Surat Edaran Direktur Jenderal
a. Kepala Surat
b. Batang Tubuh
0. Penutup
c) Tembusan
14
BAB V
A. Pengundangan
B. Penyebarluasan
C. Dokumentasi
16
APPENDIX I
SEKRETA-
UNIT BAGIAN UNIT RIS DIREKTUR SEKRETA-
NO PROSES PEMRA- HUKUM KERJA DIREKTO JENDERAL RIS
KARSA TERKAIT RAT JENDERAL
JENDE-
RAL
Direktorat Teknis atau Unit Keija
lain yang terkait dengan
susbtansi Rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
tersebut dapat melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak
dan stakeholder penerbangan
guna menyusun telaahan dan
urgensi penyusunan peraturan.
Hash koordinasi tersebut
diakomodir dalam rancangan
Peraturan / Keputusan /
Instruksi Menteri
Rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
kemudian disampaikan kepada
Bagian Hukum disertai dengan:
- latar Belakang materi daJam
rancangan
- tujuan yang ingin dicapai
- pokok-pokok materi yang diatur
Bagian Hukum dalam rangka
penyempumaan basil telaahan
rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
dapat melakukan rapat
pembahasan dan koordinasi
untuk memiinaUsasi peraturan
tersebut atau rapat-rapat internal
lainnya.
17
Bagian Hukum menyaropaikan
rajicangaji Peraturaji /
Keputusan / Instruksi Menteri
yang telah mendapat paraf
persetujuan oleh unit pemraJ^sa
serta unit keija terkait diajukan
kepada Sekretaris Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara
dengan disettai:
• Nota dinas Sekretaris Direktorat
Jenderal kepada Direktur
Jenderal
- Surat Direktur Jenderal kepada
Sekretaris Jenderal
Kementerian Perhubungan
- Data dukung terkait rancangan
Peraturan / Keputusan /
Instruksi Menteri dimaksud
Rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
yang telah mendapat paraf
persetujuan Sekretaris Direktorat
Jender^ disampaikan kepada
Direktur Jenderal
Rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
yang telah mendapat paraf
persetujuan Sekretaris Direlrtorat
Jender^ disampaikan kepada
Direktur Jenderal
Rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Menteri
yang telah mendapat paraf
persetujuan Direktur Jenderal
disampaikan kepada Seketahs
Jenderal Kementerian
Perhubungan guna proses
penetapan oleh Menteri
Perhubungan
10 Peraturan / Keputusan /
Instruksi Menteri yang telah
ditetapkan oleh Menteri
Perhubungan dan diundangkan
untuk Peraturan Menteri,
dipublikasikan oleh Biro Hukum
melalui JDIH
IS
B. TAHAPAN PROSES PENETAPAN PERATURAN / KEPUTUSAN / INSTRUKSI
DIREKTUR JENDERAL
SEKRETA-
UNIT UNIT RIS
NO PROSES PEMRA- BAGIAN KERJA DIREKTO DIREKTUR
KARSA HUKUM TERKAIT RAT JENDERAL
JENDE
RAL
Direktorat Teknis alau Unit Keija lain
yang terkait dengan susbtansi Rancangan
Peraturan / Keputusan / Instruksi 4
Direktur Jenderal tersebut dapat
melakukan koordinasi dengan pihak-
pihak dan stakeholder penerbangan guna
menyusun telaahan dan urgensi
penyusunan peraturan. Hasil koordinasi
tersebut diakomodir dalam rancangan
Peraturan / Keputusan / Instruksi
Direktur Jenderal
Rancangan Peraturan / Keputusan /
Instruksi Direktur Jenderal kemudian
disampaikan kepada Bagian Hukum
disertai dengan:
- latar Belakang materi dalam rancangan
- tujuan yang ingin dicapai
- pokok-pokok materi yang diatur
- dokumen acuan perancangan
Bs^an Hukum dalam rangka
penyempumaan hasil telaahan rancangan
Peraturan / Keputusan / Instruksi
Direktur Jenderal dapat melakukan rapat
pembahasan dan koordinasi untuk
memfinalisasi peraturan tersebut atau
rapat-rapat internal lainnya
Rancangan Peraturan / Keputusan /
Instruksi Direktur Jenderal yang telah
difinalisasi diparaf oleh Kepala Bagian
Hukum untuk serta disampaikan kepada
unit pemrakarsa serta unit keija terkait
(bila substansi rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Direktur Jenderal
tersebut berkaitan dengan tugas dan
fiingsi unit keija terkait) untuk proses
paraf persetujuan
Unit pemrakarsa serta unit keija terkait
melalmkan paraf persetujuan dan
mengembalikan rancangan Peraturan /
Keputusan / Instruksi Direktur Jenderal
tersebut kepada Bagian Hukum
Bagian Hukum menyampaikan rancangan
Peraturan / Keputusan / Instruksi
Direktur Jenderal yang telah mendapat
paraf persetujuan oleh unit pemrakarsa
serta unit keija terkait diajukan kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dengan disertai:
- Nota dinas Sekretaris Direktorat
Jenderal kepada Direktur Jenderal
- Data dukung terkait rancangan
Peraturan / Keputusan / Instruksi
Menteri dimaksud
Rancangan Peraturan / Keputusan /
Instruksi Direktur Jenderal yang telah
mendapat paraf persetujuan Sekretaris
Direktorat Jender^ disampaikan kepada
Direktur Jenderal
Rancangan Peraturan / Keputusan /
Instruksi Direktur Jenderal yang telah
mendapat paraf persetujuan Sekretaris
Direktorat Jender^ disampaikan kepada
Direktur Jenderal untuk penetapan
Peraturan / Keputusan / Instruksi Bagian
Direktur Jenderal yang telah ditetapkan Keo'asama dan
Humas
oleh Direktur Jenderal akan dikembalikan
pada Bagian Hukum untuk proses
penomoran kepada Bagian Keijasama dan
Humas
10 Peraturan / Keputusan / Instruksi Bagian
Perencanaan
Direktur Jenderal yang telah diberi nomor
dibuat salinan atas nama Kepala Bagian
Hukum, dan disampaikan kepada Bagian
Perencanaan untuk publikasi melalui
website hubud.dephub.go.id
19
W^-
APPENDIX 11
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
NOMOR:
TENTANG
(nama peraturein semuanya menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca)
Menimbang : a. bahwa
b. bahwa
Mengingat 1.
2.
3 dan seterusnya
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
dan seterusnya
Pasal...
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(tanda tangan)
NAMA
20
B. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
NOMOR:
TENTANG:
(nama keputusan semuanya menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca)
Menimbang : a. bahwa
b. bahwa
Mengingat : 1.
2.
3 dan seterusnya ;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang .... (nama Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara)
PERTAMA
KEDUA
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
(tanda tangan)
NAMA
1 ;
2 :
21
C. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
NOMOR:
TENTANG:
(nama instruksi semuanya men^unakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca)
Dalam rangka
Kepada : 1
3. dan seterusnya.
Untuk
PERTAMA
KEDUA
KETIGA Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
(tanda tangan)
NAMA
1 ;
2 ;
3. dan seterusnya
22
D. CONTOH FORMAT SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Mmulk Jl. Merdeka Barat No.8 Telepon 3505SS0-3505006 Fax ; 3505135-3505139
Jakarta lOlJO {Sentral} 3507144
SURAT - EDARAN
1.
2.
a.
b. dan seterusnya.
3.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada Tanggal :
NIP
ttd
NOVIE RIYANTO R.
Salinan sesuai dengan aslinya
lGIAN HUKUM
<</.
WREKTORA
MA SARI
embi : I (IV/b)
NI 199503 2 001
23
LAMPIRAN li PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 114 TAHUN 2020
TANGGAL : 15 j^NI 2020
BUKU II :
Halaman
Daftar isi i
Appendix I
Penanggung Jawab Penjoisunan dan Perubahan CASR berdasarkan
ICAO State Letter 31
Appendix II
A. Alur Penyusunan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Civil Aviation Regulations/CASR) dan Fasilitasi yang bersumber
Dari ICAO Stateletter. 34
B. Alur Penyusunan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
[Civil Aviation Regulations/CASRj dan Fasilitasi yang bersumber
dari Kebijakan Pemerintah. 36
C. Alur Penyusunan Petunjuk Teknis/Sfajy Instruction
(SI), Pedoman Teknis Operasional/Adyisony Circular (AC) dan
Standar Teknis dan Operasi/AfanuaZ ofStandards (MOS). 38
Appendix III
A. Contoh Format Cover, Daftar Isi dan Pendahuluan CASR 40
B. Contoh Format Cover, Daftar Isi dan Pendahuluan SI/AC/MOS 42
BAB I
KETENTUAN UMUM
A. DEFINISI
B. Tujuan
b. ICAO Documents;
A. Wewenang
a. SI(StaffInstruction);
b. AC(Advisory Circular); dan
c. MOS(Manual of Standards),
B. Tanggung Jawab
10
dalam peraturan nasional sehingga perlu diperlukan
adanya amandemen CASR atau diperlukan penyusunan
CASR baru.
11
1) bahasa yang digunakan hams jernih, jelas
pengertiannya, lugas, baku, serasi dan taat asas,
dan sesuai dengan kaidah tata Bahasa Indonesia;
2) semua muatan materi peraturan hams
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia;
3) semua peraturan pemndang-undangan yang terkait
dengan subjek yang spesifik, hams ditempatkan
pada Sub Bagian yang dimaksudkan khusus untuk
subjek tertentu tersebut;
4) semua area peraturan pemndang-undangan hams
mengutamakan keselamatan dan keamanan
penerbangan dan dapat diterapkan dengan tepat;
dan
5) semua peraturan pemndang-undangan hams
mengakomodir kebutuhan sosial dan ekonomi
Indonesia dan memperkuat prinsip-prinsip yang ada
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan.
12
g. Persiapan Rancangan Final peraturan CASR Dari
Direktorat.
13
dalam peraturan nasional sehingga perlu diperlukan
adanya amandemen CASR atau diperlukan penyusunan
CASR baru.
11
Tim penyxisunan peraturan perundang-undangan akan
menyusun konsep awal dengan ketentuan sebagai berikut
12
g. Persiapan Rancangan Final peraturan CASR dari
Direktorat.
13
pengundangan dalam Berita Negara. Peraturan yang
sudah diundangkan akan dibuatkan Salinan yang
ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum Kementerian
Perhubungan serta dipublikasi melalui JDIH
Kementerian Perhubungan. Tanggal Pemberlakuan dari
CASR tersebut tercantum di batang tubuh.
14
6) semua draft peraturan Peraturan Penerbangan Sipil
CASR,
7) informasi lain y^g dibutuhkan dan dianggap penting
bagi tim penyiasunan,
16
ke Kementerian Hukum dan HAM guna pengundangan
ke dalam Berita Negara. Peraturan yang sudah
diundangkan akan dibuatkan Salinan yang
ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum Kementerian
Perhubungan serta dipublikasi melalui JDIH
Kementerian Perhubungan. Tanggal Pemberlakuan dari
CASR tersebut tercantum di batang tubuh.
17
1. salinan peraturan otoritas penerbangan sipil Negara
anggota ICAO lain beserta dokumen terkaitnya,
2. salinan catatan rapat pembahasan,
3. salinan surat-surat yang terkait, termasuk daftar
semua ketidaksesuaian,
4. salinan komentar terhadap semua ketidaksesuaian,
5. rekaman komunikasi lisan yang panting,
6. peraturan Peraturan Penerbangan Sipil CASR yang
menjadi dasar penyusunan,
7. informasi lain yang dibutuhkan dan dianggap
penting bagi tim penyusunan
18
fWIt-..*- •
19
h. Setelah SI/AC/MOS atau amandemen SI/AC/MOS
ditetapkan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal
^ akan diberikan nomor, tanggal penetapan serta
dibuatkan Salinan Peraturan yang ditandatangani oleh
Kepala Bagian Hukum. Salinan Peraturan Direktur
Jenderal sebagaimana tersebut kemudian disampaikan
oleh Bagian Hukum ke Bagian Perencanaan untuk
dipublikasikan melalui Website Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. Dokumen Asli dan Salinan
disimpan di database Sub Bagian Peraturan Perundang-
undangan.
20
BAB IV
b. Lampiran.
AIRCRAFT REGST
m
\
training SCH & OTVIER CERTIF'
21
Keterangan Cluster:
Administrative Matters
Part 1 Definition and Abbreviation
Part 5 Unit of Measurement
Airworthiness of Aircraft
Part 21 Certification Procedures For Product and Parts
Part 23 Airworthiness Standards:Normal, Utility,
Acrobatic, and Commuter Categpory Aeroplanes
Part 25 Airworthiness Standards:Transport Category
Aeroplanes
Part 27 Airworthiness Standards:Normal Category
Rotorcraft
Part 29 Airworthiness Standards:TYansport Category
Rotorcraft
Part 31 Airworthiness Standards:Manned Free Baloon
Part 33 Airworthiness Standards: Aircraft Engines
Part 34 Fuel Venting and Exhaust Emission Requirement
For Turbine Engine Powered Aeroplanes
Part 35 Airworthiness Standards: Propeller
Part 36 Noise Standards:Aircraft Type and Airworthiness
Certification
Part 39 Airworthiness Directives
Part 43 Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding
and Alteration
Airvraft Registration
Part 45 Identification and Marking
Part 47 Aircraft Registration
Personnel Licencing
Part 61 Certification Pilots and Flight Instructor
Part 63 Certification Flight Crew member other Than Pilot
Part 65 Aircraft Maintenance Engineer License
Part 67 Medical Standards
Part 69 Air Traffic Services Personnel Licensing, Rating,
Training, and Proficiency Requirements
22
Flight Operation
Part 60 Synthetic Training Dei/ices
Pan 91 General Operating Rules
Part 92 Dangerous Goods
Part 101 Moored Balloons, Kites, Unmanned Rockets and
Unmanned Free Saloons.
Part 107 Small Unmanned Aircraft System
Part 121 Certification and Operating Requirements:
Domestic, Flag and Supplemental Air Carriers
Part 129 Operations:Foreign Air Carrier and Foreign
Operators ofIndonesian Registered Aircraft
Part 133 Rotocraft External-Load Operations
Part 135 Certification and Operating Requirements:For
Commuter and Charter Air Carrier
Part 137 Agricultural Aircraft Operations
Part 139 Aerodromes
Atas 2,5 cm
t-
Bawah 3,5 cm
& Kiri 2,5cm
23
Kanan 2,0 cm
Gutter 0 cm
Header 1,27 cm
Footer 1,27 cm
c) Huruf
d) Identifikasi Teks
b. Lampiran.
24
b) Ukuran Kertas dan Margin
Huruf
d) Identiflkasi Teks
contoh:
25
c) Huruf
d) Identifikasi Teks
Contoh
Atas 2,5 cm
Bawah 3,5 cm
Kiri 2,5cm
Kanan 2,0 cm
Gutter 0 cm
Header 1,27 cm
Footer 1,27 cm
c) Huruf
d) Identifikasi Teks
26
Level 4 a) b)..., c)...., dan seterusnya
Level 5 i...., ii..., iii, dan seterusnya
Level 6 1).,.., 2)...., 3)...., dan seterusnya
(2nd
Edition)
124th
(2nd
Edition)
27
dicatat dalam sebuah database baik secara elektronik dan/atau
manual sebagai alat bukti pelaksanaan amandemen.
28
BAB V
A. Pengundangan
B. Penyebarluasan
29
C. Dokumentasi
30
APPENDIX I
31
7 Aircraft Nationality and Direktorat Kelaikan
Registration Marks Udara dan
Pengoperasian Pesawat
Udara cq Subdit
Standarisasi
8 Airworthiness ofAircraft. Direktorat Kelaikan
Udara dan
Pengoperasian Pesawat
Udara cq Subdit
Standarisasi
9 Facilitation. Direktorat Keamanan
Penerbangan
32
f
t
33
APPENDIX U
UNIT KERJATERKAIT
URAJANJEMS KBOIATAN
Sekrvovis K«piaa Natiantd
Dirsktorvu Bagiv) Bugian SM«ian«p ConftnuQU* Inapekrur
Diraktur Pawns)in
Oiqan Jsndsnl KBUi. PsrtncanMi AdmimstrMer Monitoring Pwrbaj^an/ BatgM
T^mis Kukua ChwEs(PfC^
PsrhubuncE HumRs dan <8UJ CoonHnmor Tim
n Ud«n Umum (ttCMCt
PIC MsnsnmalCAO
•tateleftardsri SLA (srtiail
dsn^nn Amandsmsn
O -o □
Ann«i7PANS/8UPP«
bokcfordinMi dsnfnn fecal
point guns msngisvalu
Mibscuw cuts fectar
Dimktur Msnurvuk
in^wktur □
p«nsrban(«n/tiiii intarraJ
(una msr^aluaai
dokumsn lerkait
Inspektur
PonsrbangAA/Tun yaiig
ditunjuk dsJam 7 hvi
akan raelakukan
psnir\iauan ulang terhadap
-o
dokumsn sacara rinci.
maiakukan Cop Analk**
dan memutuakan apakah
tsRlapat
pcrbadaan/standar yans
haAia diadopai
Mm ha eMObuniMa
akan dauaun
ny
pwstipsi paaturan
toM/H-l Mnaapasvan juBtifikasi dan
dtauaun daftar
Haad tjr^tian utoig akan
disampaikan kapada
►o ►o <!:) perbadaan dan
poaaai peraiuran
Oirrttur. untuk anhm naaionai tarhadap
kaih laf^ut. Armax untuk
diaampaikan kapada
ICAO aaauai dan^an
katanitian
pmndangan
Apablla dibutuhkan
P«f«tunn/parubahan
peraturan, Dinktur
mer^afnanatkan unluk
<I>
menyusun draft
paraturan/perubahan
parmturan
dMffl panyuaunan
dapat dibantuk Tim
dan apabila
Makkukan parqruniMn
mslibatkan Isbrh
draft
dan sub direktorat.
paruumn/panibahan
naainc-matir^
paraimn
aubdii akan
mtnutaakan
invpektur
penarbangan
n
Mstekukan avatuaal
laneancan awal
eaar/p«njbahan eaar
rmr^ampaikan
mkmnandaai tarhadap
parbajkan lagal drafting ka
direktoraL
£ t=)
34
a
□
d
a
o
d 0
!ii« j|
iff II HI
S«4
ij}l|il|iii|
a E II S|
II ?l ism
81 llH It^i I5 { SI
!p iiiiitP
I 11 11 'ihu
a-Li X E B mmu
B. ALUR PENYUSUNAM/PERUBAHAN PERATURAN KB8BLAMATAM PENERBAlfOAN SIPIL(CA8R)
TARQ BERSUMBBR KSBUAXAH PBMERINTAH
uNrriceiUA TCRKArr
dalam
panyvaunan dapai
dibanluk Tim dan
IntpBktur PanorbAngvi/Tira yar^
apabfka maiibatkan
ditun^uk, daJajD T han akap
Inapaktur Panarbangwi dan/atau
L3 labih dari aub
a dirakwnu .
funahan harkoordinw dwgar
beal peini guna manylapkan maairifmaaing
aubdk akan
ranoangan paraluwi
manugaakan
inapaktur
penerbungan
6
BvahJMi dan Rafcemeideai pi'
ranoangan Rnal
7
konaukaai d«ng»n dtrakfom
carkaii cnalaJui ri^ai-r^at dan C3
rapal kouinyarlng:
fnanyampaikan rakamandMt
tartuidap parbaikan lagal drafting
ka diraktorat. L—s L□
)4rakloiBi mrnyRnpaikan haiDbad
JmAOnaiyang leUi
l^eapumakanhc Bagan Hulnua
itnuk diparkkM dan d*evaluaii aaowa _j
Inal daji dan dipaia/alab Kcpato
10
kiflan Hukum
II
Saadid^n dan DfraMarac talmia
tarkaft manyatujui draft paraturao
db C3
dangan fi»ambubuhkan paraf
V
dantaii
36
UNIT KBfUATBinOUT
\4
Mvnhub dun diund«n^kAn d)
8«riu Ni0«r« iJuui dibuuktn
MUnan ol«h K«pida Biro Hukum
p
L
dun dipubtvkuikon hmIaIui vobnto
JMH.ge.id
16
•UPdor ICAO Ann«i. opobilft ado
»«rbadawi IdiffortncMl akan 1
diprooaa oMuai kotintuan 1—1 -J—1-
laraturan porundang'undangan L-J ^1—J LJ
iibawah koordinaai Bi^an K8LN,
HuAaa dan Umum
37
C. ALUR PESTYUSUNAH/PBRUBAHAN DALah BBNTUK STAFF INSTRUCTION (SI)/ ADVISORY CIRCULAR(AC)/
MANUAL OF STANDARDS(UOS)
Direktur mrnginsCruksikaii
penyusunan SI/AC/M08
kepada PoesJ Point dan PoaJ ■o-
Point akan mangkoordinasikan
penyusunan draA St/AC/MOS
dengan Kspals Sub Direktorat
Teknls yang membidangi
untuk menunjuk Inspekuir
Penerbangan yang akan
benanaungjftwab i«hadap
penyusunan draft SI/AC/MOS.
dakm pcnyuiunan
Inspektur Penerbangan In^ckrur
□
berkoordinasi
Melakukan penyusunan drift
peracumn/perubahan dengan inapaktur
peraturan lainnya, unit k«i]a
tarkail dan b^^lan
hukum
draft SI/AC/MOS
Maiakukan panyuaunan draJt yang audab
paraturan/parubahan dibehat inlamal
peialunm dtaampaikan ke
bapan hukum'
Bvaluaal dan
rancanvut Gnat
Rakaiaendaai
□-
menyampaikan rekomendaai
tarhadap parbaikan legal
drafting ke direktorat
a
Ouikterat menyampaikan
ksfnbali draft final yang teisli
diaempumakanke B^an Hukum
a
untuk diperiksa dan dwvaluaei
'a final dan dan dipantf oWi
Kepala Bagum Hukum
Oifjan n>eiMUt|dain C3
SI/AC/MOS
38
UNITKElUATEKKAir
39
APPENDIX III
PERATURAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SIPIL
(Font Bookman Old Style 20)
PKPS XXX
JUDUL
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEHUBUNGAN
(Font Bookman Style 16)
40
2. Format Cover Peraturan Keselamatan Penerbangan Sivil/Civil Aviation
Safety Regulations atau Peraturan Keamanan Penerbangan Siyil/Civil
Aviation Security Regulations Dalam Bahasa Inggris
CASR XXX
--4
REPUBLIC OF INDONESIA
MINISTRY OF TRANSPORTATIONS
(Font Bookman Style 16)
41
1
B. FORMAT COVER, PENDAHULUAN DAN DAFTAR ISI STAFF INSTUCTION
(SI)
PETUNJUK TEKNIS
(Font Bookman Old Style 36)
SI XXX - XX
(Font Bookman Old Style 20)
JUDUL
Amandemen :
Tanggal ;
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIK INDONESIA - KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
42
2. Format Cover Petuniuk Teknis/SI dalam Bahasa Inggris
STAFF INSTRUCTION
(Font Bookman Old Style 36)
SI XXX - XX
(Font Bookman Old Style 20)
TITLE
Amendment :
Date :
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIK OF INDONESIA - MINISTRY OF TRANSPORTATIONS
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
43
4. Format PENDAHULUAN Pada Petuniuk Teknis/ Staff Instruction Dalam
Bahasa Inggris
FOREWORD
(tanda tangan)
(nama)
DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS
OPERASIONAL
(Font Bookman Old Style 36)
AC XXX -XX
(Font Bookman Old Style 28)
JUDUL
Amandemen :
Tanggal :
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIK INDONESIA - KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
46
2. Format Cover Pedoman Teknis Qperasional/AC dalam Bahasa Inggris
ADVISORY CIRCULAR
(Font Bookman Old Style 36)
AC XXX -XX
(Font Bookman Old Style 28)
TITLE
Amendment :
Date :
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIC OF INDONESIA - MINISTRY OF TRANSPORTATIONS
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
47
■PS*.#' '
PENDAHULUAN
(tanda tangan)
(nama)
48
4, Format PENDAHULUAN Pada Pedoman Teknis OvGra.siona\/Admsonj
Circular Dalam Bahasa Inggris
FOREWORD
(tanda tangan)
(nama)
DAFTAR ISI
49
D. FORMAT COVER, PENDAHULUAN DAN DAFTAR ISI MANUAL OF
STANDARD (MOS)
STANDAR TEKNIS
DAN OPERASI
(Font Bookman Old Style 36)
JUDUL
Amandemen :
Tanggal :
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIK INDONESIA - KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
50
mam
MANUAL OF STANDARD
(Font Bookman Old Style 36)
MOS XXX - XX
(Font Bookman Old Style 28)
TITLE
Amendment :
Date :
(Font Bookman Old Style 12)
REPUBLIC OF INDONESIA - MINISTRY OF TRANSPORTATIONS
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION
JAKARTA-INDONESIA
(Font Bookman Old Style 12)
51
3. Format PENDAHULUAN Pada Standar Teknis dan Operasi/MOS Dalam
Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
(tanda tangan)
(nama)
52
r- _
FOREWORD
(tanda tangan)
(nama)
53
5. Format Daftar Isi Standar Teknis dan Qperasi /MOS
PAFTAR ISI
ttd
NOVIE RIYANTO R.
4:^
★ JDIREKTORAT JENDERAL U
IpEEHUBUMGmuOAaAi*
AMA SARI
I (IV/b)
^ 'K 199503 2 001
54
K-'!•/
BUKU III:
Halaman
Daftar isi •
Appendix I
A. Alur Tata Cara Penyusunan Peraturan Keamanan Penerbangan
yang bersumber dari ICAO Stateletter. 20
B. Alur Tata Cara Penyusunan Peraturan Keamanan Penerbangan
yang bersumber dari Kebijakan Pemerintah. 22
C. Alur Tata Cara Penyusunan Peraturan/Keputusan Direktur
Jenderal Bidang Keamanan Penerbangan 24
Appendix 11
Daftar Distribusi Unit Kerja Penerima Peraturan di bidang Keamanan
Penerbangan 25
BAB I
KETENTUAN UMUM
A. DEFINISI
4. ICAO State Letter adalah dokumen yang dikeluarkan oleh ICAO yang
memuat informasi, publikasi, undangan, pemberitahuan rencana
kerja, dan usulan perubahan ICAO SARPs yang harus diketahui
dan/atau ditindaklanjuti oleh Negara-Negara anggota ICAO.
B. Tujuan
KEAVIANAfil
NCASP
PE>iBSAN{aAN
NA90WU.
NQCP NASTP
nMAiiMMi iifta
KBVTUUM
■CJnBW(ERmiUM
NCASI:
MQCP:
MfcSTP :lfciiiiwl
WCPj
rii.il iv,,.
BAB II
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
PENYUSUNAN DAN PERUBAHAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEAMANAN
PENERBANGAN
A, Wewenang
6. Focal Point (FC) dalam hal ini Kasubdit Standarisasi memiliki tugas
dan fungsi :
10
i) Draft yang sudah disetujui oleh Direktur, akan disampaikan
oleh Sesditjen kepada Direktur Jenderal untuk proses
persetujuan guna diteruskan ke Sekretaris Jenderal.
11
c) Penugasan pen3aisunan peraturan
12
f) Evaluasi dan Rekomendasi rancangan final.
13
2. Alur Penyusunan Peraturan Keamanan Penerbangan yang
bersumber dari ICAO State Letter sebagaimana tercantum dalam
Appendix I.A
14
1) salinan peraturan otoritas penerbangan sipil Negara
anggota ICAO lain beserta dokumen terkaitnya,
2) salinan catatan rapat pembahasan,
3) salinan surat-surat yang terkait, termasuk daftar semua
ketidaksesuaian,
4) salinan komentar terhadap semua ketidaksesuaian,
5) rekaman komunikasi lisan yang penting,
7) informasi lain yang dibutuhkan dan dianggap penting bagi
tim pen3aisunan
15
Inspektur/Personil yang melakukan evaluasi ini hams memiliki
pengetahuan terhadap subjek tersebut untuk memastikan bahwa
Inspektur/Personil tersebut mampu mengidentifikasi kesalahan
atau ketidaksesuaian dan menyiapkan daftar ketidaksesuaian
yang mereka temukan. Daftar ketidaksesuaian ini akan
disampaikan kepada tim penyusunan sebagai bahan
pertimbangan dan tindakan perbaikan {corrective action). Selama
tahap ini, Bagian Hukum hams dimintakan pertimbangan
hukumnya.
16
i. Setelah draft Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal ditetapkan
daiam bentuk Peraturan Direktur Jenderal akan diberikan
nomor, tanggal penetapan serta dibuatkan Salinan Peraturan
yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Hukum. Salinan
Peraturan Direktur Jenderal kemudian disampaikan oleh Bagian
Hukum ke Bagian Perencanaan untuk dipublikasikan melalui
Website Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Sedangkan
untuk Keputusan Direktur Jenderal akan disampaikan ke
Direktorat Keamanan guna distribusi secara terbatas. Dokumen
Asli dan Salinan disimpan di database Sub Bagian Peraturan
Perundang-undangan.
17
BAB IV
PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI
A. Pengundangan
B. Penyebarluasan
18
6. Direktorat Keamanan Penerbangan akan membuat daftar distribusi
terbatas {distribution list), dan mengendalikan penyebarluasan
peraturan keamanan yang bersifat restricted/terbatas. Tata Cara
Penetapan daftar distribusi terbatas {distribution list) tercantum dalam
Appendix 11.
C. DOKUMENTASI
19
APPENDIX I
UNIT,KBRJA TBRKAIT
Dalam ha]diperlukan
evaluael lebih lanjui Poea]
Point menyampaikan r-cy
kepada Direktur guna
peraetujuan proeea
eTaluaei la;\]utan
Direktur Menunjuk
Inepektur n
penerbangan/tiffl intemaj
guna mengevaluaai
dokumen terkait
Inepektur
Penerbangan/Tim yang
ditunjuk akan melakukan
peninjauan ulang terhadap
dokumen eeeara rinci,
■o
melakukan Cap AnoJysio
dan memutuekan ap^ah
terdapat
perbedaan/eiandar yang
harusdiadopel
eiUni h»hai«h flibirtufcan
13 akan diaueun
juetifikasi dan
Kaail (jT\jauan ulang akan
diaampaikan kepada ►O •O diaueun daXlar
perbedaan dan
Direktur. untuk anihen
diaampaikan ke
lelh lanjut.
(3 (CAO Oleh Direktur
fauai keientuan
perundangan
Apabila dibutuhkan
Pereturan/perubahan
pemturan, Diiakiur
rnengamanatkan untuk <3
menyueun diaft
peraturan/perubahan
peraturan
deJajT) penyuau
dapat dibentuk Tim
dan apabila
Melakukan penyueunan
draA
CD rnelibalkan lebih
a
Melakukan evaluaal
remeangan awa]
Peraluran/keputuaan
nyasnpaikan
I I
rekomendaei terhadap
perbaikan legal dnddng ke
dirtktorau
£ □
20
Dlnktorai menjuiwikan
kemboU dniA yan^ i^kA a
dlaempumakan ke Bagian
Hukum unruk iperlkaa dan
dievaJuasl aacnraQnaJdan
dandlparafokh Kepola
Sflgiftn Hukiim
[£
Dietrlbuii terbaiae
diacribuai diiakukan ke etakeholder
aacani lerbaiaa kepada
terkait berdaMrkan
atakeholdar
disinbutton fist.
Dirakiorat leknle
nengidendflkaei Peraturan
' Keputuean Menteri yang
diteupkan apakeh eudah
j dengan etander
tCAO AnneXa apabila ada
perbedaan akan diprotea
i keientuex)
-CD-
peraturan perundong*
undangan dibawah
koordinael Begfan
Keijasaira Intl. Hutnae
dan Umum
21
™„
UNITKBRJATEBKAn-
dalm
InapaMur PwMrbmgan/Tim y«ig P«VV«unftn di^t
dhunjuk. ln»p«ktur Penarbrngan difa«n(uk Tim dsn
d«n/aiau Ttm ak«n b«rkoordin«i Q □ •ptAtU m«l>b«ikAn
feeal point guna Wnh dari sub
manyiapkan rancangan paraturan diraktont .
maavr^-mMing
•wbdH akar
iMnugMkAn
■napakiur
IMnavbansAn
BMakukan k«srdinMl du
ksnauluai il<n(ui dirdnarN
Uriuit maliilul r*|M>i-ratwi dmt
rapa kanatnyarfnc
□
iMyampaikan rakemandwi
Mrtiadap parba&an lagal drafttng
ka cKraktorat.
□ □
CNfttkiorat luenyaiuFaiJDW kambaii
draft Anal yajig laUi
diMapumikanto Bngtan Hukiim
uauk diperikH dan dk^vaiufltj aa
ftnal dan <lan dkranf okh Kepala □
BaawiHukuiB
22
«N
j
n
i
ll?
£
1
{
«
ii
s
g
3
ll [
]
Ilii] s
c]
r
II ]
1
mil
n
II T 1 ]
1,
1
1 1 jii jlslj 1 1
tiiN . itf
«
s
!?
$
§
i||n
fSiiL
111
iiij iijiiijii
if l|l Jfl
iiiiifi
9
iiii
♦
i n
"
C. ALITR PBNYUSUHAH/PERUBAHAlf PBRATURAH/KmmJSAH DIRSKTUR JEVDERAL BIDAJfO g»*MATt*w
PERBRBAJIOAJI
□-
kabutuhan
panyuaunan/pambahaiAcalu
nn/Kepuluaan Diijen kapada
Dirafctur Keamanan guna
peiaanguan.
Direktur oengsnsemkukeo
pwiyxjiUMfl
Peni(uf«n/ K«putUMft OuTen
Focal Point cUn Focal
Point «ikan m«nglraorriiiw«dato
penyucuruin draft dengan
Kopolo Sub Diroktoret Tckm*
yang membidang) untuk
unjuk Intpektur
PanertwngBn yang tkaiA
bertonggunSJAwab tflrtiacliip
ponyuaunim droA
Poniurtfl/KcpucuACtn D(f)en
dalam paayuauaan
Iflopektur Penerboi^M Inapaklur
□
Welolrulam ponyusuout draA berkoordmaai
poraturwa/ponibohoA deogan inapaktur
pmtumn lamnya, unit fcai}a
tarkafl dan hagian
hukttm
draft 81/AC/MOS
Malakukan panyuaunan draft
yangiudah
paraturan/panibahan
dibahaa mtamal
paratutan
bo^ao bukun*
aianyampalkan rakomandaai
tailiadap parbalkan la^
drafting ka diraktorat
Otnkiam wnywnpoikin
konboh draft flnij yung t«l«h
iieempufiMikeitk# B^in Hukuta
iwiuk diponkM den dwoluiioi
ra ftniJ don don dipovWdoh
IKigoh Bo0on Kakua
CNiJta menondaton^tfti [3
Pacmturan/Koputuoan Dk)ea
24
UNrr KERJATERKArr
25
APPENDIX II
26
c. membuat prosedur penanganan, penyimpanan dan penggandaan
salinan dokumen ;
7. Salinan Dokumen yang didistribusikan kepada entitas terkait harus
diberi penomoran dan dicatat dalam daftar distribusi berikut;
No Nama Entitas Nomor Dokumen Penanggung Keterangan
Jawab
NOVIE RIYANTO R.
27
LAMPIRAN IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 114 TAHUN 2020
TANOGAL : 15 jujSJI 2020
BUKU IV:
Halaman
Daftar isi {
Appendix I
Contoh Format Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh
Menteri 13
KETENTUAN UMUM
A. Definisi
3. Unit Kerja adalah unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi membina
dan melaksanakan kegiatan teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
B. Tujuan
A. Wewenang
1. Menteri berwenang :
B. Tanggung Jawab
a.Para Pihak;
b.Dasar Hukum;
c.latar Belakang;
d.tujuan;
e.ruang lingkup
f. Jangka waktu
4. Dalam rangka penyempurnaan rancangan Kesepakatan Bersama, Bagian
Hukum melaksanakan evaluasi dan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait.
5. Rancangan Kesepakatan bersama yang telah dievaluasi Bagian Hukum akan
disampaikan kepada Biro Hukum untuk proses penandatanganan oleh
Menteri.
a. Para Pihak;
b. Dasar Hukum;
c. latar Belakang;
d. tujuan;
e. ruang lingkup;
f. Hak dan Kewajiban
g. Jangka waktu
a. Para Pihak;
b. Dasar Hukum;
c. latar Belakang;
d. tujuan;
e. ruang lingkup;
g. Jangka waktu
a. Lambang Instansi
b. Judul
c. Nomor
Penomoran Kesepakatan bersama dibuat oleh Para Pihak sesuai
dengan format masing-masing.
d. Pembukaan
f. Penutup
a. Lambang Instansi
b. Judul
c. Nomor
d. Pembukaan
e. Batang Tubuh
f. Penutup
11
BAB V
A. Publikasi
B. Dokumentasi
12
APPENDIX 1
© / Lambang \
\
instansi
J
KESEPAKATAN BERSAMA
ANTARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DENGAN
Nomor:
2. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut
para pihak, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa ....(Pihak Pertama) dan (Pihak Kedua)
b. bahwa Para Pihak
sehubungan dengan hal-hal sebagaimana tersebut di atas, maka PA^ PIHAK
untuk mengadakan Kesepakatan Bersama/Peijanjian Kei^asama dengan ketentuan
sebagai berikut:
PASAL 1
DASAR HUKUM
b ;
c. dan seterusnya....
13
PASAL 2
PASAL 3
RUANG LINGKUP
b ;
c. dan seterusnya...;
PASAL 4
b ;
c. dan seterusnya
PASAL 5
PELAKSANAAN
(1)
(2) dan seterusnya
PASAL 6
BIAYA
PASAL 7
JANGKA WAKTU
(1) ;
(2) ;
(3) dan seterusnya..
14
PASAL 8
ADDENDUM
(1)
(2)
Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada
hari dan tanggal sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap 2 (dua) asli, dibubuhi
materai cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
15
B. Contoh Format Kesepakatan Bersama yang ditandatanganl lebih dari 2 (dua)
Pihak
KESEPAKATAN BERSAMA
ANTARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DENGAN
TENTANG
Nomor:.
Nomor:,
Nomor:,
Nomor:,
1. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
3. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KETIGA.
4. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KEEMPAT.
a. bahwa
b. bahwa
16
PASAL 1
DASAR HUKUM
PASAL 3
RUANG LINGKUP
PASAL 4
(1) Tugas dan Tanggung Jawab PARA PIHAK dalam Kesepakatan ini adalah.
PASAL 5
PELAKSANAAN
(1) ;
(2) dan seterusnya
PASAL 6
JANGKA WAKTU
1) ;
(2) dan seterusnya
17
PASAL 7
ADDENDUM
(1)
(2) dan seterusnya....
Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari
dan tanggal sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap (diisi sesuai dengein jumlah
pihak) asli, bermaterai cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA
18
APPENDIX II
© / Lambang \
f Instansi 1
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DENGAN
TENTANG
Nomor:
Nomor:
1. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan
beralamat di , untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan
beralamat di , untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut
para pihak, terlebih dahulu menerangkan hgd-hal sebagai berikut:
a. bahwa ....(Pihak Pertama) dan (Pihak Kedua)
b. bahwa Para Pihak
sehubungan dengan hal-hal sebagaimana tersebut di atas, maka PARA PIHAK sepakat
untuk mengadakan Perjanjian Keijasama dengan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DASAR HUKUM
b ;
c. dan seterusnya....
19
PASAL 2
PASAL 3
RUANG LINGKUP
b ;
c. dan seterusnya...;
PASAL 4
b ;
c. dan seterusnya
PASAL 5
PELAKSANAAN
(1}
^ f ;
PASAL 6
BIAYA
PASAL 7
JANGKA WAKTU
(1) ;
(2) ;
(3) dan seterusnya..
20
PASAL 8
ADDENDUM
(1)
(2)
Demikian Peijanjian Keijasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada
hari dan tanggal sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap 2 (dua) asli, dibubuhi
materai cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
21
B. Contoh Format Peijanjian Keijasama yang ditandatangani leblh dari 2 (dua)
Pihak
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DENGAN
TENTANG
Nomor:
Nomor:
Nomor:
Nomor:
1. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di , untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. (Nsima Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
3. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di , untuk selanjutnya disebut PIHAK KETIGA.
4. (Nama Pihak pertama ditulis dengan huruf Kapital dan bold), selaku
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama berdasarkan.
beralamat di untuk selanjutnya disebut PIHAK KEEMPAT.
b. bahwa
22
PASAL 1
DASAR HUKUM
PASAL 2
PASAL 3
HUANG LINGKUP
PASAL 4
(1) Tugas dan Tanggung Jawab PARA PIHAK dalam Perjanjian ini adalah.
PASAL 5
PELAKSANAAN
(1) ;
(2) dan seterusnya
PASAL 6
JANGKA WAKTU
1) ;
(2) dan seterusnya
23
PASAL 7
ADDENDUM
(1)
(2) dan seterusnya....
Demikian Peijanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan
tanggal sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap (diisi sesuai dengan jumlah
piheik) asli, bermaterai cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA
ttd
NOVIE RIYANTO R.
Salinan sesuai dengan aslinya
rIAN HUKUM
★ I DIREKTOmmffiH
I PERHUBUNGAN UDA.RA
NDAH MA SARI
I (IV/b)
N r4 199503 2 001
24