Anda di halaman 1dari 12

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan


Praktik Pemberian ASI Eksklusif

Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq

Abstrak
Target cakupan ASI eksklusif oleh Depkes RI sebesar 80% masih sulit dilaksanakan. Berbagai studi menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih
sangat rendah. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali berba-
gai faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong yang berhubungan dengan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif di Puskesmas
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Disain studi adalah studi kualitatif dengan 14 informan yaitu ibu bayi yang berusia >6-24 bulan yang dibagi
berdasarkan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusifnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilakukan triangulasi sumber data mencakup
bidan puskesmas dan suami serta triangulasi analisis oleh pakar. Pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman ibu adalah faktor predisposisi yang berpengaruh
positif terhadap keberhasilan ASI eksklusif, sedangkan IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Dari segi faktor pen-
dorong, dukungan tenaga kesehatan penolong persalinan paling nyata pengaruhnya dalam keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Di sisi lain, iklan susu
formula di media massa ternyata mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif terutama pada ibu yang berpendidikan rendah. Disarankan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang pelaksanaan ASI eksklusif khususnya pada saat antenatal care dan bukannya setelah persalinan. Perlu ditegakkan aturan ketat ik-
lan susu formula baik di media massa maupun kampanye terselubung melalui tenaga kesehatan penolong persalinan.
Kata kunci : ASI eksklusif, pengetahuan ibu, inisiasi menyusu dini

Abstract
Coverage of exclusive breastfeeding (EBF) was targeted by Ministry of Health RI to reach 80%. The target is very difficult to achieve. Studies showed that
EBF rate in Indonesia are very low. There are various factors affecting the success or failure of EBF. This study aims at digging information on predisposing,
enabling, and reinforcing factors associated with success of EBF in Jagakarsa community health center, South Jakarta. Design of the study is qualitative with
14 informants that is mother with infant age >6-24 months and divided based on the success of EBF implementation. Data was collected through in-depth in-
terview and was triangulated based on data sources including midwives and husbands as well as analysis triangulation by expert. Education, knowledge, and
experience are predisposing factors that influence the success of EBF, while early breastfeeding initiation is a strong enabling factor, and support from mid-
wife acts as a strong reinforcing factor. The study also found that advertisement of formulated milk was very successful in influencing mother’s success in
EBF especially for those with low education. It is suggested to increase mother’s knowledge about EBF during antenatal care and not after the delivery. Legal
aspect and rules should be implemented in a stricter way and to cover both mass-media advertisement and hidden campaign through health personnel.
Key words : Exclusive breastfeeding, mother’s knowledge, early breastfeeding initiation

Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Gd. F Lt. 2 FKM UI, Kampus Baru UI Depok 16424 (e-mail: fikawati@ui.ac.id)

120
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ASI Eksklusif

Sebelum tahun 2001, World Health Organization man pralaktal dan melakukan rooming-in. Pada hari-hari
(WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif se- pertama kelahiran, ASI biasanya belum keluar. Masa ini
lama 4-6 bulan. Namun, pada tahun 2001, melalui adalah masa yang rentan bagi bayi untuk diberikan
telaah artikel penelitian secara sistematik dan berkonsul- makanan atau minuman pralaktal oleh ibu maupun
tasi dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI bidan. Komitmen yang kuat dari ibu atau bidan untuk
eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan.1 Hasil ASI eksklusif akan sangat membantu sehingga bayi tidak
telaah artikel tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan makan atau minuman pralaktal. Rooming-in,
disusui secara eksklusif sampai 6 bulan umumnya lebih kondisi dimana ibu dan bayi ditempatkan bersama-sama
sedikit menderita penyakit gastrointestinal, dan lebih dalam satu ruang memudahkan ibu untuk bisa selalu
sedikit mengalami gangguan pertumbuhan.1-3 ASI eks- memberikan ASI kepada bayi kapan saja bayi mau, se-
klusif adalah pemberian hanya ASI tanpa cairan atau hingga praktik ASI eksklusif dapat lebih mudah dilak-
makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau sanakan. Faktor eksternal seperti anjuran dari tenaga ke-
obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai bayi berusia 6 sehatan (saat ANC, menolong persalinan dan merawat
bulan. Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pem- bayi), orang tua, mertua, dan suami juga merupakan fak-
berian ASI eksklusif dalam menurunkan mortalitas bayi,3 tor-faktor yang berpengaruh.10,12
menurunkan morbiditas bayi,4 mengoptimalkan pertum- Studi kualitatif ini bertujuan menggali lebih dalam
buhan bayi,5,6 membantu perkembangan kecerdasan berbagai faktor yang berhubungan dengan keberhasilan
anak,5 dan membantu memperpanjang jarak kehamilan dan kegagalan ibu dalam melakukan ASI eksklusif 6 bu-
bagi ibu.7 lan. Di samping itu ingin diketahui pula berbagai faktor
Di Indonesia, Departemen Kesehatan RI (Depkes) yang membantu ikeberhasilan ibu melakukan ASI ek-
melalui Program Perbaikan Gizi Masyarakat telah menar- sklusif 6 bulan. Gambaran praktik pemberian ASI ek-
getkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. Reko- sklusif ini diharapkan juga dapat menjadi masukan bagi
mendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan para tenaga kesehatan atau pemegang program untuk
tampaknya masih terlalu sulit untuk dilaksanakan. Data membantu pencapaian target ASI esklusif 6 bulan.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007
memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI Metode
eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% Pemilihan informan dilakukan berdasarkan kriteria
dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.8,9 Penyebab kega- ibu memiliki anak berusia >6 - 24 bulan, bertempat ting-
galan praktek ASI eksklusif bermacam-macam seperti gal di wilayah penelitian, dan bersedia datang ke
pemberian makanan prelakteal, ibu harus bekerja, bayi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan untuk
sakit, ibu lelah/sakit, ibu kurang percaya diri, dan lain- diwawancara mendalam. Data menyusui informan dili-
lain.10 Berbagai faktor juga telah dihubungkan dengan hat dari data bayi di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa,
rendahnya pengetahuan ibu. Penelitian ASUH tahun Jakarta Selatan. Data utama diperoleh dari wawancara
2002,11 menunjukkan bahwa bukan semata-mata faktor mendalam dengan ibu dan sebagai data tambahan di-
pengetahuan ibu yang mempengaruhi keberhasilan ASI lakukan wawancara mendalam dengan bidan puskesmas
ekslusif, tetapi ada faktor-faktor lain di luar pengetahuan dan suami. Informan dipilih secara purposive sampling
ibu yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. dengan prinsip kesesuaian dan kecukupan yaitu 17 in-
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI forman yang terdiri dari 7 ibu yang berhasil melakukan
eksklusif adalah kemampuan untuk melakukan ASI eksklusif selama 6 bulan (selanjutnya disebut infor-
penyusuan segera (immediate breastfeeding).11 Saat ini, man ASI eksklusif), 7 ibu yang pernah memberikan ASI
lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini eksklusif tetapi gagal (selanjutnya disebut informan ASI
(IMD). Salah satu kunci utama keberhasilan IMD ter- tidak eksklusif), 2 informan suami, dan satu informan
letak pada penolong persalinan karena dalam menit- bidan puskesmas. Informan ibu yang diwawancara men-
menit pertama setelah bayi lahir peran penolong persali- dalam tersebut mempunyai komposisi yang seimbang an-
nan sangat dominan. Bila ibu difasilitasi oleh penolong tara informan berpendidikan tinggi (tujuh informan) dan
persalinan untuk IMD diharapkan interaksi ibu dan bayi berpendidikan rendah (tujuh informan).
ini akan segera terjadi. Dengan IMD, ibu semakin per- Untuk meningkatkan kredibilitas penelitian, di-
caya diri untuk tetap memberikan ASI-nya sehingga tidak lakukan triangulasi sumber dan analisis data. Triangulasi
merasa perlu untuk memberikan makanan/minuman sumber data dilakukan dengan melakukan wawancara
apapun kepada bayi karena bayi bisa nyaman menempel terhadap suami informan ibu yang berjumlah 2 orang dan
pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu segera wawancara mendalam dengan seorang bidan puskesmas.
setelah lahir. Sedangkan, triangulasi analisis data dilakukan dengan
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI analisis pakar di luar tim peneliti untuk membaca hasil
eksklusif adalah tidak diberikannya makanan atau minu- dan analisis penelitian yang telah dilakukan oleh tim

121
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

peneliti. Pakar tersebut kemudian memberikan masukan dalam hal menyusui. Pendidikan informan yang
terhadap penulisan hasil penelitian dan analisis tamba- melakukan ASI eksklusif 6 bulan hampir tidak berbeda
han serta pembahasan dan pustaka untuk memperdalam dengan yang ASI tidak eksklusif. Masing-masing kelom-
penulisan penelitian secara keseluruhan. pok adalah lulusan SMP dan lulusan SMA. Hanya satu
Metode pengumpulan data adalah melalui wawancara orang di kelompok informan ASI eksklusif yang berpen-
mendalam. Sumber data utama adalah hasil wawancara didikan akademi (D3).
mendalam dengan informan ibu. Sedangkan, sumber da- Lima dari tujuh informan ASI eksklusif mengetahui
ta tambahan adalah data wawancara mendalam dengan dengan benar definisi dari ASI eksklusif. Mereka tahu
suami dan bidan puskesmas. Sumber data dilindungi pri- dengan tepat bahwa ASI harus diberikan selama enam
vasi dan kerahasiaannya dengan cara tidak mencan- bulan tanpa boleh memberikan makanan-minuman
tumkan nama maupun penunjuk identitas personal yang apapun.
spesifik pada seluruh rangkaian penelitian mulai dari “....... berikan hanya ASI saja jangan dicampur apa-
koleksi data sampai analisis dan pelaporan. Data apa sampai umur 6 bulan.....”
dikumpulkan pada bulan November-Desember 2009 di “ASI tanpa dibantu apapun untuk 0-6 bulan, setelah
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. itu baru disambung.... “
Perizinan pada instansi terkait terlebih dahulu diurus se- (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan
belum pengumpulan data. Informan ibu dihubungi tinggi)
melalui bidan koordinator di puskesmas. Wawancara “ASI selama 6 bulan tanpa makanan atau minu-
mendalam dilakukan dengan menggunakan instrumen man apapun....”
berupa pedoman wawancara yang disusun sedemikian (informan ASI eksklusif berpendidikan rendah)
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya probing dan Namun, dua orang informan ASI eksklusif berpen-
elaborasi terhadap jawaban informan. didikan rendah tidak satupun memahami istilah ASI eks-
Hasil wawancara mendalam dientri dengan menggu- klusif. Bahkan satu informan sebenarnya tidak tahu sama
nakan piranti lunak pengolah data kualitatif EZ-Text. sekali tentang ASI eksklusif. Informan ini memberikan
Analisis dilakukan melalui content-analysis berdasarkan ASI eksklusif 6 bulan kepada bayinya hanya secara ke-
informasi yang dikumpulkan melalui wawancara men- betulan karena bayinya tidak mau diberikan susu botol.
dalam dan FGD. Bukti yang relevan dan suportif ter- Sedangkan, seluruh informan ASI tidak eksklusif tidak
hadap kesimpulan dari masing-masing tema ditampilkan ada satupun yang mengetahui definisi ASI eksklusif den-
dalam kutipan langsung. Data juga ditampilkan dalam gan benar.
matriks tema untuk menyediakan argumen yang jelas na- “ASI yang dikasih sampai umur 2 tahun, sambil
mun ringkas tentang relevansi dari suatu isu. Dalam ana- dikasih susu formula kalo bayinya mau.....”
lisis dilakukan perbandingan antara kelompok informan “Hanya ASI saja sampai umur 6 bulan, nggak boleh
ASI eksklusif dan informan ASI tidak eksklusif serta dikasih makan tapi susu formula sih boleh.”
analisis khusus yang membandingkan kelompok ibu (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah. didikan tinggi)
”ASI yang langsung dari ibu… air susu murni mak-
Hasil sudnya, belum dikasih makanan tambahan...”
Faktor Predisposisi (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah)
Faktor predisposisi yaitu faktor pemicu atau pemudah Hampir semua informan ASI eksklusif berniat untuk
yang memberikan kecenderungan seorang ibu untuk menyusui secara bayinya secara eksklusif sejak hamil.
melakukan ASI eksklusif. Dalam penelitian ini faktor- “Ya, niat dari awal hamil sampai anak umur 2 tahun
faktor yang dianggap menjadi pemicu seorang ibu untuk .....
melakukan ASI eksklusif adalah umur, pendidikan, “Niat banget dari awal. Selama hamil puting susu
pengetahuan, motivasi, sikap dan kepercayaan. Pada sudah dibersihkan agar tidak mampat…..”
umumnya informan ASI eksklusif 6 bulan lebih tua dari- (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan ren-
pada informan yang ASI tidak eksklusif dengan perbe- dah)
daan rata-rata umur sebesar 4 tahun. Rata-rata informan “Ya. Karena sudah tahu ASI eksklusif dari membaca
ASI eksklusif berusia 30 tahun dan rata-rata informan buku-buku… “
ASI tidak eksklusif berusia 26 tahun. Ada perbedaan (informan ASI eksklusif berpendidikan tinggi)
jumlah anak antara informan ASI eksklusif dengan in- Informan ASI tidak eksklusif juga berniat mem-
forman ASI tidak eksklusif. Informan ASI eksklusif berikan ASI kepada bayinya. Mereka tahu bahwa ASI
mempunyai paritas rata-rata lebih tinggi (3 anak) dari- perlu diberikan sampai anak berusia 2 tahun, tapi mere-
pada informan ASI tidak eksklusif (2 anak). Perbedaan ka tidak mengetahui bahwa ASI eksklusif atau hanya ASI
jumlah anak akan berpengaruh terhadap pengalaman ibu saja perlu diberikan sampai 6 bulan. Mereka menye-

122
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ASI Eksklusif

butkan bahwa ASI dapat diberikan digabung dengan IMD. Namun, umumnya tidak IMD ini lebih banyak
makanan atau minuman lain. karena sebab yang seharusnya bisa dihindari yaitu kare-
“… Iya, pengennya 6 bulan tapi bayinya kayak yang na bayi dibersihkan dan dibedong.
nyusu terus, tidak berhenti-berhenti. Menurut ibu bayi “Tidak. Setelah lahir bayi dibersihkan dan dibedong
lapar, jadi ASI saja sudah tidak cukup ...” baru ditaro di dada ibu.... …”
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan tinggi) “Setelah lahir bayi dibersihkan dan dibedong dulu
“Ya, 2 tahun sambil digabung sama yang lain…” baru ditempelkan…..”
“Ada, cuma tidak tahu ASI eksklusif. Untuk 2 “Tidak langsung... karena setelah lahir bayi di-
tahun....” mandikan, dibedong baru dikasih ke ibu....”
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen- (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
didikan rendah) didikan tinggi dan rendah)
Hampir semua ibu bersikap setuju terhadap pembe- Hanya tiga dari tujuh informan ASI eksklusif yang
rian ASI eksklusif 6 bulan, bahkan informan ASI tidak ditempatkan bersama-sama sekamar dengan bayinya
eksklusif juga setuju terhadap pemberian ASI eksklusif. (rooming-in). Empat orang informan ASI eksklusif lain-
Demikian pula halnya dengan kepercayaan, sebagian be- nya tidak rooming-in, namun seorang informan ASI eks-
sar ibu percaya bahwa memberikan hanya ASI saja bisa klusif berpendidikan tinggi sempat berpesan agar bayi
mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan. jangan diberi susu formula.
”Saya tidak rooming-in tapi pesan ke bidan, bayi
Faktor Pemungkin saya jangan dikasih susu formula. Pagi-pagi sekali sudah
Faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang men- diantar lagi...”
dukung perilaku seseorang. Dalam penelitian ini faktor (informan ASI eksklusif berpendidikan tinggi)
yang dianggap sebagai faktor-faktor yang mendukung ibu Sedangkan, pada informan ASI tidak eksklusif justru
untuk melakukan ASI eksklusif adalah cara lahir, IMD, hanya 1 informan yang tidak rooming in, 6 sisanya ditem-
rooming in, kondisi bayi, kondisi ibu dan paritas ibu. patkan bersama-sama dalam satu kamar dengan bayinya.
Hanya empat dari tujuh informan ASI eksklusif Perlu digali lebih dalam mengapa ibu-ibu yang sudah
melahirkan secara normal. Tiga dari 7 informan ASI ek- rooming-in ini selanjutnya tidak bisa melakukan ASI eks-
sklusif melahirkan melalui operasi caesar. Sementara, se- klusif.
mua informan ASI tidak eksklusif melahirkan secara nor- Alasan diberikannya makanan-minuman tambahan
mal. Lima dari tujuh informan ASI eksklusif melakukan kepada bayi sebelum berusia 6 bulan bermacam-macam.
IMD artinya pada saat baru melahirkan tenaga kesehatan Namun demikian, semua penyebabnya bukan karena
yang ada memfasilitasi informan untuk bisa melakukan kondisi yang tidak bisa dihindarkan seperti misalnya sak-
IMD. Bayi yang baru dilahirkan segera diberikan ke ibu it. Sebagian informan (tiga dari tujuh informan ASI tidak
atau segera diletakan di dada ibu untuk belajar menyusu. eksklusif) memberikan makanan-minuman tambahan
“.... 10 menit, lalu bayi didekatkan pada ibu ...... “ kepada bayi karena alasan bayi rewel dan terlihat masih
“Lahir langsung ditempelkan... baru kemudian haus walaupun habis disusui.
dibersihkan, dimandikan dan ditaruh di boks......” “... bayi rewel, nyusu seperti yang tidak kenyang-
“Langsung memberikan bayi ke ibu tanpa ada wak- kenyang...”
tu sama sekali. Ditempel ke dada ibu sampai sekitar 1 (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan tinggi)
jam sampai ibu dibersihkan.....” “Nyusu belum kenyang, mulutnya mangap-mangap
(informan-informan ASI eksklusif berpendidikan terus, haus atau gimana gitu…”
tinggi) “Air susunya sedikit, udah nyusu tapi bayi nangis
Dua orang informan ASI eksklusif lainnya tidak bisa terus, kayak yang kurang susunya....”
melakukan IMD karena sebab yang tidak bisa dihindari (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
yaitu karena melahirkan melalui operasi caesar dan kare- didikan rendah)
na bayi langsung dimasukkan ke inkubator. Dua informan ASI tidak eksklusif sudah memberikan
“Bayi dimandikan... diperlihatkan ke ibu, lalu bayi susu formula sejak awal kelahiran karena mendapat susu
langsung dibawa ke ruangan bayi....“ formula dari bidan. Satu informan karena dibawakan
(informan ASI eksklusif berpendidikan rendah yang susu oleh bidan sepulang dari puskesmas, sedangkan in-
melahirkan melalui operasi caesar) forman lainnya menyatakan bayinya diberikan susu for-
“Setelah lahir bayi dibersihkan dan dibedong lalu di- mula oleh bidan ketika baru dilahirkan tanpa sepenge-
taruh di incubator...” tahuannya.
(informan ASI eksklusif berpendidikan rendah) “Umur 2 bulan coba-coba kasih susu formula. Kan
Kebalikan dengan informan ASI eksklusif, lima dari pulang dari puskesmas dikasih susu formula 900 gram.
tujuh informan ASI tidak eksklusif tidak melakukan Sayang aja nggak diminum....”

123
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

“.....susu formula dikasih bidan tanpa sepenge- melakukan ASI eksklusif. Perilaku yang mendorong in-
tahuan saya, karena bayi nangis terus....” forman untuk melakukan ASI eksklusif adalah mem-
(informan-informan ASI berpendidikan rendah) berikan nasihat untuk menyusui dan melakukan persia-
Satu informan ASI tidak eksklusif memberikan susu pan menyusui sejak hamil, memfasilitasi IMD, menyuruh
formula sejak 4 bulan sebagai persiapan ibu mau beker- memberikan kolostrum dan tidak memberikan makanan
ja kembali. Informan ini adalah satu-satunya informan pralaktal, tidak memberikan susu formula pada bayi saat
yang memberikan ASI tidak eksklusif yang bekerja. bayi masih di rumah sakit atau membawakan susu for-
“..... susu formula sejak umur 4 bulan karena udah mula saat bayi pulang.
mau ditinggal kerja, bayi dilatih takut nggak bisa minum Dari seluruh 14 informan, hanya enam nforman yang
susu botol....” mendapat nasihat dan informasi mengenai ASI eksklusif
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah) atau persiapan menyusui dari tenaga kesehatan tempat
Satu informan ASI tidak eksklusif lainnya sudah mu- informan memeriksakan kehamilannya. Penjelasan beru-
lai memberikan pisang kepada bayinya sejak umur 3,5 pa cara membersihkan payudara, cara menyusui yang
bulan karena merasa aktivitas bayinya sudah mulai baik, dan ASI eksklusif.
banyak sehingga memerlukan tambahan makanan. ”....... dikasih tahu tentang ASI saja sampai umur 6
“... pisang sejak umur 3,5 bulan..... Umur 4 bulan di- bulan.....”
tambah Nestle (bubur susu) ... bayi udah banyak akti- (informan ASI eksklusif berpendidikan rendah)
vitas dan tenaga. Saya pikir masak dikasih pisang “......... cara menyusui seperti cara dan arah menekan
aja…” puting susu......”
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan tinggi) (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan tinggi)
Seperti juga terlihat saat wawancara mengenai kon- “.....tentang menyusui, cara membersihkan puting
disi bayi sehingga ASI ekslusif dihentikan. Sebenarnya susu......”
tidak ada kondisi khusus dan darurat yang meng- (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah)
haruskan informan ASI tidak eksklusif menghentikan Sembilan informan lainnya tidak pernah mendapat in-
pemberian ASI eksklusifnya selain informan merasa formasi atau penjelasan tentang pentingnya ASI eks-
bayinya rewel disebabkan karena ASI-nya kurang se- klusif. Tenaga kesehatan umumnya hanya menasihati in-
hingga masih memerlukan makanan atau minuman tam- forman untuk merawat kehamilannya dengan baik seper-
bahan. ti makan makanan bergizi, banyak minum air putih,
“Bayi rewel, nggak kenyang kalo ASI doang, olahraga ringan, dan mengurangi aktifitas berat.
makanya dikasih pisang. 1 hari 2 kali.....” “....... jaga kondisi, makan makanan bergizi, sering
“ Ibunya makan terus dan bayinya nyusu terus. olahraga, minum air putih, susu.....”
Lapar kali ya, nggak cukup dengan ASI....” ”Makan, minum susu, olah raga, positif thinking,
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen- banyak kegiatan.....”
didikan tinggi) (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan
“….. nyusu belum kenyang, mulutnya mangap- tinggi)
mangap terus, haus atau gimana gitu…” “Tidak boleh terlalu capek, harus banyak istirahat
“ Air susunya sedikit, udah nyusu tapi bayi nangis dan tidak boleh mengangkat berat, makan teratur,
terus, kayak yang kurang susunya.....” banyak minum air putih. Tidak pernah dijelaskan ten-
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen- tang ASI.....”
didikan rendah) (informan ASI eksklusif berpendidikan rendah)
“Disuruh teratur kalo periksa, obatnya diminum, ng-
Faktor Pendorong gak boleh kecapekan.... Hanya diperiksa aja. Belum di-
Faktor pendorong atau penghambat adalah faktor jelasin persiapan menyusui...”
penyerta yang memperkuat suatu perilaku. Faktor yang ”Menjaga kesehatan, banyak istirahat sembari
mendorong atau menghambat ibu untuk melakukan minum susu, vitamin anak dalam janin....”
praktik ASI ekslusif adalah tenaga kesehatan (bidan dan (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
dokter), keluarga (suami dan orangtua), media serta ik- didikan rendah)
lan susu formula. Setengah dari seluruh informan (7 dari 14 informan)
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tenaga difasilitasi oleh tenaga kesehatan untuk melakukan IMD.
kesehatan adalah dokter atau bidan dimana informan Dari 7 informan yang tidak difasilitasi IMD, 1 informan
memeriksakan kehamilannya dan atau membantu per- adalah informan yang melahirkan secara operasi caesar,
salinannya. Tenaga kesehatan dianggap sebagai faktor 1 informan karena bayinya harus langsung dimasukkan
pendorong adalah apabila tenaga kesehatan tersebut inkubator, 1 informan karena ibu mengalami perdarahan,
memberikan tindakan yang mendorong informan untuk dan 4 informan lainnya karena bayinya akan dibersihkan

124
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ASI Eksklusif

dan dibedong terlebih dahulu. lelah/tidur....”


Ada dua informan ASI tidak eksklusif yang tidak bisa (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan
menyusui secara eksklusif sejak awal karena bayinya su- tinggi)
dah diperkenalkan susu formula dari bidan sejak baru “Suami dan mertua mendukung memberi ASI…”
lahir. Satu informan ASI tidak eksklusif yang menghen- “Suka membantu. Menghandle pekerjaan yang tidak
tikan ASI eksklusif karena ingin mencoba susu formula bisa dipengang ..”
yang dibawakan oleh bidan sepulang informan dari (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan ren-
rumah sakit. Satu informan ASI tidak eksklusif lainnya dah)
mengatakan bahwa bayinya diberikan susu formula oleh Hanya empat dari tujuh informan ASI tidak eksklusif
bidan ketika baru lahir tanpa sepengetahuan informan. yang mendapat dukungan dari suami, sisanya menga-
”Kan pulang dari puskesmas dikasih susu formula takan suaminya menyerahkan keputusan menyusui kepa-
900 gram. Sayang aja nggak diminum, jadi nyobain ke da informan saja.
bayi padahal ASInya banyak. Sejak dikasih susu for- “Suami terserah saya aja gimana...”
mula... sudah nggak mau lagi dengan ASI…..” (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan tinggi)
”Susu formula ketika baru lahir, dikasih bidan tanpa “Suami terserah kata saya aja.... “
sepengetahuan saya, katanya karena bayi nangis “Biasa aja, nggak gimana-gimana.....”
terus.....” (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen- didikan rendah)
didikan rendah) Pada informan ASI eksklusif peran orang tua kurang
Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan terlihat. Umumnya mereka mengatakan bahwa orangtua
ASI tidak eksklusif diketahui bahwa tenaga kesehatan di mendukung mereka untuk menyusui. Tapi, pada infor-
bagian perawatan bayi menasihati ibu untuk melakukan man yang melakukan ASI tidak eksklusif terlihat
ASI eksklusif pada saat ibu datang membawa bayinya bagaimana orangtua mempengaruhi mereka untuk mem-
guna pemeriksaan kesehatan dan imunisasi bayi. Lima berikan makanan atau minuman tambahan sebelum bayi
dari 7 informan ASI tidak eksklusif mendapat nasihat mereka berusia 6 bulan.
untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai “Suami sangat membantu, marah ketika anak
usia 6 bulan. Ada bidan yang marah setelah mengetahui dikasih pisang. Tapi karena disuruh orang tua mau gi-
bahwa informan telah memberikan pisang kepada mana lagi…”
bayinya saat bayi berusia 3,5 bulan. “Orang tua mendukung selagi ASI cukup, susu for-
“Bidan marah pas tahu umur 3,5 bulan bayi dah mula nggak dikasih tapi kalau pisang dikasih....”
dikasih pisang….” (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah) didikan tinggi)
“Bidan menyarankan untuk menyusui 6 bulan….” Saat ditanyakan langsung kepada ibu siapa yang mem-
“Kata bidan sebelum 6 bulan dikasih ASI aja, nggak pengaruhi ibu sehingga memberikan makanan atau minu-
boleh makan/susu botol....” man tambahan kepada bayi, 3 dari 7 informan ASI tidak
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen- eksklusif mengatakan karena orangtua yang menyuruh.
didikan rendah) Sisanya 4 informan ASI tidak eksklusif mengatakan
Faktor pendorong atau penghambat dari keluarga un- mereka sendiri yang berinisiatif memberikan karena
tuk melakukan ASI eksklusif umumnya adalah suami dan merasa ASI kurang sehingga bayi menangis terus.
orangtua (ibu informan atau mertua perempuan infor- “ .... karena orang tua kasihan melihat bayi nyusu
man). Suami dan orangtua adalah orang terdekat yang sampai muntah-muntah. Nggak kenyang jadi dia
dapat mempengaruhi informan untuk tetap menyusui se- minum terus terusan jadi dikasih pisang....”
cara eksklusif atau malah memberikan makanan/minu- “...orang tua memberitahu untuk ngasih makanan
man tambahan kepada bayi. tambahan, kakak juga dulu begitu....”
Umumnya suami mendukung ibu untuk menyusui. (informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
Enam dari 7 informan ASI eksklusif mendapat dukungan didikan tinggi)
suami. Bentuk dukungan suami berupa nasihat untuk “Orang tua yang menyarankan bayi dikasih susu for-
memberikan hanya ASI saja kepada bayinya, membantu mula karena ditinggal kerja...”
informan bila lelah, membantu informan melakukan (informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah)
pekerjaan rumah. Semua informan ASI eksklusif pernah melihat infor-
“Suami menyarankan untuk kasih ASI. Kadang- masi tentang ASI eksklusif dari media. Sedangkan dari 7
kadang makanan juga dipilihkan...” informan ASI tidak eksklusif, hanya 4 informan saja yang
“Suami membantu kalau saya lelah. Malam suami pernah mendapatkan informasi dari media. Media yang
bangun, bantu pekerjaan rumah tangga kalau saya mereka lihat atau baca adalah TV, koran, majalah dan

125
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

buku. “Bagus, ibunya aja yang minum susu bumil.....”


“TV.., dari mana saja yang penting informasi yang (informan-informan ASI eksklusif berpendidikan
baik bisa diambil dan yang jelek tidak diikuti...” tinggi)
(informan ASI eksklusif berpendidikan tinggi) Selanjutnya Tabel 1 memperlihatkan rangkuman
”Ayahbunda, Parent’s Guide, Kid Sport dan hubungan antara independen variabel yaitu faktor pen-
diskusi....” didikan ibu dengan variabel dependen yaitu praktik pem-
(informan ASI eksklusif berpendidikan tinggi) berian ASI eksklusif. Praktik pemberian ASI eksklusif di-
Enam dari tujuh informan ASI tidak eksklusif merasa uraikan menjadi IMD, pemberian kolostrum, pemberian
tertarik dengan iklan susu formula. Mereka menyebutkan makanan/minuman pralaktal, pengetahuan ASI eks-
bahwa iklan susu formula bagus dan menarik, tidak ada klusif, dan rooming in. Pendidikan diuraikan tersendiri
salahnya, bagus untuk ibu yang ASI-nya tidak keluar, dan karena faktor pendidikan dianggap sebagai salah satu
lain sebagainya. Hanya satu informan ASI tidak eksklusif faktor utama yang dapat mempengaruhi kemungkinan
yang menyebutkan bahwa mungkin ASI lebih baik, tapi ibu melakukan praktik ASI eksklusif 6 bulan. Ibu yang
selebihnya informan tersebut percaya dengan iklan susu berpendidikan umumnya mempunyai pengetahuan lebih
formula tersebut. tinggi sehingga mampu menentukan pilihan untuk
“Bagus, menarik.... Ada pengaruh pengen anaknya menyusui bayinya. Pendidikan dibagi menjadi 2 bagian
kayak yang diiklan.....” yaitu pendidikan rendah (bila hanya lulus SMP) dan
“Nggak ada salahnya. Kalau ASI nggak keluar mau berpendidikan tingga bila lulus SMA tatu yang lebih ting-
nggak mau dikasih susu formula. ....” gi.
(informan-informan ASI tidak eksklusif berpen-
didikan tinggi) Hubungan dengan Pengetahuan ASI Eksklusif
” Baik, jadi kepengen untuk pertumbuhan anak....” Informan yang berpendidikan tinggi lebih banyak
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah) yang mengetahui tentang ASI eksklusif 6 bulan diband-
“ Bagus, buat ibu yang ASI-nya nggak keluar bisa ingkan dengan informan berpendidikan rendah. Mereka
membantu...... Pengaruhnya jadi pengen coba-coba, di- tahu bahwa ibu hanya boleh memberikan ASI saja kepa-
iklan anaknya gemuk-gemuk, sehat, cerdas jadi pen- da bayi sebelum bayi berumur 6 bulan.
gen.....” “Untuk daya tahan tubuh anak, lebih baik untuk
(informan ASI tidak eksklusif berpendidikan rendah) anak sehat..... Selama bayi mau berikan hanya ASI sa-
Berbeda dengan informan ASI eksklusif, saat melihat ja jangan dicampur apa-apa. Sampai umur 6 bulan”
iklan susu formula mereka tidak terpengaruh untuk “ASI tanpa dibantu apapun… untuk 0-6 bulan, sete-
memberikannya kepada bayi tetapi justru membuat ibu lah itu baru disambung....”
tertarik untuk minum susu agar dapat menyusui dengan “Memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan
baik. Informan meminum susu untuk ibu seperti Anmum apapun sampai 6 bulan....”
dan Prenagen. (informan-informan berpendidikan tinggi)
“Iklan susu formula itu berlebihan. Belum tentu se- Hanya sebagian kecil informan berpendidikan rendah
mua susu cocok untuk bayi.....” mengetahui tentang ASI eksklusif. Informan sulit untuk
“Ibu minum Anmum. Ada promosi susu Anmum ....” membedakan informasi ASI eksklusif dengan informasi

Tabel 1. Faktor Pendidikan dan Praktik Pemberian ASI Eksklusif

Pendidikan Pengetahuan ASI IMD Pemberian Pemberian Makanan/ Rooming in


Eksklusif Kolostrum Minuman Pralaktal

Pendidikan 5 dari 7 informan tahu 4 dari 7 6 dari 7 6 dari 7 informan tidak 5 dari 7 informan
Tinggi ASI eksklusif adalah informan informan memberikan apa2, melakukan rooming in
(n=7) ASI sajasampai 6 bulan IMD memberikan 1 informan bayinya
kolostrum dikasih susu formula
oleh bidan

Pendidikan Hanya 2 dari 7 informan 1 dari 7 4 dari 7 4 dari 7 informan tidak Hanya 3 dari 7 informan
Rendah yang tahu definisi ASI informan informan memberi apapun. melakukan rooming in
(n=7) eksklusif. Mereka tidak IMD memberikan 1 informan memberikan
bisa membedakan kolostrum air putih dan madu.
ASI eksklusif dan ASI 2 informan tidak tahu
2 thn apa yang diberikan
bidan.

126
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ASI Eksklusif

harus menyusui selama 2 tahun. (informan-informan berpendidikan tinggi)


”Nyusuin supaya anak tumbuh sehat, supaya badan- Hanya 4 informan berpendidikan rendah yang mau
nya kekar. Lamanya 2 tahun…..” memberikan kolostrumnya kepada bayi. Sisanya tidak
“Bagus… nggak tahu deh, pokoknya bagus aja mau dengan alasan bayi tidak mau sehingga mereka
dibandingin sama susu formula..... “ akhirnya membuang kolostrumnya. Ada pula yang men-
”ASI dari kita (ibu) sampai umur 2 tahun....” gatakan bahwa membuang kolostrum sudah menjadi tra-
”Nggak tahu, sama sekali belum dengar. ASI baik disi.
untuk pertumbuhan anak. Diberikan sampai umur 2 “Ditaruh di botol dengan pemompa. Bayi dikasih ta-
tahun….” pi tidak mau lalu dibuang
(informan-informan berpendidikan rendah) “Langsung dibuang. Tradisi dari anak pertama. ... ji-
Sebagian besar informan berpendidikan tinggi mem- ka mau menyusu ASI dibuang dulu sedikit....”
peroleh perlakuan IMD yaitu setelah bayi dilahirkan bayi “Ditaruh di botol dengan pemompa. Bayi dikasih ta-
langsung ditempelkan ke dada ibu untuk beberapa wak- pi tidak mau lalu dibuang....”
tu guna belajar menyusu baru kemudian ibu dibersihkan. (informan-informan berpendidikan rendah)
Hal ini sangat berbeda dengan informan berpendidikan Hampir semua informan berpendidikan tinggi tidak
rendah karena hanya 1 informan yang mendapat per- memberikan makanan/minuman pralaktal kepada bayi.
lakuan IMD. Hal ini baik karena pada 3 hari pertama biasanya saat itu
“Lahir langsung ditempelkan baru dibersihkan dan ASI belum keluar dan ibu sering memberikan
dimandikan dan ditaruh di boks. Ada reaksi mencari makanan/minuman tambahan karena kuatir kalau
puting ......” bayinya kelaparan.
“Langsung memberikan bayi ke ibu tanpa ada wak- “Hanya ASI saja.....”
tu sama sekali. Ditempel ke dada ibu sampai sekitar 1 “ASI langsung keluar....”
jam sampai ibu dibersihkan” “Tidak diberi apa-apa, kebutuhan bayi kan hanya
(informan-informan berpendidikan tinggi) sedikit dalam hari-hari pertama.......”
Hampir semua informan berpendidikan rendah tidak “ASI lancar ditambah kakaknya (beda 1 tahun 5 bu-
memperoleh perlakuan atau difasilitasi IMD. Umumnya lan) juga masih menyusu...”
bayi dibersihkan dulu, dibedong baru diberikan kepada (informan-informan berpendidikan tinggi)
ibu sebentar. Setelah itu, bayi dibawa lagi oleh bidan un- Sedangkan pada informan berpendidikan rendah,
tuk berbagai keperluan misalnya diangkat karena bidan hanya 4 dari 7 informan yang tidak memberikan
takut bayi kedinginan, dimasukan inkubator, dan dibawa makanan/minuman pralaktal. Seorang informan berpen-
ke ruang bayi. didikan rendah memberikan makanan/minuman pralak-
“Bayi dimandikan lalu diperlihatkan ke ibu (dokter tal berupa air putih dan madu kepada bayi dan 2 infor-
yang menggendong). Ibu tidak ingat apakah ditem- man berpendidikan rendah lagi tidak mengetahui apa
pelkan ke dada atau tidak. Bayi langsung dibawa ke ru- yang diberikan bidan kepada bayinya.
angan bayi....” “Tidak tahu, mungkin diberi susu oleh bidan. Lahir
“Lima menit langsung dikasih ke ibu. Kemudian Rabu, Kamis malam baru disusui....”
nangis lalu diangkat lagi takut kedinginan..” “Tidak, disusui saja. Tapi selama ruang bayi tidak
”.. setelah lahir bayi dibersihkan dan dibedong lalu tahu diberikan apa saja....”
ditaruh di incubator. Baru setelah ibu sadar di taruh di “Dikasih madu dan air putih, senangisnya dia (bayi)
dada ibu....” aja… yang ngasih orangtua....”
(informan-informan berpendidikan rendah) (informan-informan berpendidikan rendah)
Hampir semua informan berpendidikan tinggi mem- Lebih banyak informan berpendidikan tinggi yang
berikan kolostrumnya kepada bayi. Hanya 1 informan rooming in dibandingkan dengan informan berpen-
berpendidikan tinggi yang tidak tahu dan membuang didikan rendah. Dengan melakukan rooming in, ibu bi-
kolostrumnya karena menganggap kolostrum sebagai asanya lebih mudah melakukan praktik ASI eksklusif
susu basi. Hal ini sangat berkebalikan dengan informan karena selalu berada di dekat bayi. Ibu berpendidikan
berpendidikan rendah yang hanya 3 informan mem- tinggi yang tidak rooming in juga sempat berpesan agar
berikan kolostrumnya. bayinya tidak diberikan susu formula.
“Disuruh kasih ke bayi langsung lewat payudara....” ”Tidak sekamar tapi pesan .. jangan dikasih susu for-
“ Diberikan ke bayi...” mula. Pagi-pagi sekali sudah diantar lagi...”
“Sama susternya langsung dikasih. Katanya (informan berpendidikan tinggi)
mendekatkan bayi ke ibu, ada sel imunnya juga....” Informan berpendidikan rendah lebih banyak yang
“Langsung dikasih, kata bidan itu yang paling tidak rooming in. Hanya 3 informan yang melakukan
bagus, jadi ikutin kata bidan aja...”. rooming in.

127
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

“Tidak, semaleman terpisah. Kalau nangis diantar rugi bayinya tidak ASI eksklusif karena ibu tersebut tidak
ke ibu. Habis itu bayi dikembalikan, katanya nggak tahu dampaknya pada bayi. Seorang ibu umumnya akan
boleh nyatu. Ibu tidak tahu bayinya diberi apa saja, berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya apabila
karena tempat ibu dan bayi jauh..” dia tahu dengan jelas bagaimana manfaat untuk anaknya.
(informan berpendidikan rendah) Motivasi, sikap dan kepercayaan seluruh informan
terhadap ASI eksklusif sudah baik. Sebagian besar infor-
Pembahasan man baik ASI eksklusif maupun ASI tidak eksklusif
Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Pendorong/ Penghambat mempunyai motivasi, sikap dan kepercayaan yang positif
Berdasarkan wawancara mendalam dengan berbagai terhadap ASI eksklusif. Namun demikian, tampaknya
informan diketahui bahwa definisi ASI eksklusif yang motivasi, sikap dan kepercayaan informan bukan didasari
tegas sesuai dengan definisi WHO yaitu pemberian hanya adanya pemahaman mendalam mengenai manfaat gizi
ASI saja kepada bayi tanpa pemberian makanan atau dan kesehatan ASI eksklusif melainkan lebih kepada tra-
minuman tambahan apapun sampai umur 6 bulan kecuali disi dan kebaikan ASI secara umum, misalnya anak
beberapa tetes obat-obatan dan vitamin sangat sulit untuk masih kecil, perkembangan lebih cepat dari anak lain,
dilakukan. 13 Dalam penelitian ini, informan yang dan ibu harus menyusui sampai 2 tahun.
melakukan ASI eksklusif adalah ibu-ibu yang mem- Secara umum gambaran faktor predisposisi kedua
berikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan kelompok informan hampir sama kecuali dalam hal
artinya sejak lahir sampai 6 bulan tidak memberikan pengetahuan. Hal ini mungkin terkait dengan umur dan
makanan dan minuman apapun. Namun demikian, saat paritas informan ASI eksklusif yang lebih tinggi daripada
baru melahirkan di rumah sakit, informan umumnya ku- ibu ASI tidak eksklusif sehingga lebih berpengalaman.
rang mengetahui apa yang tenaga kesehatan lakukan Pengalaman memainkan peranan penting bagi seorang
(tenaga kesehatan disini umumnya adalah bidan yang ibu untuk melakukan ASI eksklusif. Pengalaman adalah
bertugas di ruang bersalin atau di ruang bayi) terhadap sumber pengetahuan informal yang pemanfaatannya di-
bayinya termasuk pemberian susu formula. Beberapa in- tentukan oleh kemampuan seseorang melakukan refleksi
forman merasa tidak pasti apakah bayinya tidak diberikan atas dampak dari pengalamannya tersebut. Penggalian
susu formula oleh bidan. Di sisi lain, informan juga ham- lebih dalam terhadap refleksi berbasis pengalaman perlu
pir tidak pernah menanyakan kepada bidan tentang dilakukan pada penelitian berikutnya.
makanan atau minuman apa yang bidan berikan kepada Dari segi faktor pemungkin, cara lahir (normal atau
bayinya selama bayi tersebut tidak berada di dekat ibu. operasi caesar) tidak tampak berpengaruh terhadap pe-
Penelitian ini menunjukkan bahwa dua faktor predis- rilaku ASI eksklusif ibu. Persalinan normal justru diala-
posisi yang berhubungan dengan pengalaman melahirkan mi oleh semua informan ASI tidak eksklusif dan hampir
dan mengasuh bayi yaitu faktor umur dan paritas sebagian informan ASI eksklusif melahirkan secara ope-
mungkin memainkan peranan penting sebagai pemicu se- rasi caesar. Dalam hal ini, perlu diketahui lebih jelas situ-
orang ibu untuk melakukan ASI eksklusif. Ibu yang lebih asi sebenarnya yang dialami informan di awal-awal ke-
tua dan memiliki paritas lebih tinggi tampak lebih banyak lahiran. Bayi yang menurut daftar Puskesmas masuk ke
yang melakukan ASI eksklusif 6 bulan. Dalam hal penge- dalam daftar bayi yang ASI eksklusif mungkin pada hari-
tahuan mengenai ASI eksklusif, terlihat perbedaan yang hari pertama kelahiran sebenarnya telah terpapar dengan
besar antara informan ASI eksklusif dan informan ASI susu formula atau makanan/minuman pralaktal.
tidak eksklusif. Hampir semua informan yang melakukan Sehingga dengan demikian, ASI eksklusif informan ini
ASI eksklusif mengetahui tentang ASI eksklusif, semen- tidak benar-benar sesuai dengan definisi dari WHO.
tara tidak satupun informan ASI tidak eksklusif yang Situasi serta kondisi saat persalinan berperan sangat
mengetahui tentang ASI eksklusif. Hal ini sangat besar terhadap keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif.
menarik karena menunjukkan apabila ibu mengetahui Faktor pemungkin dapat dibagi menjadi 2 kelompok
dengan benar tentang ASI eksklusif, apalagi manfaatnya, yaitu faktor yang dapat dihindari dan diintervensi serta
akan lebih besar kemungkinan ibu untuk melakukan ASI faktor yang tidak dapat dihindari atau diintervensi.
eksklusif. Termasuk ke dalam faktor yang tidak dihindari adalah
Hasil ini juga mengejutkan karena di masa sekarang kondisi fisiologis dan patologis ibu atau bayi yang tidak
dimana informasi ASI eksklusif sebenarnya bukan suatu memungkinkan bagi ASI eksklusif. Sedangkan, yang ter-
hal yang baru, masih banyak ibu yang tidak mengetahui masuk dalam faktor-faktor bisa dihindari adalah persep-
tentang ASI eksklusif. Dapat dipastikan apabila ibu tidak si ibu tentang bayi perlu makanan atau minuman tamba-
mengetahui tentang ASI eksklusif, ibu mungkin juga han, keinginan ibu untuk mencoba susu formula, dan ku-
tidak mengetahui berbagai keuntungan dari ASI ek- rangnya peran tenaga kesehatan dalam memfasilitasi ibu
sklusif. Hal ini tentunya tidak akan memicu ibu untuk melakukan ASI eksklusif.
melakukan ASI eksklusif. Seorang ibu tidak akan merasa Studi yang dilakukan oleh Fikawati dan Syafiq,11 me-

128
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ASI Eksklusif

nunjukkan bahwa IMD berhubungan positif dengan ASI mula dengan cara membekali ibu yang hendak pulang
eksklusif. Ibu yang menyusui segera (kurang dari 30 dari rumah sakit dengan susu formula. Hal ini juga di-
menit) setelah kelahiran 5 sampai 8 kali kemungkinan- ungkapkan oleh Besar,7 bahwa di rumah sakit ibu yang
nya untuk melakukan ASI eksklusif selama 4 bulan. baru pulang dari rumah sakit banyak yang diberi susu
Studi ini mendukung temuan tersebut dan menemukan kaleng gratis.14 Studi ini lebih lanjut menemukan bahwa
bahwa IMD berpengaruh nyata terhadap pelaksanaan susu formula tersebut kemudian diberikan pada bayi
ASI eksklusif. Informan yang difasilitasi IMD lebih besar karena ibu merasa sayang kalau susu formula tersebut
kemungkinannya untuk melakukan ASI eksklusif. Peran dibuang dan tidak dicobakan ke bayinya. Akibatnya, bayi
tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dalam tersebut tidak mau lagi diberi ASI.
IMD adalah vital. Kegagalan IMD sebagian besar dise- Bidan seharusnya dapat mengawal pelaksanaan ASI
babkan karena prosedur IMD tidak dipatuhi oleh peno- eksklusif melalui pemberian nasihat, pemantauan, dan
long persalinan. Lima dari 7 informan ASI tidak eksklusif tindakan yang mendukung pelaksanaan ASI eksklusif.
tidak difasilitasi IMD oleh tenaga kesehatan. Satu kare- Dalam studi ini hanya 6 dari 14 informan yang mendapat
na ibu mengalami perdarahan tetapi yang lainnya adalah nasihat tentang ASI eksklusif saat ANC. Padahal penge-
karena bayi terlebih dahulu dimandikan dan dibedong. tahuan ibu sangat menentukan tindakan ibu untuk
Karena itu, sangat disayangkan IMD tidak dilakukan melakukan ASI eksklusif. Saat ANC sebenarnya adalah
bukan karena kondisi yang tidak bisa dihindari namun saat yang paling tepat bagi tenaga kesehatan untuk mem-
hanya karena tenaga kesehatan tidak melakukan prose- beritahu ibu tentang persiapan menyusui dan pentingnya
dur IMD dengan benar. ASI eksklusif. Dalam studi ini, terlihat bahwa saat ANC
Aspek rooming in dalam studi ini tidak menunjukkan tidak banyak dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan untuk
peran yang besar karena meskipun dirawat terpisah na- memberi informasi tentang ASI eksklusif kepada ibu.
mun jika ibu dan tenaga kesehatan menyadari pentingnya Di fasilitas pelayanan kesehatan umumnya ada 2 jenis
ASI eksklusif maka rawat pisah tidak menjadi masalah. tenaga kesehatan yang berhubungan dengan ibu saat
Pemahaman mengenai kondisi bayi penting untuk dike- hamil dan menyusui. Pertama adalah tenaga kesehatan
tahui oleh ibu terutama terkait dengan tanda-tanda lapar yang melakukan pemeriksaan ANC ibu dan mungkin ju-
dan haus pada bayi, dan kebutuhan gizi bagi bayi serta ga menjadi penolong persalinan ibu. Kedua adalah tena-
pemenuhan gizi dari ASI eksklusif. Pemahaman menge- ga kesehatan yang bertemu ibu saat melakukan pemerik-
nai hal ini penting karena seringkali kegagalan ASI eks- saan dan imunisasi bayi. Dalam studi ini, terlihat bahwa
klusif disebabkan karena manipulasi situasi akibat keti- tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan bayi lebih
daktahuan ibu. Misalnya, bidan atau tenaga kesehatan banyak yang memberikan nasihat kepada ibu untuk
memberi susu formula kepada bayi dengan alasan bayi menyusui secara eksklusif daripada tenaga kesehatan
menangis terus. Bila ibu tidak tahu mengenai kondisi yang melakukan ANC. Hal ini mungkin karena pada saat
bayi baru lahir (yang sering menangis) ibu akan segera itu ibu sedang dalam kondisi menyusui sehingga nasihat
khawatir bayinya kelaparan dan segera menyetujui pem- itu lebih mudah keluar. Situasi ini sebenarnya terlambat.
berian susu formula tersebut. Pertama, adalah karena persiapan menyusui tidak dapat
Studi ini menunjukkan tidak ada kondisi fisiologis dilakukan secara mendadak (harus sejak masa kehami-
khusus dari bayi dan ibu yang mengharuskan bayi untuk lan); kedua, kemungkinan bayi diberikan susu formula
disapih dan menjadi alasan untuk ASI tidak eksklusif. atau makanan pralaktal sudah terjadi tanpa bisa dicegah
Semua alasan penyapihan lebih disebabkan karena suatu oleh ibu karena ibu tidak mengetahui kerugian mem-
kondisi yang seharusnya tidak menjadi alasan untuk berikan makanan atau minuman pralaktal; ketiga, prose-
menghentikan ASI. Dalam studi ini, alasan-alasan infor- dur IMD dan rooming in bisa tidak dilakukan oleh tenga
man untuk memberikan makanan/minuman tambahan kesehatan dengan leluasa (tanpa adanya protes dari ibu)
adalah bayi rewel karena tidak kenyang, ibu ingin men- karena ibu tidak tahu bagaimana prosedur IMD yang se-
coba susu formula yang dibawakan oleh bidan dan harusnya.
dikasih oleh bidan sejak baru lahir, orangtua kasihan Dalam studi ini terlihat peran suami dan orangtua
melihat bayi tidak kenyang, dan orangtua menyuruh un- tidak begitu besar. Meski tampak bahwa peran orangtua
tuk memberikan makanan tambahan. (ibu atau mertua) lebih besar dari peran suami. Suami
Faktor pendorong terdiri dari 3 kelompok yang lebih banyak mendukung apapun yang dilakukan oleh in-
diduga memberi pengaruh yaitu tenaga kesehatan, kelu- forman. Sedangkan, orangtua biasanya mempengaruhi
arga dan media termasuk iklan. Tenaga kesehatan ibu untuk segera memberi makanan/minuman tambahan
berperan lebih dari yang lain karena tidak hanya dapat kepada bayi. Banyak orangtua yang tidak mengetahui
memberikan dorongan melalui informasi tetapi juga bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pem-
dorongan atau hambatan melalui tindakan. Pada studi berian hanya ASI saja sebaiknya 6 bulan dan tidak boleh
ini ditemukan bahwa bidan melakukan promosi susu for- terlalu dini.

129
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 3, Desember 2009

Kelompok informan ASI eksklusif memang terlihat Pengalaman berperanan penting dalam memberikan ASI
adalah mereka yang telah mengetahui kebaikan ASI eks- eksklusif. Motivasi, sikap dan kepercayaan ASI eksklusif
klusif dan terlihat tidak tertarik dengan iklan susu for- dan ASI tidak eksklusif tidak berbeda. ASI ekslusif di-
mula. Tetapi, bagi informan ASI tidak eksklusif yang anggap positif tanpa pemahaman mendalam. IMD
pengetahuan tentang ASI eksklusifnya rendah, iklan susu berpengaruh nyata terhadap pelaksanaan ASI eksklusif.
formula tampak menjadi informasi yang sangat menarik. Informan dengan fasilitasi IMD berpeluang lebih besar
Dengan demikian, terlihat bahwa peran pemberian in- memberikan ASI eksklusif. Penolong persalinan berpe-
formasi kepada ibu tentang ASI eksklusif perlu dilakukan ran vital dalam IMD. Aspek rooming in tidak berperan
sejak awal sehingga ibu tidak tertarik dengan iklan susu besar, jika ibu dan tenaga kesehatan menyadari kepen-
formula. tingan ASI eksklusif. Tenaga kesehatan berperan lebihbih
besar sebagai pendorong karena dapat memberikan
Pendidikan dan ASI Eksklusif dorongan melalui informasi melalui tindakan. Peran in-
Informan dengan pendidikan tinggi memiliki penge- forman ASI eksklusif perlu dilakukan sejak ANC.
tahuan yang lebih baik dalam hal ASI eksklusif diban- Informasi tentang ASI eksklusif sesudah bayi lahir sudah
dingkan informan dengan pendidikan rendah. Demikian terlambat karena tidak banyak mendorong perubahan.
juga dengan perilakunya. Ibu dengan pendidikan tinggi Pendidikan tinggi berpengetahuan ASI eksklusif lebih
dan memiliki pengetahuan yang baik berpotensi untuk baik daripada yang berpendidikan rendah. Ibu berpen-
mengintervensi tenaga kesehatan misalnya dengan berpe- didikan tinggi dengan pengetahuan ASI eksklusif yang
san untuk tidak memberikan susu formula dan baik berpotensi mengintervensi tenaga kesehatan untuk
melakukan perilaku positif lainnya seperti memberikan tidak memberikan susu formula kepada bayinya. Ibu
kolostrum, tidak memberikan makanan atau minuman berpendidikan tinggi lebih percaya untuk mengekspre-
pralaktal dan melakukan ASI eksklusif. Pendidikan yang sikan pendapat dan keinginannya. Pendidikan yang ting-
tinggi memberikan kepercayaan tinggi kepada ibu untuk gi membuka akses pengetahuan yang lebih luas sehingga
dapat mengekspresikan pendapat dan keinginannya. dapat memperbaharui pengetahuannya. Dikombinasikan
Pendidikan tinggi juga membuka akses pengetahuan dengan temuan sebelumnya, pengetahuan berbasis pen-
yang lebih luas sehingga ibu dapat menambah dan mem- didikan atau pengalaman merupakan faktor yang sangat
perbaharui pengetahuannya. Dalam studi ini, terlihat menentukan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif.
bahwa pengetahuan, baik itu berbasis pendidikan
maupun berbasis pengalaman merupakan faktor yang Saran
sangat penting dan menentukan keberhasilan pelak- Pengetahuan ibu berperan penting dalam pelaksanaan
sanaan ASI eksklusif. ASI eksklusif, sehingga upaya meningkatkan penge-
Di sisi lain, tenaga kesehatan lebih tidak sungkan un- tahuan harus dilaksanakan sebelum persalinan, jika di-
tuk memanfaatkan ketidaktahuan ibu yang berpen- lakukan setelah persalinan sudah terlambat. Informasi
didikan rendah untuk tidak melaksanakan prosedur- ASI eksklusif paling baik diberikan ketika ANC yang
prosedur yang berkaitan dengan memfasilitasi ASI eks- meliputi materi pemberian kolostrum, larangan pembe-
klusif. Hal ini terkait dengan tingkat kesulitan dalam rian makanan pralaktal serta hak memperoleh IMD bagi
memfasilitasi ASI eksklusif dan insentif yang diperoleh bayi. Perlu digali lebih dalam motivasi, sikap dan keper-
dari pemberian susu formula. Kesulitan dalam memfasi- cayaan ASI eksklusif memiliki yang baik berbasis penge-
litasi ASI eksklusif antara lain adalah harus selalu tahuan yang cukup bukan sekedar pernyataan verbal.
mendekatkan atau membawa bayi ke ibu, harus sabar IMD adalah faktor penentu keberhasilan ASI eksklusif.
memonitor bayi yang terus menangis, dan harus mau me- Peran penolong persalinan melaksanakan IMD vital se-
nunggu ibu yang sedang IMD. Ditambah lagi dengan hingga pelaksanaan IMD oleh penolong persalinan harus
adanya keuntungan memberikan susu formula dari pe- terus dilakukan. Iklan susu formula berperan sangat efek-
rusahaan susu formula kepada bidan. tif pada ibu berpendidikan rendah dan berpengetahuan
kurang. Perlu pemberdayaan kelompok ibu rentan pen-
Kesimpulan garuh negatif iklan susu formula dengan berbagai cara
Perilaku ASI ekslusif tidak sesuai dengan definisi ASI seperti menyediakan informasi tandingan dan bentuk
eksklusif WHO (2003) mengingat banyak yang tidak pendidikan lain. Perlu ditegakkan aturan tegas dan jelas
mengetahui makanan yang diberikan kepada bayi pada terhadap bidan/tenaga kesehatan dan atau instansi
hari pertama kelahiran ketika sedang dipisah dengan ibu. layanan kesehatan yang tidak mempromosikan ASI eks-
Secara umum, faktor predisposisi ASI eksklusif dan ASI klusif.
tidak eksklusif tidak berbeda kecuali pengetahuan yang
terkait umur dan paritas. Ibu lebih tua dan paritas tinggi Daftar Pustaka
lebih banyak memberikan ASI eksklusif 6 bulan. 1. World Health Organization. The optimal duration of exclusive breast-

130
Fikawati & Syafiq, Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Asi Eksklusif

feeding. Report of an Expert Consultation, 2001. Geneva Switzerland: 8. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei de-
World Health Organization; 2002. mografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta: Badan Pusat
2. Kramer MS, Tong G, Platt RW, Shapiro S, Collet JP, Chalmers B. Statistik; 2003.
Breastfeeding and infant growth: biology or bias? Journal of Pediatrics. 9. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei de-
2002. 110 (2): 343-7. mografi dan kesehatan Indonesia 2006-2007. Jakarta: Badan Pusat
3. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei Statistik; 2007.
S, Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of 10. Simanjuntak D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
neonatal mortality. Journal of Pediatrics. 2006; 117 (3): e380-6. makanan pendamping ASI dini pada bayi di Kecamatan Pasar Rebo,
4. Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Jakarta Timur tahun 2001 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2002.
Shapiro S. Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT), a 11. Fikawati S, dan Syafiq A. Hubungan antara immediate breastfeeding dan
randomized trial in the Republic of Belarus. JAMA. 2001; 285 (4): 413- ASI Eksklusif 4 bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol.22 (2).
20. 12. Tjandrarini DH. Hubungan antara faktor karakteristik ibu dan
5. Sacker A, Quigley MA, Kelly YJ. Breastfeeding and developmental de- pelayanan kesehatan dengan pemberian kolostrum lebih dari satu jam
lay: findings. From the Millennium Cohort Study. Journal of Pediatrics. pertama setelah melahirkan: analisis data sekunder survei demografi ke-
2006; 118 (3): e682-9. sehatan Indonesia 1997 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2000.
6. Roesli U. Mitos menyusui. Makalah disampaikan pada Seminar Telaah 13. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000.
Mutakhir tentang ASI. Bali: FAOPS-Perinasia; 2001. 14. Anonim. Turun, jumlah bayi yang dapat ASI eksklusif. [edisi 2009, di-
7. Besar DS. Metode amenorea laktasi. Makalah yang disampaikan pada akses tanggal 7 Januari 2010]. Diunduh dari http://www.gizi.net/cgi-
Seminar Telaah Mutakhir tentang ASI. Bali: FAOPS-Perinasia; 2001. bin/berita/fullnews.cgi? newsid 1173324133,39743.

131

Anda mungkin juga menyukai