Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Osiloscope
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pengukuran Listrik
Dosen Pengampu : Dr. Rosnelli,MPd.

Oleh:
Kelompok 10
1. SatyaGraha Nainggolan LR (5213331008)
2. Beny Trias Irvanda (5213331007)
3. Ely Esa Sitompul (5212431004)

KELAS A JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

1 | Page
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-NYA
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dr. Rosnelli,MPd. pada Mata kuliah Pengukuran Listrik Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Osiloscope
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rosnelli,MPd., selaku


Dosen mata kuliah Pengukuran Listrik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

[Medan, 08-09-2021]

2 | Page
DAFTAR ISI
1. Halaman sampul 1
2. Kata pengantar 2
3. Daftar isi 3
4. I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang 4
b. Rumusan masalah 5
c. Tujuan 5
5. II. PEMBAHASAN
1) Pengertian Osiloscope secara umum 6-7
2) Penggunaan Osiloscope secara umum 7-8
3) Jenis-Jenis Osiloscope 9
4) Pengertian Diagram Lissajous 9-12
5) Cara membaca 12-15
6. III. PENUTUP
a. Kesimpulan 16
b. Saran 16
7. Daftar Pustaka 17

3 | Page
I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Karl Ferdinand Braun adalah seorang fisikawan Jerman.Beliau di lahirkan


di Fulda pada tanggal 6 Juni1850 dan meninggal dunia di New York pada tanggal 20
April 1918 pada umur 68 tahun. Beliau belajar di Universitas Marburg dan menerima
gelar di Universitas Berlin pada tahun 1872 dan menjadi direktur di Lembaga Fisika
dan profesor fisika di Strasbourg (1895). Pada tahun 1897, beliau membuat osiloskop
tabung sinar katoda pertama.

Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk mengetuhi polaritas arus dan
tegangan searah yang selalu tetap dan arus bolak balik yang selalu berubah-ubah.
Melalui Osiloskop juga diamati nilai frekuensi dan bentuk gelombang yang
dihasilkan.Jadi, Osiloskop adalah peralatan elekttronika yang digunakan untuk
memperlihatkan bentuk tegangan listrik. Misalnya, kita tidak pernah bisa melihat
signal yang dipancarkan oleh Hendphone yang kita gunakan. Dengan bantuan
Osiloskop, signal tersebut di perlihatkan di layar osiloskop, sehingga dapat dilihat
bentuk gelombang, panjang gelombang atau frekuensi gelombang, maupun cacat
gelombang. Berdasatkan cara kerja nya osiloskop dibedakan menjadi dua bagian yaitu
Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital.

Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur yang


memiliki posisi yang sangat penting mengingat sifatnya yang mampu menampilkan
bentuk gelombang yang dihasilkan olehrangkaian yang sedang diamati.Dewasa ini
secara prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART- analog real time
oscilloscope) dan tipe digital (DSO - digital storage osciloscope), keduanya memiliki
kelebihan dan keterbatasan.Sehingga para insyinyur dan praktisi yang bekerja
dilaboratorium perlumencermati karakter masing-masing osilospok tersebut agar
dapat menggunakannya secara tepatdalam kasus-kasu yang berkaitan rangkaian
elektronik.
Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang dapat menampilkan bentuk
gelombang,menganalisa gelombang dan fenomena lain yang berkaitan dengan
rangkaian elektronik. Denganmenmggunkan osiloskop maka dapat terlihat pada
amplitude tegangan dan gelombang kotak.Olehnyaitu, RMS (root mean square) dan
tegangan puncak kepuncak dapat diukur.
Osiloskop juga biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang
tepat darisinyal listrik.Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi,
waktu antara dua peristiwa(seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu
relatif dari dua sinyal terkait.Pada saat ini, adabeberapa jenis osiloskop yang berbasis
komputer, dan telah diimplementasikan.

4 | Page
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan Resonansi?


2. Apa saja macam-macam Reaktansi?
3. Apa itu Impedansi?
4. Apa itu Arus Listrik?
5. Resonansi apa saja yang terjadi pada Arus AC?
6. Mengapa terjadinya Anti Resonansi?

c. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk,

1. Memahami Sepenuhnya tentang Resonansi.


2. Mengetahui macam-macam Reaktansi
3. Mengerti apa itu Impedansi
4. Memahami tentang Arus Listrik
5. Mengerti dan Memahami Resonansi apa saja yang terjadi pada Arus AC
6. Mengerti bagaimana terjadinya Anti Resonansi

5 | Page
II. Pembahasan

1) Pengertian Osiloscope secara umum


Osiloskop sinar katoda (Cathode Ray Osscilloscope, selanjutnya
disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan
terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan anlisa bentuk-bentuk
gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya
CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (ploter) X-Y yang sangat cepat
yang Memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap
waktu. Pena (“stylus”) Plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak
melalui permukan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan
masukan.

CRO dapat menyajikan gambar visual dari berbagai fenomena


dinamik melalui pemakaian transducer yang mengubah arus, tekanan, tegangan,
tempratur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
CRO di gunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa
transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang
sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat di
lakukan oleh kamera khusus yang di tempelkan pada CRO guna penafsiran
kuantitatif.
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam
pengukuran besaran fisika. Besaran listrik yang dapat diukur dengan
menggunakan alat itu antara lain tegangan searah, tegangan bolak-balik, arus
searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan untuk bermacam
kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun.
Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan kecepatan dapat
diukur dengan menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran tegangan.
Osiloskop terdiri dari dua bagian penting, yaitu Display dan Panel
Control. Display menyerupai tampilan layar pada televisi, layar ini merupakan
bagian depan dari suatu tabung panjang yang disebut tabung sinar katoda.
Tabung ini merupakan komponen terpenting pada osiloskop, terdiri dari silinder
yang dihampakan dan persegi di bagian depan sebagai layar. Bagian dalam layar

6 | Page
diberi lapisan tipis dari zat berpendar (fluorescent material), zat ini akan
mengeluarkan sumber cahaya jika ditembakkan elektron. Display pada osiloskop
berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada display osiloskop terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak
yang disebut dengan div. Sumbu Y (vertikal) mempresentasikan tegangan (V)
dan sumbu X (horizontal) mempresentasikan besaran waktu (t). Sedangkan panel
kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan
di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :

➢ Focus : Digunakan untuk mengatur focus


➢ Power : Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop
➢ Pilot Lamp : Penanda, akan menyala jika osiloskop dihidupkan
➢ Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layer
➢ Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layer
➢ Swp Var : Untuk kejelasan pergerakan gambar pada layar osiloskop
➢ Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layer
➢ Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layer
➢ Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya
nol)
➢ AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika
tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling
sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika
tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukurdengan komponen
DC-nya dikutsertakan.
➢ Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer.
➢ Channel : Memilih saluran / kanal yang digunakan 1/ 2
➢ Eksternal : Untuk memasukkan tegangan ke osiloskop Trigerring
➢ Mode : Untuk mengatur mode yang digunakan osiloskop
➢ Cource : Untuk mengatur sumber yang ditampilkan dalam osilosko
➢ Saklar Geser : Untuk menentukan tegangan (AC, DC, GND) yang ditampilkan
osiloskop
➢ Input CH1 : Untuk memasukkan input di channel 1
➢ Input CH2 : Untuk memasukkan input di channel 2

7 | Page
2) Penggunaan Osiloscope secara Umum

Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu
disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal
pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah
garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus,
intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan
referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian
sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka
dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka
pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat
nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1
ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang
untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang
terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".

Beberapa fungsi osiloskop antara lain untuk:


* Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.

Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal


sebagai berikut:
a) Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan
(digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk
mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
b) Memastikan probe dalam keadaan baik.
c) Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di
osiloskop.
d) Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol
Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan
cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit
memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x
(peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi
paling besar.
e) Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan.
f) Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal
keluaran yang stabil.
g) Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
h) Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang

8 | Page
terang

3) Jenis-Jenis Osiloscope

• Osiloscope Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan
berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar
osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.

Osiloskop analog hanya berupa sinar yang dihasilkan oleh tabung CRT
sehingga tampil dilayar osiloskop. Bentuk-bentuk gelombang sinar yang
ditembakkan itu tergantung dari objek yang sedang diukur.

vertikal : tegangan dari objek


horisontal : frekuensi dari objek

Jadi hanya berupa garis-garis gelombang yang bisa berbentuk sinus, tegangan
searah, gelombang gigi gergaji, dan lain lain.

• Osiloskop Digital
Osiloskop digital umumnya tidak lagi menggunakan tabung CRT, melainkan
diukur oleh microprocessor didalamnya. Lalu hasil outputnya ditampilkan ke
layar LCD, dipermanis tampilannya, memakai warna segala gelombangnya
jika LCD osiloskop tersebut berwarna. Setela data-data didapat dari tester
probe diolah oleh microprocessor dalam osiloskop, baru ditampilkan dilayar
LCD, sehingga tampilannya sangat menarik sekali untuk dilihat.

4) Pengertian diagram Lissajous


Gambar / Diagram Lissajous definisinya adalah sebuah penampakan
pada layar osiloskop yang mencitrakan perbedaan atau perbandingan Beda Fase,
Frekuensi & Amplitudo dari 2 gelombang inputan pada probe osiloskop.
Definisi Amplitudo adalah nilai puncak / Maksimum positif dari
sebuah gelombang sinusoidal. Bila Amplitudo suatu gelombang tertuliskan " 20 "
maka nilai keluaran dari gelombang tersebut akan bergerak dari 0 ke 20 ke 0 ke -
20 ke 0 dan ke 20 lagi, begitu seterusnya.
Definisi Frekuensi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan "
Berapa banyak gelombang yang terjadi tiap detiknya" dalam satuan Hz. Bila
disitu tertulis 25Hz berarti ada 25 gelombang ( 1 gelombang terdiri atas1 Bukit &
1 Lembah ) yang terjadi dalam 1 detik, ini berarti 1 buah gelombang memakan
waktu 1/25 detik = 0.04 detik untuk tereksekusi sepenuhnya ( Inilah yang biasa
disebut dengan Periode Gelombang = Waktu yang dibutuhkan 1 gelombang untuk
tereksekusi seluruhnya ) . Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:

9 | Page
Domain Y menggambarkan Amplitudo, sedangkan domain X
menggambarkan waktu. dari gambar diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
gelombang tersebut memiliki Amplitudo 50, Frekuensi 1 Hz dan Periode 1 Detik.
Gambar ke 2:

Perhatikan gambar gelombang diatas. 1 bukit & 1 lembah dapat tereksekusi


seluruhnya pada waktu 0,2 detik. Berarti di simpulkan bahwa gelombang diatas
memiliki Periode = 0,2 detik yang berarti, akan ada 5 gelombang yang dapat
terselesaikan dalam 1 detiknya, yang berarti gelombang tersebut memiliki
frekuensi sebesar 5 Hz.

Secara singkat frekuensi merupakan kebalikan dari periode demikian pula


sebaliknya, 5 Hz = 1 / 0,2 det ||| 0,2 det = 1 / 5 Hz [ Frekuensi = 1 / Periode &
Periode = 1 / Frekuensi ] Definisi Beda Fase adalah perbedaan sudut mulai antara
2 gelombang sinusoidal yang sedang diamati. Sederhana bukan?? agar lebih jelas
perhatikan ketiga gambar dibawah ini ( Ketiga gelombang dibawah memiliki
Frekuensi 1 Hz )

10 | P a g e
Dari ketiga jenis gelombang sinus diatas terdapat perbedaan yaitu sudut
dalam memulai besaran nilainya. Jika gelombang A memulai awalannya dari nilai
sudut nol maka, Gel B memulai dari sudut 45 dan Gel. C memulainya dari sudut -
90. Jika anda bingung, maka cam kan saja, bila ada gelombang digeser kekiri
maka dalam persamaanya akan di tambahkan sebesar pergeserannya [ Ex :
Persamaan Gel. B ], Demikian pula sebaliknya. Salah satu cara mengukur beda
fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada
bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu X).
Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal
sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah berupa gambar yang
disebut pola Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal Perancis Jules
Antoine Lissajous dan diucapkan Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk pola
Lissajous kita bisa menentukan beda fasa antara dua sinyal. Juga dapat ditentukan
perbandingan frekuensi. Pola Lissajous merupakan pola yang ditimbulkan oleh
dua buah gelombang sinusoidal dengan syarat kedua gelombang tersebut
mempunyai frekuensi yang sama dan berada pada amplitudo yang konstan. Pola
ini akan digambarkan untuk pengukuran phasa dalam aplikasi mode X-Y pada

11 | P a g e
osiloskop. Bagian ini telah menjelaskan dasar-dasar teknik pengukuran.
Pengukuran lainnya membutuhkan setting up osiloskop untuk mengukur
komponen listrik pada tahapan lebih mendalam,melihat noise pada sinyal,
membaca sinyal transien, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Teknik
pengukuran yang akan kita gunakan bergantung jenis aplikasinya, tetapi kita telah
mempelajari cukup banyak untuk seorang pemula. Praktek menggunakan
osiloskop dan bacalah lebih banyak mengenai hal ini. Dengan terbiasa maka
pengoperasian dan pengukuran akan menjadi lebih mudah

5) Cara Membaca
Arus AC (Alternating Current) adalah arus yang sifatnya mempunyai
dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang tidak memiliki
sisi negatif, dan hanya mempunyai ground (bumi). Arus AC biasa di gunakan
untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hertz, ini adalah
tegangan standard untuk Indonesia. Pada dasarnya, di setiap rangkaian arus AC
pasti mempunyai nilai induktansi, hambatan dan kapasitas. Akan tetapi nilai
hambatan, kapasitas dan induktansi tergantung pada jenis komponen di dalam
rangkaian tersebut, yang dalam keadaan tertentu nilainya dapat diabaikan
sedangkan pada kondisi lain tidak dapat diabaikan. Dalam arus AC, terdapat
hambatan yang disebut impedansi (Z) yang terdiri dari:

12 | P a g e
Inti dari gambar diatas adalah cara menggambar lissajous secara
manual, yaitu dimulai dengan: 1. Menggambar 2 gelombang yang akan
diperbandingkan kedalam domain X dan Y ( lihat gambar, Gel 1 diletakkan
sebagai input Y [ Vertikal ] dan Gel 2 sebagai input X [ Horizontal ] ), 2. Lalu
memilah milahnya menjadi bagian bagian, dan jarak antar bagian2 pada masing2
gelombang haruslah sama ( contoh dalam gambar adalah 16 bagian ) 3. Dan yang
terahir MemPlot masing masing titik dengan pasangannya masing masing.
Dengan menggambar garis bantuan ke tengah bidang kertas dan mencari titik
potongnya dengan perpanjangan garis bantu dari gelombang yang satunya lagi. 4.
Hubungkan titik2 tersebut sesuai urutanya, Selesai. Dalam kenyataannya hasil
gambar lissajous sendiri sangat banyak jenisnya tergantung dari frekuensi, beda
fase & amplitudo kedua gelombang yang diperbandingkan ( Dalam contoh diatas
kurva lissajous yang terbentuk terjadi dari 2 gelombang yang memiliki Rasio
Frekuensi 1 : 2 || Rasio Amplitudo 1 : 1 || Beda Fase = 0 derajat ) . Berikut
contoh-contoh dari hasil kuva lissajous yang lain:

13 | P a g e
Cara mengetahui Beda Fase secara pasti dari lissajous - lissajous
diatas. Dalam beberapa kasus, hanya kurva2 lissajous tertentu saja yang dapat
dengan mudah diketahui Beda Fase antara 2 gelombang pembentuknya. Lissajous
yang 2 gelombang pembentuknya memiliki Frekuensi sama. Ciri cirinya adalah "
lissajous yang hanya terdiri dari 1 lingkaran saja ". cara menghitungnya lissajous
perhatikan gambar dibawah ini:

Itu adalah rumus untuk kuva yang lingkaranya serong ke kanan untuk
kurva lissajous yang lingkarannya serong ke kiri, perhatikan gambar dibawah ini:

14 | P a g e
Untuk lissajous - lissajous yang lain dapat disiimpulkan satuhal dari
kurva-kurva lissajous tersebut yaitu perbandingan rasio frekuensi antara 2
gelombang pembentuknya, dengan cara:

Perhatikan gambar diatas. Tarik garis Vertikal dan Horizontal. Hitung


Perpotongan Garis Merah dengan grafik dan anggap ini sebagai variabel "M".
Hitung Perpotongan Garis Biru dengan grafik dan anggap ini sebagai veriabel
"N" Maka Frek X : Frek Y === M : N

Pada gambar 1 maka rasio frekuensi X banding Y adalah : 6 : 4


Pada gambar lissajous ke 2 bahwa rasio frek X banding Y adalah : 2 : 3

15 | P a g e
III. Penutup

A. Kesimpulan

1. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat
bentuk sinyal yang sedang diamati.
2. Ada dua jenis osiloskop yaitu:
Osiloskop Analog : Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk
menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur.
Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop Digital : Osiloskop digital umumnya tidak lagi menggunakan tabung
CRT, melainkan diukur oleh microprocessor didalamnya. Lalu hasil outputnya
ditampilkan ke layar LCD, dipermanis tampilannya, memakai warna segala
gelombangnya jika LCD osiloskop tersebut berwarna.
3. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian
menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka
akan muncul tegangan persegi pada layar. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak
skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.

16 | P a g e
Daftar Pustaka

Drs. Wahyudi, Agus M,pd.Dra. Susanna,M.p.alat ukur dan pengukuran.


Jeweet, dkk. 2000. Fisika sains. Jakarta: Erlangga.

Wahyuni, Agus. 2012. Alat Ukur dan Pengukuran. Banda Aceh.

Tooley, Michael. 2002 . Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika edisi


kedua.Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/63-cara-kerjaosciloscope-
.html

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai