Anda di halaman 1dari 6

 

Jamaah Jumat rahimakumullah!

Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya,
yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam
serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Musibah demi musibah datang silih berganti, terkadang berupa kemarau panjang, angin ribut, banjir
besar, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran dan lain-lain.

Namun sangat disayangkan, manusia memandang hal tersebut dengan sebelah mata, mereka
mengira musibah itu hanyalah bencana alam biasa, sehingga yang terlintas di benak mereka
hanyalah kata-kata “Cara menangatasi musibah ini adalah dengan membuat ini atau itu” dsb.

َ‫افِلُون‬ ‫َر ِة ُه ْم َغ‬ ‫ُّد ْن َيا َو ُه ْم َع ِن ْاألَ ِخ‬ ‫ا ِة ال‬ ‫اه ًِرا ِّمنَ ا ْل َح َي‬ ‫ونَ َظ‬ ‫ َي ْع َل ُم‬ 
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka terhadap (kehidupan)
akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7)

Mereka tidak melihat di balik semua itu dan tanpa menjadikannya sebagai pelajaran, sehingga
masih saja tetap berada di atas maksiat dan penyimpangan –wal ‘iyaadz billah-. Padahal, musibah
yang menimpa sebabnya adalah karena maksiat yang dikerjakan, karena meninggalkan petunjuk
Allah Rabbul ‘Alamin, beralih mengerjakan larangan-larangannya dan melanggar batasan-
batasannya. Allah SWT berfirman:

‫ير‬
ٍ ‫وا َعن َك ِث‬ ُ‫دِي ُك ْم َو َي ْعف‬ ‫َب ْت أَ ْي‬ َ ‫ا َك‬
‫س‬ ‫ي َب ٍة َف ِب َم‬ ِ ‫ا َب ُكم ِّمن ُّم‬
‫ص‬ َ َ‫ َو َمآأ‬ 
‫ص‬
Dan apa saja musibah yang  menimpa  kamu  maka  adalah  disebabkan  oleh perbuatan  tanganmu 
sendiri,  dan  Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)   (QS. Asy Syuuraa: 30).

Sesungguhnya dalam musibah itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah agar manusia kembali
kepada Allah, bertaubat kepada-Nya dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat yang selama ini
mereka kerjakan seperti syirik (peribadatan kepada selain Allah) dan maksiat-maksiat besar lainnya,
misalnya meninggalkan shalat, enggan membayar zakat, durhaka kepada orang tua, memutuskan
tali silaturrahim, merajalelanya zina, perjudian, riba, meminum minuman keras, mengurangi takaran
dan timbangan, mengumbar aurat bagi wanita, dsb. Ingat! jika sudah seperti ini keadaannya, dan
orang-orang yang memiliki kemampuan untuk merubahnya enggan merubahnya berarti negeri
tersebut sudah siap menerima kehancuran baik dari langit, dari bawah bumi, atau dengan dijadikan
musuh menjajah negeri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫س ُك ْم‬َ ‫ت أَ ْر ُجلِ ُك ْم أَ ْو َي ْل ِب‬


ِ ‫قُلْ ه َُو ا ْل َقا ِد ُر َع َلى أَن َّي ْب َع َث َع َل ْي ُك ْم َع َذا ًبا ِّمن َف ْوقِ ُك ْم أَ ْو مِنْ َت ْح‬
‫ض‬ ٍ ‫س َب ْع‬ َ ْ‫أ‬ ‫ُك ْم َب‬ ‫ض‬
َ ‫ِيق َب ْع‬َ ‫ذ‬ ‫َي ًعا َو ُي‬ ‫ِش‬
Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah
kakimu  atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan)  dan
merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.” (QS. Al An’aam: 65)

Mujahid menjelaskan tentang tafsir ayat ini,

Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu, yaitu (seperti)
halilintar, hujan batu, dan angin topan.

Sedangkan ayat “atau dari bawah kakimu”,yaitu (seperti) gempa dan tanah longsor. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ٍ ‫ش َك أَنْ َي ُع َّم ُه ُم هللاُ ِب ِع َق ا‬


‫ب ِم ْن ُه‬ َ ‫لى َيدَ ْي ِه أَ ْو‬
َ ‫الظالِ َم َف َل ْم َيأْ ُخ ُذ ْوا َع‬
َّ ‫اس إِ َذا َرأَ ُوا‬
َ ‫إِنَّ ال َّن‬ 
“Sesungguhnya jika masyarakat melihat orang yang melakukan kezhaliman, namun tidak mereka cegah, Allah
bisa segera menimpakan siksa kepada mereka secara merata.” (HR. Tirmidzi, dan tercantum dalam Ash
Shahiihah)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Perlu diketahui, bahwa Allah tidaklah membinasakan suatu negeri melainkan karena penduduknya
berlaku zhalim. Allah berfirman:

ْ ‫َو َما َكانَ َر ُّب َك لِ ُي ْهلِ َك ا ْلقُ َرى ِب ُظ ْل ٍم َوأَهْ لُ َها ُم‬
َ‫صلِ ُحون‬
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-
orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud: 117)

Oleh karena itu, sebelum musibah datang Allah mengingatkan agar orang-orang yang terpandang di
masyarakat melakukan nahi mungkar:

ِ ‫س ا ِد فِي ْاألَ ْر‬


ً‫ض إِالَّ َقلِيال‬ َ ‫ون مِن َق ْبلِ ُك ْم أ ُ ْولُ وا َبقِ َّي ٍة َي ْن َه ْونَ َع ِن ا ْل َف‬
ِ ‫َف َل ْوالَ َكانَ مِنَ ا ْلقُ ُر‬
َ‫نج ْي َن ا ِم ْن ُه ْم َوا َّت َب َع ا َّلذِينَ َظ َل ُم وا َم آأ ُ ْت ِرفُوا فِي ِه َو َك ا ُنوا ُم ْج ِرمِين‬ َ َ‫ ِّم َّمنْ أ‬ 
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan
yang melarang dari (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang
yang telah Kami selamatkan di antara mereka.” (QS. Huud: 116)

Renungan

Ingatlah, sebelumnya orang yang tertimpa musibah sebenarnya telah melihat saudara-saudaranya
yang lain terkena musibah, tetapi musibah yang menimpa saudaranya itu tidak membekas apa-apa
di hatinya, ia menganggap bahwa musibah yang menimpa saudaranya itu tidak mungkin
menimpanya, karena menyangka tempatnya aman dan tidak rawan musibah. Namun ternyata
anggapannya keliru, dan musibah pun datang menimpa dirinya. Perhatikanlah ayat berikut:
‫أَ ْوأَمِنَ أَهْ ل ُ ا ْلقُ َرى أَن َيأْ ِت َي ُه ْم‬ }97{  َ‫س َنا َب َيا ًتا َو ُه ْم َنآ ِئ ُمون‬
ُ ْ‫أَ َفأَمِنَ أَهْ ل ُ ا ْلقُ َرى أَن َيأْ ِت َي ُهم َبأ‬
{  َ‫رون‬ ُ ‫اس‬ ِ ‫هللا َفالَ َيأْ َمنُ َم ْك َر‬
ِ ‫هللا إِالَّ ا ْل َق ْو ُم ا ْل َخ‬ ِ ‫أَ َفأ َ ِم ُنوا َم ْك َر‬ }98{  َ‫ض ًحى َو ُه ْم َي ْل َع ُبون‬ُ ‫س َنا‬ُ ْ‫َبأ‬
}99 

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur?—Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang
bermain?—Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang
merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al A’raaf: 97-99).
Oleh karena itu, wahai orang yang bermaksiat kepada Allah, bertaubatlah kepada-Nya sebelum
maut datang menjemput, kalau pun Anda tidak tertimpa musibah di dunia, namun di depan Anda
ada kubur yang bisa menjadi nikmat atau azab bagi Anda, dan setelahnya lebih dahsyat lagi –nas-
alullahas salaamah wal ‘aafiyah-. Kalaupun Anda terhindar dari bencana, namun tidak ada yang dapat
menghindarkan diri Anda dari malapetaka hari kiamat yang ketika itu manusia bagai anai-anai yang
bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan,

ُّ ‫} َي ْو َم َت َر ْو َن َه ا َت ْذ َهل ُ ُك ل‬1{ ‫ش ْى ٌء َعظِ ي ٌم‬


َ ‫اع ِة‬
َ ‫الس‬ ُ ‫َيآأَ ُّي َه ا ال َّن‬
َّ ‫اس ا َّتقُ وا َر َّب ُك ْم إِنَّ َز ْل َز َل َة‬
‫ارى َو َم اهُم‬ َ ‫س َك‬ ُ ‫اس‬ َ ‫ت َح ْم ٍل َح ْم َل َه ا َو َت َرى ال َّن‬ ِ ‫ض ُع ُك ل ُّ َذا‬ َ ‫ض َع ْت َو َت‬ َ ‫ض َع ٍة َع َّمآ أَ ْر‬
ِ ‫ُم ْر‬
}2{ ‫دِي ٌد‬ ‫ش‬َ ‫هللا‬
ِ ‫اب‬ َ ‫َذ‬ ‫ارى َو َلكِنَّ َع‬ َ ‫َك‬ ‫س‬
ُ ‫ ِب‬ 
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya goncangan (gempa) hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar–pada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu
lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat keras. (QS. Al Hajj: 1-2).
Ketahuilah bahwa tidak ada tempat melarikan diri dari azab-Nya kecuali dengan kembali kepada-
Nya,

‫اخ َر إِ ِّني َل ُكم ِّم ْن ُه‬


َ ‫هللا إِ َل ًها َء‬ ِ ‫َفف ُِّروا إِ َلى‬
ِ ‫ َوالَ َت ْج َعلُوا َم َع‬ }50{  ٌ‫هللا إِ ِّني َل ُكم ِّم ْن ُه َنذِي ٌر ُّم ِبين‬
}51{  ٌ‫م ِبين‬ ُّ ‫ذِي ٌر‬ ‫ َن‬ 
“Maka larilah kamu kepada Allah, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepadamu”- Janganlah
kamu adakan sesembahan lain selainNya, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepadamu”  (QS.
Adz Dzaariyaat 50-51)

Jalan Keluar dari Musibah

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan musibah dan Dia-lah pula yang Maha Bijaksana, al-Hakiim,
yang memberikan jalan keluar dari musibah tersebut. Dalam Alquran Allah berfirman:

ِ ‫آء َو ْاألَ ْر‬


‫ض َو َلكِن‬ ِ ‫الس َم‬ ٍ ‫َو َل ْو أَنَّ أَهْ ل َ ا ْلقُ َرى َءا َم ُنوا َوا َّت َق ْوا َل َف َت ْح َن ا َع َل ْي ِهم َب َر َك ا‬
َّ َ‫ت ِّمن‬
َ‫ُبون‬ ‫ا ُنوا َي ْك ِس‬ ‫ا َك‬ ‫ْذ َنا ُه ْم ِب َم‬ ‫َّذ ُبوا َفأ َ َخ‬ ‫ َك‬ 
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan  itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (QS. Al A’raaf: 96).
Jelas sekali, bahwa jika suatu negeri ingin diberikan keberkahan, hujannya menumbuhkan tanaman
dan menyuburkan tanah, kampungnya menjadi tempat tinggal yang nyaman, aman dan tentram,
jalan keluarnya adalah TAQWA; mengerjakan perintah Allah yang selama ini ditinggalkan dan
menjauhi larangan Allah yang selama ini dikerjakan.

Maka kewajiban kita ketika musibah datang adalah dengan meminta ampun kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya, tunduk kepada-Nya dan meminta keselamatan kepada-Nya, serta
memperbanyak dzikr dan istighfar, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ َ‫َو َما َكانَ هللاُ لِ ُي َع ِّذ َب ُه ْم َوأ‬


َ‫نت فِي ِه ْم َو َما َكانَ هللاُ ُم َع ِّذ َب ُه ْم َو ُه ْم َي ْس َت ْغفِ ُرون‬
“Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun (QS. Al Anfal: 33)

،ٍ‫ َول َِج ِم ْي ِع ال ُم ْسلِ ِم ْينَ مِنْ ُك ل ِّ َذ ْنب‬،‫الجلِ ْيل َ ل ِْي َو َل ُك ْم‬ َ ُ‫ َوأَ ْس َت ْغفِ ُره‬،‫أَقُ ْول ُ َق ْولِي ه ََذا‬
َ ‫العظِ ْي َم‬
َ ‫الغفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ْ ‫َف‬
َ ‫اس َت ْغفِ ُر ْوهُ؛ إِ َّن ُه ه َُو‬
Khutbah Kedua

ُ‫ش ُك ُره‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫ض لِ ِه ال ِم دْ َر ِار‬ ْ ‫ أَ ْح َم ُدهُ َت َعا َلى َع َلى َف‬،‫ار‬ِ ‫الر ِح ْي ِم ال َغ َّف‬
َ ،‫ار‬ َ ِ ‫لح ْم ُد هّلِل‬
ِ ‫الوا ِح ِد ال َق َّه‬ َ َ‫ا‬
‫ش َه ُد‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫الج َّبا ُر‬
َ ‫ش ِر ْي َك َل ُه ال َع ِز ْي ُز‬ َ ‫ش َه ُد أَنْ اَّل إِ َل َه إِاَّل هللا َو ْحدَ هُ اَل‬
ْ َ‫ َوأ‬،‫َع َلى ن َِع ِم ِه الغ َِز ِار‬
َ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو َع َلى آلِ ِه ال َط ِّي ِب ْين‬ َ ،‫ص َط َفى ال ُم ْخ َتار‬ ْ ‫س ْولُ ُه ال ُم‬ ُ ‫أَنَّ َن ِب َّي َنا ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ ‫ِب ال َل ْي ل‬ ُ ‫ان َم ا ُت َع اق‬ ٍ ‫س‬ ِ ‫ص َحا ُب ُه األَ ْخ َي‬
َ ‫ َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح‬،‫ار‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫ َوإِ ْخ َو ِن ِه األَ ْب َر ِار‬،‫األَ ْط َهار‬
‫َوال َّن َهار‬
Pentingnya Amr ma’ruf – Nahy munkar

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

‫ب‬ٍ ‫وء َوأَ َخ ْذ َنا ا َّلذِينَ َظ َل ُم وا ِب َع َذا‬


ِ ‫الس‬ َ َ‫سوا َما ُذ ِّك ُروا ِب ِه أ‬
ُّ ‫نج ْي َنا ا َّلذِينَ َي ْن َه ْونَ َع ِن‬ ُ ‫َف َل َّما َن‬
‫ َف َل َّما َع َت ْوا َعن َّما ُن ُهوا َع ْن ُه قُ ْل َن ا َل ُه ْم ُكو ُن وا قِ َر َد ًة‬ }165{  َ‫س قُون‬ ُ ‫س ِب َم ا َك ا ُنوا َي ْف‬ٍ ‫ِب ْئ‬
}166{  َ‫ئِين‬ ِ ‫ َخ‬ 
‫اس‬
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah
akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab,
“Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa—
Maka ketika mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang
melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. Al A’raaf: 164-165).
Jika Anda ingin diselamatkan Allah ketika adzab datang, lakukanlah Amr Ma’ruf – Nahy Mungkar,
perhatikanlah ayat tersebut: “Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan
Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras.”
Sikap kita

Ketika musibah datang menimpa, sikap dan pandangan yang selayaknya dimiliki seorang muslim
adalah:
 Musibah yang menimpanya adalah karena dosa-dosanya dan Allah memaafkan sebagian
besarnya.
 Kewajiban kita ketika terjadi bencana ini adalah segera beristighfar dan bertaubat kepada
Allah.
Sungguh sangat disayangkan sebagian orang menghadapi musibah ini dengan perbuatan-
perbuatan yang sebenarnya mendatangkan musibah baru, seperti syirik (baik syirik dalam
rububiyyah maupun dalam uluhiyyah) dan maksiat.video pengajian celupan

Contoh syirik dalam rububiyyah adalah seperti yang kita saksikan ada sebagian orang yang sudah
terkena musibah, masih saja mengira karena penguasa laut pantai ini atau itu sedang marah,
padahal penguasa pantai ini atau itu dan alam semesta secara keseluruhan adalah Allah, Maha
Suci Allah dari keyakinan yang rusak ini. Akhirnya mereka membuat sesaji dan kurban yang
merupakan syirik syirik dalam uluhiyyah.
 Dalam musibah terdapat peringatan bagi kita agar waspada terhadap perbuatan maksiat.
Oleh karena itu, seharusnya musibah itu membekas di hati seorang muslim, menjadikan kita ingat
kepada Allah, menghidupkan hati kita, dan menyadarkan kita terhadap kelalaian.
 Hendaknya diingat bahwa musibah bagi seorang muslim itu menghapuskan dosa-dosanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ب َواَل َه ٍّم َواَل ُح ْز ٍن َواَل أَ ًذى َواَل َغ ٍّم َح َّتى‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ب َواَل َو‬ َ ‫يب ا ْل ُم ْس لِ َم مِنْ َن‬
ٍ ‫ص‬ ُ ‫ص‬ِ ‫َم ا ُي‬
ُ ‫اه‬ ‫ا مِنْ َخ َطا َي‬ ‫ا ُك َها إِاَّل َك َّف َر هَّللا ُ ِب َه‬ ‫ش‬َ ‫ْو َك ِة ُي‬ َّ  
‫الش‬
“Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kesedihan dan kegelisahan bahkan duri yang
mengenainya, kecuali Allah akan menghapuskan dengan itu dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)
 Perlu diketahui, bahwa pada bencana tersebut terdapat bukti yang jelas akan keagungan
Allah dan lemahnya orang-orang yang menyombongkan diri.

َ َّ‫ش ُّد ِم َّنا قُ َّو ًة أَ َو َل ْم َي َر ْوا أَن‬


‫هللا‬ ِ ‫اس َت ْك َب ُروا فِي ْاألَ ْر‬
َ َ‫ض ِب َغ ْي ِر ا ْل َح ِّق َو َقالُوا َمنْ أ‬ ْ ‫َفأ َ َّما َعا ٌد َف‬
‫َّو ًة‬ ُ‫ُّد ِم ْن ُه ْم ق‬ َ َ‫َو أ‬
‫ش‬ ‫ا َّلذِي َخ َل َق ُه ْم ُه‬ 
Adapun kaum ‘Aad, mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata:
“Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa
Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? (QS. Fushshilat: 15)
 Bagaimana tidak terdapat bukti yang jelas akan kekuasaan Allah dan lemahnya orang yang
menyombongkan diri, hanya ditimpakan musibah ringan saja manusia sudah merasakan beratnya
menanggung musibah itu. Ini baru musibah biasa, maka bagaimanakah bila musibah hari kiamat?
 Telah berlalu ummat-ummat terdahulu, ketika kekufuran dan kemaksiatan merajalela, Allah
mengazab mereka,

َّ ‫اص ًبا َو ِم ْن ُهم َّمنْ أَ َخ َذ ْت ُه‬ َ ‫نب ِه َف ِم ْن ُهم َّمنْ أَ ْر‬ ً


‫الص ْي َح ُة َو ِم ْن ُهم‬ ِ ‫س ْل َنا َع َل ْي ِه َح‬ ِ ‫َف ُكالّ أَ َخ ْذ َنا ِب َذ‬
‫س ُه ْم‬َ ُ‫ض َو ِم ْن ُهم َّمنْ أَ ْغ َر ْق َن ا َو َما َك انَ هللاُ لِ َي ْظلِ َم ُه ْم َو َلكِن َك ا ُنوا أَنف‬َ ‫س ْف َنا ِب ِه ْاألَ ْر‬ َ ‫َّمنْ َخ‬
َ‫ون‬ ‫ َي ْظلِ ُم‬ 
Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya
‫‪hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa  suara  keras  yang  mengguntur (halilintar),  dan ‬‬
‫‪di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada  yang  Kami ‬‬
‫‪tenggelamkan,  dan  Allah  sekali-kali   tidak  hendak menganiaya  mereka,  akan  tetapi  merekalah yang‬‬
‫‪menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al ‘Ankabut: 40).‬‬
‫‪Maka siapakah yang mau mengambil pelajaran?” Dalam hal ini, semoga Allah menjadikan kita‬‬
‫‪orang-orang yang mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa orang lain dan bukan orang‬‬
‫‪yang menjadi pelajaran bagi orang lain.‬‬

‫س ِّل ُموا َت ْسلِي ًما‬ ‫صلُّونَ َع َلى ال َّن ِب ِّي َيآأَ ُّي َها ا َّلذِينَ َءا َم ُنوا َ‬
‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َ‬ ‫هللا َو َمالَ ِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫إِنَّ َ‬

‫آل‬‫ص َّل ْي َت َع َلى إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬و َع َلى ِ‬ ‫ص ل ِّ َع َلى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َع َلى ِ‬
‫آل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َم ا َ‬ ‫اللهم َ‬
‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫آل‬‫ار ْك َت َع َلى إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬و َع َلى ِ‬ ‫ار ْك َع َلى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َع َلى ِ‬
‫آل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َم ا َب َ‬ ‫اللهم َب ِ‬
‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ِـر َل َن ا َو َت ْر َح ْم َن ا‬ ‫اغـف ِْـر لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوا ْل ُم ْسلِ َماتِ‪َ ،‬ر َّب َنا َظ َل ْم َن ا أَ ْنفُ َ‬
‫س َنا َوإِنْ َل ْم َت ْغـف ْ‬ ‫اللهم ْ‬
‫َل َن ُكو َننَّ مِنَ ا ْل َخاسِ ِر ْينَ‬

‫ار‪ .‬اللهم إِ َّنا َن ْس أَلُ َك‬ ‫اب ال َّن ِ‬ ‫س َن ًة َوقِ َن ا َع َذ َ‬ ‫س َن ًة َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َ‬‫َر َّب َن ا آ ِت َن ا فِي ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫اف َوا ْل ِغ َنى‪ .‬اللهم إِ َّنا َن ُع ْو ُذ ِب َك مِنْ َز َو ِ‬
‫ال ن ِْع َم ِت َك َو َت َح ُّو ِل َعافِ َي ِت َك‬ ‫ا ْل ُهدَ ى َوال ُّت َقى َوا ْل َع َف َ‬
‫َع َوا َنا‬
‫س َخطِ َك‪َ .‬وآ ِخ ُر د ْ‬ ‫اء ِة ِن ْق َم ِت َك َو َج ِم ْي ِع َ‬
‫َوفُ َج َ‬

‫س َّل َم‬ ‫‪.‬أَ ِن ا ْل َح ْم ُد هلل َر ِّب ا ْل َعا َل ِم ْينَ ‪َ .‬و َ‬


‫صلى هللا َع َلى َن ِب ِّي َنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬
‫ص ْح ِب ِه َو َ‬

Anda mungkin juga menyukai