Anda di halaman 1dari 8

TEHNIK EKSISI

Dr. Donna Partogi, SpKK


NIP. 132 308 883

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADI
MEDAN
2008

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
TEHNIK EKSISI

PENDAHULUAN
Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan
(tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain
pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun ganas dan memeperbaiki
penampilan secara kosmetis. 1
Sebelum melakukan eksisi, anatomi daerah yang akan dieksisi harus dikuasai
lebih dahulu. Pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi
pada daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf
superficial dan tendon. Eksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga
pengetahuan anatomi didaerah ini sangat penting. 2
Irisan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat
jaringan parut kurang terlihat. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot
dibawahnya. Juga bila irisan searah dengan lipatan anatomis kulit seperti lipat nasolabial
akan kurang tampak. Tujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan
yang tidak sesuai dengan garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ disekitarnya
dapat dilakukan penutupan dengan macam-macam flap atau plasti. Penutupan yang lebih
mudah adalah dengan menggunakan tandur kulit.2

KEUNTUNGAN EKSISI3
1. Seluruh specimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus
melaksanakan eksisi total.
2. Pasien-pasien tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah ekisi
karena angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah
3. Hanya memerlukan satu terapi saja
4. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil kosmetik
yang baik.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
KERUGIAN EKSISI 3
1. Diperlukan anestesi lokal
2. Diperlukan tehnik aseptik dengan menggunakan instrumen-instrumen bedah, kain
penyeka dan lap-lap yang steril.
3. Diperlukan sedikit waktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya.

BATAS TEPI EKSISI 3


1. Lesi-lesi jinak 1-2 mm
2. Karsinoma sel basal noduler 2-3 mm, sclerosing 6-8 mm, multifokal 8-10 mm
3. Penyakit Bowen 3-4 mm
4. Karsinoma sel skuamosa yang tumbuh lambat 6-10 mm, yang tumbuh cepat 10-15
mm

FAKTOR-FAKTOR UNTUK MENGHASILKAN SKAR YANG BAIK

Penampilan akhir dari sebuah skar setelah tindakan eksisi tergantung dari berbagai
faktor. Yang terpenting adalah penggunaan tehnik atraumatik, penempatan skar sesuai
dengan garis tegangan kulit, usia pasien, lokasi pada badan, tipe kulit dan faktor
komplikasi seperti kelainan kulit dan infeksi

1.
Tehnik atraumatik 3,4
Merusak jaringan akan menyebabkan devitalisasi jaringan yang tak dapat
dihindarkan, menyebabkan penyembuhan yang jelek dan dengan demikian parut-
parut luka akan jelek.
Tepi-tepi luka hendaknya ditangani dengan lembut. Hendaknya jangan pernah
merusak tepi luka itu dengan memegangnya dengan forsep, baik yang bergigi
maupun yang tidak. Forseps yang bergigi tajam hendaknya digunakan untuk
mencubit dermis atau untuk menekan tepi kulit. Kaitan kulit dapat digunakan
sebagai gantinya.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
2.
Garis tegangan kulit3,4,5
Kontraksi otot, mobilitas sendi dan gravitasi merupakan kekuatan terpenting yang
mempengaruhi terbentuknya garis tegangan kulit. Garis Langer selama bertahun-
tahun dipakai sebagai titik yang menunjukkan arah insisi, garis ini berasal dari
penelitian pada mayat. Bila ekstremitas dan tubuh digerakkan di luar posisi
anatomis istirahat, maka garis tegangan kulit akan bergeser. Oleh karena itu garis
tegangan kulit telah digambarkan berhubungan dengan kerutan, garis kontur dan
garis ketergantungan. Garis kerutan pada kulit wajah melintasi sumbu panjang
otot dibawahnya saat berkontraksi.
Garis kontur terbentuk pada tempat pertautan bidang tubuh, seperti pada pipi dan
daerah preaurikuler telinga. Garis ketergantungan berjalan sesuai dengan posisi
gravitasi kulit yang longgar dan jaringan subkutis (misalnya lemak dibawah
dagu). Sesuai aturan insisi yang dibuat sejajar dengan Relaxed skin tension line
(RSTL) yang akan sembuh dengan parut secara kosmetik lebih baik dari pada
insisi yang dibuat tangensial atau memotong RSTL. Pada anak dan dewasa muda
garis ini tidak mudah ditentukan letaknya. Untuk membantu menilai RSTL dapat
dengan mencubit kulit dalam beberapa arah atau pasien disuruh melakukan
ekspresi wajah (senyum, menyeringai, mengerutkan bibir).Buku panduan0
Pada ekstremitas aspek-aspek fleksor sendi-sendi dikerjakan paling baik dengan
insisi melintang. Lesi-lesi pada permukaan ekstensor sendi dapat juga dieksisi
dengan pola horisontal atau miring kalau cukup kecil lesinya. Tes cubitan dengan
sendi difleksikan penuh akan menentukan lesi mana yang memerlukan eksisi
longitudinal. Insisi-insisi longitudinal paling baik untuk ekstremitas dibagian
lainnya.
Garis-garis Langer akan bertindak sebagai garis-garis penunjuk arah luka di
badan. Kalau tidak yakin akan arah mana yang paling baik, lakukan eksisi
melingkar dengan kulit diregangkan dan perhatikan bahwa lingkaran tersebut
akan cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
3.
Usia pasien
Skar pada anak-anak yang eritem dan hipertropik akan menetap untuk waktu yang
lama akan menyebabkan penampilan akhir yang tidak memuaskan. Untuk proses
maturasi skar dari skar yang merah dan meninggi menjadi tipis dan berwarna
putih membutuhkan waktu 2 tahun atau lebih. 4

4. Lokasi
Skar yang berasal dari eksisi atau insisi pada telapak tangan, telapak kaki, dan
mukus membran biasanya baik dan tidak terlalu terlihat. Hal ini terlihat kontras
dengan skar pada area sternal, pundak atau punggung. Sebelum melakukan eksisi
pada daerah tersebut pasien perlu dijelaskan kemungkinan timbulnya skar
hipertropik. 4,6

5. Tipe kulit
Ada pasien yang mempunyai kulit yang tebal, berminyak dengan kelenjar
sebaseus yang hipertropik dan over aktif. Skar pada jenis kulit ini dapat
menyembuh dengan skar yang depress.

6. Kelainan kulit
Pasien dengan kelainan pada jaringan fibrous dan elastin akan menyebabkan skar
yang luas. Pasien dengan kelainan ini dapat dilihat dengan cara melakukan
hiperextensi jari tangan atau mencubit kulit punggung tangan untuk melihat
peningkatan elastisitas. Penyakit Ehlers-Danloss syndome adalah bentuk kelainan
fibroelastik yang berat dimana penyembuhan luka berlangsung sangat lambat
dengan skar yang luas. 4

TEHNIK EKSISI
Tehnik eksisi ada beberapa macam yaitu eksisi elips simpel , eksisi wedge, eksisi
sirkular dan eksisi multipel.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
1. Eksisi Elips (fusiform)
Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan lipatan
kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal 3:1 dengan sudut 30 derajat. Irisan
tegak lurus atau lebih meluas kedalam sampai dengan subkutis. Bila perlu dapat
dilakukan undermining yang kalau dimuka tepat dibawah dermis dan kalau di
skalp didaerah subgaleal. Perdarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan beberapa
saat dan bila perlu dilakukan hemostasis dengan elektrokoagulasi, tetapi jangan
berlebihan terutama pada perdarahan dermis. Perdarahan dari pembuluh darah
kecil dapat dielektrokoagulasi tetapi yang besar harus diikat.
Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk elips akan menghasilkan parut yang lebih
panjang dari pada lesi aslinya. Tujuan utama mengeksisi lesi berbentuk elips
adalah mengurangi terbentknya sisa kulit/ telinga anjing (dog ear). Dog ears dapat
diperbaiki dengan memanjangkan elips atau membuang jaringan berlebih dan
menutupnya dengan bentuk L atau Y.

Click to see larger picture

2. Eksisi wedge
Lesi-lesi yang terletak pada area bebas seperti bibir, sudut mata, cuping hidung
dan telinga dapat dieksisi dengan eksisi wedge. Karsinoma sel skuamosa pada
bibir disarankan untuk dilakukan eksisi V sehingga dapat mengangkat jaringan
4
yang sama kelenjar limfenya.
Jika dilakukan eksisi wedge pada cuping hindung yang terlalu luas untuk ditutup
secara primer, maka dapat dilakukan graft dengan ukuran yang sama dari telinga.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
Sepertiga dari bibir bawah dan seperempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat
dilakukan eksisi wedge dan dilakukan penutupan primer. 6

3. Eksisi sirkular
Pada kulit wajah yang terletak diatas jaringan kartilago seperti bstsng hidung stsu
permukaan anterior telinga, lesi-lesi dapat dieksisi dengan bentuk sirkular dan
defek ditutup dengan skin graft full thickness. Tehnik ini juga dapat digunakan
pada bagian tubuh lain dengan lesi yang sangat luas. 4
Jika terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips maka dapat dilakukan
eksisi sirkular dengan kulit diregangkan dan perhatikan lingkaran tersebut akan
cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.

4. Eksisi multipel 4,5,6


Eksisi serial atau ekspansi jaringan kadang diperlukan untuk lesi-lesi yang luas
seperti congenital naevi. Tehnik ini memungkin luka ditutup dengan skar yang
lebih pendek dibanding dengan eksisi elips satu langkah.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarwoto AD. Kombinasi bedah eksisi, skin flaps dan injeksi


triamsinolon asetonid intra lesi pada keloid di cuping telinga. Dalam:
Perkembangan onkologi dan bedah kulit di Indonesia. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. 2000:317-20.
2. Cipto H, Wasitaatmadja SM. Bedah kulit. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI. Jakarta. 2005:
351-54.
3. Burge S, Reymen R. Bedah kulit praktis. Jakarta. Widya Medika . 1993:
18-66.
4. Grabb WC. Basic technique of plastic surgery. Dalam: Grabb WC, Smith
JW, editor. Plastic Surgery. 3rd edition.Little Brown company. Boston.
1979:3-11.
5. Dahlan. Dasar-dasar bedah kulit. Dalam: Yogyartono P, Jayanata K,
Prawito, Ernawati D, editor. Buku panduan bedah kulit. FK universitas
Diponegoro RSUP Kariadi. Semarang. 2000: 1-26
6. Place MJ, Herber SC, Hardesty RA. Basic technique and principles in
plastic surgery. Dalam: Aston SJ, Beasley RW, Thorne CM, editor. Grabb
and Smith’s .Plastic Surgery. 4th edition. Lippincot-Raven. Philadelphia.
1991: 13-17.

Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008


USU e-Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai